Professional Documents
Culture Documents
2, September 2012
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tuntutan melahirkan sejumlah produk hukum yang melandasi perubahan
menuju era reformasi yang mengedepankan: disiplin, kesinambungan, transparan,
effisien, dan akuntabel serta azas keseimbangan (checks and balances) dalam
1
82
83
lemah, serta masih adanya penerimaan dan pengeluaran di luar mekanisme APBN.
(Kompas, 24 Juni 2008).
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bungo secara umum
belum menunjukan hasil yang menggembirakan. Berturut-turut dari tahun 2006,
2007, 2008 dan 2009, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) hanya memberikan opini
Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Pada tahun 2005 Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD) Kabupeten Bungo mendapat peringkat terburuk dalam audit
dengan hasil tidak memberikan pendapat (TMP). Kondisi ini jelas membuktikan
bahwa pengendalian intern belum berjalan dengan baik. Laporan hasil pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan (LHP BPK tahun 2010) untuk Laporan Keuangan
Pemerintah Kabupaten Bungo menunjukkan bahwa dari 193 temuan, sudah
ditindaklanjuti sebanyak 109 kasus. Namun masih ada kerugian daerah sebesar Rp.
9,8 miliar yang belum ditagih (Jambi Star, 25 Januari 2012).
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan sebuah
penelitian dengan judul Analisa Penerapan Sistem Pengendalian Intern (Studi Kasus
Pemerintah Kabupaten Bungo).
84
85
86
Peneliti
Pujianik
Mulyani
dan Rindah
F. Suryawati
87
Judul
Penelitian
Analisis Peran dan
Fungsi Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah
(SPIP/PP No. 60
Tahun 2008) Dalam
Meminimalisasi
Tingkat Salah Saji
Pencatatan
Akuntansi Keuangan
Pemerintah Daerah
Variabel
Penelitian
Realitas
organisasi
pemerintahan
daerah sebagai
komunitas, yang
didalamnya
terjadi interaksi
antara individu
dan struktur
laporan hasil
pemeriksaan
keuangan
Bojonegoro
tahun 2007-2009
Hasil
Penelitian
SPI mempunyai peran dan
fungsi yang signifikan
dalam meminimalisasi
salah saji pencatatan
akuntansi
serta Sistem
Pengendalian
Intern (SPI) di
pemerintah
Kabupaten
Bojonegoro
Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah
Pada 2 Pemda di
Sumatera Barat
Zumriyatun
Laila
Analisis
Penyelenggaraan PP
60 Tahun 2008
Tentang Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah Pada 2
Pemda
di Sumatera Barat
Miryam
Pingkan
Lonto
Implementasi Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) di
Pemerintah Kota
Bitung : FaktorFaktor Yang
Mempengaruhi dan
Dampaknya
Terhadap Good
Governance
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
implementasi
SPIP di
Pemerintah Kota
Bitung
Asriani
Hasan
Implementasi Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah Pada
Badan Ketahanan
Pangan Daerah
(BKPD) Provinsi
Sulawesi Selatan
Persentase
tingkat
penyelenggaraa
n SPIP pada unit
kerja
Tanggungjawab
penyelenggaran SPIP dan
keberhasilan penerapan
SPIP di daerah sangat
tergantung pada komitmen
dari kepala daerah masingmasing, baik Kabupaten
Tanah Datar maupun
Kabupaten Pasaman.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
implementasi SPIP di
Pemerintah Kota Bitung
meliputi : komitmen
pimpinan, faktor manusia :
kesalahan dalam
pertimbangan,
ketidaktahuan tugas pokok
dan fungsi pegawai,
ketidakhadiran pegawai,
kurangnya motivasi,
kurangnya pemahaman
mengenai regulasi yang
berkaitan dengan bidang
tugas, kolusi,
ketidakpahaman tentang
SPIP, dan kompetensi
pegawai, struktur
organisasi, dukungan
teknologi informasi dan
pengawasan dan
pembinaan
penyelenggaraan SPIP.
Salah satu tujuan dari
sosialisasi SPI yang
dilakukan oleh Badan
Ketahanan Kementrian
Pertanian adalah untuk
lebih meningkatkan
implementasi SPI yang
88
Ibnu Amin
Efektivitas sistem
pengendalian intern
pemerintah (SPIP)
dalam peningkatan
pelayanan publik
untuk memperkokoh
ketahanan nasional :
Studi di Kementerian
Negara Pemuda dan
Olahraga RI
Mengamati
efektifitas SPIP
yang mengambil
lokasi penelitian
di Kementerian
Negara Pemuda
dan Olahraga
beserta
indikator
Tabel 2
Variabel dan Indikator Penelitian
A. Lingkungan Pengendalian
Dimensi
Keterangan
1) Integritas dan
a) Pemerintah Daerah Kabupaten Bungo dan/atau SKPD
Nilai Etika
memiliki kode etik pegawai yang komprehensif (telah
disosialisasikan secara periodik).
b) Budaya organisasi di SKPD dapat mendorong terciptanya
integritas dan nilai etika moral (misalnya melalui
komunikasi lisan pada saat rapat, apel pagi, atau contoh
dalam kegiatan sehari-hari).
89
2) Komitmen
terhadap
Kompetensi
3) Gaya Operasi
dan Filosofi
Manajemen
90
4) Struktur
Organisasi
5) Tanggungjawab
dan Wewenang
6) Kebijakan dan
Praktik Sumber
Daya Manusia
B. Penilaian Resiko
Keterangan
1) SKPD melakukan identifikasi dan analisis resiko (kendala/masalah dan
pengaruhnya) atas kegiatan operasional SKPD.
2) Ada resiko dalam menjalankan fungsi SKPD.
3) Ada acuan untuk menentukan ada/tidaknya resiko (peraturan perundangan atau
hal lain).
4) Ada upaya mengatasi atau mengurangi bahkan menghilangkan resiko.
91
C. Kegiatan Pengendalian
Dimensi
Keterangan
1) Pelaksanaan
a) Terdapat mekanisme reviu dari pejabat tinggi untuk
Review
mengawasi pencapaian SKPD terhadap rencana yang telah
dibuat.
b) Terdapat rencana strategis mengenai pengelolaan pegawai
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bungo.
c) Sistem penggajian telah memadai dan terdapat insentif
khusus yang dapat mendorong pegawai bekerja secara
maksimal.
2) Pengelolaan
a) Setiap transaksi telah diklasifikasikan dan dicatat secara
Informasi
memadai guna pengendalian operasi dan pengambilan
keputusan.
b) Terdapat pembatasan akses terhadap sumber daya
(termasuk brankas) dan catatan (pegawai diberi akses yang
telah ditetapkan, ada yang memegang kunci brankas).
3) Pengendalian
a) Pencatatan atas seluruh asset telah dilakukan secara
Fisik Aset
memadai.
b) Dokumentasi terhadap asset telah dilakukan secara lengkap
dan akurat sehingga memungkinkan dilakukannya
penelusuran.
4) Pemisahan
a) SKPD
melakukan
pemisahan
kewenangan
untuk
Tugas dan
mengendalikan seluruh aktivitas.
Fungsi
b) Terdapat pemisahan tugas dan tanggung jawab dalm
otorisasi,
persetujuan,
pemrosesan,
pencatatan,
pembayaran/penerimaan uang, dan fungsi penyimpanan.
5) Otorisasi
a) Transaksi yang diakui hanya transaksi-transaksi yang valid
sesuai dengan ketentuan pengelolaan keuangan daerah.
b) Suatu transaksi hanya dilakukan oleh orang yang
berwenang dan dilakukan sesuai dengan kewenangan yang
bersangkutan.
c) Prosedur otorisasi telah dikomunikasikan kepada seluruh
pegawai termasuk kapan otorisasi tersebut digunakan.
6) Pencatatan dan
a) Dokumentasi terhadap transaksi maupun kejadian penting
Dokumentasi
lainnya dilakukan secara lengkap dan akurat dan
memungkinkan dilakukannya penelusuran.
b) Pendokumentasian, baik tertulis maupun secara elektronis
bermanfaat bagi proses evaluasi dan pengendalian.
D. Informasi dan Komunikasi
Dimensi
Keterangan
1) Informasi
a) Pimpinan SKPD memperoleh informasi yang dibutuhkan
guna melaksanakan tanggung jawabnya.
b) Terdapat mekanisme penyediaan informasi yang memadai
bagi orang yang tepat secara tepat waktu untuk membantu
dalam melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.
92
c)
d)
2) Komunikasi
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
E. Pemantauan
Keterangan
a) SKPD memiliki unit kerja yang melakukan pemantauan atas pelaksanaan seluruh
kegiatan SKPD.
b) Inspektorat Kabupaten melakukan pengawasan secara periodic pada SKPD.
c) Pengawasan ditujukan pada perbaikan organisasi dan telah ditetapkan prosedur
yang mengatur mengenai tindak lanjut atas hasil pengawasan.
d) DPRD dilibatkan dalam pelaksanaan pemantauan.
e) Keluhan masyarakat dan pihak lain dapat segera diketahui penyebabnya.
f) Data yang dicatat oleh sistem informasi maupun keuangan telah dibandingkan
secara peridik dengan fisiknya.
g) Terdapat mekanisme pertemuan dengan para pegawai dalam rangka memperoleh
umpan balik mengenai efektivitas SPI (termasuk SOP dan sanksi).
h) Jika ditemukan adanya penyimpangan telah dilaporkan ke pimpinan puncak dan
telah diselesaikan secara tepat.
i) Kejadian-kejadian tertentu, seperti perubahan anggaran telah dilakukan evaluasi.
j) Terdapat bukti telah dilakukannya fungsi pengendalian, seperti rekonsiliasi data
keuangan.
k) Kegiatan evaluasi didokumentasikan secara memadai.
Sumber : Kuesioner BPKP tahun 2011.
93
Jenis Instansi
PPK pada Sekretariat Daerah
PPK pada Sekretariat DPRD
PPK pada Sekretriat KPU
PPK pada Satuan Polisi Pamong Praja
PPK pada Badan
PPK pada Kantor
PPK pada Dinas
PPK pada Inspektorat
PPK pada RSUD
Jumlah
Jumlah Sampel
1
1
1
1
5
4
14
1
1
29
94
Ukuran Penilaian
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
95
perundangan atau hal lain). Rencana Strategis telah disusun setiap lima tahun ke
depan dan dituangkan dalam pelaksanaan anggaran pemerintah Daerah setiap
tahun. Pelaksanaan kerja telah jelas dan memiliki gambaran resiko dalam
kegiatannya.
Tabel 5
Hasil Analisis Penilaian Terhadap Lingkungan Pengendalian
No
1
2
3
4
5
6
Variabel dan
Indikator
Integritas dan Nilai Etika
Komitmen terhadap Kompetensi
Gaya Operasi dan Filosofi Manajemen
Struktur Organisasi
Tanggung Jawab dan Wewenang
Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia
Jumlah Penilaian Lingkungan Pengendalian
Hasil
Penilaian
66,67%
40%
77,78%
33.33%
66,67%
50%
55,74%
Analisis/
Kesimpulan
Baik
Cukup
Sangat Baik
Cukup
Baik
Cukup
Baik
No
Hasil
Penilaian
33,33%
50%
50%
50%
33,33%
50%
44,44%
Analisis/
Kesimpulan
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
96
Variabel dan
Indikator
1
Informasi
2
Komunikasi
Jumlah Penilaian Aktivitas Pengendalian
Hasil
Penilaian
25%
57,14%
41,07%
Analisis/
Kesimpulan
Kurang
Baik
Kurang
97
Tabel 8
Hasil Analisis Penilaian Sistem Pengendalian Intern
Variabel dan
Indikator
1
Lingkungan Pengendalian
2
Penilaian Resiko
3
Aktivitas Pengendalian
4
Informasi dan Komunikasi
5
Pemantauan
Jumlah Penilaian Sistem Pengendalian Intern
No
Hasil
Penilaian
55,57%
50%
44,44%
41,07%
54,54%
49,12%
Analisis/
Kesimpulan
Baik
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
98
99
V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan sistem pengendalian intern pada instansi-instansi dalam Pemerintah
Kabupaten Bungo. maka dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1) Dari tinjauan teoritis pelaksanaan sistem pengendalian intern pada
Pemerintah Kabupaten Bungo belum sepenuhnya memenuhi kriteria sistem
pengendalian intern yang ditunjukkan dengan pemenuhan 5 komponennya
yaitu: yaitu (1) lingkungan pengendalian, (2) penilain resiko, (3) aktivitas
pengendalian,(4) informasi dan komunikasi, serta (5) pemantauan. Selain itu,
pelaksanaan sistem pengendalian intern pada pemerintah kabupaten Bungo
belum memenuhi kriteria berjalannya tujuan sistem pengendalian intern.
Sistem pengendalian intern bertujuan sebagai kegiatan yang efektif dan
efisien, pengamanan aset dan ketaatan terhadap peraturan perundangan.
2) Secara umum, pelaksanaan dan penerapan sistem pengendalian intern di
Kabupaten Bungo berada dalam level cukup dengan capaian nilai 49,12%.
Hasil ini didapat dari penjumlahan ke lima unsur dalam sisitem
pengendalian intern yaitu (1) lingkungan pengendalian sebesar 55,57%, (2)
penilain resiko sebesar 50%, (3) aktivitas pengendalian sebesar 44,44%, (4)
informasi dan komunikasi sebesar 41,07%, serta (5) pemantauan sebesar
54,54%. Penilaian pelaksanaan SPI ini cukup berarti dalam menilai potensi
dan kelemahan dalam penerapan unsur-unsur sistem pengendalian intern.
3) Sistem pengendalian intern di Kabupaten Bungo masih memiliki banyak
kelemahan dalam pelaksanaannya, hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian
secara total sebesar 49,12%, walaupun angka ini cukup secara keseluruhan
namun untuk perincian masing-masing unsur dalam pengendalian intern
dapat diketahui bahwa banyak kelemahan yang perlu mendapatkan
perhatian dari Pemerintah Kabupaten Bungo.
4) Kelemahan penyelenggaraan sistem pengendalian intern ini terjadi karena
beberapa kendala di pemerintah dalam pelaksanaannya antara lain: Pimpinan
instansi pemerintah masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya sistem
pengendalian intern , Keputusan dilakukan oleh manusia yang sering berada
di bawah tekanan dengan keterbatasan waktu dan informasi sehingga dapat
terjadi pengambilan keputusan yang tidak tepat, kolusi diantara pegawai
dapat mensiasati pengendalian intern sebaik apapun, Resiko kegagalan dan
dampaknya harus dibandingkan dengan manfaat penerapan sistem
pengendalian intern.
5) Penempatan sumber daya manusia yang ada dalam instansi Pemerintah
Kabupaten Bungo tidak sesuai antara jabatan structural dan pendidikannya,
hanya dibekali oleh diklat tentang pekerjaannya, sehingga system yang
seharusnya berjalan secara optimal malah jadi lamban dan hal ini
100
V.2 Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diberikan saran-saran
sebagai berikut :
1) Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang merupakan modal utama
dan penggerak dalam suatu organisasi, dan merupakan soft control dalam
penerapan sistem pengendalian intern ini. Di mana sumber daya manusia
memberikan peranan yang vital dalam mencapai tujuan Organisasi. Maka
SDM yang berkualitas adalah SDM yang memiliki integritas kerja dan
memahami nilai-nilai etika dalam bekerja pada suatu organisasi, salah satu
contoh melalui pendidikan dan pelatihan serta perlunya pemahaman
terhadap SPI oleh masing-masing pegawai pada Instansi Pemerintah.
2) Diperlukan komitmen pimpinan dalam penerapan sistem pengendalian
intern, dengan Komitmen suatu keputusan maupun kebijakan yang akan
diambil terkait dengan perbaikan terhadap pengendalian intern, prosedur
dan aturan yang akan dilaksanakan dalam mencapai kesuksesan suatu
organisasi dalam hal ini adalah instansi pemerintah. Komitmen pimpinan
dapat menjadi langkah awal yang penting dalam menerapkan SPI pad setiap
Instansi Pemerintah.
3) Lingkungan pekerjaan sangat mempengaruhi pembentukan karakter dan
budaya kerja dalam suatu organisasi. Upaya ini dapat dilakukan dengan
menerapkan Keteladan pimpinan. Tujuannya dapat mendorong terciptanya
budaya kerja yang selalu mengedepankan nilai-nilai kejujuran, etika dan
disiplin.
4) Perlunya dukungan keberadaan infrastruktur yang mencakup antara lain:
pedoman, kebijakan, dan prosedur yang terintegrasi dengan unsur-unsur
sistem pengendalian intern lainnya, sesuai dengan proses bisnis dan
karakteristik suatu instansi pemerintah terkait dengan penyelenggaraan
sistem pengendalian intern. Keberadaan infrastruktur harus didukung oleh
implementasi dari infrastruktur sistem pengendalian intern tersebut.
5) Pengembangan berkelanjutan, karena kondisi yang dihadapi setiap instansi
pemerintah selalu dinamis, dan dinamika tersebut akan terus menimbulkan
perubahan, yang akan memerlukan pengembangan yang berkelanjutan
sehingga sistem pengendalian intern yang dibutuhkan setiap instansi
pemerintah dapat berlangsung sesuai dengan tujuan sesungguhnya.
101
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Ibnu, 2009, Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Dalam
Peningkatan Pelayanan Publik Untuk Memperkokoh Ketahanan Nasional : Studi di
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga RI, Tesis, Yogyakarta : UGM.
Didi Widayadi, 2007, BPKP Siap Melakukan Pengawalan Rencana Kerja Pemerintah,
Warta Pengawasan, Volume XIV, Nomor 3 Mei 2007.
Hasan, Asriani, 2010, Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pada Badan
Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Provinsi Sulawesi Selatan.
Indriantoro B. dan Bambang Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama, BPFE.
Laila, Zumriyatun, 2009, Analisis Peran Dan Fungsi Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP/PP No. 60 Tahun 2008) Dalam Meminimalisasi Tingkat Salah
Saji Pencatatan Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah, Ikatan Akuntan
Indonesia.
Lamsari Sitompul, 2010, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Malang.
Medyah Indreswari, 2010, Perapan Sistem Pengendalian Intern di Lingkungan
Pemerintah, Situs Resmi Madiknas Kosgoro.
Miryam Pingkan Lonto, 2011, Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) di Pemerintah Kota Bitung: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan
Dampaknya Terhadap Good Governance, Tesis, Yogyakarta : UGM.
Moeller, Robert, Herbert Witt, 2000, Brinks Modern Internal Auditing, fifth edition,
John Wiley & Sons Inc.
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi. Salemba Empat : Jakarta.
Nugroho Widjayanto, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga : Jakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,
BPKP.
______, 2009, Pedoman Teknis Umum Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP), BPKP.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah.
Pujianik Mulyani dan Rindah F. Suryawati, Analisis Peran Dan Fungsi Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP/PP No. 60 Tahun 2008) Dalam
102
103
Jurnal Ekonomi STIE Haji Agus Salim Vol. 1, No. 1, Maret 2007