Professional Documents
Culture Documents
1 PB - 2
1 PB - 2
ABSTRAK
Dalam proses penyaluran energi listrik, terjadi susut daya pada pembangkit, transmisi dan
distribusi. Umumnya, susut energi pada sistem transmisi dan distribusi secara rata-rata semestinya 10%
dari produksi gross-nya, pada kondisi normal. Akan tetapi dari beberapa pusat pengatur beban,
diperoleh nilai mendekati 20%, walaupun sudah diambil langkah-langkah perbaikan. Khusus sampel
distribusi, perlu dilakukan perhitungan susut daya tersebut. Makalah ini menyajikan cara perhitungan
susut daya beserta hasilnya pada jaringan distribusi dengan merujuk kepada kurva beban dari setiap
gardu distribusi. Susut daya pada saluran tegangan menengah dihitung berdasarkan besarnya arus
beban yang mengalir pada penghantar. Sedangkan susut daya pada transformator dihitung berdasarkan
kondisi beban. Dari perhitungan umumnya diperoleh susut daya pada transformator mempunyai nilai
lebih dari 5% dari kapasitas transformatornya. Nilai susut daya pada transformator paling besar terjadi
pada gardu BPHA, sebesar 20,38%, dan paling rendah terjadi pada gardu ITCK, 4,8%.
Kata kunci: susut daya, distribusi, tegangan menengah, arus beban, transformator
1
2
3
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 17, No. 3, Agustus 2007
169
1.
PENDAHULUAN
Sistem
kelistrikan
secara
keseluruhan
meliputi
bagian
pembangkitan, transmisi, dan distribusi.
Sistem distribusi yang berfungsi
menyalurkan dan
mendistribusikan
energi listrik ke konsumen perlu kualitas
yang memadai. Berdasarkan informasi
dari PT. PLN (Persero) Jawa Barat,
sebagian besar susut energi listrik
terdapat pada jaringan distribusi. Oleh
karena itu susut pada sistem jaringan
tersebut perlu diperhitungkan lebih teliti.
Untuk memperluas sistem jaringan
distribusi, salah satu kriteria yang perlu
dipenuhi adalah efisiensi yang besar,
tanpa mengabaikan aspek ekonomi.
Efisiensi yang baik akan dicapai bila
susut energi dapat ditekan sekecil
mungkin. Susut pada sistem jaringan
distribusi
menjadi
salah
satu
pertimbangan, baik dalam perencanaan
maupun
pengoperasian,
karena
mempengaruhi
biaya
investasi
(Bambang, 2001; Gonen, 1986; Sulasno,
2000). Pada umumnya, susut daya pada
jaringan distribusi berkisar 10% (APEI,
2003). Biasanya perhitungan susut
energi pada sistem jaringan distribusi
dilakukan dengan menggunakan selisih
energi terjual dengan yang diterima pada
setiap penyulang. Mengingat pentingnya
informasi mengenai besarnya susut pada
suatu
jaringan
distribusi
yang
dipergunakan
dalam
perencanaan
pengembangan jaringan, maka studi
mengenai susut energi pada sistem
jaringan distribusi perlu dilakukan.
Dalam perhitungan susut daya ini
perlu dilakukan beberapa batasan, yaitu
perhitungan susut daya dikerjakan akibat
adanya resistansi dari satu saluran udara
dan satu saluran kabel tegangan
170
METODA PERHITUNGAN
(1)
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 17, No.3, Agustus 2007
Saluran
I1
r,l
I2
I3
r,l
r,l
r,l Ia
G D -1
r,l Ib
I4
r,l
L2
r,l Ic
G D -3
G D -2
L1
GH
(2)
(3)
r,l In
G D -n
L3
Psaluran = I 2 rl
Ln
dimana I1 :
arus antara GI dengan
titik a, (I2 + Ia), I2 : arus antara titik a
dengan titik b, (I3 + Ib), I3 : arus antara
titik b dengan titik c, (I4 + Ic), Ia: arus
antara titik a dengan GD-1, Ib: arus
antara titik b dengan GD-2, Ic: arus
antara titik c dengan GD-3, In :arus
antara titik n dengan GD-n, r: resistansi
penghantar
(/km),
l:
panjang
penghantar (km), GD-1, GD-2, GD-3,
., GD-n: gardu distribusi, dan L1, L2,
L3, ., Ln: beban.
Arus mengalir pada penghantar
dengan resistansi yang menyebabkan
terjadinya susut pada penghantar
tersebut, sehingga daya yang dikirim
dari gardu induk ke konsumen akan
berkurang. Besarnya susut akibat
resistansi penghantar untuk setiap
fasanya dinyatakan sebagai (Kurt, 1990)
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 17, No. 3, Agustus 2007
susut
tembaga
dimana
PCu:
transformator, I : arus beban, dan RCu :
tahanan kawat belitan.
Sedangkan susut besi atau sust inti
terdiri 2 macam, yaitu susut hysteresis
dan arus eddy. Susut hysteresis (Ph)
disebabkan oleh fluks bolak-balik pada
inti besi. Sementara susut arus eddy (Pe)
disebabkan oleh arus pusar pada inti
besi.
Dengan demikian susut besi atau inti
transformator merupakan gabungan
kedua susut tersebut (Soenarjo, 2001;
Zuhal, 2000). Susut inti besi tersebut
dianggap konstan, karena frekuensi dan
tegangan diasumsikan konstan.
2.3. Langkah Perhitungan
Perhitungan dilakukan pada masingmasing fasa untuk setiap gardu
distrtibusi. Gambar 2 menunjukkan
tahapan perhitungan susut daya beserta
rumus-rumus
yang
digunakan.
171
Transformator
Saluran/Penghantar
2
PSaluran = I TM
.r.l
P
SSaluran = Saluran
cos
V2
I TR
V1
V
VTM ' = 1 VTR
V2
STM ' = VTM '.I TM '
I TM ' =
STR = VTR .I TR
V2
I TR (A)
V1
V
VTM '= 1 VTR (V)
V2
S TM ' = VTM '.I TM ' (kVA)
I TM '=
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 17, No.3, Agustus 2007
(12)
(13)
(14)
(17)
SSaluran =
PSaluran
(VA) .................... (18)
cos
3.
%S=
SSaluran
100% ...................... (19)
S TM
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 17, No.3, Agustus 2007
GI. CIGARELENG
CBU
CBK
CBH
CBB
CBM
TE
RA
MTO
KL
ITCK
KPZ
RG
BE
HM
PB
CBU
CBK
CBH
CBB
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 17, No. 3, Agustus 2007
Awal
CWRA
A
B
C
B
D
D
DNG
E
F
F
G
G
E
H
H
I
I
J
K
K
J
BPH
L
M
N
O
P
P
O
Q
R
R
Q
N
Gardu
Akhir
A
B
C
GSE
D
DNGA
DNG
E
F
KIH
G
KIHA
DPU
H
GGM
I
KDJA
J
K
KAD
BPHA
BPHGG
LQ
M
N
O
P
ROGB
ROGG
Q
R
ROGD
ROGE
ROGF
CWRA/GIS
Jenis
Saluran
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
SUTM
Panjang
(m)
R
(Ohm km)
258
130
156
39
179
338
52
295
269
60
64
36
490
50
10
1000
1000
294
44
202
145
341
360
150
994
636
122
125
286
212
180
343
515
185
1741
0,263
0,438
0,438
0,263
0,438
0,438
0,438
0,438
0,438
0,263
0,438
0,263
0,438
0,438
0,263
0,438
0,438
0,438
0,438
0,263
0,438
0,438
0,438
0,263
0,438
0,438
0,438
0,438
0,438
0,438
0,438
0,438
0,438
0,438
0,438
176
Awal
CBB
RA
MTO
KL
ITCK
KPZ
RG
BE
HM
PB
Gardu
Akhir
RA
MTO
KL
ITCK
KPZ
RG
BE
HM
PB
BRAGA
Jenis
Saluran
SKTM
SKTM
SKTM
SKTM
SKTM
SKTM
SKTM
SKTM
SKTM
SKTM
Panjang
(m)
R
(Ohm km)
2449
503
264
900
746
308
177
1257
1241
1165
0,100
0,100
0,100
0,100
0,100
0,100
0,100
0,100
0,100
0,100
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 17, No.3, Agustus 2007
Gardu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
GSE
DNGA
DNG
KIE
KIEA
DPU
GGM
KDJA
KAD
BPHA
BPH
RCGB
RCGD
RCGE
RCGF
RCGG
Kapasitas
Transformator
(kVA)
400
250
250
400
250
250
200
315
--200
315
400
250
250
400
315
Merk
Transformator
Unindo
Unindo
Starlite
Unindo
Unindo
Unindo
Unindo
Unindo
--Unindo
Sintra
Unindo
Starlite
Starlite
Unindo
Unindo
Susut
Besi
(Watt)
930
650
600
930
650
650
550
770
--550
770
930
600
600
930
770
Susut
Tembaga
(Watt)
4600
3250
3000
4600
3250
3250
2850
3900
--2850
3900
4600
3000
3000
4600
3900
%
pf
90
90
90
90
90
90
90
90
--90
90
90
90
90
90
90
Gardu
RA
MTO
KL
ITCK
KPZ
RG
BE
HM
PB
Kapasitas
Transformator
(kVA)
630
250
400
2180
400
630
630
400
400
Merk
Transformator
Starlite
Pauwells
Unindo
Unindo
Starlite
Unilec
Unilec
Pauwells
Trafindo
Susut
Besi
(Watt)
1300
600
930
3744
930
1300
1300
930
930
Susut
Tembaga
(Watt)
6500
3000
4600
22440
4600
6500
6500
4600
4600
%
pf
90
90
90
90
90
90
90
90
90
Gardu
RA
MTO
KL
ITCK
KPZ
RG
BE
HM
PB
Susut
Transformator
(kVA)
84,4547
48,8100
76,7758
104,5417
37,8892
65,1909
41,3669
42,3236
45,9796
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 17, No. 3, Agustus 2007
Kapasitas
Transformator
(kVA)
630
250
400
2180
400
630
630
400
400
Susut
Transformator
(%)
13,4055
19,5240
19,1940
4,7955
9,4723
10,3478
6,5662
10,5809
11,4949
177
250
200
150
100
50
0
0
12
16
20
24
WAKTU (JAM)
FASA-A
FASA-B
FASA-C
300
250
200
150
100
50
0
0
12
16
20
24
WAKTU (JAM)
FASA-A
FASA-B
FASA-C
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 17, No.3, Agustus 2007
1600
1400
BEBAN (kW)
1200
1000
800
600
400
200
0
0
12
16
20
24
WAKTU (JAM)
25
20
1.8
15
1.6
10
1.4
1.2
(kWATT)
1
0
12
16
20
24
WAKTU (JAM)
SUSUT TRAFO (kW)
SUSUT TOTAL (kW)
total
Gardu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
GSE
DNGA
DNG
KIE
KIEA
DPU
GGM
KDJA/MRP
BPHA
BPH
RCGB
RCGD
RCGE
RCGF
RCGG
Susut
Transformator
(kVA)
32,9057
21,1937
35,3130
51,2518
26,7713
21,3290
20,1901
24,1081
40,7682
47,2384
56,2094
27,7573
20,9093
30,0223
38,1522
Kapasitas
Transformator
(kVA)
400
250
250
400
250
250
200
315
200
315
400
250
250
400
315
Susut
Transformator
(%)
8,2264
8,4775
14,1252
12,8129
10,7085
8,5316
10,0950
7,6534
20,3841
14,9963
14,0524
11,1029
8,3637
7,5056
12,1118
2000
1800
1600
BEBAN (kW)
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0
12
16
20
24
WAKTU (JAM)
180
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 17, No.3, Agustus 2007
2.4
25
2.2
20
15
1.8
10
1.6
1.4
SUSUT (kW)
30
1.2
0
12
16
20
24
WAKTU (JAM)
SUSUT TRAFO (kW)
SUSUT TOTAL (kW)
3. KESIMPULAN
181
182
Kuliah
Teknik
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 17, No.3, Agustus 2007