Professional Documents
Culture Documents
1. Niko
2. Kartik
3. Tata
4. Elmo
5. Sangeta
6. Maya
7. Dita
8. Aya
9. Elsa
10. Dara
Scenario
A woman attends a routine antenatal appointment at 31 weeks gestation. She is 26 years old and
this is her fifth pregnancy . she has four children , all spontaneous vaginal deliveries at term .
her fourth child is 18 months old and the delivery was complicated by a postpartum haemorrhage
requiring a 4 unit blood transfusion . she is reffered by midwife to doctor (public health center)
with possibility of breech presentation . the mother complains of malaise and dizzy . due to her
economic condition ,she admits that during her pregnancy she only eats some food that she can
afford to buy . she feels generally tired and attributes this to caring for her four young children .
she reports good fetal movements (more than 10 per day)
In the examination findings :
Height : 150 cm ,weight : 45 kg ,blood pressure : 126/73 mmHg ,pulse : 92 x/m, RR = 22 x/m
Palpebra conjunctival looked pale
Outer examination : hard parts are palpable in the right side of mothers abdomen
Haemoglobin
7.8g/dl
68 fL
32
TIBC
510 mg/dL
11.200/L
Platelets
237.000/L
Urinalysis
negative
Blood grup
negative
Klarifikasi istilah
1.
2.
3.
4.
Antenatal
Gestasi : periode perkembangan anak dari saat pembuahan ovum sampai lahir
Aterm : umur kehamilan ibu antara 37-42 minggu
Hemorrhage post partum : perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih setelah plasenta
5.
6.
7.
8.
lahir
Fetal movement : pergerakan janin
Breech presentation : presentasi dari bokong,lutut,atau kaki fetus in labor
Malaise : perasaan yang tidak jelas dari ketidaknyamanan
Dizzy : gangguan perasaan dari hubungan terhdapat ruangan ,sensasi tidak kokoh dengan
7.
bulan)
8. In the examination findings :
Height : 150 cm ,weight : 45 kg ,blood pressure : 126/73 mmHg ,pulse : 92 x/m, RR = 22
x/m
Palpebra conjunctival looked pale
Outer examination : hard parts are palpable in the right side of mothers abdomen
Haemoglobin
7.8g/dl
68 fL
32
TIBC
510 mg/dL
11.200/L
Platelets
237.000/L
Urinalysis
negative
Blood grup
negative
You act as the doctor in public health centre and be pleased to analyse this case
Analisis masalah
1. Wanita 26 tahun dengan hamil 31 minggu dari keluarga miskin
a. Apa definisi miskin pada kasus ini? 1,2,8
Dalam laporan bulanan Data Sosial Ekonomi edisi April 2011, yang diterbitkan
Badan Pusat Statistik Nasional, Kamis 5 April 2011, menyatakan bahwa jumlah
penduduk miskin sangat dipengaruhi garis kemiskinan. "Sebab penduduk miskin
adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah
garis kemiskinan,"
Pada Maret 2010, angka garis kemiskinan sebesar Rp211 ribu per kapita per
bulan. Artinya, seseorang baru dikatakan miskin bila pengeluaran per bulan di
bawah Rp211 ribu. "Angka garis kemiskinan ini sebenarnya telah naik 5,7 persen
dibandingkan Maret 2009."
Garis kemiskinan terdiri dari garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis
kemiskinan bukan makanan (GKBM). Peranan GKM terhadap garis kemiskinan
sangat dominan, yaitu mencapai 73,5 persen.
b. Apa hubungan kehamilan dengan kemiskinan ini (anemia)? 2,3,9
2. G5P4A0
a. Apa faktor resiko dari kehamilan multipara grande ? 3,4,10
b. Kemungkinan komplikasi dari kehamilan multipara grande? 4,5,1
- Kelainan letak janin, disebabkan oleh karena dinding rahim dan atau dinding
perut yang telah longgar akibat dari persalinan yang terdahulu.
- Anemia dalam kehamilan.
- Kelainan endokrin, misalnya kencing manis (diabetes mellitus).
- Gangguan kardiovaskuler, misalnya kelainan jantung, tekanan darah tinggi
(hipertensi).
- Kelainan letak plasenta (plasenta previa) karena dinding rahim tempat
perlekatan plasenta yang normal (di daerah fundus dan corpus rahim) sudah
pernah dilekati plasenta pada kehamilan sebelumnya sehingga pada kehamilan
yang lebih dari lima kali, plasenta melekat di bagian bawah rahim.
- Solutio plasenta, adalah suatu keadaan dalam kehamilan dimana plasenta yang
tempat perlekatannya yang normal (pada fundus dan corpus uteri) terlepas
sebelum waktunya (pada kala III).
- Robekan pada rahim (ruptura uteri), penyebabnya adalah dinding rahim pada
ibu yang telah melahirkan beberapa kali bayi yang dapat hidup (viable) sudah
lemah. Rintangan yang sangat kecil pada kehamilan maupun pada proses
persalinan dapat menimbulkan robekan pada rahim.
- Terhambatnya kemajuan persalinan oleh karena kontraksi rahim kurang.
4. Kerusakan neurologis jangka panjang dan jaringan otak (trauma otak janin),
Kerusakan medulla spinalis atau fraktur spinal, hemoragi intracranial,
kerusakan jaringan lunak, cerebral palsy
5. Prolaps tali pusat
6. Kerusakan organ (ginjal, hepar, limpa, kandung kemih rupture bila
berdistensi), jejas faring dalm bentuk rubekan atau pseudodivertikel, cedera
testis, hematoma otot-otot
7. Cold injury dan hipoglikemi
8. Kasus adrenal idiopatik
9. Sindom kematian bayi mendadak (Sudden infant death syndrome, SIDS).
(wiknjosastro, 2000; Boyle,2008; sastrawinata, 1984; cunningham, 2005;
saifudin, 2002; sarwono, 2006)
b. Ibu
1. Trauma jalan lahir (trauma vagina, rupture perineum, perlukaan serviks),
trauma uretra
2. Distress psikologis
3. Atonia uteri, perdarahan post partum endometritis (Mauren Boyle, 2008;
sastrawinata, 1984; saifuddin, 2002; Cunningham, 2005)
f. Bagaimana management yang baik untuk mengatasi breech presentation ? 2,3,8
5. Ibu mengeluh lemas dan pusing
a. bagaimana makna klinis lemas dan pusing serta patofisiologinya? 3,4,9
b. Bagaimana management dan edukasi untuk lemas dan pusing? 4,5,10
6. Ibu dengan kondisi ekonomi yang kurang mengalami kekurangan nutrisi
a. Bagaimana kebutuhan nutrisi dari ibu hamil? 5,6,1
Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gr perhari. Kalsium dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka. Sumber
kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan kalsium karbonat.
Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia pada
ibu.
Zat besi
Vitamin B12
Kadar vitamin B12 pada wanita hamil berkurang karena terjadi penurunan
protein pembawa dalam plasma yaitu transkobalamin. Vitamin B12 bisa
didapatkan dari makanan hewani. Kadar vitamin B12 juga dapat berkurang pada
mereka
yang
mengkonsumsi
vitamin C berlebihan.
Meskipun masih
diperdebatkan, vitamin B12 juga dapat mencegah terjadinya defek tabung saraf
sebagaimana asam folat.
Vitamin B6
Suplementasi vitamin B6 umumnya tidak terlalu diperlukan pada wanita hamil
kecuali mereka yang beresiko mengalami defisiensi seperti pada pelaku
penyalahgunaan obat, remaja dan janin lebih dari satu. Suplementasi yang dapat
Normal
IMT = 18 - 25
Interpretasi
Normal (untuk yang tidak hamil)
Pada kehamilan, BB ideal sebelum
hamil + (usia kehamilan 0,35)
BB ideal sebelum hamil = TB-105
(Tapi rumus ini belum tahu
validitasnya).
Blood
Normal
126/73 mmHg
Pulse: 92x/menit
RR: 22x/menit
Konjungtiva
palpebra
60-100x/menit
18-24x/menit
(-) pucat
Normal
Normal
Anemia
terlihat
pucat
Periksa luar : Bagian
Mekanisme :
Konjungtiva palpebra pucat
Pada kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke
janin untuk eritopoiesis, kehilangan darah pada saat persalinan, dan laktasi yang
jumlah keseluruhannya dapat mencapai 900 mg atau setara dengan 2 liter darah.
Oleh karena sebagian besar perempuan mengawali kehamilan dengan cadangan
besi yang rendah, maka kebutuhan tambahan ini berakibat pada anemia defisiensi
besi. Anemia defisiensi besi ini akan bermanifestasi sebagai konjungtiva pucat yang
diakibatkan oleh menurunnya perfusi ke jaringan perifer karena tubuh akan
mengutamakan perfusi ke organ-organ internal.
b. Interpretasi dan mekanisme abnormal 1,2,7
Haemoglobin
7.8g/dl
68 fL
28 g/dL
32
TIBC
510 mg/dL
11.200/L
Platelets
237.000/L
Urinalysis
negative
Blood grup
negative
Pada Kasus
7,8g/dl
68 fl
28 g/dl
Nilai Normal
>11 g/dl
Intepretasi
Anemia
derajat
74,4-95,6 fl
32-35 g/dl
sedang
Anemia mikrositer
Anemia hipokrom
Serum Iron
TIBC
WBC
trombosit
Urinalisis
32 ug/dL
510 mg/dL
11.200
237.000
(-)
80-160 ug/dL
250-400 mg/dL
6000-16.000
150.000-400.000
(-)
mikrositer
ADB
ADB
Normal
Normal
Normal, tidak ada
proteinuria
Leopold I
: Daerah fundus uteri teraba keras dan bulat, dengan balotemen positif
yang menandakan kepala.
Leopold II
: Menentukan punggung janin yang berada disalah satu sisi pada abdomen
dan bagian yang kecil di sisi yang lain.
Leopold III : Terabanya bokong menuju ke pintu atas panggul. Bokong dapat
digerakkan diatas pintu atas oanggul jika belum masuk panggul (engage)
Leopold IV : Menunjukan bagian yang turun pada pintu atas panggul. Setelah janin
masuk panggul (engagement), bokong terfiksasi di dalam simfisis.
3. Auskultasi: Denyut jantung fetus biasanya terdengar keras pada punggung fetus
setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus.
Pemeriksaan dalam :
Dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sakrum,
kedua tuber ossis iskii dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan
dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari
yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama
dengan telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong janin mengalami edema,
sehingga kadang-kadang sulit membedakan bokong dengan muka karena jari yang
akan dimasukkan kedalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang
dimasukkan mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa hambatan. Pada
presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping bokong,
sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu kaki
disamping bokong.
Pemeriksaan penunjang :
Konfirmasi terbaik pada dugaan presentasi bokong adala dengan pemeriksaan
sonografi. Pemeriksaan ini juga dapat memberikan informasi mengenai tipe dari
presentasi bokong dan sudut leher. Pemeriksaan sonografi juga dapat memberi
informasi lain seperti:
Derajat fleksi dan ekstensi dari kepala
Perkiraan berat janin
Kelainan kongenital
Volume cairan amnion
Posisi tali pusat
Lokasi plasenta
Metode lain adalah CT scan untuk memberikan penilaian panggul, dan MRI untuk
menilai kapasitas dan struktur panggul. Pemeriksaan dengan pelvimetri radiografik
untuk membantu mnentukn cara pelahiran pada presentasi bokong masih
kontroversial.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.
Learning issue
I.
Anatomy 1,5,9
Gambar 2.1. Gambaran anteroposterior panggul normal wanita dewasa. Digambarkan diameter
anteroposterior (AP) dan Transversal (T) pintu atas panggul. Sumber: Cunningham, et al. Williams
Obstetrics, 23rd ed.
Gambar 2.2. Gambaran tiga diameter anteroposterior pintu atas panggul: konjugata vera,
konjugata obstetris dan konjugata diagonalis yang dapat diukur secara klinis. Diameter
anteroposterior panggul tengah juga diperlihatkan. (P = promontorium sakrum; Sim = simfisis
pubis). Sumber: Cunningham, et al. Williams Obstetrics, 23rd ed.
Gambar 2.3. Panggul wanita dewasa yang memperlihatkan diameter anteroposterior dan
transversal pintu atas panggul serta diameter transversal (interspinosus) panggul tengah.
Konjugata obstetris normalnya lebih dari 10 cm. Sumber: Cunningham, et al. Williams Obstetrics,
23rd ed.
Gambar 2.4. Pintu bawah panggul dengan diameter-diameter yang penting. Perhatikan bahwa
diameter anteroposterior dapat dibagi menjadi diameter sagital anterior dan posterior. Sumber:
Cunningham, et al. Williams Obstetrics, 23rd ed.
Gambar 2.5. Empat tipe panggul dengan klasifikasi Caldwell-Moloy. Garis yang melintasi diameter
transversal terlebar membagi pintu atas menjadi segmen posterior dan anterior. Sumber:
Cunningham, et al. Williams Obstetrics, 23rd ed.
Panggul ginekoid dianggap sebagai panggul normal wanita, sementara panggul android
merupakan varian dari panggul pria. Panggul android lebih sering ditemukan pada wanita dengan
akitvitas fisik yang berat selama masa remaja. Panggul android juga ditemukan pada wanita yang
mengalami keterlambatan dalam posisi tegak, yaitu setelah usia 14 bulan, sementara panggul
platipeloid lebih sering ditemukan pada wanita yang memiliki kemampuan posisi tegak sebelum
umur 14 bulan (Leong, 2006).
II.
III.
PENDAHULUAN
Letak
sungsang
merupakan
keadaan
dimana
janin
terletak
PREVALENSI
Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh
persalinan tunggal.(1-3) Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak
janin memanjang dimana presentasi bokong dengan atau tanpa kaki merupakan
bagian terendahnya.
Angka
kejadiannya
adalah
3-4%
dari
seluruh
Di Parkland Hospital
3,5 persen dari 136.256 persalinan tunggal dari tahun 1990 sampai 1999
merupakan letak sungsang (1). Sedangkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin
Palembang sendiri pada tahun 2003-2007 didapatkan persalinan presentasi
bokong sebesar 8,63%.
letak
s u n g s a n g s e p e r t i m a l f o r m a s i C N S , m a s s a d i l e h e r, aneuploidi (1).
TANDA DAN GEJALA
Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil
dinyatakan bahwa kehamilannya terasa lain dari kehamilan sebelumnya,
karena perut terasa penuh dibagian atas dan gerakan lebih hanyak dibagian
bawah. Pada kehamilan pertama kalinya mungkin belum bisa dirasakan
perbedaannya. Dapat ditelusuri dari riwayat kehamilan sebelumnya apakah ada
yang sungsang.
Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa
Leopold I difundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold
II teraba punggung disatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV
teraba bokong dibagian bawah uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat
dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat
digerakkan semudah kepala. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan
setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.
Pada pemeriksaan dalam pada kehamilan letak sungsang apabila
didiagnosis dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat oleh karena
dinding perut tebal, uterus berkontraksi atau air ketuban banyak. Setelah
ketuban pecah dapat lebih jelas adanya bokong vang ditandai dengan adanya
sakrum, kedua tuberositas iskii dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka
harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada
tangan ditemukan ibu jari vang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan
panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada
persalinan lama, bokong mengalami edema sehingga kadang-kadang sulit untuk
membedakan bokong dengan muka.
Pemeriksaan
yang
teliti
dapat
dapat diraba disamping bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak
sempuma hanya teraba satu kaki disamping bokong. Informasi yang paling
akurat berdasarkan lokasi sakrum dan prosesus untuk diagnosis posisi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan jika masih ada keragu-raguan dari pemeriksaan luar dan
dalam, sehingga harus di pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan
ultrasonografik atau M R I ( M a g n e t i c R e s o n a n c e I m a g i n g ) . Pemeriksaan
ultrasonografik diperlukan untuk konfirmasi letak janin, bila pemeriksaan
fisik belum jelas, menentukan letak placenta, menemukan kemungkinan
cacat bawaan. Pada foto rontgen (bila perlu) untuk menentukan posisi tungkai
bawah, konfirmasi letak janin serta fleksi kepala, menentukan adanya kelainan
bawaan anak.
DIAGNOSIS
Diagnosis letak s u n g s a n g pada umumnya tidak sulit. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan keluhan subyektif dan pemeriksaan fisik atau penunjang
yang telah dilakukan. Dari anamnesis didapatkan kalau ibu hamil akan merasakan
perut terasa penuh dibagian atas dan gerakan anak lebih banyak dibagian bawah
rahim. Dari riwayat kehamilan mungkin diketahui pernah melahirkan sungsang.
Sedangkan dari pemeriksaan fisik Leopold akan ditemukan dari Leopold I
difundus akan teraba bagian bulat dan keras yakni kepala, Leopold II teraba
punggung dan bagian kecil pada sisi samping perut ibu, Leopold III-IV teraba
bokong di segmen bawah rahim. Dari pemeriksaan dalam akan teraba
bokong atau dengan kaki disampingnya. Disini akan teraba os sakrum, kedua
tuberosis iskii dan anus. Pemeriksaan penunjang juga dapat digunakan
untuk menegakkan diagnosis seperti ultrasonografik atau rontgen.
DIAGNOSIS BANDING
Kehamilan dengan letak sungsang dapat didiagnosis dengan
kehamilan dengan letak muka. Pada pemeriksaan fisik dengan palpasi Leopold
masih ditemukan kemiripan. Ini dibedakan dari pemeriksaan dalam yakni pada
letak sungsang akan didapatkan jari yang dimasukkan ke dalam anus mengalami
rintangan otot dan anus dengan tuberosis iskii sesuai garis lurus. Pada letak
muka, jari masuk mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa
hambatan serta mulut dan tulang pipi membentuk segitiga. Sedangkan
dengan USG atau rontgen sangatlah dapat dibedakan (1,4).
PENATALAKSANAAN
1. Dalam Kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu ,mencari kausa daripada letak
sungsang yakni dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan
kongenital, kehamilan ganda, kelainan uterus. Jlka tidak ada kelainan
pada hasil USG, maka dilakukan knee chest position atau dengan versi
luar (jika tidak ada kontraindikasi) (1).
Versi luar sebaiknya dilakukan
pada kehamilan 34-38 minggu. Pada
umumnya versi luar sebelum minggu
ke 34 belum perlu dilakukan karena
kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan
setelah minggu ke 38 versi luar sulit dilakukan karena janin sudah
besar dan jumlah air ketuban relatif telah berkurang. Sebelum
melakukan versi luar diagnosis letak janin harus pasti sedangkan
denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Kontraindikasi untuk
melakukan versi luar; panggul sempit, perdarahan antepartum,
hipertensi, hamil kembar, plasenta previa (1,2,4). Keberhasilan versi luar
35-86 % (rata-rata 58 %). Peningkatan keberhasilan terjadi pada
multiparitas, usia kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman
membuat prediksi keberhasilan versi luar berdasarkan penilaian seperti Bhisop
skor (Bhisop-like score).
Skor
Pembukaan serviks
0
0
1
1-2
2
3-4
3
5+
3
-3
Kaku
posterior
2
-2
Sedang
Mid
1
-1
Lunak
anterior
0
+1,+2
Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100 % jika nilai >9.
Kalau versi luar gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding perut,
penggunaan narkosis dapat dipertimbangkan, tetapi kerugiannya antara
lain: narkosis harus dalam, lepasnya plasenta karena tidak merasakan
sakit dan digunakannya tenaga yang berlebihan, sehingga penggunaan
narkosis dihindari pada versi luar (4).
2. Dalam Persalinan
Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak
ketekunan dan kesabaran dibandingkan dengan persalinan letak
kepala. Pertama-tama hendaknya ditentukan apakah tidak ada kelainan
lain yang menjadi indikasi seksio, seperti kesempitan panggul, plasenta
previa atau adanya tumor dalam rongga panggul (4).
Pada kasus dimana versi luar gagal/janin tetap letak sungsang,
maka penatalaksanaan persalinan lebih waspada. Persalinan pada letak
sungsang dapat dilakukan pervaginam atau perabdominal (seksio sesaria).
Pervaginam dilakukan jika tidak ada hambatan pada pembukaan dan
penurunan bokong (1,4). Syarat persalinan pervaginam pada letak sungsang:
bokong sempurna (complete) atau bokong murni (frank breech), pelvimetri,
klinis yang adekuat, janin tidak terlalu besar, tidak ada riwayat seksio
sesaria dengan indikasi CPD, kepala fleksi. Mekanisme persalinan letak
sungsang berlangsung melalui tiga tahap yaitu:
Persalinan bokong
a. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang
atau miring.
b. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi
putaran paksi dalam sehingga trokanter depan berada di bawah
simfisis.
c. Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga
distansia bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.
d. Terjadi
p er sa l i nan
bokong ,
deng a n
t rok a nt e r
dep a n
se ba g a i hipomoklion.
e. Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk
persalinan trokanter depan, sehingga seluruh bokong janin
lahir.
f. Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke
arah perut ibu.
g. Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.
Persalinan bahu
a. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang
atau miring.
b. Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar panggul.
c. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah
simpisis dan bertindak sebagai hipomoklion.
d. Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.
e. Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan depan
sehingga seluruh bahu janin lahir.
f. Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau
miring.
g. Bahu melakukan putaran paksi dalam.
Setelah
trokanter
belakang
mencapai
dasar
panggul,
terjadi
dalam
trokanter
putaran
paksi
sehingga
depan berada
di bawah simfisis.
Terjadi
pe rsal i nan
boko n
g,
den ga n
t r ok ant e r de p an se ba ga i
hipomoklion.
Setelah
trokanter
belakang lahir,
fleksi
terjadi
lateral
janin
untuk
persalinan
trokanter
depan,
sehingga
seluruh
bokong
janin
lahir.
dan
bokong
menempatkan
Penurunan
bokong
berkelanjutan
sampai
kedua tungkai
bawah lahir.
pada
diameter
anteroposterior
diameter
Secara simultan,
bokong
melakukan rotasi anterior
90o.
Kepala
janin
sutura
berada
sagitalis
pada
tepi
diameter transversal.
Penurunan
pelvic terjadi
flexi
kepala
. (Professor Jeremy Oats and Professor Suzanne Abraham,
2005)
Jenis-jenis persalinan sungsang:
1. Persalinan Pervaginam
dari
ke
dalam
dengan
sejajar
sumbu
panjang
paha,
sedangkan
jani-jari
lain
memegang panggul.
4. Pada setiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan
tampak teregang, tali pusat dikendorkan. Kemudian penolong melakukan
hiperlordosis pada badan janin guna mengikuti gerakan rotasi anterior,
yaitu punggung janin didekatkan ke punggung ibu. Penolong hanya
a) Klasik (Deventer)
b) Mueller
c) Lovset
d) Bickenbach.
3. Tahap ketiga : lahirnya kepala, dapat dengan, cara
a) Mauriceau (Veit-Smellie)
b
)
Najouks
Wigand Martin-Winckel
c) Parague terbalik
d
)
Cunam piper
e)
Tehnik :
Tahap pertama persalinan secara bracht sampai pusat lahir. Tahap kedua
melahirkan bahu dan langan oleh penolong:
1. Cara klasik
Prinsip melahirkan bahu dan
lengan
secara
klasik
ini
dulu
karena
lengan
penolong harus masuk ke dalam jalan lahir yang dapat manimbulkan infeksi.
2. Cara Mueller
Prinsip melahirkan bahu dan
lengan secara Mueller ialah
melahirkan bahu dan lengan
depan
lebih
ekstraksi,
dulu
baru
dengan
kemudian
melahirkan bahu dan lengan belakang. Bokong janin dipegang dengan femuropelvik yaitu kedua ibu jari penolong diletakkan sejajar spina sakralis media dan
jari telunjuk pada krisat iliaka dan jari-jari lain mencengkram bagian depan.
Kemudian badan ditarik ke curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu
depan tampak di bawah simpisis dan lengan depan dilahirkan dengan mengait
lengan bawahnya. Setelah bahu depan dan lengan lahir, tarik badan janin ke
atas sampai bahu belakang lahir. Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan
lahir sehingga mengurangi infeksi.
3. Cara lovset
Prinsip melahirkan persalinan
secara Lovset ialah memutar
badan janin dalam setengah
lingkaran bolak-balik sambil
dilakukan traksi curam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya berada di
belakang akhirnya lahir dibawah simpisis dan lengan dapat dilahirkan.
Keuntungannya yaitu sederhana dan jarang gagal, dapat dilakukan pada semua
letak sungsang, minimal bahay infeksi. Cara lovset tidak dianjurkan dilakukan
pada sungsang dengan primigravida, janin besar, panggul sempit.
4. Cara Bickhenbach
Prinsip melahirkan ini merupakan kombinasi antara cara Mueller dengan cara
klasik.
dasar panggul sehingga sukar menurunkan kaki. Jari telunjuk tangan penolong
yang searah bagian kecil janin dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan
di pelipatan paha depan. Dengan jari telunjuk ini pelipatan paha dikait dan
ditarik curam kebawah, sehingga trokhanter tampak dibawah simpisis, maka
jari telunjuk penolong yang lain segera mengait pelipatan paha ditarik curam
kebawah sampai bokong lahir. Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara
femuro-pelviks kemudian janin dapat dilahirkan dengan cara manual aid.
Prosedur Persalinan Sungsang Perabdominam
Persalinan letak sungsang dengan seksio sesaria sudah tentu merupakan
yang terbaik ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak
sungsang pervaginam memberi trauma yang sangat berarti bagi janin. Namun hal
ini tidak berarti bahwa semua letak sungsang harus dilahirkan perabdominam.
Persalinan diakhiri dengan seksio sesaria bila:
1. Persalinan pervaginam diperkirakan sukar dan berbahaya (disproporsi feto
pelvic atau skor Zachtuchni Andros 3).
Parameter
Paritas
Pernah letak sungsang
TBJ
Usia kehamilan
Station
Pembukaan serviks
Arti nilai:
2
2 kali
< 3176 g
< 37 minggu
-1 atau >
4 cm
3 : persalinan perabdominam
4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap
dapat dilahirkan pervaginam.
>5 : dilahirkan pervaginam.
2. Tali pusat menumbung pada primi/multigravida.
3. Didapatkan distosia
4. Umur kehamilan:
KOMPLIKASI
Komplikasi persalinan letak sungsang antara lain:
1. Dari faktor ibu:
-
Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa placenta.
PROGNOSIS
Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan letak kepala. Di RS Karjadi Semarang, RS Umum Dr.
Pringadi Medan dan RS Hasan Sadikin Bandung didapatkan angka kematian
perinatal masing-masing 38,5%, 29,4% dan 16,8%. Eastmen melaporkan angkaangka kematian perinatal antara 12-14%. Sebab kematian perinatal yang
terpenting akibat terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu
kepala memasuki rongga panggul serta akibat retraksi uterus yang dapat
menyebabkan lepasnya placenta sebelum kepala lahir. Kelahiran kepala janin
yang lebih lama dari 8 menit umbilicus dilahirkan akan membahayakan kehidupan
janin. Selain itu bila janin berbafas sebelum hidung dan mulut lahir dapat
membahayakan karena mucus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas.
Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali pusat menumbung, hal ini sering
dijumpai pada presentasi bokong kaki sempurna atau bokong kaki tidak
sempurna, tetapi jarang dijumpai pada presentasi bokong
IV.
Kumpul paling lambat besok selasa 20 Januari 2015 jam 8 malem .. format TNR 12 justify line
spacing 1.5 .. yang dikoncang jd presentan tidak rapi,jawaban tidak jelas, 3 terakhir kumpul ..
Thank you kirim ke mayacidee@gmail.com