SUMBER-SUMBER

HUKUM DI
INDONESIA
DWI AFRIMETTY.T. SH, MH.
 SUMBER HUKUM

Segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan

yang mempunyai kekuatan yang memaksa ; apabila
dilanggar akan mengakibatkan timbulnya sanksi
yang tegas dan nyata.
SUMBER HUKUM :

SUMBER SUMBER
HUKUM HUKUM TEMPAT ATAU SUMBER DARI
MANA SUATU PERATURAN
MATERIL SUMBER HUKUM YANG
MENENTUKAN ISI KAIDAH
FORMIL MEMPEROLEH KEKUATAN
HUKUM.
HUKUM, TEMPAT MATERI
HUKUM ITU DIAMBIL, INI BERKAITAN DENGAN
FAKTOR YANG MEMBANTU BENTUK ATAU CARA YANG
PEMBENTUKAN HUKUM MENYEBABKAN
PERATURAN HUKUM ITU
BERLAKU

Terdiri atas : UU (STATUTE), KEBIASAAN

(CUSTOM), KEPUTUSAN-
Perasaan hukum KEPUTUSAN HAKIM
seseorang/pendapat umum, (JURISPRUDENTIE), TRAKTAT
agama, kebiasaan, politik hukum (TREATY) DAN PENDAPAT
dari pemerintah SARJANA HUKUM (DOKTRIN)
UNDANG-UNDANG (STATUTE)

 SUATU PERATURAN NEGARA YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM

YANG MENGIKAT, DIADAKAN DAN DIPELIHARA OLEH PENGUASA
NEGARA.

 ARTI UU MENURUT BUYS :

1. UU DALAM ARTI FORMIL : SETIAP KEPUTUSAN PEMERINTAH YANG
MERUPAKAN UU
KARENA PEMBUATANNYA.
2. UU DALAM ARTI FORMIL : SETIAP KEPUTUSAN PEMERINTAH YANG
MENURUT ISINYA
MENGIKAT LANGSUNG
SETIAPMPENDUDUK
SYARAT-SYARAT BERLAKUNYA UU

DIUNDANGKAN DALAM LEMBARAN NEGARA (LN) OLEH MENSESNEG

TANGGAL BERLAKUNYA SUATU UU MENURUT TANGGAL YANG

DITENTUKAN DALAM UU ITU SENDIRI

BERLAKU FICTIE HUKUM;

SETIAP ORANG DIANGGAP TELAH MENGETAHUI ADANYA SESUATU UU
BERAKHIRNYA SUATU UU

TELAH
UU ITU DENGAN
KEADAAN ATAU DIADAKAN UU
TEGAS DICABUT
JANGKA WAKTU HAL DIMANA UU BARU YANG
OLEH INSTANSI
BERLAKU UU ITU ISINYA
YANG MEMBUAT
ITU SUDAH DIUNDANGKAN BERTENTANGAN
ATAU INSTANSI
LAMPAU SUDAH TIDAK DENGAN UU
YANG LEBIH
ADA LAGI YANG DAHULU
TINGGI
BERLAKU
ISTILAH-ISTILAH DALAM UU
LEMBARAN NEGARA (STAATSBLAD/ Stb./S.)
Suatu lembaran (kertas) tempat
mengundangkan (mengumumkan)
semua peraturan negara dan
pemerintah agar sah berlaku.
DIBUAT OLEH SEKRETARIS
NEGARA
BERITA NEGARA
TAMBAHAN LEMBARAN
Suatu penerbitan resmi SekNeg NEGARA
yang memuat hal-hal yang
berhubungan dengan peraturan Memuat penjelasan dari suatu UU,
negara dan pemerintah, serta dan mempunyai nomor berurut
memuat surat-surat yang dianggap
perlu.
KEBIASAAN (CUSTOM)

PERBUATAN MANUSIA YANG

TERUS DILAKUKAN BERULANG-
ULANG DALAM HAL YANG
SAMA.
KEPUTUSAN HAKIM
(YURISPRUDENSI)
 PERATURAN POKOK YANG PERTAMA PADA ZAMAN HINDIA BELANDA
ADALAH : ALGEMENE BEPALINGEN VANWETGEVING VOOR INDONESIA (AB); /
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM TENTANG PERATURAN PERUNDANGAN
UNTUK INDONESIA.
 DIKELUARKAN TANGGAL 30 APRIL 1847 YG TERMUAT DLM STB. 1847 NO. 23
DAN MASIH BERLAKU SAMPAI SEKARANG.
 PASAL 22 AB : HAKIM YANG MENOLAK UNTUK MENYELESAIKAN SUATU
PERKARA DENGAN ALASAN BAHWA PERATURAN PER-UU-AN YBS TIDAK
MENYEBUTKAN, TDK JELAS, ATAU TIDAK LENGKAP, MAKA IA DAPAT
DITUNTUT UNTUK DIHUKUM KARENA MENOLAK MENGADILI.
 PASAL 22 AB : SEORANG HAKIM MEMPUNYAI HAK UNTUK MEMBUAT
PERATURAN SENDIRI UNTUK MENYELESAIKAN SUATU PERKARA,
 DIJADIKAN DASAR KEPUTUSAN HAKIM LAINNYA UNTUK MENGADILI
PERKARA
TRAKTAT (TREATY)

TRAKTAT
MULTILAT
ERAL

PERJANJIAN
TRAKTAT
ANTAR
KOLEKTI
NEGARA/PERJ
TRAKTAT F/TRAKT
ANJIAN
BILATERAL AT
INTERNASIO
TERBUK
NAL/TRAKTA
A
T

PACTA
SUNT
SERVANDA
PENDAPAT SARJANA HUKUM
(DOKTRIN)
 PENDAPAT PARA SARJANA HUKUM YANG TERNAMA JUGA
MEMPUNYAI KEKUASAAN DAN BERPENGARUH DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH HAKIM

 DALAM YURISPRUDENSI

 DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL; PENGARUHNYA BESAR