Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Rhizome of arrowroot (Maranta arundinacea L.) is a source of carbohydrate that is easily digested, therefore it can
be used for diet and remedy for stomach disorder. Currently, this plant is not cultivated intensively, therefore the
production of the rhizome is very limited. The objective of this study is to obtain efficient method to propagate of the
arrowroot by investigating the effect of BAP (6-benzylaminopurine) on viability of rhizome shoot. Intact rhizome
and rhizome cuttings were exposed to BAP solution (2 and 4 mg/l) for 15 minutes prior to potted on a sterilized sand
medium. The experiments were arranged in a complete randomized design with 3 replicates, and the data resulted
were analyzed using ANOVA (analysis of variance) and LSD (least significance difference) test. The result showed
that the viability of intact rhizome shoots was lower (5,6 – 12,5%) than the rhizome cuttings. The highest viability
(86,1%) and growth rates of shoot (4.6 shoots/week) resulted from the cuttings exposed to 4 mg/l BAP. Growth rates
of leaves of intact rhizome was very low i.e. 0.3 – 0.4 leaves/week. The highest growth rates of leaves (3.9
leaves/week) were resulted from the rhizome cuttings exposed to 4 mg/l BAP solution, meanwhile the lowest growth
rates (0.5 leaves/week) obtained from rhizome cuttings exposed to 2 mg/l BAP. No significant different of those
treatment on plant height. Total roots of the rhizome cuttings exposed to 4 mg/l BAP (4.9) were significantly
different, but not for intact rhizome.
BAHAN DAN METODE media pasir steril yang ditempatkan dalam dalam
bak plastik berukuran 40 x 30 x 12 cm. Penyiraman
Rimpang garut untuk bahan penelitian diperoleh disesuaikan dengan kebutuhan bahan tanaman
dari daerah Sentul, Kabupaten Bogor. Rimpang tersebut di atas, dengan menggunakan air PAM.
tersebut dibuang akar-akarnya, dicuci hingga bersih Pengamatan dilakukan setiap minggu selama 8
dengan air mengalir kemudian dikeringanginkan minggu. Parameter yang diamati meliputi daya
selama 24 jam untuk mengurangi kontaminan yang tumbuh tunas (%), nilai rataan laju pemunculan
masih menempel di permukaan rimpang. Dalam tunas dan daun, tinggi tanaman, jumlah dan
penelitian ini, digunakan rimpang yang utuh dan panjang daun serta jumlah akar. Percobaan disusun
stek rimpang satu ruas yang mengandung dua mata menurut Rancangan Acak Lengkap. Data hasil
tunas dengan ukuran seragam. percobaan dianalisis menggunakan analisis sidik
Media yang digunakan adalah pasir yang telah ragam (ANOVA) dan uji beda nyata terkecil (LSD)
diautoklaf pada suhu 121ºC selama 30 menit (Steel & Torrie, 1991).
dengan tekanan 1-1,5 atm untuk mematikan biji-
biji rumput dan patogen yang merugikan tanaman
(Hartmann et.al., 1990). Perlakuan yang diberikan HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah rimpang utuh dan stek rimpang yang
direndam dalam larutan BAP (6- Daya tumbuh tunas
benzylaminopurine) dengan konsentrasi 2 dan 4 Daya tumbuh tunas dari rimpang utuh sangat
mg/l selama 15 menit. Perlakuan pada rimpang rendah yaitu berkisar antara 5,6% pada kontrol dan
utuh meliputi rimpang utuh (kontrol), rimpang utuh 12,5% pada rimpang yang disayat. Daya tumbuh
yang disayat dan rimpang utuh yang disayat dan tunas dari stek rimpang umumnya lebih tinggi dari
diberi 2 mg/l BAP. Pada stek rimpang pada rimpang utuh. Persentase tertinggi (86,1%)
perlakuannya meliputi stek rimpang utuh (kontrol), diperoleh dari stek yang direndam dalam 4 mg/l
stek rimpang yang dibelah, stek rimpang yang BAP, sedangkan persentase terendah (29,6%)
diberi 2 mg/l BAP dan stek rimpang yang diberi 4 diperoleh dari stek yang direndam dalam 2 mg/l
mg/l BAP. Jadi semuanya ada 7 perlakuan, 3 BAP.
perlakuan pada rimpang utuh dan 4 perlakuan pada Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pada
stek rimpang. setiap buku rimpang garut terdapat mata tunas yang
Setiap perlakuan dilakukan pada 3 buah mempunyai potensi untuk tumbuh menjadi
rimpang/stek rimpang yang ukurannya seragam. individu baru apabila rimpang tersebut dipotong-
Semua bahan tanaman tersebut ditumbuhkan pada potong menjadi stek yang mempunyai dua mata
4 mg/l BAP
2 mg/l BAP
Dibelah
Kontrol
Disayat
Kontrol
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Daya tumbuh (%)
Gambar 1. Daya tumbuh mata tunas rimpang garut (utuh dan stek) pada pasir steril (umur 8 minggu).
28
tunas. Pemotongan rimpang menjadi stek rimpang Hasil tersebut membuktikan bahwa rangsangan
dapat merangsang pertumbuhan mata tunas yang mekanis dapat mempercepat munculnya tunas,
dorman. Menurut Hartmann et.al. (1990) pada maka pada percobaan selanjutnya dilakukan
setiap buku rimpang yang leptomorph terdapat pemotongan rimpang utuh menjadi stek satu yang
mata tunas samping yang berpotensi untuk tumbuh, memiliki 2 mata tunas. Menurut Purseglove (1975),
sedangkan pada sisi lain dari rimpang hampir untuk perbanyakan garut, rimpang utuh dapat
semua mata tunasnya dorman Pembelahan stek dibuat menjadi stek yang mempunyai 2-4 buku.
rimpang menjadi dua bagian ternyata tidak dapat Perendaman stek dalam larutan BAP bertujuan
meningkatkan jumlah tanaman, sehingga perlakuan untuk merangsang pertumbuhan tunas sampingnya,
tersebut tidak efektif. mengingat salah satu pengaruh BAP adalah untuk
Konsentrasi BAP hingga 4 mg/l nampaknya merangsang pertumbuhan tunas samping Hill
belum cukup kuat untuk menumbuhkan semua (1975),
mata tunas rimpang garut, sehingga konsentrasi Baik stek rimpang yang direndam maupun yang
BAP perlu ditingkatkan lagi (Gambar 1). tidak direndam dalam larutan BAP, sebagian besar
tunas muncul pada minggu pertama setelah tanam.
Laju pemunculan tunas Namun pada stek rimpang yang direndam dalam
Pada rimpang utuh yang disayat baik direndam larutan 2 mg/l BAP, tunas dihasilkan umumnya
maupun tidak direndam dalam larutan 2 mg/l BAP, pada minggu kedua setelah tanam. Laju
tunas muncul pada minggu pertama. Namun pada pemunculan tunas pada stek yang dibelah ataupun
rimpang utuh tanpa perlakuan (kontrol), tunas tidak adalah sama, yaitu 2,6 tunas/minggu. Stek
muncul lebih lambat yaitu pada minggu ketiga rimpang yang direndam dalam larutan 4 mg/l BAP
setelah tanam. Hal tersebut menunjukkan bahwa menunjukkan laju pemunculan tunas tertinggi (4,6
rimpang utuh tanaman garut memerlukan tunas/minggu), sedangkan stek rimpang utuh yang
rangsangan mekanis berupa sayatan untuk direndam dalam 2 mg/l BAP hanya menghasilkan
mematahkan dormansi tunas sampingnya. Laju satu tunas/minggu (Gambar 2).
pemunculan tunas pada rimpang utuh yang disayat Gambar 2 menunjukkan bahwa kombinasi
dan direndam dalam larutan 2 mg/l BAP lebih perlakuan terbaik untuk mempercepat munculnya
rendah dari pada yang tidak direndam (0,4 tunas adalah stek rimpang yang direndam dalam
tunas/minggu) dan hingga minggu ke delapan tidak larutan 4 mg/l BAP. Perendaman stek rimpang
ada lagi tunas baru yang muncul. Keadaan tersebut dalam larutan 2 mg/l BAP tidak mempercepat
membuktikan bahwa munculnya tunas dari munculnya tunas, tunas baru muncul pada minggu
rimpang utuh bukan karena pengaruh BAP tetapi ke dua setelah tanam.
akibat rangsangan mekanis.
50 100
40 80
Tunas muncul (%)
30 60
20 40
10 20
0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Gambar 2. Laju pemunculan tunas pada tanaman garut asal rimpang utuh dan stek rimpang yang ditanam dalam
media pasir steril.
PRIADI dkk. – Pengaruh BAP terhadap Pertumbuhan Maranta arundinacea L. 29
50 100
40 80
30 60
20 40
10 20
0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Gambar 3. Laju pemunculan daun pada tanaman garut asal rimpang utuh dan stek rimpang yang ditanam dalam
media pasir steril.
nyata dengan kontrol. Demikian pula pada rimpang berfungsi untuk menyerap air dan zat hara. Oleh
yang distek sebelum ditanam. karena itu daya tumbuh tertinggi tunas (86,1%)
mempunyai korelasi positif dengan jumlah akar
Tabel 2. Pengaruh BAP terhadap pertumbuhan tunas pada stek rimpang.
stek rimpang tanaman garut