Professional Documents
Culture Documents
Pengertian hipertensi
Suatu keadaan dimana tekanan darah sama atau melebihi 140 mmHg sistolik dan atau melebihi 90 mmHg diastolik pada seorang yg tidak sedang makan obat anti hipertensi. Klasifikasi & stratifikasi hipertensi beragam. Bbrp organisasi & perhimpunan Bukti klinik
Hypertension
Neurohormonal Dysfunction
Kannel WB. JAMA. 1996;275:1571-1576. Weber MA et al. J Hum Hypertens. 1991;5:417-423. Dzau VJ et al. J Cardiovasc Pharmacol. 1993;21(suppl 1):S1-S5.
Cardiac Output
Arterial baroreceptors
Parasympathetic efferents
Atrial natriuretic peptide Cardiopulmonary baroreceptors
Renal efferents
Plasma renin angiotensin II Prostaglandins Kinin Renal Regulation of NaCl and H2O
Category* Optimal Normal High-normal Grade 1 hypertension (mild) Borderline subgroup Grade 2 hypertension (moderate) Grade 3 hypertension (severe) ISH Borderline subgroup
SBP (mm Hg) < 120 < 130 130-139 140-159 140-149 160-179 > 180 > 140 140-149
DBP (mm Hg) < 80 < 85 85-89 90-99 90-94 100-109 > 110 < 90 < 90
TD Sistolik (mmHg)
< 120
TD diastolik (mmHg)
< 80
Pre-hipertensi
Hipertensi Stage 1 Hipertensi Stage 2
120-139
140-159 > 160
80-89
90-99 > 100
<130/80 mmHg
<140/90 mmHg <130/80 mmHg
WHO/ISH
Without diabetes
With diabetes
<140/90 mmHg
<130/80 mmHg
2 mmHg
BP reduction (systolic)
10%
risk reduction stroke mortality
50 40 30 20 10 0
Control - Placebo
Years
Gejala klinik
Gejala klinik hipertensi bervariasi mulai dari tanpa gejala ( asimptomatik ) hingga berat al : - Pusing. - Tegang pada tengkuk. - Palpitasi - Imsomnia. - Sulit konsentrasi. - Tidak sadar dll.
Riwayat keluarga / genetik Merokok Kegemukan. Aktifitas fisik kurang. Dislipidemia. Stres Garam. Alkohol Diabetes melitus. Mikroalbuminuria. Usia senja ( pria > 55 thn , wanita > 65 thn ).
Anamnesis & pemeriksaan fisis - Riwayat keluarga. - Riwayat penyakit lain - Riwayat pemakaian obat-obatan. - Lama menderita. - Faktor resiko lainnya. Pemeriksaan fisis. - Gejala & kelainan kerusakan organ lainnya. Pemerikasaan penunjang. - Laboratorium. - Radiologi.
Anamnesis meliputi
1. Lama menderita HT dan derajat tekanan darah 2. Indikasi adanya hipertensi sakunder: penyakit ginjal kronik 3. Faktor resiko kardiovaskuler 4. Gejala kerusakan organ target: 4.1. Otak dan mata: sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, TIA, defisit sensorik dan motorik 4.2. Jantung: palpitasi, nyeri dada, sesak napas, semba kaki 4.3. Ginjal: haus , poliuri, nokturi, hematuri 4.4. Arteri perifer: ekstremitas dingin, klaudikasio intermiten 5. Pengobatan hipertensi sebelumnya 6. Faktor-faktor pribadi, keluarga, lingkungan
Laboratorium
Darah urin rutin. Gula darah. Kadar lemak. Fungsi ginjal. Elektrolit dll.
Radiologi.
- Foto dada. - USG.
Penatalaksanaan hipertensi
Menghentikan merokok Menurunkan berat badan berlebih Menurunkan konsumsi alkohol berlebih Latihan fisik Menurunkan asupan garam Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak
Low-Salt Diet
Exercise
2 3 4
5 6 7
SBP
DBP
DBP = diastolic blood pressure; SBP = systolic blood pressure. Adapted from: Stevens VJ et al. Ann Intern Med. 2001;134:1-11; Messerli FH et al. In: Griffin BP et al, eds. 2004. Manual of Cardiovascular Medicine. 2nd ed; Whelton SP et al. Ann Intern Med. 2002;136:493-503; Cutler JA et al. Am J Clin Nutr. 1997;65(suppl):643S-651S; Xin X et al. Hypertension. 2001;38:1112-1117; Whelton PK et al. JAMA. 1997;277:1624-1632.
Pengobatan farmakologik
Dapat dilakukan dgn : Monoterapi satu macam obat. Terapi kombinasi 2 atau lebih macam obat.
dipengaruhi berbagai faktor dan keadaan medik
Dengan indikasi memaksa digunakan obat anti hipertensi tertentu sbg pilihan utama
2.
3. 4.
5.
6. 7.
8.
9.
Diuretik Furosemide, HCT. Penyekat beta Propanolol Penyekat alfa sentral metildopa. Penyekat alfa perifer Prazozin. Vasodilator langsung hidralasin Antagonis Kalsium Nifedeipin, verapamil. Penghambat ACE I Captopril lisinopril dll Penghambat reseptor antagonis losartan dll. Penghambat renin langsung Aliskiren
Tolerability
1940s 1950 1957 1960s 1970s 1980s
ACE inhibitors
1990s
ARBs
2005+
Direct Renin Inhibito r
Direct vasodilators Peripheral sympatholytics Ganglion blockers Veratrum alkaloids Thiazide diuretics
Alpha blockers
DHP, dihydropyridine; CCB, calcium channel blocker; ARB, angiotensin II receptor blocker.
Indikasi memaksa
Gagal jantung. Paska infark miokardium. Resiko tinggi penyakit koroner & p darah. DM. Penyakit ginjal kronik. Pencegahan strok berulang
If not at goal BP, optimize dosages or add drugs until goal BP achieved; consider consultation with hypertension specialist
-blockers
ACE, angiotensin-converting enzyme AT, angiotensin CCB, calcium-channel blocker
CCBs
ACE inhibitors
The preferred combinations in general hypertensive population are represented as thick lines. The frames indicate classes of agents proven to be beneficial in controlled interventional trials
ESH ESC Guidelines Committee. J Hypertens 2007; 25: 11051187
- agonists Dr. Rx ??? Ganglionic blockers Drug of choice Vasodilators Ca++ Antagonist
Dokter Rasional Ilmu & Seni !!!
2. 3. 4. 5.
6.
Pengukuran tekanan darah yang tidak benar. Dosis belum maksimal. Ketidak patuhan menggunakan obat. Ketidak patuhan diet & cara hidup. Terapi lain yg mempengaruhi efektifitas OAH. Penyebab hipertensi / penyakit lainnya.
Komplikasi hipertensi
Otak (Tia ,stroke )
Mata (Retinopati)
Jantung
Pembesaran jantung Kiri Penyakit Jantung Koroner Payah Jantung
Ginjal (Nefropati)
Heart failure
Cerebral hemorrhage
Hypertension
Retinopathy
Peripheral vascular disease
All Vascular
DBP
mmHg
< 140
< 130 < 130
< 90
< 80 < 80
Tujuan Pengobatan hipertensi. 1. Target tekanan darah: < 140/90 mmHg, dan untuk pasien beresiko tinggi (DM, Penyakit ginjal proteinuri) < 130/80 mmHg 2. Penurunan morbiditas dan mortalitas peny kardiovaskuler 3. Mencegah terjadinya gangguaan npada target organ. 4. Pengobatan terhadap faktor resiko atau kondisi penyerta lainnya
Rencana Keperawatan
Resiko tinggi penurunan curah jantung Intervensi Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai indikasi
Diuretik Inhibitor simpatis Vasodilator Agen anti adrenergik Agen anti angiotensin Calcium channel blocker
Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi Perhatiakan dan penjelasan tentang faktor resiko.
Prioritas Keperawatan
Mempertahankan /meningkatkan fungsi kardiovaskular Mencegah komplikasi Memberikan informasi tentang proses dan program pengobatan Mendukung kontrol aktif pasien terhadap kondisi
Bingkisan pulang
Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama meningkatan mobiditas dan mortalitas.
Krisis hipertensi Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak (sistole 180 mmHg dan/atau diastole 120 mmHg), pd penderita hipertensi, yg membutuhkan penanggulangan segera.
2.
Hipertensi emergensi Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan organ target yang progresif. Di perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam kurun waktu menit/jam. Hipertensi urgensi Kenaikan TD mendadak yg tidak disertai kerusakan organ target. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam.
Penatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit, namun dapat dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan pemberian obat anti hipertensi oral.
Harus dilakukan di RS dg fasiltas pemantauan yg memadai Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin TD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah sbb: a. 5 menit s/d 120 menit pertama TD rata-rata (mean arterial blood pressure) diturunkan 2025%.
c. 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai <140/90 mmHg bila tidak ada gejala iskemia organ.
Clonidin (catapres) IV (150 mcg/ampul) a. Ckonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan infus glucosa 5% 500cc dan diberikan dengan mikrodrip 12 tetes/ menit, setiap 15 menit dapat dinaikkan 4 tetes sampai TD yg diharapkan tercapai. b. Bila TD target tercapai pasien diobservasi selama 4 jam kemudian diganti dg tablet
clonidin oral sesuai kebutuhan.
a. Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit kemudian diteruskan dg infus 50 mg/jam selama 20 menit. b. Bila TD telah turun >20% dari awal, dosis diberikan 30 mg/jam sampai target tercapai. c. Diteruskan dg dosis maintenance 5-10 mg/jam
Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mg/ampul) a. Nicardipin diberikan 10-30 mcg/kgBB bolus. b. Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 0,5-6 mcg/kgBB/menit sampai target TD tercapai. Labetalol (Normodyne) IV Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam cairan infus dg dosis 2 mg menit. Nitroprusside (Nitropress, Nipride) IV Diberikan dlm cairan infus dg dosis 0,25-10.00 mcg/kg/menit.