kesejahteraan tentara di Sumatera dan Sulawesi • Adanya ketidakadilan pemerintah pusat dalam alokasi dana pembangunan, sehingga persoalan meluas pada otonomi daerah
• Kekecewaan tersebut kemudian diwujudkan dengan
membentuk dewan-dewan militer daerah, yaitu: • Dewan Banteng di Sumatra Tengah dipimpin oleh Kolonel Achmad Husein, dibentuk pada 20 Desember 1956 • Gerakan ini menuntut otonomi daerah kepada Pemerintah Pusat, serta pergantian kabinet Djuanda • Masa Dinas 1942-1961 • Menggantikan Posisi Gubernur Sumatera Tengah yaitu Ruslan Mulyoharjo • Dewan Gajah di Sumatera Utara Medan dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolon • Masa Dinas 1942 – 1961 • Menggantikan Posisi Gubernur Sumatera Utara : Sutan Kumala Pontas • Dewan Garuda di Sumatra Selatan (Palembang) dipimpin oleh Letkol Barlian • Masa Dinas : 1943- 1958 • Menggantikan Posisi Gubernur Muh. Husin • Dewan-dewan tersebut bahkan mengambil alih kekuasaan pemerintah daerah di wilayahnya masing- masing. • Ahmad Husein lalu mengultimatum pemerintah pusat, bahwa dalam waktu 5 x 24 jam P.M. Djuanda menyerahkan mandatnya kepada Presiden dan presiden diminta untuk kembali kepada kedudukan semula sebagai presiden yang konstitusional. • Menanggapi berbagai gerakan ini, KSAD segera mengeluarkan larangan bagi para perwira untuk berpolitik dan memberikan ultimatum akan memecat siapa saja yang terlibat gerakan politik. • Karena merasa tidak diindahkan oleh pemerintah pusat, Gerakan ini semakin mempertegas sikapnya dengan mengumumkan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pada tanggal 15 Februari 1958 dibawah pimpinan Perdana Menteri Syafrudin Prawiranegara. • Gerakan ini bertujuan bukan untuk memisahkan diri dari RI tetapi gerakan yang bersifat menggantikan pemerintahan yang sah. • Operasi Tegas (mengamankan Riau) dipimpin oleh Letkol Kaharudin Nasution . Operasi 17 Agustus (mengamankan Sumatera Tengah) dipimpin oleh Kol. A Yani • Operasi Saptamarga (mengamankan Sumatera Utara) dipimpin Brigjen Jatikusumo • Operasi Sadar (mengamankan Sumatera Selatan) dipimpin oleh Letkol Ibnu Sutowo. Pada tanggal 29 Mei 1961, Ahmad Husein berserta pasukannya menyerahkan diri dan pemberontakan PRRI pun berakhir.