You are on page 1of 9

Journal of Nutrition College, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 280-288

Journal of Nutrition College, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 280


Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc

EFEK PEMBERIAN SEDUHAN KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)


TERHADAP KADAR HDL TIKUS SPRAGUE DAWLEY DISLIPIDEMIA

Nourah Faadlilah, Martha Ardiaria*)

Program Studi Ilmu G izi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro


Jln. Prof. H. Soedarto, SH., Semarang, Telp (024) 8453708, Email : gizifk@undip.ac.id

ABSTRACT

Background : Red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) peel has potential to reduce the risk of cardiovascular disease
(CVD) by increasing HDL cholesterol (HDL-C) with its hipocholesterolemic agent. Its contains total phenolic content,
anthocyanins, betacyanins, vitamin C, flavonoids and fiber. This study aimed to investigate the effect of red dragon
fruit peel infusion on HDL-C of dislipidemic rats.
Method : Using true experimental study with pre-post test randomized control group design on male Sprague dawley
rats. Rats were divided into 5 groups with 6 rats in each group. The rats (K+, P1, P2, P3) were induced to be
dyslipidemia for 7 days after adaptation, then were given red dragon fruit peel infusion for 14 days in different groups:
K- (standart diet), K+ (standart diet), P1 (standart diet +200 mg/ml), P2 (standart diet+400 mg/ml) and P3 (standart
diet+800 mg/ml). HDL-C were measured with CHOD-PAP and HDL-C precipitation method. The results were
analyzed by Paired t-test, ANOVA, Kruskall Wallis, post hoc Tamhane, Bonferroni, Mann Whitney and confident level
of 95%.
Result : Decreasing of HDL-C in (K-), (K+) were 11.6% (p=0.018), 3.4% (p=0.003), and increasing of HDL-C in
(P1), (P2), and (P3) were 25.2% (p=0.006), 66% (p=0.000) and 105% (p=0.000). The significance among all of
group with ANOVA test (p=0.001).
Conclusion : Red dragon fruit peel infusion at dose 200 mg/ml, 400 mg/ml and 800 mg/ml increased HDL-C of
dislipidemic rats for 14 days significantly. The highest dose in treatment groups indicated the highest increased in
HDL-C.
Key Words : dyslipidemia, red dragon fruit peel, HDL cholesterol

ABSTRAK

Latar Belakang : Kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus berpotensi menurunkan risiko terjadinya penyakit
kardiovaskular melalui peningkatan kadar kolesterol HDL oleh agen hipokolesterolemik. Kulit buah naga merah
mengandung total fenol, antosianin, betasianin, vitamin C, flavonoid dan serat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efek seduhan kulit buah naga merah terhadap kadar kolesterol HDL tikus dislipidemia.
Metode : Penelitian true experimental dengan rancang acak kelompok. Tikus jantan Sprague dawley dibagi menjadi
5 kelompok dengan 6 tikus pada tiap kelompok. Selama 7 hari, tikus (K+, P1, P2, P3) dibuat menjadi dislipidemia
setelah masa adaptasi, kemudian diberi seduhan kulit buah naga merah selama 14 hari dengan perlakuan dosis yang
berbeda: K- (pakan standar), K+ (pakan standar), P1 (pakan standar+200 mg/ml), P2 (pakan standar+400 mg/ml)
and P3 (pakan standar+800 mg/ml). Kadar HDL diukur menggunakan metode CHOD-PAP dan presipitasi HDL.
Hasil data dianalisis dengan Paired t-test, ANOVA, Kruskall Wallis, post hoc Tamhane, Bonferroni dan Mann
Whitney dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil : Adanya penurunan kadar kolesterol HDL pada kelompok kontrol negatif (K-), kelompok kontrol positif (K+)
sebesar 11,6% (p=0,018), 3,4% (p=0,003) dan peningkatan kadar kolesterol HDL pada kelompok perlakuan (P1, P2,
P3) berturut-turut 25,2% (p=0,006), 66% (p=0,000) dan 105% (p=0,000). Terdapat perbedaan rerata yang
bermakna antar semua kelompok pada uji ANOVA ( p=0,001).
Kesimpulan : Pemberian seduhan kulit buah naga merah dosis 200 mg/ml, 400 mg/ml dan 800 mg/ml selama 14 hari
dapat meningkatkan kolesterol HDL tikus dislipidemia secara bermakna. Dosis perlakuan paling tinggi menunjukkan
peningkatan kolesterol HDL yang paling besar.
Kata Kunci : dislipidemia, kulit buah naga merah, kadar kolesterol HDL

PENDAHULUAN koroner diketahui sebagai penyebab kematian


Dislipidemia merupakan kondisi terjadi utama di dunia.3 Selain itu, abnormalitas profil lipid
abnormalitas kadar lipid dalam darah, diantaranya dalam darah juga merupakan salah satu faktor risiko
peningkatan kadar kolesterol total, LDL (Low timbulnya aterosklerosis, stroke dan sindrom
Density Lipoprotein), kadar trigliserida, serta metabolik.4 Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
penurunan kadar HDL (High Density Lipoprotein).1 2013 melaporkan secara nasional proporsi
Dislipidemia merupakan faktor risiko utama penduduk ≥15 tahun dengan merujuk nilai yang
penyakit jantung koroner.2 Penyakit jantung ditentukan pada NCEP-ATP III memperlihatkan

*)
Penulis Penanggungjawab
281 Journal of Nutrition College, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016

kadar kolesterol total di atas normal sebesar 35,9%, mengendalikan dislipidemia serta mencegah
kadar kolesterol LDL dengan kategori tinggi dan penyakit kardiovaskular.12
sangat tinggi sebesar 15,9%, kadar trigliserida Kulit buah naga yang memiliki berat 30-35%
tinggi dan sangat tinggi berturut-turut sebesar dari berat buah belum dimanfaatkan secara optimal.
13,0% dan 11,9%, sedangkan kadar kolesterol HDL Hal ini sangat disayangkan karena kulit buah naga
dibawah normal sebesar 22,9%.4 mempunyai berbagai keunggulan. Keungulan kulit
Kadar LDL yang tinggi memperbesar risiko buah naga merah menurut penelitian yang
terjadinya penyakit kardiovaskular namun dilakukan, kulit buah naga mengandung tinggi
sebaliknya kadar HDL yang tinggi justru dapat polifenol dan sumber antioksidan yang baik
memperkecil risiko terjadinya penyakit diantaranya total fenol 39,7 mg/100 g, total
kardiovaskular.5 The International Atherosclerosis flavonoid (catechin) 8,33 mg/100 g, betasianin
Society (IAS) merekomendasikan melakukan terapi (betanin) 13,8 mg.13
untuk mengontrol kadar kolesterol darah yang Ekstrak kulit buah naga lebih berpotensi
tinggi dan dislipidemia untuk menekan risiko dalam menurunkan profil lipid dibandingkan
atherosclerotic cardiovascular disease (ASCVD) dengan ekstrak isi buah naga karena kandungan
melalui intervensi asupan, gaya hidup dan terapi aktivitas antioksidan yang lebih tinggi
obat.6 Dislipidemia dipengaruhi oleh salah satu dibandingkan dengan isi buah naga. Hal ini
faktor yaitu kelebihan asupan lemak jenuh. Asupan dibuktikan dengan penelitian yang telah dilakukan
lemak yang berlebih dapat mempengaruhi proses pada tikus jantan hiperkolesterolemia. Kelompok
biosintesis kolesterol.5 Pengaturan pola diit perlakuan I diberikan kulit buah naga sebesar 300
bertujuan menurunkan kadar kolesterol seperti mg/kg/hari selama 10 hari dan kelompok perlakuan
dengan meningkatkan asupan antioksidan untuk II diberikan isi buah naga sebesar 300 mg/kg/hari
memperbaiki profil lipid. Asupan antioksidan selama 10 hari. Hasil yang diperoleh terjadi
banyak bersumber dari buah dan sayuran.7 Salah penurunan kolesterol total sebesar 51,36% dan
satu buah-buahan yang dapat memberikan efek 43,53% serta penurunan trigliserida sebesar 42,98%
antihiperkolesterolemik adalah buah naga merah dan 38%.14 Selain itu, kandungan polifenol dan
(Hylocereus polyrhizus). flavonoid pada ekstrak metanol kulit buah naga
Buah naga banyak dibudidayakan di merah lebih besar 3-5 kali dibanding dengan isi
Indonesia menjadi tanaman pertanian di beberapa buah naga merah dan putih.15
daerah seperti Yogyakarta, Malang, Mojokerto, Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin
Bogor, dan Jember. Semakin banyak masyarakat mengkaji mengenai efek seduhan kulit buah naga
yang menyukai buah naga sehingga kebutuhan dan merah terhadap kadar kolesterol HDL. Penelitian
permintaan buah naga di Indonesia mengalami tentang efek seduhan kulit buah naga merah
peningkatan dari tahun ke tahun.8 Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap kolesterol darah
dapat dipertimbangkan sebagai sumber bahan khususnya kadar kolesterol HDL belum pernah
antioksidan alami yang baik dan sumber pangan dilakukan sebelumnya.
fungsional dalam melawan penyakit kanker dan METODE PENELITIAN
penyakit kardiovaskular.9 Menurut penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true
menyatakan buah naga memiliki manfaat sebagai experimental dengan pre and post test with control
antihiperkolesterolemik, membantu menurunkan group design dilaksanakan di Laboratorium Pusat
kadar gula darah dan mencegah risiko penyakit Studi Pangan dan Gizi PAU Universitas Gajah
jantung pada pasien diabetes.10 Selain itu, buah naga Mada (UGM) Yogyakarta. Variabel bebas pada
berpotensi sebagai anti radikal bebas karena penelitian ini adalah seduhan kulit buah naga merah
mengandung betasianin.11 (Hylocereus polyrhizus) sedangkan variabel terikat
Penelitian pada tikus Sprague dawley yang dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol HDL
diinduksi hiperkolesterolemia yang diberikan serum.
suplementasi buah naga dengan dosis sebesar 15 g, Sampel penelitian yang digunakan yaitu tikus
24,9 g, dan 35,1 g selama 5 minggu mampu jantan galur Sprague dawley umur 12 minggu
meningkatkan kolesterol HDL berturut-turut dengan berat badan rata-rata 160-200 gram
sebesar 19,31%, 21,93% dan 34,42%. Selain itu, diperoleh dari Unit Pengembangan Hewan
suplementasi buah naga juga mampu menurunkan Percobaan (UPHP) Universitas Gajah Mada,
kolesterol LDL berturut-turut sebesar 1,5%, 15,10% Yogyakarta. Besar sampel minimal dalam
dan 39,06%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penelitian ini ditentukan berdasarkan ketentuan
suplementasi buah naga dapat secara signifikan WHO dengan sampel minimal 5 ekor tikus per
mengontrol profil lipid darah dan berpotensi dalam kelompok.16 Pada penelitian ini terdapat tiga
Journal of Nutrition College, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 282

kelompok perlakuan dan dua kelompok kontrol. mg/ml untuk dosis perlakuan III. Air seduhan
Sehingga berdasarkan ketentuan tersebut didapatkan dari persamaan matematis sebagai
didapatkan jumlah sampel keseluruhan adalah 30 berikut: gelas yang digunakan pada manusia untuk
ekor tikus jantan Sprague dawley. Pada penelitian minum teh setara dengan 200 ml kemudian
ini akan menggunakan 6 ekor tikus pada setiap dikonversikan pada tikus 200 gram dengan faktor
kelompok perlakuan. Hal ini untuk mengantisipasi konversi 0,018 maka 200 ml x 0,018 = 3,6 ml/200
apabila ada tikus yang mati saat adaptasi dan grbb tikus.
perlakuan. Seduhan kulit buah naga merah berasal dari
Seluruh sampel diadaptasi terlebih dahulu kulit buah naga merah (Hylocereus plyrhizus) yang
selama 7 hari dengan menggunakan AD II Comfeed dipisahkan dari isi buahnya lalu diiris tipis-tipis
yang mengandung air (max 12%), protein kasar sebesar ± 2 mm. Hasil irisan kulit buah naga merah
(min 15%), lemak kasar 3-7%), serat kasar (max ditimbang berupa sediaan basah sesuai dosis yang
6%), abu (max 7%), kalsium (0,9-1,1%) dan fosfor diberikan kemudian dikeringkan/dioven dengan
(0,6-0,9%). Pakan standar AD II Comfeed diberikan menggunakan cabinet dyer pada suhu 400C selama
sebanyak 20 gram/ekor/hari ad libitum. Setelah itu, 12 jam sampai menjadi kering. Kulit kering
sampel dibagi menjadi 5 kelompok dengan metode kemudian diseduh dengan air panas 70-750C selama
simple random sampling yaitu kelompok kontrol 3 menit.
negatif, kelompok kontrol positif, kelompok Pengukuran kolesterol HDL serum akhir
perlakuan dosis 200 mg/ml, kelompok perlakuan dilakukan setelah pemberian intervensi seduhan
dosis 400 mg/ml dan kelompok perlakuan dosis 800 kulit buah naga merah selama 14 hari. Sebelum
mg/ml. Kelompok kontrol negatif dari awal sampai pengambilan sampel darah tikus percobaan
akhir penelitian diberikan pakan standar, kelompok dipuasakan selama 8-12 jam. Selanjutnya,
kontrol positif dan kelompok perlakuan diberi dilakukan anestesi menggunakan ketamin dengan
pakan standar saat masa adaptasi kemudian pakan dosis 60 mg/kgbb, lalu darah diambil melalui
tinggi kolesterol selama 7 hari untuk membuat tikus opthalmic venous plexus sebanyak 2 ml, kemudian
menjadi dislipidemia. Sebelum memasuki tahap disentrifuge untuk mendapatkan serumnya. Kadar
intervensi dilakukan pengambilan darah awal (pre kolesterol HDL diukur dengan metode CHOD-PAP
test). Pada tahap intervensi, hanya pakan standar dan Presipitasi HDL.
yang diberikan pada kelompok kontrol positif dan Data yang diperoleh diuji normalitasnya
ditambahkan seduhan kulit buah naga merah 200 menggunakan uji statistik Shapiro-Wilk. Data
mg/ml, 400 mg/ml dan 800 mg/ml untuk kelompok kemudian dianalisis untuk mengetahui perbedaan
perlakuan I, II dan III. sebelum dan setelah perlakuan diuji statistik dengan
Pakan tinggi kolesterol berupa telur puyuh uji Paired t-test. Perbedaan efek pemberian seduhan
mentah diblender sebanyak 10% (2 ml/hari) dari kulit buah naga antar kelompok perlakuan terhadap
pakan standar dan asam kolat 0,2% (0,04 ml/hari) kadar kolesterol HDL ditentukan dengan uji one
pakan tinggi kolesterol. Pemilihan telur puyuh way ANOVA, Kruskall Wallis dan uji lanjut
sebagai pakan tinggi kolesterol karena kandungan Tamhane, Bonferroni dan Mann Whitney.20
kolesterolnya lebih tinggi dibandingkan bahan HASIL PENELITIAN
makanan lainnya yaitu sebanyak 3.640 mg/100 Karakteristik Sampel
gram bahan makanan.17 Pada penelitian tikus yang Sampel pada penelitian ini adalah 30 ekor
dibuat hiperkolesterolemia diberikan pakan tikus Sprague dawley jantan dislipidemia usia 12
kolesterol dan asam kolat dapat meningkatkan kadar minggu dengan berat badan berkisar antara 160-200
kolesterol sebesar 360%.18 gram. Sampel dipelihara dalam kandang individu
Penentuan dosis sediaan basah kulit buah dengan suhu ruangan berkisar antara 28-32 0C
naga merah memakai dosis penelitian sebelumnya dengan siklus pencahayaan 12 jam. Kandang setiap
yang menggunakan isi buah naga merah yaitu 400 hari dibersihkan dan pemeliharaan. Pada saat
g/kg BB pada manusia.19 Kadar tersebut kemudian perlakuan tidak terjadi drop out pada masing-
dikonversikan pada tikus dengan berat badan 200 masing kelompok sehingga sampel tetap berjumlah
gram menjadi 0,018 x 400 =7,2 gram sediaan basah 30 ekor tikus.
dan ketika dikeringkan menjadi 0,72 gram diseduh Kandungan Gizi Kulit Buah Naga Merah
dalam 3,6 ml air sehingga dosis yang diberikan Kandungan gizi pada seduhan kulit buah naga
adalah 200 mg/ml menjadi dosis yang paling rendah merah dan kulit buah naga merah kering
yang digunakan sebagai dosis perlakuan I, dosis 400 ditampilkan pada tabel 1.
mg/ml untuk dosis perlakuan II dan dosis 800
283 Journal of Nutrition College, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016

Tabel 1. Kandungan antioksidan dalam kulit buah naga merah per 100 gram
Kandungan Seduhan Kulit Buah Naga Kulit Buah Naga Merah Kering
Merah
Flavonoid 11,38 mg -
Total Fenol 11,49 mg -
Aktivitas Antioksidan 9,5 g -
Air - 14,37 ml

Analisis kandungan flavonoid, total fenol, perlakuan dengan pemberian seduhan kulit buah
aktivitas antioksidan pada seduhan dan kadar air naga merah dengan dosis yang telah ditetapkan
kulit buah naga merah kering dilakukan di selama 14 hari. Tabel 2 menampilkan perubahan
Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi PAU kadar kolesterol HDL sebelum dan sesudah
Universitas Gajah Mada Yogyakarta. perlakuan yang diuji dengan paired t-test.
Perubahan kolesterol HDL sebelum dan setelah Gambaran perbedaan kolesterol HDL sebelum dan
perlakuan antar kelompok setelah perlakuan antar kelompok diuji dengan One
Sampel melalui tahap aklimatisasi/adaptasi Way Anova pada data berdistribusi normal dan
kemudian dibuat dislipidemia sebelum dilakukan Kruskall Wallis pada data tidak berdistribusi normal
intervensi. Pengambilan darah awal dilakukan ditampilkan dalam tabel 2 dan dilanjutkan dengan
setelah tikus diberikan pakan tinggi kolesterol untuk uji Post Hoc Tamhane, Bonferroni dan Mann
mengetahui ketercapaian kondisi dislipidemia Whitney.
seperti yang diharapkan. Setelah itu, diberi

Tabel 2. Hasil Analisis Kadar HDL Darah


Kelompok n Sebelum Setelah ∆ HDL Darah ∆% p
Perlakuan Perlakuan HDL
Rerata (SB) Rerata (SB) Rerata (SB) Darah
(mg/dl) (mg/dl) (mg/dl)
Kontrol negatif 6 69,90±3,53a 61,79±2,88b -8,10±5,73c -11,6 0,018*d
Kontrol positif 6 25,72±1,60a 24,86±1,68b -0,87±0,38c -3,4 0,003*d
Perlakuan 1 6 28,45±1,82a 35,61±3,30b 7,17±3,78c 25,2 0,006*d
Perlakuan 2 6 26,86±1,28a 43,98±2,52b 17,72±2,54c 66 0,000*d
Perlakuan 3 6 26,86±1,20a 55,13±2,60b 28,27±1,90c 105 0,000*d

p 0,000*a 0,000*b 0,000*c


a
Uji ANOVA, lanjut post hoc Tamhane’s : K- vs K+ (p=0,000); K- vs P1 (p=0,000); K- vs P2 (p=0,000); K- vs P3
(p=0,018), K+ vs P1 (p=0,188), K+ vs P2 (p=0,900), K+ vs P3 (p=0,886), P1 vs P2 (p=0,703), P1 vs P3 (p=0,686)
dan P2 vs P3 (p=1,000).
b
Uji ANOVA, lanjut post hoc Bonferroni : K- vs K+ (p=0,000); K- vs P1 (p=0,000); K- vs P2 (p=0,000); K- vs P3
(p=0,002), K+ vs P1 (p=0,000), K+ vs P2 (p=0,000), K+ vs P3 (p=0,000), P1 vs P2 (p=0,000), P1 vs P3 (p=0,000)
dan P2 vs P3 (p=0,000).
c
Uji Kruskall Wallis, lanjut Mann Whitney : K- vs K+ (p=0,054); K- vs P1 (p=0,749); K- vs P2 (p=0,006); K- vs P3
(p=0,004), K+ vs P1 (p=0,004), K+ vs P2 (p=0,004), K+ vs P3 (p=0,004), P1 vs P2 (p=0,004), P1 vs P3 (p=0,004)
dan P2 vs P3 (p=0,004).
d
Uji Paired t-test; *Signifikan

Tabel 2 menunjukkan bahwa kolesterol HDL terjadi pada kelompok perlakuan dosis III (800
sebelum perlakuan (setelah pemberian pakan tinggi mg/ml) yaitu sebesar 28,27 atau sekitar 105%.
kolesterol) mengalami penurunan. Hasil analisis Berdasarkan uji ANOVA menunjukkan bahwa
menunjukkan terdapat perbedaan yaitu berupa sebelum perlakuan dan setelah perlakuan kadar
penurunan kolesterol HDL secara bermakna 11,6% kolesterol HDL antar kelompok terdapat perbedaan
dengan (p=0,018) pada kelompok kontrol negatif. yang bermakna (p=0,000). Hasil uji lanjutan
Kelompok kontrol positif mengalami penurunan menunjukkan terdapat perbedaan bermakna
kolesterol HDL secara bermakna 3,4% dengan sebelum perlakuan pada kelompok (K-vs K+), (K-
(p=0,003) dan kelompok perlakuan dosis I, II dan vs P1), (K-vs P2), (K-vs P3) dengan (p<0,05).
III mengalami peningkatan kolesterol HDL secara Terdapat perbedaan bermakna setelah perlakuan
bermakna (p<0,05) berturut-turut yaitu sebesar antara semua kelompok yaitu kelompok kontrol
25,2%, 66%, dan 105%. Peningkatan paling tinggi negatif, kelompok kontrol positif, kelompok
Journal of Nutrition College, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 284

perlakuan dosis I, II dan III (p<0,05). Pada meningkat pada perlakuan dengan panas
delta/perubahan HDL memiliki perbedaan dikarenakan terjadinya pemecahan matriks selular
bermakna pada kelompok (K-vs P2), (K-vs P3), sehingga flavonoid berikatan dengan pektin atau
(K+vs P1) (K+vs P2), (K+vs P3), (P1 vs P2), (P2 vs selulosa dan membuatnya lebih mudah terekstraksi.
P3) dengan (p<0,05). Penelitian lain menyebutkan bahwa suhu perebusan
dapat menginaktivasi polyphenoloksidase yang
PEMBAHASAN menyebabkan adanya akumulasi flavonoid di
Kandungan antioksidan seduhan kulit buah jaringan sehingga menyebabkan kemampuan
naga merah ekstraksinya lebih besar.23
Analisis aktivitas antioksidan secara kuantitatif Penelitian sebelumnya pada kulit buah naga
pada kulit buah naga merah dilakukan di merah sebanyak 10 gram didistilasi dengan air 30
Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi ml dan diekstraksi selama 5 menit dengan suhu
Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. 500C, 80 0C dan 1000C kemudian diuji kandungan
Analisis total fenol, flavonoid dan aktivitas betasianin menunjukkan beruturut-turut sebesar
antioksidan pada seduhan kulit buah naga merah 5,34 mg/L, 10,47 mg/L dan 24,03 mg/L. Kandungan
diteliti setelah dibuat dalam bentuk seduhan. Hasil betasianin tertinggi pada suhu 1000C dengan durasi
yang didapatkan adalah total fenol 11,49 mg/100 g, selama 5 menit. Pada percobaan yang lain, 10 gram
flavonoid 11,38/100 g, aktivitas antioksidan 9,5 kulit buah naga merah ditambahkan dengan air
g/100 g dan kadar air 14,37 ml pada sediaan kulit panas suhu ±100 0C sebanyak 30 ml diuji
kering. Terdapat penurunan total fenol jika kandungan betasianin pada durasi waktu 2, 3, 4, 5
dibandingkan penelitian sebelumnya pada kulit dan 10 menit. Hasil uji menunjukkan bahwa
buah naga merah basah 39,7 mg/100 g, hal tersebut kandungan betasianin tertinggi terdapat pada
dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya penyeduhan pada suhu 5 menit dengan betasianin
proses pemanasan saat kulit dioven/dikeringkan, sebesar 27,98 mg/L. Pengeringan kulit buah naga
akan tetapi penurunan tersebut dapat ditekan dengan merah menggunakan metode Head Pump dengan
penggunaan suhu optimum saat suhu 450C selama 10 jam 30 menit menghasilkan
pengeringan/pengovenan 400C dengan waktu betalain dan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi
pengeringan selama 12 jam. dibandingkan dengan pemanasan menggunakan
Metode pengeringan tersebut dapat cahaya matahari yaitu antioksidan (25,71 mM
meminimalkan terjadinya kerusakan senyawa TE/100 g) dan betalain (10,51 mg/100 ml).24
fenolik karena pengeringan dengan oven hanya Pemberian pakan tinggi kolesterol
menggunakan suhu panas yang dihasilkan oleh Tikus penelitian ini diberikan pakan tinggi
pemanas serta tempat pengeringan yang lebih kolesterol agar menjadi dislipidemia menggunakan
tertutup. Pengeringan dengan sinar matahari di telur puyuh mentah diblender sebanyak 10% (2
udara terbuka dapat meningkatkan kemungkinan ml/hari) dari pakan standar dan asam kolat 0,2%
terjadinya oksidasi dan degradasi senyawa fenol. (0,04 ml/hari) pakan tinggi kolesterol. Pemilihan
Kadar total fenol yang hilang dapat terjadi karena telur puyuh sebagai pakan tinggi kolesterol karena
tahapan proses khususnya karena suhu dan durasi kandungan kolesterolnya lebih tinggi dibandingkan
waktu saat proses pengeringan/pengovenan.21 Hal bahan makanan lainnya yaitu sebanyak 3.640
ini terjadi karena suhu mempengaruhi integrasi mg/100 gram bahan makanan.17 Pemberian pakan
struktur sel pada kulit buah.21 Kadar flavonoid pada tinggi kolesterol dengan menggunakan telur puyuh
seduhan kulit buah naga merah 11,38 mg lebih besar sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu
apabila dibandingkan dengan kulit buah naga basah pemberian pakan tinggi kolesterol 10% kuning telur
8,33 mg per 100 gram dikarenakan pada kulit buah puyuh selama 4 minggu dapat menurunkan kadar
naga merah basah dipengaruhi oleh kadar air yang kolesterol HDL sebesar 14,5% secara bermakna.25
terkandung didalamnya. Pada penelitian tikus yang dibuat
Cara pengeringan dapat mempengaruhi jumlah hiperkolesterolemia diberikan kolesterol dan asam
kandungan senyawa yang terdapat dalam seduhan. kolat dapat meningkatkan kadar kolesterol sebesar
Tekstur hasil pengeringan apabila menggunakan 360%.18 Kondisi dislipidemia diketahui melalui
sinar matahari dapat menjadi sedikit alot walaupun membandingkan kadar normal HDL tikus adalah
sudah beberapa waktu dikeringkan, menunjukkan 77-84 mg/dL, LDL 17-22 mg/dL, trigliserida 26-
bahwa kemungkinan masih terdapat kandungan air 145 mg/dL dan kolesterol total 10-54 mg/dL.26
di dalamnya, seperti halnya pada pengeringan Pada hasil pengukuran profil lipid darah tikus
menggunakan oven. Sebuah penelitian meliputi kadar kolesterol total, kolesterol HDL dan
menyebutkan bahwa kandungan flavonoid dapat kolesterol LDL mengalami peningkatan sesuai
285 Journal of Nutrition College, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016

indikator yang ditentukan untuk kondisi untuk memproduksi kolesterol. Jika asupan protein
dislipidemia pada tikus sedangkan pada kadar berlebihan, maka rangka karbon pada asam amino
trigliserida juga mengalami peningkatan akan tetapi akan digunakan untuk sintesis asam lemak. Apabila
belum mencapai kondisi dispilidemia meskipun sintesis asam lemak berlangsung secara terus
setelah dianalisis secara statistik terdapat perbedaan menerus dapat menyebabkan kadar lemak di dalam
rerata berupa peningkatan trigliserida yang darah akan meningkat.29
bermakna. Peningkatan kadar trigliserida yang Pengaruh seduhan kulit buah naga merah
belum tercapai dapat disebabkan oleh durasi waktu terhadap kadar HDL
pemberian pakan tinggi kolesterol hanya 7 hari. Hasil analisis perubahan kadar kolesterol
Menurut European Atherosclerosis Society (EAS) HDL setelah 14 hari pada kelompok P1, P2 dan P3
tahun 2011 membagi dislipidemia menjadi tiga menunjukkan bahwa kadar kolesterol HDL
yaitu hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia dan kelompok yang diberi perlakuan berupa pemberian
kombinasi keduanya. Pada penelitian ini, tikus seduhan kulit buah naga merah mengalami
sudah dapat dikatakan dislipidemia karena telah peningkatan HDL yang bermakna, sedangkan
mencapai hiperkolesterolemia meskipun belum kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan.
mencapai hipertrigliseridemia.27 Besar penurunan juga berbanding lurus dengan
Hasil analisis beda rerata menunjukkan bahwa besar dosis perlakuan yang diberikan yaitu
terdapat perbedaan secara bermakna antar peningkatan kolesterol HDL terbesar terdapat pada
kelompok sebelum dan setelah perlakuan. Terdapat kelompok perlakuan dosis III (800 mg/ml).
penurunan kadar HDL pada kelompok kontrol Peningkatan kadar kolesterol HDL pada
negatif dan positif, pada kelompok kontrol negatif kelompok perlakuan dosis I, II dan III dikarenakan
dapat disebabkan karena asupan pakan standar yang adanya fungsi hipokolesterolemik pada kulit buah
mengandung lemak 3-7% dan protein 15% naga merah dalam 100 gram mengandung flavonoid
sedangkan pada kelompok kontrol positif dapat 8,33 mg, betasianin 13,8 mg dan vitamin C 175
disebabkan oleh asupan pakan tinggi kolesterol dan µmol dan total fenol 39,7 mg dan aktivitas
berat badan yang besar. Adanya penurunan HDL antioksidan 118 µmol.13 Kandungan total serat pada
yang bermakna pada kelompok kontrol negatif kulit buah naga merah sebesar 69,3% dengan kadar
secara statistik dapat juga dipengaruhi oleh faktor serat larut atau soluble dietary fiber (SDF) sebesar
jumlah sampel hanya 6 tikus dalam setiap kelompok 14,82%. Serat larut air adalah jenis serat yang dapat
dan belum terbukti secara klinis. Beberapa larut dalam air yang dapat terkandung pada seduhan
penelitian menyatakan bahwa sampel dengan kulit buah naga merah. Serat larut dalam kulit buah
presentase lemak tinggi cenderung memiliki naga merah yaitu pektin 10,79%.32 Selain itu,
kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan terdapat kandungan antosianin sebesar 65,8 mg/100
kolesterol HDL yang rendah dibandingkan dengan g yang terkandung pada buah naga merah meliputi
sampel berat badan normal.28 isi buah naga dan kulitnya (62,68%).33
Konsumsi kolesterol dan lemak jenuh dapat Antosianin pada kulit buah naga merah
menurunkan kadar HDL, meningkatkan kadar LDL memiliki kemampuan untuk menginhibisi CETP
dengan menurunkan sintesis dan aktivitas reseptor (Cholesteryl ester transfer protein) kemudian
VLDL, menekan ekskresi asam empedu, dan menekan aktivitas CETP sehingga meningkatkan
meningkatkan pembentukan VLDL dengan ukuran kadar kolesterol HDL dan menurunkan kadar
lebih kecil yang mengandung kolesterol relatif lebih kolesterol LDL.34 Antosianin dapat menghambat
banyak serta digunakan oleh jaringan ekstrahepatik mekanisme kerja HMG-CoA reduktase. Enzim ini
lebih lambat yang cenderung bersifat mengkatalisis perubahan HMG Co-A menjadi asam
aterogenik.28,29 Kondisi ini dapat berpengaruh mevalonat yang merupakan langkah awal sintesis
terhadap penurunan kolesterol HDL yang kolesterol sehingga dapat menekan terjadinya
disebabkan oleh banyaknya asam lemak jenuh di sintesis kolesterol, meningkatkan reseptor LDL
dalam pakan kolesterol sehingga terjadi penekanan sehingga katabolisme kolesterol menjadi semakin
sintesis kolesterol HDL melalui penurunan kadar banyak.35 Pada penelitian sebelumnya yang menguji
apoprotein A-1 yang merupakan prekursor dari efektifitas ekstrak antosianin dari kulit buah
pembentukan HDL.30,31 jamblang sebanyak 69 g/150 BB terhadap tikus
Asam amino leusin yang terdapat pada protein wistar ditemukan bahwa memiliki kemampuan
dapat berperan dalam katabolisme HMG KoA yang untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL sebesar
berperan penting sebagai perantara sintesis 38,58%.35
kolesterol sedangkan asam amino yang lain Betasianin (betalain) dalam kulit buah naga
membentuk asetil KoA yang dimetabolisme di hati merah dapat menghambat
Journal of Nutrition College, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 286

myeloperoksidase/oksidasi nitrat yang diinduksi antioksidan dapat meningkatkan kadar kolesterol


LDL oleh radikal lipoperoksil.36 Pemberian ekstrak HDL dengan cara meningkatkan produksi Apo A1.
bayam merah (Amaranthus tricolor) yang Apo A1 berperan sebagai kofaktor enzim untuk
mengandung betalain 200 g/kgbb tikus dan 400 LCAT serta sebagai ligan untuk interaksi dengan
mg/kgbb tikus diabetes secara signifikan reseptor lipoprotein dalam jaringan pada HDL. Apo
menurunkan kolesterol darah, trigliserida dan LDL A1 yang meningkat diharapkan dapat meningkatkan
serta meningkatkan HDL.37 Betalain juga menekan kadar kolesterol HDL serum. HDL yang
produksi asam lemak rantai pendek dan mengandung Apo A1 bersifat protektif terhadap
menurunkan kolesterol total serum pada tikus aterosklerosis.43
dislipidemia.38
Mekanisme serat larut air (pektin) pada KETERBATASAN PENELITIAN
seduhan kulit buah naga merah dalam memperbaiki Keterbatasan penelitian ini adalah tidak
profil kolesterol diantaranya pengikatan lemak di dilakukan pengujian jenis flavonoid dan pigmen
dalam usus sehingga dapat menurunkan tingkat warna yang terdapat dalam seduhan kulit buah naga
kolesterol dalam darah sampai 5% atau lebih. Serat merah sehingga tidak diketahui penurunan kadar
juga mengikat garam empedu (produk akhir jenis flavonoid, pigmen warna serta kandungan
kolesterol) di saluran pencernaan kemudian serat dan vitamin C yang berperan dalam
dikeluarkan bersamaan dengan feses dan peningkatan kadar HDL. Selain itu, tidak dilakukan
peningkatan ekskresi kolesterol dalam feses dapat pengukuran kadar HDL tikus sebelum pemberian
menurunkan jumlah kolesterol yang menuju hati. pakan standar sehingga tidak diketahui kondisi tikus
Penurunan jumlah kolesterol di hati akan sebelum masa adaptasi. Durasi pemberian pakan
meningkatkan pengambilan kolesterol di darah tinggi kolesterol yang kurang lama sehingga kondisi
yang akan disintesis untuk menjadi asam empedu. hipertrigliseridemia belum tercapai.
Serat pangan larut air bersifat mudah terfermentasi.
Produk hasil fermentasi serat pangan oleh bakteri SIMPULAN
usus yaitu asam lemak rantai pendek yang dapat Pemberian seduhan kulit buah naga merah
membentuk propionate yang dapat menginhibisi selama 14 hari dapat meningkatkan kadar kolesterol
enzim HMG-koA reduktase sehingga menghambat HDL secara bermakna. Terdapat perbedaan
sintesis kolesterol dan berpengaruh terhadap bermakna secara statistik kadar kolesterol HDL
penurunan kadar kolesterol.39 Pada penelitian antar kelompok perlakuan dan dapat disimpulkan
sebelumnya, serat pangan yang terkandung dalam bahwa semakin tinggi dosis sediaan basah kulit
bekatul mampu menurunkan berat badan, kadar buah naga merah yang dibuat seduhan maka
serum kolesterol total, trigliserida, LDL dan semakin besar pula peningkatan kadar HDL pada
meningkatkan kadar HDL. Suplementasi bekatul tikus.
dalam diet sebesar 57% pada mencit dapat
meningkatkan kolesterol HDL sebesar 24,41%.40 SARAN
Flavonoid yang terdapat dalam kulit buah naga Penelitian lebih lanjut dibutuhkan pada
merah meliputi asam gallat, quersetin dan asam subjek manusia penderita dislipidemia karena hasil
klorogenik. Mekanisme peningkatan HDL oleh penelitian menunjukkan hasil yang signifikan
flavonoid dan vitamin C sebagai antioksidan dalam seduhan kulit buah naga merah dalam menurunkan
meningkatkan kadar HDL yaitu meningkatkan kadar kolesterol HDL dan pengolahan kulit buah
aktivitas LCAT (Lecithin Cholesterol Acyl naga menjadi seduhan terbukti dapat menjadi
Tranferase). LCAT merupakan enzim yang dapat alternatif pangan fungsional yang kaya akan zat
mengkonversi kolesterol bebas menjadi ester antioksidan.
kolesterol yang lebih hidrofobik, sehingga ester
kolesterol dapat berikatan dengan partikel inti UCAPAN TERIMA KASIH
lipoprotein sehingga membentuk HDL yang baru.41 Puji syukur kepada Allah SWT, terima kasih
Peningkatan LCAT oleh flavonoid dan vitamin C kepada pembimbing dan penguji yang telah
ini diperkuat dengan penelitian menggunakan buah membimbing penelitian ini hingga dapat terlaksana
pare (Momordica charantia) yang mengandung sampai akhir. Penulis juga mengucapkan terima
flavonoid dan vitamin C berfungsi dalam kasih kepada laboran Laboratorium Pusat Studi
menghambat penurunan kadar HDL secara Pangan dan Gizi PAU UGM yang telah membantu
signifikan.42 pelaksanaan penelitian ini serta orang tua dan
Penelitian mengenai efek antioksidan terhadap teman-teman atas dukungan dan doa yang telah
kadar kolesterol HDL menujukkan bahwa diberikan.
287 Journal of Nutrition College, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016

15. Kim H, Choi HK, Moon JY, Kim YS, Mosaddik A,


DAFTAR PUSTAKA et al. Comparative antioxidant and antiproliferative
1. Kiran M. Atherogenic Dyslipidemia: activities of red and white pitayas and their
Cardiovascular Risk and Dietary Intervention. correlation with flavonoid and polyphenol
Lipids. 2010;45(10):907-914. content.Journal of food science 2011;76: 38-45.
2. Arthur SL. Dyslipidemia and Risk of Coronary 16. World Health Organization. Research Guidelines
Heart Disease: Role of Lifestyle Approaches for Its for Evaluation The Safety and Efficiacy of Herbal
Management. American Journal of Lifestyle Medicines In : Geneva; 2000
Medicine. 2009;3(4):257-273. 17. Olivera T, Ricardo KFS, Almeida MR, Costa MR,
3. Center for Disease Control and Prevention. Heart Nagem TJ. Hypolipidemic Effect of Flavonoids and
Disease; 2011. [diakses 03 Desember 2015]. Cholestyramine in Rats Tania. Latin American
Tersedia pada: Jornal of Pharmacy. 2007;26(3):407-10.
http://www.cdc.gov/heartdisease//en/print.html 18. Yusof RM. The Nutrition and Health Benefits of
4. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar Tropical Fruits with Special Reference to Red
(Riskesdas) 2013. Jakarta: Kemenkes RI;2013. Pitaya, Departement of Nutrition and Dietetics
5. Krummel DA. Medical Nutrition Therapy for Faculty of Medicineand Health Science. Malaysia:
Cardiovascular Disease. In: Mahan LK, Escott- University of Malaysia; 2008
Stump S, editors. Krause’s Food, Nutrition & Diet 19. Hadi NA, Mohamad M, Rohim MAK dan Yusof
Theraphy. 12th edition. Philadelphia, USA – RM. Effect of Red Pitaya Fruit (Hylocereus
Saunders Elsevier; 2008:p.833-81. Polyrhizus) Consumption on Blood Glucose Level
6. Expert Dyslipidemia Panel of the International and Lipid Profile in Type 2 Diabetic Subjects.
Atherosclerosis Society. An International Borneo Science. 2012;31:pp113-129.
Atherosclerosis Society Position Paper: Global 20. Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan
recommnedation for the management of kesehatan. Ed 3. Jakarta: Salemba
dyslipidemia-Full report. Journal of Clinical Medika;2001.p.3-4
Lipidology. 2014; 8:29-60. 21. Michalczyk M, Macura R, Matuszak I. The effect
7. Laine C, Goldmann D. In the Clinic Dyslipidemia. of air-drying, freeze-drying and storage on the
Ann Intern Med; 2007. quality and antioxidant activity of some selected
8. Hardjadinata S. Budidaya Buah Naga Super Red berries. J Food Proc Pres. 2009: 33; 11-21.
Secara Organik. Bogor:Penebar Swadaya;2010. 22. Markham KR. Cara Mengidentifikasi Flavonoid.
9. AH Norhayati, M Marhazlina, Rohim MAK. Effect ITB Bandung. 1988.
Of Red Pitaya Fruit (Hylocereus polyrhizus) 23. Yamaguchi T, M Katsuda, Y Oda JT, K
Consumtion on Blood Glucose Level and Lipid Kanazawa et al. Influence of polyphenol and
Profile in Type 2 Diabetic Subjects. Department of ascorbate oxidases during cooking process on the
Nutrition and Dietetics Faculty of Medicine and radical-scavenging activity of vegetables. Food Sci.
Health Sciences Universitii Putra Malaysia. Technol. Res. 2003:9;79-83.
2012;31:127-140. 24. Harivaindaran KV, Rebecca OPS, Chandran S.
10. Escribano J, Pedreno MA, Garcia-Carmona F, Study of Optimal Temperature, pH and Stability of
Munoz R. Characterization of the Antiradical Dragon Fruit (Hylocereus polyrhizus) Peel for Use
Activity of Betalains from Beta Vulgaris L. Roots. as Potential Natural Colorant. Pakistan Journal of
Phytochemical Analysis 1998;9: 124-127. Biological Sciences. 2008:11(8);2259-2263
11. Wahyuni R dan Nugroho M. Pengaruh Penambahan 25. Bambang D. Efek kolesterolemik berbagai telur.
Ekstrak Kulit Buah Naga Super Merah Terhadap Media gizi dan keluarga. 2003:27(2);58-65
Produk Mie Kering. Jurnal Teknologi 26. Dewi R. Pemberian Growth Hormone Memperbaiki
Pertanian;15(2):93-102. Profil Lipid Dan Menurunkan Kadar MDA
12. Kalili MA, H Norhayati A, Y Rokiah M, R Asmah (Malondyaldehide) Pada Tikus Jantan Yang
R, M Muskinah Siti, A Abdul Manaf. Dislipidemia; 2011.
Hipocholesterolemic effect of red pitaya 27. European Society of Cardiology. ESC/EAS
(Hylocereus sp.) on hypercholesterolemia induced Guidelines for the management of dyslipidemias.
rats. International Food Research Journal. 2009;16: European Heart Journal. 2011:32;1769-1818
431-440. 28. Bothan KM, Mayes PA. Sintesis, Transpor dan
13. LI Chen Wu, Hsiu-Wen Hsu, Yun-Chen Chen, Ekskresi Kolesterol. Dalam: Murray RK, Daryl KG,
Chih-Chung Chiu, Yu In Lin dan Annie Ho. Peter AM, Victor WR. Biokimia Harper 27th ed.
Antioxidant And Antiproliferative Activities Of Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
Red Pitaya; 2005. 2009.p.239-48
14. Sani HA., Baharoom A, Ahmad MA, Ismail II. 29. Gropper SS, Smith JL, Groff JL. Advanced
Effectiveness of Hylocereuse Polyrhizus Extract in Nutrition and Human Metabolism Fifth Edition.
Decreasing Serum Lipids and Liver MDA-TBAR USA: Wadsworth, Cengange Learning. 2009;131-
Level in Hypercholesterolemic Rats. Sains 75
Malaysiana. 2009; 38(2): 271-279.
Journal of Nutrition College, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 288

30. US Department of Health and Human Services. Kedokteran. Universitas Diponegoro. Semarang.
Third Report of the Expert Panel on Detection, 2008.
Evaluation, and Treatment of High Blood 43. Murray R, Daryl K. Granner. Biokimia Harper,
Cholesterol in Adults (ATP III Final Report). edisi 25. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
National Institute of Health; 2002. Publication 2003
No.02-5215.
31. Voet D, Voet JG. Lipids and Membranes.
Biochemistry 2nd. New York: John Wiley & Sons
Inc;1995:318-26.
32. Jamilah B, Shu, Kharidah M, Dzulkifly MA,
Noranizan A. Physico-chemical characteristics of
red pitaya (Hylocereus polyrhizus) peel. Int
Food Res J. 2011;286:279-285.
33. Y Xi , Y Yingnan , S Min , W Yuepeng , Zhenya Z
dan L Yifeng. Optimisation of Anthocyanin
Extraction From Purple Pitaya and Verification of
Antioxidant Properties, Antiproliferative Activity
and Macrophage Proliferation Activity.
International Journal of Biology. 2013:5(3);19-29
34. Qin Y, Xia M, Ma J, Hao YT, Liu J, Mou HY, Cao
L, Ling WH. Anthocyanin Supplementation
Improves Serum LDL- and HDL Cholesterol
Concentrations Associated with The Inhibition of
Cholesteryl Ester Transfer Protein in Dyslipidemic
Subject. The American Journal of Clinical
Nutrition. 2009; 90(3):485-492
35. SP Ferry IGPA, Manurung M, Puspawati NM.
Efektifitas Antosianin Kulit Buah Jamblang
(Syzygium cumini) Sebagai Penurun Low Density
Lipoprotein Darah Tikus Wistar Yang Mengalami
Hiperkolesterolemia. Cakra Kimia (Indonesian E-
Journal of Applied Chemistry). 2015:3(12);9-23
36. Allegra M, Tesoriere L, Livrea MA. Betalain
inhibits the myeloperoxidase/nitrite-induced
oxidation of human low-density lipoproteins. Free
Radical Research. 2007:41;335e341.
37. Clemente AC, Desai PV. Evaluation of the
haematological, hypoglycemic, hypolipidemic and
antioxidant properties of Amaranthus tricolor leaf
extract in rat. Tropical Journal of Pharmaceutical
Research. 2011:10; 595e602.
38. Wroblewska M, Juskiewicz J, Wiczkowski W.
Physiological properties of beetroot crisps applied
in standard and dyslipidaemic diets of rats. Lipids
in Health and Disease. 2011:10; 178e185.
39. Fairudz A, Nisa K. Pengaruh Serat Pangan terhadap
Kadar Kolesterol Penderita Overweight. Fakultas
Kedokteran, Universitas Lampung. 2015:4(8);121-
127
40. Hernawati, Manalu W, Suorayogi A dan Astuti DA.
Perbaikan Parameter Lipid Darah Mencit
Hiperkolesterolemia dengan Suplemen Pangan
Bekatul. Jurnal UNPAD. 2013:45(1).
41. Aprila F. Aktivitas Ekstrak Etanol Ketan Hitam
untuk Menurunkan Kadar Kolesterol. Jurnal
Farmasi Indonesia. 2010:5(2)
42. Hairunnisa M. Pengaruh Pemberian Buah Pare
(Momordicacharantia) Terhadap Kadar HDL dan
LDL Kolesterol Serum Tikus Jantan Strain Wistar
yang diberi Diet Tinggi Lemak. Fakultas

You might also like