You are on page 1of 15

JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410 - 9875

Vol. 16, No. 2, Desember 2014, Hlm. 166-180 http: //www.tsm.ac.id/JBA

HUBUNGAN ANTARA VARIABEL AKUNTANSI DAN


RETURN SAHAM DENGAN BETA SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING

AGUSTIN PALUPI

STIE Trisakti
poppy.ae78@gmail.com

Abstract : The purpose of this research is to analyze Beta (systematic risk) as an intervening
variable between accounting variables (Dividend Payout Ratio, Assets Growth, Firm Size,
Liquidity, Financial Leverage, Earnings Variability and Accounting Beta) and share return of
companies listed at the Indonesia Stock Exchange. Data employed in this study was pooled
data during the period of 2001 till 2005 which consist of 624 firm-years. The analysis tools
used in this research is stucural equation model (SEM). The results of this research show
that Beta acts as an intervening variable between Dividend Payout Ratio, Firm Size and
Financial Leverage and share return. Whilest the other accounting variables (assets growth
and earnings variability) have direct effect on the stock return. Evidence in small firms
indicates that certain factors have direct influence to investing decision such as firm size,
earnings variability and accounting Beta. The test also suggests that Beta affect relation
between dividend payout ratio, firm size and leverage and share return. This research finds
no support for the role of liquidity and accounting Beta neither directly to return no intervened
by Beta. The whole result is consistent with the proposition that Beta has important role in
investing decision besides accounting information.
Keywords : Share return, assets growth, firm size, financial leverage, earnings variability,
beta.

Abstrak : Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis Beta (risiko sistematis) sebagai
variabel intervening antara variabel akuntansi (Dividend Payout Ratio, Pertumbuhan Aset,
Ukuran, Likuiditas, Leverage Keuangan, Variabilitas Laba dan Beta Akuntansi) dan return
saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam
penelitian selama perioda 2001 sampai 2005 yang terdiri dari 624 perusahaan-tahun. Alat
analisis yang digunakan dalam penelitian adalah model persamaan stuktural (SEM). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Beta sebagai variabel intervening antara Dividend Payout
Ratio, Ukuran Perusahaan dan Financial Leverage dan return saham. Sementara, variabel
akuntansi lainnya (pertumbuhan aset dan variabilitas laba) memiliki efek langsung pada
return saham. Bukti di perusahaan kecil menunjukkan bahwa faktor-faktor tertentu memiliki
pengaruh langsung terhadap investasi keputusan seperti ukuran perusahaan, variabilitas
laba dan Beta akuntansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Beta mempengaruhi hubungan
antara dividend payout ratio, ukuran perusahaan dan leverage dengan return saham.
Penelitian ini tidak menemukan dukungan untuk likuiditas dan Beta akuntansi berpengaruh

166
ISSN: 1410 – 9875 Agustin Palupi

langsung terhadap return saham maupun tidak langsung melalui Beta. Seluruh hasil konsisten
dengan proposisi bahwa Beta memiliki peran penting dalam investasi keputusan selain
informasi akuntansi.

Kata kunci : Return saham, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, leverage keuangan,
variabilitas laba, beta.

PENDAHULUAN Indonesia juga dilakukan oleh Tandelilin (1997),


Mardiyah dan Indriantoro (1999), Natarsyah
Pasar di Indonesia adalah emerging (2000), Susilawati dan Utami (2001) dan Setiawan
market, dimana sumber informasi utama yang (2003) dengan menggunakan proksi variabel
dapat digunakan dalam proses pengambilan akuntansi yang berbeda dan hasil penelitian
keputusan investasi adalah berasal dari angka tentang hubungan antara ukuran akuntansi dan
pada laporan keuangan. Oleh karena itu, laporan risiko sistematis yang juga beragam.
keuangan merupakan hal yang sangat penting Penelitian tentang hubungan informasi
dalam analisis keputusan investasi. Informasi akuntansi dengan return juga telah diteliti oleh
akuntansi dapat digunakan untuk memprediksi O’Conner dan Melvin (1975) dan kemudian di-
return saham, karena informasi akuntansi yang lanjutkan oleh Ou dan Penman (1989). Hasilnya,
tercermin dalam laporan keuangan dapat diper- rasio keuangan memiliki informasi yang tidak
gunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Infor- tercermin pada harga saham. Penelitian tersebut
masi akuntansi dalam bentuk rasio keuangan oleh Ou dan Penman kemudian dikembangkan
dikatakan mempunyai kandungan informasi, jika dengan yang melakukan penelitian secara ter-
informasi akuntansi dalam bentuk rasio keuangan pisah. Ou (1990) melakukan pengujian terhadap
memiliki kemampuan prediksi ketika diasosiasi kemampuan memprediksi laba satu tahun ke
dengan retun. Oleh karena itu, dengan mende- depan serta kandungan informasi pada data
teksi manfaat informasi akuntansi dengan mem- dalam pelaporan keuangan selain laba dan
prediksi return saham yang dihubungkan dengan komponennya. Hasil penelitian ini, terdapat 8
karakteristik industri tertentu dapat memberi rasio keuangan yang terbukti signifikan dalam
acuan bagi investor dalam pembuatan keputusan memprediksi laba satu tahun ke depan. Sedang-
bisnis (Tuasikal 2002). kan penelitian Penman (1992) menyimpulkan
Penelitian tentang hubungan antara bahwa informasi yang diberikan dalam pelaporan
informasi akuntansi dan risiko pasar diawali oleh keuangan terbukti relevan untuk mengevaluasi
Beaver et al. (1970) secara empiris dan dilanjut- pertumbuhan laba. Di Indonesia, penelitian ten-
kan oleh Bowman (1979). Beaver (1970) mene- tang manfaat rasio keuangan dalam memprediksi
mukan bukti adanya hubungan antara ukuran laba telah dilakukan oleh Trisnawati (1999), Nur
akuntansi seperti dividend payout, pertumbuhan, (2001), Tuasikal (2002), dan Kennedy (2003)
leverage, likuiditas, ukuran aset, variabilitas laba dengan menggunakan rasio yang berbeda.
dan kovariabilitas laba dengan risiko sistematis. Penelitian–penelitian yang ada banyak
Sementara itu, Bowman (1979) menunjukkan yang melihat faktor-faktor yang mempengaruhi
bahwa secara teoretikal risiko sistematis bukan Beta dan return namun belum ada yang melihat
merupakan fungsi dari variabilitas laba, pertum- Beta sebagai variabel intervening. Sehingga
buhan atau kebijakan dividend payout ratio dan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji
hanya menemukan bahwa risiko sistematis apakah investor dalam pengambilan keputusan
berhubungan secara teoretis dengan leverage investasi secara langsung melihat angka-angka
perusahaan dan Beta akuntansi. Penelitian ten- pada laporan keuangan atau terlebih dahulu
tang faktor-faktor yang mempengaruhi Beta di mempertimbangkan risiko sistematisnya.

167
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 16, No. 2 Desember 2014

Hubungan Variabel Akuntansi dan Return memiliki pengaruh terhadap Beta adalah pem-
Saham bayaran dividen, leverage, variabilitas laba dan
Penelitian yang menguji hubungan an- beta akuntansi.
tara variabel akuntansi dilakukan oleh O’Conner Melanjutkan penelitian yang dilakukan
dan Melvin (1975) yang menguji apakah rasio oleh Beaver et al. (1970), Bowman (1979) ber-
keuangan dapat digunakan untuk memprediksi tujuan menyediakan dasar teoretikal untuk riset
keuntungan saham (rate of return). Kesimpulan empiris atas hubungan antara risiko sistematik
analisis univariate per tahun menunjukkan ada- dan variabel keuangan (akuntansi) dan dapat
nya kemampuan rasio keuangan dalam mem- digunakan untuk memprediksi risiko dimasa
prediksi rate of return untuk periode lima tahun depan. Variabel akuntansi yang digunakan sama
lebih tinggi daripada periode tiga tahun. Penelitian dengan yang telah digunakan dalam penelitian
ini kemudian dilanjutkan oleh Ou dan Penman Beaver et al. (1970). Hasilnya terdapat hubungan
(1989) menggunakan 68 rasio keuangan dan teoritis antara systematic risk dengan leverage
hasilnya rasio keuangan memiliki informasi yang perusahaan dan Beta akuntansi. Systematic risk
tidak tercermin pada harga saham. Penelitian bukan merupakan fungsi dari variabilitas laba,
tersebut oleh Ou dan Penman kemudian dikem- pertumbuhan aset, ukuran perusahaan atau ke-
bangkan dengan melakukan penelitian secara bijakan dividend. Penelitian tentang faktor-faktor
terpisah. Hasil penelitian Ou (1990) adalah ter- yang mempengaruhi Beta di Indonesia juga
dapat 8 rasio keuangan yang terbukti signifikan dilakukan oleh Tandelilin (1997), Mardiyah dan
dalam memprediksi laba satu tahun ke depan. Indriantoro (1999), Natarsyah (2000), Susilawati
Sedangkan penelitian Penman (1992) berkesim- dan Utami (2001), Setiawan (2003) yang meng-
pulan bahwa informasi yang diberikan dalam hasilkan kesimpulan yang beragam.
pelaporan keuangan terbukti relevan untuk
mengevaluasi pertumbuhan laba. Di Indonesia, Hubungan Beta dengan Return Saham
penelitian tentang manfaat rasio keuangan dan Hubungan Beta dengan reaksi pasar
juga diteliti oleh Prasetyo (2000) namun dihubung-
return dilakukan oleh Trisnawati (1999), Nur
kan dengan investment opportunity set (IOS).
(2001), Tuasikal (2002), dan Kennedy (2003)
Hasil penelitiannya adalah tidak terbukti adanya
melakukan penelitian dengan menggunakan
hubungan yang signifikan antara IOS dengan
rasio dan hasil yang berbeda tentang faktor-
Beta dan terdapat perbedaan antara growth firms
faktor yang mempengaruhi return saham.
dengan non growth firm terhadap reaksi pasar.
Munandar (2003) menguji pengaruh
Hubungan Variabel Akuntansi dengan Beta
market Beta, ukuran perusahaan, prospek per-
Penelitian tentang hubungan variabel
usahaan, tingkat financial leverage, proporsi
akuntansi dengan risiko sistematik (Beta) dila-
kepemilikan investor asing dan sektor industri
kukan oleh Beaver et al. (1970) meneliti faktor-
terhadap return saham. Hasil penelitiannya
faktor yang mempengaruhi Beta. Faktor-faktor
adalah semua variabel secara bersama-sama
tersebut adalah leverage, likuiditas, variabilitas
terbukti berpengaruh terhadap cross-sectional
laba, pembayaran dividen, ukuran perusahaan,
return. Market Beta tidak terbukti memiliki peng-
pertumbuhan aset dan beta akuntansi. Hasil pe-
aruh positif terhadap return saham bahkan justru
nelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan aset,
negatif. Ukuran perusahaan, prospek perusahaan,
leverage, variabilitas laba dan beta akuntansi
tingkat financial leverage, proporsi kepemilikan
menunjukkan hubungan positif dengan Beta
investor asing tidak berpengaruh terhadap return
sedangkan ukuran perusahaan, pembayaran
saham. Sedangkan sektor industri dan perioda
dividen dan likuiditas menunjukkan hubungan
tahun penelitian terbukti memiliki pengaruh ter-
yang negatif dengan Beta. Namun yang terbukti
hadap return saham.

168
ISSN: 1410 – 9875 Agustin Palupi

Hadad et al. (2004) melakukan penelitian METODA PENELITIAN


terhadap Beta sektor yang digunakan sebagai
proksi imbal hasil (return) dan indikator risiko di Populasi penelitian ini adalah semua
pasar saham. Hasil penelitian ini adalah Beta perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indone-
historis memiliki informasi yang cukup berman- sia mulai 2001 sampai 2005. Sedangkan per-
faat mengenai imbal hasil beberapa sektor ter- usahaan yang diambil sebagai sampel adalah
tentu di masa yang akan datang (future excess perusahaan non keuangan. Setelah dikeluarkan
return) khususnya pada periode tiga dan eman angka yang extrime observation, total sampel
bulan. Sedangkan analisis volatilitas harga saham adalah sebanyak 624 firm-years. Data yang di-
dapat dilakukan dengan menggunakan proyeksi gunakan dalam penelitian ini adalah data sekun-
imbal hasil berdasarkan nilai Beta sehingga der yang diperoleh dari database OSIRIS yang
analisis ini dapat dimanfaatkan untuk meleng- memuat informasi mengenai laporan keuangan
kapi aspek pemantauan kondisi volatilitas sektor perusahaan sampel. Sedangkan data tambahan
tertentu. diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal
Lianawati dan Butar-Butar (2004) me- (PRPM) di Bursa Efek Indonesia. Data tersebut
lakukan penelitian mengenai pergeseran Beta berupa harga saham penutupan harian dan
sekuritas individu di sekitar pengumuman laba Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2001
dan apakah pergeseran ini berhubungan dengan sampai 2005 dan Pojok Bursa Universitas
karakteristik-karakteristik perusahaan tertentu, Brawijaya-Malang untuk data Beta yang telah di
seperti ukuran perusahaan dan ketepatan peng- koreksi berdasarkan perhitungan ISDM (Indo-
umuman laba. Kesimpulan yang diperoleh pada nesian Security Database) PPA UGM.
penelitian ini adalah terdapat pergeseran Beta Analisis Beta sebagai variabel inter-
sekuritas di sekitar pengumuman laba namun vening antara variabel akuntansi dengan return
pergeseran Beta tersebut tidak berhubungan (CAR), maka digunakan tiga model secara si-
dengan ukuran perusahaan dan variabilitas laba. multan menggunakan Struktural Equation Model
Gumanti dan Ariyanto (2005) melakukan (SEM) dengan software Lisrel 8.72. dimana va-
pengujian tentang Beta akuntansi yang diguna- riabel akuntansi yang digunakan mengacu pada
penelitian yang telah dilakukan oleh Beaver et
kan sebagai proksi risiko pada saat IPO. Hasil
al. (1970) dan Bowman (1979). Adapun model
penelitiannya adalah Beta akuntansi terbukti
penelitiannya ada pada gambar di bawah ini.
dapat dijadikan proksi dari risiko pada saat IPO
namun tidak ada hubungannya terhadap return
saham.
Hasil-hasil penelitian empiris di atas se-
cara umum mengindikasikan adanya hubungan
antara ketiganya, yaitu antara Beta dan return
saham, variabel akuntansi dan Beta dan variabel
akuntansi dan return saham. Namun demikian,
hubungan ini secara simultan belum dilakukan.
Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan di
atas, maka hipotesis utama yang diajukan dalam
penelitian ini adalah variabel akuntansi memiliki
pengaruh terhadap return saham dengan mela-
lui Beta sebagai variabel intervening.

169
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 16, No. 2 Desember 2014

Model 2
Variabel Akuntansi: Risiko
(dividend payout ratio, pertumbuhan aset, Sistemastis
ukuran perusahaan, likuiditas, financial (BETA)
leverage, Beta akuntansi, dan Variabilitas
laba)

Model 1 Model 3
Return Saham
(CAR)

Gambar 1 Model Penelitian

Model pertama yaitu melihat pengaruh pada model ketiga melihat hubungan Beta dan
variabel-variabel akuntansi secara langsung ter- CAR. Model matematis dalam penelitian ini ada-
hadap CAR. Pada model kedua melihat pengaruh lah sebagai berikut :
variabel akuntansi terhadap Beta. Sedangkan
:
Model 1: CAR= a0+a1DPRit +a2AGROWTHit +a3MCAPit +a4LIQit +a5FLEVit +a6EVARit +a7ACCBETAit +e
(+) (+) (-) (+) (-) (+) (+)

Model 2: BETA= a0+a1DPRit +a2AGROWTHit +a3MCAPit +a4LIQit +a5FLEVit +a6EVARit +a7ACCBETAit +e


(+) (+) (-) (+) (-) (+) (+)

Model 3: CAR= a0+a1BETAit +e


(+)

Keterangan:
DPR : Dividend Payout Ratio yang dihitung dari diveden yang dibagikan dibagi dengan laba bersih
AGROWTH : Rasio dari perubahan asset yang merupakan proxy dari pertumbuhan (growth) perusahaan
MCAP : Log dari kapitalisasi pasar (market capitalisation) yang merupakan proxy dari ukuran perusahaan
LIQ : Merupakan current ratio yang digunakan sebagai proxy dari likuiditas perusahaan
FLEV : Total hutang dibagi dengan total aktiva yang digunakan sebagai proxy Financial Leverage
EVAR : Variabilitas Laba yang merupakan standar deviasi dari Net Income dibagi Market Capitalisation
ACCBETA : Proxy resiko yang menggunakan data akuntansi (Earning per Share)
BETA : Beta koreksi yang diperoleh dari ISMD (Indonesian Security Market Database) PPA UGM yang
merupakan proxy dari resiko
CAR : Cummulative Abnormal Return yang dihitung selama periode 15 bulan mulai dari 1 Januari 2001

170
ISSN: 1410 – 9875 Agustin Palupi

HASIL PENELITIAN dengan risiko pasar. Variabel Beta akuntansi


sampel juga menjelaskan bahwa secara rata-
Berdasarkan Tabel 1 rata-rata BETA rata memiliki risiko positif (rata-rata = 0,0529).
yang digunakan sebagai proksi risiko dari 624 Atau dengan kata lain, sebanding dengan risiko
sampel perusahaan adalah 0,803 dengan stan- pasar. Dividend Payout Ratio (DPR) menunjukkan
dar deviasi 1,022. Hal ini mengindikasikan bahwa angka minimum – 0,5685. Hal ini mengindikasi-
perusahaan yang termasuk dalam sampel pene- kan bahwa kemungkinan ada perusahaan yang
litian secara rata-rata memiliki risiko yang positif rugi namun tetap membagikan dividen.

Tabel 1 Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


DPR 624 -0.5685 19.2041 1.2497 2.6866
AGROWTH 624 -0.9925 2.9372 0.1286 0.4162
MCAP 624 1.3617 8.0753 5.2050 1.0182
LIQ 624 0.0300 13.0500 1.9540 1.6819
FLEV 624 0.4719 1.9463 0.2486 0.3478
EVAR 624 0.0000 5.3910 0.5239 0.9859
ACCBETA 624 -107.1582 102.6411 0.0529 14.3038
BETA 624 -0.9895 3.3530 0.8032 1.0223
CAR 624 -1.5678 1.9697 0.0087 0.5597

Keterangan:
DPR : Dividend Payout Ratio yang dihitung dari dividen yang dibagikan dibagi dengan laba bersih
AGROWTH : Rasio dari perubahan asset yang merupakan proxy dari pertumbuhan (growth) perusahaan
MCAP : Log dari kapitalisasi pasar (market capitalisation) yang merupakan proxy dari ukuran perusahaan
LIQ : Merupakan current ratio yang digunakan sebagai proxy dari likuiditas perusahaan
FLEV : Total hutang dibagi dengan total aktiva yang digunakan sebagau proxy Financial Leverage
EVAR : Variabilitas Laba yang merupakan standar deviasi dari Net Income dibagi Market Capitalisation
ACCBETA : Proxy resiko yang menggunakan data akuntansi (Earning per Share)
BETA : Beta koreksi yang diperoleh dari ISMD (Indonesian Security Market Database) PPA UGM yang
merupakan proxy dari resiko
CAR : Cummulative Abnormal Return yang dihitung selama periode 15 bulan mulai dari 1 Januari 2001

Hasil pengujian Pearson correlation pada Tabel FLEV (proksi hutang perusahaan). Sedangkan
2 menunjukkan bahwa korelasi antara BETA dan korelasi antara BETA dan EVAR (sebagai proksi
CAR adalah positif dan signifikan. Hasil pengu- variabilitas laba) adalah positif dan tidak signifi-
jian Pearson correlation ini sesuai dengan pre- kan. Hal ini tidak sesuai dengan prediksi yang
diksi yang menyatakan adanya korelasi positif menyatakan bahwa semakin tinggi variabilitas
antara risiko sistematis dengan return saham. laba maka risikonya semakin kecil. Pengaruh
Semakin besar risiko sistematisnya (diproxikan variabel akuntansi terhadap CAR (sebagai prok-
dengan BETA), maka return saham semakin be- si return saham) yang memiliki korelasi signifikan
sar. Korelasi antara BETA dan variabel akuntansi adalah AGROWTH (sebagai proksi pertumbuhan
yang signifikan adalah dengan DPR (proksi aset), EVAR yang merupakan proksi variabilitas
dividen), MCAP (proksi ukuran perusahaan), dan laba dan ACCBETA (proksi lain risiko).

171
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 16, No. 2 Desember 2014

TABEL 2.
Pearson Correlation antara Variabel-variabel Penelitian

CAR DPR AGROWTH MCAP LIQ FLEV EVAR ACCBETA BETA


CAR 1,000 0,043 -0,104 0,010 -0,037 -0,004 0,170 -0,059 0,081
(0,141) (-0,004)*** (0,397) (0,180) (0,457) (0,000)*** (0,072)* (0,022)**
DPR 1,000 -0,047 0,121 0,210 -0,322 -0,167 -0,037 0,114
(0,123) (0,001)*** (0,000)*** (0,000)*** (0,000)*** (0,181) (0,002)***
AGROWTH 1,000 0,084 0,029 0,032 -0,090 0,080 -0,045
(0,018)** (0,238) (0,211) (0,012)*** (0,022) (0,128)
MCAP 1,000 0,048 -0,113 -0,111 0,001 -0,071
(0,113) (0,002)*** (0,003)*** (0,485) (0,038)**
LIQ 1,000 -0,470 -0,213 0,018 -0,020
(0,000)*** (0,000)*** (0,331) (0,311)
FLEV 1,000 0,312 0,027 0,091
(0,000)*** (0,253) (0,012)***
EVAR 1,000 0,071 0,016
(0,039)** (0,347)
ACCBETA 1,000 -0,020
(0,312)
BETA 1,000

Keterangan:
Angka di dalam kurung adalah sig (1-tailed).
***signifikan pada a=1%, **signifikan pada a= 5%, *signifikan pada a=10%

DPR : Dividend Payout Ratio yang dihitung dari diveden yang dibagikan dibagi dengan laba bersih
AGROWTH : Rasio dari perubahan asset yang merupakan proxy dari pertumbuhan (growth) perusahaan
MCAP : Log dari kapitalisasi pasar (market capitalisation) yang merupakan proxy dari ukuran perusahaan
LIQ : Merupakan current ratio yang digunakan sebagai proxy dari likuiditas perusahaan
FLEV : Total hutang dibagi dengan total aktiva yang digunakan sebagai proxy Financial Leverage
EVAR : Variabilitas Laba yang merupakan standar deviasi dari Net Income dibagi Market Capitalisation
ACCBETA : Proxy resiko yang menggunakan data akuntansi (Earning per Share)
BETA : Beta koreksi yang diperoleh dari ISMD (Indonesian Security Market Database) PPA UGM yang
merupakan proxy dari resiko
CAR : Cummulative Abnormal Return yang dihitung selama periode 15 bulan mulai dari 1 Januari 2001

Ukuran goodness-of-fit menunjukkan bahwa se- Artinya, semakin tinggi pertumbuhan aset peru-
cara keseluruhan model yang dihasilkan adalah sahaan maka return akan semakin turun. Hasil
baik (saturated). Ini dikarenakan variabel-variabel ini tidak konsisten dengan Ou dan Penman (1989)
yang digunakan merupakan variabel terukur dan dan Ou (1990) karena dalam penelitiannya,
tidak terdapat variabel laten sehingga kecocokan pertumbuhan terbukti memiliki hubungan positif
model dan variabel yang teramati sangat baik. dengan return. Ketidakkonsistenan ini kemung-
Hal ini terbukti dengan adanya index goodnes of kinan disebabkan karena perusahaan dengan
fit yang baik yaitu angka degree of freedom = 0, tingkat pertumbuhan aset yang tinggi umumnya
Chi-Square= 0,00; P-value= 1,00; dan RMSEA= melakukan investasi yang tinggi pada tahun yang
0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keco- bersangkutan sehingga mengakibatkan return
cokan model dan data adalah baik (Saturated, saham di pasar rendah akibat cash flow from
Perfect Fit). operation yang negatif. Variabilitas laba dalam
Model pertama yaitu melihat pengaruh model pertama ini terbukti berpengaruh signifikan
variabel akuntansi secara langsung terhadap positif dengan CAR (t-value = 4,04 dan tingkat
CAR. Berdasarkan output path diagram dengan signifikansi 1%). Hal ini berarti bahwa semakin
software LISREL 8.72, output yang dihasilkan besar variabilitas laba maka semakin besar pula
dari model ini adalah pertumbuhan terbukti ber- return saham.
pengaruh signifikan dengan CAR (t-value= -1,92).

172
ISSN: 1410 – 9875 Agustin Palupi

Dividend payout ratio tidak terbukti yaitu hubungan Beta dengan CAR. Beta terbukti
signifikan berpengaruh terhadap CAR dengan t- marginal signifikan (10%) terhadap CAR dengan
value 1,01 dan tingkat signifikansi 5%. Hasil ini t - value 1,90. Semakin tinggi risiko sistematis
tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan perusahaan, maka semakin besar pula return.
oleh Kennedy (2003) yang menyatakan adanya Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilaku-
hubungan yang signifikan antara dividend payout kan oleh Munandar (2003) dan Hadad et al. (2004).
ratio dan return saham. Ketidakkonsistenan ini Untuk membuktikan bahwa BETA merupakan
dianalisis lebih lanjut pada model dua, sehingga variabel intervening, lebih lanjut harus dilihat
dapat ditarik kesimpulan alasan dividend payout variabel akuntansi yang terbukti signifikan.
ratio tidak terbukti berpengaruh signifikan secara Uji pengaruh langsung variabel akuntansi
langsung terhadap return saham atau dengan terhadap return saham, variabel akuntansi yang
kata lain kemungkinan adanya variabel intervening tidak terbukti signifikan adalah dividend payout
antara dividend payout ratio dan return saham. ratio (DPR), ukuran perusahaan, leverage, likuidi-
Ukuran perusahaan (t-value=0,81) tidak tas dan Beta akuntansi. Artinya, masing-masing
terbukti signifikan. Hasil ini tidak konsisten dengan variabel tersebut secara langsung tidak terbukti
penelitian Nur (2001) yang menyatakan bahwa berpengaruh terhadap CAR sehingga perlu di-
ukuran perusahaan terbukti memiliki pengaruh analisis lebih lanjut untuk melihat kemungkinan
yang signifikan terhadap return saham. Hal ini adanya variabel intervening antara variabel
perlu dilihat lebih lanjut pada model dua, se- akuntansi tersebut dan return saham.
hingga kemungkinan ukuran perusahaan tidak Hasil pengujian model kedua untuk
terbukti berpengaruh signifikan secara langsung dividend payout ratio (DPR) terbukti signifikan
terhadap return saham atau dengan kata lain, dengan CAR melalui risiko sistematis (t-value
adanya variabel intervening antara ukuran per- 3,87 dan tingkat signifikansi 1%). Artinya hu-
usahaan dan return saham. bungan dividend payout ratio dan CAR dimediasi
Leverage (t - value = - 1,34) juga tidak oleh Beta. Semakin besar jumlah dividend pay-
terbukti signifikan. Hal ini tidak konsisten dengan
out ratio yang dibagikan, maka risikonya juga
penelitian Kennedy (2003) yang menyatakan bah-
semakin besar akibatnya return saham yang di-
wa adanya pengaruh signifikan antara leverage
dapatkan juga semakin besar. Hasil ini didukung
dan return saham. Ketidakkonsistenan ini perlu
dengan Model pertama yang menguji pengaruh
dilihat lebih lanjut pada model dua, sehingga
dividend payout ratio secara langsung terhadap
kemungkinan alasan leverage tidak terbukti ber-
CAR yang tidak terbukti signifikan. Beta terbukti
pengaruh signifikan secara langsung terhadap
sebagai variabel intervening antara dividend
return saham atau dengan kata lain, kemungkinan
payout ratio dan CAR.
adanya variabel intervening antara leverage dan
return saham. Ukuran perusahaan (t – value = - 1,81)
Likuiditas (t - value = - 0,72), dan Beta terbukti marginal signifikan tingkat signifikansi
akuntansi (t-value= -1,53) tidak terbukti signifikan 10% dengan Beta. Artinya hubungan antara ukur-
terhadap CAR pada tingkat signifikansi 5%. an perusahaan dan return saham dimediasi oleh
Artinya, masing-masing variabel tersebut secara Beta. Semakin besar ukuran perusahaan, maka
langsung tidak terbukti berpengaruh terhadap risikonya akan semakin kecil, akibatnya return
CAR sehingga perlu dianalisis lebih lanjut pada saham yang didapatkan juga semakin kecil. Hasil
model dua untuk melihat kemungkinan adanya ini didukung dengan model pertama yang meng-
variabel intervening antara likuiditas dan Beta uji pengaruh ukuran perusahaan secara langsung
akuntansi dengan return saham. terhadap return saham yang tidak terbukti signifi-
Analisis untuk membuktikan Beta sebagai kan. Beta terbukti sebagai variabel intervening
variabel intervening adalah melihat model ketiga antara ukuran perusahaan dan return saham.

173
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 16, No. 2 Desember 2014

Financial leverage dalam model kedua an. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilaku-
ini terbukti signifikan positif dengan return mela- kan oleh Rodoni (2006). Sama halnya dengan
lui risiko sistematis (t-value = 3,11 dan tingkat likuiditas, Beta akuntansi tidak terbukti signifikan
signifikansi 1%). Hal ini berarti bahwa semakin kemungkinan disebabkan para pelaku pasar
besar hutang perusahaan maka risiko sistema- kurang memperhitungkan risiko dilihat dari angka
tisnya akan meningkat sehingga akibatnya return pada laporan keuangan. Untuk itu, perlu dilaku-
saham yang diperoleh juga akan meningkat. kan penelitian lebih lanjut mengenai peranan
Hasil ini didukung dengan model pertama untuk Beta dalam hubungan antara likuiditas dan Beta
leverage yang tidak terbukti signifikan hubungan- akuntansi terhadap return saham.
nya secara langsung dengan return. Beta ter- Hasil kedua model tersebut membuktikan
bukti sebagai variabel intervening antara hutang bahwa variabel akuntansi baik hubungannya
perusahaan dan return saham. secara langsung terhadap return maupun melalui
Lain halnya dengan pertumbuhan aset Beta yang berperan sebagai variabel intervening
perusahaan yang tidak terbukti signifikan (t-value antara variabel akuntansi dan return saham
= -0,92) terhadap CAR melalui risiko sistematis. menunjukkan pengaruh yang konsisten. Antara
Semakin tinggi pertumbuhan perusahaan maka pertumbuhan perusahaan dan variabilitas laba
risiko sistematisnya akan menurun akibatnya memiliki hubungan langsung dengan return saham
return saham yang diperoleh akan meningkat tanpa melalui Beta sebagai variabel intervening.
juga tidak terbukti signifikan. Hal ini konsisten Sedangkan dividend payout ratio, ukuran perusa-
dengan hasil sebelumnya yang menguji hubung- haan dan hutang perusahaan terbukti signifikan
an antara pertumbuhan aset perusahaan dan berpengaruh terhadap return saham dengan
return saham secara langsung yang terbukti Beta sebagai varianel intervening. Untuk likuiditas
marginal signifikan 10% (t-value = -1,92). Pada perusahaan dan Beta akuntansi perusahaan
hubungan antara pertumbuhan aset dan return tidak terbukti signifikan berpengaruh secara
saham, Beta tidak terbukti signifikan sebagai langsung terhadap return saham maupun dengan
variabel intervening. Beta sebagai variabel intervening. Secara kese-
Variabilitas laba (t – value = - 0,23) juga luruhan dapat disimpulkan bahwa tidak semua
tidak terbukti signifikan terhadap CAR melalui angka kinerja akuntansi dapat langsung digu-
Beta. Hasil ini juga sesuai dengan model per- nakan dalam analisis keputusan investasi. Pada
tama yang menguji variabilitas laba berpengaruh penelitian ini, yang terbukti signifikan dapat digu-
secara langsung terhadap return saham dan ter- nakan secara langsung dalam analisis keputusan
bukti berpengaruh secara signifikan 1% (t-value= investasi adalah pertumbuhan aset dan variabi-
4,45). litas laba. Sedangkan dalam beberapa indikator
Likuiditas (t – value = 0,41) dan Beta kinerja akuntansi yaitu dividend payout ratio,
akuntansi (t-value=-0,36) tidak terbukti signifikan ukuran perusahaan dan financial leverage ter-
terhadap return saham melalui risiko sistematis. bukti harus dikaitkan terlebih dahulu dengan
Artinya, masing-masing variabel tersebut dengan risiko sistematis dalam pengambilan keputusan
melalui risiko sistematis tidak terbukti berpenga- investasi.
ruh terhadap return saham. Likuiditas dan Beta Hasil pengujian untuk keseluruhan model
akuntansi dengan return saham pada model berdasarkan output path diagram dapat dilihat
pertama juga tidak terbukti signifikan. Hasil ini pada tabel berikut :
kemungkinan disebabkan pada pesar di Indone-
sia, pengguna laporan keuangan lebih memper-
hatikan angka likuiditas saham dibandingkan
angka likuiditas yang berasal dari laporan keuang-

174
ISSN: 1410 – 9875 Agustin Palupi

Tabel 3 Hasil Pengujian Model

Model 1 Model 2 Model 3


Parameter Pred. sign
CAR BETA CAR

(+) 0,01 0,06 -


DPR
(1,01) (3,87)***
(+) -0,10 -0,09 -
AGROWTH
(-1,92)* (-0,92)
(+) 0,02 -0,07 -
MCAP
(0,81) (-1,81)*
(-) -0,01 0,01 -
LIQ
(-0,72) (0,41)
(+) -0,10 0,44 -
FLEV
(-1,34) (3,11)**
(+) 0,11 -0,01 -
EVAR
(4,54)*** (-0,23)
(-) 0,00 0,00 -
ACC BETA
(-1,53) (-0,36)
(+) - - 0,04
BETA
(1,90)*
2 0,048 0,039 0,007
R
c2 0 0 0
d.f 0 0 0
RMSEA 0 0 0
* Signifikan 10%, **Signifikan 5%, ***Signifikan 1%
Sumber: hasil output LISREL 8.72 yang diolah

Keterangan:
DPR : Dividend Payout Ratio yang dihitung dari dividen yang dibagikan dibagi dengan laba bersih
AGROWTH : Rasio dari perubahan asset yang merupakan proxy dari pertumbuhan (growth) perusahaan
MCAP : Log dari kapitalisasi pasar (market capitalisation) yang merupakan proxy dari ukuran perusahaan
LIQ : Merupakan current ratio yang digunakan sebagai proxy dari likuiditas perusahaan
FLEV : Total hutang dibagi dengan total aktiva yang digunakan sebagau proxy Financial Leverage
EVAR : Variabilitas Laba yang merupakan standar deviasi dari Net Income dibagi Market Capitalisation
ACCBETA : Proxy resiko yang menggunakan data akuntansi (Earning per Share)
BETA : Beta koreksi yang diperoleh dari ISMD (Indonesian Security Market Database) PPA UGM yang
merupakan proxy dari resiko
CAR : Cummulative Abnormal Return yang dihitung selama periode 15 bulan mulai dari 1 Januari 2001
(+) : Diekspektasikan hubungan positif antara variabel bebas dan variabel terikat
(-) : Diekspektasikan hubungan negatif antara variabel bebas dan variabel terikat

175
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 16, No. 2 Desember 2014

Tabel tersebut diolah dari output Lisrel 8.72 de- justru tidak lagi melihat pertumbuhan asetnya
ngan menggunakan path diagram untuk keselu- namun langsung melihat ukuran perusahaannya.
ruhan model dapat dilihat pada lampiran 1. Untuk perusahaan-perusahaan kecil, pengguna
laporan keuangan dapat langsung menggunakan
Analisis Sensitivitas variabilitas laba, ukuran perusahaan dan Beta
Pengujian sensitivitas ini dilakukan de- akuntansi dalam proses pengambilan keputusan
ngan model yang sama namun dengan data sub investasi.
sampel yaitu 50% sampel yang memiliki ukuran Variabel akuntansi yang harus dihubung-
perusahaan terkecil yang berjumlah 312 firm- kan terlebih dahulu dengan risiko sistematisnya
years. Tujuannya adalah untuk melihat apakah dalam proses pengambilan keputusan adalah
Beta pada perusahaan kecil memiliki pengaruh dividend payout ratio (sig = 5%). Hasil ini juga
yang sama, yaitu sebagai variabel intervening mendukung analisis utama (sig = 1%). Atau
antara variabel akuntansi dengan return karena dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pelaku
pada perusahaan kecil umumnya memiliki risiko pasar tidak akan langsung memperhitungkan
yang unpredictable. besarnya dividend payout ratio namun dalam
Hasil analisis sensitivitas untuk variabel proses pengambilan keputusan harus lebih da-
variabilitas laba terbukti signifikan dengan tingkat hulu mempertimbangkan risiko sistematisnya.
signifikansi 1%. Dan hasil ini konsisten dengan Leverage pada analisis sensitivitas tidak
analisis utama dengan tingkat signifikansi yang terbukti signifikan baik untuk dihubungkan secara
sama yaitu 1%. Artinya variabel variabilitas laba langsung dengan CAR maupun dengan beta
dapat digunakan secara langsung dalam pem- sebagai variabel intervening. Hal ini tidak sesuai
buatan keputusan investasi yang berhubungan dengan analisis utama, leverage terbukti signifi-
dengan return saham. kan terhadap CAR dengan melalui Beta.
Ukuran perusahaan terbukti signifikan Likuiditas perusahaan tidak terbukti sig-
1% berpengaruh secara langsung terhadap return. nifikan berpengaruh secara langsung terhadap
Hal ini berbeda dengan analisis utama, ukuran return saham maupun dengan Beta sebagai
perusahaan untuk keseluruhan sampel harus variabel intervening. Hasil ini juga mendukung
terlebih dahulu dihubungkan dengan Beta. Ukuran analisis utama. Artinya, para pelaku pasar lebih
perusahaan dapat langsung digunakan dalam memperhatikan likuiditas saham dari pada li-
proses pengambilan keputusan adalah meng- kuiditas yang berasal dari angka pada laporan
analisis perusahaan kecil. Untuk keseluruhan keuangan. Hasil path diagram analisis sensitivi-
jenis perusahaan, ukuran perusahaan harus ter- tas dapat dilihat pada Lampiran 2.
lebih dahulu dihubungkan dengan risiko sistema-
tisnya. PENUTUP
Beta akuntansi terbukti signifikan berhu-
bungan langsung terhadap CAR. Hasil ini ber- Penelitian ini melakukan pengujian ter-
beda dengan analisis utama beta akuntansi tidak hadap Beta sebagai variabel intervening dengan
terbukti signifikan. Hal ini mengindikasikan bah- menggunakan tiga model yang akan diestimasi
wa pada perusahaan-perusahaan kecil, investor dan dievaluasi signifikansinya. Model pertama
akan lebih memperhatikan angka-angka yang menguji hubungan langsung antara variabel
berasal dari laporan keuangan. akuntansi, yaitu dividend payout ratio, pertumbuh-
Pertumbuhan aset terbukti signifikan pa- an aset, ukuran perusahaan, likuiditas, financial
da analalisis utama (sig=1%) namun justru pada leverage, variabilitas laba dan Beta akuntansi
analisis sensitivitas ini tidak terbukti signifikan. terhadap return saham. Sedangkan model kedua
Hal ini dimungkinkan karena pengguna laporan dan ketiga merupakan partial mediation yang
keuangan, dalam menganalisis perusahaan kecil menguji hubungan yang sama dengan model

176
ISSN: 1410 – 9875 Agustin Palupi

pertama namun dengan memasukkan risiko sistematis pada tiap-tiap sektor industri; (2) Ke-
sistematis (Beta) sebagai variabel mediator terbatasan waktu dan kemampuan, variabel
(intervening). Simpulan dari penelitian ini adalah independen yang digunakan hanya 7 variabel,
(1) Tidak semua angka kinerja akuntansi dapat masih terdapat variabel lain yang dapat mem-
langsung digunakan dalam analisis keputusan pengaruhi Beta seperti ROE dan ROA; (3) Keter-
investasi. Variabel yang terbukti signifikan dapat batasan data yang digunakan dalam perhitungan
digunakan secara langsung dalam analisis kepu- Beta akuntansi yaitu data laba tahunan perusa-
tusan investasi adalah pertumbuhan aset dan haan selama 3 periode sebelumnya.
variabilitas laba. Sedangkan dalam beberapa Rekomendasi yang dapat diberikan un-
indikator kinerja akuntansi yaitu dividend payout tuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut
ratio, ukuran perusahaan dan financial leverage (1) Membagi sampel dalam beberapa sektor in-
terbukti harus dikaitkan terlebih dahulu dengan dustri, karena pada sektor industri yang berbeda
risiko sistematis dalam pengambilan keputusan memiliki kriteria yang berbeda sehingga dapat
investasi; (2) Analisis pada perusahaan-perusa- diuji lebih lanjut peranan Beta sebagai variabel
haan kecil menunjukkan bahwa variabel akun- intervening antara variabel akuntansi dengan
tansi yang dapat secara langsung digunakan return saham; (2) Hasil penelitian diketahui bahwa
adalah ukuran perusahaan, variabilitas laba dan kontribusi variabel independen terhadap variabel
Beta akuntansi. Sedangkan variabel akuntansi dependen (R2) masih rendah, hal ini berarti masih
yang harus lebih dahulu dihubungkan dengan terdapat variabel-variabel lainnya yang dapat
risiko sistematis adalah dividen payout ratio. Untuk menambah kontribusi. Dalam mengukur kinerja
likuiditas perusahaan tidak terbukti signifikan akuntansi, dapat menggunakan proksi yang ber-
berpengaruh secara langsung terhadap return beda atau bahkan lebih banyak sehingga dapat
saham maupun dengan Beta sebagai variabel diperoleh hasil yang lebih beragam. Misalnya
intervening. Hal ini kemungkinan disebabkan menggunakan proksi yang berbeda dalam meng-
karena investor di Indonesia tidak mempertim- ukur cumulative abnormal return seperti secara
bangkan likuiditas perusahaan berdasarkan pada random walk atau menggunakan return index
angka laporan keuangan namun dalam melaku- sektoral pada perhitungan expected return; (3)
kan analisis lebih mempertimbangkan likuiditas Menggunakan perioda yang lebih panjang atau
saham. dengan menggunakan data kuartalan dalam
Penelitian ini memiliki keterbatasan se- perhitungan Beta akuntansi sehingga risiko yang
bagai berikut (1) Perioda pengamatan selama 5 dihitung berdasarkan data akuntansi dapat ter-
tahun dan belum dibagi dalam beberapa sektor proksi dengan baik.
industri sehingga kurang mencerminkan risiko

REFERENSI :

Beaver, W.,Kettler. dan Scholes. 1970. The Association between Market Determined and Accounting Determined
Risk Measures. The Accounting Review. Vol. 45, No. 4.
Bowman, R. G. 1979. The Theoretical Relationship between Systematic risk and Financial (Accounting) Variabels.
The Journal of Finance. Vol. XXXIV No.3.
Gumanti, Tatang. Ari. 2005. Can Accounting Beta Act as a Proxy for Ex Ante Uncertainty in Initial Public Offerings:
Empirical Evidence at The Jakarta Stock Exchange, Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Hadad, Muliaman. D., Wibowo, Satrio dan Besar, Dwityapoetra. S. September 2004. Beta Sektor sebagai Proxi
Imbal Hasil dan Indikator Risiko di Pasar Saham. www.bi.go.id.

177
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 16, No. 2 Desember 2014

Kennedy, P. S. J. 2003. Analisis pengaruh dari return on assets, return on investment, earnings per share, profit
margin, assets turn over, rasio leverage,dan debt to equity terhadap return saham: studi pada saham-
saham yang termasuk dalam LQ-45 di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001. Tesis Pascasarjana Ilmu
Managemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Lianawati dan Butar-Butar, Sansalon. 2004. Pergeseran Beta Saham di Sekitar Pengumuman Laba. Prosiding
Simposium Nasional Akuntansi VII.
Mardiyah, A. Ainul dan Indriantoro, Nur. 1999. Pengaruh Variabel Akuntansi dan Beta Pasar untuk Memprediksi
Persepsi Risiko Saham pada Perusahaan Go publio yang terdaftar di BEJ. Prosiding Simposium Nasional
Akuntansi II.
Munandar, A. 2003. Pengaruh Market Beta, Size Perusahaan, Prospek Perusahaan, Tingkat Financial Leverage,
Proporsi Kepemilikan Investor Asing, dan Sektor Industri terhadap Imbal Hasil Saham-saham yang Ter-
catat di Bursa Efek Jakarta Tahun 1997-2001. Tesis Pascasarjana Ilmu Managemen Fakultas Ekonomi.
Universitas Indonesia.
Natarsyah, S. 2000. Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga
Saham: Kasus Industri Barang konsumsi yang Go-Publik di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi, Vol. 15, No.3, hlm. 294-312.
Nur, D. 2001. Rasio-rasio Keuangan dan Keterkaitannya dengan Return Saham. Tesis Pascasarjana
Ilmu Managemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
O’Conner dan C. Melvin. 1975. On The Usefulness of Financial Ratios to Investors in Common Stock.
The Accounting Review.
Ou, J. A. 1990. The Information Content of Nonearning Accounting Numbers as Earnings Predictors. Journal of
Accounting Research.
Ou, J. A. dan S. Penman. 1989. Financial Statement Analysis and Prediction of a Stock Return. Journal of
Accounting and Economic, Vol. II, No. 04.
Penman, S. H. 1992. Financial Statement Information and the Pricing of Earnings Changes. The Accounting
Review.
Prasetyo, Adi. 2000. Asosiasi antara Investment Opportunity Set (IOS) dengan Kebijakan Pendanaan, Kebijakan
Dividend , Kebijakan Kompensasi, Beta, dan Perbedaan Reaksi Pasar: Bukti Empiris dari Bursa Efek
Jakarta. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi III.
Rodoni, Ahmad. 2006. Analisis Fundamental dan Teknikal terhadap Return Saham. Etikonomi, Vol. 5, No. 2.
Setiawan, Doddy. 2003. Analisis Faktor-faktor Fundamental yang Mempengaruhi Risiko Sistematis Sebelum dan
Selama Krisis Moneter. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI.
Susilawati, C. E. dan C. W. Utami. 2001. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beta Saham di Bursa Efek
Jakarta: Perbandingan Periode Sebelum dan Selama Krisis Moneter. Jurnal Widya Manajemen dan
Akuntansi, Vol. 1, hlm. 131-154.
Tandelilin, Eduardus. 1997. Determinants of Systematic risk: The Experience of Some Indonesian Common
Stock. Jurnal KELOLA, No. 16, hlm. 101-112.
Trisnawati, Rina. 1999. Pengaruh Informasi Prospektus pada Return Saham di Pasar Perdana. Prosiding
Simposium Nasional Akuntansi II.
Tuasikal, Askam. 2002. Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Memprediksi Return Saham: Studi terhadap
Perusahaan Pemanufakturan dan Non-pemanufakturan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 3.

178
ISSN: 1410 – 9875 Agustin Palupi

Lampiran 1
Output Path Diagram untuk Data Pool tahun 2001-2005
ESTIMATE

(t-value)

179
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 16, No. 2 Desember 2014

Lampiran 2
Output Path Diagram untuk Perusahaan Kecil Tahun 2001-2005
ESTIMATE

t-value

180

You might also like