Professional Documents
Culture Documents
Amalia Rezki Ananda - Hukum Manajememen Pelayanan Kesehatan Gigi
Amalia Rezki Ananda - Hukum Manajememen Pelayanan Kesehatan Gigi
J012222008
Dokter Gigi
HUKUM KEDOKTERAN
4
HUKUM KEDOKTERAN
Ilmu kedokteran adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang tata cara mempertahankan
kesehatan manusia dan mengembalikan manusia dengan keadaan sehat dengan memberikan
pengobatan pada penyakit dan cedera. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia
dan penyakit serta pengobatannya, dan penerapan dari pengetahuan tersebut (Muhammad Sadi,2015).
Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
menjelaskan: “praktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter
gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan.” Adapun dalam ayat (2) menjelaskan
pengertian dokter yaitu: “dokter dan dokter gigiadalah dokter, dokter gigi, dan dokter gigi
spesialislulusan pendidikan kedokeran atau kedokteran gigi baik didalam maupun diluar negri yang
diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”
(Muhammad Sadi,2015)
5
HUKUM KEDOKTERAN
Asas dan tujuan dari hukum kedokteran ini terutama diatur dalam Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004
tentang praktik kedokteran dalam Pasal 2 menjelaskan: “praktik kedokteran dilaksanakan berasaskan
Pancasila dan didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, serta
perlindungan dan keselamatan pasien.” Adapun dalam pasal 3 menjelaskan tujuan pengeturan praktik
kedokteran ini bertujuan untuk:
B. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi.
DOKTER GIGI
A.PERAN DAN TANGGUNG JAWAB B. KETERAMPILAN DAN PENGETAHUAN
DOKTER GIGI DOKTER GIGI
Menjaga catatan yang akurat dari struktur gigi Pengetahuan dasar yang wajib dimiliki oleh
pasien (yang mungkin perlu digunakan untuk seorang dokter gigi adalah pengetahuan di
mengidentifikasi individu). Memberikan bidang ilmu medis. Pengetahuan ini perlu ia
pelayanan sesuai dengan profesi dan standar kuasai supaya dapat mendiagnosis dan
prosedur operasional serta kebutuhan medis mengobati luka, penyakit, dan kelainan pada
pasien. Mendiagnosis dan mengobati penyakit gigi. Kemampuan melakukan pencegahan,
gigi, mulut, rahang melalui penerapan prinsip diagnosis, dan pengobatan pada pulpa dan akar
dan prosedur pengobatan gigi secara modern. gigi yang bermasalah
PERLINDUNGAN
HUKUM BAGI
DOKTER GIGI
10
mencegah suatu pelanggaran serta memberikan apabila sudah terjadi sengketa atau telah
melakukan kewajiban.
12
Menurut Philipus M. Hadjon, bahwa sarana perlindungan hukum ada dua macam, yaitu:
Pada perlindungan hukum preventif ini, subyek hukum diberikan kesempatan untuk
mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat
bentuk yang definitif. Tujuannya adalah mencegah terjadinya sengketa. Perlindungan hukum
preventif sangat besar artinya bagi tindak pemerintahan yang didasarkan pada kebebasan
bertindak karena dengan adanya perlidungan hukum yang preventif pemerintahan terdorong
untuk bersifat hati-hati dalam mengambil keputusan yang didasarkan pada diskresi
13
Perlindungan hukum yang represif bertujuan untuk menyelesaikan sengketa. Penanganan perlindungan hukum oleh
Pengadilan Umum dan Pengadilan Administrasi di Indonesia termasuk katagori perlindungan hukum ini. Prinsip
perlindungan hukum terhadap hak-hak asasi manusia karena menurut sejarah dari barat, lahirnya konsep-konsep tentang
pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia diarahkan kepada pembatasan dan peletakan kewajiban
masyarakat dan pemerintah. Prinsip kedua yang mendasari perlindungan hukum terhadap tindak pemeritahan adalah
prinsip negara hukum. Dikaitkan dengan pengakuan dan perlindungan terhadap hak - hak asasi manusia, pengakuan dan
perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia mendapat tempat utama dan dapat dikaitkan dengan tujuan dari negara
hukum.
14
Dalam kaitannya dengan perlindungan hukum bagi dokter gigi dalam memberikan pelayanan kesehatan, salah satu
bentuk perlindungan hukum yang diberikan terhadap dokter gigi yaitu adanya seperangkat aturan atau ketentuan
yang mengatur mengenai hal-hal yang dapat melindungi seorang dokter gigi dalam hal terjadinya sengketa atau
perselisihan dengan pasien yang merupakan konsumen. Adapun dasar perlindungan tersebut sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Muchsin, 2003 : 20) Berdasarkan Pasal 24 ayat (1) dan Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan, mengatur bahwa dokter gigi memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai profesinya, dimana perlindungan hukum tersebut merupakan hak setiap dokter gigi yang
diberikan sepanjang dalam melaksanakan pelayanan kesehatan telah memenuhi ketentuan kode etik, standar
profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional.
15
Keharusan dokter atau dokter gigi dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar-standar diatas lebih
ditekankan lagi dengan adanya sanksi bagi dokter atau dokter gigi yang tidak melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar-
standar yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran dan Pasal 82 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Muchsin, 2003 : 20)
Dengan demikian, pada dasarnya perlindungan hukum terhadap seorang dokter atau dokter gigi lahir apabila pelaksanaan
tugas pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh dokter atau dokter gigi telah sesuai dengan standar profesi dan standar operasional
yang ada. Sehingga dengan adanya pelaksanaan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan operasional yang
dilakukannya berarti telah dipenuhi kewajibannya sebagaimana yang diamanatkan undang-undang dan berhak atas perlindungan
Dengan demikian pelaksanaan tugas dokter gigi sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional yang didukung dengan adanya informed consent dan
rekam medik sangat penting dalam memberikan perlindungan hukum bagi dokter
gigi. Oleh karena hal tersebut merupakan kewajiban sebagaimana yang telah
ditentukan undang-undang untuk dapat menuntut haknya dalam memperoleh
perlindungan hukum apabila terjadi perselisihan atau sengketa dikemudian hari atau
menghadapi adanya tuntutan dari pasien atas tindakan medis yang dilakukan oleh
dokter gigi dalam hal pemberian layanan kesehatan di sarana kesehatan
Puskesmas. Dimana kewajiban-kewajiban tersebut juga dipaksakan dengan adanya
sanksi bagi dokter gigi tidak melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan oleh undang-undang.
17
KESIMPULAN
Perlindungan hukum bagi dokter gigi dalam melakukan pelayanan kesehatan terhadap
pasien merupakan hak yang diberikan oleh hukum sepanjang telah melakukan
tugasnya sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional sebagaimana
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, dan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor Republik Indonesia 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas. Standar profesi dan
standar prosedur operasional yang wajib diterapkan dokter gigi dalam melakukan
pelayanan kesehatan diantaranya yaitu kewajiban atas informed consent dan rekam
medik dalam melakukan suatu tindakan medis.
18