You are on page 1of 22

Contoso Ltd.

MAKALAH KEPERAWATAN
MATERNITAS
LAPORAN PENDAHULUAN DAN
ASUHAN KEPERAWATAN CA
ENDOMETRIUM

Oleh Kelompok 3
KELOMPOK 3

NI NYOMAN AYU ANDARYANI (223221309)


NI PUTU OVITIA PRAPTI PREMESTI (223221327)
NI KOMANG NOVI KRISTINA SUKANATA (223221333)
NI LUH PUTU SUDIASIH (223221337)
NI LUH PUTU PRIMA RAHAYU (223221339)

Contoso Ltd.
Kanker endometrium adalah keganasan yang berasal dari
sel-sel epitel yang meliputi rongga rahim (endometrium).
Kanker ini terjadi pada endometrium, lapisan paling
dalam dari dinding uterus, dimana sel-sel endometrium
tumbuh secara tidak terkontrol, menginvasi dan merusak
jaringan di sekitarnya. Kanker endometrium dalam
perjalanan etiologinya di dahului oleh proses prakanker
yaitu hiperplasia endometrium. Hiperlasia endometrium
yang atipik merupakan lesi prakanker dari kanker
endometrium, sedangkan hiperlasia yang nonapitik saat DEFINISI
ini dianggap bukan merupakan lesi prakanker
endometrium (American Cancer Society, 2012).

Contoso Ltd.
ETIOLOGI
Penyebab kanker endometrium masih belum
diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa
faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker
endometrium. Umumnya, faktor-faktor tersebut
menyebabkan kadar hormon estrogen di dalam
tubuh meningkat atau paparan terhadap
hormon estrogen menjadi lebih lama,
sementara kadar hormon progesteron di dalam
tubuh menurun sehingga sel-sel pada lapisan
dalam rahim (endometrium) terus
memperbanyak diri. Hal ini mengakibatkan
terbentuknya kelenjar baru pada endometrium.
Apabila jaringan endometrium tumbuh tak
terkendali, jaringan ini akan menebal dan dapat
membentuk sebuah massa yang akhirnya
menjadi kanker. Sel-sel kanker dapat menyebar
(metastasis) ke bagian tubuh yang lain.
Awalnya, kanker akan menyebar ke lapisan otot
polos rahim (miometrium), kemudian menyebar
hingga ke kelenjar getah bening.

Contoso Ltd.
PATOFISIOLOGIS
Fibroblas Growth Factor Reseptor 2 (FGFR2) adalah reseptor tirosin kinase
yang berperan dalam proses biologikal. Mutasi pada FGFR telah dilaporkan pada 10-12%
dari kanker endometrium identik dengan penemuan yang didapatkan dari kelainan
kraniofasial kongenital. Inhibisi pada FGFR2 diharapkan akan menjadi terapi masa depan
bagi penderita kanker endometrium. Beberapa peneliti menduga terdapat dua peran FGFR2
dalam mempengaruhi endometrium, yaitu dengan menghambat proliferasi sel endometrium
pada siklus menstruasi dan sebagai onkogen pada karsinoma endometrial. Selain itu, kadar
hormon seks estrogen yang tinggi juga dapat menyebabkan peningkatan masa dan jumlah
sel lapisan uterus jika tidak terdapat cukup progesteron, salah satu hormon seks yang
penting pada wanita (Chiang W.2012).

Apabila tidak terdapat cukup progesteron, sel pada lapisan uterus (epitelium)
akan bertumbuh dan bermultiplikasi semakin banyak. Hal ini disebut hiperplasia simpleks.
Apabila situasi ini terus berlanjut, akan terbentuk kelenjar baru pada lapisan uterus. Hal ini
disebut hiperplasia kompleks. Akhirnya, sel menjadi atipikal dan menunjukkan perilaku
yang menyimpang. Kadar estrogen yang tinggi tanpa diimbangi progesteron dapat
ditemukan pada beberapa kondisi seperti : anovulasi dalam jangka waktu yang lama,
mengkonsumsi estrogen dalam waktu lama, tumor penghasil estrogen, malfungsi tiroid,
penyakit hepar (Koplajar M.2012).
Contoso Ltd.
JENIS DAN STADIUM

Jenis kanker endometrium yang sering ditemukan


yaitu adenokarsinoma. Adenokarsinoma
endometrium dibagi menjadi 2 tipe berdasarkan
gambaran morfologi, patogenesis dan prognosisnya

A. B.
Adenokarsino Adenokarsin
ma oma
Endometrium Endometriu
Tipe 1 m Tipe 2

Contoso Ltd.
Menurut International Federation of Gynecology and
Obstetrics (FIGO), terdapat empat stadium kanker
endometrium, yaitu:

STADIUM 1 STADIUM 2
Tumor terbatas pada Tumor menginvasi stroma
endometrium serviks tetapi tidak meluas ke
luar uterus

STADIUM 3 STADIUM 4
Penyebaran lokal atau : Perluasan ke dinding pelvis,
regional dari tumor sepertiga bawah vagina, atau
hidronefrosis atau ginjal tidak
berfungsi

Contoso Ltd.
Dalam banyak kasus, gejala dikaitkan dengan adanya getah vagina yang
kemerahan saat menopause atau setelah menopause (perimenopause).
Adanya rasa sakit dan kontraksi pada rahim cukup sering dikeluhkan. Dengan
berlanjutnya proses terjadinya kanker, berbagai keluhan tekanan akibat
membesarnya korpus uterus dapat ditemukan. Sedangkan pembesaran dan
fiksasi uterus akibat infiltrasi sel ganas ke dalam parametrium baru terjadi
pada tahap lanjut (Mardjikoen, 2005). Gejala yang dapat muncul bisa
berupa:
• Perdarahan rahim yang abnormal
• Siklus menstruasi yang abnormal
• Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih


mengalami menstruasi)
Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause. MANISFESTASI
KLINIS
• Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang
berusia diatas 40 tahun)
• Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
• Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca
menopause)
• Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
• Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.(Schorge JO, et al. 2008)

Contoso Ltd.
PENATALAKSANAAN

A. MEDIS B. KEPERAWATAN
1. PENGOBATAN HORMONAL 1. PENDIDIKAN KESEHATAN
Prinsip pertama pengobatan hormonal ini adalah Pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan
menciptakan lingkungan hormone rendah estrogen dan manajemen nyeri dengan analgetik atau tindakan
asiklik kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau
teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang
2. PEMBEDAHAN perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi,
Jenis operasi yang paling sering dilakukan pada kanker perawatan insisi luka operasi.
endometrium adalah histerektomi. Operasi yang dilakukan 2. ASUHAN POST OPERATIF
untuk mengangkat rahim dan leher rahim disebut
histerektomi total Merupakan hal yang berat karena keadaan yang mencakup
keputusan untuk melakukan operasi, seperti hemorargi
3. RADIASI atau infeksi. Pengkajian dilakukan untuk9 mengetahui tanda
Penyinaran bisa dilakukan sebelum pembedahan (untuk – tanda vital, asupan dan keluaran, rasa sakit dan Add a footer
insisi.
memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan
Contoso Ltd.
(untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa).
PEMERIKASAAN PENUNJANG
Untuk pemeriksaan penunjang kanker endometrium, dapat dilakukan
dengan beberapa cara

BIOPSI DILATASI DAN HISTEROSKOPI


ENDOMETRIUM KUTERASE (D&C)
Tes yang paling sering Dilakukan apabila sampel Biasanya dilakukan dengan
dilakukan untuk kanker biopsi endometrium tidak memasukkan teleskop
endometrium dan yang terdapat banyak jaringan sangat kecil (diameter 1/6
paling akurat pada wanita atau apabila biopsi inci) ke dalama uterus
setelah menopausal mencurigakan kanker melalui serviks
tetapi hasilnya tidak pasti.
Prosedur ini dilakukan
dengan membuka serviks
(dilatasi) dan alat khusus Contoso Ltd.
digunakan untuk mengikis
jaringan dari dalam uterus.
Pemeriksaan radiologi yang biasanya dilakukan untuk pemeriksaan
kanker endometrium antara lain (American Cancer Society, 2012) :

Ultrasonografi Sistoskopi dan Computed Magnetic resonance


transvaginal proktoskopi tomography scan imaging
Memberikan gelombang Dilakukan apabila kanker CT Scan ini dapat MRI dapat digunakan
suara yang akan telah menyebar ke bladder membantu dalam untuk mengetahui
memberikan gambar dari atau rektum, bagian dalam mengetahui penyebaran seberapa jauh
uterus dan organ pelvis organ dapat dilihat melalui kanker ke organ lainnya pertumbuhan kanker
lainnya. tabung dan dapat melihat apakah endometrium ke badan
kanker terjadi lagi setelah uterus dan membantu
pengobatan menemukan pembesaran
kelenjar limfa.
Contoso Ltd.
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN

Contoso Ltd.
12
Add a footer
PENGKAJIAN
• Identitas Pasien
Meliputi nama pasien, tempat tanggal lahir, usia, status perkawinan, pekerjaan, jumlah anak, agama, alamat, jenis
kelamin, pendidikan terakhir, asal suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit, nomor rekam medik, nama orangtua dan
pekerjaan orangtua.
• Identitas Penanggung Jawab
Meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, dan hubungan dengan pasien.
• Riwayat Kesehatan
o Keluhan utama : Biasanya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan seperti pendarahan intra servikal dan
disertai keputihan yang menyerupai air dan berbau (Padila, 2015). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi
biasanya datang dengan keluhan mual muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan, dan anemia.
o Riwayat kesehatan sekarang : Menurut (Diananda, 2008) biasanya pasien pada stadium awal tidak merasakan
keluhan yang mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan.
o Riwayat kesehatan dahulu : Biasanya pada pasien kanker serviks memiliki riwayat kesehatan dahulu seperti riwayat
penyakit keputihan, riwayat penyakit HIV/AIDS (Ariani, 2015).
o Riwayat kesehatan keluarga
o Biasanya riwayat keluarga adalah salah satu faktor yang paling mempengaruhi karena kanker bisa dipengaruhi oleh
kelainan genetika. Keluarga yang memiliki riwayat kanker didalam keluarganya lebih berisiko tinggi terkena kanker
dari pada keluarga yang tidak ada riwayat di dalam keluarganya (Diananda, 2008).

Contoso Ltd.

Add a footer
PENGKAJIAN
• Keadaan Psikososial
Biasanya tentang penerimaan pasien terhadap penyakitnya serta harapan terhadap pengobatan yang akan dijalani, hubungan
dengan suami/keluarga terhadap pasien dari sumber keuangan. Konsep diri pasien meliputi gambaran diri peran dan identitas.
Kaji juga ekspresi wajah pasien yang murung atau sedih serta keluhan pasien yang merasa tidak berguna atau menyusahkan
orang lain (Reeder, 2013).
• Data Khusus
• Riwayat Obstetri dan Ginekologi : Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien dengan kanker serviks yang perlu diketahui
adalah:
o Keluhan haid : Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab kanker serviks tidak pernah ditemukan sebelum
menarche dan mengalami atropi pada masa menopose. Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi pendarahan
diantara siklus haid adalah salah satu tanda gejala kanker serviks.
o Riwayat kehamilan dan persalinan : Jumlah kehamilan dan anak yang hidup karna kanker serviks terbanyak pada wanita
yang sering partus, semakin sering partus semakin besar resiko mendapatkan karsinoma serviks (Aspiani, 2017).
• Aktivitas dan istirahat
Gejala :
o Kelemahan atau keletihan akibat anemia.
o Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari.
o Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas dan keringat malam.
o Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan dan tingkat stress yang tinggi (Mitayani, 2009).
Contoso Ltd.

Add a footer
PENGKAJIAN
• Integritas ego
Gejala: faktor stress, menolak diri atau menunda mencari
pengobatan, keyakinan religious atau spiritual, masalah
tentang lesi cacat, pembedahan, menyangkal atau tidak
mempercayai diagnosis dan perasaan putus asa (Mitayani, • Keamanan
2009). Gejala : pemajanan zat kimia toksik, karsinogen.
Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi. (Mitayani, 2009).
• Eliminasi • Seksualitas
Perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi, Perubahan pola seksual, keputihan(jumlah, karakteristik,
urinalis, misalnya nyeri (Mitayani, 2009). bau), perdarahan sehabis senggama (Mitayani, 2009).
• Integritas sosial
• Makan dan minum Ketidaknyamanan dalam bersosialisasi, perasaan malu
Kebiasaan diet yang buruk, misalnya rendah serat, tinggi dengan lingkungan, perasaan acuh (Mitayani, 2009).
• Pemeriksaan penunjang
lemak, adiktif, bahan pengawet (Mitayani, 2009).
Sitologi dengan cara pemeriksaan pap smear, koloskopi,
• Neurosensori servikografi, pemeriksaan visual langsung, gineskopi
(Padila, 2015). Selain itu bisa juga dilakukan pemeriksaan
Gejala : pusing, sinkope (Mitayani, 2009).
hematologi karna biasanya pada pasien kanker serviks
• Nyeri dan kenyamanan post kemoterapi mengalami anemia karna penurunan
hemaglobin. Nilai normalnya hemoglobin wanita 12-16
Gejala : adanya nyeri dengan derajat bervariasi, misalnya
gr/dl (Brunner, 2013).
ketidaknyamanan ringan sampai nyeri hebat sesuai dengan
proses penyakit (Mitayani, 2009).
Contoso Ltd.

Add a footer
○ Kepala, biasanya pada pasien kanker serviks post
kemoterapi mengalami rambut rontok dan mudah
tercabut.
○ Wajah, konjungtiva anemis akibat perdarahan.
○ Leher, adanya pembesaran kelenjar getah bening pada
stadium lanjut.
○ Abdomen, adanya nyeri abdomen atau nyeri pada

PEMERIKSAAN
punggung bawah akibat tumor menekan saraf
lumbosakralis (Padila, 2015).
○ Ekstermitas, nyeri dan terjadi pembengkakan pada
anggota gerak (kaki).
○ Genitalia, biasanya pada pasien kanker serviks mengalami
PENUNJANG
sekret berlebihan, keputihan, peradangan, pendarahan
dan lesi (Brunner, 2013). Pada pasien kanker serviks post
kemoterapi biasanya mengalami perdarahan pervaginam.

Contoso Ltd.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. (D.0078) Nyeri kronis b.d. penekanan saraf d.d. mengeluh nyeri dan
tampak meringis
2. (D.0019) Defisit nutrisi b.d. ketidakmampuan menelan makan d.d.
berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal dan
nafsu makan menurun
3. (D.0009) Perfusi perifer tidak efektif b.d. penurunan konsentrasi
hemoglobin d.d. pengisian kapiler >3 detik dan nadi perifer
menurun atau tidak teraba
4. (D.0069) Disfungsi seksual b.d. perubahan struktur tubuh d.d.
merasa hubungan seksual tidak memuaskan
5. (D.0087) Harga diri rendah situasional b.d. perubahan pada citra
tubuh d.d. merasa malu
6. (D.0012) Resiko perdarahan d.d. gangguan koagulasi
(trombositopenia)
7. (D.0142) Resiko infeksi d.d. ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder (imunosupresi)

Contoso Ltd.
(D.0078) Nyeri kronis b.d. penekanan saraf d.d. mengeluh nyeri dan tampak meringis
Penyusunan perencanaan keperawatan diawali Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6x24 jam diharapkan Tingkat
dengan melakukan pembuatan tujuan dari nyeri (L.08066) pasien menurun, dengan kriteria hasil:
asuhan keperawatan. Tujuan yang dibuat dari a. Keluhan nyeri (5)
tujuan jangka panjang dan jangka pendek. b. Meringis (5)
Perencanaan juga memuat kriteria hasil. c. Kesulitan tidur (5)
Pedoman dalam penulisan tujuan kriteria hasil
keperawatan berdasarkan SMART,yaitu: Intervensi : (I.08238) Manajemen nyeri
Observasi :
○ S : Spesific (tidak menimbulkan arti
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
ganda). Identifikasi skala nyeri

○ M : Measurable (dapat diukur, dilihat,  Identifikasi respons nyeri nonverbal
didengar, diraba, dirasakan ataupun dibau). Terapeutik :
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
○ A : Achievable (dapat dicapai).
 Fasilitasi istirahat dan tidur
○ R : Reasonable (dapat Edukasi :
dipertanggungjawabkan secara ilmiah).  Jelaskan penyebab, periode, pemicu nyeri
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
○ T : Time (punya batasan waktu yang jelas).
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian analgetik

Contoso Ltd.

Add a footer
(D.0009) Perfusi perifer tidak efektif b.d. penurunan konsentrasi hemoglobin d.d. pengisian
(D.0019) Defisit nutrisi b.d. ketidakmampuan menelan makan d.d. berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang
kapiler >3 detik dan nadi perifer menurun atau tidak teraba
ideal dan nafsu makan menurun
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6x24 jam, diharapkan (L.03030) status nutrisi terpenuhi, dengan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6x24 jam, diharapkan (L.02011)
kriteria hasil: perfusi perifer efektif, dengan kriteria hasil:
a. Porsi makan yang dihabiskan (5) a. Denyut nadi perifer (3)
b. Kekuatan otot pengunyah (5) b. Pengisian kapiler (5)
c. Kekuatan otot menelan (5)
d. Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi (5)
e. Berat badan (5) Intervensi : (I.02079) Perawatan Sirkulasi
f. Indeks Massa Tubuh (IMT) (5) Observasi :
g. Nafsu makan (5)  Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle
brachial index)
Intervensi : (I.03119) Manajemen Nutrisi  Identifikasi faktor resiko gangguan pada sirkulasi
Observasi :  Monitor adanya panas, kemerahan nyeri atau bengkak ekstermitas
 Identifikasi status nutrisi Terapeutik :
Identifikasi adanya alergi atau adanya intoleransi makanan  Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi

 Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
 Monitor asupan makanan
 Lakukan pencegahan infeksi
 Monitor berat badan
Edukasi :
 Monitor hasil dari pemeriksaan laboratorium Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur

Terapeutik :  Anjurkan program rehabilitasi vaskular
 Berikan makanan tinggi protein dan tinggi kalori  Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan (Mis. Rasa sakit yang tidak
 Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
Edukasi :
 Anjurkan posisi duduk saat makan, jika mampu
Kolaborasi :
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu

Contoso Ltd.
19
Add a footer
Implementasi adalah tindakan dari Evaluasi merupakan sebagai penialian status pasien dari efektivitas
rencana keperawatan yang telah disusun tindakan dan pencapaian hasil yang diidentifikasi terus pada setiap
dengan menggunakan pengetahuan langkah dalam proses keperawatan, serta rencana perawatan yang telah
perawat, perawat melakukan dua dilaksanakan (NANDA, 2015). Tujuan dari evaluasi adalah untuk
intervensi yaitu mandiri/independen dan melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan,
kolaborasi/interdisipliner (NANDA, menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum, serta
2015). Tujuan dari implementasi antara mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai
lain adalah: melakukan, membantu dan (Asmadi, 2008).
mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan
Adapun ukuran pencapaian tujuan tahap evaluasi dalam keperawatan
sehari-hari, memberikan asuhan
meliputi:
keperawatan untuk mecapai tujuan yang
berpusat pada klien, mencatat serta ○ Masalah teratasi, jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan
melakukan pertukaran informasi yang tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
relevan dengan perawatan kesehatan yang ○ Masalah teratasi sebagian, jika klien menunjukkan perubahan
berkelanjutan dari klien (Asmadi, 2008).
sebagian dari kriteria hasil yang telah ditetapkan.
○ Masalah tidak teratasi, jika klien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil
yang telah ditetapkan dan atau bahkan timbul masalah/diagnosa
keperawatan baru.
Contoso Ltd.

Add a footer
Asuhan
Keperawatan
pada Ca
Endrometrium

21
Add a footer
Contoso Ltd.

Thank You

You might also like