Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
ITA HERUWATI
F14070035
ABSTRACT
Cold storage or low temperature storage is an effective method to extend the self life and assuring
quality product of horticulture such as star fruit. However, stored in low temperature may cause
chilling injury which decreases the quality of star fruit. Chilling injury of star fruit has correlation with
the change of pH content during storage. The change of pH content during storage my be determined
nondestructively using near infrared (NIR) Spectroscopy. The objectives of this study were to determine
quality of star fruit during storage, to build calibration model of NIR reflectance spectra to predict the
pH content during storage at 5 oC temperature, and to determine chilling injury symptoms based on
change of ion leakage slope during storage using NIR reflectance. Calibration were built using partial
least squares (PLS). Result of analysis showed that the change of pH content could be predicted well by
NIR reflectance using the calibration model of PLS for star fruit stored at 5 oC. The change of ion
leakage slope based on change of pH content also could be determined using NIR reflectance for star
fruits stored at 5 oC.
Keywords : star fruit, chilling injury, ion leakage, pH, NIR spectroscopy, PLS
Ita Heruwati. F14070035. Deteksi Gejala Chilling Injury Buah Belimbing (Averrhoa carambola L.)
Yang Disimpan Pada Suhu Rendah Dengan NIR Spectroscopy. Di bawah bimbingan Y. Aris
Purwanto. 2011.
RINGKASAN
Penyimpanan pada suhu rendah atau penyimpanan dingin adalah salah satu cara yang efektif
untuk mempertahankan mutu pascapanen produk hortikultura seperti buah belimbing. Namun
penyimpanan pada suhu rendah yang tidak tepat dapat menyebabkan kerusakan dingin (Chilling
Injury) terutama pada produk yang sensitif terhadap suhu dingin.
Kerusakan dingin atau chilling injury (CI) merupakan kerusakan fisiologis pada membran sel
produk. Gejala terjadinya kerusakan dingin dapat diamati dari kenaikan kecepatan respirasi dan
produksi etilen, terjadinya proses pematangan yang tidak normal dan lambat serta kenaikan jumlah ion
yang dikeluarkan dari membran sel (ion leakage). Selain itu, perubahan pH juga dapat dijadikan
petunjuk terjadinya kerusakan dingin.
Penelitian bertujuan (1) menentukan perubahan parameter mutu buah belimbing (susut bobot,
kekerasan, TPT, pH, dan kadar air) selama penyimpanan, (2) mengembangkan model kalibrasi NIR
untuk memprediksi pH buah belimbing selama penyimpanan pada suhu 5 oC. (3) memprediksi gejala
CI buah belimbing berdasarkan perubahan slope ion leakage selama penyimpanan menggunakan
reflektan NIR. Penelitian dilakukan di Lab. Teknik Pengolahan Pangan Dan Hasil Pertanian, Departemen
TMB IPB pada bulan Februari sampai Juni 2011.
Penyimpanan buah pada penelitian ini dilakukan pada suhu 5 oC dan 10 oC selama 30 hari dan
suhu ruang selama 14 hari. Pengukuran reflektan NIR dan parameter mutu dilakukan pada hari ke-0, 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 26, 28, dan 30 pada masing-masing suhu
penyimpanan. Namun pada suhu ruang pengukuran dilakukan hingga hari ke-14 karena buah sudah
rusak. Setiap pengukuran menggunakan 3 ulangan. Untuk sampel monitoring, digunakan 5 buah
belimbing yang disimpan pada suhu 5 oC dan reflektan diukur sesuai dengan hari pengukuran.
Hasil penelitian menunjukkan penyimpanan pada suhu 5 oC dan 10 oC dapat mempertahankan
mutu buah belimbing lebih baik dibandingkan penyimpanan pada suhu ruang. Mutu buah belimbing
mengalami penurunan seiring dengan lamanya penyimpanan. Berdasarkan slope ion leakage, chilling
injury buah belimbing yang disimpan pada suhu 5 oC terjadi pada hari ke-6 penyimpanan. Namun,
secara visual gejala chilling injury terlihat pada hari ke-9 penyimpanan. Gejala yang terlihat seperti
bintik-bintik coklat, cekungan di permukaan kulit buah, dan sirip menjadi coklat. Gejala ini semakin
bertambah seiring dengan lamanya penyimpanan. Model kalibrasi untuk memprediksi pH buah
belimbing dengan NIR dikembangkan berdasarkan korelasi data reflektan NIR dengan data pH hasil
pengukuran secara destruktif. Data yang dianalisis adalah data pada suhu 5 oC selama 30 hari
penyimpanan. Dari total data yang digunakan, 2/3 bagian untuk kalibrasi dan 1/3 bagian untuk
validasi. Hasil kalibrasi dan validasi PLS menunjukkan nilai r model kalibrasi sebesar 0,6656 artinya
pH memiliki korelasi dengan reflektan NIR. Selisih nilai RMSEC sebesar 0,0297, serta nilai CV<5%
yaitu 4,43% yang artinya akurasi dan kestabilan model cukup baik. Rendahnya nilai r pada model
kalibrasi karena rentang data pH yang sangat kecil yaitu 3,37 4,15.
pH berkorelasi dengan slope ion leakage meskipun hubungan tersebut sangat lemah.
Hubungan antara pH dengan slope ion leakage berupa pola liniear dan dapat ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut : y = 0,040557x 0,037067. Perubahan slope ion leakage selama
penyimpanan dapat ditentukan dengan menggunakan reflektan NIR berdasarkan nilai pH prediksi NIR
dengan menggunakan persamaan tersebut. Nilai tertinggi slope ion leakage prediksi NIR terjadi pada
hari ke-7 penyimpanan yang artinya kebocoran membran telah mencapai puncaknya dan chilling injury
diprediksi telah terjadi pada hari ke-7 penyimpanan.
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
ITA HERUWATI
F14070035
Menyetujui,
Pembimbing,
Mengetahui: Ketua
Departemen,
Tanggal Lulus :
Ita Heruwati
F14070035
BIODATA PENULIS
Ita Heruwati. Lahir di Cahaya Murni, 08 Agustus 1989 dari ayah Heru Setiawan dan ibu
Sus Setyowati, sebagai putri pertama dari tiga bersaudara. Penulis menamatkan SMA
pada tahun 2007 dari SMAN I Sijunjung, Sumatera Barat dan pada tahun yang sama
diterima di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Program
Studi Teknik Mesin dan Biosistem, Departemen Teknik Mesin Dan Biosistem, Fakultas
Teknologi Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai
kegiatan kemahasiswaan baik akademik maupun non-akademik termasuk menjadi
asisten dosen untuk mata kuliah Statika Dan Dinamika dan menjadi asisten praktikum
untuk mata kuliah Mekanika Fluida pada tahun 2009-2010. Penulis melaksanakan
Praktik Lapangan pada tahun 2010 di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali
Ciwidey, Jawa Barat dengan judul Mempelajari Teknik Pengolahan dan Penggunaan Energi Dalam Proses
Pengolahan Teh Hitam Orthodox Di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali, Jawa Barat. Sebagai
tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana di IPB, penulis melakukan penelitian dengan judul Deteksi Gejala
Chilling Injury Buah Belimbing (Averrhoa carambola L.) Yang Disimpan Pada Suhu Rendah Dengan NIR
Spectroscopy.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Deteksi Gejala Chilling Injury Buah
Belimbing (Averrhoa carambola L.) Yang Disimpan Pada Suhu Rendah Dengan NIR Spectroscopy
dengan baik. Penelitian ini dilakukan sejak Februari sampai Juni 2011.
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis tidak dapat menyelesaikannya tanpa
bantuan, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1.
Dr. Ir. Y. Aris Purwanto, M.Sc. selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan arahan yang telah
diberikan kepada penulis.
2.
Dr. Ir. Sutrisno, M.Agr. dan Dr. Lenny Saulia, S.TP., M.Si. selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan arahan kepada penulis demi perbaikan skripsi ini.
3.
Ayah, Ibu, dan Adik yang selalu senantiasa memberikan doa dan dukungan penuh kepada penulis.
4.
Program beasiswa peningkatan prestasi akademik (PPA) Institut Pertanian Bogor yang telah
membantu membiayai penulis selama melakukan studi.
5.
Bapak Sulyaden atas bantuan teknis dan diskusinya selama penulis melaksanakan penelitian.
6.
Adian Rindang, teman satu tim penelitian dan bimbingan atas bantuan dan diskusi-diskusinya.
7.
Anggy Fajar Maghfiroh, Ratna Aprilynda, Huda Fatmawati, dan Syahidin Nurul Ikhwan yang
selalu menyempatkan diri untuk membantu penulis melakukan penelitiannya serta motivasinya
kepada penulis.
8.
Teman-teman Teknik Mesin Dan Biosistem angkatan 44 atas bantuan dan dukungannya.
Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini memberikan manfaat dan kontribusi yang nyata
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bidang teknologi pertanian. Penulis juga berharap
masukan dan kritikan yang menyempurnakan tulisan ini dari berbagai pihak yang membaca skripsi
ini.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................
iii
iv
PENDAHULUAN ....................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................................
1.2 TUJUAN .......................................................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................................................
2.1 BOTANI BELIMBING ................................................................................................
2.2 PANEN DAN PASCA PANEN BELIMBING..............................................................
2.3 KERUSAKAN DINGIN (CHILLING INJURY) BUAH BELIMBING.............................
2.4 ION LEAKAGE...............................................................................................................
2.5 TEKNOLOGI NEAR INFRARED (NIR) SPECTROSCOPY .........................................
2.6 PLS (PARTIAL LEAST SQUARES)...............................................................................
III. METODE PENELITIAN..........................................................................................................
3.1 WAKTU DAN TEMPAT ............................................................................................
3.2 BAHAN DAN ALAT ....................................................................................................
3.3 PROSEDUR PENELITIAN ..........................................................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................................
4.1 POLA SPEKTRA BUAH BELIMBING .......................................................................
4.2 PERUBAHAN PARAMETER MUTU BUAH BELIMBING..........................................
4.3 PERUBAHAN PARAMETER CHILLING INJURY ......................................................
4.4 KALIBRASI DAN VALIDASI NIR DENGAN METODE PLS......................................
4.5 PERSAMAAN REGRESI pH TERHADAP SLOPE ION LEAKAGE...............................
4.6 pH PREDIKSI BERDASARKAN REFLEKTAN NIR ......................................................
4.7 PREDIKSI SLOPE ION LEAKAGE BERDASARKAN PERUBAHAN pH.................
V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................
5.1 KESIMPULAN ..........................................................................................................
5.2 SARAN ........................................................................................................................
1
1
2
3
3
4
6
7
8
11
12
12
12
12
18
20
23
26
29
31
31
32
33
33
33
34
LAMPIRAN .................................................................................................................................
37
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Indeks warna kematangan buah belimbing ......................................................................
26
29
Tabel 6. Komponen evaluasi hasil kalibrasi dan validasi NIR terhadap pH buah belimbing
dengan metode PLS .......................................................................................................
30
Tabel 7. Prediksi slope ion leakage buah belimbing berdasarkan pH rata-rata hasil prediksi NIR
Pada penyimpanan 5 oC..................................................................................................
32
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Buah belimbing (Averrhoa carambola L.) ....................................................................
13
Gambar 6. (a) NIRFlex N-500 dan (b) spectra suite NIRware 1.2 .............................................
14
14
17
19
20
Gambar 11. Reflektan (a) sebelum normalisasi dan (b) setelah normalisasi .................................
21
22
Gambar 13. Absorban buah belimbing setelah normalisasi 0-1 pada suhu penyimpanan 5 C .....
22
Gambar 14. Grafik perubahan susut bobot pada berbagai tingkat suhu selama penyimpanan .......
23
Gambar 15. Grafik perubahan kekerasan pada berbagai tingkat suhu selama penyimpanan ........
24
Gambar 16. Grafik perubahan TPT rata-rata pada berbagai tingkat suhu selama penyimpanan .....
25
Gambar 17. Grafik perubahan kadar air rata-rata pada suhu berbagai tingkat suhu penyimpanan ..
26
Gambar 18. Perubahan ion leakage pada penyimpanan suhu 5 oC pada hari ke-1.........................
27
Gambar 12. Reflektan buah belimbing setelah normalisasi 0-1 pada suhu penyimpanan 5 C ......
27
Gambar 20. Perubahan ion leakage pada penyimpanan suhu 5 C pada hari ke-12 ......................
27
Gambar 21. Buah belimbing yang sudah terkena CI pada hari ke-9 penyimpanan .......................
28
29
Gambar 19. Perubahan Ion leakage pada penyimpanan suhu 5 C pada hari ke-6 ........................
Gambar 23. Hasil kalibrasi dan validasi dengan metode PLS pada suhu penyimpanan 5 C.........
30
Gambar 24. Hubungan antara pH buah belimbing dengan slope ion leakage................................
31
Gambar 25. pH prediksi rata-rata NIR buah belimbing sampel monitoring ..................................
32
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
o
38
40
40
Lampiran 4. Data perubahan bobot (gram) rata-rata pada ke-3 perlakuan suhu penyimpanan ......
41
Lampiran 5. Data kekerasan (kgf) buah rata-rata pada ke-3 perlakuan suhu penyimpanan...........
42
Lampiran 6. Data TPT ( Brix) rata-rata buah pada ke-3 perlakuan suhu penyimpanan ................
42
Lampiran 7. Data kadar air (%) rata-rata buah pada ke-3 perlakuan suhu penyimpanan ..............
43
Lampiran 8. Data pH rata-rata buah belimbing pada ke-3 perlakuan suhu penyimpanan..............
43
Lampiran 10. Data hasil perubahan ion leakage suhu 5 C pada hari penyimpanan ke-1 ...............
o
Lampiran 11. Data hasil perubahan ion leakage suhu 5 C pada hari penyimpanan ke-3 ...............
o
Lampiran 12. Data hasil perubahan ion leakage suhu 5 C pada hari penyimpanan ke-6 ...............
o
Lampiran 13. Data hasil perubahan ion leakage suhu 5 C pada hari penyimpanan ke-9 ...............
o
44
44
45
45
46
Lampiran 14. Data hasil perubahan ion leakage suhu 5 C pada hari penyimpanan ke-12 .............
46
Lampiran 15. Nilai slope ion leakage (a) selama penyimpanan 5 oC ..............................................
47
Lampiran 16. Hasil kalibrasi dan validasi dengan metode PLS pada penyimpanan 5 oC ...............
48
Lampiran 17. Hasil analisis regresi pH dan slope ion leakage pada penyimpanan 5 oC ...............
51
Lampiran 18. pH buah belimbing hasil prediksi sampel monitoring berdasarkan reflektan NIR
pada penyimpanan 5 oC .........................................................................................
51
vii
I.
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.
2.
3.
Menentukan perubahan parameter mutu buah belimbing (susut bobot, kekerasan, TPT,
pH, dan kadar air) selama penyimpanan.
Mengembangkan model kalibrasi NIR untuk memprediksi pH buah belimbing selama
penyimpanan pada suhu 5 oC.
Memprediksi gejala CI buah belimbing berdasarkan perubahan slope ion leakage selama
penyimpanan menggunakan reflektan NIR.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik
Indeks 1- Warna hijau tua, buah belum
matang tidak sesuai untuk dipasarkan
1
Indeks 2- Warna hijau sedikit kuning,
buah matang dan sesuai untuk diekspor
2
Cita rasa buah ditentukan oleh tingkat kemasakannya. Buah yang masak di pohon akan
memiliki rasa yang lebih enak, berwarna kuning dengan permukaan yang halus dan mengkilat
(Satyawibawa 1992). Buah yang berwarna kuning sempurna memiliki kadar gula maksimum
namun buah sangat rapuh, mudah pecah dan gampang terluka. Oleh karena itu, buah belimbing
biasanya dipanen saat perubahan warnanya berhenti. Buah dengan warna kuning 50-70% lebih
keras dibandingkan dengan buah yang berwarna kuning sempurna atau kuning-orange, buah
dengan warrna ini dianggap sebagai kematangan komersil.
Buah belimbing memiliki kandungan nutrisi dan vitamin yang sangat bermanfaat.
Kandungan vitamin C yang tinggi dalam belimbing bermanfaat sebagai antioksidan yang
berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah radikal bebas. Nutrisi yang terkandung
dalam 100 gram buah belimbing dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan nutrisi dalam 100 gram buah belimbing
Nutrisi
Satuan
Kadar
Air
g
91,38
Energi
kkal
31
Protein
g
1,04
Lemak
g
0,33
Karbohidrat
g
6,73
Diet serat
g
2,8
Gula
g
3,98
Kadar abu
g
0,52
Kalsium
mg
3,00
Besi
mg
0,08
Fosfor
mg
12
Seng
mg
10
Vitamin C
mg
34,4
Folat
g
12
Asam pantotenat
mg
0,39
Vitamin B1
mg
0,03
Vitamin B2
mg
0,02
Kalium
mg
133
Sumber : USDA Nutrient Database (2010)
Setelah pemetikan, buah belimbing akan mengalami proses pematangan enzimatik. Proses
inilah yang menyebabkan buah belimbing menjadi lebih manis, segar, enak, dan renyah
(Satyawibawa 1992). Proses ini juga menyebabkan perubahan warna pada buah belimbing,
walaupun demikian hanya sedikit perubahan yang terjadi pada kualitasnya. Laju produksi etilen
buah belimbing termasuk rendah bergantung pada tingkat kematangan. Produksi etilen tertinggi
terjadi setelah 20 hari penyimpanan pada suhu 20 oC dan akan berhubungan dengan kerusakan
buah. Untuk laju respirasi buah belimbing akan berbeda bergantung pada jenis atau varietas
buahnya dan tingkat kematangannya (Shiesh et al. 1987).
Tekstur buah-buahan dan sayuran bergantung pada ketegangan, ukuran, bentuk, dan
keterikatan sel-sel. Ketegangan disebabkan oleh tekanan isi sel pada dinding sel, dan bergantung
pada konsentrasi zat-zat osmotik aktif vakuola, permeabilitas protoplasma, dan elastisitas dinding
sel. Dalam osmosis zat-zat bergerak dari daerah dengan energi kinetik tinggi ke daerah dengan
energi yang lebih rendah. Cairan sel mempunyai jenjang sel lebih rendah karena zat-zat yang
terlarut di dalamnya, sebagai akibat air berdifusi ke dalam sel. Difusi terus menerus
meningkatkan jenjang energi sel, dan berakibat naiknya tekanan yang mendorong sitoplasma ke
dinding sel dan menyebabkan sel menjadi tegang. Bila jenjang energi di luar sel lebih rendah,
akan terjadi difusi zat-zat ke luar sel yang mengakibatkan plasmolisis atau kematian sel.
kecepatan tinggi, teliti, tidak menimbulkan polusi, tidak menggunakan bahan kimia, dan
non destruktif (tidak merusak bahan).
Semua bahan organik terdiri dari atom-atom utama seperti karbon, oksigen,
hidrogen, nitrogen, phospor, dan sulfur. Atom-atom ini berkombinasi melalui ikatan
kovalen dan elektrovalen membentuk molekul. Molekul bervibrasi pada frekuensi yang
berkaitan dengan panjang gelombang dalam daerah infrared dari spektrum
elektromagnetik. Ketika molekul diradiasi dengan sumber energi, molekul memerlukan
energi potensial untuk perubahan energi. Radiasi elektromagnetik ditentukan oleh
frekuensi (f), panjang gelombang (), atau bilangan gelombang ( ).
Energi radiasi (Ep) biasanya disebut dengan photon dan bergantung pada panjang
gelombang dimana radiasi diemisikan dan dapat ditentukan dengan persamaan :
( )
dimana c (3x108 m/s) adalah kecepatan cahaya dan h (6,6 x 10-34 Js) adalah tetapan
plancks. Molekul-molekul hanya dapat menyerap energi photon pada panjang
gelombang yang cocok dengan vibrasi molekul tersebut. Intensitas penyerapan dapat
dinyatakan sebagai transmitan dengan persamaan :
( )
Nilai I adalah intensitas energi yang keluar dari sampel, dan Io adalah energi yang
mengenai sapel. Hukum Beer-Lambert menyatakan bahwa penyerapan dapat dinyatakan
dengan persamaan :
( )
( )
( )
( )
Mohsenin (1984) menyatakan ketika bahan organik dikenai radiasi infra merah
dekat, sekitar 4% akan dipantulkan (specular reflectance) melalui permukaan luar,
sedangkan 96% radiasi ini akan masuk ke sampel dan diserap yang selanjutnya akan
mengalami penyerapan (absorption), pemantulan (body reflection), penyebaran
(scattering), dan radiasi yang tidak diserap yang diteruskan melalui sampel atau
dipantulkan dalam sampel (diffuse reflectane). Radiasi infra merah dekat yang
dipantulkan dari sampel dapat digunakan untuk memprediksi karakteristik sampel.
10
gelombang antara lain : 1940 nm dan 1200 nm untuk penyerapan kadar air, 100 nm dan
1180 nm untuk penyerapan kadar abu, 1440-1590 nm untuk penyerapan pH, dan 22802320 nm untuk penyerapan kadar amilosa. Semakin besar komposisi kimia MOCAF,
maka penyerapan (absorban) NIR akan semakin besar dan puncak gelombang semakin
tinggi.
11
III.
METODOLOGI
12
45 buah untuk suhu ruang, serta 5 buah sampel monitoring yang disimpan pada suhu 5 oC.
Pengukuran parameter dilakukan setiap hari hingga hari kesepuluh kemudian pengukuran
dilakukan setiap dua hari sekali hingga hari ketiga puluh. Pengukuran pada suhu ruang
berhenti hingga hari keempat belas karena buah sudah mengalami pembusukan. Pengukuran
yang dilakukan adalah pengambilan spektra masing-masing sampel, susut bobot, kekerasan,
total padatan terlarut, kadar air, ion leakage dan pH.
Mulai
Buah belimbing
Sortasi
Perendaman dengan thiobendazole (TBZ)
Reflektan NIR
pH
Susut bobot,
kekerasan, total
padatan terlarut
(TPT), dan kadar air
Metode PLS
Selesai
13
Gambar 6. (a) NIRFlex N-500 dan (b) spectra suite NIRware 1.2
Data reflektan secara otomatis tersimpan di database NIRCal 5.2 yang merupakan
program olah data yang terintegrasi dengan spektrometer NIRFlex N-500. Prinsip
pengukuran spektra adalah menembakkan cahaya dari lampu halogen ke sampel. Sebagian
energi akan diserap dan sebagian lainnya dipantulkan. Energi yang dipantulkan akan diterima
oleh detektor sebagai data frekuensi getaran dan ditransformasi dengan metode Fourier
menjadi grafik data reflektan (Anonim 2008).
Pangkal
Tengah
Ujung
14
Ion Leakage
Pengukuran ion leakage dilakukan setiap hari sebanyak tiga kali ulangan pada suhu
penyimpanan 5 oC. Ion leakage diukur berdasarkan perubahan nilai konduktivitas listrik
larutan dengan menggunakan Electricity Conductivity meter. Daging buah diambil dengan
ukuran panjang 1 cm x 1 cm x 1 cm dan direndam di dalam larutan aquabides (40 ml) yang
nilai konduktivitas listrik awalnya diketahui. Pengukuran dilakukan pada suhu ruangan
selama 240 menit dengan selang waktu pengukuran setiap 20 menit. Setelah 240 menit,
sampel diambil dan dihaluskan kemudian direndam selama 2 menit supaya semua ion terlarut
ke dalam aquabides dan nilai konduktivitas listrik totalnya terukur. Data dari ion leakage
dinyatakan dalam persen dari total konduktivitas listrik dalam larutan. Sesuai penelitian
Purwanto (2005) persamaan yang digunakan untuk mengukur perubahan ion leakage adalah :
(
( )
dimana :
x
= nilai konduktivitas listrik menit ke-n; n = 20,40,60,...,240
y
= nilai konduktivitas listrik akhir (total) setelah dihaluskan.
2.
pH
Susut bobot
Kekerasan
Uji kekerasan diukur berdasarkan tingkat ketahanan buah terhadap alat penekan dari
alat rheometer. Alat ini diset dengan mode 20 dengan beban maksimum 10 kg dan kedalaman
penekanan 10 mm. Kecepatan penurunan beban 60 mm/m dan diameter probe 5 mm.
Pengukuran dilakukan di tiga titik, tepat pada bagian yang diambil spektranya sehingga
diperoleh data tiga kali ulangan.
15
3.
Kadar air
Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Buah belimbing
dipotong dengan ukuran 1 cm x 1 cm x 1 cm tepat pada bagian yang diambil spektranya
sehingga dihasilkan data tiga kali ulangan setiap satu sampel. Cawan alumunium yang akan
digunakan sebagai wadah pengeringan dipanaskan di dalam oven bersuhu 105oC selama 15
menit (atau sampai beratnya konstan) kemudian didinginkan dalam disikator selama 10 menit
lalu ditimbang beratnya (A). Kedua, potongan buah belimbing diletakkan pada cawan yang
telah diketahui beratnya, kemudian ditimbang (B). Ketiga, cawan yang telah berisi cawan
diletakkan dalam oven bersuhu 105oC selama 20 jam. Cawan yang sudah didinginkan di
dalam desikator ditimbang beratnya (C). Kadar air belimbing dihitung dengan persamaan
sebagai berikut:
(
dimana:
KAbb
A
B
C
(7)
16
Mulai
Reflektan NIR
pH
Reflektan NIR
Pretreatment data
pH
Pretreatment data
Model
kalibrasi PLS
Proses kalibrasi
pH
Model kalibrasi PLS
Validasi
Evaluasi model :
(nilai r, RMSE, dan CV)
Selesai
( )
17
( )
Nilai x adalah nilai hasil pengukuran, y adalah nilai hasil prediksi NIR, dan n adalah
jumlah data . model dinyatakan baik jika nilai r dan R2 mendekati 1 dan nilai CV<5%. Model
kalibrasi terbaik digunakan untuk memprediksi pH buah berdasarkan reflektan NIR pada
tahap kedua.
18
Mulai
Buah belimbing
(sampel monitoring)
Sortasi
Perendaman dengan thiobendazole (TBZ)
Penyimpanan selama 30 hari pada suhu 5 oC
Data NIR
Pretreatment data
Model kalibrasi terbaik untuk
memprediksi pH pada
penyimpanan suhu 5 oC (A)
pH prediksi NIR
Persamaan regresi pH terhadap
kemiringan (slope) ion leakage
(B)
Kemiringan (slope) Ion leakage
buah prediksi
Selesai
19
IV.
Reflektan
Buah belimbing yang dikenai radiasi NIR dengan panjang gelombang 1000-2500 nm
menghasilkan spektra pantulan (reflektan). Secara umum, spektra pantulan buah belimbing yang
disimpan pada tingkat suhu yang berbeda memiliki pola yang hampir sama. Reflektan memiliki
tiga lembah utama yaitu 1190 nm, 1440 nm, dan 1940 nm. Gambar 10 merupakan spektra buah
belimbing pada yang disimpan pada suhu 5 oC.
Radiasi NIR yang dipancarkan ke bahan organik, sekitar 4% akan dipantulkan kembali oleh
permukaan luar (regular reflection) dan sisanya sekitar 96% akan masuk ke dalam bahan
kemudian mengalami penyerapan, pemantulan, penyebaran dan penerusan cahaya (Mohsenin
1984). Menurut Winarno et al. dalam Susilowati (2007) setiap substansi bahan atau material
biologi memiliki spektrum NIR yang spesifik. Apabila diuji dua sampel bahan yang mempunyai
komposisi kimia dan komposisi fisik berbeda, maka akan terlihat perbedaan spektrum NIR yang
dilihat pada puncak-puncak gelombang pada spektrum reflektan.
Pengolahan awal (pretreatment) perlu dilakukan terhadap reflektan. Pretreatment yang
dilakukan berupa normalisasi 0-1 yang bertujuan mengurangi error akibat pengaruh perbedaan
ukuran partikel dan memperbesar rentang nilai reflektan. Spektra yang diperoleh dari ketiga
bagian buah belimbing pada umumnya tidak berhimpit atau tidak memiliki nilai yang sama.
Dengan perlakuan awal berupa normalisasi 0-1, ketiga spektra akan terlihat berhimpit dan
nilainya hampir sama (Gambar 11 dan Gambar 12). Hal ini dilakukan karena pada saat analisis
spektra dengan menggunakan program NIRcal 5.2, ketiga spektra dikalibrasi dengan satu nilai
yang sama yaitu pH rata-rata.
20
Reflektan
Data reflektan secara tidak langsung digunakan untuk mengukur jumlah energi yang
diabsorbsi oleh sampel. Data reflektan diubah menjadi data serapan (absorban) dengan
mentransformasi data dalam log (1/Reflektan). Pada kurva absorbansi terlihat puncak-puncak
penyerapan pada panjang gelombang 1190 nm, 1440 nm, dan 1940 nm yang mencerminkan
kandungan air, dan diatas panjang gelombang 2400 nm mencerminkan kandungan pati (Osborne
et al. 1993).
Reflektan
21
Reflektan
Absorban
Gambar 12. Reflektan buah belimbing setelah normalisasi 0-1 pada suhu penyimpanan 5 oC
22
Susut Bobot
Gambar 14. Grafik perubahan susut bobot rata-rata pada berbagai tingkat suhu selama
penyimpanan
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perubahan susut bobot tertinggi terjadi pada
penyimpanan suhu ruang, kemudian suhu 10 oC dan paling rendah adalah suhu 5 oC. Menurut
Javanmardi dan Kubota (2006), tingginya proses respirasi buah yang disimpan pada suhu
ruang dibandingkan buah yang disimpan pada suhu rendah menyebabkan susut bobot pada
suhu ruang lebih tinggi. Kehilangan air merupakan penyebab langsung kehilangan secara
kuantitatif (susut bobot), kerusakan tekstur (kelunakan dan kelembutan), dan kerusakan
lainnya (kelayuan dan pengerutan).
4.2.2
Kekerasan
Uji kekerasan diukur berdasarkan tingkat ketahanan buah terhadap alat penekan dari
alat rheometer. Alat ini diset dengan mode 20 dengan beban maksimum 10 kg dan kedalaman
penekanan 10 mm. Kecepatan penurunan beban 60 mm/m dan diameter probe 5 mm.
Pengukuran dilakukan di tiga titik, tepat pada bagian yang diambil spektranya.
23
Nilai kekerasan buah akan semakin menurun dengan semakin lamanya penyimpanan,
artinya buah belimbing semakin lunak. Hal ini disebabkan buah belimbing tetap mengalami
perubahan kematangan selama penyimpanan sehingga tingkat kekerasan buah berubah.
Menurut Muchtadi (1992), perubahan turgor sel disebabkan karena komposisi dinding sel
berubah, dan perubahan tersebut mempengaruhi kekerasan (firmness) buah, yang biasanya
buah menjadi lunak apabila telah matang. Penurunan nilai kekerasan ini terjadi akibat
degradasi pektin yang tidak larut air (protoektin) dan berubah menjadi pektin yang larut
dalam air. Buah belimbing merupakan buah non-klimakterik dimana laju respirasi buah terus
mengalami penurunan selama penyimpanan. Penurunan laju respirasi ini diikuti dengan
penurunan mutu buah belimbing.
Suhu penyimpanan yang berbeda berpengaruh terhadap nilai kekerasan buah
belimbing selama penyimpanan. Buah belimbing yang disimpan pada suhu dingin memiliki
nilai kekerasan yang lebih baik. Hal ini disebabkan penyimpanan dingin dapat menghambat
proses metabolisme, pemasakan, pelunakan, dan penuaan. Dari Gambar 15 terlihat bahwa
buah yang disimpan pada suhu ruang mengalami penurunan nilai kekerasan paling besar
kemudian suhu 10 oC dan 5 oC.
Gambar 15. Grafik perubahan kekerasan rata-rata pada berbagai tingkat suhu selama
penyimpanan
24
Perubahan yang bervariasi dapat disebabkan karena pengukuran dilakukan pada buah yang
berbeda pada setiap pengamatan. Pada Gambar 16 ditampilkan perubahan nilai TPT selama
penyimpanan pada suhu 5 oC, 10 oC, dan suhu ruang.
Perubahan kandungan TPT buah belimbing selama penyimpanan tidak besar. Hal ini
dikarenakan kandungan gula buah belimbing yang sedikit yaitu 3,98 gram. Namun,
kandungan TPT buah belimbing mengalami peningkatan pada awal-awal penyimpanan
karena adanya proses hidrolisis pati menjadi sukrosa, glukosa, dan fruktosa, kemudian
kandungan TPT cenderung mengalami penurunan. Menurut Winarno (2002), peningkatan
total gula terjadi karena akumulasi gula sebagai hasil degradasi pati, karena selama proses
pematangan terjadi hidrolisis polisakarida menjadi gula-gula sederhana, sedangkan
penurunan total padatan terlarut terjadi karena sebagian gula digunakan untuk proses
respirasi. Pantastico (1986) menyatakan bahwa besarnya laju degradasi pati menjadi gula
sederhana dipengaruhi oleh suhu dan enzim sehingga semakin tinggi suhu, maka degradasi
pati akan semakin cepat sampai batas tertentu dimana katifitas enzim hidrolase akan
terhambat. Dapat dilihat dari Gambar 16 bahwa peningkatan kandungan TPT pada suhu
ruang cenderung lebih tinggi dibandingkan pada suhu 10 oC dan 5oC.
Gambar 16. Grafik perubahan TPT rata-rata buah belimbing pada berbagai tingkat suhu
selama penyimpanan
4.2.4
Kadar air
Hasil pengukuran kadar air belimbing selama penyimpanana bervariatif. Hasil yang
bervariatif dimungkinkan karena sampel buah yang berbeda sehingga terjadi variasi kadar air.
Buah belimbing memiliki kadar air yang tinggi yaitu 92-94%. Hasil pengukuran kadar air
selama penyimpanan adalah 90-94% dan trendline menunjukkan buah belimbing cenderung
mengalami penurunan kadar air. Menurut Pantastico (1986), setelah pemetikan buah masih
mempunyai kadar air yang tinggi kemudian akan menurun sampai proses pemasakan. Buah
belimbing merupakan buah non-klimakterik dimana setelah pemetikan laju respirasi terus
menurun. Penurunan laju respirasi diikuti oleh penurunan mutu buah belimbing termasuk
penurunan kadar air.
25
Hasil pengamatan pada Gambar 17 menunjukkan bahwa kadar air pada suhu 5 oC lebih
tinggi, ini dikarenakan tingginya RH diruang penyimpanan sehingga terjadi penyerapan uap
air dari udara sehingga penurunan kadar air tidak tinggi, sebaliknya pada suhu ruang yang
memiliki RH rendah terjadi penguapan sehingga kadar air buah belimbing mengalami
penurunan lebih tinggi dibandingkan pada suhu dingin.
Gambar 17. Grafik perubahan kadar air rata-rata pada berbagai tingkat suhu penyimpanan
26
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
y = 0,1257x + 8,5591
0
20
40
60
Gambar 18. Perubahan ion leakage pada penyimpanan suhu 5 oC pada hari ke-1
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
y = 0,1289x + 11,057
20
40
60
Gambar 19. Perubahan Ion leakage pada penyimpanan suhu 5 oC pada hari ke-6
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
y = 0,1323x + 11,184
0
20
40
60
Gambar 20. Perubahan ion leakage pada penyimpanan suhu 5 oC pada hari ke-12
27
Slope ion leakage merupakan laju perubahan ion leakage selama penyimpanan.
Semakin tinggi nilai slope ion leakage menandakan bahwa kebocoran membran semakin
tinggi yang artinya buah semakin rusak. Dari hasil pengamatan selama penyimpanan, slope
ion leakage mengalami penurunan hingga hari kelima dan mengalami peningkatan kembali
pada hari ke-6 sebesar 0,1289 yang artinya chilling injury terjadi pada hari tersebut dan
kemudian ion leakage buah mengalami perubahan yang fluktuatif (Tabel 4).
Tabel 4. Laju perubahan ion leakage pada suhu penyimpanan 5 oC
Hari Penyimpanan
1
2
3
4
5
6
7
Slope
0,1257
0,1090
0,1140
0,0932
0,0917
0,1289
0,1217
Secara visual, gejala chilling injury buah belimbing terlihat pada hari ke-9
penyimpanan. Gejala yang terlihat seperti cekungan di permukaan kulit buah. Purwanto
(2005) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa gejala chilling injury pada buah mentimun
salah satunya adalah timbulnya cekungan pada permukaan kulitnya. Gejala chilling injury
lain yang terlihat seperti bintik-bintik coklat semakin banyak terlihat pada permukaan buah
belimbing, dan sirip buah belimbing mengalami pencoklatan (Gambar 21).
(a)
(b)
Gambar 21. Buah belimbing yang sudah terkena CI pada hari ke-9 penyimpanan
4.3.2. pH
Perubahan pH dapat disebabkan oleh lama penyimpanan dan adanya mikroorganisme.
Kandungan asam dan gula merupakan faktor yang cukup penting dan menentukan kualitas
atau mutu buah (Setyati et al. 1985 dalam Budi S 2007). Perubahan pH buah belimbing
selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 22.
28
Kalibrasi
Validasi
126
63
Nilai minimum
3,370
3,480
Nilai maksimum
4,150
4,050
Nilai rata-rata
3,677
3,738
Standar deviasi
0,190
0,189
Jumlah data
29
pH Prediksi NIR
Hasil kalibrasi NIR dengan pH buah belimbing menunjukkan koefisen korelasi (r) sebesar
0,6656 dan R2 sebesar 0,443 artinya sebesar 44,3 % merupakan kontribusi pH hasil pengukuran
terhadap variasi pH prediksi NIR (Gambar 23)
pH pengukuran
Gambar 23. Hasil kalibrasi dan validasi dengan metode PLS pada suhu penyimpanan 5 oC
Hasil kalibrasi dan validasi yang diperoleh dievaluasi berdasarkan nilai r, RMSE, dan CV.
Model kalibrasi yang baik memiliki nilai r yang tinggi, selisih antara RMSEC dengan RMSEP
rendah, dan nilai CV yang rendah. RMSE merupakan parameter akurasi model yang
menunjukkan perbedaan nilai hasil pendugaan terhadap nilai hasil pengukuran (error). Selisih
kedua RMSE yang rendah menunjukkan kestabilan model. Model kalibrasi yang baik memiliki
error yang sama atau hampir sama pada kelompok kalibrasi dan validasinya (William & Norris
1990 dalam Novita DD 2011).
Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa pada suhu penyimpanan 5 oC, pH memiliki
korelasi dengan reflektan NIR dengan nilai r model kalibrasi sebesar 0,6656, selisih nilai RMSE
sebesar 0,0297, serta nilai CV<5% yaitu 4,59 % yang artinya akurasi dan kestabilan model
cukup baik. Rendahnya nilai r pada model kalibrasi karena rentang data pH yang sangat kecil
yaitu 3,37 4,15. Model pada kalibrasi yaitu :
( )
Tabel 6. Komponen evaluasi hasil kalibrasi dan validasi NIR terhadap pH buah belimbing
dengan metode PLS
Kalibrasi
Suhu
o
5 C
Validasi
RMSEC
RMSEP
CV
0,6656
0,1420
0,1717
4,59
30
Nilai y adalah slope ion leakage dan x adalah pH. Hasil dari analisis regresi pH dan slope
ion leakage dapat dilihat pada Lampiran 17. Persamaan tersebut digunakan untuk memprediksi
slope ion leakage berdasarkan perubahan pH buah belimbing sampel monitoring.
0,1400
0,1300
0,1200
0,1100
0,1000
0,0900
0,0800
0,0700
0,0600
0,0500
0,0400
y = 0,040557x - 0,037067
3,40
3,50
3,60
3,70
3,80
3,90
4,00
pH
Gambar 24. Hubungan antara pH buah belimbing dengan slope ion leakage
31
4,2000
pH prediksi NIR
4,0000
3,8000
3,6000
3,4000
3,2000
3,0000
0
10
14
18
22
26
30
pH prediksi NIR
Prediksi slope IL
3,6053
0,1092
3,5781
0,1081
3,6305
0,1102
3,5926
0,1086
3,6045
0,1091
3,6384
0,1105
7
8
3,6448
3,6363
0,1108
0,1104
32
V.
5.1 KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
5.2 SARAN
1.
2.
Perlu pengembangan kalibrasi NIR dengan menggunakan buah belimbing pada indeks
kematangan yang berbeda-beda agar rentang data yang digunakan lebih lebar. Hal ini untuk
meningkatkan kemampuan model kalibrasi NIR dalam memprediksi kandungan dalam buah
belimbing.
Perbaikan dalam teknik sampling reflektan NIR. Pengukuran 3 set data reflektan NIR pada
buah belimbing sebaiknya dilakukan pada luasan tertentu untuk mengurangi perbedaan nilai
spektra mengingat kondisi setiap bagian buah yang tidak sama. Hal ini perlu dilakukan
karena pada saat kalibrasi dan validasi dengan menggunakan program NIRcal 5.2 nilai 3 set
data reflektan dibandingkan dengan satu nilai rata-rata destruktif.
33
DAFTAR PUSTAKA
Ali ZM, Chin LH, Marimuthu M, and Lazan H. 2004. Low temperature storage and modified
atmosphere packaging of carambola fruit and their effects on ripening related texture changes,
wall modification and chilling injury symptoms. Postharvest Biology and Technology 33:181192.
Anonim. 2008. Operation manual NIRFlex N-500. Switzerland: Buchi Labortechnik AG.
Budiastra IW, HK Purwadaria, dan D Saputra. 1995. Penerapan Teknologi Near Infrared untuk
Rekayasa Alat Sortasi Buah Mangga. Makalah Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional , Serpong
13-16 September 1995.
Budi S. 2007. Penentuan Indeks Kerusakan Dingin (Chilling Injury) Berdasarkan Perubahan Ion
Leakage dan pH Buah Rambutan [Skripsi]. Bogor: Departemen Teknik Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Campbell CA, Huber DJ, dan Koch KE. 1987. Post harvest response of carambola to storage at low
temperatures. Proc. Fla. St. Hort. Soc. 100:275-278.
Chang WH, Chen S, Tsai CC. 1998. Development of universal algorithm for use of NIR in estimation
of soluble solid in fruit juices. Trans ASAE 41 (6) p: 1739-1745.
[FAMA] Federation Agricultural Malaysia Association. 2005. Menuju ke Arah Kualiti Malaysias
Best. http://www.fama.gov.my/html/themes/fama/images/fama/content/Belimbing.pdf
[diakses: 6 Februari 2011].
Herdiana N. 2010. Pengaruh Chilling Injury Melalui Heat Shock Treatment dan Aloe Vera Coating
Buah Tomat (Lycopersicon Esculantum Mill) Selama Penyimpanan Dingin [Tesis]. Bogor:
Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Javanmardi J and Kubota C. 2006. Variation of lycopene, antioxidant activity, total soluble solids and
weight loss of tomato during postharvest storage. Postharvest Biology and Technology 41:
151-155.
Johnson R. 2003. Biology Sixth Edition. http://biologigonz.blogspot.com/2010/05/sirkulasi-materisel.html [diakses: 2 Oktober 2011].
Judoatmodjojo M, A Aziz Darwis dan E Gumbira Said. 1992. Teknologi Fermentasi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Kader AA, 2002. Postharvest Technology of Horticultural Crop. Third Edition. Publication 3311.
University of California. USA.
Marthaningtiyas S. 2005. Pendugaan Total Padatan Terlarut dan Kadar Asam Belimbing (Averrhoa
carambola L.) Dengan Teknik Near Infrared dan Jaringan Saraf Tiruan [Skripsi]. Bogor:
Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
Mohsenin NM. 1984. Electromagnetic Radiation Properties of Food and Agriculuture Products.
Gordon and Breach Science Publisher. New York.
Muchtadi D. 1992. Fisiologi Pasca Panen Sayuran Dan Buah-Buahan. Petunjuk Laboratorium. PAU,
IPB, Bogor.
34
Munawar AA. 2002. Pendugaan Kadar Gula dan Kekerasan Buah Belimbing Manis (Averrhoa
carambola L.) dengan Teknologi Near Infrared [Skripsi]. Bogor: Departemen Teknik
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
Novita DD. 2011. Pola Peningkatan Kekerasan Kulit Buah Manggis Selama Penyimpanan Dingin
Dengan Metode Near Infrared (NIR) Spectroscopy [Tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana.
Institut Pertanian Bogor.
Osborne BG, TF Earn, dan PH Hindle. 1993. Practical NIR Spectroscopy,with application in food and
beverage analysis. 2nd Ed. Longman Scientific and Technical, United Kingdom.
Pantastico Er.B., Matto A.K., Muratta T, Ogatta K. 1986. Kerusakan-kerusakan karena pendinginan.
Di dalam Pantastico Er.B, editor. Fisiologi pasca panen penanganan dan pemanfaatan buahbuahan dan sayur-sayuran tropika dan subtropika. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Paull RE dan Chen CC. 1986. Carambola. www.agrichill.com/handbook/carambola.pdf [diakses: 7
Februari 2011].
Penchaiya P, Bobelyn E, Verlinden BE, Nicolai BM, and Saeys W. 2009. Non-destructive
measurement of firmness and soluble solids content in bell pepper using NIR spectroscopy.
Journal of Food Engineering 94:267-273.
Purba SF. 2010. Pendugaan Komposisi Kimia Modified Cassava Flour (MOCAF) dengan metode
Near Infrared (NIR) [skripsi]. Bogor : Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, IPB.
Purwanto YA, Tsuchiya H, Oshita S, Kawagoe Y, and Makino Y. 2005. Determination of chilling
injury in cucumber fruits through proton NMR analysis. Proceedings of the International
Conference on Research Highlights and Vanguard Technology on Environmental Engineering
in Agricultural Systems. Kanazawa, Japan : 123-126.
Rajeshwar K and Ibanez J.G. 1997. Environmental Electrochemistry. San Diego: Academic Press.
http://electrochem.cwru.edu./encycl/ [diakses: 2 Oktober 2011].
Rohaeti E. 2010. Disinfestasi Hama Lalat Buah Dengan Perlakuan Uap Panas (Vapor Heat Treatment)
dan Pengaruhnya Terhadap Mutu Buah Belimbing Manis (Averrhoa carambola L.) [Tesis].
Bogor: Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Rosita. 2001. Prediksi Mutu Buah Duku (Lansium domesticum Corr) dengan metode NIR [Skripsi].
Bogor: Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
Rukmana R. 1996. Belimbing Seri Tabulampot. Yogyakarta: Kanisius.
Saeni M.S. 1989. Kimia Fisik I. Bahan Pengajaran. PAU. IPB, Bogor.
Saltveit ME. 1989. A Kinetic examination of Ion Leakage from Chilled Tomato pericarp disk. Acta
Horticultural 258: 617-622.
Satyawibawa I, Widyastuti YE. 1992. 13 Jenis Belimbing Manis. Jakarta : Penebar Swadaya.
Shiesh CC, TS Lin and PL Tsai. 1987. Respiration and ethylene production of harvested carambola
fruits (Averrhoa carambola L.). J. Chinese Soc. Hort. Sci. 33:139-150.
Sunarjono. 2004. Berkebun Belimbing Manis. Jakarta : Penebar Swadaya.
35
Susilowati R. 2007. Pendugaan Parameter Mutu Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Dengan Metode
Near Infrared Selama Penyimpanan dan Pemeraman [skripsi]. Bogor : Departemen Teknik
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
Thompson AK. 1967. Post Harvest of Fruit and Vegetables. Academi Press. New York. USA
Uddin M, Okazaki E, Fukushima H, Turza S, Yumiko Y, and Fukada Y. 2006. Nondestructive
determination of water and protein in surimi by near infrared spectroscopy. Food Chemistry
96: 491-495.
USDA, 2010. Nutrient Database of Star Fruit. http://www.nal.usda.gov/fnic/foodcomp/search/
[diakses: 02 Oktober 2011].
Wan CK dan PF Lam. 1984. Biochemical changes, use of polyethylen bags, and chilling injury of
carambola (Averrhoa carambola L.) stored at various temperatures. Pertanika 7 (3): 39-46.
Winarno F.G. 2002. Fisiologi Pasca Panen Produk Hortikultura. M-Brio Press. Jakarta.
36
LAMPIRAN
37
Hari ke-1
hari ke-2
Hari ke-3
Hari ke-4
Hari ke-5
Hari ke-6
Hari ke-7
Hari ke-8
38
39
40
Lampiran 4. Data perubahan bobot (gram) rata-rata pada ke-3 perlakuan suhu penyimpanan
Hari Pengamatan
Suhu
o
T5 C
T10oC
TR
02-Mei-11
146,62
138,86
139,36
03-Mei-11
146,38
138,54
139,30
04-Mei-11
146,41
138,50
139,18
05-Mei-11
146,36
138,45
138,93
06-Mei-11
146,32
138,40
138,78
07-Mei-11
146,23
138,46
138,63
08-Mei-11
146,21
138,35
138,47
09-Mei-11
146,21
138,34
138,32
10-Mei-11
146,20
138,32
138,07
11-Mei-11
146,17
138,30
137,93
12-Mei-11
146,20
138,29
137,79
13-Mei-11
146,18
138,28
137,65
14-Mei-11
146,12
138,34
137,43
15-Mei-11
146,07
138,17
137,28
16-Mei-11
146,06
138,12
137,12
17-Mei-11
146,05
138,06
136,82
18-Mei-11
146,04
138,01
136,62
19-Mei-11
146,03
137,97
136,33
20-Mei-11
146,02
137,95
136,13
21-Mei-11
146,02
137,90
135,93
22-Mei-11
146,03
137,85
23-Mei-11
146,03
137,84
24-Mei-11
146,02
137,78
25-Mei-11
146,00
137,75
26-Mei-11
145,99
137,72
27-Mei-11
145,97
137,69
28-Mei-11
145,94
137,61
29-Mei-11
145,91
137,57
30-Mei-11
145,88
137,54
31-Mei-11
145,86
137,46
41
Lampiran 5. Data kekerasan (kgf) buah rata-rata pada ket-3 perlakuan suhu penyimpanan
Hari Penyimpanan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
T5oC
1,279
0,788
0,985
0,814
0,926
0,986
1,005
0,885
1,004
0,886
0,774
0,740
0,741
0,946
0,954
0,966
0,750
0,988
0,908
0,877
0,801
Rataan
T10oC
1,279
0,881
1,081
0,829
0,969
0,923
0,944
0,976
0,738
0,750
0,726
1,007
0,745
0,670
0,682
0,618
0,515
0,745
0,637
0,546
0,421
TR
1,279
0,847
0,935
0,843
0,648
0,968
0,802
0,752
0,337
0,605
0,781
0,324
0,338
Lampiran 6. Data total padatan terlarut (TPT) (oBrix) rata-rata buah belimbing pada ke-3
perlakuan suhu penyimpanan
Hari Penyimpanan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
T5oC
5,9
6,0
5,9
6,2
5,7
5,9
6,0
6,3
5,6
5,6
6,2
6,2
6,0
6,6
5,7
5,4
6,0
5,5
5,7
6,1
5,6
Rataan
T10oC
5,9
5,8
5,7
6,3
6,2
5,5
5,9
6,6
6,7
6,3
5,1
5,4
5,8
5,6
6,1
5,7
5,5
5,9
5,8
5,9
5,7
TR
5,9
6,2
5,1
5,8
6,8
6,1
6,3
6,4
6,4
6,0
5,9
5,7
6,2
42
Lampiran 7. Data kadar air (%) rata-rata buah belimbing pada ke-3 perlakuan suhu
penyimpanan
Hari Penyimpanan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
T5oC
93,08
94,26
93,22
92,77
92,94
92,16
92,42
91,76
92,43
93,21
90,69
92,06
92,73
92,43
92,30
93,07
93,24
92,30
93,24
92,69
93,22
Rataan
T10oC
93,08
92,33
93,39
92,54
93,10
92,88
92,74
92,06
92,46
92,34
91,67
92,36
93,30
93,55
92,51
93,26
92,78
93,39
93,07
89,34
93,10
TR
93,08
91,46
93,71
92,62
92,52
92,63
92,11
93,07
93,10
93,04
90,31
92,55
93,05
Lampiran 8. Data pH rata-rata buah belimbing pada ke-3 perlakuan suhu penyimpanan
Hari Penyimpanan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
T5 C
3,90
3,91
3,66
3,92
3,74
3,69
3,91
3,87
3,50
3,52
3,80
3,73
3,68
3,60
3,48
3,50
3,66
3,63
3,64
3,62
3,69
Rataan
T10oC
3,90
3,82
3,82
3,86
3,76
3,78
3,92
3,68
3,76
3,66
3,59
3,38
3,58
3,80
3,63
3,71
3,59
3,49
3,63
3,60
3,87
TR
3,90
3,98
3,84
3,74
4,06
3,89
3,95
3,72
4,01
3,63
3,63
3,63
3,89
43
Ulangan I
4,01
3,70
3,76
3,77
3,74
3,76
3,97
3,88
3,58
3,53
3,91
3,80
3,71
3,43
3,50
3,57
3,57
3,66
3,91
3,52
3,65
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
T5oC
Ulangan II
3,72
4,04
3,61
4,05
3,48
3,47
3,92
4,15
3,45
3,51
3,66
3,84
3,58
3,59
3,37
3,44
3,52
3,57
3,46
3,48
3,82
Ulangan III
3,98
4,00
3,60
3,95
3,99
3,83
3,83
3,58
3,48
3,51
3,82
3,54
3,75
3,79
3,57
3,48
3,89
3,65
3,56
3,87
3,61
Rataan
3,90
3,91
3,66
3,92
3,74
3,69
3,91
3,87
3,50
3,52
3,80
3,73
3,68
3,60
3,48
3,50
3,66
3,63
3,64
3,62
3,69
Lampiran 10. Data perubahan ion leakage suhu 5 oC pada hari penyimpanan ke-1
T5oC
Menit ke-
Rataan
IL
0,005
0,051
5,802
3,702
4,815
11,342
7,891
4,691
6,001
14,165
6,582
9,181
5,191
6,985
16,506
80
8,271
11,632
8,809
9,571
22,662
100
9,071
12,960
9,741
10,591
25,090
120
9,732
13,891
10,461
11,361
26,925
140
10,211
14,741
11,131
12,028
28,511
160
10,550
15,410
11,600
12,520
29,683
180
10,970
16,141
12,241
13,117
31,105
200
11,320
16,851
12,662
13,611
32,280
220
12,161
17,671
13,332
14,388
34,129
240
12,201
18,189
13,863
14,751
34,994
Total
41,493
48,593
36,092
42,059
100
U1
U2
U3
0,076
0,071
20
4,942
40
5,421
60
44
Lampiran 11. Data perubahan ion leakage suhu 5 oC pada hari penyimpanan ke-3
T5oC
Menit ke-
Rataan
U1
U2
U3
IL
0,717
0,240
0,211
0,389
20
4,784
4,333
4,384
4,500
15,095
40
5,553
5,503
5,673
5,576
19,046
60
5,998
6,312
5,982
6,097
20,959
80
6,460
7,311
6,531
6,767
23,419
100
6,901
8,091
6,870
7,287
25,328
120
7,328
8,768
7,370
7,822
27,291
140
7,588
9,509
7,568
8,222
28,759
160
7,922
10,221
7,991
8,711
30,557
180
8,270
10,798
8,242
9,103
31,996
200
8,560
11,212
8,339
9,370
32,976
220
8,760
11,578
8,671
9,670
34,075
240
9,206
12,086
8,958
10,083
35,594
Total
29,591
26,890
26,391
27,624
100
Lampiran 12. Data perubahan ion leakage suhu 5 oC pada hari penyimpanan ke-6
T5oC
Menit ke-
Rataan
U1
U2
U3
IL
0,237
0,196
0,223
0,219
20
4,174
4,544
3,912
4,210
13,439
40
6,792
5,493
5,271
5,852
18,967
60
8,350
6,219
6,349
6,973
22,740
80
9,062
6,790
6,977
7,610
24,885
100
9,725
7,335
7,585
8,215
26,923
120
10,764
7,701
8,252
8,906
29,249
140
11,210
7,960
8,689
9,286
30,531
160
11,767
8,481
9,307
9,852
32,434
180
12,596
8,923
9,901
10,473
34,527
200
13,232
9,161
10,063
10,819
35,690
220
13,575
9,424
10,714
11,238
37,101
240
14,232
9,621
10,938
11,597
38,310
Total
33,687
27,485
28,585
29,919
100
45
Lampiran 13. Data perubahan ion leakage suhu 5 oC pada hari penyimpanan ke-9
T5oC
Menit ke-
Rataan
U1
U2
U3
IL
0,467
0,318
0,293
0,359
20
4,758
3,59
6,079
4,809
15,025
40
5,489
4,488
7,417
5,798
18,365
60
6,289
4,815
8,048
6,384
20,344
80
6,604
5,588
8,726
6,973
22,332
100
7,277
6,047
9,488
7,604
24,463
120
7,896
6,556
10,186
8,213
26,519
140
8,286
6,876
10,617
8,593
27,803
160
8,632
7,281
11,372
9,095
29,498
180
9,152
7,712
11,826
9,563
31,080
200
9,549
8,039
12,073
9,887
32,172
220
9,773
8,429
12,879
10,360
33,771
240
10,449
8,576
13,153
10,726
35,006
Total
33,077
27,277
29,567
29,974
100
Lampiran 14. Data hasil perubahan ion leakage suhu 5 oC pada hari penyimpanan ke-12
T5oC
Menit ke-
Rataan
IL
0,387
0,591
5,424
4,838
5,118
14,734
5,711
7,583
6,102
6,465
19,117
60
6,500
8,666
7,036
7,401
22,161
80
6,928
9,568
7,858
8,118
24,495
100
8,165
10,667
8,573
9,135
27,805
120
8,458
11,32
9,059
9,612
29,358
140
8,929
12,201
10,078
10,403
31,930
160
9,502
12,572
10,419
10,831
33,324
180
9,967
13,292
10,984
11,414
35,222
200
10,377
13,649
11,386
11,804
36,490
220
10,638
14,201
11,908
12,249
37,938
240
11,063
14,574
12,246
12,628
39,171
Total
27,158
34,948
31,855
31,320
100
U1
U2
U3
0,828
0,557
20
5,093
40
46
T5oC
0,1257
0,1090
0,1140
0,0932
0,0917
0,1289
0,1217
0,1157
0,1123
0,1241
0,1323
0,1130
0,1280
0,0962
0,1021
0,0962
0,1031
0,1101
0,1081
0,1241
47
Lampiran 16. Hasil kalibrasi dan validasi dengan metode PLS pada penyimpanan 5 oC
C- Set Spectra
V-Set Spectra
Spectrum Name
No.
Orig.
Spectrum Name
No.
Orig.
BL_UT5ph2H00
3,72
Pred.
3,9246
BL_UT5ph1H00
4,01
pred.
4,1068
BL_UT5ph2H00
3,72
3,9001
BL_UT5ph1H00
4,01
4,0433
BL_UT5ph2H00
3,72
3,9453
BL_UT5ph1H00
4,01
3,9856
BL_UT5ph3H00
3,98
3,9660
BL_UT5ph3H01
16
4,00
3,6907
BL_UT5ph3H00
3,98
3,7883
BL_UT5ph3H01
17
4,00
3,7527
BL_UT5ph3H00
3,98
3,8097
BL_UT5ph3H01
18
4,00
3,8805
BL_UT5ph1H01
10
3,70
3,7391
BL_UT5ph3H02
25
3,60
3,7011
BL_UT5ph1H01
11
3,70
3,5066
BL_UT5ph3H02
26
3,60
3,6471
BL_UT5ph1H01
12
3,70
3,4805
BL_UT5ph3H02
27
3,60
3,6185
BL_UT5ph2H01
13
4,04
3,8962
BL_UT5ph2H03
31
4,05
4,0396
BL_UT5ph2H01
14
4,04
3,9615
BL_UT5ph2H03
32
4,05
4,0713
BL_UT5ph2H01
15
4,04
3,7390
BL_UT5ph2H03
33
4,05
3,7940
BL_UT5ph1H02
19
3,76
3,7685
BL_UT5ph3H04
43
3,99
3,7709
BL_UT5ph1H02
20
3,76
3,6987
BL_UT5ph3H04
44
3,99
3,6836
BL_UT5ph1H02
21
3,76
3,6434
BL_UT5ph3H04
45
3,99
3,7509
BL_UT5ph2H02
22
3,61
3,6341
BL_UT5ph3H05
52
3,83
3,6541
BL_UT5ph2H02
23
3,61
3,6232
BL_UT5ph3H05
53
3,83
3,6282
BL_UT5ph2H02
24
3,61
3,6803
BL_UT5ph3H05
54
3,83
3,6151
BL_UT5ph1H03
28
3,77
3,7735
BL_UT5ph3H06
61
3,83
3,7019
BL_UT5ph1H03
29
3,77
3,7208
BL_UT5ph3H06
62
3,83
3,7605
BL_UT5ph1H03
30
3,77
3,7705
BL_UT5ph3H06
63
3,83
3,8155
BL_UT5ph3H03
34
3,95
3,8636
BL_UT5ph1H07
64
3,88
3,7594
BL_UT5ph3H03
35
3,95
3,7197
BL_UT5ph1H07
65
3,88
3,5983
BL_UT5ph3H03
36
3,95
3,8467
BL_UT5ph1H07
66
3,88
3,7886
BL_UT5ph1H04
37
3,74
3,7311
BL_UT5ph3H07
70
3,58
3,7944
BL_UT5ph1H04
38
3,74
3,6374
BL_UT5ph3H07
71
3,58
3,7796
BL_UT5ph1H04
39
3,74
3,7192
BL_UT5ph3H07
72
3,58
3,6905
BL_UT5ph2H04
40
3,48
3,6010
BL_UT5ph3H08
79
3,48
3,6995
BL_UT5ph2H04
41
3,48
3,4234
BL_UT5ph3H08
80
3,48
3,7529
BL_UT5ph2H04
42
3,48
3,6559
BL_UT5ph3H08
81
3,48
3,5448
BL_UT5ph1H05
46
3,76
3,6478
BL_UT5ph3H09
88
3,51
3,4719
BL_UT5ph1H05
47
3,76
3,6825
BL_UT5ph3H09
89
3,51
3,5301
BL_UT5ph1H05
48
3,76
3,6667
BL_UT5ph3H09
90
3,51
3,1570
BL_UT5ph2H05
49
3,47
3,4203
BL_UT5ph3H10
97
3,82
3,6667
BL_UT5ph2H05
50
3,47
3,5178
BL_UT5ph3H10
98
3,82
3,6265
BL_UT5ph2H05
51
3,47
3,6240
BL_UT5ph3H10
99
3,82
3,7520
BL_UT5ph1H06
55
3,97
3,8741
BL_UT5ph3H12
106
3,54
3,7938
BL_UT5ph1H06
56
3,97
3,7570
BL_UT5ph3H12
107
3,54
3,7750
BL_UT5ph1H06
57
3,97
3,8191
BL_UT5ph3H12
108
3,54
3,8050
BL_UT5ph2H06
58
3,92
3,8562
BL_UT5ph3H14
115
3,75
3,5373
BL_UT5ph2H06
59
3,92
3,7822
BL_UT5ph3H14
116
3,75
3,6647
48
C-Set spectra
V-Set spectra
Spectrum Name
No.
Orig.
Pred
Spectrum Name
No.
Orig.
Pred.
BL_UT5ph2H06
60
3,92
BL_UT5ph2H07
67
4,15
3,9576
BL_UT5ph3H14
117
3,75
3,6170
3,8191
BL_UT5ph3H18
133
3,57
3,6659
BL_UT5ph2H07
68
4,15
4,0629
BL_UT5ph3H18
134
3,57
3,6255
BL_UT5ph2H07
69
4,15
3,7574
BL_UT5ph3H18
135
3,57
3,8557
BL_UT5ph1H08
73
3,58
3,8837
BL_UT5ph3H20
142
3,48
3,5604
BL_UT5ph1H08
74
3,58
3,6179
BL_UT5ph3H20
143
3,48
3,5119
BL_UT5ph1H08
75
3,58
3,6239
BL_UT5ph3H20
144
3,48
3,5711
BL_UT5ph2H08
76
3,45
3,6382
BL_UT5ph3H22
151
3,89
3,7117
BL_UT5ph2H08
77
3,45
3,5883
BL_UT5ph3H22
152
3,89
3,7680
BL_UT5ph2H08
78
3,45
3,6558
BL_UT5ph3H22
153
3,89
3,5769
BL_UT5ph1H09
82
3,53
3,7900
BL_UT5ph3H24
160
3,65
3,5010
BL_UT5ph1H09
83
3,53
3,5181
BL_UT5ph3H24
161
3,65
3,6571
BL_UT5ph1H09
84
3,53
3,6418
BL_UT5ph3H24
162
3,65
3,7328
BL_UT5ph2H09
85
3,51
3,5408
BL_UT5ph3H26
169
3,56
3,7266
BL_UT5ph2H09
86
3,51
3,6810
BL_UT5ph3H26
170
3,56
3,4787
BL_UT5ph2H09
87
3,51
3,6301
BL_UT5ph3H26
171
3,56
3,5636
BL_UT5ph1H10
91
3,91
3,6526
BL_UT5ph3H28
178
3,87
3,7158
BL_UT5ph1H10
92
3,91
3,7160
BL_UT5ph3H28
179
3,87
3,7196
BL_UT5ph1H10
93
3,91
3,7405
BL_UT5ph3H28
180
3,87
3,6217
BL_UT5ph2H10
94
3,66
3,5934
BL_UT5ph3H30
187
3,61
3,8654
BL_UT5ph2H10
95
3,66
3,6185
BL_UT5ph3H30
188
3,61
3,6560
BL_UT5ph2H10
96
3,66
3,6280
BL_UT5ph3H30
189
3,61
3,7776
BL_UT5ph1H12
100
3,80
3,7652
BL_UT5ph1H12
101
3,80
3,7882
BL_UT5ph1H12
102
3,80
3,8150
BL_UT5ph2H12
103
3,84
3,6984
BL_UT5ph2H12
104
3,84
3,6540
BL_UT5ph2H12
105
3,84
3,7625
BL_UT5ph1H14
109
3,71
3,5125
BL_UT5ph1H14
110
3,71
3,5920
BL_UT5ph1H14
111
3,71
3,6723
BL_UT5ph2H14
112
3,58
3,6670
BL_UT5ph2H14
113
3,58
3,6560
BL_UT5ph2H14
114
3,58
3,6617
BL_UT5ph1H16
118
3,43
3,7224
BL_UT5ph1H16
119
3,43
3,6288
BL_UT5ph1H16
120
3,43
3,6362
BL_UT5ph2H16
121
3,59
3,6083
BL_UT5ph2H16
122
3,59
3,4723
BL_UT5ph2H16
123
3,59
3,6637
BL_UT5ph3H16
124
3,79
3,6679
BL_UT5ph3H16
125
3,79
3,8187
49
Spectrum Name
No.
Orig.
Pred.
BL_UT5ph3H16
126
3,79
3,6029
BL_UT5ph1H18
127
3,50
3,6756
BL_UT5ph1H18
128
3,50
3,5525
BL_UT5ph1H18
129
3,50
3,5627
BL_UT5ph2H18
130
3,37
3,5881
BL_UT5ph2H18
131
3,37
3,3980
BL_UT5ph2H18
132
3,37
3,6283
BL_UT5ph1H20
136
3,57
3,6732
BL_UT5ph1H20
137
3,57
3,6828
BL_UT5ph1H20
138
3,57
3,5949
BL_UT5ph2H20
139
3,44
3,6608
BL_UT5ph2H20
140
3,44
3,4969
BL_UT5ph2H20
141
3,44
3,5652
BL_UT5ph1H22
145
3,57
3,7115
BL_UT5ph1H22
146
3,57
3,7277
BL_UT5ph1H22
147
3,57
3,6183
BL_UT5ph2H22
148
3,52
3,6011
BL_UT5ph2H22
149
3,52
3,5239
BL_UT5ph2H22
150
3,52
3,4640
BL_UT5ph1H24
154
3,66
3,7209
BL_UT5ph1H24
155
3,66
3,7138
BL_UT5ph1H24
156
3,66
3,6564
BL_UT5ph2H24
157
3,57
3,5304
BL_UT5ph2H24
158
3,57
3,5897
BL_UT5ph2H24
159
3,57
3,5891
BL_UT5ph1H26
163
3,91
3,8411
BL_UT5ph1H26
164
3,91
3,7783
BL_UT5ph1H26
165
3,91
3,6699
BL_UT5ph2H26
166
3,46
3,5234
BL_UT5ph2H26
167
3,46
3,6598
BL_UT5ph2H26
168
3,46
3,6133
BL_UT5ph1H28
172
3,52
3,6156
BL_UT5ph1H28
173
3,52
3,6105
BL_UT5ph1H28
174
3,52
3,6293
BL_UT5ph2H28
175
3,48
3,5938
BL_UT5ph2H28
176
3,48
3,3355
BL_UT5ph2H28
177
3,48
3,6317
BL_UT5ph1H30
181
3,65
3,7047
BL_UT5ph1H30
182
3,65
3,6221
BL_UT5ph1H30
183
3,65
3,7664
BL_UT5ph2H30
184
3,82
3,6395
BL_UT5ph2H30
185
3,82
3,8379
BL_UT5ph2H30
186
3,82
3,4845
50
Lampiran 17. Hasil analisis regresi pH dan slope ion leakage buah belimbing pada
penyimpanan 5 oC
Regression Statistics
Multiple R
0,446469129
R Square
0,199334683
Adjusted R Square
0,154853277
Standard Error
0,011575689
Observations
20
ANOVA
Df
SS
Regression
MS
0,000600479
0,000600479
Residual
18
0,002411938
0,000133997
Total
19
0,003012418
Significance F
4,4813035
0,048455895
Lampiran 18. pH buah belimbing hasil prediksi sampel monitoring berdasarkan reflektan NIR
pada penyimpanan 5 oC
Lama penyimpanan
(hari)
Sampel ke1
3,9656
3,9319
3,8707
3,9011
3,8374
3,4784
3,5800
3,6441
3,6590
3,6649
3,4805
3,6166
3,5979
3,5485
3,6470
3,5324
3,7346
3,6254
3,6148
3,6452
3,5098
3,7195
3,5792
3,5249
3,6295
3,5289
3,7092
3,6839
3,5283
3,5725
3,5380
3,6793
3,6840
3,5981
3,6925
3,5426
3,6803
3,7139
3,6575
3,6295
3,5586
3,6635
3,6639
3,5730
3,7226
3,3940
3,5661
3,5612
3,5477
3,5483
10
3,4112
3,6507
3,6135
3,5678
3,5905
12
3,4955
3,6432
3,5784
3,5863
3,5907
14
3,5505
3,7094
3,6825
3,5394
3,6215
16
3,5354
3,6227
3,6169
3,5004
3,5947
18
3,5382
3,5629
3,6372
3,5528
3,5864
20
3,5124
3,6902
3,6465
3,5736
3,6868
22
3,5167
3,6301
3,6453
3,5601
3,5592
24
3,5334
3,5048
3,5936
3,5957
3,5484
26
3,4998
3,5412
3,6282
3,5291
3,5531
28
3,5429
3,5521
3,5502
3,5265
3,5868
30
3,5761
3,6052
3,6649
3,5541
3,5957
51