You are on page 1of 26

MALARIA

Penyebab : Plasmodium vivax Plasmodium falciparum Plasmodium malariae Plasmodium ovale


Kera & chimpanze
Plasmodium cynomolgi Plasmodium knowlesi Plasmodium rodhaini

Geografi dan distribusi

Insiden Malaria
40 % penduduk dunia hidup di daerah endemik, misal Afrika, Asia, Timur tengah Central and South America 500 juta terkena malaria dan 1 juta mati karena malaria setiap tahun ( 75% anak2 Afrika) kematian 1 anak meninggal setiap 30 detik. Indonesia: tersebar di seluruh propinsi, terutama di luar Pulau Jawa

Angka kematian : 700 kasus per tahun

Hipnozoit

Daur hidup
Daur seksual : Pada tubuh nyamuk : Sporogoni berlangsung antara 8 - 28 hari ; bergantung:
Suhu : makin rendah suhu, makin panjang waktu yang diperlukan Spesies: Plasmodium vivax paling pendek dan P. malariae paling panjang

Daur aseksual Skizogoni dan gametogoni : pada tubuh manusia

Daur aseksual/ Skizogoni


1. Fase ekso eritrosit primer / fase praeritrosit / jaringan
Dalam 1 jam masuk di jaringan hati Lamanya : 5 16 hari ,bergantung spesies Jumlah merozoit : 10.000 (P. vivax) dan > 30.000 ( P. falciparum) Khusus P. vivax dan P.ovale terdapat Eksoeritrosit sekunder yang berasal dari aktifnya hipnozoit

Daur aseksual
2. Fase eritrosit
Merozoit hasil skizogoni jaringan akan masuk eritrosit Siklus skizogoni eritrosit akan terjadi berulang-ulang Bila jumlah mencapai ambang demam: timbul gejala klinik

Gametogoni: pembentukan gametosit


Terjadi setelah jumlah trofozoit cukup Merupakan persiapan proses sporogoni di nyamuk Gametosit merupakan bentuk penting untuk transmisi : makrogametosit ( gametosit betina) Mikrogametosit (gametosit jantan)

Cara infeksi
Alamiah: Sporozoit masuk ke dalam tubuh manusia melalui tusukan nyamuk Anopheles betina Induksi (induced malaria) Parasit masuk kedalam tubuh melalui darah, misal: Transfusi darah Melalui plasenta dari ibu ke janin

Patologi dan Gejala klinik


Gejala klinik disebabkan oleh stadium trofozoit Masa pre paten:
Masuknya sporozoit sampai ditemukan nya parasit di dalam darah pada pemeriksaan mikroskop ( melewati ambang mikroskop)

Masa inkubasi ( intrinsik):


Berlangsung 8 37 hari, tergantung spesies

Gejala klinik (contd)


Berat ringan dipengaruhi oleh: Hospes: Usia Kehamilan Status gizi Sistim imun Parasit: Spesies Derajat infeksi : ringan / berat

Gejala klinik (contd)


cara infeksi: Alamiah/ induced Induced: tidak ada fase jaringan (di hepar) pengobatan / profilaksis

Juml. trofozoit

Relapse

Ambang demam

Ambang mikroskop

Pengobatan sempurna Pengobatan tidak sempurna

Gejala klinik
1. Demam:
Bila jumlah trofozoit melampaui ambang demam Periodik ( berhubungan dengan sporulasi dan daur skizogoni spesies Plasmodium) P. vivax : 48 jam (demam tertiana) P. falciparum : < 48 jam (tertiana atau lbh pendek) P. ovale : 50 jam ( demam tertiana) P. malariae: 72 jam ( demam kuartana)

Sporulasi

Sporulasi

Sporulasi

Gejala klinik (contd)


Demam bersifat khas
Di awali gejala prodromal Terdiri dari : Stadium menggigil ( 15 menit 1 jam ) Stadium demam: suhu dapat mencapai 41 C ( 2 6 jam) Stadium berkeringat ( 2 4 jam) ; suhu turun sampai normal dan penderita merasa sehat Jenis demam bervariasi: Intermittent, remittent, continua

Gejala klinik (contd)


Penanganan yang kurang baik demam kambuh, disebut relapse serangan
Rekrudesensi: Akibat bertambahnya jumlah trofozoit di daur eritrosit bertambah sampai melampaui ambang demam Terjadi 8 minggu setelah serangan pertama Rekurens: Akibat aktifnya hipnozoit ( eksoeritrosit sekunder) di jaringan hati Timbul 24 minggu atau lebih setelah serangan pertama

Gejala klinik (contd)


2. Splenomegali
Terjadi kongesti pembuluh darah Timbunan pigmen berubah menjadi hitam Khronis terjadi pembentukan jaringan ikat: limpa menjadi keras

3. Anemia
Hemolitik, normokrom, normositer Terjadi karena penghancuran berlebihan eritrosit, gangguan pembtkan eritrosit , umur eritrosit pendek

Diagnosis
Mikroskop: menemukan parasit malaria dalam pemeriksaan darah tepi Sediaan tipis :
Melihat morfologi lebih jelas Pada infeksi ringan , lebih sukar menemukan parasit

Sediaan tebal:
Morfologi kurang baik Kemungkinan menemukan parasit lebih besar karena volume darah lebih banyak

Diagnosis tanpa mikroskop


Dip stick : P. falciparum dan P. vivax

Pemeriksaan serologi : deteksi antibodi dengan ELISA

Diagnosis tanpa mikroskop (contd)

DNA / RNA probe

Kelemahan: Tes rumit/ canggih Biaya mahal


Hanya kualitatif

You might also like