You are on page 1of 9

ANALISIS FLEKSIBILITAS

DESAIN STRUKTUR TABEL DATABASE


Edhy Sutanta1), Retantyo Wardoyo2), Khabib Mustofa3), Edi Winarko4)
1)
Mahasiswa Program S3 Ilmu Komputer, FMIPA, UGM
2,3,4
Dosen Program S3, Jurusan Ilmu Komputer & Elektronika, FMIPA, UGM
edhy_sst@yahoo.com, rw@ugm.ac.id, khabib@ugm.ac.id, ewinarko@ugm.ac.id

Abstract
Database design flexibility is an important factor
in achieving the quality of information systems. Based
on the design of logical database structures, this
study aims to analyze the results of the design of the
database structure on the results of the research
master's students, graduates, and diplomas, find the
factors that cause inflexible database structure
design, and developing guidance to get the flexible
database structure . Intuitive approach and Criterion
Reference Evaluation (CRE) which adobted from
Blue Sheep Ltd is used to perform database
structure design flexibility analysis on 27 samples of
the database structure design.
In Generally, the database structure is not flexible
Caused by many factors related to system That
boundary; orientation data; Standardization of data,
data completeness, data group arrangement, utilizing
code, determining the primary key, and utilizing logic
table. The framework of flexible database for
Academic Information Systems can be designed with
any sub-systems involves. The flexible database
structure can Obtain by four major stages, ie 1)
requirement analyzes, 2) design, 3) testing; and 4)
implementation which includes a number of stages in
which more detail.
Keywords: database, database design, flexibility,
academic information system.
1. PENDAHULUAN
Problem Pengembangan Sistem Informasi
Fakta tentang implementasi di lapangan
menunjukkan bahwa tidak semua organisasi berhasil
mengimplementasikan sistem informasi (SI) dengan
baik. Sebagai contoh, pada tahun 1990-an, rata-rata
tingkat keberhasilan implementasi SI, khususnya di
DIY relatif rendah, hanya sekitar 60%. Kegagalan
tersebut antara lain dipengaruhi oleh faktor sumber
daya manusia (para teknisi (operator, analis sistem,

manajer EDP, dan lain-lain) dan para pengguna SI)


[1]. Hasil audit implementasi SI di Indonesia juga
menunjukkan bahwa yang paling sering dijumpai
adalah suatu kenyataan terjadinya Fenomena tambal
sulam aplikasi SI akibat terjadinya perubahan
kebutuhan informasi (dan data) untuk memenuhi
kepentingan manajemen [2]. Dalam lingkup yang
lebih luas, keberhasilan implementasi SI di dunia
hanya berkisar antara 20-30 % saja, dan khusus untuk
Indonesia kemungkinan lebih kecil dari 20% [3].
Dapat dipahami bahwa kebutuhan informasi (dan
data) bagi para pengguna dapat dipastikan akan
mengalami perubahan seiring waktu sehingga
memerlukan penyesuaian pada komponen SI lainnya,
seperti program aplikasi, data items, atau bahkan
struktur tabel database. Umumnya perubahan
program aplikasi diperlukan karena tuntutan
kebutuhan informasi atau tampilan baru, perubahan
data item dapat dilakukan dengan menambah atau
menyesuaikan atribut dan/atau data item dalam tabel
database, sedangkan perubahan struktur tabel
database dilakukan dengan cara mendefinisikan
kembali struktur tabel database, kerelasian antar data
dalam database, domain data item. Perubahan
struktur tabel database merupakan perubahan yang
berdampak besar, kompleks, mahal, dan memerlukan
perubahan program aplikasi.
Database sebagai sumber informasi bagi SI
mengimplikasikan bahwa database yang digunakan
harus mampu memenuhi kebutuhan berbagai
informasi (dan data) bagi para penggunanya, baik
untuk saat ini maupun mendatang. Tanpa
mengabaikan sumber daya informasi yang lainnya,
aspek rekayasa SI, khususnya desain struktur tabel
database
sangat
mempengaruhi
keberhasilan
implementasi SI. Desain struktur tabel database yang
fleksibel akan meningkatkan kwalitas SI, sebaliknya
desain struktur tabel database yang tidak fleksibel
berpotensi menimbulkan masalah dan kegagalan
implementasi SI. Struktur tabel database seharusnya

dirancang sedemikian rupa sehingga fleksibel


terhadap perubahan kebutuhan informasi (dan data)
untuk memenuhi kebutuhan para penggunanya.
Hingga saat ini terdapat ribuan metodologi
pengembangan SI yang sudah pernah dipakai, dan
setiap metodologi memiliki perbedaan penekanan,
misal penekanan terhadap dimensi manusia,
keilmiahannya, aspek pragmatis, atau otomatis.
Pemilihan metodologi yang tepat dan konsistensi
selama proses pengembangan SI akan menjadi
petunjuk pada setiap tahapan pada proyek dan
membantu perencanaan, pengelolaan, kontrol, dan
evaluasi proyek SI. Tahap definisi system requirement
dalam metodologi pengembangan SI merupakan
faktor kritis yang harus memperhatikan aspek: 1)
reability; 2) availability; 3) flexibility; 4) installation
schedule; 5) life expentancy dan growth potencial;
dan
6)
maintainability
[4].
Metodologi
pengembangan sistem Enterprise Resources Planning
(ERP) merupakan metodologi baru yang muncul
karena pendekatan konvensional sudah tidak bisa
diandalkan lagi. Metodologi ERP memberikan
perhatian pada 9 karakteristik, yaitu: 1) kompleksitas
sistem; 2) kepentingan strategi sistem; 3) fleksibilitas
sistem; 4) lingkup aplikasi; 5) infrastruktur teknologi;
6) perubahan proses organisasional; 7) kekuatan pada
hubungan
dengan
vendor;
8)
konsultan
ketenagakerjaan; serta 9) keterlibatan pengguna.
Berdasarkan karakteristik tersebut diusulkan tahapan
dalam metodologi pengembangan sistem ERP yang
meliputi: 1) seleksi; 2) definisi paralel pengembangan
dan implementasi; dan 3) operasi [5].
Penggunaan metodologi pengembangan SI yang
sistematis dapat diukur berdasarkan 7 kriteria berikut:
1) apakah penggunaan komputer sudah optimal; 2)
apakah dokumentasi mudah dipahami; 3) apakah
harganya paling murah; 4) apakah waktu
implementasinya singkat; 5) apakah mudah
beradaptasi; 6) apakah penggunaan teknik dan tools
sudah optimal, serta 7) apakah sistemnya disukai oleh
pengguna [3].
Konsep Penting Database
Hingga saat ini, istilah database telah
didefinisikan dalam cara yang berbeda-beda. Sebuah
definisi database yang telah cukup lama, namun
masih tetap relevan adalah sekumpulan data
terhubung (interrelated data) yang disimpan secara
bersama-sama pada suatu media tanpa mengatap
satu sama lain, kalaupun terjadi kerangkapan maka
kerangkapan tersebut harus seminimal mungkin dan
terkontrol (controlled redundancy); data disimpan
dengan cara-cara tertentu sehingga mudah untuk
digunakan atau ditampilkan kembali; data dapat

digunakan oleh satu atau lebih program aplikasi


secara optimal; data disimpan tanpa mengalami
ketergantungan dengan program yang akan
menggunakannya; data disimpan sedemikian rupa
sehingga proses penambahan, pengambilan, dan
modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah
dan terkontrol [6]. Istilah database juga didefinisikan
oleh banyak pakar lainnya, antara lain [7], [4], [8],
[9], dan [10]. Flexibility merupakan salah satu tujuan
primer yang harus dicapai dalam penyusunan sebuah
database [6].
Penyusunan
database
merupakan
tugas
multidisipliner, pada satu sisi perancang database
sebagai bagian staf teknik yang memahami konsep
database dengan baik, tetapi sering tidak mengetahui
bagaimana membuat data relevan bagi orang lain
dalam organisasi, atau bagaimana data dapat disimpan
dan diakses secara cepat. Pada sisi lain, para
pengguna mengetahui data apa yang dibutuhkannya,
tetapi jarang yang dapat mengkomunikasikannya
dengan baik kepada perancang database, dan
parapengguna tidak mengetahui permasalahan yang
ditimbulkan oleh kebutuhannya. Pertemuan antara
staf teknik dan para pengguna merupakan kegiatan
penting untuk mendapatkan kesamaan persepsi
tentang database. Desain database yang benar akan
memberikan landasan yang solid untuk SI [12].
Sebaliknya, desain database yang buruk akan
mengakibatkan efek negatif, antara lain: 1)
kerangkapan data; 2) inkonsistensi data; 3)
permasalahan
penyisipan;
3)
permasalahan
penghapusan; 4) pengunaan nama-nama yang sulit
dipahami (tidak bermakna) pada subyek data akan
menyulitkan pada saat perubahan [13].
Database harus dapat beradaptasi (adaptable) dan
dapat berkembang (scalable) untuk memenuhi
kebutuhan baru dan aplikasi-aplikasi [14]. Untuk
memperoleh SI yang baik, maka pengembang perlu
memahami metode desain database yang baik, salah
satunya meningkatkan fleksibilitas database untuk
mengantisipasi perubahan. Hasil penelitian [15], juga
mengungkapkan bahwa perbedaan tingkat kepakaran
perancang database dan perbedaan kebutuhan para
pengguna merupakan penyebab utama desain
database tidak dapat bersifat fleksibel. Desain
database yang tidak fleksibel akan memberikan
dampak pada dana dan waktu untuk pemeliharaan
database.
Normalisasi database akan menghasilkan struktur
database yang sangat banyak dan kompleks.
Meskipun demikian, sedapat mungkin database harus
dinormalisasi. Jika dua buah data dapat direlasikan ke
sebuah data lain, maka untuk memperoleh
fleksibilitas struktur database, akan lebih baik

menyimpan data dalam beberapa file daripada


menyimpannya di dalam sebuah file dalam database
[15]. Saran umum untuk memperoleh desain struktur
tabel database yang fleksibel, adalah: 1)
meningkatkan
fleksibilitas
database
dimana
kebutuhan-kebutuhan baru dapat diakomodasi dengan
tabel-tabel database yang ada; 2) mengurangi beaya
pembuatan dan pemeliharaan aplikasi-aplikasi; 3)
meningkatkan penggunaan kembali dan penggunaan
bersama antar aplikasi; 4) mengurangi software yang
dibutuhkan untuk membuat aplikasi; dan 5)
mengurangi duplikasi dan inkonsistensi informasi
[15].
Perencanaan dan pemikiran lebih lanjut dari
perencanaan merupakan elemen penting dalam desain
database untuk memudahkan perluasan database di
kemudian hari. Menyatukan aspek kelayakan dan
kemampuan suatu database merupakan hal yang sulit
dikerjakan oleh perancang database. Pemikiran yang
mendalam harus dilakukan selama desain untuk
menjamin desain database mudah untuk digunakan
dan mudah untuk diperluas di kemudian hari. Untuk
memperoleh desain database yang fleksibel dapat
dilakukan dengan cara: 1) memecah database ke
dalam unit-unit yang dapat dikelola; 2) penggunaan
master file; 3) penggunaan key; 4) penggunaan field
referensi untuk kemudahan pemeliharaan; 5)
penggunaan file logik terbatas; serta 6) perubahan file
fisik [16].
Desain struktur database yang fleksibel
merupakan kriteria penting untuk memperoleh data
yang berkualitas [17]. Database biasanya dirancang
untuk kebutuhan yang spesifik, namun akan
digunakan untuk keperluan yang berbeda-beda. Pada
saat menghubungkan antar unit proses, tidak dapat
dihindari bagaimana menentukan kebutuhan input
untuk sebuah unit proses yang diperoleh dari output
unit proses lain, dan versi-versi yang berbeda.
Menghubungkan input dan output pada unit-unit
proses ini akan mengimplikasikan bagaimana masingmasing unit proses saling terkait satu sama lain,
sebagai aliran supplay dan demand antar proses.
Apabila struktur tabel database yang digunakan untuk
menyimpan data tidak memiliki struktur yang
fleksibel, maka data tidak akan dapat digunakan
untuk berbagai keperluan yang berbeda. Persyaratan
penting untuk memperoleh desain struktur tabel
database yang fleksibel adalah: 1) seluruh unit proses
harus direpresentasikan dalam database, sehingga
pilihan di antara unit proses yang men-supplay dan
perubahan perilaku model dan perluasan sistem harus
dapat ditangani, dan 2) Unit-unit proses tidak harus
disatukan, tetapi harus dipelihara di mana hubungan

antar unit proses dapat diubah sesuai kebutuhan para


pengguna [17].
Dengan menggunakan meta model, Herden (2001)
berhasil mendefinisikan dan mengukur kualitas object
oriented schema suatu database dan mengusulkan
sebuah proses untuk melakukan tinjauan dan
pengukuran kualitas object oriented schema suatu
database, meliputi: 1) correctness, 2) consistency, 3)
relevance, 4) scope, 5) level of detail, 6)
completeness, 7) minimality, 8) ability of integration,
dan 9) readability. Sedangkan aspek object oriented
schema yang tidak relevan untuk diukur meliputi: 1)
extensibility, 2) reusability, 3) schema management,
4) transformability), serta 4) normalization.
Pengukuran pada aspek-aspek dimaksud tidak dapat
dilakukan secara otomatis. Di sisi lain, pengukuran
harus dilakukan secara obyektif. Dalam hal ini,
diasumsikan bahwa reviewer memiliki kedalaman
pengetahuan dan tidak melakukan penilaian hanya
berdasarkan prejudice [18].
Mengacu
pada
uraian
tentang
problem
pengembangan SI dan konsep penting database di
atas, makalah ini mengungkap tentang: 1) bagaimana
melakukan analisis fleksibilitas desain struktur tabel
database; 2) apa saja faktor-faktor penyebab desain
struktur tabel database tidak fleksibel; dan 3) usulan
panduan desain struktur tabel database yang fleksibel.
Fleksibilitas struktur database terkait dengan 3
aspek, yaitu: 1) isolasi data dalam database, yaitu
kopel antar tabel dalam database, 2) penggunaan
pendekatan dalam struktur data, dan 3) penggunaan
tipe data dalam schema tabel database. Penggunaan
XML yang merupakan pendekatan tidak terstruktur
atau semi-terstruktur dimana sebuah file dapat
memuat berbagai macam nilai yang dituliskan di
antara tanda tag, akan menemui permasalahan jika
file memuat tag tidak dikenali oleh aplikasi. Sehingga
di kemudian hari perlu menginvetarisasi kembali
tentang konteks data dan sekaligus menjadi alasan
mengapa sebaiknya kembali saja ke data terstruktur
menggunakan tabel. Hal ini merupakan sebuah
alasan, bahwa RDBM merupakan pendekatan paling
umum untuk desain schema suatu database.
Permasalahannya adalah apakah semua tipe data
harus didefinisikan secara eksplisit dalam struktur
tabel atau dapat disembunyikan [19].
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan intuitive
approach untuk melakukan pengukuran fleksibilitas
desain struktur tabel database yang didasarkan pada
wawasan/pengetahuan subyektif peneliti [20].
Beberapa penelitian juga menggunakan metode ini
[20], [22], [23], dan [24]. Kelemahan utama

penggunaan pendekatan ini adalah pengaruh tingkat


pengetahuan peneliti terhadap penilaian yang
diberikan.
Sampel data penelitian adalah 27 desain struktur
database untuk Sistem Akademik (SIAKAD) yang
terdiri atas tiga kelompok, yaitu: 9 tesis, 10 skripsi,
dan 8 karya tugas akhir mahasiswa D3.
Acuan penilaian menggunakan penilaian acuan
pokok (PAP) atau Criterion Reference Evaluation
(CRE) yang diadobsi dari Blue Sheep Ltd [25],
yaitu: skor 80-100 kriteria Sangat Baik; skor 70-79
kriteria Baik; skor 60-69 kriteria Sedang/Cukup/Ratarata, skor 50-59 kriteria Buruk; dan skor 0-49 kriteria
Sangat Buruk. Sebuah program aplikasi khusus
dikembangkan untuk membantu proses analisis.
Tahapan umum penelitian adalah: 1) kajian
teori/konsep, 2) pengumpulan data, 3) identifikasi
kebutuhan informasi (dan data) dalam SIAKAD, 4)
identifikasi perubahan kebutuhan informasi (dan data)
dalam SIAKAD, 5) analisis fleksibilitas desain
struktur tabel database.
Langkah analisis fleksibilitas adalah: 1) tentukan
apakah nilai elemen data yang disimpan dalam atribut
memiliki kemungkinan perubahan (format, nilai)
yang berpengaruh terhadap data item pada atribut
yang lain, baik yang terencana maupun tidak
terencana, jangka pendek maupun jangka panjang; 2)
penilaian apakah desain atribut dapat memenuhi
perubahan secara efisien/mudah; 3) penentuan tingkat
fleksibilitas desain struktur tabel database secara
kuantitatif dengan cara: a) hitung cacah seluruh
atribut, b) hitung cacah atribut fleksibel, c) hitung
cacah atribut tidak fleksibel; d) hitung persentase
atribut yang fleksibel e. Tetapkan tingkat fleksibilitas
desain struktur tabel database. Kriteria atribut disebut
fleksibel adalah:
a. Jika data item ada kemungkinan berubah [=Y],
maka atribut disebut fleksibel jika memenuhi
kondisi berikut;
1) jika atribut berupa kode, telah dilengkapi
dengan tabel referensi
2) jika atribut berupa kode blok, setiap
komponen kode blok dipisahkan dan
dilengkapi dengan tabel referensi
b. Jika data item tidak ada kemungkinan berubah
[T], maka atribut disebut fleksibel jika memenuhi
seluruh kondisi berikut;
1) jika atribut bernilai atomic
2) jika atribut bernilai single value
3) jika atribut disusun non repeated group
4) jika atribut tidak redundancy
5) jika atribut disusun flat file

6) jika atribut berupa nilai yang dapat


dikodekan, telah dikodekan dan dilengkapi
tabel referensi
7) jika atribut digunakan sebagai FK, telah
distandarisasi
8) jika atribut telah dikelompokkan secara tepat
sesuai kelompok entitasnya
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
SI Perguruan Tinggi (SIPT)
Kebutuhan SIPT dapat berbeda antara PT satu
dengan yang lainnya. Perbedaan ini utamanya
dipengaruhi oleh 3 (tiga) hal, yaitu perbedaan aturan
bisnis (business rule), perbedaaan ukuran organisasi,
dan perbedaan area fungsional dalam organisasi PT.
Perbedaan aturan bisnis terjadi karena perbedaan
peraturan dan kebijakan yang digunakan, perbedaan
ukuran organisasi terjadi karena perbedaan jumlah
fakultas, jurusan, dan prodi yang diselenggarakan,
serta jumlah mahasiwa, sedangkan perbedaan area
fungsional dalam organisasi terjadi karena perbedaan
kompleksitas pengolahan dan struktur organisasi.
Oleh karena itu, kebutuhan SIPT di masing-masing
PT dapat memiliki fungsi, tujuan, lingkup, definisi,
serta implementasi yang berbeda-beda. SIPT dapat
berupa sebuah aplikasi terintegrasi ataupun beberapa
aplikasi yang bersifat otonom, namun, di dalamnya
hanya ada sebuah database yang digunakan.
Berdasarkan identifikasi, SIPT dapat tersusun atas
beberapa sub sistem seperti: 1) akademik (SIAKAD),
2) perpustakaan, 3) keuangan, 4) kepegawaian, 5)
penggajian, 6) inventaris, 7) kemahasiswaan, 8)
kerjasama dan kehumasan, 9) penelitian, 10)
pengabdian kepada masyarakat, serta 11) sub sistem
lainnya sesuai kebutuhan masing-masing PT.
Pengguna SIPT dapat orang atau program aplikasi,
orang-orang yang menggunakan SIPT dapat berupa
perseorangan atau sekelompok orang internal maupun
eksternal PT. Pengguna internal berupa orang dapat
dikelompokkan sebagai: 1) para pengguna tingkat
manajemen tinggi (strategis), 2) para pengguna
tingkat manajemen menengah (taktis dan manajerial),
dan 3) para pengguna tingkat manajemen rendah
(operasional), sedangkan pengguna eksternal dapat
terdiri atas: alumni, pengguna lulusan, pemerintah,
penyandang dana, orang tua, serta masyarakat umum.
Selanjutnya, berdasarkan konsep database, maka
pengguna SIPT juga dapat berupa program-program
aplikasi yang mengakses data dari dalam database,
baik secara bersamaan ataupun berselang waktu.
Program aplikasi dapat hanya mengakses database
untuk kemudian menampilkannya atau memanipulasi
(insert, delete, update) data-data dari dalam database.

Berdasarkan tingkat agregasi, kebutuhan informasi


(dan data) dalam SIPT dapat meliputi berupa
informasi (dan data) terinci, teringkas, atau spesifik,
di mana ketiganya dapat bersifat rutin atau insidentil,
dapat berupa teks, tabel, atau grafis. Informasi (dan
data) dalam SIPT utamanya digunakan untuk fungsi
penyusunan portofolio PT, peningkatan mutu PT,
penyusunan evaluasi diri, dan penyusunan borang
akreditasi, di samping fungsi manajeman (strategis,
manajerial, dan operasional).
Identifikasi kebutuhan informasi (dan data) setiap
sub sistem dalam SIPT juga dilakukan melalui kajian
peraturan perundangan yang terkait dengan
pendidikan tinggi dan SIPT [26], [27], [28], [29],
[30], [31], [32], [33], [34], serta [35], sebagian besar
peraturan
tersebut
secara
eksplisit
telah
mencantumkan ketentuan tentang SIPT sehingga
memiliki implikasi berupa kebutuhan pengembangan
SIPT dengan database yang lengkap, akurat, dan
mudah digunakan, serta menuntut fleksibilitas desain
struktur tabel database mengingat sering terjadi
perubahan peraturan untuk PT.
Hasil Analisis
Hasil analisis fleksibilitas pada 27 sampel data
ditunjukkan pada Tabel 1, statistik berdasarkan
tingkat fleksibilitas dan jenjang pendidikan perancang
berturut-turut ditampilkan pada Tabel 2 dan Tabel 3,
sedangkan rekapitulasi keseluruhan pada Tabel 4.
Tabel 1: Hasil analisis fleksibilitas desain struktur tabel database
No Kode
Jml
Jml atribut
Tingkat
data tabel Seluruh Fleksibel
FleksiTdk fleksibel
bilitas
-nya Jml
%
Jml
%
1
D09-01
10
68
35 51,47
33
48,53 Sedang
2
D09-02
19
259
49 18,92 210 81,08 Sangat baik
3
D09-03
10
137
89 64,96
48
35,04 Buruk
4
D09-04
24
162
17 10,49 145 89,51 Sangat baik
5
D09-05
8
28
6 21,43
22
78,57 Baik
6
D09-06
8
66
21 31,82
45
68,18 Baik
7
D09-07
5
44
17 38,64
27
61,36 Baik
8
D09-08
34
351 186 52,99 165 47,01 Sedang
9
D09-09
8
51
11 21,57
40
78,43 Baik
10 D08-01
6
31
11 35,48
20
64,52 Baik
11 D08-02
4
67
20 29,85
47
70,15 Baik
12 D08-03
9
36
15 41,67
21
58,33 Sedang
13 D08-04
5
37
18 48,65
19
51,35 Sedang
14 D08-05
6
28
13 46,43
15
53,57 Sedang
15 D08-06
5
18
7 38,89
11
61,11 Baik
16 D08-07
5
22
8 36,36
14
63,64 Baik
17 D08-08
10
33
8 24,24
25
75,76 Baik
18 D08-09
10
68
25 36,76
43
63,24 Baik
19 D08-10
5
43
20 46,51
23
53,49 Sedang
20 D07-01
7
32
9 28,13
23
71,88 Baik
21 D07-02
7
38
9 23,68
29
76,32 Baik
22 D07-03
6
22
3 13,64
19
86,36 Sangat baik
23 D07-04
7
31
8 25,81
23
74,19 Baik
24 D07-05
12
53
18 33,96
35
66,04 Baik
25 D07-06
9
51
16 31,37
35
68,63 Baik
26 D07-07
14
62
19 30,65
43
69,35 Baik
27 D07-08
3
27
12 44,44
15
55,56 Sedang
Jumlah 256 1.865 670
1.195

Tabel 2: Statistik hasil analisis fleksibilitas desain struktur tabel database


berdasarkan tingkat fleksibilitas
No
Tingkat
Jumlah
Fleksibilitas Data Tabel Atribut Atribut fleksibel Atribut tdk fleksibel
Jml
%
Jml
%
1 Sangat baik
3
49
443
69
15,58
374
84,42
2 Baik
16
125
695 213 30,65
482
69,35
3 Sedang
7
72
590 299 50,68
291
49,32
4 Buruk
1
10
137
89
64,96
48
35,04
5 Sangat buruk
0
0
0
0
0
0
0
Jumlah
27
256 1.865 670
1.195
Tabel 3: Statistik hasil analisis fleksibilitas desain struktur tabel database
berdasarkan jenjang pendidikan perancang
No
Tingkat
Jumlah
Fleksibilitas Data Tabel Atribut Atribut fleksibel Atribut tdk fleksibel
Jml
%
Jml
%
1
S2
9
126 1.166 431 36,96
735
63,04
2
S1
10
65
383 145 37,86
238
62,14
3
D3
8
65
316
94
29,75
22
70,25
Jumlah
27
256 1.865 670
1.195
Tabel 3: Statistik hasil analisis fleksibilitas desain struktur tabel database
rekpitulasi keseluruhan
No Jenjang
Jml data
Tiingkat Fleksibilitas
pendidikan desain Sangat
Baik
Sedang
Buruk
Sangat
perancang
baik
buruk
Jml %
Jml %
Jml %
Jml %
Jml %
1
S2
9
2 22,22 4 44,44 2 22,22 1 11,11 0 0
2
S1
10
0
0
6 60,00 4 40,00 0
0
0 0
3
D3
8
1 12,50 6 75,00 1 12,50 0
0
0 0
Jumlah
27
3
16
7
1
0 0

Penyebab Struktur Database Tidak Fleksibel


Hasil penelitian ini menunjukkan adanya sejumlah
penyebab desain struktur tabel database tidak
fleksibel, yaitu:
1. Penggunaan kode pada nilai data tidak fleksibel
karena tidak dilengkapi dengan tabel referensi.
2. Penggunaan kode eksternal berupa kode blok
secara langsung sebagai PK tidak fleksibel,
karena bagian-bagian kode blok dapat mengalami
perubahan makna/arti, format, dan struktur,
sedangkan kode blok database tidak dilengkapi
dengan tabel referensi.
3. Nilai-nilai data yang dapat dikodekan tidak
fleksibel karena disimpan secara langsung (tidak
dikodekan) ke dalam tabel database, sehingga
memerlukan penulisan kembali nilai-nilai data
yang sama secara berulang yang bisa jadi
mengakibatkan terjadinya inkonsistensi data.
4. Nilai-nilai data yang disimpan secara berulang
(mengalami kerangkapan data) tidak fleksibel,
karena perubahan terhadap 1 (satu) buah nilai
data harus dilakukan berulangkali sejumlah
perulangan nilai data. Jika ada nilai data yang
terlewatkan dari perubahan tersebut, maka akan
mengakibatkan inkonsistensi data.
5. Adanya repeated group dalam tabel secara
horisontal tidak memenuhi karakteristik tabel
relasional dan tidak fleksibel, karena jumlah

perulangan set atribut berulang bersifat dinamis,


sehingga penyusunan secara horisontal akan
menyulitkan apabila terjadi perubahan. Bisa jadi
jumlah set atribut berulang yang disediakan
terlalu sedikit untuk sebagian data, atau kurang
untuk sebagian data yang lain.
Untuk menemukan faktor-faktor yang bersifat
lebih umum, masing-masing faktor penyebab
penyebab desain struktur tabel database tidak
fleksibel dikelompokkan ke dalam kelompokkelompok faktor yang sejenis. Hasil pengelompokkan
ini menunjukkan faktor umum penyebab desain
struktur tabel database tidak fleksibel yang
diakibatkan oleh, yaitu: 1) batasan lingkup sistem
(kebutuhan lingkup sistem minimal, pandangan
perancang terhadap database, dan penggunaan
bersama database); 2) orientasi data (kebutuhan
orientasi database, data redundancy, data
inconsistency, 3) standarisasi data, 4) kelengkapan
data (kebutuhan kelengkapan data dan penambahan
kebutuhan baru), 5) pengelompokan data (kebutuhan
pengelompokan data, kebutuhan master file,
kebutuhan tabel transaksi, kebutuhan FK, 6)
penggunaan kode pada data (kebutuhan penggunaan
kode pada data, penggunaan block code,
pembangkitan kode, 7) penggunaan PK (kebutuhan
PK dalam tabel, penggunaan user defined code
sebagai PK, penggunaan systems code sebagai PK, 8)
penggunaan tabel logik (kebutuhan tabel logik,
penggunaan tabel logik).
Kerangka Penyusunan Struktur Database
Beberapa ahli, antara lain Stone [16], Whitten &
Bentley [4], Silberschatz, Korth, dan Sudarshan [9],
McLeod & Schell [10], dan Litwin [11] telah
menyampaikan kerangka kerja desain database secara
terinci, sedangkan Weidema [17], Harrington [13],
dan Mullen [15] menyatakan bahwa fleksibilitas
desain database dipengaruhi oleh aspek berikut: 1)
kesesuaian model bisnis, 2) penyederhanaan
tabel/normalisasi, 3) dokumentasi desain database, 4)
kemampuan beradaptasi (adaptable), serta 5)
kemampuan berkembang (scaleable).
Berdasarkan hasil kajian konsep/teori dan hasil
penelitian ini, diusulkan sebuah panduan umum untuk
desain database untukdalam rangka memperoleh hasil
desain yang fleksibel, yaitu:
1. Langkah analisis kebutuhan, meliputi:
a. batasan/ lingkup sistem
b. model bisnis
c. keterkaitan antar unit fungsional dalam sistem
d. kebutuhan data dan informasi
e. kemungkinan perubahan kebutuhan data dan
informasi

2. Langkah desain, meliputi:


a. desain tahap awal, yaitu pengelompokan data
berdasarkan obyek data, standarisasi nama
atribut, standarisasi kode data, desain struktur
tabel database awal, normalisasi , penentuan
PK, FK dan kerelasian antar tabel
b. desain tahap lanjutan, yaitu standarisasi nama
atribut dan kode data yang digunakan antar
unit, pengkodean data yang digunakan secara
berulang (untuk nilai data yang mutlak tidak
mengalami perubahan maka nilai data
dikodekan untuk efisiensi memori dan
menjaga konsistensi data, untuk nilai data
yang mungkin berubah maka nilai data perlu
dikodekan dan dirancang tabel referensinya,
sedangkan untuk block code maka nilai kode
data dalam kode blok dipisahkan dan
dirancang
tabel
referensinya
untuk
kemudahan perubahan format, urutan, dan
perubahan lainnya pada block code
c. desain keamanan data
3. Langkah pengujian, meliputi:
a. pengujian kelengkapan data, dilakukan
dengan mengecek kembali semua formulir
isian data, dan semua keluaran/laporan yang
digunakan/diperlukan oleh semua unit
fungsional dalam sistem
b. pengujian kerangkapan data, dilakukan
dengan mengecek kembali semua desain
struktur tabel database menggunakan semua
kemungkinan nilai data
c. pengujian
kemungkinan
terjadinya
inkonsistensi data, dilakukan dengan cara
mengecek kembali semua desain struktur
tabel
database
menggunakan
semua
kemungkinan nilai data
d. pengujian penggunaan bersama oleh para
pengguna unit fungsional lain dalam sistem,
dilakukan dengan mengecek kembali semua
desain struktur tabel database dari semua
sudut pandang unit fungsional dalam sistem
e. pengujian fleksibilitas desain struktur tabel
database untuk perubahan nilai data di
kemudian hari, dilakukan dengan mengecek
kembali semua desain struktur tabel database
berdasarkan
kemungkinan
terjadinya
perubahan nilai data dan kemudahan
perubahan desain struktur tabel database
sesuai perubahan tersebut
f. pengujian fleksibilitas desain struktur tabel
database untuk kebutuhan pengguna baru,
dilakukan dengan mengecek kembali semua
desain struktur tabel database berdasarkan
kemungkinan
terjadinya
penambahan

kebutuhan baru dan kemudahan perubahan


desain struktur tabel database sesuai
perubahan tersebut
4. Langkah implementasi, meliputi:
a. Pemilihan DBMS yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan institusi, dengan
mempertimbangkan
kemudahan
untuk
melakukan perubahan, pengembangan, dan
migrasi data di masa mendatang
b. definisi desain struktur tabel database
c. pengisian data
d. penggunaan database
e. dokumentasi database
f. pemeliharaan database
4. KESIMPULAN
Fleksibilitas desain struktur tabel database
merupakan salah satu faktor yang menentukan
kwalitas dan keberhasilan implementasi SI pada suatu
organisasi. Penelitian ini mengungkap 3 hal penting,
yaitu: 1) hasil analisis fleksibilitas desain struktur
tabel database, 2) faktor umum penyebab desain
struktur tabel database tidak fleksibel, serta 3)
kerangka panduan desain struktur tabel database yang
fleksibel.
Hasil penelitian pada 27 desain yang terdiri atas 9
hasil penelitian S2, 10 hasil penelitian S1, dan 8 hasil
penelitian D3, di dalamnya memuat 256 tabel dan
1.865 atribut, ada 3 desain yang masuk kriteria
sangat baik, 16 desain termasuk baik, 7 desain
termasuk sedang, dan 1 desain termasuk buruk.
Berdasarkan tingkat pendidikan perancang, dalam 9
desain penelitian S2 terdapat 36,96% atribut tidak
fleksibel, dalam 10 desain penelitian S1 terdapat
37,86% atribut tidak fleksibel, dan dalam desain
penelitian D3 terdapat 29,75% atribut tidak fleksibel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa;
1. Desain struktur tabel database yang fleksibel
merupakan proses yang sulit dilakukan
2. Jenjang pendidikan perancang tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap fleksibilitas
desain struktur tabel database, faktor pengalaman
desain struktur tabel database dalam kasus-kasus
real akan mempengaruhi fleksibilitas hasil desain.
3. Secara umum, penyebab desain struktur tabel
database tidak fleksibel adalah diakibatkan oleh
faktor-faktor yang terkait dengan batasan/lingkup
sistem, orientasi database, standarisasi data,
kelengkapan
data,
pengelompokan
data,
penggunaan kode, penggunaan Primary Key/PK,
serta penggunaan tabel logik.
4. Kerangka desain struktur tabel database yang
fleksibel dapat diperoleh melalui 4 tahapan
utama, yaitu: 1) analisis kebutuhan; 2) desain; 3)

pengujian; dan 4) implementasi yang di dalamnya


memuat sejumlah tahapan yang lebih terinci.
5. SARAN
Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk mengetahui
apakah ada batasan dan pengaruh penggunaan DBMS
terhadap fleksibilitas desain struktur tabel database;
problem-problem yang muncul terkait dengan
penggunaan kode data dalam database; dan
bagaimana peluang, hambatan, dan strategi yang tepat
dalam melakukan integrasi antar database yang
berbeda platform dan desain untuk merespon
perubahan paradigma kebutuhan informasi yang
mengarah ke sistem terpadu, terintegrasi, dan
tersinergi antar instansi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Secara khususu penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Drs. Retantyo Wardoyo, M.Sc.,
Ph.D., Bapak Dr. Khabib Mustofa, S.Si., M.Kom.,
dan Bapak Drs. Edi Winarko, M.Sc., Ph.D. yang
secara konsisten memberikan masukan dan dorongan
kepada penulis.

[1].

[2].

[3].

[4].

[5].

[6].

[7].

DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, E., 1991, Pengaruh Struktur
Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Terhadap Keberhasilan Implementasi Sistem
Informasi Manajemen dalam Organisasi, Tesis,
Program Magister Sains, Prodi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.
Indrajit, R.E., 2000, Manajemen Sistem
Informasi dan Teknologi Informasi, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Hasibuan, Z.A., 2004, Pendekatan Menyeluruh
dalam Pengembangan Sistem Informasi (A
Holistic Approaches to Information Systems
Development), Makalah Kuliah Perdana
Program Magister Ilmu Komputer dan
Manajemen Informasi UGM, Yogyakarta
Whitten, J.L. and Bentley, L.D., 1998, Systems
Analysis and Design Methods, 4th edition,
Irwin/McGraw-Hill International Co., New
York.
Ahituv, N., Neumann, S., and Zviran, M.,
2002, A System Development Methodology for
ERP Systems, The Journal of Computer
Information Systems, pp. 42
Martin, J., 1975, Computer Database
Organizations, parth I, Prentice-Hall, Inc., New
Jersey.
Date, C.J., 1995, An Introduction to Database
Systems, Adisson Wesley Publishing, Co., Inc.

[8].

[9].

[10].
[11].

[12].

[13].

[14].

[15].

[16].

[17].

[18].

[19].

[20].

Ramakrishnan,
R.,
1998,
Database
Management Systems, International edition,
McGraw- Hill International, Singapore.
Silberschatz, A., Korth, H.F., and Sudarshan,
S., 2005, Database System Concepts, 5th
edition, McGraw-Hill Higher Education, New
York.
McLeod, R. and Schell, G., 2001, Management
Information Systems, 8th edition, Prentice Hall
Litwin, P., 2003, Fundamentals of Relational
Database Design, http://r937.com/relational.
html, diakses tanggal: 11-08-2006.
Mullen (a), B., 2005, Generalized Table
Suggestions,
http://www2.cstudies.ubc.ca
/~mullen/IEDBS.html#GeneralTables, diakses
tanggal: 11-08-2006.
Harrington, J.L., 2004, Relational Database
Design, Relational.Answers, http://www.utexas
.edu/academic/cit/howto/resources/database/re
lational.answers.pdf, diakses tanggal: 01-082006.
Mullen (b), B., 2005, Information Engineering
and
Database
Systems,
http://www2.cstudies.ubc.
ca/
/~mullen/IEDBS.html, diakses tanggal: 11-082006.
Mullen (c), B., 2005, The Database and Its
Structure,
http://www.gowerpub.com/pdf
/pidmc2.pdf, diakses tanggal: 11-08-2006.
Stone, B.V., Database Design Flexibility for
the Future, http://www.mcpressonline.com/
mc?14
@88.lVY5csM2oUC.0@.21d093f8,
diakses tanggal: 11-08-2006.
Weidema, B.P., 2004, Flexibility for
Application Market Modelling in LCI
Databases, LCA Consultants, www.lcanet.com, diakses tanggal: 15-08-2006.
Herden, O., 2001, Measuring Quality of
Database Schemas by Reviewing-Concept,
Criteria and Tool, http://www.iro.umontreal.ca
/~sahraouh/ qaoose01/Herden.PDF, diakses
tanggal: 01-08-2006.
Pietarinen. L., 2006, Using q-grams in a DBMS
for
Approximate
String
Processing,
http://citese erx.ist.psu.edu/viewdoc/download?
doi=10.1.1.6.8441&rep=rep1&type=pdf,
diakses tanggal: 01-08-2006.
Klesse, M., Herrmann, C., Brndli, P., Mgeli,
T., and Maier, D., 2005, InformationQuality
and The Raising Demands Of Regulators:
Reengineering The Customer Investigation
Process At Credit Suisse, http://wotan.liu.edu
/docis/dbl/iqiqiq/
2004_418_CIPACS.htm,
diakses tanggal: 11-08-2006.

[21]. Wang, R.Y., Reddy, M.P. and Kon, H.B., 1995,


Toward Quality Data: An Attribute-Based
Approach, Decision Support Systems, vol. 13,
pp. 349-372.
[22]. Miller, H., 1996, The Multiple Dimensions of
Information Quality, Journal Information
Systems Management, vol. 13, pp. 79-82.
[23]. Redman, T.C., 1996, Data Quality for the
Information Age, Boston, MA: Artech House
References: OS/400 DB2/400 Database-An
Overview (SC41-3700-00), OS/400 DDS
Reference (SC41-3712-00.
[24]. English, L.P., 1999, Improving Data
Warehouse and Business Information Quality:
Methods for Reducing Costs and Increasing
Profits, Adison Wiley, New York.
[25]. Blue Sheep Ltd., 2001, Data Quality Audit,
www.bluesheep.com/cgi/news/show.
php4?f=010102, diakses tanggal: 01-08-2006.
[26]. Pemerintah Republik Indonesia, Undangundang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Jakarta.
[27]. Departemen Pendidikan Nasional, 1999,
Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999
tentang Pendidikan Tinggi, Jakarta.
[28]. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, 1996,
Kerangka Pengembangan Jangka Panjang
(KPPTJP) Tahun 1996-2005, Jakarta.
[29]. BAN-PT DIKTI, 2008, Akreditasi Program
Studi Sarjana, Naskah Akademik Akreditasi
Program Studi Sarjana, Jakarta.
[30]. BAN-PT DIKTI, 2008, Akreditasi Program
Studi Sarjana, Standar dan Prosedur Akreditasi
Program Studi Sarjana, Jakarta.
[31]. BAN-PT DIKTI, 2008, Borang Akreditasi
Program Studi, Jakarta.
[32]. BAN-PT DIKTI, 2008, Borang Akreditasi
Fakultas/Sekolah Tinggi, Jakarta.
[33]. BAN-PT DIKTI, 2008, Panduan Pengisian
Instrumen Akreditasi, Jakarta.
[34]. BAN-PT DIKTI, 2008, Pedoman Penilaian
Instrumen Akreditasi Program Studi, Jakarta.
[35]. BAN-PT DIKTI, 2008, Matriks Penilaian
Instrumen Akreditasi, Jakarta.
Data Penelitian Kelompok Tesis:
Irfianti, A.D., 2003, Rancang Bangun Sistem
Informasi Akademik Menggunakan Oracle Tools
Berbasis Web dan WAP (Studi Kasus: STIKOM
Surabaya), Tesis, Sekolah Pascasarjana, FMIPA,
UGM, Yogyakarta.
Jatmika, 2003, Perbandingan Analisis dan Desain
Database
Sistem
Informasi
Akademik
Menggunakan Model Relasi Entitas dengan Model

Berorientasi Obyek, Tesis, Sekolah Pascasarjana,


FMIPA, UGM, Yogyakarta.
Katili, M.R., 2003, Database Terpadu untuk
Pengembangan Sistem Infomasi Akademik, Tesis,
Sekolah Pascasarjana, FMIPA, UGM, Yogyakarta.
Amali, L.N., 2003, Sistem Informasi Jadwal Kuliah di
PT dengan Pendekatan Berorientasi Obyek (Studi
Kasus di IKIP Negeri Gorontalo), Tesis, Sekolah
Pascasarjana, FMIPA, UGM, Yogyakarta.
Yuniansyah, 2003, Sistem Informasi Akademik
Berbasis Three-Tier pada STMIK SIGMA
Palembang, Tesis, Sekolah Pascasarjana, FMIPA,
UGM, Yogyakarta.
Erlinda, S., 2003, Sistem Informasi Penmaru Berbasis
Web pada STMIK-AMIK Riau Pekanbaru, Tesis,
Sekolah Pascasarjana, FMIPA, UGM, Yogyakarta.
Suhirman, 2004, Sistem Informasi Penilaian
Akreditasi Prodi Strata-1, Tesis, Sekolah
Pascasarjana, FMIPA, UGM, Yogyakarta.
Murni, 2004, Sistem Manajemen Informasi Berbasis
Web untuk Pengelolaan Data Alumni STMIK
Indonesia Padang, Tesis, Sekolah Pascasarjana,
FMIPA, UGM, Yogyakarta.
Kurdi, N.K., 2005, Rancang Bangun Sistem Informasi
Administrasi Akademik (SIAKAD-2000) Berbasis
Intranet untuk Universitas Lampung, Tesis,
Sekolah Pascasarjana, FMIPA, UGM, Yogyakarta.
Data Penelitian Kelompok Skripsi:
Yudi S, S., 2000, Sistem Pengolahan Data HerRegisterasi Mahasiswa pada IST AKPRIND
Yogyakarta, Skripsi, FTI, IST AKPRIND,
Yogyakarta.
Saputra, O.E., 2001, Perancangan Sistem Informasi
Data Kebutuhan Mahasiswa Jurusan Teknik
Informatika IST AKPRIND Yogyakarta, Skripsi,
FTI, IST AKPRIND, Yogyakarta.
Zaini, 2002, Perancangan Sistem Pendaftaran
Mahasiswa Baru IST AKPRIND Yogyakarta
Melalui Internet, Skripsi, FTI, IST AKPRIND,
Yogyakarta.
Baital, M.S., 2003, Aplikasi Client/Server Pengolahan
Data Pendaftaran Praktikum pada Laboratorium
Komputer 1-2 IST AKPRIND Yogyakarta,
Skripsi, FTI, IST AKPRIND, Yogyakarta.
Sudarto,
2003,
Sistem
Pengolahan
Data
Penyelenggaraan Praktikum di Laboratorium
Penelitian
Operasional
IST
AKPRIND
Yogyakarta, Skripsi, FTI, IST AKPRIND,
Yogyakarta.
Astawa, I.G.N.R., 2003, Implementasi Wap pada
Sistem Informasi Akademik Online (Studi kasus di
Jurusan Teknik Informatika IST AKPRIND

Yogyakarta), Skripsi, FTI, IST AKPRIND,


Yogyakarta.
Handayani, D.S., 2004, Analisis dan Perancangan
Sistem Client/Server Pendaftaran Praktikum
Laboratorium
Komputer
IST
AKPRIND
Yogyakarta Menggunakan Visual Basic 6.0 dan
MySQL, Skripsi, FTI, IST
AKPRIND,
Yogyakarta.
Rahayuningsih, R., 2000, Rekayasa Komputerisasi
KRS dan KHS Universitas X, Skripsi, FTI, IST
AKPRIND, Yogyakarta.
Sophian, Y., 2004, Sistem Pendaftaran Mahasiswa
Baru di IST AKPRIND Yogyakarta Secara Online,
Skripsi, FTI, IST AKPRIND, Yogyakarta.
Daniati, N., 2005, Perancangan Sistem Informasi
Pendaftaran Mahasiswa Baru IST AKPRIND
Yogyakarta Secara Online, Skripsi, FTI, IST
AKPRIND, Yogyakarta.
Data Penelitian Kelompok Tugas Akhir:
Rufaidah, Z.I., 2002, Website Informasi Jurusan
Manajemen Informatika & Teknik Komputer
Program D-3 IST AKPRIND Yogyakarta, Tugas
Akhir, FTI, IST AKPRIND, Yogyakarta.
Susilowati,
A.,
2003, Perancangan
Sistem
Penyeleksian Mahasiswa Baru IST AKPRIND
Yogyakarta Menggunakan Aplikasi Visual Basic
6.0, Tugas Akhir, FTI, IST AKPRIND,
Yogyakarta.
Mendrofa, O., Komputerisasi Data KRS Mahasiswa
pada IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tugas
Akhir, FTI, IST AKPRIND, Yogyakarta.
Sinaga, G.G.S., 2005, Sistem Kegiatan Praktikum
Berbasis Client Server di Laboratorium Komputer
1-2 IST AKPRIND Menggunakan Delphi 7.0 dan
MySQL, Tugas Akhir, FTI, IST AKPRIND,
Yogyakarta.
Baihaqie, M.R., 2005, Implementasi Midlet Java
Sebagai Media Informasi Akademik Kampus IST
AKPRIND, Tugas Akhir, FTI, IST AKPRIND,
Yogyakarta.
Ismani, M., 2005, Entry KRS Melalui SMS, Tugas
Akhir, FTI, IST AKPRIND, Yogyakarta.
Widodo, P., 2005, Sistem Informasi Asisten Dosen
Laboratorium
Keperawatan
AKPER
Muhammadiyah Klaten, Tugas Akhir, FTI, IST
AKPRIND, Yogyakarta.
Yulia, E., 2000, Sistem Komputerisasi Pengolahan
Data Penerimaan Mahasiswa di STT Komputer
TAKASINDO Yogyakarta, Tugas Akhir, FTI, IST
AKPRIND, Yogyakarta.

You might also like