You are on page 1of 23

• PGK (K/DOQI) adalah kerusakan ginjal atau

menurunnya LFG menjadi < 60 mL / min / 1,83 m2


selama 3 bulan atau lebih

• Pada PGK stadium akhir mortalitas operasi 1-4%


risiko kematian  pada pasien berumur > 60 tahun
dan pada pasien DM.

• Pada operasi emergency risiko kerusakan 5 kali


lebih besar
• Penyulit yang sering ditemukan :

• Hiperkalemia

• Infeksi

• Hemodinamik tidak stabil

• Perdarahan

• Aritmia
Persiapan Pra Operasi
• Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
• Derajat penyakit (PGK)
• Status dialisis
• Jenis operasi

Untuk menentukan :
• Besarnya risiko operasi
• Hasil operasi
• Prognosis pasien
Pada PGK stadium 3 dan 4 Operasi
• Abdomen akut, bedah aorta, bedah thoraks, bedah
syaraf / otak, penyakit hepatobiller, sepsis  risiko besar
• Di luar operasi di atas  risiko sedang

Anamnesis dan pemeriksaan fisik


• Azotemia dan uremia
• FS kardiovaskuler
• Pasien dengan SC  2  risiko morbiditas
• Respirasi
• Status hidrasi
• Riwayat perdarahan
Pemeriksaan penunjang

• CBC  anemia ?; transfusi bila :


• HCt < 2%, risiko kehilangan darah besar atau pasien
PJK dengan HCT < 25%

• Hb < 6-7 g/dl

• Target transfusi : HCT 28-30%

• Jenis darah : Washed Packed Red Cell

• Opedisi electif : eritropoetin 4000 U 2 x / m


• AGD
• Untuk mendeteksi gangguan keseimbangan asam
basa dan hipoksemia
• Hiperkalemia = dikoreksi dengan dextrose IV,
bikarbonat IV, polystyrene binding resm, atau
dengan dialisis
• Hipokalemia, K < 3,5 mmol/L dapat mengakibatkan
aritmia. Berikan KCL : K x BB x 0,3 mg/L; target 3,5
mmol/L
• Hemostasis
• Tunda antiplatelet sampai 72 jam sebelum operasi
• Thorak foto
• EKG
• Pada pasien PGK dengan dialisis:
• Dialisis 12-24 jam sebelum operasi efektif
• Dialisis tidak menggunakan heparin atau heparin minimal
(25-50% kebutuhan biasa)
• Janis anestesi :
• Lokal, regional atau umum
• Antestesi spiral dan epidual memberikan efek minimal
terhadap fungsi ginjal
• Pilih agent yang tak nefrotoksik (siklopropan dan …..)
• Obat sedatif dan hipnotik yg aman untuk PGK : diazepam /
Flurozepam
Evaluasi Pra operasi untuk Pasien PGK

Anamnesis

1. Sesak

2. Mual dan muntah

3. Alergi obat

4. Asupan makanan dan minuman dalam 1 bulan


terakhir terutama beberapa hari sebelum anamnesis

5. Riwayat hipertensi, batu ginjal, lupus, DM, PJK


Pemeriksaan fisis

1. Tekanan darah, target < 140/90 mmHg, diusahakan < 130-80 mmHg,
kalau belum tercapai diberikan obat antihipertensi

2. Pernapasan : biasa atau cepat (oleh karena asidosis / edema paru)

3. Konjungtiva: pucat atau tidak

4. Pemeriksaan paru: bunyi napas pokok, suara napas tambahan


seperti ronkhi
5. Apakah ada tanda-tanda dehidrasi :
• Lidah : kering atau tidak
• Turgor : turun atau tidak. Diperiksa di lengan bawah atau di
atas klavikula pad ausia muda dengan cara mencubit lipatan
kulit.
• Hipotensi postural : tekanan darah pada perubahan posisi
dari berbaring ke berdiri, yaitu penurunan sistolik lebih dari 20
mmHg saat berdiri.
6. Overhidrasi :
• Hipertensi
• Edema
• JVP meningkat
• Keseimbangan cairan masuk dan keluar dengan mengukur
produksi urin, IWL, jumlah yang diminum dan infus cairan
masuk dalam satu hari.
Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium

a. Periksa ureum dan kreatinin terakhir 1 hari sebelum


operasi

Jika ureum > 100 mg atau kreatinin > 5, harus


dilakukan hemodialisis untuk operasi dengan
anstesi spinal atau anestesi umum. Jika ureum
meningkat singkirkan dehidrasi, perdarahan
saluran cerna, sepsis dan katabolisme

b. LFG, hitung dengan rumus Cockroft & Gault

c. Elektrolit dan Analisa Gas Darah (AGD)

Pada operasi emergency / urgency untuk semua


stadium PGK diperiksa AGD dan elektrolit.
d. Ion kalsium dan albumin

e. Pemeriksaan darah rutin


Pada operasi gawat/darurat sedang dan besar, Hb
dipertahankan sekitar 9 g/dl, sedangkan pada operasi
kecil baik emergency, urgency maupun elektif sedang
dan besar Hb berkisar 8 g/dL. Pada operasi besar
perlu dipasang CVP untuk memantau cairan lebih
tepat.

2. Elektrokardiografi
Oeprasi pada pasien PGK dilakukan bila :

1. Elektrolit normal

2. SC ≤ 7 mg/dl, BUN ≤ 100 mg/dl

3. Hb  8 gr/dl
Tatalaksana intra operasi :

• Pengawasan : keseimbangan cairan dan


elektrolit (TD, produksi urine, CVP)

• Pantau elektrolit : K setiap 6 jam


Pasca Operasi :
• Pantau :
• TD : sering tidak stabil krn nyeri akibat operasi
• PP BUN, SC, elektrolit 4-6 jam post op
• Pada pasien yg masih puasa setelah operasi dapat diberikan
cairan isotonik 1-1,5 L / 24 jam.
Bila mulai ada tanda-tanda overload pemberian cairan
dikurangi menjadi 500 cc/24 jam
Bila tanda overload semkain nyata  lakukan dialisis
• Produksi urine :
• < 40 cc/ jam : evaluasi apakah oleh karena pre renal, renal,
post renal??
• Oligouria pasca operasi harus dicurigai akibat pre renal
seperti hipovolemia sampai ……………
Bila oligouria persisten :

1. Pertrahankan hemodinamik yang normal

2. Memberikan diuretik yang dosis tinggi (Furosemid 80-120 mg,


Bumetanid 2,5-5 gr)

3. Pemberian albumin dibutuhkan untuk mengantarkan


furosemid ke tubulus

4. Infus diuretik kontinu untuk mempertahankan konsentrasi


diuretik di atas …….. Dosis.

Contoh : Furosemid 40 mg IV bolus kemudian 2-10 mg/jam


dalam infus dengan pemantuan untuk
menghindari hipovolemia dan gangguan
…………………

5. Hindari pemberian K berlebihan dalam infus dan …… serta


hindarkan obat nefrotoksik
Tatalaksana Operasi pada pasien dengan hipertensi

• Hipertensi :

• TD Sistolik  140 mmHg

• TD diastolik  90 mmHg

• Pengendalian TD sebelum operasi penting karena


saat operasi, pasien dilakukan induksi dapat terjadi
aktivasi sistem saraf simpati

You might also like