You are on page 1of 7

ANALISIS JUMLAH CADANGAN AIR TANAH KOTA SOREANG JAWA BARAT

Lanjar Sudarto Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta Jl. SWK 104 Condong Catur Yogyakarta, E-mail: Lsudar5@yahoo.com ABSTRACT
Analysis of Existing Groundwater Storage Soreang District West Java (Lanjar Sudarto): The aim of study was to analysis existing groundwater storage which be able to be used in Soreang has planned to be developing city in Kabupaten Bandung. The volume of existing groundwater storage was depended on water contained in the aquifer. The water storages in aquifer would be indicated by Storage coefficient. Directing study with field measurement of Ciwidey river and Cisangkuy river discharges. Secondary data cover land used of catchment area, geology, and precipitation. Water storage calculated with water balance method; with calculation by volume groundwater recharge on each hydrogeological unit. Lithological composition of rocks area study is Alluvium swamp and lake deposit composed mainly of clays and volcanic deposit. According to hydrogeologycal aspect the area study was complicated aquifer consist of volcanic deposit. The confined aquifer generally have low to moderate productivity. The results showed in Soreang area have potential recharge 219,619,558 m3/year.Base on water balance analysis is has flux water storage 76,486,020.83 m3/year. Capability of surface water from river 15,325,632 m3/year and from spring water 156,384 m3/year. Water requirement for industry by surface water 37,771.57 m3/year. Domestic water requirement 3,674,994 m3/year (4.80% water storage) by assumption population at 2015 is 126,899 peoples. Water requirement for industry 797,243.79 m3/year (1.042% water storage). Keywords: water storage, recharge

PENDAHULUAN Cadangan air yang berada dalam tanah atau batuan disebut sebagai cadangan air tanah tergantung pada jumlah air yang dapat tersimpan dalam akuifer batuan (Todd, 1980). Hal tersebut ditunjukkan oleh koefisien daya simpan air (koefisien cadangan air) adalah volume air yang dapat dilepas atau dapat disimpan oleh suatu akuifer pada setiap satuan perubahan kedudukan muka air tanah baik air tanah bebas maupun air tanah tertekan (Sihwanto, 1991). Sebaran akuifer yang ada tergantung pada kondisi geologi daerah tersebut, yang ____________________________________
J. Tanah dan Air, Vol. 7, No. 1, 2006: 77 - 83 ISSN 1411-5719

merupakan wadah atau cekungan potensial yang dapat menampung air tanah. Besar kecilnya jumlah air yang dapat tertampung dalam suatu wilayah tergantung pada sebaran litologi dan karakteristiknya. Sumber air yang akan mengisi cadangan air tanah akan tergantung dari curah hujan yang ada. Curah hujan akan menentukan potensi air permukaan maupun air yang teresapkan ke dalam tanah untuk mengisi air tanah. Jumlah air yang potensial mengisi air tanah akan tergantung dari curah hujan maupun litologi yang akan meresapkan air, dan juga akan dipengaruhi kondisi pemanfaatan lahan di daerah peresapan air.

77

Lanjar Sudarto: Analisis Jumlah Cadangan Air Tanah Kota Soreang

Kota Soreang akan dikembangkan menjadi kota mandiri. Dengan berkembangnya menjadi kota mandiri, maka kebutuhan akan air untuk memenuhi kota tersebut adalah sangat penting (Badan Perencanaan Pembangunan Daeran (Bappeda) Kabupaten Bandung, 1995). Kota Soreang merupakan daerah di wilayah Kabupaten Bandung yang akan dikembangkan menjadi kota mandiri, terletak di wilayah Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat. Secara geografis daerah studi terletak pada sekitar Bujur Timur 107 30' 30" dan Lintang Selatan 7 02' 30", berada pada ketinggian 750 m (dpl), dengan keadaan topografi pada bagian utara adalah datar (0 - 3%), makin ke arah selatan mulai berombak bergelombang (4 - 15%) sampai kemiringan berbukit (>40%). Daerah penelitian mempunyai curah hujan rata-rata 2.420,49 mm/tahun. Suhu rata-rata daerah survei berkisar antara 23,2 - 26,0oC. Jumlah penduduk di Kota Soreang pada Tahun 1999 adalah 104.162 jiwa, tahun 2002 sebanyak 111.624 jiwa, dengan asumsi perkembangan penduduk setiap tahun 1,5%; sehingga proyeksi penduduk Soreang sampai Tahun 2015 akan menjadi 126.899 jiwa. Kebutuhan air daerah perkotaan meliputi kebutuhan untuk penduduk dan industri. Untuk dapat memenuhi kebutuhan air tersebut perlu diperhitungkan cadangan air di wilayah tersebut. Cadangan air meliputi jumlah air yang tersedia di dalam tanah atau batuan serta air yang potensial dapat dimanfaatkan berupa air permukaan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa besarnya cadangan air tanah yang dapat dimanfaatkan untuk Kota Soreang yang akan menjadi kota mandiri, hingga proyeksi tahun 2015. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan dengan cara pengumpulan data lapangan melalui pengamatan langsung dan pengumpulan data sekunder. Pengamatan langsung di lapangan dilakukan pada pengukuran debit 78

sungai Ciwidey dan Cisangkuy; pengecekan kondisi geologi daerah penelitian dan penggunaan lahan daerah tangkapan air. Pengumpulan data sekunder yang berhubungan ketersediaan dan pemanfaatan air diambil dari dinas maupun instansi terkait. Data yang dikumpulkan meliputi data debit sungai, sebaran wilayah batuan, curah hujan, sebaran penduduk dan industri, dan data terkait lain yang masih berhubungan dengan pemanfaatan air. Metode yang digunakan dalam perhitungan pengisian imbuhan (recharge) terhadap air tanah (ground water) didasarkan pada koefisien imbuhan pada masing-masing unit kondisi hidrogeologi. Koefisien imbuhan ditunjukkan dalam persen curah hujan tahunan yang selanjutnya sebagai imbuhan terhadap ground water. Sehingga total imbuhan per tahun sbb: R = (A x Pa x C)... (1) Keterangan: R = imbuhan yang diberikan (m3) Pa = curah hujan tahunan (mm) A = luas area daerah imbuhan (m2) C = koefisien imbuhan (%) Perhitungan cadangan air tanah dengan pendekatan yang biasa digunakan adalah metode neraca air. Dengan persamaan yang disederhanakan imbuhan untuk cadangan air tanah adalah diperhitungkan sebagai sisa air dari curah hujan efektif setelah dikurangi dengan kehilangan air dalam bentuk Run Off (RO) dan evapotranspirasi (David et al., 1990). Pendekatan neraca air untuk menentukan cadangan air tanah adalah sebagai berikut: P = Et + RO + S + I.. (2) Keterangan: P = Curah hujan (mm) Et = Evapotranspirasi RO = Run off S = Imbuhan (yang tersimpan)

J. Tanah dan Air, Vol. 7, No. 1, 2006: 77 - 83

Dalam memperhitungkan nilai evapotranspirasi digunakan persamaan evapotranspirasi Turc (1954) dalam (David et al., 1990). Untuk memperhitungkan Run off (RO) diperhitungkan dengan memperhitungkan debit rata-rata dan debit minimum terhadap luas daerah tangkapan air. Penentuan nilai Evapotranspirasi Turc (1970), adalah sbb: N Et = ______________ .... (3) (0,9 + (N/Jt)2)0,5 Keterangan: Et = Evapotranspirasi (mm) N = Curah hujan rata-rata bulanan (mm) 2 Jt = 300 + 25t + 0,04t t = Suhu (C) Memperhitungkan Run off (RO) dengan persamaan sbb: Qrat Qmin RO = __________________ x 100%..... (4) F Keterangan: RO = Run off (%) F = Luas DAS (km2)

b. Endapan kipas aluvial dan endapan batuan gunung api klastik (Qpu'f). Secara umum pada endapan ini kurang consolidated dan mempunyai karakteristik kunduktivitas terhadap air yang baik, merupakan bagian atas dari dataran Bandung. c. Hasil gunung api tak teruraikan (QPI'V). Didiskripsi secara umum untuk daerah Bandung sebagai formasi Cikapundung. Terdiri dari material produk vulkanik yang consolidated dan unconsolidated (breksi, konglomerat, tuff). Hidrogeologi Keadaan hidrogeologi daerah Soreang berdasarkan Peta Sumberdaya Air Tanah (Bandung, Indonesia, 1993), adalah sbb: Akuifer sistem yang ada di daerah Soreang merupakan akuifer komplek dari endapan vulkanik. Dimana merupakan sistem endapan yang heterogen, termasuk di daerah ini yang berada pada aluvial fan Banjaran dan Majalaya-Ciparay. a. Mempunyai sumberdaya air tanah yang penting, akuifer dengan produktivitas rendah sampai sedang dengan jenis material geologi sedimen klastik yang berupa endapan kipas vulkanik, talus, teras, sebagian dikelilingi lahan. b. Sumberdaya air tanah setempat berupa akuifer dangkal dengan produktivitas rendah sampai sedang; dengan jenis material sedimen klastik. c. Pada bagian selatan berada pada elevasi yang lebih tinggi berupa endapan dan aliran vulkanik yang merupakan sumberdaya air tanah langka atau sangat terbatas. Potensi Air Permukaan Potensi air permukaan berfungsi sebagai penyuplai imbuhan cadangan air tanah, disamping itu juga berfungsi sebagai pemenuhan secara langsung kebutuhan air. Potensi air permukaan yang berada di sekitar wilayah Soreang adalah dari S. Cisangkuy dan S. Ciwidey. Debit rata-rata 79

HASIL DAN PEMBAHASAN Geologi dan Hidrogeologi Berdasarkan Peta Geologi Cekungan Bandung (Bandung, Indonesia, 1993), kondisi geologi wilayah daerah penelitian adalah berupa: a. Endapan danau (QH'I) dengan litofasies endapan pasir danau fluvial mempunyai umur Upper Pleistocene dan Lower Holocene, terdiri dari lithologi pengendapan dan pelapukan produk vulkanik yang mempunyai komponen utama clay. Maksimal ketebalan endapan berdasarkan estimasi berkisar antara 80 - 125m.

Lanjar Sudarto: Analisis Jumlah Cadangan Air Tanah Kota Soreang

masing-masing sungai cukup besar. Dalam analisa dilakukan pada beberapa periode ulang, untuk mendapatkan angka yang lebih memungkinkan terjadinya diambil dengan periode ulang 20 tahunan maka debit minimum rata-rata dapat dilihat pada Tabel 1. Apabila diperhitungkan terlebih dulu untuk kebutuhan air permukaan dari perkiraan untuk industri di daerah Soreang 37.771,57 m3/tahun. Pada hal potensi air permukaan dari S. Ciwidey adalah 0,49 m3/dt atau 15.325.632 m3/tahun. Sehingga masih tersedia cukup besar dibanding kebutuhannya. Potensi air dari mata air yang ada di daerah Soreang adalah berkisar debit 1,0 lt/dt - 2,0 lt/dt, seperti terlihat pada Tabel 2. Potensi air mata air per tahun diperkirakan 156.384 m3/tahun. Imbuhan (Recharge) Cadangan Air Tanah Potensi air tanah dapat ditunjukkan dari banyaknya air yang mengisi tanah atau batuan sebagai media terdapatnya air tanah. Pemasokan ini dikenal sebagai imbuhan atau (recharge) air tanah terhadap cadangan air tanah. Bertindak sebagai imbuhan air tanah yang utama adalah air hujan, sehingga dalam memperkirakan potensi air tanah

regional dapat dilakukan pendekatan estimasi imbuhan. Berdasarkan MacDonald and Partners (1988), zona yang memberikan imbuhan pada daerah Soreang dan sekitarnya (meliputi 3 wilayah yaitu Soreang, Ciwidey dan Pasirjambu) adalah sbb: a. Endapan Danau (A) Pada zona endapan pada daerah datar yang berada di bagian utara daerah Soreang. Mempunyai nilai karakteristik imbuhan 9%. b. Endapan Vulkanik Muda (B) Pada zona dengan nilai kemiringan berkisar 20-30% sampai dengan kemiringan 50%. Juga pada kaki gunung yang mempunyai kemiringan berkisar 5-10%. Keduanya merupakan zona yang mempunyai karakteristik imbuhan cukup baik. Nilai karakteristik imbuhan 25%. c. Endapan Vulkanik Tak Teruraikan (C) Mempunyai karakteristik infiltrasi sedang, mempunyai karakteristik imbuhan 15%. d. Endapan Tersier (D) Karakteristik infiltrasi agak kecil, akuifer storage relatif rendah, aliran air tanah melalui fracture. Koefisien imbuhan diperhitungkan 10%.

Tabel 1. Potensi air permukaan yang berada di wilayah Soreang No. Sungai 1. Ciwidey 2. Cisangkuy Stasiun Penakar Cukanghaur Rancagandok Luas (Km2) 1,05 1,00 Qmin rata2 (m3/dt) 0,69 0,68 Periode ulang (tahun) 5 th (m /dt) 0,58 0,57
3

10 th (m3/dt) 0,49 0,48

20 th (m3/dt) 170,00 104,00

Tabel 2. Potensi air mata air di daerah Soreang No. 1. 2. 3. 80 Lokasi Sadu Padasuka Pamekaran Jumlah Elevasi (m) 760,00 720,00 700,00 Debit (lt/dt) 2,00 1,00 2,00 5,00

J. Tanah dan Air, Vol. 7, No. 1, 2006: 77 - 83

Tabel 3. Perhitungan imbuhan air tanah di daerah Soreang


Geologi No. Unit 1 A 2 3 4 B C D Jumlah Soreang (km2) 12,80 7,60 25,50 Wilayah (luas ) Pasir jambu Ciwidey (km2) (km2) 217,80 2,70 6,50 164,70 3,30 11,80 luas Imbuhan (km2) 12,80 390,10 6,00 43,80 Coef Imbuhan 0,09 0,25 0,15 0,10 Imbuhan (m3/tahun) 2.433.715,20 206.031.315,00 1.901.340,00 9.253.188,00 219.619.558,20

Keterangan: Curah hujan tahunan = 2420,49mm/tahun Tabel 4. Perhitungan perubahan cadangan air tanah Soreang
Curah No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Hujan (mm) 314,47 308,62 295,14 240,28 173,70 89,18 80,60 79,60 72,44 177,00 266,26 327,96 2420,49 Q rata2 (m3/dt) 15,00 15,25 13,95 12,00 12,00 6,00 5,65 2,00 2,00 4,00 8,00 8,00 47,80 Q min (m3/dt) 6,70 6,85 8,10 7,00 4,00 3,00 2,65 1,00 1,00 1,00 2,00 4,00 T rata (C) 23,20 23,00 23,20 23,00 24,00 25,00 24,90 25,00 26,00 24,00 26,00 26,00 Faktor Jt 114,96 113,47 114,96 115,00 118,00 133,00 128,34 132,00 139,00 123,00 137,00 135,00 Et (mm) 108,60 107,13 107,81 105,00 99,00 76,00 70,38 71,00 67,00 103,00 123,00 126,00 1163,03 48,05 Inf (mm) 39,41 40,29 47,65 43,00 26,00 17,00 15,59 6,00 4,00 7,00 11,00 24,00 Int (mm) 102,16 104,44 123,50 112,00 69,00 45,00 40,41 14,00 11,00 18,00 28,00 61,00 728,81 30,11 RO (mm) 15,34 15,23 10,14 7,00 7,00 2,00 1,41 0,00 1,00 3,00 9,00 8,00 78,53 3,25 Perubhn Cadangan (mm) 88,14 81,50 53,13 16,00 -2,00 -35,00 -32,35 -6,00 -6,00 53,00 106,00 133,00 449,92 18,59

Jumlah/tahun Dalam (%)

Keterangan: Perubahan cadangan air tanah = 76.486.020,83 m3/tahun

Dari kondisi di atas, dengan perhitungan berdasarkan Persamaan (1), maka besarnya imbuhan, seperti terlihat pada Tabel 3. Dari perhitungan di atas maka di daerah Soreang dan sekitarnya dengan curah hujan rata-rata 2.420,49 mm per tahun terjadi imbuhan sebesar 219.619.558,20 m3/tahun. Perubahan Cadangan Air Tanah

Berdasarkan perhitungan nilai curah hujan, run off, evapotranspirasi, infiltrasi daerah penelitian, dengan Persamaan (2), (3) dan (4) akan terjadi perubahan cadangan air tanah sebesar 449,92 mm per tahun. Apabila ditinjau dari seluruh areal tangkapan seluas 170,0 km2, maka cadangan air tanahnya sebesar 76.486.020,83 m3 per tahun. Hasil perhitungan cadangan air tanah selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. 81

Lanjar Sudarto: Analisis Jumlah Cadangan Air Tanah Kota Soreang

PemanfaatanAir Pemanfaatan air untuk daerah penelitian yang merupakan daerah perkotaan hanya untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk domestik (penduduk) dan untuk keperluan pusat perdagangan atau industri. Kebutuhan air tersebut dipenuhi dari air tanah maupun dari air permukaan. Air tanah dapat diambil sebagian besar diambil air tanah tertekan, hanya untuk kepentingan yang relatif kecil diambil dari air tanah bebas. Air permukaan diambil dari air sungai dan mata air. Kebutuhan Air Domestik Untuk memenuhi kebutuhankebutuhan air bersih penduduk diperlukan pengambilan air tanah. Jumlah penduduk proyeksi tahun 2015 adalah 126.899 jiwa. Berdasarkan dari perhitungan proyeksi pertambahan penduduk tahun 1999 sebesar 104.162 jiwa, tahun 2002 sebanyak 111.624 jiwa, mengalamai pertambahan kurang lebih 1,5% per tahun. Kebutuhan air bersih untuk penduduk diambil dari air tanah. Apabila kebutuhan penduduk diasumsikan 60lt/hari/ jiwa, maka kebutuhannya air terhitung sebesar 2.756.246,2 m3/th. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih domestik dilakukan pengambilan dengan sumur pompa, sehingga debit pompa dapat diperhitungkan dengan metode Sichart, diperoleh debit optimum 24,527 lt/dt. Jumlah sumur diperhitungkan 5 buah.

Kebutuhan Air Industri Kebutuhan air untuk industri termasuk untuk pusat perdagangan dapat dipenuhi dari air permukaan dan air tanah. Kebutuhan air tanah hanya untuk mencukupi kebutuhan industri makanan dan obat. Sedangkan untuk keperluan lain menggunakan air permukaan. Perhitungan kebutuhan air didasarkan pada kesebandingan dengan Kabupaten Bandung. Kebutuhan untuk industri dibandingkan dengan kebutuhan air untuk Kabupaten Bandung berdasarkan pada perbandingan penduduknya. Kebutuhan industri meliputi air tanah dan air permukaan. Hasil perhitungan selengkapnya dapat terlihat pada Tabel 5. Kebutuhan air tanah untuk industri sebesar 797.243,79 m3/tahun atau (1,042%) dari tambahan cadangan air tanah yang ada. KESIMPULAN 1. Daerah penelitian kota Soreang secara umum dengan kondisi geologi daerah endapan danau dengan dominasi material batuan clay dan endapan aluvial vulkanik dan secara hidrogeologi merupakan daerah dengan sistem akuifer komplek yang terdiri dari endapan vulkanik. Akuifer dalam secara umum mempunyai produkivitas rendah sampai sedang.

Tabel 5. Perhitungan kebutuhan air untuk industri


Tahun Penduduk Kab. Bandung (jiwa) Penduduk Soreang (jiwa) Perbandi ngan (%) Kebutuhan air Kab.Bandung (m3/hari) Air tanah 44.946 Air permukaan 2.160 Kebutuhan air Soreang (m3/hari) Air tanah 1.059,38 Air permukaan 51,00 Kebutuhan air Soreang (m3/tahun) Air tanah 383.494,54 797.246,79 Air permukaan 18.168,78 37.771,57

2002 2015

4.041.167 5.383.810

111.624 126.899

0,02762 0,02357

Keterangan: Perhitungan kebutuhan air industri di dasarkan pada kesebandingan antara perkembangan penduduk dengan kebutuhan air. Perkembangan industri 5% per tahun

82

J. Tanah dan Air, Vol. 7, No. 1, 2006: 77 - 83

2. Daerah Soreang dan sekitarnya mempunyai potensi imbuhan (recharge) terhadap air tanah cukup besar yaitu 219.619.558 m3/tahun. Berdasarkan kesetimbangan air mempunyai perubahan cadangan air tanah 76.486.020,83 m3/tahun. 3. Kebutuhan air penduduk sejumlah 126.899 jiwa (proyeksi tahun 2015) diperlukan air tanah 3.674.994,9 m3/tahun (4,80% cadangan air tanah), dengan pengambilan menggunakan 5 buah pompa. Kebutuhan untuk industri, air tanah 797.243,79 m3/tahun (1,042% cadangan air tanah). 4. Potensi air permukaan dari sungai adalah sebesar 15.325.632 m3/tahun dan dari mata air sebesar 156.384 m3/tahun. Kebutuhan air permukaan untuk industri 37.771,57 m3/tahun. DAFTAR PUSTAKA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bandung. 1995. Analisis dan RTRW Kabupaten Bandung. Bandung, Jawa Barat. Bandung, Indonesia. 1993. Peta Geologi Cekungan Bandung sekala 1:250.000. Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan. Bandung. 1 lembar.

Bandung, Indonesia. 1993. Peta Sumberdaya Air Tanah sekala 1:250.000. Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan. Bandung. 1 lembar. David N.L, Arie S.I. and Ian S. 1990. Groundwater Recharge. International Contributions to Hydrogeology. Verlag Heis. p 111-124. Erdelyi M. and Galfi J. 1988. Surface and Subsurface Mapping in Hydrogeology. A Wiley-Interscience Publication in co-edition with Akademiai Kiado. Budapest. 384 hlm. Kantor Statistik Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung. 2005. Kabupaten Bandung Dalam Angka. Bandung, Jawa Barat. MacDonald and Partners. 1988. Greater Bandung, Groundwater Resources Study; Vol 3, Main Report Director General of Water Resources Development, Groundwater Development Project (PPAT), Jakarta. p 9-15. Sihwanto, 1991. Parameter Akuifer dan Aliran Air Tanah. Direktorat Geologi Tata Lingkungan Departemen Pertambangan dan Energi. Bandung. p 13-14. Todd D.K., 1980. Groundwater Hydrology, 2nd edition, John Willey and Sons Inc. New York. 526 hal.

83

You might also like