You are on page 1of 10

PENGARUH BAHAN PEMBERSIH ALKALINE PEROKSIDA TERHADAP STABILITAS WARNA BASIS GIGITIRUAN RESIN TERMOPLASTIK NILON

SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Kedokteran Gigi

OLEH MELINDA MARIA AWING J 111 10 108

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

ABSTRACT The aim of this study is to determine the effect of alkaline peroxide denture cleanser on the color stability of thermoplastic nylon denture base material. This type of research is experimental laboratory which research design is pretest posttest with control group design. This study uses 24 specimens of thermoplastic nylon (valplast) sized 20x20x2 mm as the experiment object. Twelve specimens of thermoplastic nylon (valplast) immersed in a solution of alkaline peroxide denture cleanser and the other twelve specimens immersed in control solution . This study uses the time interval submergence once for 1 hour, 8 hours and 12 hours each consisting of four specimens for alkaline peroxide solution and four specimens control solution. This study also uses an 8-hours time interval submergence times 7 by changing the solution of alkaline peroxide every 8 hours, using four speciments for each of the two type of solutions. The data used in this study is analyzed using the ANOVA test and independent T-test. No significant color changes in thermoplastic nylon resin (valplast) after

immersion in the solution of alkaline peroxide based on the time interval used. However, there were significant differences in color between the thermoplastic nylon resin (valplast) immersed in alkaline peroxide solution and control solution at second intervals to seventh of 8 hours immersed time with increases immersion time. Key words : removable denture, valplast, denture cleanser, colour stability

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan pembersih alkaline peroksida terhadap stabilitas warna basis gigitiruan resin termoplastik nilon. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dengan desain penelitian pretest posttest with control group design. Penelitian ini menggunakan 24 buah lempeng resin termoplastik nilon (valplast) berukuran 20x20x2 mm. Dua belas lempeng direndam dalam larutan pembersih alkaline peroksida dan dua belas lainnya direndam dalam larutan kontrol aquadest. Penelitian ini menggunakan interval waktu 1 jam, 8 jam dan 12 jam sekali perendaman, masing-masing terdiri dari empat lempeng dalam larutan alkaline peroksida dan empat lempeng dalam larutan kontrol. Penelitian ini juga menggunakan interval waktu 8 jam sebanyak 7 kali perendaman dengan pergantian larutan alkaline peroksida tiap 8 jam, masing-masing menggunakan empat lempeng dalam kedua jenis larutan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis uji ANOVA dan uji T-tidak berpasangan. Hasil pengamatan tidak terjadi perubahan warna yang bermakna pada resin termoplastik nilon (valplast) setelah perendaman dalam larutan alkaline peroksida berdasarkan interval waktu yang digunakan. Namun terdapat perbedaan warna yang bermakna pada pengamatan kedua antara resin termoplastik nilon (valplast) yang direndam dalam larutan alkaline peroksida dan larutan kontrol pada interval perendaman 8 jam kedua hingga ketujuh seiring peningkatan lama perendaman. Kata kunci : basis gigitiruan, termoplastik nilon, bahan pembersih gigitiruan, stabilitas warna.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gigitiruan secara garis besar terbagi menjadi gigitiruan lepasan dan gigitiruan cekat. Gigitiruan lepasan didefinisikan sebagai penggantian gigi yang hilang dan jaringan pendukung dengan protesa yang dirancang dapat dilepas dan dipasang kembali oleh pasien.1 Gigitiruan lepasan terdiri dari basis gigitiruan sebagai landasan yang merupakan bagian permukaan gigitiruan yang bertumpu pada mukosa mulut dan tempat melekatnya gigi artificial. Basis ini membantu untuk mendistribusikan semua gaya yang bekerja pada gigi-gigi artificial ke jaringan basal.1 Basis gigitiruan lepasan pada mulanya terbuat dari bahan vulkanit yang ditemukan pada tahun 1837, kemudian diperkenalkan bahan logam pada tahun 1907. Namun sejak tahun 1937 bahan basis gigitiruan umumnya terbuat dari resin akrilik. Selain resin akrilik beberapa macam polimer telah dikembangkan sebagai bahan untuk pembuatan basis gigitiruan, salah satunya ialah resin

termoplastik yang diperkenalkan pada tahun 1950.2 Kesadaran masyarakat terhadap estetik semakin baik dan meningkat, ditandai dengan perkembangan dan permintaan bahan restorasi yang sewarna dengan

warna gigi. Demikian juga dalam bidang prostodontik gigitiruan, yang ditandai dengan perkembangan bahan resin termoplastik tanpa penggunaan cengkeram logam, tetapi mengggunakan cengkeram yang menyatu dengan basis gigitiruan dengan warna sesuai warna gingiva.3 Resin termoplastik sebagai bahan basis gigitiruan akhir-akhir ini mulai menjadi pilihan perawatan karena memiliki kelebihan estetik, fleksibel, sangat elastis, dan biokompatibel yang dapat mengurangi tekanan pada gigi penyangga dan menghilangkan reaksi alergi terhadap logam.3 Resin ini cenderung menyerap sejumlah air sehingga menjadi lebih lunak dan kompatibel terhadap jaringan sehingga dapat mengakibatkan disklorisasi.4 Termoplastik nilon adalah polimer yang lebih kompak dengan jarak intermolekuler yang lebih kecil sehingga penyerapan air lebih sedikit dan membuat bahan kimia lebih resisten terhadap derajat kristalinitas yang dapat membentuk efek penyerapan air menurun dibanding dengan heat cured acrylic.5 Penggunaan gigitiruan cenderung sebagai tempat penumpukan sisa makanan dan plak yang dapat mengganggu kebersihan dan kesehatan rongga mulut, sehingga cenderung menyebabkan bau nafas, melekatnya stain dan biofilm, akumulasi kalkulus dan menumpuknya mikroorganisme Candida albicans menyebabkan terjadi penyakit periodontal dan karies rekuren pada gigi penyangga.5 Oleh karena itu, pembersihan gigitiruan sangat dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulut. Bahan yang dapat digunakan untuk membersihkan gigitiruan berupa sabun dan air, pemutih, cuka, pasta gigi, dan bahan pembersih gigitiruan kimia.6

Gigitiruan dapat dibersihkan secara mekanis dan kimia. Metode pembersihan mekanik menggunakan sikat gigi yang lembut dengan sabun, air, atau pasta gigi.7 Metode kimia dengan merendam gigitiruan dalam larutan pembersih baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun bahan kimia. Terdapat beberapa jenis tumbuh-tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pembersih gigitiruan seperti daun sirih yang mengandung minyak atsiri sebagai bahan antiseptik dan daun ungu yang mengandung tanin berpotensi menghambat bakteri

Streptococcus mutans pada plat resin.8,9 Masih sedikit bahan pembersih tumbuh-tumbuhan yang beredar di pasaran, umumnya yang berasal dari bahan-bahan kimia dalam bentuk tablet, bubuk, dan cairan. Beberapa jenis bahan pembersih kimia antara lain bahan desinfektan seperti klorheksidin glukonat dan salsilat dapat mereduksi jumlah plak gigitiruan, namun bahan ini kurang baik digunakan sebagai pembersih gigitiruan sehari-hari karena bau dan rasa yang kurang menyenangkan pada plat gigitiruan. Bahan pembersih asam juga dapat memecah komponen anorganik deposit gigitiruan, namun bahan ini jarang digunakan karena berbahaya bagi kulit dan mata. Selain itu juga terdapat alkaline hipoklorit yang memiliki sifat bakterisidal dan fungisidal terutama pada Candida albicans, namun bahan ini dapat menyebabkan tarnis dan korosi pada logam gigitiruan.6 Salah satu jenis bahan pembersih kimia yang saat ini sering digunakan masyarakat adalah alkaline peroksida yang umumnya berbentuk bubuk dan tablet efferfescent. Berdasarkan hasil penelitian M Nanditha Kumar, et al yang membandingkan efektivitas antara bahan pembersih komersial alkaline peroksida dengan bahan pembersih

berupa larutan cuka menunjukkan bahwa bahan pembersih alkaline peroksida lebih efektif dalam menghilangkan Candida albicans.10 Metode pembersihan mekanik, dengan menyikat gigitiruan, tidak efisien dalam mengurangi jumlah mikroorganisme pada permukaan gigitiruan, sedangkan secara kimia melalui perendaman lebih efektif untuk disinfeksi gigitiruan dan lebih mudah dilakukan.10 Pemakai gigitiruan lanjut usia yang kesulitan membersihkan gigitiruan dianjurkan untuk melakukan perendaman gigitiruan yang dapat mengurangi plak pada gigitiruan.6 Namun metode perendaman dalam bahan pembersih kimia memiliki efek yang merugikan bagi komponen plastik atau logam pada gigitiruan dengan terjadinya kekasaran permukaan dan perubahan warna.11 Berdasarkan hasil penelitian Munther N. Kazanji (2004) dalam uji pengaruh bahan pembersih alkaline hipoklorit dan alkaline peroksida menunjukkan terjadi pemudaran warna pada basis gigitiruan self cure dan heat cure setelah dilakukan perendaman selama 7 hari.12 Penelitian Takabayashi (2010) juga menunjukkan terjadi perubahan warna yang bermakna menjadi lebih kuning pada beberapa jenis resin termoplastik setelah dilakukan perendaman dalam minuman kopi dan makanan kari karena penyerapan pigmen kopi dan kari pada permukaan resin.3 Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti stabilitas warna basis gigitiruan resin termoplastik pembersih gigitiruan alkaline peroksida. nilon pada penggunaan bahan

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah bahan pembersih alkaline peroksida dapat mempengaruhi stabilitas warna basis gigitiruan resin termoplastik nilon?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui pengaruh bahan pembersih alkaline peroksida terhadap stabilitas warna basis gigitiruan resin termoplastik nilon.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Menambah informasi ilmiah dan pengetahuan mengenai hal yang mempengaruhi kualitas dan estetika penggunaan gigitiruan 2. Mengetahui efek pemakaian bahan pembersih alkaline peroksida yang digunakan terhadap stabilitas warna basis gigitiruan dalam hal estetika. 1.5 HIPOTESIS PENELITIAN

Terjadi perubahan warna pada basis gigitiruan resin termoplastik nilon setelah perendaman dalam bahan pembersih gigitiruan alkaline peroksida.

BAB VI PENUTUP

6.1 SIMPULAN

Simpulan dari penelitian ini adalah tidak terjadi perbedaan warna yang bermakna pada resin termoplastik nilon setelah direndam dalam larutan pembersih kimia alkaline peroksida dengan interval waktu 1 jam dan 12 jam serta 8 jam sebanyak 7 kali perendaman. Termoplastik nilon memiliki stabilitas warna yang baik karena polimer nilon bersifat lebih kompak dan kopolimerisasi nilon lebih resisten dalam bereaksi dengan bahan kimia. Selain itu resin ini hampir tidak memiliki porositas sehingga menghasilkan dimensi dan stabilitas warna yang lebih baik. Namun terdapat perbedaan warna resin termoplastik nilon setelah 7 kali perendaman dalam larutan alkaline peroksida dibanding aquadest seiring peningkatan interval waktu perendaman disebabkan terjadi pemudaran warna resin termoplastik nilon setelah direndam dalam larutan alkaline peroksida, sebaliknya terjadi penggelapan warna resin termoplastik nilon pada perendaman aquadest.

6.2 SARAN

Saran yang dapat diberikan setelah melaksanakan penelitian ini adalah

1. Keseragaman bentuk, ukuran, dan warna sampel resin termoplastik perlu diperhatikan untuk meningkatkan akurasi hasil penelitian. 2. Teknik pengambilan sampel resin termoplastik sebaiknya secara random untuk mewakili penelitian. 3. Penggunaan bahan pembersih gigitiruan sebaiknya sesuai petunjuk produsen agar tidak merusak sifat fisik dari resin basis gigitiruan. 4. Teknik pengambilan foto dan penilaian warna pada beberapa titik tiap lempeng resin termoplastik dengan sudut pengambilan foto yang sama untuk meningkatkan akurasi hasil penelitian. 5. Diperlukan penelitian lanjutan dengan menggunakan : a. Periode perendaman yang lebih lama b. Temperatur larutan yang berbeda c. Efek dan sifat karakteristik lain dari bahan pembersih alkaline peroksida terhadap resin termoplastik. keseluruhan sampel sehingga dapat meningkatkan keakuratan hasil

You might also like