Professional Documents
Culture Documents
Kualitas Laba
Kualitas Laba
Abstract
The objective of this research are to identify the direct and indirect influences of
leverage, disclosure, size, timeliness, persistence and growth to the firms Earning
Response Coefficient (ERC).
This research examine 60 manufacturing companies listed in Jakarta Stock
Exchange and issues audited financial statement since 2003-2006. The statistical methods
used to test the hypothesis is Structural Equation Model (SEM).
The empirical result of this research indicates that leverage has negative influence
to ERC. Test results suggest that by using the direct path analysis, both disclosure and
timeliness have positive significant influences to ERC, while both leverage and firms size
have negative significant influences to ERC. The subsequent test indicates that leverage
and size, each has non-significant influence to disclosure and timeliness, respectively. The
control variable Auditor Reputation and Earning Growth have positive significant
influence to disclosure and ERC respectively, Auditors Opinion has negative significant
influence to timeliness, whereas Earning Persistence has non-significant influence to ERC.
The last test (indirect path analysis) both leverage and size have no influences to ERC
through disclosure and timeliness, respectively. Thus it can be concluded that neither
disclosure nor timeliness constitutes an intervening variable.
Keywords: size, leverage, disclosure, timeliness, persistence, growth, auditors opinion,
auditors reputation
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.1 menyatakan laba
memiliki manfaat untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan
laba yang representative dalam jangka panjang, memprediksi laba dan menaksir resiko
dalam investasi atau kredit.
Informasi laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang banyak
mendapat perhatian. Studi yang dilakukan oleh Beaver dkk (1979) menunjukkan bahwa
laba memiliki kandungan informasi yang tercermin dalam harga saham. Sedangkan Lev
dan Zarowin (1999) menggunakan ERC sebagai alternatif untuk mengukur value relevance
informasi laba. Rendahnya ERC menunjukkan bahwa laba kurang informatif bagi investor
untuk membuat keputusan ekonomi.
* Artikel ini ditulis saat mengikuti mata kuliah program S3 di PIA Universitas Indonesia.
1
mempunyai korelasi return dan earnings (ERC) rendah lebih banyak melakukan
pengungkapan, dengan kata lain ERC berhubungan negatif dengan luas pengungkapan.
Selain pengungkapan sukarela dan ketepatan waktu laporan keuangan yang terbukti
mempengaruhi ERC, peneliti lain mencoba mengaitkan size dengan ERC (Easton dan
Zmijewski,1989) dan leverage dengan ERC (Dhaliwal dkk, 1991).
Lebih luas lagi, penelitian meliputi faktor yang mempengaruhi pengungkapan
sukarela diantaranya leverage dan reputasi auditor telah dilakukan oleh Meek, Robert dan
Gray (1955). Sedangkan Dyer dan Hugh,1975 telah meneliti faktor yang mempengaruhi
ketepatan waktu laporan keuangan seperti size dan opini audit terhadap ERC.
Perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu peneliti mencoba mengembangkan
lebih lanjut dari penelitian yang telah dilakukan secara terpisah oleh peneliti sebelumnya
dengan cara menggabungkan beberapa variabel tersebut dan menggunakan metode Path
Analysis untuk mengamati pengaruh variabel langsung dan tidak langsung terhadap ERC
dengan variabel pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), ketepatan waktu
(timeliness) pelaporan keuangan sebagai variabel intervening dari leverage, dan size, dan
beberapa variabel control yaitu reputasi audit, opini audit, persistensi dan growth.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Menguji variabel langsung yang mempengaruhi Earning Response Coefficient
a. Apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap disclosure?
b. Apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap ERC?
c. Apakah disclosure berpengaruh signifikan terhadap ERC?
d. Apakah size berpengaruh signifikan terhadap timeliness?
e. Apakah size berpengaruh signifikan terhadap ERC?
f. Apakah timeliness berpengaruh signifikan terhadap ERC?
2. Menguji variabel tidak langsung yang mempengaruhi ERC
a Apakah leverage melalui disclosure berpengaruh signifikan terhadap ERC?
b. Apakah size melalui timeliness berpengaruh signifikan terhadap ERC?
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh leverage, disclosure, size, timeliness, terhadap Earning Response Coefficient
2.
3.
Bapepam
bersama
Bursa
Efek
Jakarta
(BEJ)
menetapkan
keputusan
ini disebabkan beberapa analisa sebelumnya terhadap hubungan antara ERC dan
persistensi adalah berlebihan.
d. Hubungan Pertumbuham Laba terhadap ERC
Penelitian tentang pertumbuhan laba dan koefisien respon laba telah
dikemukakan oleh Collins dan Kothari (1989). Pertumbuhan laba diukur dengan rasio
nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
pertumbuhan laba mempunyai hubungan yang positif dengan koefisien respon laba.
Collins dan Kothari (1989) menyatakan bahwa kesempatan tumbuh
berdampak pada laba masa depan dan begitu juga dengan ERC. Dengan kata lain,
semakin tinggi kesempatan suatu perusahaan untuk tumbuh maka akan semakin
tinggi ERC. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan mempunyai
hubungan yang positif dengan ERC.
B. Skema Pengujian Simultan antara Variabel Langsung dan Tidak Langsung.
Variabel Independen
Variabel Dependen
Variabel Intervening
Ha1
Leverage
Ha2
Pengungkapan Sukarela
(Voluntary Disclosure)
Ha3
Earnings Response
Coefficient
(ERC)
Variabel Kontrol
Reputasi Auditor
Ha5
Size
Ketepatan Waktu
(Timeliness)
Ha6
Ha4
Variabel Kontrol
Opini Audit
Variabel Kontrol
Persistensi
Growth
C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh leverage terhadap ERC
Dhaliwal, Lee dan Farger (1991) membuktikan bahwa leverage berpengaruh
negatif terhadap koefisien respon laba yaitu ERC. Perusahaan yang tingkat leveragenya tinggi berarti memiliki hutang yang lebih besar dibandingkan modal. Dengan
demikian jika terjadi peningkatan laba maka yang diuntungkan adalah debtholders,
sehingga semakin baik kondisi laba perusahaan maka semakin negatif respon
pemegang saham, karena pemegang saham beranggapan bahwa laba tersebut hanya
menggantungkan kreditur.
Harris dan Raviv (1990) menyatakan bahwa besarnya hutang menunjukkan
kualitas perusahaan serta prospek yang kurang baik pada masa mendatang. Untuk
perusahaan dengan hutang yang banyak, peningkatan laba akan menguatkan posisi
dan keamanan bondholders daripada pemegang saham.
Dhaliwal dan Reynolds (1994) mengkombinasikan model penilaian perusahaan
dengan model penetapan harga opsi untuk menunjukkan bahwa koefisien respons
laba akuntansi merupakan fungsi negatif dari default risk dan resiko sistematiknya.
Ha1: Terdapat pengaruh negatif antara leverage dengan ERC.
2. Pengaruh leverage terhadap pengungkapan sukarela
Meek, Robert dan Gray (1955) menyatakan semakin tinggi tingkat leverage
perusahaan, semakin besar pula agency cost. Dengan kata lain untuk memenuhi
kebutuhan kreditur jangka panjang perusahaan dituntut untuk melakukan
pengungkapan yang lebih luas.
Suripto (1999) meneliti pengaruh karakteristik perusahaan terhadap luas
pengungkapan
sukarela
dalam
laporan
tahunan.
Karakteristik
perusahaan
dilambangkan dengan ukuran perusahaan (total asset), rasio leverage dan likuiditas
sebagai variabel independent, sedangkan variabel dependennya adalah indeks
pengungkapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut
secara bersama-sama mampu menjelaskan pengungkapan sukarela laporan keuangan
tahunan. Akan tetapi secara individu, variabel-variabel tersebut tidak mampu
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap luas pengungkapan perusahaan.
sukarela akan berpengaruh pada menurunnya keinformatifan laba. Dengan kata lain,
investor akan lebih mendasarkan prediksi laba di masa yang akan datang pada
informasi yang diberikan pada pengungkapan sukarela perusahaan.
Kemudian penelitian pun dikembangkan, dimana beberapa peneliti mencoba
untuk menguji apakah terdapat pengaruh luas pengungkapan sukarela dalam laporan
tahunan terhadap ERC. Penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti (2002)
menghasilkan kesimpulan bahwa luas pengungkapan sukarela berpengaruh positif
terhadap ERC, dan kesimpulan ini tetap konsisten setelah memasukkan variabelvariabel kontrol yang dianggap mempengaruhi ERC. Namun, hasil dari uji
sensitivitas dengan menggunakan model return fundamental menunjukkan bahwa
luas ungkapan sukarela berpengaruh negatif terhadap ERC, walaupun tidak
signifikan
Adhariani (2005) melakukan penelitian terhadap 90 perusahaan manufaktur
pada periode 1998-2000, juga menghasilkan kesimpulan bahwa voluntary disclosures
level berpengaruh positif terhadap ERC. Kesimpulan ini tetap konsisten setelah
peneliti memasukkan variabel kontrol: nilai buku per saham, leverage, dan opini
audit. Hasil uji sensitivitas juga menunjukkan kesimpulan yang sama.
Penelitian yang dilakukan oleh Nugrahanti (2006) terhadap 47 perusahaan
yang terdaftar di BEJ sampai dengan 31 Desember 2002, kembali menunjukkan hasil
yang serupa, yakni kesimpulan bahwa luas pengungkapan sukarela berpengaruh
positif terhadap ERC.
Ha3: Terdapat pengaruh positif antara pengungkapan sukarela dengan ERC
4. Pengaruh size terhadap ERC
Ukuran perusahaan (size) dalam isu ERC digunakan sebagai proksi atas
keinformatifan harga saham. Easton dan Zmijewski (1989) menemukan variabel size
tidak signifikan dalam menjelaskan ERC. Namun demikian, variabel ini dapat
digunakan sebagai variabel kontrol atas perusahaan besar dan kecil.
Chaney dan Jeter (1991) yang menunjukkan bahwa besaran perusahaan
berpengaruh secara signifikan negatif terhadap ERC. Maka ukuran perusahaan ini
digunakan sebagai proksi dari keinformatifan harga saham. Untuk menguji hubungan
ukuran perusahaan dengan ERC dalam jangka panjang (long window). Semakin
banyak sumber informasi pada perusahaan besar, akan meningkatkan ERC.
10
11
perusahaan
aktif
diperdagangkan,
mengacu
S.E
bPT
BEJ
No.
Pengukuran
ERC diperoleh dari regresi antara CAR dan UE
12
Timeliness
(ketepatan waktu)
pelaporan keuangan
3. Variabel Independen
a. Leverage
b. Ukuran Perusahaan
(Size)
4. Variabel Kontrol
a. Opini audit
b. eputasi auditor
b. Persistensi Laba
c. Pertumbuhan Laba
(Growth)
dengan:
VD =
Jumlah item informasi yang dipenuhi
Jumlah total item informasi yang mungkin dipenuhi
Timeliness yaitu rentang waktu pengumuman laporan
keuangan tahunan yang telah diaudit (auditan) kepada publik
yaitu lamanya hari yang dibutuhkan untuk mengumumkan
laporan keuangan tahunan yang telah diaudit ke publik, sejak
tanggal tutup tahun buku perusahaan sampai tanggal
penyerahan ke Bapepam. Variabel ini dilambangkan oleh
TIME.
DER = Debt to equity ratio =
Total hutang
Total modal sendiri
Logaritma Natural (Ln) Total Aktiva
13
normal apabila nilai C.R. skewnes maupun kurtosis lebih kecil dari nilai kritik tabel +
1,96 dengan tingkat signifikansi 0.05 (p-value 5%). (Hair, edisi 5, hal 71), jika sebuah
variabel adalah normal secara multivariat, maka akan normal juga secara univariat.
Tetapi tidak berlaku sebaliknya.
2. Uji Multicolinearity dan Singularity
Untuk melihat apakah terdapat Multicolinearitas dan Singularity dalam sebuah
kombinasi variabel, peneliti perlu mengamati determinant matrix covariance. Untuk
mendeteksi adanya multicoliniarity hanya disebutkan determinan yang benar-benar
kecil mengindikasikan adanya multikolinearitas, tanpa ada angka absolut.
3. Uji Kesesuaian Model
Sebelum menganalisa hipotesa yang diajukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian
kesesuaian model (goodness-of-fit model). Pengujian dilakukan dengan melihat
beberapa kriteria pengukuran, yaitu :
a)
Absolute fit measure yaitu mengukur model fit secara keseluruhan (baik model
struktural maupun model pengukuran secara bersamaan). Kriterianya sbb:
2 atau Chi-Square Statistic. Dalam uji ini yang diperlukan adalah nilai yang tidak
signifikan. Semakin kecil maka semakin baik model tersebut.
-
probability. Dalam uji ini nilai terbaik adalah minimal 0,05 atau diatas
0.05
goodness-of-fit- Index (GFI), kriteria dari GFI adalah > 0,90 atau
mendekati 1 semakin baik.
b)
Comparative fit index (CFI ). Indeks ini tidak dipengaruhi oleh sampel
sehingga sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Tingkat
penerimaannya adalah > 0,90 atau semakin mendekati 1 akan semakin baik.
c)
14
indeks Normed chi-square (CMIN/DF). Indeks yang memiliki acceptabel fit batas
bawah = 1 dan batas atas : 2, 3, atau 5.
ARit
(a) Dalam penelitian ini abnormal return dihitung menggunakan model sesuaian pasar
(market adjusted model). Hal ini sesuai dengan Jones (1999) yang menjelaskan
bahwa estimasi return sekuritas terbaik return pasar saat itu.
Abnormal return diperoleh dari:
ARi,t = Ri,t Rm,t
Dimana:
CARi,[t1,t2] = cumulative abnormal return perusahaan i pada hari ke t, [t-5,t+5]
adalah panjang interval return (periode akumulasi) dari t-5 hingga t+5
ARi,t
= abnormal return perusahaan i pada periode ke- t
Ri,t
= Return perusahaan pada periode ke-t
Rm,t
= return pasar pada periode ke-t
i,t
= standar error
Untuk memperoleh data abnormal return, terlebih dahulu harus mencari Returns
saham harian dan Returns pasar harian.
Returns saham harian dihitung dengan rumus :
Rit = (Pit-Pit-1)/Pit-1
Dimana:
Rit = returns saham perusahaan i pada hari t
Pit = harga penutupan saham i pada hari t
Pit-1 = harga penutupan saham i pada pada hari t-1.
Returns pasar harian dihitung sebagai berikut :
Rmt = (IHSGt-IHSGt-1)/IHSGt-1
15
Dimana:
Rmt = returns pasar harian
IHSGt = indeks harga saham gabungan pada hari t
IHSGt-1 = indeks harga saham gabungan pada hari t-1.
(b) Unexpected Earnings sebagai variabel independen yang diperhitungkan dengan
model random walk.
Unecpected Earnings (UE) diartikan sebagai selisih laba akuntansi yang direalisasi
dengan laba akuntansi yang diharapkan oleh pasar. UE diukur sesuai dengan
penelitian Kalaapur (1994) :
UEit =
(EPSit EPSit-1)
__________
Pit-1
16
17
Skewnes
1.497
-0.245
-0.243
1.198
0.333
0.549
0.738
0.135
-0.010
C.R.
6.320
-1.034
-1.024
5.061
1.405
2.319
3.118
0.570
-0.043
Kurtosis
C.R.
2.112
-1.940
0.037
-0.564
0.594
-0.710
0.119
1.509
0.299
4.460
-4.096
0.079
-1.190
1.254
-1.499
0.251
3.187
0.632
-3.861
-1.419
Pada tabel diatas, dengan analisis secara univariate, diketahui bahwa variabel
Reputasi Auditor, SIZE, Opini, Persistensi Laba, Growth, Disclosure, Timeliness dan
ERC berdistribusi normal karena nilai C.R. skewnes atau C.R. kurtosis kurang dari nilai
kritik tabel + 1,96. Namun untuk variabel Leverage nilai C.R. skewnes atau C.R. kurtosis
lebih besar dari nilai kritik tabel + 1,96 sehingga distribusi data dinyatakan tidak normal.
Jika pengujian dianalisis secara multivariate, diketahui bahwa C.R. kurtosis sebesar
-1,419 kurang dari nilai kritik tabel + 1,96. Maka dapat dinyatakan bahwa distribusi data
adalah normal secara multivariate.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini
terdistribusi normal untuk sebagian variabel secara univariate dan terdistribusi normal
secara multivariate. Oleh karena itu asumsi normalitas dapat terpenuhi. Hair (edisi 5, hal
18
71) menyebutkan jika sebuah variabel adalah normal secara multivariate, maka akan
normal juga secara univariat. Tetapi tidak berlaku sebaliknya.
OA
EG
EP SIZE
RA
LEV TIME DISC
ERC
0.184 -0.010 0.037 0.043 -0.033 -0.065 -0.175 -0.004 -0.010
-0.010 0.328 -0.031 0.296 0.130 -0.111 -0.154 0.009 0.111
0.037 -0.031 0.330 0.214 0.003 0.004 0.035 0.003 -0.045
0.043 0.296 0.214 2.322 0.206 0.270 -0.115 0.028 -0.057
-0.033 0.130 0.003 0.206 0.246 -0.088 -0.130 0.005 0.067
-0.065 -0.111 0.004 0.270 -0.088 1.177 0.330 -0.001 -0.132
-0.175 -0.154 0.035 -0.115 -0.130 0.330 2.379 -0.001 0.032
-0.004 0.009 0.003 0.028 0.005 -0.001 -0.001 0.003 0.006
-0.010 0.111 -0.045 -0.057 0.067 -0.132 0.032 0.006 0.213
Pada tabel diatas, nilai kovarian antar variabel masih dapat dikategorikan besar,
walaupun terdapat beberapa nilai kovarian cenderung mendekati nilai nol. Dengan
demikian maka asumsi multikolinearitas terpenuhi karena tidak terdapat multikolinearitas
dalam data penelitian.
D. Pengujian Kesesuaian Model
Sebelum menganalisa hipotesa yang diajukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian
kesesuaian model (goodness-of-fit model). Hasil kesesuaian model di bawah ini :
Tabel 3. Pengukuran Tingkat Kesesuaian (goodness-of-fit model)
Pengukuran
Goodness-of-fit
Chi-square
Batas Penerimaan
Yang Disarankan
semakin rendah
Nilai
30,872
19
p-value
GFI
NFI
CFI
Normed chi-square
> 0,05
mendekati 1
mendekati 1
mendekati 1
Min. 2,3 atau 5
0,001
0,943
0,766
0,833
2,807
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai chi-square sebagai syarat utama pada uji
kesesuaian model sebesar 30,872 dengan p-value 0,001. Sehingga uji kesesuaian model
dengan melihat nilai chi-square kurang dapat terpenuhi. Dengan demikian uji kesesuaian
perlu ditinjau dari kriteria absolute fit measure lainnya, seperti goodness-of-fit index
(GFI) menunjukkan nilai sebesar 0,943. Incremental fit measures yang diamati berdasarkan
NFI adalah 0,766. dan CFI adalah 0,833. Pada kriteria parsimonious fit measures sebesar
2,807 telah memenuhi kriteria.
E. Pengujian Hipotesa
Berikut ini diuraikan pengujian hipotesa secara langsung maupun secara tidak langsung.
Tabel 4. Hasil Pengujian Pengaruh Langsung
Estimat
e
H1 :
H2 :
H3 :
H4 :
H5 :
LEV
LEV
DISC
SIZE
SIZE
ERC
DISC
ERC
ERC
TIME
-0.172
0.017
0.188
-0.229
-0.032
C.R.
(t-value)
-2.053
0.177
2.355
-2.502
-0.337
H6 :
TIME
ERC
0.148
1.859
Path Analisis
p-value
0.063
0.040
0.859
0.019
0.012
0.736
Kesimpulan
negatif, signifikan
positif, tidak signifikan
positif, signifikan
negatif, signifikan
negatif, tidak signifikan
positif, signifikan
(alpha 10%)
Estimate
DISC
TIME
ERC
ERC
0.187
-0.262
-0.096
0.425
C.R.
(t-value)
1.931
-2.794
-1.141
4.752
p-value
0.053
0.005
0.254
0.000
Kesimpulan
positif, signifikan (alpha 10%)
negatif, signifikan
negatif, tidak signifikan
positif, signifikan
Pada model penelitian yang diajukan ini, terdapat empat variabel kontrol yaitu
Reputasi Auditor, Opini Auditor, Persistensi Laba dan Growth. Hasil pengujian yag
ditunjukkan pada tabel diatas, diketahui bahwa : terdapat pengaruh positif yang signifikan
20
pada level 10% antara reputasi auditor terhadap indeks pengungkapan sukarela (p-value
0,053 < alpha 0,10); terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara opini audit terhadap
ketepatan penyampaian laporan keuangan (p-value 0,005 < alpha 0,05); dan terdapat
pengaruh positif signifikan antara growth terhadap koefisien respon laba (p-value 0,000
< alpha 0,05). Hanya satu variabel kontrol yang tidak terbukti berpengaruh signifikan
yaitu persistensi laba terhadap ERC.
Tabel 6. Hasil Pengujian Pengaruh Tidak Langsung
Path Analysis
Direct Path Analysis :
LEV
ERC
LEV
DISC
DISC
ERC
SIZE
ERC
SIZE
TIME
TIME
ERC
Indirect Path Analysis :
LEV
DISC
SIZE
TIME
ERC
ERC
Estimate
Kesimpulan
-0.172
0.017
0.188
-0.229
-0.032
0.148
negatif, signifikan
positif, tidak signifikan
positif, signifikan
negatif, signifikan
negatif, tidak signifikan
positif, signifikan (alpha 10%)
0,003
-0,005
21
22
lebih dari perusahaan yang kecil. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Chaney
dan Jeter (1991) dan Collins dan Kothari (1989).
5. Pengujian pada pengaruh size terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan tidak ditemukan hasil yang signifikan. Hasil penelitian ini pun tidak sejalan
dengan Dyer dan Hugh (1975), Schwartz dan Soo (1996), Oktorina dan Suharli (2005),
Givoly dan Palmon dan Annisa (1982) dan Owushu dan Ansah (2000).
6. Hasil penelitian ini membuktikann bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan
berpengaruh signifikan terhadap ERC. Namun penelitian tentang pengaruh ketepatan
waktu pelaporan keuangan terhadap ERC belum banyak dilakukan. Hasil penelitian
yang ditemukan penulis adalah sejalan dengan Syafrudin (2004).
7. Diclosure dalam penelitian ini bukan merupakan variabel intervening bagi hubungan
antara leverage dengan ERC. Dengan demikian perumusan masalah, apakah leverage
melalui disclosure berpengaruh terhadap ERC tidak dapat dibuktikan.Demikian pula
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Timeliness) tidak terbukti sebagai
variabel intervening pada hubungan antara ukuran perusahaan terhadap ERC. Dengan
demikian perumusan masalah apakah size malalui timeliness berpengaruh terhadap
ERC tidak dapat dibuktikan.
B. Keterbatasan Penelitian
Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini :
1. Penggunaan checklist mengakibatkan kesulitan membedakan kualitas ungkapan
sukarela antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya.
2.
23
5.
serta
mempertimbangkan
berbagai
faktor
ekonomi
yang
dapat
24
Adhariani (2005) Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan
Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC). Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol 2, No.1 : 24-57
Ali, A. Dan P. Zarowin, 1992, Permanent vs. Transitory Components of Annual Earnings
and Estimation Error in Earning Response Coefficients. Journal of Accounting
and Economics, 15, 249-64
Ainun dan Fuad Rachman (2000), Analisis Hubungan antara Kelengkapan Pengungkapan
Laporan Keuangan dengan Struktur Modal dan Tipe Kepemilikan Perusahaan.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 115 No.I pp.70-82
Annisa, Nur. (2004). Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan: Kajian atas
Kinerja Manajemen, Kualitas Auditor, dan Opini Audit. Balance, 2, 45-53.
Basu, Sudipto (1977) The conservatism principle and the asymmetric timeliness of
earnings. Journal of accounting and economics. 24, pp. 3-37
Beaver, W.R. Lambert dan D,. Morse. 1980. The information content of security prices.
Journal of Accounting and Economics. 24 pp.3-37
Beaver, W.H. Clark, R, W.F. Wright. 1979. The Association between unsystemic security
returns and the magnitude of earning forecast error. Journal of Accounting
Research. 17 pp.316-340
Chandrarin, G., 2002. The Impact of Accounting Methods of Translation Gains (Losses) on
the Earnings Response Coefficients. Proceeding Articles on SNA 5 24-35.
Chaney, P.K. dan D.C. Jeter, 1991, The Effect of Size on the Magnitude of Long Window
Earnings Response Coefficients", Contemporary Accounting Research 8, No.2 :
540-560.
Cho, J.Y and K. Jung. (1991). Earnings Response Coefficient: A Sythesis of Theory and
Empirical Evidence. Journal of Accounting Literature. 10: 85-116.
Dyer, J.C.IV. and A.J. McHugh,1975. The Timeliness Of The Australia Annual Report.
Journal of Accounting Research. Autumn pp.204-220.
Easton, P.D. dan M. Zmijewski. 1989. Cross-sectional Variation in the Stock Market
Response to Accounting Earnings Announcements. Journal of Accounting and
Economics 11:117-141.
Gelb, David dan Paul Zarowin. Corporate Disclosure Policy and the Informativeness of
Stock Prices. Style sheet. http//papers.ssrn.com (Juni 2000)
Givoly, D and D. Palmon. (1982). Timeliness of Annual Earning Announcement: Some
Empirical Evidence. The Accounting Review. 57. July. Pp.486-508.
Hair, Anderson, Tatham, Black (1995). Multivariate Data Analysis. 5th ed. Pearson
Education
Holthausen dan Verrechia (1988). The Effect of Sequential Information Release on The
Variance of Price Changes In An Intertemporal Multi Assets Market. Journal of
Accounting Research 26 (spring), pp.82-106
Fitriani (2001). Signifikasi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib Dan
Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Jakarta. Makalah Simposium Nasional Akuntansi IV, Bandung. : Universitas
Padjajaran dan Ikatan Akuntan Indonesia pp.133-154.
Jensen-Meckling (1976)The Agency Theory Of The Firm : Managerial Behavior, Agency
Cost And Ownership Structure Journal of Financial Economics 3 : 305-360
Kalapur, Sanjay, 1994, Dividend Payour Ratio as Determinant of Earnings Response
Coefficient, Journal of Accounting and Economics. 17: 359-375
Kormendi, R dan R. Lipe, 1987, Earnings Innovations, Earnings Persistance, and Stock
Return, Journal of Business 60:323-345.
25
Kothari S.P. and R.G. Sloan, 1999 Information in prices about future earnings :
Implications for earnings response coefficients. Journal of accounting and
economics, 15, 143-71
Lang M dan R.J. Lundholm. 1993. Cross sectional determinants of analysist rating of
corporate disclosure. Journal of accounting research, 31 : 246-271.
Lev (1989). On usefulness of earnings : Lesson ans directions from two decades of
empirical research. Journal of Accounting Research 27 (supplement) pp. 153-192
Lipe, R.C., 1990, The Relations Between Stock Return, Accounting Earnings and
Alternative Information, Accounting Review (Januari): 49-71.
Meek, Robert dan Gray (1955) Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Perusahaan
Terhadap Kelengkapan Laporan Keuangan
Nugrahanti, Yeterina Widi (2006) Hubungan Antara Luas Ungkapan Sukarela Dalam
Laporan Tahunan Dengan Earnings Response Coefficient Dan Volume
Perdagangan Pada Saat Pengumuman Laba. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol XII
No.2 : 152-171.
Oktorina, Megawati dan Michell Suharli. (2005). Studi Empiris Terhadap Faktor-Faktor
Penentu Kepatuhan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, 2 (119-132)
Owusu, Stephen amd Ansah. (2000). Timeliness of Corporate Financial Reporting in
Emerging Capital Market: Empirical Evidence from The Zimbabwe Stock
Exchange. Journal Accounting and Business. Vol.30.Pp.241.
Suripto, Bambang, 1999. The Firm Characteristic Effect To Extent Of Voluntary Disclosure
In The Annual Report. Simposium Nasional Akuntansi, II : 1-17
Schwartz, K., dan Soo, B., 1996. Evidence of Regulatory Non-Compliance with SEC
Disclosure Rules on Auditor Changes. The Accounting Review 4th Ed. October.
Syafrudin, M. (2004). Pengaruh Ketidaktepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan
pada Earnings Response Coefficient: Studi di BEJ. Simposium Nasional Akuntansi,
VII: 754-765.
Teets, W.R. dan C.E. Wasley. 1996. Estimating Earning Response Coefficients: Pooled
versus Firm Specific Models. Journal of Accounting and Economics. 21, 279-295
Teoh, S.H., and T.J., Wong. 1993. Perceived Auditor Quality and Earning Response
Coefficients. The Accounting Review. 68, April: 346-366
Weston, Fred J and Thomas E, Copeland, 1995. Manajemen Keuangan. Edisi 9 Jilid 1.
Binarupa Aksara, Jakarta
Widiastuti, Harjanti, 2002. Pengaruh Luas Ungkapan Sukarela Terhadap Reaksi Investor.
Simposium Nasional Akuntansi VI: 1314-1326.
26