You are on page 1of 2

Impulsive aggression ( as opposed to premediated aggression ) is most commonly associated with bipolar and other affective disorders.

In animal models, premediated aggression corresponds to predatory behavior, while impulsive aggression is a response to perceived threat ( the fight in fight-orflight )13,17. As either a state or trait, increased impulsive aggression is driven by an increase in the strength of aggressive impulses or a decrease in the ability to control these impulses. Neurochemically, impulsive aggression has been associated with low serotonin levels, high catecholamine levels, and a predominance of glutamatergic activity relative to g-aminobutyric acid (GABA)ergic activity.17 Assessing violence risk in bipolar patients In many ways, the assessments of violence risk in people with bipolar disorders is similar to risk assessments in an patient. Certain data from the patients history and mental status examination are universally important. Always ask about of history of violent acts, especially recent ones and especially if there were any legal consequences18 Assess the extent of alcohol and drug use because there is a strong association between subtances abuse and risk of violence19 Although trauma history has a unique relationship with bipolar disorder, it should be assessed in all patients to determine the risk of violence. Trauma is associated with increased aggression in adults in general, regardless of whether an affective disorders is presents.1,2 Other important historical data include demographic information ( young men of low socioeconomic status who have few social supports are the most likely to be violent) and access to weapons.20 In the mental status assessment, it is important to note psychomotor agitation as well as the nature, frequency,and severity of violent ideation.20,21 Use an actuarial instrument, such as the historical, clinical, and risk management-20 (HCR-20) violence assessment scheme, can help integrate systematic, inquiry about evidene-based risk factors into assessment of the clinical scenario.22,23 Although such instruments are often develop for use in forensic populations, they can be integrated into the assessment of other population, for example, the 10 historical items of the HCR can be used as as structured checklist in conjunction with a clinical assessment ( table)1

Agresi impulsif (sebagai lawan agresi premediated) paling sering dikaitkan dengan bipolar dan gangguan afektif lain. Dalam model hewan, agresi premediated sesuai dengan perilaku predator, sementara agresi impulsif merupakan respon terhadap ancaman (perang di bertarung-atau-lari) 13,17. Baik sebagai negara atau sifat, peningkatan agresi impulsif didorong oleh peningkatan kekuatan impuls agresif atau penurunan kemampuan untuk mengendalikan dorongan tersebut. Neurochemically, agresi impulsif telah dikaitkan dengan rendahnya tingkat serotonin, kadar katekolamin tinggi, dan dominasi kegiatan glutamatergic relatif terhadap asam g-aminobutyric (GABA) ergik activity.17 Menilai risiko kekerasan pada pasien bipolar Dalam banyak hal, penilaian risiko kekerasan pada orang dengan gangguan bipolar mirip dengan penilaian risiko pada pasien. Data tertentu dari sejarah pasien dan pemeriksaan status mental secara universal sangat penting. Selalu bertanya tentang riwayat tindak kekerasan, terutama yang baru-baru ini dan terutama jika ada konsekuensi hukum18 Menilai sejauh mana penggunaan alkohol dan narkoba karena ada hubungan yang kuat antara subtances pelecehan dan risiko kekerasan19 Meskipun riwayat trauma memiliki hubungan yang unik dengan gangguan bipolar, itu harus dinilai pada semua pasien untuk menentukan risiko kekerasan. Trauma dikaitkan dengan peningkatan agresi pada orang dewasa pada umumnya, terlepas dari apakah gangguan afektif adalah presents.1, 2 data historis penting lainnya termasuk informasi demografis (laki-laki muda dari status sosial ekonomi rendah yang telah beberapa dukungan sosial adalah yang paling mungkin untuk menjadi kekerasan) dan akses ke weapons.20 Dalam penilaian status mental, penting untuk dicatat agitasi psikomotor serta sifat, frekuensi, dan keparahan ideation.20 kekerasan, 21 Gunakan alat aktuaria, seperti sejarah, klinis, dan manajemen risiko-20 (HCR-20) skema penilaian kekerasan, dapat membantu mengintegrasikan sistematis, pertanyaan tentang faktor risiko berbasis lingkungan, ke penilaian scenario. klinis, 22,23 Meskipun instrumen tersebut sering berkembang untuk digunakan dalam populasi forensik, mereka dapat diintegrasikan ke dalam penilaian penduduk lainnya, misalnya, 10 item sejarah HCR dapat digunakan sebagai sebagai daftar periksa terstruktur dalam hubungannya dengan penilaian klinis (tabel) 1

You might also like