You are on page 1of 22

ACUTE APPENDICITIS

OLEH: DEKA BAGUS BINARSA

PENDAHULUAN
Appendicitis merupakan peradangan pada apendiks vermiformis, yaitu divertikulum pada caecum yang menyerupai cacing, panjangnya bervariasi dari 7 sampai 15 cm, dan berdiameter sekitar 1 cm (Dorland, 2000), dan juga merupakan penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering (Arief Mansjoer, 2000),

PENDAHULUAN CONT
Penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia 10 sampai 30 tahun (Arif Mansjoer, 2000). Terdapat 12% laki-laki dan 25% wanita yang melakukan operasi apendektomi dan didapat 7% dari mereka adalah appendicitis akut. Dari penelitian lebih dari 10 tahun, dari tahun 1987-1997, rata-rata umur pasien yang melakukan apendektomi adalah 31,3 tahun dan nilai tengahnya 22 tahun dengan perbandingan lakilaki : perempuan = 1,2-1,3 : 1.

PENDAHULUAN CONT
Terdapat perbedaan di setiap daerah yang mempengaruhi prevalensi appendicitis akut seperti perbedaan gaya hidup termasuk jenis makanan yang dimakan, aktivitas, ras, kebiasaan sosial baik adat dan budaya, termasuk di Bandung tepatnya di Rumah Sakit Immanuel Bandung. Perbedaan tersebut dipengaruhi pula oleh waktu yang semakin modern, semakin dibawa kepada sedentary life style.

PENDAHULUAN CONT
Oleh karena tingginya insidensi appendisitis akut ini maka penulis tertarik untuk mengangkat ini sebagai case report pada kesempatan kali ini.

STUDI KASUS
Tn S 38 th masuk tanggal 4 Januari 2012 Datang dengan keluhan utama nyeri perut kanan bawah. Nyeri terkadang terasa tembus ke punggung. Nyeri dirasakan sudah satu minggu ini. Selain nyeri pasien juga mengeluh merasakan diare. Diare sudah satu minggu ini lebih dari lima kali, diare cair, tanpa darah, tanpa lendir, terdapat sedikit ampas, sedangkan BAK dalam batas normal. RPD: HT, DM, CVA, Disangkal

STUDI KASUS CONT


KU cukup GCS 456 Kesadaran Composmentis TTV: TD 130/70 N 85 RR 16 t 36,7 Kepala/Leher a- i- c- d- mata hiperemi-, bengkak- JVP dbn Thorax Inspeksi : simetris+, retraksiPalpasi : dalam batas normal Perkusi : sonor pada semua lapang paru Auskultasi : vesikuler, Rh-/-, Wh-/-

STUDI KASUS CONT


Abdomen Inspeksi : distended Palpasi : Soefl, Nyeri tekan+, Mcburney sign +, Psoas sign +, Rebound Tenderness+, H/L ttb Perkusi : tymphany shifting dullness Auskultasi : BU + Ekstremitas Hangat Kering Merah, Capillary Refill Time<2 s

STUDI KASUS CONT


Diff 0//0/78/20/2 Hb 13,4 LED 8/17 Leuko 19.300 Trombosit 290.000 OT 36 PT 26 GDA 103 BT 130 CT 900

USG: masih mungkin ada suatu appendicitis +kalsifikasi prostat

PEMBAHASAN
Pasien mengalami nyeri abdomen kanan bawah disertai dengan diare. Selain itu pasien mengalami anorexia, nausea, Rebound tenderness+, Mc Burney pain+, Psoas sign +, Leukositosis. Gejala diatas merupakan gejala-gejala dari appendicitis akut. Semua penderita dengan suspek Appendicitis akut dibuat skor Alvarado dan diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu: skor <6 dan skor >6.

ALVARADO SCORE
Manifestasi Gejala Adanya migrasi nyeri Anoreksia Mual/muntah Tanda Nyeri RLQ Nyeri lepas Febris Laboratorium Leukositosis Shift to the left Total poin Skor 1 1+ 1+ 2+ 1+ 1 2+ 1 10

ALVARADO SCORE CONT


Keterangan: 0-4 : kemungkinan Appendicitis kecil 5-6 : bukan diagnosis Appendicitis 7-8 : kemungkinan besar Appendicitis 9-10 : hampir pasti menderita Appendicitis Bila skor 5-6 dianjurkan untuk diobservasi di rumah sakit, bila skor >6 maka tindakan bedah sebaiknya dilakukan.

PEMBAHASAN CONT
Pada pasien Tn S didapatkan alvarado score +7 Planning Diagnosis: DL, BT, CT, PT, aPTT, GDA Konsultasi dr Anestesi

PEMBAHASAN CONT
Terapi: Diet: Puasa 6jam pre operasi IVFD RL 1500cc/24jam Metamizole 3x1amp Ranitidin 2x1amp Cefotaxime 3x1g

Usulan operasi: Laparoskopi diagnostik dan terapi

PEMBAHASAN CONT
Prosedur tetap sebelum operasi, pasien diperiksa Lab untuk Faal Hemostasis mulai BT, CT, PT, aPTT, dan juga pemeriksaan GDA Operasi yang dipilih untuk pasien ini adalah Laparoskopi diagnostic dan terapi, dipilih karena hanya membutuhkan sedikit robekan, dan sudah bisa melihat appendix beserta isi cavum abdomen yang lain.

PEMBAHASAN CONT
Bila yang lain bagus, ditemukan appendicitis saja maka akan dipotong dengan laparoskopi. Tapi bila ditemukan perforasi berlebih maka akan dibuat laparotomi untuk bersihkan cavum abdomen dan appendiktomi. Bila di suatu health center tidak ada fasilitas laparoskopi, bisa dilakukan open appendectomy oleh dokter SpB.

PEMBAHASAN CONT
Pasien dengan BB kurang lebih 50kg dimaintenance cairan Ringer Asetat 1500 cc/24h Sebelum naik op sementara menunggu, pasien diberi obat simptomatis Ranitidin 2x1 amp untuk mencegah stress ulcer Metamizole 3x1 sebagai analgetic untuk menghilangkan rasa nyeri Sebelum operasi diberi antibiotic cefotaxime 2g untuk profilaksis

KESIMPULAN
Appendicitis disebabkan karena adanya obstruksi pada lumen appendix sehingga terjadi kongseti vaskuler, iskemik nekrosis dan akibatnya terjadi infeksi. Appendicitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Penyebab obstruksi yang paling sering adalah fecalith. Fecalith ditemukan pada sekitar 20% anak dengan appendicitis.

KESIMPULAN CONT
Appendicitis dapat menyebabkan: Appendicular infiltrat, Appendicular abscess, Perforasi, Peritonitis, Syok septik, Mesenterial pyemia dengan Abscess Hepar, Gangguan peristaltik , Ileus.sehinga memerlukan tindakan operasi yang segera Terdapat 2 teknik operasi pada appendicitis yaitu: Laparoscopic Appendectomy dan Open Appendectomy. Pada umumnya dengan tindakan operasi yang segera appendicitis mempunyai pronosis yang baik.

You might also like