You are on page 1of 32

Pemeriksaan

mikrobiologi
KELOMPOK 4
WARDHANI P1337424423107
TINUR SEPTI SAKINA P1337424423116
ELFA ROSA AKMALANAS P1337424423095
Definisi
Pemeriksaan mikrobiologi adalah
pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit
akibat infeksi bakteri, virus, jamur, dan
parasit lainnya
Peranan pemeriksaan
mikrobiologi

• menunjang diagnosi klinik.


• bagian dari rangkaian pemeriksaan dan untuk
mengetahui penyebab penyakit.
• menilai perkembangbiakan penyakit,
• menjamin kebenaran penyebab penyakit yang diduga
berdasarkan gejala klinisnya yang khas
PERKEMBANGAN
abad ke-19, penemuan Pasteur, Koch, dan Lister mengubah pendapat pentingnya
pengetahuan tentang mikroorganisme,

Koch dan rekannya mengembangkan metodologi di laboratorium


antara lain prosedur untuk mewarnai bakteri agar mudah diperiksa
dan diamati, serta teknik menumbuhkan mikroorganisme di
laboratorium
awalnya digunakan gelatin namun hasilnya kurang memadai karena
pada suhu tubuh menjadi cair

Kemudian, digunakan media lain seperti irisan kentang atau wortel


hasilnya pun kurang baik, karena kekurangan nutrien untuk
mikroorganisme

akhirnya menggunakan ekstrak ganggang laut tertentu. Ekstrak


ganggang tersebut dinamakan agar - agar dapat dilarutkan dalam
larutan nutrien dan bilamana menjadi gel akan tetap padat dalam
kisaran temperatur yang luas
Macam - macam
UJI Mikrobiologi
• pewarnaan gram
• kultur
• uji biokimia
• N. Gonorrhea
• test iodometri
• pewarnaan Giemsa
• test RPR (Rapid Plasma Reagin)
• TPHA (Treponema Pallidum Hemagglutination Assay)
Pewarna Gram
salah satu teknik pewarnaan paling penting dalam mikrobiologi.
Namanya diambil dari ahli bakteriologi Denmark Hans Christian Gram,
yang pertama kali memperkenalkannya pada tahun 1882, terutama
untuk mengidentifikasi organisme penyebab pneumonia

melibatkan penggunaan kristal violet atau biru metilen


sebagai warna primer.
pewarnaan gram
organisme yang mempertahankan warna primer dan tampak ungu
kecokelatan di bawah mikroskop adalah organisme Gram positif.

Organisme yang tidak menyerap pewarna primer tampak berwarna


merah di bawah mikroskop dan merupakan organisme Gram-
negatif.

Perbedaan warna bakteri menjadi ungu dan merah disebabkan oleh


perbedaan struktur kimiawi bakteri tersebut.
bakteri gram Positif Staphylococcus,
Streptococcus, Bacillus, Clostridium,
Corynebacterium.

bakteri gram negatif


Neisseria, Salmonella, Shigella, E.coli,
Proteus, Pseudomonas.
Kultur Mikroorganisme

Kultur adalah sebuah teknik in vitro untuk


menumbuhkan mikroorganisme atau sel dalam media
nutrient yang cocok yang disebut media kultur pada
laboratorium

Media kultur mikroorganisme adalah suatu bahan yang


terdiri atas campuran nutrisi yang digunakan oleh suatu
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang biak.
Media kultur digunakan sebagai gold standar
penegakan diagnosa penyakit infeksi, juga dapat
dipergunakan untuk isolasi, pengujian sifat
fisiologis, dan perhitungan jumlah
mikroorganisme
Persyaratan media kultur

• Mengandung sumber energi.


• Mengandung sumber karbon (C)
• Mengandung sumber nitrogen (N)
• Mengandung Garam.
• Memiliki pH yang sesuai.
• Derajat keasaman/ pH umumnya netral, tetapi ada juga yang
alkali.
• memiliki oksidasi yang cukup.
• memiliki temperatur sesuai.
• Memiliki tekanan osmose sesuai (harus isotonik)
• Mengandung faktor pertumbuhan
Uji
Biokimia
suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan
murni bakteri hasil isolasi melalui sifat – sifatnya.

Suatu bakteri tidak dapat dideterminasi hanya berdasarkan sifat-


sifat morfologinya saja, sehingga perlu diteliti sifat-sifat biokimia
dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya
KIA (Kliger Iron Agar), dalam media ini (bentuknya miring)
disamping mempelajari reaksi bakteri terhadap komponen
penyusun media juga diperhatikan adanya produksi asam
(ditandai perubahan warna dari merah menjadi kuning)

SSS (Semi Solid Sucrose) Agar. Dalam media ini


dapat dipelajari: motilitas (pergerakan bakteri),
reaksi bakteri terhadap sukrosa

LIA (Lysine Iron Agar). Dalam media ini dapat


dilihat kelakuan bakteri terhadap lysine dan
kemampuan membentuk H2S

MIO (Motility Indol Ornithine Medium). Dalam


media ini dipelajari pergerakan bakteri, kemampuan
bakteri menghasilkan Indol, reaksi pemecahan
Ornithine
Neisseria gonorrhoeae
Neisseria gonorrhoeae adalah patogen obligat pada manusia dan
merupakan agen etiologi gonore

pengujian amplifikasi asam nukleat (NAAT) adalah yang paling akurat


dan karenanya merupakan tes diagnostik pilihan untuk infeksi genital
dan ekstragenital
Metodologi NAAT terdiri dari penguatan
rangkaian DNA atau RNA gonorrhoeae
menggunakan berbagai teknik, seperti reaksi
berantai polimerase (PCR), amplifikasi yang
dimediasi transkripsi (TMA), atau amplifikasi
perpindahan untai (SDA)
Test Iodometri

Analisa titrimetric yang secara tidak langsung untuk zat


yang bersifat oksidatorseperti besi dan tembaga
Dimana zat ini mengoksidasi iodida yang ditambahkan.
Iodin yang terbentukakan ditentukan
menggunakan larutan baku tiosulfat
Untuk kanji mikrobiologi gonore dengan
metode iodometri, koloni kuman dalam larutan
1ml penisisilin 6000mg/ml, didiamkan 16-30
menit, tambahkan 2 tetes larutan kanji 1% dan 1
tetes larutan lugol. Hasil pemeriksaan gonorhea
positif apabila lugol hilang dalam 10menit, dan
hasil negative jika lugol tidak berubah
Pewarnaan Giemsa

sebuah teknik pewarnaan mikroskopi yang


pertama kali dikembangkan oleh gustav giemsa.

Aplikasi utama pewarnaan Giemsa adalah


sebagai teknik standar untuk mewarnai parasit
plasmadium penyebab malaria
Teknik pewarnaan Giemsa juga merupakan teknik dasar untuk
mengklasifikasikan sel limfoma dalam klasifikasi kiel

pewarnaan Giemsa juga dapat digunakan untuk membedakan


bakteri dengan fungi

Teknik pewarnaan Giemsa juga umum digunakan untuk


mendeteksi nematoda penyebab filariasis (kaki gajah).
Tinta Giemsa tersusun atas campuran pewarna eosin, methylen blue,
dan methylen azure. Campuran methylene azure dan methylene blue
akan membentuk Eosinat yang membuat hasil pewarnaan menjadi
lebih stabil.

Pewarnaan Giemsa digunakan untuk membedakan inti


sel dan morfologi sitoplasma dari sel darah merah, sel
darah putih, trombosit dan parasit didalamnya.
Tes RPR (Rapid Plasma
Reagin)
tes skrining yang terutama digunakan untuk mendeteksi
sifilis, infeksi menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri. treponema palidum.

tes RPR adalah tes non-treponemal yang


mengidentifikasi antibodi non-spesifik dalam darah
pasien yang mungkin mengindikasikan infeksi sifilis.
Tes RPR, juga dikenal sebagai titer RPR, dikategorikan
sebagai tes diagnostik cepat yang mendeteksi antibodi
non-spesifik yang terkait dengan sifilis
Prinsip tes Rapid Plasma Reagin (RPR) didasarkan
pada deteksi antibodi yang diproduksi sebagai
respons terhadap antigen yang dilepaskan oleh sel
inang yang rusak selama infeksi sifilis

Antigen yang digunakan untuk deteksi terdiri dari


berbagai komponen, antara lain kardiolipin 0.03%, lesitin
0.21%, dan kolesterol 0.9%. Selain itu, antigen
mengandung kolin klorida, EDTA, dan partikel arang.
Hasil tes Positif maka Adanya gumpalan
antigen-antibodi yang khas (hitam) di
tengah atau pinggiran lingkaran

Hasil Tes negatif ditunjukkan dengan tidak


adanya gumpalan antigen-antibodi. Lingkaran uji
mungkin menunjukkan sedikit kekasaran, tetapi
tidak ada agregat atau gumpalan yang terlihat
TPHA (Treponema Pallidum
Hemagglutination Assay)

teknik yang umum digunakan untuk mengetahui


reaksi spesifik untuk memastikan keberadaan
spirochetes sifilis pada spesimen pasien melalui tes
darah.
Pemeriksaan memakai sel darah merah
unggas/domba yang dilapisi komponen T. pallidum.

Prinsip TPHA adalah adanya antibodi T. pallidum


akan bereaksi dengan antigen treponema yang
menempel pada eritrosit unggas/domba, sehingga
terbentuk aglutinasi dari eritrosit tersebut
Dalam pengujiannya, partikel gelatin disensitisasi dengan antigen T.
pallidum.

Serum pasien dicampur dengan reagen yang mengandung partikel gelatin


yang disensitisasi.

Partikel-partikel tersebut berkumpul membentuk gumpalan ketika serum


pasien positif mengidap sifilis.

Dengan kata lain, serum pasien mengandung antibodi terhadap T.


pallidum .

Uji negatif menunjukkan tidak adanya penggumpalan partikel gelatin.


THANK
YOU

You might also like