Professional Documents
Culture Documents
) Steenis)
TERHADAP PENINGKATAN PANJANG JARINGAN EPITEL BARU PADA PERAWATAN
LUKA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR DENGAN KONDISI
HIPERGLIKEMIA
Titin Andri W *, Ika Setyorini**, Anissa Karomatul Baroroh***
ABSTRACT
Hyperglicemia is a high blood sugar (>126 mg/dl). If someone who have hyperglicemia get
injury, it would be difficult to healing. Binahong is a favorite plants in human life because it
has a lot of benefits. Binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis) contains asam ursolat,
vitamin C, flavonoid, polifenol, triterpenoid, alkaloid, PPAR- that can be act as wound
healing accelerator. One of media that can be used to treat wounds is hydrogel. The content
of CMC in hydrogel basic can increase TNF- gene expression that can be increase
lymphocytes and neutrophyl to endothelial cells. This research was designed as pure
experimental study using post test control group design. The sample were 30 rats that
divided into six treatment groups, there were normal rats wound with Normal Saline (NS),
hyperglicemia rats wound with NS, hyperglicemia rats wound with hydrogel basic (duoderm),
hydrogel Binahong 2,5%, 5% and 7,5%. The samples are 30 rats (n=5), euthanasia on day
12, then the wound stained with H&E. Variable studied is the length of new ephitelial tissue
measured with AutoCad Program. Data analysis of one way-anova obtained there was the
effectiveness of hydrogel Binahong 5% and 7,5% treatments in length of new ephitelial
tissue (p=000). Post hoc data analysis obtained that there are significant length differences
for increasing the length of new epithelial tissue (P < 0,05) using hydrogel Binahong 5%
compared with all groups. The conclusion from this research is there is an effect of
hyperlicemia wound treatments using hydrogel Binahong for increasing the length of new
epithelial tissue of wistar strain.
Keywords : Hyperglicemia, Hyperglicemia wounds, New epithelial tissue, hydrogel
Binahong
ABSTRAK
Hiperglikemia didefinisikan sebagai kadar glukosa darah yang tinggi (>126mg/dl). Apabila
terjadi luka pada kondisi hiperglikemia, akan sulit sekali disembuhkan. Binahong merupakan
tanaman favorit di masyarakat karena banyak memiliki manfaat. Kandungan dari binahong
antara lain asam ursolat, vitamin C, flavonoid, polifenol, triterpenoid, alkaloid, dan PPAR-
sebagai akselerator penyembuhan luka. Salah satu bentuk sediaan yang dapat digunakan
merawat luka adalah hidrogel. Kandungan CMC pada basis hidrogel meningkatkan ekspresi
gen TNF- yang dapat meningkatkan jumlah limfosit dan neutrofil pada sel endotel.
Penelitian ini merupakan eksperimental murni. Jumlah sampel adalah 30 tikus (n=5) yang
dibagi dalam 6 kelompok perlakuan yaitu luka tikus normal dengan Normal Saline (NS), luka
tikus kondisi hiperglikemia dengan NS, basis hidrogel (duoderm), hidrogel Binahong 2,5%,
5% dan 7,5%. Tikus dikorbankan pada hari ke-12, kemudian dilakukan pengecatan H&E.
Variabel yang di ukur penelitian ini adalah panjang pembentukan jaringan epitel baru.
Analisis data one way-anova didapatkan hasil terdapat pengaruh perawatan luka kondisi
hiperglikemia dengan hidrogel binahong 5% dan 7,5% terhadap proses reepitelisasi
(p=000). Analisa data post hoc didapatkan bahwa terjadi perbedaan panjang reepitelisasi
yang bermakna (P<0,05) pada hidrogel binahong 5% dibandingkan dengan semua
kelompok. Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat pengaruh perawatan luka kondisi
hiperglikemia dengan hidrogel binahong pada panjang pembentukan jaringan epitel baru
pada tikus galur wistar.
Kata Kunci : Hiperglikemia, luka kondisi hiperglikemia, pembentukan jaringan epitel
baru (re-epitelisasi), hidrogel Binahong.
*Laboratorium Biomedik FKUB
**Laboratorium Emergency Nursing FKUB
***Mahasiswi Jurusan Ilmu Keperawatan FKUB
PENDAHULUAN
mg/dL.
biasanya
penurunan
30
insulin
Hiperglikemia
responsifitas
seperti
terhadap
Kemudian
juga
diperkirakan
kondisi
menyebabkan
macam
tipe
2.
dijumpai
%.
pada
diabetes
yang
sel
Pada
berbagai
1,2
Menurut
amputasi.7,8
Diabetic
Federation,
jumlah
faktor
yang
derajad
menimbulkan
kompilkasi
diantaranya
pertumbuhan
akan
yaitu
penurunan
mempengaruhi
kerusakan
berperan
luka
pada
sangatlah
penting
bagi
perawat
luka.
selama
fase
proses
jaringan.10
itu
dalam
proses
proses
proliferasi
pembentukan
pembentukan
penyembuhan
11,12
sehingga
infeksi.13
mencegah
adalah
untuk
permukaan
terjadi
sehingga
beberapa
jam
setelah
luka.
luka
mempertahankan
agar
tetap
dapat
lembab
meningkatkan
namun
balutan
luka
menjadi
dermis
di
longgar
dekatnya,
penggunaan
jangka
menggunakan
panjang
NS
dapat
ikatannya
dari
membesar
dan
sebaiknya
pada
mencegah
daerah
dekat
luka
mengalami
mampu
memberikan
dehidrasi
jaringan
dan
dengan
meningkatnya
pergerakan
menyilang
satu
jembatan,
sel
yang
Sediaan
steril,
kolumner
hidrogel.
meningkat
aktivitas
dan
yang
ditujukan
untuk
fibrin
jaringan mati.18,20
Ketika sudah
epitel
pecahnya
satu
basis
hidrogel
(CMC)
dan
pembuluh
Epidermal
Growth
Factor
(EGF),
yang
berfungsi
neutrophil
pada
darah.
meningkatkan
sel
endotel
Rangkaian
di
ini
14,15
agar
dilakukan
penelitian
terhadap
antibiotik
sulphate
sebagai
topikal
framycetin
penyembuhan
luka
pasca
true
mencegah
posttest
stroke,
sakit
pinggang,
experiment
only
dengan
pengamatan
control group
Desain
rancangan
luka
karena
keracunan
bahan
kimia
adalah Binahong.21,22
Steenis)
banyak mengandung
senyawa flavonoid,
triterpenoid
ini
merupakan
eksperimental
murni
yang
penelitian
design.10
alkaloid,
,antosianin,
polifenol,
asam
mudah dilakukan.27
Sampel Penelitian
Sampel
yang
digunakan
pada
ursolat,
Senyawa
inflamasi,
manusia
antibakteri,
insulinotropik,
dan
mempunyai
sifat-sifat
antiseptic
dan
permeabilitas
kulit
estetika
luka.
dapat
mengembalikan
sehingga
secara
mengurangi
bekas
8,23,25
jumlah
Penelitian
(p)
adalah
6,
balutan
Wistar
mengenai
perlakuan
dengan
kondisi
hiperglikemia,
ekstraksi
kenyamanan,
dan
banyak
dikenal
di
masyarakat.
laboran
Laboratorium
yaitu
Laboratorium
Farmakologi
Ferrida,
SP
Farmakologi
(staf
FKUB).
METODOLOGI PENELITIAN
Langkah-langkah
Desain Penelitian
ditimbang
pembuatan
sebanyak
500
ekstrak
gram
dan
efektifitas
terapi
balutan
balutan
standar
modern
luka
menggunakan
konvensional
hidrogel
dengan
Binahong.
ekstraksi
Laboratorium
sebelum
yang
dengan jumlah
Kemudian
hydrochloride
basis
ditambahkan
hidrogel
dengan
(duoderm)
ekstrak
daun
dilakukan
akan
pembuatan
dibuat
(120
luka
luka.
dicukur
mg/kg)
secara
dilakukan
farmakologi
FKUB,
pengaduk.21
dimasukkan
ke
kulit
12
menggunakan
jam,
kemudian
ditimbang
berat
oleh
kesadaran.
staf
laboratorium
kemudian
dalam
Area
tikus
kandang
yang
akan
dan
dilukai
yang
yang
sudah
gunting
ditandai
bedah
dengan
glukosa
darah
puasanya
dengan
luka
kembali.20
Perawatan Luka
dengan
prosedur
yang
sudah
sampai
darah
semua
kelompok
dahulu
dengan
konsentrasi
glukometer.
glukosa
dibersihkan
NS
lalu
20,21
terlebih
diberikan
e. Memindahkan
jaringan
luka
pada
NS
selama 30 menit.
c. Kelompok
III
luka
kondisi
IV
luka
kondisi
luka
kondisi
binahong 5%
Kelompok
Mencelupkan
jaringan
luka
pada
f.
f.
paraffin.
Pengukuran Jaringan Epitel Baru
Dalam
VI
luka
menentukan
panjang
kondisi
binahong 7,5%
dieksisi
menggunakan
pisau
direndam
dalam
kemudian
besarnya
sudut
dibagi
pandang.
dengan
Program
jaringan
epitel
larutan
baru
HASIL PENELITIAN
pada
perawatan
hidrogel
menggunakan
(Duoderm)
memendek
dan
pada
basis
semakin
penelitian
merupakan
jenis
distribusi
perawatan
menutup
uji
sempurna
pada
perawatan
Sapiro-Wilk,
Setelah
kemudian
paling
kelompok
hidrogel
NS.
panjang
perawatan
adalah
menggunakan
2
1
0
didapatkan
pemenuhan
atas
(value) <
distribusi
dilakukan
normal,
pengujian
one way
perbedaan
masing-masing
signifikansi
kelompok.
pada
Untuk
uji
Analisa Data
ANOVA,
salah
satu
syarat
yang
normal,
dilakukan
Test of Normality
KELOMPOK
Shapiro-Wilk
Statistic
df
dan
Sig
homogenitas
selanjutnya
yaitu
data,
langkah
pengujian
One-way
PANJANG
NS 1
.838
.188
JARINGAN
NS 2
.947
.694
BH
.869
.294
HB 2,5%
.689
.029
HB 5%
.986
.934
HB 7,5%
.724
.021
EPITEL
BARU
didapatkan
panjang
Dari
uji
normalitas,
reepitelisasi
luka.
Dengan
maka
hipotesis
diterima
dan
dapat
menguji
homogenitas
data,
reepitelisasi.
statistic)
dengan
selang
kepercayaan 95%.
ANOVA
REEPITELISASI
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
Total
REEPITELISASI
Levene Statistic
1.988
df
Mean Square
Sig.
33.99
.000
1153331390.708
230666278.142
122132473.250
18
6785137.403
1275463863.958
23
df2
5
Sig.
18
.129
.
Dari hasil analisis data didapatkan nilai p
sebesar 0,080 untuk variabel panjang
reepitelisasi luka kondisi hiperglikemia.
Ketentuan yang digunakan yaitu data
dikatakan homogen bila p > 0,05. Jadi
dapat disimpulkan bahwa data tersebut
mempunyai ragam yang homogen.
pada
semua
kelompok
dapat
disimpulkan
bahwa
hiperglikemia
dengan
Binahong
panjang
hidrogel
yaitu NS.
Binahong
perbedaan
dengan
dengan
7,5%
signifikan
semua
NS
terdapat
lebih
kelompok.
mengalami
panjang
2,5%
dapat
jaringan
epitel
Pemberian
mempengaruhi
baru
hidrogel
namun
Binahong
Perawatan
perbedaan
antioksidan,
akan
membantu
proses
panjang
hidrogel
perawatan
dengan
Binahong
5%,
dengan
hidrogel
mengalami
NS
dan
sedangkan
Binahong
lebih
hiperglikemia
luka
dibandingkan
dan
dengan
panjang
hidrogel (duoderm).34
mengalami
signifikansi
2,5%
penyembuhan
dalam
signifikansi
panjang
hidrogel
Perawatan
Binahong
lebih
2,5%.
aktivasi
Hal
ini
terjadi
berhubungan
pendingin
dan
mengurangi
(mean:
0,7337
mm).
Hidrogel
inflamasi
anthosianin,
Kandungan
(imunomodulator),
dan
ini
asam
ursolat.
bertindak
sebagai
antioksidan.27,29
Kelebihan dari tanaman binahong
adalah terdapat kandungan antosianin
yang diketahui dapat mempercepat proses
penyembuhan luka. Nizamutdinova et al.,
(2009) melakukan penelitian terhadap
kedelai hitam yang memiliki kandungan
anthosianin
dalam
mempengaruhi
yang
yang
perawatan NS.
masih
pendek
paling
pendek
adalah
adalah
pada
pada
dalam
percepatan
proses
SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan pada
yang
melakukan
penelitian
lebih
lanjut
menjadi
ketebalan
granulassi,
dan
ketebalan
pengecatan
histology dengan
penelitian
standardisasi
ini
perawatan
belum
luka
ada
kondisi
perbedaan
pada
keenam
panjang
kelompok.
binahong
7,5%.
Panjang
DAFTAR PUSTAKA
1. Abu-irmaeleh, B. E., & F.U, A. (2003).
Herbal Medicine in Jordan with
Spesial emphasis on Commonly Used
Herbal.
Journal
of
Ethnopharmacology, 193-197.
2. Astuti, S. M. (2011). Determination of
Saponin Compound from Anredera
cordifolia
(Ten)
Steenis
Plant
(Binahong) to Potential Treatment for
Several
Diseases.
Journal
of
Agricultural Science, 3.
3. B. A. Lemkes, J. Hermanides, J. H.
Devries, F. Holleman, J. C. M.
Meijers, and J. B. L. Hoekstra,
Hyperglycemia:
a
prothrombotic
factor?. Journal of Thrombosis and
Haemostasis, vol. 8, no. 8, pp. 1663
1669, 2010.
4. Church D, Elsayed S, Reid O,
Winston B, Lindsay R. Burn Wound
Infections.
Clinical
Microbiology
Reviews, 2006, 19 (2) : 403-434
5. Collins, N. 2009. The Facts about
Vitamin C and Wound Healing.
http://www.o-wm.com/content/thefacts-about-vitamin-c-and-wound-
Basis of Disease. 6
ed. 77WB
Saunders Company. Tokyo-LondonSydney: 1999; 18-25
7. Dealay, C. 2005. The Care of
Wounds: A Guide for Nurses. Victoria:
Blackwell Publishing
8. Dina Dewi SLI, dkk. Pengaruh
Frekuensi Perawatan Luka Bakar
Derajat Ii Dengan Madunectar Flora
Terhadap Lama Penyembuhan Luka.
(online).
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/ke
perawatan/article/viewFile/628/648_u
mm_scientific_journal.pdf. Diakses 31
Maret 2013.
9. Faler, B.J., Macsata, R.A., &
Plummer, D. (2006). Focus on basic
science: Transforming growth factor-
and wound healing. Sage Publication.
Diakses tanggal: 29 Maret 2013.
http://pvs.sagepub.com
10. Ferri, M. (2009). Binahong (Anredera
cordifolia) Sebagai Obat. Bulletin
Warta Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Industri, 15.
11. Goepel JR. RespoNS 0,9%s to
Celluler Injury. In : Underwood JCE.
General and Systematic Pathology.
nd
2 ed. Churchill livingstone. NewYorkLondon-Madrid: 1996 ; 117-119
12. Hammond GB, V. A., Marcalo A,, &
Villegas LF, M.-L. G. ( 2006). In Vivo
Wound-Healing Activity of Oleanic
Acid Derived from The Acid Hydrolisis
of Anredera Diffusa. J. Nat. Prod, 69,
978-979.
13. Hidayani, I. (2009). Uji Aktifitas Salep
Ekstrak Daun Binahong (Anredera
cordifolia (Ten.) Steen) Sebagai
Penyembuh Luka Bakar pada Kulit
Punggung
Kelinci.
Universitas
Muhammadiyah, Surakarta.
14. Igbinovia, E. (2009). Diabetic Foot
Ulcer:
Current
Trends
in
Management.
Journal
of
Postgraduate Medicine.
15. Jude, Blakytny, Bulmer, Boulton &
Ferguson.
(2002).
Abstract:
Transforming growrth factor-beta 1, 2,
3 and receptor type I and II in diabetic
foot ulcers. Journal of DM Tipe II UK.
http://www.blackwellsynergy.com/doi/
abs/10.1046-5491.2002.00692.x.
Diakses tanggal 1 April 2013.
16. Khunaifi, M. 2010. Uji Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Daun Binahong
(Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis)
Terhadap Bakteri Staphilococcus
aureus
dan
Pseudomonas
aeruginosa. Skripsi tidak diterbitkan.
http://lib.uinmalang.ac.id/thesis/fullchapter/03520
025-mufid-khunaifi.ps. Diakses 29
Maret 2013.
17. Miladiyah,et.al,.
2012.
Ethanolic
Extract of Anredera cordifolia (Ten.)
Steeis Leaves Improved Wound
Healing in Guinea Pigs.
18. Milne, C. T., & Landry, J. H. (2003).
Prevention and treatment strategies
for diabetic neuropathic fool ulcers. In
Milne, Corbett & Dubuc (Eds.),
Wound, ostomy, and continence
nursing
secrets
(pp.
178).
Philadelphia: Hanley & Belvus Inc.
19. Misnadiarly. Permasalahan Kaki DM
Tipe
II
dan
Upaya
Penanggulangannya.
2005.
http://horison_kaki
diabetik.htm.
Diakses tanggal 6 April 2013.
20. Nayak S, Nalabothu P, Sandiford S,
et al. 2006. Evaluation of wound
healing
activity
of
Allamanda
cathartica L. and Laurus nobilis L.
extract on rats. BMC Complement Alt
Med 2006;6:12. doi:10.1186/14726882-6-12.
21. Nursalam. (2003). Konsep dan
penerapan metodelogi penelitian ilmu
keperawatan
Jakarta:
Salemba
Medika.
22. Perkeni.
2009.
Pedoman
Penatalaksanaan
Kaki
Diabetik.
Jakarta: PB Perkeni
23. Potter PA and Perry AG. 1997.
Fundamental of Nursing : CoNS
0,9%pts, Process and Practice, 4th
edition. Patricia A Potter. 1997. Buku
Ajar
Fundamental
Keperawatan.
KoNS 0,9%p, Proses dan Praktik
edisi 4. Renata Komalasari, Dian
Eviyani, Enie Novitasari, Alfrina Hany,
Sari Kurnianingsih (penerjemah).
2006. Jakarta : EGC
24. Putri RF, Tasminatun S. 2010.
Chitosan Oinment Effect On Chemical
ajian%20Aktivitas%20Ekstrak.pdf?se
quence=1. Diakses 31 Maret 2013.
32. Winsman, L., Solomonik, I., &
Tennebaum, R. (2001). Novel insigh
into wound healing sequence of
events. Toxical Pathology.
33. Yadav, H., & Kumar, R. (2012).
Wound Healing Activity of Topical
Application of Aloe Vera Gel in
Experimental
Animal
Models
International journal of Pharma and
Bio Science, 3(2).
34. Yuliani, S. H. (2012). Formula sediaan
hidrogel penyembuh luka ekstrak
etanol daun Binahong. Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
35. Zuber, M., Rajesh, V., & Anusha, K.
(2013). Wound Healing Activity of
Ethanolic Extract of Allium Sativum on
Alloxan Induced Diabetic Rats Family
(Liliaceae). International Journal of
Science Inventions Today, 2, 40-57.