Professional Documents
Culture Documents
155 160 1 PB
155 160 1 PB
ABSTRACT
Real-time system (RTS) accurately entails the speedy accuracy process. To comply with the
performance of the real time of the spedd process, a processor or refiner used to require a
strategy of algorithm in executing the process. A problem will arise when the data processed are
not yet settled whereas the deadline provided to processing is restricted. Consequently, the data,
which are generated, cannot be made use of the system to process after wards and cause
automatically the system fail or the performance deceases.
This research investigated the ability of the parallel processing multiplication of the Braun Array
Multiplier in conforming to the speed process toward the multiplication of theunlabelled numbers
in a restricted deadline. To recognize the ability of the algorithm, it is carried out a ratio with
series of mathematical steps or multiplication algorithm by means of applying the simulation of
VHDL programming language. This simulation indicates the result of timing diagram which can
be analyzed through algorithm process speed respectively.
The result, found through the algorithm of Braun Array Multiplier, acquired the process speed
which was much better then compared with serial algorithm. This research is expected to prove
and authenticate that the Braun Array Multiplier can be made use of Real Time System
Application.
Keywords: Multiplier, Real-Time System, Deadline.
PENDAHULUAN
77
ISSN:2085-6989
Terdapat beberapa prilaku parameter
Task dalam memproses seperti gambar 1
[Andrizal, tesis 2005] :
ta
td
Tp
ta + Tp td
ta
dly
y
td
Tp
Tp
ta + Tp >td
ta
td
Tp
Tp
ta + Tp >td
td
t
TPercepatan
ta
ta
dly
td
Tp
Tp
td
t
TPercepatan
ta + Tp >td
(d) Proses yang tidak ideal akibat waktu
kedatangan ta terlambat dan
td
dipercepat kriteria sistem waktu
nyata tidak terpenuhi
ISSN:2085-6989
hasil operasi dalam 1 kali iterasi untuk
proses perkalian secara parallel.
Rancangan ini masih memiliki batasan
yaitu hanya digunakan maksimum untuk
perkalian 8 bit bilangan tidak bertanda.
Hasil yang diharapkan adalah dengan
adanya penggunaan metoda perkalian
parallel, didapatkan hasil akurasi yang
sesuai dengan kebutuhan perkalian
waktu nyata walaupun waktu iterasi
yang terbatas.
Akurasi (%)
0
20
40
100
ISSN:2085-6989
Acc[0...j] Acc[0...j] + Y[0...j];
}
Pada algoritma ini nilai hasil ditentukan
pada pengolahan data di register B yang
diatur melalui sebuah multiplexer
dimana pengaturan bit-bit multiplexer
dimulai dari LSB, maka komputasi akan
mulai dari bit-bit yang tidak berpengaruh
significant terhadap hasil.
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu proses (Tp) dalam sistem
komputer
dapat
dibuat
fleksibel
(diperkecil) melalui penggunaan unit
aritmatika yang dapat dihentikan
prosesnya setiap saat dan hasilnya dapat
digunakan. Hasil yang didapat haruslah
memiliki nilai akurasi yang terbaik. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara
pengolahan data secepat mungkin
dangan hasil proses maksimal.
Dengan demikian rancangan sistem
perkalian waktu nyata harus memiliki
sifat-sifat :
a. Hasil proses maksimal walaupun
waktu proses terbatas.
b. Untuk
mendapatkan
hasil
maksimal dilakukan secepat
mungkin maksimal 1 siklus
iterasi dengan cara parallel.
Konsep dengan cara melakukan proses
secara parallel dan hanya membutuhkan
maksimal 1 siklus iterasi untuk
meyelelesaikan proses walaupun jumlah
bit data yang diproses semakin banyak.
Hal ini sangat dibutuhkan ketika terjadi
perubahan
lingkungan
yang
menyebabkan proses terpaksa dihentikan
karena deadline sudah datang atau
waktu proses menjadi lebih singkat.
Sistem semacam ini tentu bermanfaat
digunakan dalam proses real- time yang
mengalami perubahan waktu proses.
80
HASIL PENELITIAN
Konsep
dasar
perkalian
parallel
algoritma Braun Array terlatak pada
iterasi yang dibutuhkan, Hasil proses
didapat hanaya dengan 1 kali siklus
iterasi. Hasil proses yang didapat sesuai
dengan kebutuhan system waktu nyata
yang dibatasi dengan deadline. Untuk
Uji coba dan simulasi rancangan sistem
digunakan perangkat lunak Altera
MaxPluss II Baseline 10.2, sehingga
dapat dianalisis kemampuan algoritma
ini. Arsitektur ini diperlihatkan pada
Gambar 3.
Kombinasi
full
adder
dirangkai
membentuk fungsi perkalian dengan
algoritma Braun array multiplier. Secara
sederhana Gambar 3 memperlihatkan
rangkaian Braun array multiplier. Dari
gambar 3 terlihat, input adalah a(0)
a(3) dan b(0)b(3), sedangkan output
adalah P(0)P(7).
Persamaan output P adalah ;
m1 n 1
m 1
n 1
P = AxB = ai 2 i x b j 2 j = (ai xb j )2 i 2 j
i =0
j =0
i = 0 j =0
Maka,
p0 = a0 .b0
P1 = a1 .b0 + a0 .b1 + c
P2 = a 2 .b0 + a1 .b1 + a0 .b2 + c
P3 = a3 .b0 + a 2 .b1 + a1 .b2 + a0 .b3 + c
P4 = a 4 .b0 + a3 .b1 + a 2 .b2 + a1 .b3 + a0 .b4 + c
P5 = a5 .b0 + a 4 .b1 + a3 .b2 + a 2 .b3 + a1 .b4 + a0 .b5 + c
P6 = a6 .b0 + a5 .b1 + a 4 .b2 + a3 .b3 + a 2 .b4 + a1 .b5 + a0 .b6 + c
P7 = a7 .b0 + a 6 .b1 + a5 .b2 + a 4 .b3 + a3 .b4 + a 2 .b6 + a1 .b5 + a0 .b7 + c
ISSN:2085-6989
p 0 = a 0 .b0
P1 = a1 .b0 + a 0 .b1 + c
P2 = a 2 .b0 + a1 .b1 + a 0 .b2 + c
P3 = a3 .b0 + a 2 .b1 + a1 .b2 + a 0 .b3 + c
P4 = a 4 .b0 + a3 .b1 + a 2 .b2 + a1 .b3 + a0 .b4 + c
P5 = a5 .b0 + a 4 .b1 + a3 .b2 + a 2 .b3 + a1.b4 + a 0 .b5 + c
P6 = a 6 .b0 + a5 .b1 + a 4 .b2 + a3 .b3 + a 2 .b4 + a1.b5 + a0 .b6 + c
P7 = a7 .b0 + a6 .b1 + a5 .b2 + a 4 .b3 + a3 .b4 + a 2 .b6 + a1 .b5 + a 0 .b7 + c
P8 = a 7 .b1 + a6 .b2 + a5 .b3 + a 4 .b4 + a3 .b6 + a 2 .b5 + a1 .b7 + c
P9 = a7 .b2 + a 6 .b3 + a5 .b4 + a 4 .b5 + a3 .b6 + a 2 .b7 + c
P10 = a7 .b3 + a 6 .b4 + a5 .b5 + a 4 .b6 + a3 .b7 + c
P11 = a7 .b4 + a6 .b5 + a5 .b6 + a 4 .b7 + c
P12 = a7 .b5 + a6 .b6 + a5 .b7 + c
P13 = a7 .b6 + a6 .b7 + c
P14 = a7 .b7 + c
P15 = c
81
ISSN:2085-6989
Gambar .Diagram waktu terburuk proses perkalian serial 250 x 250, hasil selesai pada 8 siklus
iterasi dengan waktu proses 1,846 us.
Gambar 5.Diagram waktu terbaik proses perkalian serial 1 x 250, hasil selesai pada 1 siklus
iterasi dengan waktu proses 77,7 ns.
Gambar 6. Diagram waktu perkalian parallel Braun Array 5x4 diselesaikan 50 ns kurang 1
siklus iterasi (200 ns).
82
ISSN:2085-6989
Gambar 7. Diagram waktu perkalian parallel Braun Array 9x20 diselesaikan 64 ns kurang 1
siklus iterasi (200 ns).
Gambar 8. Diagram waktu perkalian parallel Braun Array 12x20 diselesaikan 63 ns kurang 1
siklus iterasi (200 ns).
Gambar 9. Diagram waktu perkalian parallel Braun Array 15x12 diselesaikan 60,6 ns kurang
1 siklus iterasi (200 ns).
Elektron: Vol 2 No. 1, Edisi: Juni 2010 |
83
ISSN:2085-6989
Gambar 10. Diagram waktu perkalian parallel Braun Array 18x11 diselesaikan 74,4 ns kurang
1 siklus iterasi (200 ns).
Gambar 11. Diagram waktu perkalian parallel Braun Array 4x20 diselesaikan 59 ns kurang 1
siklus iterasi (200 ns).
PEMBAHASAN
Bilangan multiplier dan multiplicand
yang diuji adalah bilangan desimal 8 bit
tidak bertanda. Hasil simulasi berbentuk
grafik dan kinerja ditinjau dari
percepatan waktu proses. Dalam
pengujian ini dilakukan perbandingan
kedua algoritma metoda serial dan
algoritma metoda parallel. Setiap
algoritma akan diberi kasus perhitungan
terbaik dan terburuk, serta sejumlah
perkalian terhadap sejumlah data acak.
84
Metoda Parallel
Metoda Serial
ISSN:2085-6989
Pada Gambar 12 memperlihatkan laju
akurasi hasil proses untuk kedua
algoritma yang didapat dari beberapa
simulasi terhadap sejumlah perkalian bit
yang
dilakukan
terhadap
kedua
algoritma. Hasil yang didapat terlihat
hasil akurasi nilai proses yang dihasilkan
oleh masing-masing proses. Nilai akurasi
metoda serial 100% jika iterasi sudah
maksimal 8 siklus. Sementara algoritma
perkalian metoda parallel Braun Array
Multiplier menghasilkan akurasi proses
100% kurang dari 1 siklus iterasi.
Jadi nilai akurasi algoritma perkalian
parallel Braun Array lebih baik
dibandingkan
dengan
algoritma
perkalian serial shift-and-add. Dimana
data yang dihasilkan dapat memenuhi
kriteria untuk penggunaan perkalian
waktu nyata dalam menghadapi kasus
dimana waktu proses yang tersedia tidak
mencukupi untuk sejumlah siklus yang
dibutuhkan atau waktu proses yang
diperpendek.
SIMPULAN
Berdasarkan data dan analisis yang
diperoleh pada penelitian ini, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Algoritma perkalian parallel
Braun Array mampu mendapatkan
nilai
akurasi
proses 100%
maksimal hanya 1 siklus iterasi,
walaupun jumlah bit multiplier
yang digunakan maksimal dan
tidak tergantung jumlah bit
multiplier.
2. Kompleksitas rangkaian algoritma
parallel Braun Array Multiplier
lebih kompleks dibandingkan
dengan algoritma serial Shift AndADD.
3. Hasil penelitian ini sangat
menguntungkan
dalam
meningkatkan
kinerja
sistem
waktu-nyata, yaitu tersedianya
Elektron: Vol 2 No. 1, Edisi: Juni 2010 |
DAFTAR PUSTAKA
Andrizal. 2005, Perancangan unit
aritmatika perkalian waktu nyata
algoritma Shift-And-ADD metoda
MSB-P1, tesis, ITB.
Andrizal.2009, Kehandalan metoda
MSB-P1 algiritma Shift-And-ADD
Pada Operasi Perkalian waktu
nyata, Poli Rekayasa,Volume 4.
Alan C. Shaw.2002,Real-Time Systems
and Software, John Wiley & Sons.
Bruce powel Douglass 1999, Doing
Hard Time: Developing Real-Time
Systems with UML, Objects,
Frameworks, and Patterns, Addison
Wesley
Hassan Gomna, 2000, Designing
Concurren, Distributed, and Real
time Applications With UML,
Addison_Wesley Pub Co,
Kuspriyanto,
Kerlooza,
Y.Y.2004.
Toward New Real-Time Processor :
The Multioperand MSB-First RealTime
Adder,
Proceedings
of
DSD2004 Euromicro Symposium
on Digital System Design, RennesFrance, IEEE Computer Society.
Kuspriyanto,Kerlooza,Y.Y.2004
Keandalan Unit Multioperand MSBFirst Realtime Adder Pada Operasi
Penjumlahan Data Acak, Proceeding
SITIA 2004, Seminar on Inteligent
Technology and Its Applications,
Surabaya, May 18th.
Levi, S.T., Agrawala, A.K.1990. RealTime System Design, McGraw-Hill.
Russ Miller and Laurence Boxer, 2000
Algorithms Seduential and parallel:
A
Unified
Approach,
I/e,
Prentice_Hall,
85
ISSN:2085-6989
Skahill
K.
1996.
VHDL
for
Programmable
Logic,
Addison
Wesley.
Smith, D.J. 1999. HDL Chip Design,
Done Publication.
86