You are on page 1of 6

KONSUMSI SUSU FORMULA LANJUTAN PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POLIKLINIK RSMH PALEMBANG

Nyimas Praptini Nurani ABSTRAK Growing up milk is one of essential nutrients for children growth aged less than 3 years. But most of parents do not know how much milk is needed for children, frequency of administration, and the milk brand that is suitable for children. So we need do a research on growing up milk consumption by children aged 1-3 years in RSMH Polyclinic Palembang. To know the volume and frequency of milk consumed per a day and the most common milk brand that consumed by children aged 1-3 years in RSMH Polyclinic Palembang. Descriptive survey study conducted in women who have children aged 1-3 years in Polyclinic RSMH Palembang in October to December 2012. There are 77% of children who cosume growing up milk and 23% are not. The average volume of milk consumed by children aged 1-3 years is 600 ml a day, There were 23 children (23%) who consumed infant formula < 300 ml a day. The average frequency administration of milk in children aged 1-3 years is 5 times a day. There are 27 children (27%) consumed formula milk 1-3 times a day. The most often brand milk that consumed by children aged 1-3 years is SGM (49.35%). There are 53.25% of mothers give their children formula milk from birth. And the most reason why mothers give their children formula milk because of their ASI is "not enough" (52%). The average volume of milk consumed by children aged 1-3 years is 600 ml a day. The average frequency of milk in children aged 1-3 years is 5 times a day. The most often growing up milk brand that consumed by children aged 1-3 years is SGM. Keywords: growing up milk, growing up milk brand, frequency of administration growing up milk. Pendahuluan Masa batita merupakan golden age masa keemasan bagi pertumbuhan seorang anak, terutama pada anak usia 0-2 tahun, karena pada masa ini pertumbuhan otak mencapai 95%. Apabila mengalami gangguan dan tidak segera ditangani dengan baik pada masa ini maka pada usia selanjutnya sulit untuk diperbaiki. Menurut Titi (1993), untuk mencapai pertumbuhan yang optimal pada masa keemasan tersebut dibutuhkan asah, asih dan asuh. Dalam memberikan asuh yang baik, ibu harus memberikan nutrisi yang cukup dan seimbang. Susu adalah salah satu jenis nutrisi yang paling sering dikonsumsi oleh anak yang berusia kurang dari 3 tahun. Susu dapat dibagi menjadi beberapa klasifikasi yaitu: klasifikasi berdasarkan usia, bentuk, asal dan indikasi. Pada anak batita, susu biasanya dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan zat gizi anak disamping makanan lain selain susu. Namun apabila anak tidak mau makan, biasanya orang tua akan menggantinya dengan susu, sehingga semakin hari konsumsi susu akan lebih banyak dibandingkan makanan lain. Konsumsi susu yang berlebihan akan membuat anak merasa kenyang dan semakin tidak mau mengkonsumsi makanan lain selain susu. Untuk itu penting sekali mengatur jumlah susu yang dikonsumsi anak per harinya. Selain itu perlu juga diketahui merek susu yang paling sering dikonsumsi dan frekuensi pemberian susu per hari pada anak usia 1-3 1

tahun. Belum adanya penelitian mengenai volume susu yang konsumsi per hari, frekuensi pemberian susu per hari dan merek susu yang paling sering dikonsumsi anak usia 1-3 tahun, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai konsumsi susu formula lanjutan pada anak usia 1-3 tahun di Poliklinik RSMH Palembang. Metode

pada responden. Selain itu diperoleh pula data usia anak pertama kali diberi ibu susu formula dan alasan ibu memberi anak susu formula. Data yang yang telah diperoleh ditabulasi dan kemudian dilakukan narasi. Hasil dan Pembahasan Dari 100 orang anak usia 1-3 tahun dan ibunya yang berkunjung ke Poliklinik RSMH Palembang, 77 diantaranya yang mengkonsumsi susu formula lanjutan dan 13 orang anak yang tidak menhkonsumsi susu formula lanjutan. Dari 77 orang anak tersebut didapat rata-rata volume susu yang dikonsumsi anak usia 1-3 tahun per harinya sebanyak 600 ml. Volume susu yang terbanyak dikonsumsi anak antara 1300 ml per hari yaitu 23 orang anak (23%) diikuti 301-600 ml sebanyak 20 orang anak (20%) dan 601-1200 sebanyak 11 orang anak (11%). Hasil penilitian ini tidak jauh berbeda dengan yang dianjurkan WHO (2005) yaitu anak yang rutin mengkonsumsi makanan padat yang berasal dari produk hewani konsumsi susu formula perharinya sebanyak 300-500 ml. Begitu pula dengan Crawley dan Westland (2012), yang menyatakan bahwa pemberian jumlah susu pada anak usia 1-3 tahun sebanyak 400-500 ml per hari.

Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif yang dilakukan di Poliklinik RSMH Palembang pada bulan Oktober sampai Desember 2012. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang berusia 1-3 dan ibunya yang berkunjung ke Poliklinik RSMH Palembang pada bulan Oktober sampai Desember 2012 yang diambil secara purposive. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang berusia 1-3 tahun dan ibunya yang bersedia menjadi responden. Kriterian eksklusi penelitian ini adalah seluruh anak yang berusia 1-3 tahun dan ibunya yang menolak menjadi responden. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah merek susu formula lanjutan yang dikonsumsi, volume susu formula lanjutan yang dikonsumsi serta frekuensi pemberian susu per hari yang diperoleh melalui wawancara Gambar 1. Volume Susu Yang Dikonsumsi per Hari Pada Anak usia 1-3 Tahun
25 20 15 10 5 0 1 0 2 11 23 23 20 19

Rata-rata frekuensi pemberian susu per hari pada anak usia 1-3 tahun adalah 5 kali. Penelitian Crawley dan Westland (2012) menyatakan bahwa frekuensi pemberian susu pada anak usia 1-3 tahun sebanyak 3 kali per hari, yaitu dua kali di waktu cemilan dan satu kali sebelum tidur.

Hasil penelitian menunjukkan frekuensi pemberian susu pada anak usia 1-3 tahun di Poliklinik RSMH Palembang lebih dari yang nyatakan oleh Crawley dan Westland (2012) yaitu sebanyak 3 kali per hari

Tabel 1. Frekuensi Pemberian Susu per Hari Pada Anak usia 1-3 Tahun
No 1 2 3 4 Interval Frekuensi Pemberian Susu per Hari (kali) 1-3 4-6 7-10 11-13 Total Frekuensi () 27 26 23 1 77 Persentase (%) 35,06 33,77 29,87 1,30 100

Merek susu yang paling banyak dikonsumsi anak usia 1-3 tahun di Poliklinik RSMH Palembang adalah SGM sebanyak 49,35%, diikuti susu Bebelac 14,29% dan Nutrilon 9,09%. Sedangkan yang paling sedikit adalah Vitalac dan Sustagen yang hanya 1,3%.

Merek susu yang beredar di setiap nergara tidaklah sama. Sehingga hasil penelitian ini tidak bisa dibandingkan dengan hasil penelitian dari negara lain, sedangkan di Indonesia belum ada penelitian yang menyebutkan merek susu yang paling banyak dikonsumsi anak usia 1-3 tahun

Gambar 2. Merek Susu Formula Lanjutan yang Dikonsumsi Anak Usia 1-3 Tahun
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 6.49 1.3 14.29 9.09 2.6 2.6 49.35

1.3

2.6

3.9

3.9

2.6

Ada banyak alasan orang tua member anak mereka susu formula. Dari 77 orang ibu yang member anaknya susu formula, sebanyak 40 orang ibu beranggapan ASI-nya tidak cukup (52%), 17 orang ibu beralasan mereka bekerja di luar rumah (22%), tiga orang ibu ASI-nya tidak keluar (3,9%), dua orang ibu menyatakan sering sakit (2,6%), satu orang ibu beralasan karena diberi

saran oleh tenaga medis (1,3%), tiga orang ibu mengatakan anaknya menolak ASI (3,6%), ada juga dua orang ibu yang putting susu tidak keluar (2,6%), dan satu orang anak yang ibunnya meninggal (1,3)%. Belum ada penelitian tentang alasan orang tua memberi anaknya susu formula, sehingga hasil penelitian ini tidak bisa dibandingkan dengan penelitian lain.

Tabel 2. Alasan Ibu Memberi Susu Formula pada Anak


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Alasan Ibu Memberi Susu Formula pada Anak


asi tidak cukup ibu bekerja asi tidak keluar mendapat saran dari tenaga medis ibu sering sakit anak menolak asi puting susu tidak keluar ibu meniggal Lain-lain Total

Frequensi () 40 17 3 1 2 4 2 1 7 77

Persen (%) 52 22 3,9 1,3 2,6 5,2 2,6 1,3 9,1 100

Riwayat pemberian susu formula, 53,25% ibu memberi anaknya susu formula sejak lahir, 20,78% memberikan pada usia kurang dari 6 bulan dan 23,38% memberikan susu formula pada usia 6 bulan.

Hasil penelitian memperlihatkan ada banyak orang tua yang memberi anak mereka susu formula sejak lahir. Tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan Strawn et al (2008) yang menyatakan 52% anak di Amerika selain diberi ASI juga diberi susu formula sejak berada di rumah sakit.

Gambar 3. Usia Anak Pertama Kali Diberi Susu Formula


60 50 40 30 20 10 0 sejak lahir < 6 bulan 2.6 6 bulan 20.78 23.38 53.25

lupa

Simpulan Dari 100 orang sampel, terdapat 77 orang (77%) yang mengonsumsi susu formula dan 23 orang (23%) tidak mengonsumsi susu formula. Rata-rata volume susu yang dikonsumsi anak usia 1-3 tahun di Polklinik RSMH Palembang per harinya sebanyak 600 ml. Rata-rata frekuensi pemberian susu formula pada anak usia 1-3 tahun di Polklinik RSMH Palembang 5 kali per hari. Merek susu formula yang paling banyak dikonsumsi anak usia 1-3 tahun di Polklinik RSMH Palembang adalah SGM. Alasan ibu memberi anak mereka susu formula kebanyakan karena ASI mereka tidak cukup. Paling banyak ibu memberi anak susu formula sejak mereka lahir Daftar Pustaka Barsh, GB dan Schwartz, MW. 2002. Genetic Approach to Studying Energy Balanc: Perception and Integration. Nature Review 3: 589-600 Bear, MF, Connor, BW dan Paradiso MA. 2000. Neuroscience Exploring the Brain 2nd ed. Lippi Coft Willian & Willkins, hal 532545. Crawley, H dan Westland, S. 2012. Infant Milks in the UK: A Practical Guide for Health Professionals. First Step Nutriton Trust. (http://www.firststepsnutrition.org /pdfs/FSNT_Infant%20milks_WE B.pdf, Diakses 21 Juli 2012) Date Y, Murakami N, Toshinai K, dkk. 2002. The Role of Gastric

afferent Vagal Nerve in Ghreline induced Feeding any Growth Hormone Secrecion in Rats. Gastroenterology 123 Depkes. 2005. Pedoman Umum Gizi Simbang (Panduan untuk Petugas). Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat, Depkes. Depkes. 2011. Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Balita Gizi Kurang.Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementrian Kesehatan. (http://gizi.depkes.go.id/wpcontent/uploads/2012/05/Panduan -PMT-BOK-2011.pdf, Diakses 1 Agustus 2012) Eleveth, PB dan Tanner, JM. 1976. World wide Variation in Human Growth. Cambridge University Press. Cambridge. Ganong WF. 2005. Review of medical physiology 22nd ed. USA. McGraw Hill Company. Guyton, AC dan Hall. 2006. Fisiologi kedokteran edisi ke11.Terjemahan oleh: Setiawan, I. dan Santoso, A. Jakarta. EGC Scientific Comitte on Food. 2003.Report of the Scientific Committee on Food on the Revision of Essential Requirements of Infant Formulae and Follow-on Formula. Belgium. Schwart, MW dan Morton, GJ. 2000. Keeping Hunger at bay Nature. 418: 595-597.

Schwartz MW, Woods SC, Porte, dkk. 2000. Central Nervous System Control of Food Intake. Nature 404: 661-669 Sherwood, L. 2001. Human Physiology from Cell to System 3rd ed. Brooks. Hal 617-620 Soetjianingsih. 1995. Tumbuh kembang anak. EGC. Jakarta. Indonesia, hal 14 Speer, E dan Mixa, A. 1998. Milk and Diary Product Technology. Marcel Dekker, New York Spiegelman BM dan Flier, JS. 2001. Obesity and Regulation of Energy Balance Cell. 104: 531-543. (http://users.ugent.be/~fspelema/le s%204-5%20HMG/obesity.pdf, Diakses 8 Agustus 2012) Strawn, LM, Scanlon, KS and Fein, SB. Infant Feeding and Feeding transitions During the First Year of Life. Pediatrics 2008;122;S36. (http://pediatrics.aappublications. org/content/122/Supplement_2/S3 6.full.html , Diakses 6 Januari 2013) Titi S, Sularyo. 1993. Pertumbuhan Linier (Stature) Anak dan Upaya Pemantauannya dengan Minat pada Perawakan Pendek, Naskah lengkap: Masalah penyimpangan pertumbuhan somatic pada anak dan remaja. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan. Ilmu Kedokteran Anak XXVIII, FKUI. Jakarta 16-17 Februari 1993 hal 29-48 United States Department of Agriculture Food and Nutrition Service. 2009. Infant Nutrition

Feeding. USDA, Washington (http://www.nal.usda.gov/wicwor ks/Topics/FG/Chapter4_InfantFor mulaFeeding.pdf, Diakses 23 Juli 2012) Wang G, Lee H, Englande E, dkk. 2002. Ghreline not only Stomach Hormone, Regulating Peptide. 105: 75-81 World Health Organization. 2005. Feeding the non Breastfeed Child 624 Months of Age. Geneva: WHO. (http://helid.digicollection.org/pdf/s1 3445e/s13445e.pdf,Diakses, 5 Agustus 2012)

You might also like