You are on page 1of 19

Generator Induksi

Mesin Elektrik II

1
ECE 441 2
Generator Induksi

• Konstruksi dasarnya sama dengan


konstruksi motor induksi rotor sangkar
• Dijalankan pada kecepatan yang lebih
tinggi daripada kecepatan sinkron
• Tidak dijalankan sebagai motor
• Digerakkan dengan turbin angin, turbin
uap, mini hidro, dsb.

3
Aplikasi Generator Induksi
• Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
motor induksi yang dirubah menjadi generator, generator
ini dipilih karena PLTGL sebagai energi alternatif tidak
banyak membutuhkan perawatan seperti halnya
generator sinkron, lebih kuat, handal, harga lebih
murah dan tidak membutuhkan bahan bakar pada
saat diaplikasikan di lapangan, tapi cukup bergantung
pada sumber energi terbarukan seperti air, angin, dan
lain – lain sebagai prime mover (penggerak mula).
• Pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Penggunaan generator induksi pada system pembangkit
tenaga angin dimana mesin atau kincir angin yang
memutar generator tidak mengharuskan pada
kecepatan sinkronnya. Dengan demikian, jika daya
yang dibangkitkan tidak mensyaratkan frekuensi dan
tegangan tetap maka generator dapat dioperasikan
stand alone, atau terisolasi, terlepas dari saluran
publik (Chan, 1993).
Transisi Motor ke Generator

6
Konfigurasi Umum untuk Operasi
Generator Induksi

Kondisi awal, katup


turbin tertutup

2 – Motor dijalankan
pada tegangan
penuh dengan
menutup breaker

1 – Poros motor dikopel dengan turbin uap


3 – Motor memutar turbin pada kecepatan kurang dari
setengah kecepatan sinkron. 7
Operasi sebagai generator induksi

Secara bertahap katup


turbin dibuka sehingga
membangkitkan torka turbin,
menambah kepada torka
motor sehingga kecepatan
rotor bertambah.

8
Ketika kecepatan mencapai kecepatan sinkron, slip = 0, R s/s
menjadi tak hingga, arus rotor Ir = 0, dan tidak ada torka
motor yang dibangkitkan. (tidak berlaku sebagai motor
maupun generator, mengambang pada bus). Arus stator
yang ada hanya untuk arus eksitasi untuk mensuplay medan
magnet putar dan rugi inti.
9
Kecepatan medan putar tidak bergantung pada putaran rotor
(merupakan fungsi dari jumlah kutub dan frekuensi sistem)
Kenaikan kecepatan rotor diatas kecepatan sinkron
menyebabkan slip menjadi negatif [(ns – nr)/ns]. Daya celah
udara, PAG = Prcl/s menjadi negatif, yang artinya sekarang
mensuplay kepada sistem.
10
Daya celah udara vs kecepatan rotor

11
ECE 441 12
Torka yang dibangkitkan dan arus line
vs kecepatan rotor

13
Interaksi fluks magnetik stator dan fluks magnetik rotor
menghasilkan torka lawan (counter-torque) yang melawan
torka penggerak dari penggerak mula. Menaikkan kecepatan
rotor akan menambah torka lawan dan daya yang dikirimkan
ke sistem oleh generator bertambah. Nilai torka lawan
maksimumdisebut torka “pushover”. 14
Menaikan kecepatan penggerak mula melewati titik pushover
menyebabkan daya output turun. Torka lawan menurun dan
kecepatan bertambah. Ini juga terjadi jika generator dibebani dan
breaker trip. Motor yang digunakan pada aplikasi ini harus
mampu menahan kecepatan berlebih (Overspeed) tanpa
menyebabkan kerusakan mekanik. Lihat Tabel berikut.

15
16
Contoh:
Sebuah motor induksi tiga fasa, 6 kutub, 460-V, 60-Hz, 15-hp,
1182 rpm, digerakkan oleh turbin pada kecepatan 1215 rpm.
Rangkaian ekivalen seperti gambar dan parameter motor (dalam
Ohm) adalah:
R1 = 0.200 R2 = 0.250 Rfe = 317
X1 = 1.20 X2 = 1.29 XM = 42.0

Hitunglah daya aktif yang dikirimkan motor (yang berlaku 17


sebagai generator) kepada sistem.
ns  nr 1200  1215
s   0.0125
ns 1200
R2 0.250
Z2   jX 2    j1.29  20.0416176.30
s 0.0125
Z 2  Z 0 (20.0416176.30)(41.636182.4527)
ZP  
Z2  Z0 (20  j1.29)  (5.4687  j 41.2754)
Z P  18.5527149.91  16.0530  j 9.31
Z in  Z1  Z P  (0.2  j1.2)  (16.0530  j9.301)  19.0153146.4802

18
460
V 3
I1    13.9667  146.4802  A
Z in 19.0153146.4802
 460 
S  3VI  3 
*
1 0  (13.9667146.4802)  11,127.87146.48VA
 3 
S  9277  j 6145VA
P  9277W

19

You might also like