You are on page 1of 20

Nomor 13 Tahun VtlApril 2012 tssN 1907-3232

idyadari
-*?
F/

rl
1
E

INSTITUT KBGURUAN DAl\ ILMU PENDIDIKAI\ ( IKIP ) PGRI BALI


DEI.IPASAR

r
I
I
I

Nomor 13 Tahun Vll April 2012

lssN 1907-3232

BEBERAPA PROBLEMATIKA DAN I(ONTROVERSI SEPUTAR PENGGUNAAN METODE CAMPURAN l.; i:.i:. (KUANT ITATIF.KUALITATI F)

:1, gi
Ri

jt:.

Olclt I \VaYalt Gunartha


Dosen FPBS

IKIP PGRI Bali

tF .r*.
#i Sl
*1

W.gtrrtartha@Yahoo.com

Abstract

is q relatit,ely new method, so that lhe ntany problents # thaf hare no! been evidenl to researchers who wish to implentenl it. This $pnpn, aims to provicle a clearer picture about a few things related Io the in the ntixed methods, matter how f,;nixed ntethods, i.e. the interpretation
H The ntixed ntethods

' qualitative research, heat,ily in.flttenced by the interpretation of the validit.lt l, of ,hn data. Interpretatiotl o.f the results o.f the study would be appropriate Y' ,1 tt e data retrieved is conrpletely t'alicl, reliabel and onyektif' Therefore, i.' to nnsrru lhat the proper interpretation of the results o.f research, the i. validity of the data needs tc be testeC. When the test can be done by i* triangulation techniques, discussions with my colleagues (peer clebriefing), i. membercltack, cultural bias, and clarify the audil. Qualitative research in the transferability problem yel no agreement omong the experts. Therefore, the problem of transferability is not lhe responsibility of researchers, but it is left to the reader. Analysis and research of mixed iterpretasi data in line with mixed method design itself. Today, compuler Drograms for qualitatit,e research has been widely circulated, which can help the efficiency of w,ork in research, such as ATLAS/I|, The Ethnograph, HypeTRESEARCH, and NVivo, which can be obtained at the lVeb site: http://caqdas.soc.surrey.ac.u!:/, and has features that are very complele.
I(eywords:mixed methods, quantitative. qualitative, credibility,
t

* anatysis itt lhe ntixed methods, antl use o.f contputer programs ltt

ra nsfe rabi

ity,

d ep

nd ab il

ty,

co

nfirm ab

iIi

ty.

A.

PENDAHULUAN
Metode penelitian campuran (nixec[) merupakan paradigma yang relatif

masih baru karena lahirnya baru setelah berakJrimya perang paradigma kuantitatif

dengan kualitatif dan rnerupakan perkembangan dari dua pendekatan sebelumnya


(Creswell, 2010: 304). Menurut Guba dan Lincoln, paradigma diartikan sebagai

187

Nomor 13 Tahun Vll Aprit 2012 tSSN 1907_3232


cara pandang atau sistem keyakirran yang menjadi pedonran peneliti (Tashakkori dan

Teddlie,-2010:3). Pera'g paradigma ini telah bertangsung di berbagai .,medan


pertenipuran" dengan perhatian utanla pada isu-isu konseptual, seperli
realitas" atau "keniungkitran hubungan kausalitas".
,.dasqp

Dala'r bidang psikologi, dekade 1970-au dan 1980-an

penting perdebatan metodelogi antara ilmuwan seperti Cronbach (19S2) cian Cook & campbell (.1979). Perdebatan ini terfokus pada isu konseptual tentang pentingnya

'renjadi

saksi

validitas. internaL (situasi yang dikontrol, yang dianggap keramat bagi kaum positivis) dan validitas eksternal (menekankan situasi alami, yang dipilih oleh para konstruktivis). Demikian pula yang terjadi dalam bidang antropologi, terjadi saling kritik antara kaum positivis dan konstruktivis atau "naturalis" (Tashakkori dan
Teddlie, 2010: 5). Hammersley (1992) telah mencatat bah',va perdebatan tentang paradigma

kuantitatifdan kualitatif sebenarnya berakar pada pertengahan abad XIX dan dalam
ilrnu sosiologi terjadi pada 1920-andan 1930-an. Akhir-akhir ini, perhatian terhadap perdebatan itu diawali dengan kebangkitan kembali metode penelitian kualitatif

pada tahun 1960-an dalam ilmu sosiologi dan psikologi, yang Teddlie,20l0:
9).

sebelumnya

didorr,inasi oleh metode kuantitatif (survai atau eksperimen) (Tashakkori dan

untuk mendamaikan antara dua posisi paradigma tersebut, banyak usaha dilakrkan dalam ilmu prilaku sosiai. "penganut kedamaian,' telah menunjukkan
bahwa metode kualitatif dan kuantitatif sesungguhnya dapat saling melengkapi. Dalam penelitian pendidikan dan evaluasi, banyak disajikan tesis berdasarkan perpaduan

dua paradigma yang berbeda yang disebut pragmatisme.

para

penganutnya disebut kaum p ragm a tis.

Saat ini, perdebatan paradigma memiliki relevansi penting dengan sejarah

filsafat ilmu sosial. Banyak peneliti dan teoritisi mengadopsi ajaran relativisme
paradigma. Bahkan, beberapa pejuang yang paling sering dicatat (seperti Guba &

Lincoln, 1994) telah mengisyaratkan untuk rrengakhiri peperangan

dengan

lnengatakan balrrva rnetafora teutang perang paradigma yang digambarkan oleh


188

Nomor 13 Tahun Vll April 20't2

lssN 1907-3232
6age (1969) tampak berlebihan' Resolusi dari perbedaan paradigma hanya dapat terjadi ketika muncul paradigma baru yang lebih nlemberikan infonuasi dan lebih
canggih dari yang sudah ada.

Teoritisi dan peneliti yang berorientasi praglnatis sekarang telah mengacu


ke "uretode caltpuran" (atau nretodelogi canrpurall atau pencampuran nletodelogis),

yalg berisi dua elemen pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dengan kata lain, sejalan dengan berakhirnya perang paradigma kuantitatif dan kualitatil lahirlah metode campuran Qnixed ntethoc{). Sebagai paradigma baru' tentu ia memiliki
' karakteristik disain tersendiri yang berbeda dari paradigma sebelumnya. Tashakkori dan Teddlie ed. (2010:3) mengatakan "penelitian metode campuran masih berada

pada tahap remajanya dalam pengertian bahwa para pakar belum bersepakat mengenai banyak persoalan dasar tnenyangkut bidang ini". Dengan demikian,
peneliti pemula yang tertarik untuk menggunakan pendekatan ini masih bertanyatanya, misalnya bagaimana disailnya; bagaimana pengumpulal datanya; yang

mala lebih dulu dilakukan kualitatifnya atau kuantitatifnya; bagaimana analisis


datanya, mana lebih dulu; bagaimana penafsiran hasil analisisnya; dan lain-lain. Hal

ini diseabkan belum banyaknya literarur yang khusus membahas metode campuran
ini.
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam

tulisan ini adalah

(l)

Apakah yang dimaksud dengan metode campuran kapakah

metode campuran itu digunakan? (2) Bagaimanakah teknik 'ralidasi data untuk meningkatkan ketepatan interpretasi? dan (3) Bagaimanakah proses analisis data dalam metode campuran? Tulisan ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca yang
tertarik dengan metode kualitatif dan campuran.

Metode Campuran dan Penggunaannya Sebelum melangkah ke uraian selanjutnya, kiranya penting sekali untuk memberikan sebuah definisi mengenai penelitian metode campuran. Tashakkori dan Teddlie, ed. (2010: 317) mendefinisikan bahwa penelitian metode campuran adalah penelitian yang menggabungkan pendekatan

B. 1.

PEMBAIIASAN

189

Nomor 13 Tahun Vll April 2012

tssN

1907_3232
atau

kualitatil dan kuantitatif ke dalam metodologi sebuah studi tunggal

studi bertahap. Dengan nlengutip pendapat Joltnson dan Turner, dij elaskan bahwa lnetode-lttetode sebaiknya dicampur dalam suatu cara yang nieniiliki kekuatan kontpleruenter datr tidak niemiliki kelenrahan yang tunrpang

tindih. Sedangkan, Creswell (2010: 304) secara sederliana meridelinisikarr penelitian ntetode caulpuran sebagai penelitian yang nlenerapkan kombinasi dua pendekatan sekaligus (kualitatif dan kuantitatif).
Dari
pe

ndapat dua di atas, dapat dikatakan bahwa lnetode campuran

memadukal dua komponen, yaitu: kuantitatif dan kualitatif. Dengan komponen kualitatif di sini tidak dimaksudkan semata-mata tnenggunakan data kualitatif dari hasil wawancara nrendalarn. Demikian juga dengan
konponen kuantitatif, tidak semata-mata dimaksudkan hanya menggunakan data yang berupa angka. Kata-kata dan angka-angka hanyalah sekedar lambang, sedangkan data yang sebenarnya ada di balik kata-kata dan angka-angka tersebut. Artinya, apakah suatu penelitian dikategorikan
sebagai kualitatif atau kuantitatif sangat bergantung kepada bagaimana data tersebut diperoleh. Dalam memadukan metode tidak asal dicampur,

tetapi rnetode campuran digunakan dengan dipertimbangkan apakah pemaduan itu memang diperlukan atau tidak. Pemaduan dua metode itu
dilakukan kalau yang satu akan melengkapi dan memperkuat yang lain, atau saling melengkapi, dan jangan Sampai saling melemahkan. Prinsip fundamental analisis data metode campuran adalah bahwa analisis data metode campuran didefinisikan sebagai penggunaan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif entah secara bersamaan/konkuren. atau berurutan/sekuensial, pada tahap tertentu yang dimulai dengan proses
pengumpulan data, yang interpretasinya dilakukan secara paralel, terpadu,
ataupun berulang.

Ada dua alasan utama dalam menggunakan analisis data metode campuran, yaitu alasan representasi dan legitimasi. Alasan pepresentasi
adalah bahwa analisis metode campuralt tnenawarkan teknik analisis yang

190

Nomor 13 Tahun Vtl April 2012

tssN 1907-3232
lebih komprehensifdaripada analisis dengan satu teknik saja. Lebih khusus

lagi,

penggunaan nretode canrpuran rnelnungkinkan peneliti untuk

nrenratrfaatkan kekuatan kedua teknik sehingga bisa memahami fenontena

dengan lebih baik. Hal

ini

rneniberikan peluang untuk rirenciptakan lebih

banyak nrakna sehingga meningkatkan kualitas interpretasi data.

Sebagian besar peneliti kuantitatif dan kualitatif sepakat bahwa


keketatan dalam penelitian. Keketatan lnensyaratkan agar peneliti berupaya

untuk bertanggung jawab penuh atas pengumpulan data, analisis, uretode ' interpretatif mereka. Seperti dinyatakan ot"tt Onwuegbuzie (2000),

itu menyiratkan agar peneliti terus menerus berupaya rnenilai dan mendokurnentasikan legitimasi (yaitu validitas,
pertanggungjawaban semacanl

kredibilitas,

ketepercayaan,
te m

isa

diandalkan/dependabitilas,

konfirmab ilitas, trans ferab i li tas)

uan- teul uan rnereka.

Dalam penelitian kualitatif, legitimasi telah diberiakukan dalam beraneka ragam cara, natnun konseptualisasi validitas yang bermanfaat
adalah konsepnya Maxwell (1992). Secara khusus ia mengidentifikasi lima

jenis validitas dalam penelitian kualitatif, yaitu: validitas deskriptif, validitas interpretif, validitas teoretis, validitas evaluatif, dan geueralizabilitas. Berkenaan dengan validitas kelima, yaitu generalizabilitas, Maxwell (1992) membedakan geueralizabilitas internal
dan eksternal. Menurutnya, dalam penelitian kualitatif yang lebih penting

adalah generalizabilitas internal. Sedangkan dalam penelitian kuantitatif


keduanya sangat penting.

2.

Persoalirn Interpretasi dalam Analisis Data Kualitatif

'renggunakan metode campuran, ketepatan interpretasi hasil penelitian sering menjadi


persoaian. Hal ini terkait dengan keabsahan data yang diperoleh. Ketepatan

Dalam perelitian kualitatit' dan juga penelitian

interpretasi irasil penelitian sangat dipengaruhi oleh keabsahan data. oleh karena itu, untuk menjamin bahrva interpretasi hasil penelitian tepat,

l9l

Nomor 13 Tahun Vll April 2OtZ

tssN
keabsahan data perlu

1907_3232
dalam

diuji. Menurur Sugiyono (2010: 267),

penelitian kualitatif, kriteria r.rtarna terhadap lrasil penelitian adala6 valid, reliabel dan obyektif. valrditas nrerupakan derajat ketepatan anrara data yang ierjadi pada obyek penelitian clcngan data yang dapat dilaporkan oleh

peneliti. Sax (1989: 289) urengatakan validitas didefinisikan

sebagai

sejauh mana pengukuran bernranfaat dalanr rnembuat keputusan yang relevan dengan tujuan. cresrvell (2010: 286) me ngatakarr bahwa validitas
didasarkan pada kepastian apakah hasil penelitian sudah akurat dari sudut
pandang peneliti, partisipan, atau pembaca secara umum. Istilah lain untuk

validitas ini adalah crecli.bility, trustworthiness,authenticity. Validitas


bukan dibuat dengan pernyataan, retapi dengan bukti (Sax, I 989:2g9).

Terdapat dua macam validitas, yaitu validitas internal dan eksternal (Maxwell 1992). Validitas internal berkenaan dengan derajat
akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Kalau dalam desain

penelitian dirancang untuk meneliti etos kerja pegawai, maka data yang diperoleh seharusnya data yang akurat tentang etos kerja pegawai.

Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil peneliiian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi di mana. sampel tersebut diambil. Reliabilitas, menurut susan Stainback (dalam
Sugiyono 2010: 268), berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas

data atau temuan. Dalam pandangan positivistik (kuantitatif) suatu data dinyatakan reliabel apabila dua aiau lebih peneliti dalam obyek yang sama
menghasilkan data yang

sama. obyektivitas berkenaan dengan "derajat

kesepakatan" atau "interpersonal agreemenl" antarbanyak orang terhadap


suatu data.

Dalarn penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid,

reliabel, dan obyektif, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, dilakukan pada sampel yang mendekati jumlah populasi dan pengumpulan data serta analisis data dilakukan secara

192

Nomor 13 Tahun Vll April 2A12

lssN 1907-3232
benar. Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid,

reliabel, yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah


penelitiannya, sedangkan dalaur penelitian kr-ralitatif yang
da ta n

instrumerr adalah

diuji

ya.

Dalam penelitian kualitatif, tenruan atau data dapat dikatakan valid

apabila tidak acla perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa
yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi, perlu diketahui

bahwa kebenaran realitas data meirurut penelitian kualitatif tidak bersifat

tunggal (Sugiyono, 2010: 269). Pengertian reliabilitas dalam penelitian kualitatif sangat berbeda dengan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif.

Hal ini terjadi karena

perbedaan paradigma dalam nelihat realitas.

Menurut penelitian kualitatif, suatu realitas bersifat majenuk/ganda, dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, beru lang
seperti semula. Selain itu, cara melaporkan penelitian bersifat ideosittcratic
dan individualistik, selalu berbeda dari orang perorang.

Dalam pengujian keabsahan data,


tersebut ditunjukka paCa tabel

me

tode penelitian kualitatif

menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Perbedaan

I di bawah ini.

Tabel

Perbedaan Istilah dalam Pengujian Keabsahan Data antara Metode

Kuantitatif dan Kualitatif


Aspek

Metode Kuantitatif Validitas internal Vaiditas eksternal


(generalisasi)

llletode Kualitatif Kridibilitas ( cred Transferability


Dependability,
ib il i

Nilai kebenaran
Penerapan

tv\

Konsistensi Naturalitas

Reliabilitas Obvektivitas

auditabilitv Confirmabilitv

Dalam pelaksanaannya, pengujian keabsahan data, dapat digunakan

teknik tertentu. Pengujian kridibilitas dapat dilakukan dengan teknik triangulasi, diskusi teman sejawat, memberchack, dan lain-lain. pengujian

t93

Nomor 13 Tahun Vll April !g12 ISSN 1 907_32S2


dapendabiliry (reliabiliras) dan con.firmability dapat nrenggunakan tekulk audit. Masing-masing teknik ini akan dibahas satu per satu.

Triangulasi Dlta.
Triangulasi di sini diartikan sebagai pengeceka'data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (wiliem wiersnra dalanr Sugiyono, 2010: 273). Jadi, ada triangulasi sumber data, triangulasi
teknik

pengunpulan data, dan triangulasi waktu. Triangulasi sumber adalah rnenguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara nengcek data yang

telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik adalah nenguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengccek data kepada sumber yang sama de'gan teknik yang berbeda. seda'gkan,
triangulasi waktu adalah me'guji kedibilitas data yang dilakukan pada waktu yang berbeda (pagi, siang, sore, atau maram) karena waktu juga sering berpengaruh terhadap kredibilitas data. Demikian juga Mertens (2010: 429) mengatakan bah'wa triangulasi meribatkan penggunaan
banyak

metode dan banyak sumber data, untuk menunjang keakuratan penafsiran

dan kesimpulan dalam penelitian kualitatif. Seperti Guba dan Lincoln (1989) *encatat, triangulasi seharusnya tidak digunakan untuk menutupi
perbedaan-perbedaan over Iegitimasi dalam penafsiran data; penafsiran yang salah mengenai arti triangulasi.

ini

adalah

Melakukan Member Checks Memberclteck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data atau partisipan (Sugiycno, 2010: 276). Tujuan
membercheck

ini adalah untuk

mengetahui seberapa

jauh data

yang

diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan partisipan. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para partisipan, berarti datanya valid. Menurut

creswell (2010: 287), membercheck ini dapat dilakukan dengan membawa

194

Nomor 13 Tahun Vll April 2012

lssN 1907-3232
atau tema-tenla spesifik ke hadapan partisipap untuk nrbali laporan akhir rnerasa tema tersebut sudah akurat. Mcmbe rcheclt bngecek apakah nrereka pengumpulan data. la dapat dilakukarl pat dipergunakan selama proses juga pada penulisarl laporan. Darbysliire et da tingkat analisis data dan

'::e005) rnencatat bahwa penggunaan berularrg ntetrrberclre cA pada talappenelitian yang berbeda dapat meningkatkan validitas (Mertens,
0: a3l). Dalam uji kredibilitas iui, selain menggunakan triangulasi dan

nberchack, dapat pula dilakukan dengan cata lain seperti


anjang pengamatan, diskusi teruan sejawat, analisis kasus negatif,

lain-lain (Sugiyono, 2010: 27 1 -27 6).

Selain rnemiliki validitas internal (credibility), data penelitian iialitatif harus memiliki reliabilitas (dependability). Audit adalah suatu

ik

pemeriksaan dependability. Yang dimaksud depenabilit.y adalah

jika diterapkan leh peneliti-peneliti lain (dan) untuk proyek-proyek yang berbeda. agaimana peneliti kualitatif mengetahui bahwa pendekatan rnereka nsisten? Yin (2003) menegaskan bahwa peneliti kualitatif harus iendokumentasikan prosedur-prosedur studi kasus mereka dan
wa pendekatan yang digunakan oleh peneliti konsisten aendokumentasikan sebanyak mungkin langkah-langkah dalam prosedur

but (Creswell, 2010: 285). Pengujian con-firmability dalam penelitian ualitatif disebut uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif

ila hasil penelitian telah disepakati banyak orang.

Pengujian

irmability mirip dengan pengujian dependability, sehingga proses


ujiannya bisa dilakukan bersamaan. Menguji confirmability berarti guji hasil penelitian berkaitan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil

litian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka


litian tersebut telah memenuhi standar confirntabiliry (Sugiyono, 2010:

l9s

Nomor 13 Tahun Vll Aprit lQ12 tSSN 1907_32g2

271). ladi, pengujian keduanya ini dilakukan dengan 3udit, sehingga dikerral dengan adanya dua rnacarn audit, yaitu clepcnclenabilir.l,4r,,, c' o n /'i rm a b i I i t.tt a rt tl i I (Mertens, 20 I 0 : 429).

3. Generalizability/Transferability
Seperii disinggung di atas, generolizctbilitlt iyli nrerupakan validitas

eksternal dalam penelitian

kuantitatif. Generalizabilitlt

af,nln11 sebuah

konsep yang berakar pada paradignra postpositivistik dan secara teknis lllengacu kepada kemampuan untuk menggeneralisasikan hasil-hasil riset yang dilakukan pada sebuah sampel ke populasi. Dalam riser kualitatif, Guba dan Lincoln (1989) mengusulkan bahwa konsep rrans.ferabili4, 1.gtn
tepat (Mertens, 2010:430; Sugiyono, 2010:276; Maxwell (1992).

Ada perbedaan pendapat ciala'r masyarakat riset


berpendapat bahwa tujuan

kualitatil

mengenai klaim tentang generalizabilitas temuan. creswell (2010: 2g9)

dari

generalisasi dalanr penelitian kualitatif

bukan untuk menggeneralisasikan hasil penemuan pada individu-individu,

Iokasi-lokasi, atau tempat-tempat

di luar objek penelitian,

sebagaimana

daiam penelitian kuantitatif. Pada dasarnya, nilai dari penelitian kualitatif

terletak pada deskripsi dan tema-tema tertentu yang berkembang/ dikembangkan dalam konteks tertentu pula. Karakteristik penelitian kualitatif adalah menekankan partikularitas kctimbang generalisabilitas. Hal senada juga diungkapkan oleh rashakkori dan Tecdlie (2010: 104),
bahwa untuk mereka yang condong pada kualitatif, generalisasi bukanlah sesuatu yang menarik.

untuk peneliti kualitatif,-hipotesis kerja selalu

terikat waktu dan konteks tertentu. Akan tetapi, ada sejum!ah literatur kualitatif yang membahas mengenai generalisabilitas ini, khususnya yang
berlaku untuk penelitian studi kasus. Yin (2003) rnisalnya, nlerasa bahrva hasil studi kasus kualitatif dapat digeneralisasikan pada sejumlah teori
yang lebih luas.

196

f
ffi

p.
*-r:

ts,
F:

t:
g.
Fi

Nomor 13 Tahun Vll April2012

tssN 1907-3232
Jadi, berdasarkan beberapa pendapat ahli, masalah lrans.ferability dalam penelitian

*:

kualitatif belum ada kesepakatan. Oleh karena

itu,

nrasalah truns.ferabilily, bukan menjadi tanggung jawab peneliti, tetapri diserahkan kepada pembaca. Dengan kata lain, keharusan niembuktikan

tansferabilily ada pada pembaca, datt peneliti hanya bertanggung jawab meinberikan deskripsi mendalaur yang tnpmungkinkan pernbaca untuk
metnbuat penilaian tentang penerapan riset di tempat yang lain.

4. Isu-Isu Analitis dan Interpretatif dalam Metode Campuran Analitis dan interpretasi data dalam metode penelitian tnixed dipengaruhi oleh desain studi peneliti. Jika desain sekuensial dipergunakan, lebih mungkin baliwa analisis data satu tipe data akan mendahului tipe yang lain (Mertens, 2010: 431). Berdasarkan pernyataan ini, maka dapat dikatakan bahwa cara analisis dan iterpretasi data dalam penelitian campuran akan sejalan dengan disain metode campuran itu
sendiri. Dalam metode campuran, dikcnal adanya enam desain (Tashakkori dan Teddlie, 2010b; Ceswell, 2010). Selanjutnya, pngumpulan, analisis data, serta interpretasi hasil adalah mengikuti bagan berikut.
contoh desain yang digunakan.
Contoh Disain Eksplanatoris Sekuensial (3a).

Ini

adalah

KUAN Pengumpulan -p data KUAN


> Pengumpulan-;
data

kual

Analisis
data

kual

data

Analisis kual

> Interpretasi
seluruh analisis

KUAN
Gambar

di atas dapat di.jelaskan

bahvra

jika peneliti menggunakan


(3)

desain sekuensial eksplanatoris, maka langkah yang dilakukan adalah (1)

pengumpulan

data kuantitatif, (2) analisis data kuantitatif,


t97

r:ffi
.:s

Nomor 13 Tahun Vll Aprit 2012

tssN

1907-3232

pengumpulan dara kualitatif (4) analisis data kualitatif, dan (5) interprerasi seluruh analisis. Selaljutnya, desain yang lain mengikuti tabel berikut ini. Tabel 2 Jenis-Jenis Desain Metode Cantpuran
Jenis Desain
Eksplanatoris
Sekuensial
I

nrple ru en tasi
,

Prioritas
Biasanya

Tahap

Perspektif

Iltegrasi

Teori
Mungkin
ada

(l)

Kuantitatif

Pada tahap

Eksploratoris Sekuensial (2)

diikuti kualitatif Kualitatif diikuti kuantitatif


Bisa kuantatitatif diikuti kualitatif
atau sebaliknya

kuantitatil
Lazinrnya

intemretasi
Pada talrap

kualitatif
Kuantitatif, kualitatif,
atau

Mungkin adi

interpretasi
Pada tahap

Transfonnatif
Sekuensial
(3.1

interpretasi

Pasti ada kerangka konseptual

keduanya

Triangulasi
bersamaan/ konkuren (4)

Dilakukan
bersamaan (kuan

Disukai
keduanya, tapi bisa salah satu Salah satu

Pada tahap

Mungkin

ada

interpretasi

+ kual)

atau analisis Mungkin


Tahap analisis
ada

Menginduk
bersanraan/

Dilakukan
bersamaan (kuan + kual), salah
satu diutamakan

(kuantitatif
atau

konkuren (5)

kualitatifl
Kuantitatif, kualitatif,
atau

Transformatif
bersamaarr,/

Dilakukan
bersamaan (kuan

Lazimnya
iahap analisis;bisa
tahap

konkuren (6)

+ kual)

Pasti ada kerangka konseptual

keduanya

intemretasi

Sumber: Tashakkori dan Taddlie, ed.,20l0b; 201)

Mertens (2010: 431) memberi contoh strategi

sekuensial

eksplanatoris, yang digunakan dalam penelitian orang tua dan anak-anak tuli mereka (Meadow-Orlans et al., 2003). Dalam uraian yang lairr, Tashakkori dan Teddlie

(2010: 2ll-241)

menjelaskan model-mode I analisis data metode campuran sebagai berikut.

A.

Analisis Data Campuran secara Bersamaan

Model ini dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: analisis paralel


campuran, analisis bersama dela kualitati,f yoilg scrnta dengan dua melode, dan anali.sis bersqma dala kuntlitati[ 1ts12o .srtma dengctn duu nrelode
.

198

Nomor 13 Tahun Vll April20t2

tssN 1907-3232
(I

) Analisis paralel

Cantput'tttt. Model

ini disebut

sebagai trianguasi

sumber data dan paling luas digunakan dalam ilnru soasial. dan prilaku. Banyak peneliti nrenggunakan kornbinasi data kualitatif dan kuantitatif

dalanr penelitiannya. Dalam penelitian laboratoriunt, paltisip.irr diwawancarai pada sesi akliir suna luerlentukan jenis interpretasi dan
persepsi nrereka yang nrungkin nrenrpengaruhi ntodel respon mereka.

Data kuantitatif yang diperoleh dianalisis dengan prosedur statistik,


sementara hasil wawancara dianalisis dengan analisis isi (kontent).

Dalam penelitian survei, selalu ada kornbinasi pilihan tauggapan terbuka dan tertutup. Tanggapan tertutup dianalisis dengan statistik,
dan tanggapan terbuka dianalisis berdasar isinya.dhn survai iiualitatif

walaupun tumpukan data kualitatif dianalisis secara bersantan,

ada

variabel yang bisa dianalisis secara kuantitarif. Bentuk paling sederhana dari analisis kuantitatif adalah dengan menghitng statistik
deskriptif pada variabel yang tepat.

(2) Analisis Bersamaan atas data kualitatif yang samq dengan


metode. Analisis

dua

ini mengharuskan transformasi data kuantitatif dalam bentuk angka. Pada awalnya, kita mengarahkan transformasi ini melalui pengkuctntifikasian data kualitatif. pengkuantifikasian
mungkin memasukkan penghitungan frekuensi sederhana atas tematema tertentu, tanggapan, prilaku, atau peristiwa. Selanjutnya, data
hasil transformasi dianalisis secara kuantitatif.

(3) Analisis Bersamaan atas data kuantitatif yang sama dengan dua
ini menuntut transformasi data kuantitatif pada data kategori kualitatif atau naratif. Transformasi ini dise but pengkualitatifan data kuantitatif. Jadi model ini kebalikan dari model (2) di atas. Selanjutnya, data hasil transformasi dianalisis secara
metode. Analisis

kualitatif.

199

t!

Nomor 13 Tahun Vll Aprit 2012

tssN
B. Urutan Analisis Kualitatif-Kuantitatif Pada straregi analisis data jenis ini,
c!engan lainrrya cJalarrr saru

1907_3232

analisis_ data

kualitatif

awal

n'renuntun identifikasi atas anggota kelonipok yang nremiliki kesarnaan

hal. Kelompok yang telah

diidentilikasi

kuantitatif yang tersedia atau dengan data yang dikLrnrpulkan nrelalui analisis kualitatif. Jenis ini rnasih nremilikr variasi urutan, yaitu: pertanra, menrbentuk kelornpok individu berdasarkan
data/pengamatan

kenrLrdian dibandingkarr dengan data

kualitatif dan diperbandingkan de-ngan kelompok data

kuantitatif. Kedua, adalah membentuk kelonrpok atribut atau tema melalui analisis isi diikuti dengan penguatarl analisis statistic data kuantitatif yang dikumpulkan. contoh jenis stratcgi ini adalah kajian Iwanicki dan
Tashakkori (1994) dimana kecakapan dan efektivitas kepala sekolah yang diperoleh rnelalui analisis isi data kualitatif diukur kembali nrelalui
instrumen survei yang dikirirn ke kepala sekolah.

C. Urutan Analisis Kuantitatif-Kualitatif Analisis jenis ini diawali dengan pembentukan kelompok indivivdu atau pembentukan situasi berdasarkan data kuantitatif awal dan kemudian
diperbandingkan dengan kelompok data kualitatif, yang dikumpulkan secara berurutan, sama dengan jenis analisis di atas. contoh yang paling

ini adalah tindak lanjut dari skor sisa analisis regresi ganda atau nilai covarian yang disesuaikan dengan analisis
luas digunakan dari analisis

kovarian. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif, misalnya diperoleh suatu variabel tidak berpengaruh, padahal secara teori berpengaruh, kernudian
dikumpulkan data kualitatif untuk mengetahui kemungkinan penyebabnya.

5. Analisis Data Kualitatif dengan Menggunaan Komputer


Dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat, program analisis data dengan komputer untuk penelitian kualitatif juga telah
tersedia. Penggunaan komputer dalam analisis kualitatif dapat membantu

efisiensi kerja karena studi kualitatif cenderun.g menghasilkan data yang

200

Nomor 13 Tahun Vll April 2012

rssN 1907-3232
banyak, yang akan metnakan tenaga dan waktu yang cukup banyakjika hal itu dikerjakan dengan tangan. Oleh karena itu-, banyak peneliti telah beralih
ke sistenr komputerisasi.

Meuurut Mertens ( 12010: 429), sekarang banyak prograrll kourputer tersedia (misalnya, ATLAS

/ ti, The Ethnograp|,

HypeTRESEARCH, dan

NVivo). Karena itu, ia tidak nrerekoruendasikan so.ftv,are tertentu, tetapi nrerujuk ke sebuah IVeb sitc yang ditemukan untuk dinianfaatkan, yallg disebut Computer Assisled Qttalilcttive Data Analysis di mana peurbaca
akan meneniukan analisis-analisis berbagai program, sebagaimana berita utama Ci tempat ini (http://caqdas.soc.surrey.ac.uk/). Dalam artikel yang berjudul Computer Assisted Qualitative Data Analysis, hasil penjelajahan penulis di internet, memang dalam artikel itu dijelaskan bahwa penggunaan
komputer dalam analisis kualitatif dapat untuk menghemat waktu dan usaha

dalam pengelolaau data dengan urentperluas kemampuan peneliti untuk


nengatur, melacak dan mengelola data (Baugh, at al. 2010).

Lebih jauh Cresrvell (2010: 281-282) menjelaskan bahwa ada beberapa software komputer yang dapat membantu dalam metg-coding, mengolah, memilah-milah informasi yang mungkin berguna dalam
penelitian kualitatif. Software komputer itu memiliki fitur-fitur yang sangat

berguna seperti tersedianya tutorial dan

CD peragaan,

kemampuan

menggabungkan <iata teks <ian gambar, kehandalan dalam penyirnpan dan

pengolahan data, kapasitas pencarian dan penempatan semua teks yang


berhubungan dengan kode-kode tertentu, pencarian kode-kode yang saling berhubungan dalam membuat pertanyaan-pertanyaan hubungan antarkode,

import serta export data kuaiitatif ke program kuantitatif.

Jadi, penggunaan komputer merupakan cara yang efisien untuk


rnenyirnpan dan menempatkan data kualitatif, meskipun dalam program ini

peneliti masih perlu membaca teks (seperti transkripsi-transkripsi) dan nrernindahkan kode-kode. Proses ini akan lebih cepat dan efisien

201

Nomor 13 Tahun Vll Aprit 2012

tssN

1907-3232

dibandingkan rneng-cor/ing rnenggunakan tangan. Selain itu, jika data base sangat banyak, peneliti bisa denga' cepat'rencari kutipan-kutipan yang

nrenriliki kode yang sanra darr rtrendeteksi apakah partisipan


ken.rudahan

nrerespons

gagasau dalanr kode tersebut clengan cara yang sama atau berbeda. Di luar

ini, program komputer dapat nrernfasilitasi peneliti

untuk

rnembandingkan kode-kode yang berbeda. Fitur-fitur inilah yang nrenrbuat

proses coding dengan so.ftv,are komputer nrenjadi pilihan yang lebih logis darlpada menggunakalt tangan.
Sebagainrana program-prograln sofrware

lain, prograrn

software

kualitatif seperti ini juga menrbutuhkan rvaktu dan keterampilan peneliti untuk nrenrpelajari dan rnener-apkannya secara efektif, meskipun bukubuku yang me'rbalias teknik-teknik penggunaan program ini sudah tersedia (seperti Contpttter Progrant for eualitatit,e Data Analysis yang ditulis

waitznran dan Miles 1995). Ada banyak progar software yang mendukung untuk PC pribadi seperti yang digunakan oleh Creswell, seperti:

. MAXqda

(www.maxoda.com). prograrn

ini

merupakan prcgram

berbasis PC dari Jerman yang dapat membantu peneliti secara sistematis mengevaluasi dan menginterpretasi teks-teks kualitatif.
Program ini memiliki semua fitur yang telah disebutkan di atas.

' Atlas.ti (rvww.atlasti.co'.r). Ini juga berasal dari Jerman juga dapat
membantu peneliti mengolah file-file data teks, gambar, audio, dan

visual, serta hal-hal lain yang dapat di-coding, seperti memo


dalam proyek penelitian.

ke

' QSRNVivo (www.qsrinternational.com). program ini


.yang dikombinasikan dengan concept nrapping NVivo.

berasal <iari Australia, yang menav/arkan software terkenal a N6 (atau Nud.ist)

. HypeTRESEARCH (www.researchware.com). prograrn ini mendukung baik untuk PC maupun MAc dan mudah digunakan,

202

Nomor 13 Tahun Vll April 2012

lssN 1907-3232 yang memungkinkan peneliti untuk neng-coding,


mernperoleh

kembali, dan membangun teori-teori, serta rnelakukan analisis data. Sebelunr memutuskatl progranl .so.flware mana yang digunakan,"

perreliti seharusnya nteret'iaw srtntber-sutt.tber yang yaug relevan. Peneliti perlu lienganbil sistern yang cocok dengal perangkat keras yang ada

juga dengan tujuan penelitian. Satu peringatan: Bukan masalah betapa nrenarik sqftwctre tersebut, seharusnya tidak meprisahkan peneliti dari keterlibatan aktif dengan . data. Sebuah komputer dapat rnenjadi satu bantuan penting dalam proses ini, tetapi peneliti seharusnya tidak
meubiarkannya rnenjadi alat yang rnenlisahkan peneliti dari proses uutuk nengetahui apa yang harus dijelaskan oleh data (Mertens, 2010: 429).

Program-program perangkat lunak untuk analisis statistik dan analisis data kualitatif (QDA) bisa digunakan secara berdampingan untuk

analisis paralel ataupun sekuensial data bentuk campuran. Ketika melal(ukan tugas tersebut, progranr perangkat lunak semata-mata
memberikan kemudahan dan efisiensi yang lebih besar dalam menangani data (Tashakkori dan Teddlie, 2010b: 345). Selanjutnya, dijelaskan bahwa

penggunaan teknik-teknik

di atas untuk rekayasa dan analisis ciata

memunculkan persoalan teknik sekaligus epistemologi. Pada sisi teknis,

muncul persoalan penyampelan dan pemilihan alat-alat statistik yang tepat. Makna kode, tema, dan variabel pun memunculkan persoalan
epistemologis dan teknis sewakttt data diubah dari satu bentuk ke bentuk

yang larn. Masing-masing persoalan ini perlu dikaji di dalam kerangka


konseptual yang ditetapkan berdasarkan tujuan analisis,

di

samping juga

dengan bekal pemahaman tentang keterbatasan yang dimunculkan oleh

teknologi. Terakhir perlu diperhatikan bahwa metode-metode tradisional penyajian studi penelitia:r pada umumnya tidak tepat bagi jenis-jenis
analisis rnetode campuran berbasis komputer ini.

203

l::i!

Nomor 13 Tahun

V[ April

2012

tssN 1907-3232

6. KESIMPULAN
Dalanr penelitian kualitatif, ketepatan interpretasi hasil penelitian sangat dipengaruhi oleh keabsahan data. Interpretasi hasil penelitian akan
benar-benar valid (ct'edibititl), reliabel Qlepandabilitv) dan onyektif (confirnctbilit,t,). oleh karena itu, untuk
nrenjanrin bahwa interpretasi hasil penelitian tepat, keabsahan data perlu

tepat

jika data yang diperoleh

diuji. Pengujiannya dapat dilakukan dengan teknik triangulasi (sumber


data, teknik, dan.waktu), diskusi dengan teman sejawat Qteer debriefing),

ntemberchack, mengklarifikasi bias budaya, dan audit. Be rdasarkan beberapa pendapat ahli, validitas eksternal (transferability) dalar.n penelitian kualitatif belurn ada kesepakatan, ada yang setuju dan ada yang tidak setuju dengan transferability ini.
Proses analitis dan interpretasi data dalam metode penelitian ntixed

dipengaruhi oleh desain studi peneliti. Jika misalnya desain sekuelsial dipergunakan, maka analisis data satu tipe data akan mendahului tipe yang analisis dan iterpretasi data dalam penelitian campuran akan sejalan dengan disain metode campuran itu sendiri, yaitu: sekuensial
aksplanaroris (KUAN diikuti kual), sekuensial eksploratoris (KUAL diikuti kuan), sekuensial transformatif, triangurasi konkuren, embeclded konkuren,
dan transformatif konkuren.

lain.

Jadi,

Dewasa

ini, program analisis data dengan komputer

untuk

penelitian kualitatif telah banyak berdar, yang dapat membantu efisiensi kerja karena studi kualitatif cenderung menghasilkan data yang banyak.

oleh karena itu, banyak peneliti telah beralih ke sistem komputerisasi. Program konrputer yang ada misalnya, ATLAS / ti, The Ethnograph, HypeTRESEARCH, dan NVivo, yang dapar diperoleh pada web site:
(lrttp://caqdas.soc.surrey.ac.uk/). software komputer tersebut memiliki fitur-fitur yang sangat lengkap. program ini juga membutuhkan u,aktu dan

204

Nomor 13 Tahun Vll Aprit 2012

tssN 1907-3232
keteranpilan peneliti untuk mernpelajari dan menerapkannya secara
efekti f.

DAFTAR RUJUKAN

Creswell, John W. (2010). Reseurch Desigtr Pendekotan Kucrlitrttif,


Kuantitati[, dan Mixed.Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Bauglr, Joseph

B. at al, (2010). Contputer Asskted Qualitative Data

Analysis

Sofnuare: A Practical Perspectit,e For Applied Research.

Revista dll'Instituto Internacional de Costos, ISSN 1646-6896, n o 6, Januari / Juni 2010.

Maxwell, J.A. (1992). undersranding and validity In eualitative Research. Harvard Educational Review, vol.62 No.3 Fall 1992,279-299. Mertens, Donna M.(2010). Research qnd Evalror,o, In Educatiou And Psychology- USA: Sage Publication, Inc.

Sax, Gilbert. (1989). Priciples of Education and psychorogical Measuremenr and E,aluatio,. Blemont california: wadsworth
Publishing Company.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kttalitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta.

Tashakkori, Abbas dan charles Teddlie. (2010a). Mixed methodology Mengkombinasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tashakkori. Abbas dan charles Teddlie (Ed). (2010b). Handbook of mixed

Methods in social & Behaviorar Research. (Terjemahan).


Yogyakarta: Pustaka Pelaj ar.

205

You might also like