You are on page 1of 18

Ajaran Punarbhawa

Sebagai Wahana
Kualitas Diri
PUNARBHAWA
??
 Punar artinya lagi
 Bhawa artinyq menjelma
Punarbhawa
Berdasarkan bahasa Sanskerta,

punarbhawa terbentuk dari dua kata, yaitu Karma Wasana


Punar artinya lagi dan bhawa artinya
sebuah perbuatan pada masa lalu seseorang yang
menjelma. Dengan demikian, punarbhawa
dapat memberikan dampak kualitas kehidupannya,
berarti kelahiran yang terulang ke dunia
baik buruknya sebuah perilaku yang dipengaruhi
yang disebabkan oleh karma wasana dari
TRI GUNA
kehidupan seseorang tersebut.
Janma Karma ca me divyam evaṁ yo vetti tatvataḥ,

tyaktvā deham purnarjanma naiti mām eti so rjuna.

Terjemahannya: Tri Guna


Ia yang mengetahui sebenarnya kelahiran suci dan karya-
Tiga sifat yang mempengaruhi dan
Ku, ia tidak lahir lagi, jika meninggalkan badannya, ia datang
membentuk watak manusia dalam hidup
padaku, O Arjuna. (Bhagawadgita. IV. 9)
ini.

 Sattwam

 Rajas

 Tamas
Hakikat Punarbhawa
• Yesam tv antugatam papam jananam punyaKarmanam,
• Diuraikan pada Bhagawadgita. VII.27 dan
Te dvandva moha nirmukta bhajante mam drdha vratah.
Bhagawadgita. VII.28
• Terjemahannya:
• Akan tetapi, bagi mereka yang salah, yang dosanya sudah
bebas dari tipuan kedua sifat tadi, menyembah Aku dengan
penuh ketekunan dan keyakinan. (Bhagawadgita. VII.28)

• Icchā dveṣasamutthena dvandvamohena


bhārata, Sarvabhūtāni saṁmohaṁ sarge yānti
parantapa.
• Terjemahannya:
• Semua makhluk lahir dalam keadaan tertipu, o
Bharata, disebabkan oleh kedua sifat yang timbul
dari keinginan dan kemarahan, o penakluk musuh.
(Bhagawadgita. VII.27)
Panca Maya Kosa
Nilai-nilai Ajaran Punarbhawa Sebagai Wahana
Memperbaiki Kualitas Diri

Sancita karmaphala Prarabda karmaphala Kriyamana karmaphala


• yaitu karma yang lalu, namun • yaitu karma yang dilakukan • yaitu perbuatan yang tidak
baru dapat di nikmati buahnya sekarang dan buahnya diterima sempat dinikmati sekarang.
pada kelahirannya yang sekarang juga. Namun akan diterima pada
sekarang. kehidupan yang akan datang.
Sthulani suksmani bahuni caiwa, nipani dehi
swagunais wrnoti kryagunair Atma gunai ca tesam
samyoga hetur aparo ’pidrstah.

Terjemahannya:
Atman yang berinkarnasi sesuai dengan sifat dan
Karma-nya, memilih sebagai tubuhnya wujud yang
kasar atau halus. Dia menjadi tampak berkeadaan
berbeda dari satu inkarnasi ke inkarnasi berikutnya.
(Swetaswatara Upanisad, V.12)
Adapun manfaat dan nilai yang akan diperoleh dari penghayatan
terhadap hukum Karma pada ajaran punarbhawa adalah sebagai
berikut:
1. Disiplin untuk selalu berpikir yang bersih dan suci (manacika parisudha);
2. Disiplin untuk selalu berkata yang baik, sopan, dan benar (wacika
parisudha);
3. Disiplin untuk selalu berbuat yang jujur, baik, dan benar (kayika parisudha);
4. melahirkan kesabaran, ketenangan, dan ketabahan;
5. keyakinan diri terhadap setiap perbuatan;
6. pengendalian diri yang ketat;
7. selalu bersyukur; dan
8. kebijaksanaan;
MARI BERIKIR
1. Apa yang kalian ketahui tentang Punarbhawa

2. Apa yang menjadi dasar kalian percaya dengan adanya

Punarbhawa

3. Apa yang mempengaruhi terjadinya punarbhawa

4. Sebutkan dan jelaskan tiga macam karmaphala


Cara Menghubungkan Ajaran Punarbhawa dengan Karmaphala
Sebagai Wahana Memperbaiki Kualitas Diri

Hubungan karmaphala dengan punarbhawa dijelaskan dalam Manawadharmasastra XII. 9 dan XII. 40.

San rajaih Karmadogairyati, sihawaratam narah wacikaih, paksimrgatam


manasair antyajatitam.

Terjemahannya:
Sebagai akibat daripada dosanya yang dilakukan oleh badan, seseorang akan menjadi benda tak bernyawa kelak dikelahirannya,
kemudian akibat dosa yang dibuat oleh kata-kata akan menjadi burung atau binatang buas, dan sebagai akibat dosa yang dibuatnya
oleh pikiran ia akan lahir ke kelahiran yang rendah. (Manawadharmasastra XII. 9)
Cara Menghubungkan Ajaran Punarbhawa dengan Karmaphala
Sebagai Wahana Memperbaiki Kualitas Diri

Hubungan karmaphala dengan punarbhawa dijelaskan dalam Manawadharmasastra XII. 9 dan XII. 40.

Dewatwamsattwika yanti, manusyatyvam ca rajasah, tiryah twam tamasa nityam ityessa triwidha gatih.
Terjemahannya:
Mereka yang memiliki sifat-sifat sattwam akan mencapai alam dewata, mereka yang
memiliki sifat-sifat rajah mencapai alam manusia dan mereka yang memiliki sifat-sifat tamah akan terbenam pada sifat-sifat binatang,
itulah tiga jenis perbuatan. (Manawadharmasastra XlI. 40)
Cara Menghubungkan Ajaran Punarbhawa dengan Karmaphala
Sebagai Wahana Memperbaiki Kualitas Diri

Tentang kelahiran sebagai manusia disebutkan dalam kitab suci sebagai berikut.

Matangnya haywa juga wwang manastapa an tan paribhawa, si dadi


wwang ta pwa kagongakna ri ambek apayapan paramadurlabha ikang si
janma manusa ngaranya, yadiapi candala yonituwi.
Terjemahannya:
Oleh karena itu, janganlah sekali-kali bersedih; sekalipun hidupmu tidak makmur; dilahirkan menjadi manusia itu, hendaklah menjadikan
kamu berbesar hati, sebab amat sukar untuk dapat dilahirkan menjadi manusia, meskipun kelahiran hina sekalipun. (Sarasamuscaya 1.
3)
Implikasi Penerapan Ajaran Punarbhawa Terhadap
Kualitas Diri

kesempatan terlahir menjadi manusia memiliki peluang yang sangat baik untuk memperbaiki
diri seperti yang diuraikan dalam Sarasamuccaya sloka 4 berikut ini.

“Iyam hi yonih prathama yaam prapya jagatipate,


atmanam sakyate tratum Karmabhih cubhalaksanaih.”
“Apan iking dadi wwang, uttama juga ya, niinittaning mangkana, wenang
ya tumulung awaknya sangkeng sangsara, makasadhanang qubhaKarma,
hinganing kotamaning dadi wwang ika.”

Terjemahannya:
“Menjelma menjadi manusia adalah hal yang sangat utama, karena ia dapat menolong
dirinya dari kesengsaraan dengan jalan berbuat baik.”
Implikasi Penerapan Ajaran Punarbhawa Terhadap
Kualitas Diri

berperilaku kebajikan yang dilandasi oleh nilai-nilai dharma, seperti

1.satyam (kebajikan, kebenaran, tidak diskriminasi, dan kejujuran)

2.sivam (kesucian dana pemprelinaan dosa)

3.sundaram (keharmonisan, kesejahteraan, keindahan, dan kedaimaian),


BERPIKIR KEMBALI
1. Analisis sloka berikut ini!
Dewatwamsattwika yanti, manusyatyvam ca rajasah, tiryah twam tamasa nityam ityessa triwidha gatih.

Terjemahannya:
Mereka yang memiliki sifat-sifat sattwam akan mencapai alam dewata, mereka yang memiliki sifat-sifat rajah mencapai alam
manusia dan mereka yang memiliki sifat-sifat tamah akan terbenam pada sifat-sifat binatang, itulah tiga jenis perbuatan.
(Manawadharmasastra XlI. 40)

2. Sebutkan dan jelaskan perilaku kebajikan yang dilandasi oleh nilai-nilai dharma?

3. Apa hubungan Punarbhawa dengan Karmaphala

4. Uraian sloka Bhagawadgita. IV. 9 menjelaskan bahwa “Ia yang mengetahui sebenarnya kelahiran suci dan karya-Ku, ia tidak
lahir lagi, jika meninggalkan badannya, ia datang padaku, O Arjuna.” Tuliskan hasil analisis kalian terhadap isi dari sloka tersebut
THANK YOU!
Write a closing statement or call-to-
action here.

You might also like