You are on page 1of 35

ALKOHOL DAN ETER

ALKOHOL
Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul alkohol dan air. Oleh karena itu alkohol dengan BM kecil larut dalam air. Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul alkohol. Oleh karena itu, titik didih alkohol sangat tinggi dibandingkan dengan alkana padanannya
H O CH2 H3C H O CH2 H 3C H O H

a b c

Alkohol dibagi dalam tiga golongan: . Alkohol primer (1) : R-CH2-OH . Alkohol sekunder (2) : (R)2CH-OH . Alkohol tersier (3) : (R)3C-OH Penggolongan didasarkan pada derajat substitusi dari atom karbon yang langsung mengikat gugus hidroksil.
H H

C
H

C
H

Etil alkohol (suatu alkohol 10)

H
CH2OH H C H
Geraniol (alkohol 10 dgn aroma mawar)

H
C O H

H
C H
Isopropil alkohol (suatu alkohol 20)

CH3
Mentol (alkohol 20 dalam minyak peppermint)

OH CH H3C CH3

H H C H H3C H H C C C H H OH

CH

O
H

H
O

tert-Butil alkohol (suatu alkohol 30)

Noretindron (kontrasepsi oral dgn gugus alkohol 30)

Atom karbon dapat berupa suatu atom karbon dari gugus alkenil atau gugus alkunil.
CH2 CHCH2OH 2-Propen-1-ol (alil alkohol) H C CCH2OH 2-Propunol

Gugus hiroksil, dapat terikat langsung pada cincin benzena atau dapat pula pada atom karbon jenuh dari suatu cincin benzena. OH Fenol CH2OH
Benzil alkohol
6

TATANAMA ALKOHOL
Dalam Tatanama Substitutif IUPAC, suatu nama umumnya mengandung empat karakter : angka, alkil, senyawa induk, dan suatu akhiran (ol).

CH3CH2CHCH2CH2CH2OH CH3 4-Metil-1-heksanol


angka alkil angka induk akhiran

Rantai utama adalah rantai C terpanjang yang mengandung gugus hidroksil Untuk satu gugus hidroksil, akhiran a pada alkana diganti dengan ol Bila terdapat dua, tiga, atau lebih gugus hidroksil digunakan akhiran diol, triol, dst. Tetapi akhiran a pada alkana induk tetap Lokasi gugus hidroksil dan gugus lain (jika ada) ditunjukkan dengan nomor, dengan gugus hidroksil diberi nomor terendah
8

CH3CH2CH2OH
1-Propanol

CH3CHCH2CH3 OH
2-Butanol

CH3CHCH2CH2CH2OH CH3
4-Metil-1-pentanol

ClCH2CH2CH2OH
3-Kloro-1-propanol
1 2 3

CH3
4 5

CH3CHCH2CCH3

OH

CH3

4,4-Dimetil-2-pentanol
9

Alkohol sederhana sering dinamai dengan nama umum yakni alkil alkohol yang juga telah disetujui oleh IUPAC. Beberapa contoh alkohol sederhana adalah sebagai berikut ini:

CH3CH2CH2OH
Propil alkohol

CH3CH2CH2CH2OH
Butil alkohol

CH3CH2CHCH3

OH
sec-Butil alkohol
10

Sintesis Alkohol
Hidrasi Alkena
Adisi air pada ikatan rangkap alkena dengan katalis asam. Katalis asam yg paling sering digunakan: asam sulfat & asam fosfat. Metode pembuatan alkohol dengan berat molekul rendah (kegunaan utama pada proses industri skala besar).
11

Reaksi adisi air pada alkena mengikuti hukum Markovnikov. Reaksi secara umum sebagai berikut:
C C

H+ H OH C H C OH

Sebagai contoh adalah hidrasi 2-metilpropena


CH3 H3 C C CH2

H H OH

CH3 H3 C C OH
tert-Butil alkohol
12

25 0C

CH2

2-Metilpropena

CH2
Langkah 1

CH2
lambat

H3C

C CH3

H O

H3 C

C CH3

H O

CH3
Langkah 2

CH3 H
cepat

H3 C

C CH3

H3C

C CH3

CH3 H
Langkah 3

H H+ O H

CH3
cepat

H3C

C CH3

H3C

C CH3

H H O

13

Tahap penentu kecepatan adalah tahap 1: pembentukan karbokation. Dihasilkan tert-butil alkohol karena tahap 1 mengarah pada pembentukan kation tert-butil yang lebih stabil dibandingkan kation isobutil yang kurang stabil.
CH2 H3C C CH3 CH2
sangat

H H

H O

H
lambat

H3C

C CH3

karbokation 10
14

Jika 3,3-dimetil-1-butena dihidrasi akan dihasilkan 2,3-dimetil-2-butanol sebagai produk utama. Karbokation awal yang terbentuk akan mengalami penataan ulang (rearrangement) menjadi suatu karbokation yang lebih stabil.
CH3 H3C C CH3
3,3-Dimetil-1-butena

OH CH
H2SO4

CH2

H2O

H3C

CH

CH3

CH3 CH3
2,3-Dimetil-2-butanol (produk utama)
15

Reaksi-reaksi Alkohol
Atom oksigen dari suatu alkohol mempolarisasi ikatan CO dan ikatan OH dari alkohol tersebut. Polarisasi ikatan OH menyebabkan atom hidrogen bermuatan positif parsial, dan hal ini menjelaskan mengapa alkohol bersifat asam lemah. Polarisasi ikatan CO menyebabkan atom karbon bermuatan positif parsial.

O C

16

Jadi atom karbon dari alkohol bersifat reaktif terhadap serangan nukleofilik. Protonasi alkohol membuat atom karbon lebih positif (karena H2O+ lebih bersifat penarik elektron daripada OH), dan oleh karena itu menjadi lebih reaktif terhadap serangan nukleofilik. Reaksi SN2 menjadi mungkin. Protonasi alkohol juga mengubah suatu gugus pergi yang buruk (OH) menjadi gugus pergi yang baik (H2O).

17

H C O H

H + A

Alkohol

Asam kuat

Alkohol terprotonasi

H Nu

H H
SN 2

Nu

+ O

Alkohol terprotonasi

18

* Konversi Alkohol menjadi Alkil halida


Alkohol mengalami reaksi subtitusi dengan hidrogen halida (HCl, HBr, atau HI) menghasilkan alkil halida. Urutan reaktivitas dari hidrogen halida adalah HI > HBr > HCl (HF umumnya tidak reaktif). Urutan reaktivitas alkohol: 3 > 2 > 1 > metil. Reaksi ini dikatalisis oleh asam Pada suhu yang cukup tinggi dan tanpa kehadiran suatu nukleofil yang baik, maka alkohol terprotonasi dapat menjalani reaksi eliminasi. 19

Langkah 1

CH3 O H

CH3 H
cepat

H3 C C CH3
Langkah 2

H3 C C CH3

O H

CH3 H H3 C C CH3
Langkah 3

lambat

CH3 H3C C CH3 CH3 H3 C C CH3

CH3 H3 C C CH3

cepat

Cl

Cl

20

Oksidasi Alkohol
Oksidator kuat : K2Cr2O7, KMnO4 Oksidator lemah : CrO3-piridina

Alkohol 1dapat dioksidasi menjadi aldehida dan oksidasi lebih lanjut akan menghasilkan asam karboksilat
O C C H2 OH O C C H O C O C OH

Alkohol 2teroksidasi menghasilkan keton


OH O O C C C C CH

Alkohol 3 tidak teroksidasi

ETER
Eter dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Oleh karena itu eter dengan BM kecil larut dalam air. Molekul-molekul eter tidak dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekulnya.
H2 C O CH2 H3C

H3C

H O H

TATANAMA ETER
Eter sederhana sering dinamai dengan nama umum yakni dengan menuliskan kedua gugus alkil yang terikat pada atom oksigen (sesuai urutan abjad) dan tambahkan kata eter.
CH3 CH3OCH2CH3
Etil metil eter

CH3CH2OCH2CH3
Dietil eter

C6H5OC CH3

CH3

tert-Butil fenil eter 23

CH3CHCH2CH2CH3 OCH3
2-Metoksipentana

CH3OCH2CH2OCH3
1,2-Dimetoksietana

CH3CH2O

CH3

1-Etoksi-4-metilbenzena

O
H2C O
Etilen oksida (oksasilklopropana)

CH2

Dioksana Tetrahidrofuran (oksasiklopentana) (1,4-dioksasikloheksana)


24

ETER SIKLIK

Sintesis Eter
1. Dehidrasi Alkohol
Alkohol primer terdehidrasi membentuk eter. Dietil eter dibuat secara komersial melalui reaksi dehidrasi etanol. Dehidrasi menghasilkan eter dibantu dengan distilasi eter segera setelah terbentuk.
H R O H H H
SN 2

R O H

+ O

Eter terprotonasi
25

CH3CH2

OH

OSO3 H OH2

CH3 CH2 CH3 CH2

OH2 O H

OSO3 H

CH3CH2 OH + CH3 CH2

CH2 CH3

H2 O

CH3 CH2 OCH 2 CH3 ROR

H3 O

ROH

R'OH
H2SO4

ROR'

+
R'OR'

H2O

alkohol 10

26

2 Sintesis Williamson
Suatu jalur sintesis eter non-simetrik. Merupakan reaksi SN2 dari suatu alkoksida dengan alkil halida Hasil terbaik dicapai jika alkil halida yang dipakai adalah primer (atau metil). Jika substrat adalah tersier maka eliminasi sepenuhnya merupakan produk reaksi.
RO + R'X R-O-R' + X

H2 C H3C C H2

+
H3C

H2 C Br H3C

H2 C C H2

O C H2

CH3

Br

Propoksida

Etilbromida

Etilpropileter
27

Reaksi-reaksi Eter
Eter tahan terhadap serangan nukleofil dan basa. Oksigen dari ikatan eter memberi sifat basa. Ketidak reaktifan dan kemampuan eter mensolvasi kation (dengan mendonorkan sepasang elektron dari atom oksigen) membuat eter berguna sebagai solven dari banyak reaksi.

28

1. SUBTITUSI Pemanasan dialkil eter dengan asam-asam sangat kuat (HI, HBr, H2SO4) menyebabkan eter mengalami reaksi subtitusi dimana ikatanikatan karbon oksigen pecah.
C H 3C H 2O C H 2C H
3

HBr

2 C H 3C H 2B r

H 2O

Mekanisme reaksi ini dimulai dari pembentukan suatu ion oksonium. Kemudian suatu reaksi SN2 dengan ion bromida yang bertindak sebagai nukleofil akan menghasilkan etanol dan etil bromida.
29

CH3 CH2 OCH 2 CH3

HBr

CH3 CH2 O H

CH2 CH3

Br

CH3 CH2 O H
Etanol

CH3 CH2 Br
Etil bromida

Pada tahap selanjutnya, etanol yang baru terbentuk bereaksi dengan HBr membentuk satu mol ekivalen etil bromida yang ke dua.
CH3 CH2 OH

HBr

Br

CH3 CH2

O H

CH3 CH2

Br

O H

30

2. Reaksi-reaksi Epoksida
Cincin tiga anggota dengan tegangan (strain) yang sangat tinggi dalam molekul epoksida menyebabkan epoksida lebih reaktif terhadap substitusi nukleofilik dibandingkan dengan eter yang lain. Katalisis membantu pembukaan cincin epoksida. Katalisis ini sangat penting terutama jika nukleofilnya adalah suatu nukleofil lemah seperti air atau suatu alkohol:

31

Pembukaan cincin dengan katalis asam


+ H+

C O

C
_

C
H+

C O H

H O H

HO

O H

H+

HO

OH

Pembukaan cincin dengan katalis basa


RO
Nukleofil kuat

C O

RO

ROH

HO

C RO
32

OH

Ion alkoksida

Jika epoksidanya tidak simetris, serangan pembukaan cincin dengan katalis basa oleh ion alkoksida berlangsung terutama pada atom karbon yang kurang tersubstitusi. Sebagai contoh, metiloksirana bereaksi dengan suatu ion alkoksida terutama pada atom karbon primernya melalui reaksi SN2 :
Atom karbon 1 0 kurang terhalangi

CH3 CH2 O

H2 C O

CHCH3

CH3 CH2 OCH 2 CHCH3 O CH3 CH2 OCH 2 CHCH3 OH


1-Etoksil-2-propanol

CH3CH 2OH

Metiloksirana

CH3 CH2 O

33

Pada pembukaan cincin dengan katalis asam dari epoksida tidak simetris, serangan nukleofil terutama terjadi pada atom karbon yang lebih tersubstitusi. Sebagai contoh:

CH3 CH3 OH

CH3 CH2
H+

H3 C

C O

H3 C

CH2 OH

OCH3

34

Atom karbon ini menyerupai karbokation 3 0

CH3 CH3 OH

CH3 CH2
H+

+ H3 C

H3 C

CH2 OH

O + H
Epoksida terprotonasi

OCH3 H

Alasan : serangan nukleofil terjadi setelah protonasi

sehingga nukleofil akan masuk pada atom karbon yang lebih stabil (3 > 2 > 1) meskipun lebih tersubstitusi.
35

You might also like