Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This research to determine whether the dividend policy issued by the company
are correct or not, by applying fuzzy logic approach as a tool of decision makers and to
test the effect of liquidity, profitability, firm size, investment, financial leverage and
earnings growth may affect dividend policy (Dividend Payout Ratio). The methodology
used in this study was originally a collection of data through a web which is then
processed and analyzed using Microsoft Excel. Then analyzed by using the Fuzzy Logic
Toolbox for decision making. And lastly using SPSS version 19.0 statistical
applications in order to perform statistical tests on the effect of independent variables
(ROA, DER, ROE, LDR, Logarithm Assets, Stocks, Growth EAT) against the
dependent variable (DPR). By using fuzzy logic, the bank can find out how much
dividend should be distributed. The test result of fuzzy logic toolbox with methods of
Mamdani and Sugeno methods which prove that most banks are correct in making
decisions about dividend policy. The Banks decisions of the most dominant and most
appropriate are Bank Central Asia Tbk (BBCA) shown in 2009. Hypothesis testing is
carried out simultaneously influence test (F test) and test the partial effect (t test) at 95%
confidence level. F test showed that all independent variables significantly affect the
dependent variable. However, t tests showed that only the size of the company
(LnAsset) and earnings growth (Growth EAT) that have a significant effect to the DPR.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kebijakan dividen yang
dikeluarkan perusahaan sudah tepat atau belum, dengan menerapkan pendekatan fuzzy
logic sebagai alat pengambil keputusan dan untuk menguji pengaruh likuiditas,
profitabilitas, ukuran perusahaan, investasi, financial leverage dan pertumbuhan Laba
dapat mempengaruhi kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio). Metodelogi yang
digunakan dalam penelitian ini pada awalnya adalah pengumpulan data melalui web
yang kemudian diolah dan dianalisis dengan memakai Microsoft Excel. Selanjutnya
dianalisa dengan menggunakan Fuzzy Logic Toolbox untuk pengambilan keputusan.
Dan terakhir menggunakan aplikasi statistik SPSS versi 19.0 dengan tujuan untuk
melakukan pengujian-pengujian statistik dalam mengetahui pengaruh antara variabel
independent (ROA, DER, ROE, LDR, Logaritma Asset, Saham, Growth EAT) terhadap
variabel dependent (DPR). Dengan menggunakan fuzzy logic, bank dapat mengetahui
berapa besar dividen yang sebaiknya dibagikan. Hasil pengujian fuzzy logic toolbox
dengan metode Mamdani dan metode Sugeno yang membuktikan bahwa sebagian besar
bank sudah tepat dalam mengambil keputusan tentang kebijakan dividen. Bank yang
paling dominan dan yang paling tepat dalam mengambil keputusan adalah Bank Central
Asia Tbk (BBCA) yang ditunjukkan di tahun 2009. Pengujian hipotesis yang dilakukan
adalah uji pengaruh secara serempak (Uji F) dan uji pengaruh secara parsial (Uji t) pada
tingkat kepercayaan 95%. Uji F menunjukkan bahwa semua variabel independent
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent. Namun Uji t menunjukkan
bahwa hanya ukuran perusahaan (LnAsset) dan pertumbuhan laba (Growth EAT) yang
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap DPR.
Kata Kunci: Kebijakan Dividen, Dividend Payout Ratio, Fuzzy Logic
PENDAHULUAN
Dalam melakukan investasi, tahap awal yang harus dilakukan oleh setiap
individu atau organisasi yaitu memilih investasi mana yang tepat dan menguntungkan
bagi individu atau organisasi itu sendiri di waktu yang akan datang. Tujuan utama dari
para investor menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu untuk mencari
pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) baik berupa pendapatan
dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap
harga belinya (capital gain).
Kebijakan dividen suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang
berkepentingan dan keduanya saling bertentangan, yaitu kepentingan para pemegang
saham dengan dividennya dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya. Dividen
yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung pada kebijakan masingmasing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari
manajemen perusahaan. Pembagian Dividen ini sangat berpengaruh bagi perusahaan
dalam menarik investor yang akan membantu pendanaan suatu perusahaan. Oleh karena
itu perusahaan harus objektif dalam menentukan kebijakan yang tepat dalam hal
pembagian dividen tersebut, apakah dividen akan ditahan atau akan dibagikan kepada
pemegang saham. Kebijakan yang dibuat haruslah kebijakan yang tidak merugikan para
pemegang saham maupun bagi internal perusahaan tersebut.
Untuk mendapatkan keputusan yang cepat dan tepat dalam proses penentuan
kebijakan dividen suatu perusahaan maka diperlukan mekanisme untuk menfasilitasi
proses pengambilan keputusan bersama tersebut. Dalam membuat keputusan pilihan
mana yang menjadi terbaik diperlukan data dan informasi. Namun data dan informasi
yang diperlukan terkadang sulit untuk diukur nilai kepastiannya. Dalam membahas
tentang pemilihan kebijakan dividen mana yang sebaiknya dilakukan maka diperlukan
analisis data yang baik dan didukung oleh penggunaan teori pengambilan keputusan
yang cepat dan tepat. Logika fuzzy sebagai komponen utama pembangun
softcomputing, terbukti telah memiliki kinerja yang sangat baik untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang mengandung ketidakpastian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan dividen yang dikeluarkan
perusahaan sudah tepat atau tidak, dengan menerapkan pendekatan Fuzzy Logic sebagai
alat pengambil keputusan dan untuk mengetahui apakah likuiditas, profitabilitas,
financial leverage, ukuran perusahaan, investasi, dan pertumbuhan Laba dapat
mempengaruhi kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio).
TINJAUAN PUSTAKA
Kebijakan Dividen
Kebijakan Dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan yang berkaitan
dengan penentuan apakah keuntungan atau laba perusahaan akan dibagikan kepada
pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan sebagai laba ditahan dan
selanjutnya untuk diinvestasikan kembali dimasa yang akan datang (Suhartono, 2004).
Kebijakan dividen adalah keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk
menentukan apakah laba yang diperoleh suatu perusahaan tersebut akan dibagikan
dalam bentuk dividen atau tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan (retained earning).
Dividen Payout Ratio (DPR) adalah persentase dari setiap rupiah yang
dihasilkan dibagikan kepada pemilik dalam bentuk tunai (dihitung dengan membagi
dividen kas per saham dengan laba per saham.( Sundjaja dan Barlian (2002).
Faktor-faktor yang menentukan kebijakan dividen antara lain :
a. Ukuran perusahaan
Perusahaan besar memiliki kemudahan daripada perusahaan kecil untuk
menghasilkan keuntungan dan memperoleh sumber pendanaan. Oleh karena itu,
semakin besar ukuran perusahaan, besarnya dividen yang dibayarkan semestinya
juga ikut meningkat. Namun di sisi lain, ukuran perusahaan juga dapat
berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, karena sekalipun perusahaanperusahaan besar memiliki kemampuan untuk menghasilkan keuntungan lebih
besar, namun modal yang digunakan juga besar, sehingga profitabilitasnya bisa
jadi tidak terlalu tinggi dibanding perusahaan kecil. Dengan demikian, dana
yang dapat dibagikan sebagai dividen juga tidak begitu besar. (Intan Rahmawati,
2007).
b. Profitabilitas
Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas diproksi dengan Return on Asset / ROA
dan Return On Equity / ROE (Kania dan Bacon, 2005:103 didalam Intan
Rahmawati (2007)). Kenaikan profitabilitas kadang-kadang diikuti kenaikan
pembayaran dividen karena kenaikan pembayaran dividen dianggap sebagai
sinyal optimisme manajer atas kinerja perusahaan.
c. Pertumbuhan laba
Penelitian ini menggunakan Growth of Earning (Kania dan Bacon, 2005:104
didalam jurnal Intan Rahmawati (2007)). Peningkatan dalam growth of earning
after tax dianggap sebagai peningkatan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kenaikan laba bersih setelah pajak dibanding tahun sebelumnya.
Kenaikan ini akan menaikkan pula jumlah dividen yang dibayarkan.
d. Likuiditas
Menurut Van Horne dan Sinaga (1994) didalam jurnal Intan Rahmawati (2007),
posisi likuiditas sangat berpengaruh pada kemampuan perusahaan membayar
dividen karena dividen umumnya dibayarkan dengan kas.
e. Financial Leverage (Kemampuan membayar Pinjaman)
Menggambarkan sejauhmana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada
pihak luar. Semakin kecil rasio semakin baik. (Rini, 2007).
f. Investasi (Harga Saham)
Menggambarkan sejauh mana saham yang dimiliki perusahaan dilihat dari harga
tutupan saham setiap akhir tahun. (Suharli, 2006). Analisa terhadap harga saham
(stock price) merupakan indikasi tentang kondisi suatu perusahaan.
Logika Fuzzy
Logika fuzzy merupakan sebuah logika yang memiliki nilai kekaburan atau
kesamaran antara benar dan salah. Dalam suatu logika fuzzy suatu nilai dapat bernilai
benar atau salah secara bersamaan tetapi berapa besar kebenaran dan kesalahan suatu
nilai bergantung pada bobot keanggotaan yang dimilikinya. Dalam fuzzy dikenal derajat
keanggotaan yang memiliki rentang nilai 0 hingga 1. Berbeda dengan himpunan tegas
yang memiliki nilai 1 atau 0 (ya atau tidak). Kusumadewi dan Purnomo (2010)
mengartikan logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang
input kedalam suatu ruang output, mempunyai nilai kontinyu. Fuzzy dinyatakan dalam
derajat dari suatu keanggotaan dan derajat dari kebenaran. Oleh sebab itu sesuatu dapat
dikatakan sebagian benar dan sebagian salah pada waktu yang sama.
Kelebihan logika fuzzy adalah kemampuan dalam proses penalaran secara
bahasa. Sehingga dalam perancangannya tidak memerlukan persamaan matematik dari
objek yang akan dikendalikan.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian & Sumber Data
Objek yang diteliti adalah bank-bank yang go publik dan terdaftar di BEI. Dari
31 bank yang terdaftar di BEI periode 2008-2009, hanya 8 bank yang lengkap dan
memenuhi kriteria penelitian yaitu bank PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT. Bank
Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT. Bank
Mandiri Tbk (BMRI), PT. Bank Bumi Arta (BNBA), Bank Central Asia Tbk (BBCA),
Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA), PT. Bank Niaga Tbk (BNGA), PT. Bank
Danamon Indonesia Tbk (BDMN). Dalam penelitian ini data yang dipergunakan adalah
data sekunder berupa pooled data untuk semua variabel yaitu ROA, DER, ROE, LDR,
Total Asset, Harga Saham, Growth Earning After Tax, dan Dividend Payout Ratio. Data
sekunder ini diperoleh dengan metode pengamatan pada perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di BEI selama pengamatan dari tahun 2008 sampai 2009.
Alat analisis
Variabel yang digunakan yaitu variabel dependent (DPR) dan variabel
independen (ROA, DER, ROE, LDR, Ukuran Perusahaan (LnAsset), Investasi (Harga
Saham), Growth (EAT). Alat Analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan
Fuzzy Logic (metode Mamdani dan metode Sugeno) dan dengan menggunakan Analisis
Regresi Linear Berganda. Pengujian Hipotesis yang dilakukan dengan Uji F (Serempak)
dan Uji t (Parsial).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini adalah data kinerja Bank tahun 2008-2009 yang akan dijadikan variabelvariabel dalam penelitian.
Tabel 1.
Data Kinerja Bank Tahun 2008-2009
BANK
TAHUN
BNI
2009
2008
2009
2008
2009
2008
2009
2008
2009
2008
2009
2008
2009
BRI
MANDIRI
ARTA
BCA
MAYAPADA
CIMB Niaga
ROA
x1
1,51
0,96
3,12
3,5
2,74
2,25
1,71
2,03
3,17
3,14
0,78
1,09
2,02
DER
x2
10,88
12,07
10,63
10,01
10,23
10,75
4,80
4,20
9,14
9,55
6,68
4,80
8,55
ROE
x3
17,99
12,52
36,29
39,46
30,83
26,44
9,93
10,57
32,11
33,16
6,01
6,33
19,32
LDR
x4
64,06
68,61
80,88
79,93
73,90
74,58
49,86
58,89
48,30
51,52
81,96
97,99
91,01
Asset
x5
17,36
17,30
17,50
17,39
17,60
17,55
16,38
16,31
18,45
18,39
16,88
16,74
18,03
Saham
x6
1.980
680
7.650
4.575
4.700
2.025
133
60
4.850
3.250
167
167
710
EAT
x7
103,19
36,15
22,66
23,16
34,68
22,24
2,14
32,78
17,85
28,67
0,33
0,54
131,22
DPR
y
10,01
36,75
22,28
34,92
26,00
34,84
24,56
25,01
39,84
42,68
37,60
69,19
19,50
2008
1,05
10,09
2009
2,4
5,23
2008
2,5
9,09
Sumber : BEI (www.idx.go.id) (2011)
Danamon
11,66
15,00
25,31
84,65
85,00
84,05
18,01
16,99
17,03
495
4.550
2.343
11,98
0,16
27,72
45,00
49,80
29,95
1.
a.
Variabel
Semesta
Pembicaraan
[-1 5]
[0 15]
[-10 40]
[50 120]
[5 20]
[0 8000]
[-10 90]
[0 80]
Domain
[0 - 0.5]
[0.5 - 1.25]
[1.25 - 4]
[0 - 10]
[10 - 15]
[0 - 5]
[5 - 12.5]
[12.5 - 40]
[50 - 85]
[85 - 100]
[100 - 120]
[5 - 10]
[10 - 20]
[0 - 1000]
[1000 - 4000]
[4000 - 8000]
[0 - 10]
[10 - 20]
[20 - 140]
[0 - 10]
[10 - 20]
[20 - 80]
Dengan ketentuan himpunan fuzzy tersebut maka terbentuk FIS Editor dan
Membership Function Editor seperti pada gambar 1 & Gambar 2.
Gambar 1. FIS Editor keseluruhan Input dan Output dengan metode Mamdani
Sumber : Data Olahan Penulis (2011)
Gambar 2. Membership Function Editor keseluruhan Input dan Output dengan metode Mamdani
Sumber : Data Olahan Penulis (2011)
Sesuai dengan data kinerja 8 Bank tahun 2008-2009 yang dijadikan sebagai
acuan pembentukan aturan fuzzy, maka dapat ditentukan 16 aturan Logika Fuzzy adalah
sebagai berikut :
1. If (ROA is tinggi) and (DER is kurang) and (ROE is tinggi) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik ) and (Harga saham is sedang) and (%EAT is besar) Then
(DPR is kecil).
2. If (ROA is cukup) and (DER is kurang) and (ROE is cukup) and (LDR is
Likuid) and (ASSET is baik) and (Harga saham is kecil) and (%EAT is besar)
Then (DPR is besar).
3. If (ROA is tinggi) and (DER is kurang) and (ROE is tinggi) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is besar) and (%EAT is besar) Then
(DPR is besar).
4. If (ROA is tinggi) and (DER is kurang) and (ROE is tinggi) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is besar) and (%EAT is besar) Then
(DPR is besar).
5. If (ROA is tinggi) and (DER is kurang) and (ROE is tinggi) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is besar) and (%EAT is besar) Then
(DPR is besar).
6. If (ROA is tinggi) and (DER is kurang) and (ROE is tinggi) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is sedang) and (%EAT is besar) Then
(DPR is besar).
7. If (ROA is tinggi) and (DER is baik) and (ROE is cukup) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is kecil) and (%EAT is kecil) Then
(DPR is besar).
8. If (ROA is tinggi) and (DER is baik) and (ROE is tinggi) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is kecil) and (%EAT is besar) Then
(DPR is besar).
9. If (ROA is tinggi) and (DER is baik) and (ROE is tinggi) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is besar) and (%EAT is sedang) Then
(DPR is besar).
10. If (ROA is tinggi) and (DER is baik) and (ROE is tinggi) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is sedang) and (%EAT is besar) Then
(DPR is besar).
11. If (ROA is cukup) and (DER is baik) and (ROE is cukup) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is kecil) and (%EAT is kecil) Then
(DPR is besar).
12. If (ROA is cukup) and (DER is baik) and (ROE is cukup) and (LDR is Cukup
Likuid) and (ASSET is baik) and (Harga saham is kecil) and (%EAT is kecil)
Then (DPR is besar).
13. If (ROA is tinggi) and (DER is baik) and (ROE is tinggi) and (LDR is Cukup
Likuid) and (ASSET is baik) and (Harga saham is kecil) and (%EAT is besar)
Then (DPR is sedang).
14. If (ROA is cukup) and (DER is kurang) and (ROE is cukup) and (LDR is
Likuid) and (ASSET is baik) and (Harga saham is kecil) and (%EAT is sedang)
Then (DPR is besar).
15. (ROA is tinggi) and (DER is baik) and (ROE is tinggi) and (LDR is Cukup
Likuid) and (ASSET is baik) and (Harga saham is besar) and (%EAT is kecil)
Then (DPR is besar).
16. If (ROA is tinggi) and (DER is baik) and (ROE is tinggi) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is sedang) and (%EAT is besar) Then
(DPR is besar).
Gambar 3. Rule Editor Input (ROA, DER, ROE, LDR, ASSET, SAHAM, EAT) terhadap DPR
Metode Mamdani
Sumber : Data Olahan Penulis (2011)
Untuk mengetahui keterkaitan antara variabel-variabel input dengan variabelvariabel output, ditunjukkan dengan rule viewer seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 4. Rule Viewer Input (ROA, DER, ROE, LDR, ASSET, SAHAM, EAT) terhadap DPR
Metode Mamdani
Sumber : Data Olahan Penulis (2011)
Dari hasil Fuzzy Logic dengan menggunakan metode Mamdani dapat disimpulkan
bahwa :
ROA, didapat bilangan real ROA suatu bank sebesar 2 berada pada kategori
tinggi (perolehan laba cukup tinggi) dengan rata-rata pengaruhnya terhadap
DPR sebesar 40% sehingga DPR yang dihasilkan adalah besar. Artinya, ROA
dan DPR berbanding positif, apabila ROA berada di kategori tinggi maka
DPR yang dihasilkan juga akan besar. Apabila ROA lebih besar dari 2 maka
tingkat pengembalian yang didapat perusahaan akan besar pula dan
kemungkinan pembayaran dividenpun besar. Sebaliknya apabila ROA berada
pada kategori cukup tinggi (0.5 1.25) atau rendah (< 0.5) maka DPR yang
dihasilkan juga sedang atau kecil. Dengan Tingkat pengembalian bank kecil
bahkan mengalami kerugian sehingga pembayaran dividenpun kecil atau bahkan
tidak akan ada pembagian dividen. ROA dapat mempengaruhi kebijakan
perusahaan dalam pembagian dividen (DPR) untuk sebagian besar bank, yang
ditunjukan dari hasil tersebut ada 10 sampel dari 16 sampel yang mempunyai
kesesuaian dengan hasil keputusan yang dihasilkan oleh fuzzy logic.
DER, didapat bilangan real suatu DER suatu bank sebesar 7.5 , artinya DER
berada pada kategori baik dengan rata-rata pengaruhnya sebesar 40% sehingga
DPR yang dihasilkan adalah besar. Artinya, DER dan DPR berbanding
negative, karena apabila semakin kecil DER baik maka DPR yang dihasilkan
akan besar. Apabila semakin kecil DER (lebih kecil dari 7.5) maka DER akan
semakin baik sehingga tingkat pembayaran dividenpun besar. Sebaliknya
apabila DER lebih besar dari 7.5 sampai 10 (masih berada di kategori berada
pada kategori baik) maka DPR yang dihasilkan juga besar atau sedang.
Dengan Tingkat pengembalian bank kecil bahkan mengalami kerugian sehingga
pembayaran dividenpun kecil atau bahkan tidak akan ada pembagian dividen.
Dan jika lebih besar dari 10 maka dikategorikan kurang baik sehingga
pengaruhnya pada DPR yaitu tingkat pembayaran dividenpun sedikit atau
bahkan tidak akan ada pembagian dividen. DER dapat mempengaruhi kebijakan
perusahaan dalam pembagian dividen (DPR) untuk beberapa bank saja, yang
ditunjukan dari hasil tersebut ada 10 sampel dari 16 sampel yang mempunyai
kesesuaian dengan hasil keputusan yang dihasilkan oleh fuzzy logic.
ROE, didapat bilangan real ROE suatu bank sebesar 15, artinya besar ROE = 15
berada pada kategori tinggi (perolehan laba cukup tinggi) dengan rata-rata
pengaruhnya sebesar 40% sehingga DPR yang dihasilkan adalah besar.
Artinya, ROE dan DPR berbanding positif, karena apabila semakin tinggi ROE
tinggi maka DPR yang dihasilkan akan besar. Apabila ROE lebih besar dari
15 maka tingkat pengembalian yang didapat perusahaan akan besar pula dan
kemungkinan pembayaran dividenpun besar. Sebaliknya apabila ROE berada
pada kategori cukup tinggi (5 12.5) atau rendah (< 5) maka DPR yang
dihasilkan juga sedang atau kecil. Dengan Tingkat pengembalian bank kecil
bahkan mengalami kerugian sehingga pembayaran dividenpun kecil atau bahkan
tidak akan ada pembagian dividen. ROE dapat mempengaruhi kebijakan
perusahaan dalam pembagian dividen (DPR) untuk sebagian besar bank, yang
ditunjukan dari hasil tersebut ada 9 dari 16 sampel yang mempunyai kesesuaian
dengan hasil keputusan yang dihasilkan oleh fuzzy logic.
LDR, didapat bilangan real suatu LDR suatu bank sebesar 85% , artinya LDR
berada pada kategori likuid dengan rata-rata pengaruhnya sebesar 40%
sehingga DPR yang dihasilkan adalah besar. Artinya, LDR dan DPR
berbanding negatif, karena apabila semakin kecil LDR likuid maka DPR yang
dihasilkan akan besar. Apabila LDR lebih kecil dari 85% maka LDR akan
semakin likuid sehingga tingkat pembayaran dividenpun besar. Sebaliknya
apabila DER berada pada kategori cukup likuid (85 100%) atau kurang
likuid (> 100) maka DPR yang dihasilkan juga sedang atau kecil atau
bahkan tidak akan ada pembagian dividen. LDR dapat mempengaruhi kebijakan
perusahaan dalam pembagian dividen (DPR) untuk sebagian besar bank (14 dari
16 sampel) kecuali bank BNI pada tahun 2009 dan Mayapada pada tahun 2008.
LnAsset, didapat bilangan real suatu LnAsset suatu bank sebesar 12.5 , artinya
LnAsset berada pada kategori baik dengan rata-rata pengaruhnya sebesar 40%
sehingga DPR yang dihasilkan adalah besar. Artinya, LnAsset dan DPR
berbanding positif, karena apabila semakin besar LnAsset baik maka DPR
yang dihasilkan akan besar. Apabila LnAsset lebih besar dari 12.5 maka
LnAsset akan semakin baik sehingga tingkat pembayaran dividenpun besar.
Sebaliknya apabila LnAsset lebih kecil dari 12.5 sampai 10 maka LnAsset masih
tergolong baik tetapi mendekati cukup baik sehingga pengaruhnya pada DPR
yaitu tingkat pembayaran dividen tidak begitu besar sedang. Dan jika LnAsset
lebih kecil dari 10 maka dikategorikan cukup baik sehingga pengaruhnya pada
DPR yaitu tingkat pembayaran dividenpun kecil atau bahkan tidak akan ada
pembagian dividen. LnAsset dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam
pembagian dividen (DPR) untuk seluruh bank (16 sampel).
Saham, didapat bilangan real Saham suatu bank sebesar Rp 4000, artinya besar
Saham = Rp 4000 berada pada kategori besar dengan rata-rata pengaruhnya
sebesar 40% sehingga DPR yang dihasilkan adalah besar. Artinya, LnAsset
dan DPR berbanding positif, karena apabila semakin besar Saham besar maka
DPR yang dihasilkan akan besar. Apabila Saham lebih besar dari Rp 4000
maka pembayaran dividenpun besar. Sebaliknya apabila Saham lebih kecil dari
Rp 4000, Saham berada pada kategori sedang atau kecil, sehingga
pengaruhnya pada DPR yaitu tingkat pembayaran dividenpun sedang atau
kecil atau bahkan tidak akan ada pembagian dividen. Saham kurang
mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam pembagian dividen (DPR) untuk
sebagian besar bank (6 dari 16 sampel).
Growth EAT, didapat bilangan real Growth EAT suatu bank sebesar 40%,
artinya besar Growth EAT = 40% berada pada kategori besar dengan rata-rata
pengaruhnya sebesar 40% sehingga DPR yang dihasilkan adalah besar.
Artinya, Growth EAT dan DPR berbanding positif, karena apabila semakin
besar Growth EAT besar maka DPR yang dihasilkan akan besar. Apabila
Growth EAT lebih besar dari 40% maka pembayaran dividenpun besar.
Sebaliknya apabila Growth EAT kecil dari 40% sampai 20% maka Growth EAT
masih tergolong besar sehingga pengaruhnya pada DPR yaitu tingkat
pembayaran dividenpun masih besar. Jika Growth EAT lebih kecil dari 20% 10% maka pengaruhnya pada DPR yaitu tingkat pembayaran dividenpun
sedang. Dan jika Growth EAT lebih kecil dari 10% atau cenderung negative
maka dikategorikan kecil sehingga pengaruhnya pada DPR yaitu tingkat
pembayaran dividenpun kecil atau bahkan tidak akan ada pembagian dividen.
Growth EAT dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam pembagian
dividen (DPR) untuk sebagian besar bank (8 dari 16 sampel).
b.
Metode Sugeno
Dari tabel 1 data kinerja bank diatas maka ditentukan himpunan fuzzy yang
terdiri dari semesta (range) dan domain fuzzy, dimana dikelompokkan didalam tabel
berikut.
Tabel 3.
Himpunan Fuzzy Metode Sugeno
Fungsi
Variabel
ROA
DER
ROE
INPUT
LDR
ASSET
SAHAM
Nama
Himpunan Fuzzy
Rendah
Cukup
Tinggi
Baik
Kurang
Rendah
Cukup
Tinggi
Likuid
Cukup Likuid
Kurang Likuid
Cukup
Baik
Kecil
Sedang
Besar
Besar
%EAT
Sedang
Kecil
10,01
36,75
22,28
34,92
26
34,84
24,56
25,01
OUTPUT DPR
39,84
42,68
37,6
69,19
19,5
45
49,8
29,95
Sumber : Data Olahan Penulis (2011)
Semesta
Pembicaraan
[-1 5]
[0 15]
[-10 40]
[50 120]
[0 20]
[0 8000]
[-10 90]
[0 1]
Domain
[0 - 0.5]
[0.5 - 1.25]
[1.25 - 4]
[0 - 10]
[10 - 15]
[0 - 5]
[5 - 12.5]
[12.5 - 40]
[50 - 85]
[85 - 100]
[100 - 150]
[5 - 10]
[10 - 20]
[0 - 1000]
[1000
4000]
[4000 - 8000]
[0 - 10]
[10 - 20]
[20 - 140]
0,1
0.3
0.2
0.3
0.2
0.3
0.2
0.2
0.4
0.4
0.3
0.7
0.2
0.4
0.5
0.3
Dengan ketentuan himpunan fuzzy tersebut maka terbentuk FIS Editor dan
Membership Function Editor seperti pada gambar 5 & Gambar 6.
Gambar 5. FIS Editor keseluruhan Input dan Output dengan metode Sugeno
Sumber : Data Olahan Penulis (2011)
Gambar 6. Membership Function Editor keseluruhan Input dan Output dengan metode Sugeno
Sumber : Data Olahan Penulis (2011)
Sesuai dengan data kinerja 8 Bank tahun 2008-2009 yang dijadikan sebagai
acuan pembentukan aturan fuzzy, maka dapat ditentukan 16 aturan Logika Fuzzy adalah
sebagai berikut :
1. If (ROA is tinggi) and (DER is kurang) and (ROE is tinggi) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik ) and (Harga saham is sedang) and (%EAT is besar) Then
(DPR is 0.10).
2. If (ROA is cukup) and (DER is kurang) and (ROE is cukup) and (LDR is
Likuid) and (ASSET is baik) and (Harga saham is kecil) and (%EAT is besar)
Then (DPR is 0.30).
3. If (ROA is tinggi) and (DER is kurang) and (ROE is tinggi) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is besar) and (%EAT is besar) Then
(DPR is 0.20).
4. If (ROA is tinggi) and (DER is kurang) and (ROE is tinggi) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is besar) and (%EAT is besar) Then
(DPR is 0.30).
5. If (ROA is tinggi) or (DER is kurang) or (ROE is tinggi) or (LDR is Likuid) or
(ASSET is baik) or (Harga saham is besar) or (%EAT is besar) Then (DPR is
0.20).
6. If (ROA is tinggi) and (DER is kurang) and (ROE is tinggi) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is sedang) and (%EAT is besar) Then
(DPR is 0.30).
7. If (ROA is tinggi) and (DER is baik) and (ROE is cukup) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is kecil) and (%EAT is kecil) Then
(DPR is 0.20).
8. If (ROA is tinggi) and (DER is baik) and (ROE is tinggi) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is kecil) and (%EAT is besar) Then
(DPR is 0.20).
9. If (ROA is tinggi) and (DER is baik) and (ROE is tinggi) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is besar) and (%EAT is sedang) Then
(DPR is 0.40).
10. If (ROA is tinggi) and (DER is baik) and (ROE is tinggi) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is sedang) and (%EAT is besar) Then
(DPR is 0.40).
11. If (ROA is cukup) and (DER is baik) and (ROE is cukup) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is kecil) and (%EAT is kecil) Then
(DPR is 0.30).
12. If (ROA is cukup) and (DER is baik) and (ROE is cukup) and (LDR is Cukup
Likuid) and (ASSET is baik) and (Harga saham is kecil) and (%EAT is kecil)
Then (DPR is 0.70).
13. If (ROA is tinggi) and (DER is baik) and (ROE is tinggi) and (LDR is Cukup
Likuid) and (ASSET is baik) and (Harga saham is kecil) and (%EAT is besar)
Then (DPR is 0.20).
14. If (ROA is cukup) and (DER is kurang) and (ROE is cukup) and (LDR is
Likuid) and (ASSET is baik) and (Harga saham is kecil) and (%EAT is sedang)
Then (DPR is 0.40).
15. (ROA is tinggi) and (DER is baik) and (ROE is tinggi) and (LDR is Cukup
Likuid) and (ASSET is baik) and (Harga saham is besar) and (%EAT is kecil)
Then (DPR is 0.50).
16. If (ROA is tinggi) and (DER is baik) and (ROE is tinggi) and (LDR is Likuid)
and (ASSET is baik) and (Harga saham is sedang) and (%EAT is besar) Then
(DPR is 0.30).
Gambar 7. Rule Editor Input (ROA, DER, ROE, LDR, ASSET, SAHAM, EAT) terhadap DPR
Metode Sugeno
Sumber : Data Olahan Penulis (2011)
Untuk mengetahui keterkaitan antara variabel-variabel input dengan variabelvariabel output, ditunjukkan dengan rule viewer seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 8. Rule Viewer Input (ROA, DER, ROE, LDR, ASSET, SAHAM, EAT) terhadap DPR
Metode Sugeno
Sumber : Data Olahan Penulis (2011)
Dari hasil Fuzzy Logic dengan menggunakan metode Mamdani dapat disimpulkan
bahwa :
ROA, didapat bilangan real suatu ROA suatu bank sebesar 2, artinya besar ROA
= 2 berada pada kategori tinggi (perolehan laba tinggi) dengan rata-rata
pengaruhnya terhadap DPR sebesar 20%. Apabila ROA lebih besar dari 2
kemungkinan pembayaran dividen (DPR) lebih besar dari 20%. Sebaliknya
apabila ROA lebih kecil dari 2 atau cenderung negative (ROA berada pada
kategori cukup tinggi atau rendah) artinya maka pembayaran dividen (DPR)
lebih kecil dari 20% atau bahkan tidak akan ada pembagian dividen. ROA dapat
mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam pembagian dividen (DPR) untuk
sebagian besar bank, yang ditunjukan dari hasil tersebut ada 11 dari 16 sampel
yang mempunyai kesesuaian dengan hasil keputusan yang dihasilkan oleh fuzzy
logic.
DER, didapat bilangan real suatu DER suatu bank sebesar 7.5 , artinya DER
berada pada kategori baik dengan rata-rata pengaruhnya terhadap DPR
sebesar 20%. Apabila DER lebih kecil dari 7.5 maka pembayaran dividen (DPR)
lebih besar dari 20%. Sebaliknya apabila DER lebih besar dari 7.5 sampai 10
(masih tergolong baik) maka pembayaran DPR kurang lebih 20%. Dan apabila
DER diatas 10 (DER berada pada kategori kurang) maka pembayaran dividen
(DPR) lebih kecil dari 20% atau bahkan tidak akan ada pembagian dividen. DER
dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam pembagian dividen (DPR)
untuk beberapa bank saja, yang ditunjukan dari hasil tersebut ada 10 dari 16
sampel yang mempunyai kesesuaian dengan hasil keputusan yang dihasilkan
oleh fuzzy logic
ROE, didapat bilangan real ROE suatu bank sebesar 15, artinya ROE berada
pada kategori tinggi dengan rata-rata pengaruhnya terhadap DPR sebesar
20%. Apabila ROE lebih besar dari 15 maka pembayaran dividen (DPR) lebih
besar dari 20%. Sebaliknya apabila ROE lebih kecil dari 15 atau cenderung
negative (ROE berada pada kategori cukup tinggi atau rendah) maka
pembayaran dividen (DPR) lebih kecil dari 20% atau bahkan tidak akan ada
pembagian dividen. ROE dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam
pembagian dividen (DPR) untuk sebagian besar bank, yang ditunjukan dari hasil
tersebut ada 8 dari 16 sampel yang mempunyai kesesuaian dengan hasil
keputusan yang dihasilkan oleh fuzzy logic
LDR, didapat bilangan real suatu LDR suatu bank sebesar 85% , artinya LDR
berada pada kategori likuid dengan rata-rata pengaruhnya terhadap DPR
sebesar 20%. Apabila LDR lebih kecil dari 85% maka pembayaran dividen
(DPR) lebih besar dari 20%. Sebaliknya apabila LDR lebih besar dari 85%
(ROA berada pada kategori cukup likuid atau tidak likuid) maka
pembayaran dividen (DPR) lebih kecil dari 20% atau bahkan tidak akan ada
pembagian dividen. LDR dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam
pembagian dividen (DPR) untuk sebagian besar bank yaitu 14 dari 16 sampel
(kecuali bank BNI pada tahun 2009 dan Mayapada pada tahun 2008).
Asset (Logaritma natural Asset), LnAsset, didapat bilangan real suatu LnAsset
suatu bank sebesar 12.5 , artinya LnAsset berada pada kategori baik dengan
rata-rata pengaruhnya terhadap DPR sebesar 20%. Apabila LnAsset lebih besar
dari 12.5 maka pembayaran dividen (DPR) lebih besar dari > 20%. Sebaliknya
apabila LnAsset lebih kecil dari 12.5 sampai 10 (masih dalam kategori baik)
maka pengaruhnya terhadap DPR masih > 20% . Dan Apabila Asset lebih kecil
dari 10 (Asset berada pada kategori kurang) atau cenderung negative maka
pembayaran dividen (DPR) lebih kecil dari 20% atau bahkan tidak akan ada
pembagian dividen. LnAsset dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam
pembagian dividen (DPR) untuk sebagian besar bank (15 dari 16 sampel).
Saham, didapat bilangan real Saham suatu bank sebesar Rp 4000, artinya besar
Saham = Rp 4000 berada pada kategori besar dengan rata-rata pengaruhnya
terhadap DPR sebesar 20%. Apabila Saham lebih besar dari Rp 4000 maka
pembayaran dividenpun besar. Sebaliknya apabila Saham lebih kecil dari Rp
4000 (Saham berada pada kategori sedang atau kecil), maka pengaruhnya
pada DPR yaitu kecil atau bahkan tidak akan ada pembagian dividen. Saham
kurang mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam pembagian dividen (DPR)
untuk sebagian besar bank (6 dari 16 sampel).
Growth EAT, didapat bilangan real Growth EAT suatu bank sebesar 40%,
artinya besar Growth EAT = 40% berada pada kategori besar sehingga DPR
yang dihasilkan adalah besar dengan rata-rata pengaruhnya terhadap DPR
sebesar 20% Apabila Growth EAT lebih besar dari 40% maka pembayaran
dividenpun besar. Sebaliknya apabila Growth EAT lebih kecil dari 40% sampai
20% maka Growth EAT masih tergolong baik tetapi mendekati sedang
sehingga pengaruhnya pada DPR yaitu tingkat pembayaran dividenpun tidak
begitu besar. Dan jika Growth EAT lebih kecil dari 20% atau cenderung
negative maka dikategorikan kurang baik sehingga pengaruhnya pada DPR
yaitu tingkat pembayaran dividenpun kecil atau bahkan tidak akan ada
pembagian dividen. Growth EAT dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan
dalam pembagian dividen (DPR) untuk sebagian besar bank (9 dari 16 sampel).
2.
Tabel 4.
Uji F
ANOVAb
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
1
Regression
2249,393
7
321,342
Residual
663,605
8
82,951
Total
2912,998
15
a. Predictors: (Constant), GwEAT, ROA, LDR, DER, LnASSET, Saham, ROE
b. Dependent Variable: DPR
Sumber : Data Olahan Penulis (2011)
F
3,874
Sig.
,038a
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
-217,227
91,120
ROA
6,953
18,536
DER
-,722
ROE
LDR
Coefficients
Beta
Sig.
-2,384
,044
,438
,375
,717
3,254
-,132
-,222
,830
,672
1,628
-,538
-,413
,691
-,404
,184
,440
2,200
,059
13,856
5,283
,637
2,623
,031
Saham
-,002
,002
-,292
-,839
,426
GwEAT
-,299
,078
-,778
-3,858
,005
LnASSET
ROA maka semakin besar DPR. Adanya pengaruh positif variabel ROA
terhadap DPR menjelaskan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan akan
berdampak pada peningkatan pembagian dividen yang dilakukan perusahaan.
Perusahaan yang memiliki laba besar cenderung akan menentukan kebijakan
dividen kepada pemegang saham yang lebih besar. Hasil temuan ini mendukung
hasil penelitian Chasanah (2008), Kumar (2007), dan Syahbana (2007) yang
menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap DPR. ROA tidak
berpengaruh Signifikan terhadap DPR dikarenakan sebagian besar bank yang
diteliti lebih memilih menginvestasikan dananya disbanding untuk pembayaran
dividen.
2. Variabel Debt to Equity Ratio (DER)
Dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,830, dimana nilai ini
tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih besar dari 0,05 maka
H1 ditolak dengan kata lain DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.
Koefisien regresi untuk variabel DER sebesar -0.722. Dengan demikian
hipotesis menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif. Semakin besar DER
maka DPR akan semakin kecil. Gitosudarmo (2002) berpendapat bahwa terjadi
hubungan negative antara DER terhadap DPR. Hasil temuan ini mendukung
hasil penelitian Rini Hadiwidjaja (2007) dan Sutrisno (2001). DER tidak
berpengaruh signifikan terhadap DPR dikarenakan DER rendah tidak didukung
oleh pertumbuhan laba meningkat sehingga bertentangan dengan teori yang
mengatakan bahwa penggunaan hutang harus selalu diiringi dengan peningkatan
laba perusahaan. Serta berhubungan dengan teori pecking order (Myer, 1984)
pada jurnal Rahmawati (2007) mengatakan bahwa banyak perusahaan lebih
memilih untuk menggunakan pembiayaan internal dibandingkan eksternal dan
mengadaptasi target rasio pembayaran dividen mereka kedalam peluang
investasi.
3. Variabel Return on Equity (ROE)
Dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,691, dimana nilai ini
tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih besar dari 0,05 maka
H1 ditolak dengan kata lain ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.
Koefisien regresi untuk variabel ROE sebesar 0.672. Dengan demikian hipotesis
menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif. Semakin besar ROE maka
semakin besar DPR. Adanya pengaruh positif variabel ROE terhadap DPR
menjelaskan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan akan berdampak pada
peningkatan pembagian dividen yang dilakukan perusahaan. Perusahaan yang
memiliki laba besar cenderung akan menentukan kebijakan dividen kepada
pemegang saham yang lebih besar. Sama halnya dengan ROA, ROE tidak
berpengaruh Signifikan terhadap DPR dikarenakan sebagian besar bank yang
diteliti lebih memilih menginvestasikan dananya dibanding untuk pembayaran
dividen.
4. Variabel Loan to Deposit Ratio (LDR)
Dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,059, dimana nilai ini
tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih besar dari 0,05 maka
H1 ditolak dengan kata lain LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.
Koefisien regresi untuk variabel LDR sebesar -0.404. Dengan demikian
hipotesis menyatakan bahwa LDR berpengaruh negatif. Semakin besar LDR
maka DPR akan semakin kecil. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, Lukas Setia. 2003. Managemen Keuangan. Edisi Revisi. Andi. Yogyakarta
Budhi, Gregorius S. 2005. Penggunaan Metode Fuzzy e-Covering Untuk Analisa
Market Basket Pada Supermarket. Jurnal Informatika. Vol 6, No. 1, Mei.
Chasanah, Amalia Nur. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout
Ratio (DPR) Pada Perusahaan Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia. Tesis
Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro,
Semarang.
Gitosudarmo, Indriyo dan H. Basri. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat.
Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Hadiwidjaja, Rini. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend
Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia. Tesis Program
Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara, Medan.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 1998. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Kedua. BPFE, Yogyakarta.
Kumar, Suwendra. 2007. Analisis pengaruh Struktur Kepemilikan, Investment
Opportunity Set (IOS), dan Rasio-Rasio Keuangan Terhadap DPR. Tesis
Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro,
Semarang.
Kusumadewi, Sri. 2002. Analisis & Desain Sistem Fuzzy (Menggunakan Toolbox
MATLAB). Graha Ilmu. Yogyakarta.
Kusumadewi, Sri dan H. Purnomo. 2010. Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Pendukung
Keputusan. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Naba, Agus. 2009. Belajar Cepat Fuzzy Logic Menggunakan MATLAB. Andi.
Yogyakarta