You are on page 1of 9

HUBUNGAN OTITIS MEDIA AKUT DENGAN

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS AKUT DI POLI THT RSUD RADEN


MATTAHER JAMBI
Reni Susianti*, Umi Rahayu**, Ismelia Fadlan**
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
** Dosen Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

email: siorren16@gmail.com

ABSTRACT
Background: Acute otitis media (AOM) is an inflammation of the middle ear with signs and symptoms that occur
suddenly / acute.. One risk factor for AOM is an upper respiratory tract infection. In child more frequently upper
respiratory tract infection the more likely the occurrence of AOM..
Method: The research were conducted by using descriptive analytic with cross sectional method. The sample size is
taken based on primary data that is visits of patients suffering AOM in poly ENT Hospital Raden Mattaher Jambi in
February - April 2014, samples were taken based on the results of the interview and the diagnosis that has established
by doctors.
Results: Of the 141 patients obtained results (14.2%) were is diagnosed suffering AOM and (85.8%) patients who were
not diagnosed AOM. Based on age, (50%) patients suffering from AOM with age 2 years (40%) age> 2-6 years and
(10%) age> 6-12 years. By gender, men (55%) and women (45%) were is diagnosed suffering AOM. Based on the
clinical symptoms of patients who are suffering from AOM there are fever (80%) and otorrhoea (20%). Based on side the
ear that pain, unilateral (80%) and bilateral (20%). Based on patients suffering from AOM that caused by acute upper
respiratory tract infection as much (100%). And from the results of chi-square test showed that there was a significant
relationship between AOM with acute upper respiratory tract infection constitute p = 0.000 (<0.005).
Conclusion: The highest AOM incidence occurs at age 2 years old(50%), with the male gender (55%), clinical
symptoms most commonly found are fever (80%) and based on side of ear that most pain is unilateral (80%) and there
significant relationship between AOM with the acute respiratory tract infections, namely p = 0.000 (<0.005).
Keywords: Acute otitis media, acute upper respiratory tract infection, characteristics.

ABSTRAK
Latar Belakang : Otitis media akut (OMA) merupakan peradangan pada telinga tengah dengan gejala dan tanda yang
terjadi secara mendadak / akut. Salah satu faktor resiko terjadinya OMA adalah infeksi saluran pernafasan atas. Pada
anak, makin sering terserang infeksi saluran pernafasan atas maka makin besar kemungkinan terjadinya OMA.
Metode : Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Besar sampel
diambil berdasarkan data primer yaitu kunjungan pasien yang menderita OMA di Poli THT RSUD Raden Mattaher Jambi
pada bulan Februari April 2014, sampel diambil berdasarkan hasil wawancara dan diagnosis yang telah ditetapkan
oleh dokter.
Hasil : Dari 141 pasien didapatkan hasil (14,2%) yang didiagnosis menderita OMA. Berdasarkan usia, (50%) pasien
yang menderita OMA dengan usia 2 tahun,( 40%) >2 6 tahun dan (10%) >6-12 tahun . Berdasarkan jenis kelamin,
laki-laki (55%) dan perempuan (45%). Berdasarkan gejala klinis pasien yang menderita OMA terdapat demam (80 %)

dan otore (20%). Berdasarkan sisi telinga yang sakit, unilateral (80%) dan bilateral (20%). Berdasarkan pasien yang
menderita OMA yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas akut sebanyak (100%). Dan dari hasil uji chisquare menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara OMA dengan infeksi saluran pernafasan atas akut
yaitu p = 0,000 ( < 0,005).
Kesimpulan : Insiden OMA tertinggi terjadi pada usia 2 tahun (50%), dengan jenis kelamin laki-laki (55%), gejala
klinis yang paling banyak ditemukan adalah demam (80%) dan berdasarkan sisi telinga yang sakit paling banyak adalah
unilateral (80%) serta ada hubungan yang signifikan antara OMA dengan infeksi saluran pernafasan akut yaitu p = 0,000
( < 0,005).
Kata Kunci : Otitis media akut, infeksi saluran pernafasan atas akut, karakteristik.

PENDAHULUAN
Otitis media adalah peradangan sebagian atau
seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius,
1

komplikasi

infeksi

saluran

pernafasan

Infeksi saluran pernafasan atas akut

atas. 5
adalah

antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media

proses infeksi akut yang berlangsung selama 14

akut (OMA) merupakan peradangan di telinga

hari yang disebabkan oleh mikroorganisme dan

tengah dengan

gejala-gejala dan tanda-tanda

menyerang salah satu bagian atau lebih saluran

secara mendadak/akut. Onset

pernafasan atas mulai dari hidung hingga faring

mendadak/akut dari gejala peradangan yang

dan jaringan adneksanya yang terdiri atas rinitis

secara klinis terjadi dalam waktu 24 jam - 3

akut, faringitis akut, tonsillitis akut, rinosinusitis

minggu dengan gejala seperti otalgia, otore, anak

akut. Anak-anak sering mengalami infeksi salura

menangis, demam, dan iritabilitas serta adanya

pernafasan

tanda-tanda infeksi telinga seperti

membran

menyebabkan edema mukosa tuba eustachius

timpani menonjol, hiperemis, perforasi dengan

sehingga menyebabkan penambahan disfungsi

yang terjadi

otore, dan efusi telinga tengah.

atas,

infeksi

ini

mungkin

tuba eustachius.7

Beberapa faktor yang menyebabkan OMA


antara lain usia < 6 tahun, otitis prone (pasien
yang mengalami otitis pertama kali apada pada
usia < 6 bulan, 3 kali dalam 6 bulan terakhir),
infeksi saluran penafasan atas (pada anak makin
sering anak terserang infeksi saluran pernafasan
atas semakin besar kemungkinan terjadinya
OMA), terpapar asap rokok, laki-laki, kelainan
anatomi kraniofasial, alergi, anak yang minum ASI
< 6 bulan immunodefisiensi.1,3,4

Ramakrishnan menemukan bahwa OMA


merupakan penyakit infeksi yang paling sering
terjadi di Amerika Serikat . 8 Salah satu laporan
Center for Disease Control and Prevention (CDC)
dalam salah satu programnya yaitu CDCs Active
Bacterial Core Surveillance (ABCs) di Amerika
Serikat tahun 1999 menunjukkan kasus OMA
terjadi sebanyak enam juta kasus pertahun.
Meropol dkk juga mendapati 45-62% indikasi
pemberian antibiotik pada anak-anak di Amerika
Serikat disebabkan penanganan OMA.9 Di Taiwan

Meskipun penyakit ini umumnya disebabkan

pada tahun 2006 angka kejadian OMA rata-rata

oleh infeksi bakteri, Tetapi diketahui juga bahwa

64 dari 1000 anak pertahun dan di New Zealand

virus infeksi saluran pernafasan atas

angka kejadian OMA 273 dari 1000 anak tiap

akut

merupakan faktor predisposisi OMA pada anak-

tahunnya.10,11 Yonamine

anak, dengan kata lain, OMA sering terjadi akibat

mengemukakan bahwa estimasi insidensi OMA

dkk

dalam

studinya

pada

orang

dewasa

dan

minggu mencapai 27,9%. Yang lebih dari dua

progresivitas kasus OMA umumnya lebih berat

minggu adalah 9,3%. Dari hasil kultur, jenis

pada orang dewasa .12 Penelitian Krystal revai dkk

kuman telinga tengah yang dijumpai adalah

tentang

yang

Staphylococcus aureus (78,3%), Haemophilus

komplikasi dari infeksi saluran

influenzae (8,7%), dan Streptococcus pneumonia

insiden

merupakan

berkisar

OMA

dan

0,004%

sinusitis

pernafasan atas terhadap 112 pasien yang

(13,0%).15

mengalami infeksi saluran pernafasan atas (6-35

Dari data Dinas Kesehatan Kota Jambi

bulan) didapatkan 30% dari pasien tersebut

diketahui jumlah penderita otitis media supuratif

mengalami OMA. Kejadian paling tinggi terdapat

pada tahun 2012 berjumlah 484 kasus .

pada usia 6-11 bulan dan menurun dengan

data rekam medis rawat jalan OMA di Poli THT

bertambahnya usia.
tentang

13

Penelitian Krystal revai dkk

hubungan

kolonisasi

bakteri

di

16

Dari

RSUD Raden Mattaher pada april 2012-april 2013


didapatkan 251 kasus baru OMA. 17

Pada

nasofaring selama infeksi saluran pernafasan atas

penelitan Vika Natasha yang dilakukan di

dan perkembangannya menjadi OMA, dari 709

THT RSUD Raden Mattaher pada 1 juni-30 juli

episode infeksi saluran pernafasan atas yang

2011 didapatkan 35 kasus OMA dan 88,6 % dari

dimasukkan dalam penelitian ini . kira kira

kasus tersebut mempunyai riwayat batuk pilek.18

sepertiga

berkembang

menjadi

OMA.

Pada

Penelitian

tentang

Poli

karakteristik

penelitian tersebut dilakukan kultur nasofaring

sosiodemografis dan klinis OMA di RSUD Raden

pada awal infeksi saluran pernafasan atas dan

Mattaher Jambi sudah pernah dilakukan ,faktor

menunjukkan hasil bahwa adanya bakteri patogen

infeksi

pada

khususnya faktor infeksi saluran pernafasan atas

nasofaring

selama

infeksi

saluran

saluran

pernafasan

akut

(ISPA)

pernafasan atas meningkatkan faktor resiko untuk

akut sebagai faktor predisposisi

komplikasi OMA. Anak anak dengan infeksi

pernah di lakukan

bakteri S. Pneumoniae, NT H. Influenzae dan M.

Jambi dan dari latar belakang diatas, maka

Catarrhalis merupakan resiko tinggi untuk OMA

peneliti

dibandingkan anak-anak yang tidak ditemukan

tentang hubungan OMA dengan infeksi saluran

bakteri patogen di nasofaring mereka.

tertarik

OMA belum

di RSUD Raden Mattaher

untuk

melakukan

penelitian

pernafasan atas akut di Poli THT RSUD Raden

Di Indonesia, Suheryanto menyatakan bahwa


OMA merupakan penyakit yang sering dijumpai

Mattaher Jamb
METODE

dalam praktek sehari-hari, bahkan di poliklinik


THT RSUD Dr. Saiful Anwar Malang pada tahun

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian

1995 dan tahun 1996, OMA menduduki peringkat

deskriptif

enam dari sepuluh besar penyakit terbanyak dan

sectional di Poliklinik THT RSUD Raden Mattaher

pada tahun 1997 menduduki peringkat lima,

Jambi

sedangkan di Poliklinik THT RSUD Dr. Soetomo

Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang

Surabaya pada ta

berobat ke Poli THT RSUD Raden Mattaher

T sub-bagian Otologi THT RSCM dan Poli THT

Jambi. Besar sampel pada penelitian ini diambil

RSAB Harapan Kita pada Agustus 2004

dengan

analitik

dengan

rancangan

cross

pada bulan Februari April 2014.

menggunakan

accidental

sampling

didapatkan 43 kasus OMA,

dimana setiap responden yang ada atau tersedia

terdapat 62,8% pasien adalah didahului dengan

di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.

riwayat ISPA kurang dari tujuh hari. Pasien

Kriteria inklusi adalah pasien yang berobat di Poli

dengan riwayat ISPA tujuh hari sampai dua

THT RSUD Raden Mattaher Jambi yang berumur

Februari 2005

< 12 tahun dan bersedia ikut dalam penelitian.


Kriteria

eksklusi

palatoskisis dan

adalah

Pasien

dengan

Otitis Media Supuratif Kronis

(OMSK). Variabel yang diteliti adalah variabel


bebas (independent variable) berupa infeksi

Umur

<2 tahun

25

>2-6 tahun

54

>6- 12

62
141

saluran pernafasan atas akut. Variabel terikat

Total

(dependent

Jenis kelamin

variable)

adalah

otitis

media

akut.Instrumen penelitian yang digunakan untuk


menilai variabel dalam penelitian ini adalah rekam
medis pasien dan checklist berdasarkan diagnosa
yang

telah

dibuat

oleh

dokter.Data

yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data


sekunder berupa catatan medis dan data primer
yang berasal dari wawancara dengan pasien.

Laki-laki

80

Perempuan

61
141

Total

OMA (+)

20

OMA (-)

121
141

Total

HASIL
Seperti yang terlihat pada tabel 1, Sampel yang
diperoleh

selama

masa

pengambilan

data

Infeksi saluran pernafasan atas akut (+)

Infeksi saluran pernafasan atas akut (-)

40

101

Total

periode Februari April 2014 di Poli THT RSUD


Raden Mattaher Jambi adalah

141 sampel.

Paling banyak pada kategori umur >6-12 yaitu


62 orang (43,9%), >2-6 tahun yaitu 54 orang
(38,3%) diikuti dengan <2 tahun sebanyak 25

141

orang (17,7%). Sampel laki-laki lebih banyak yaitu

OMA(+)
dengan
Infeksi
pernafasan atas akut (+)
OMA (-) dengan Infeksi
pernafasan atas akut (+)

saluran
20

80 orang (56,7%) dibandingkan perempuan 61


orang (43,3%). Dari 141 sampel tersebut terdapat
20 orang (14,2%) yang didiagnosis menderita
OMA dan terdapat 40 orang (28 %) yang

Tabel 2. distribusi sampel yang menderita OMA

mengalami infeksi saluran pernafasan atas akut.

berdasarkan umur

Dari 20 orang yang menderita OMA semuanya


(100%) mengalami infeksi saluran pernafasan

Umur

Frekuensi

<2 tahun

10

>2 - 6 tahun

atas akut dan dari 121 orang yang tidak menderita


OMA terdapat 20 orang (16,5%) yang mengalami
infeksi saluran pernafasan atas akut.
Tabel 1. Gambaran karakteristik sampel.
Kriteria

>6 - 12 tahun
Frekuensi (n)

Total

20

saluran

2
20

Tabel 2 diatas menunjukkan kejadian OMA


tertinggi terdapat pada kategori <2 tahun yaitu

50% , > 2- 6 tahun yaitu 40%, diikuti dengan >6-

Tabel 5 menunjukkan kejadian OMA pada satu

<12 tahun yaitu 10% .

sisi telinga (unilateral) lebih tinggi yaitu 80%


dibandingkan kejadian OMA pada kedua telinga

Tabel 3. distribusi sampel yang menderita OMA

(bilateral) yaitu 20%.

berdasarkan jenis kelamin


Jenis kelamin

Tabel 6. Distribusi sampel yang menderita OMA


dengan infeksi saluran pernafasan atas akut.

Frekuensi

Laki-laki

11

Perempuan

Total

20

Infeksi saluran pernafasan


atas akut

Frekuensi

Iya

20

Tidak

Total

20

Tabel 3 menunjukkan kejadian OMA sedikit


lebih tinggi pada laki-laki yaitu 55% dibandingkan

Tabel 6 menunjukkan semua penderita

pada perempuan yaitu 45%.

OMA mengalami infeksi saluran pernafasan atas


akut ( 100 %).

Tabel 4. Distribusi sampel yang menderita OMA


berdasarkan gejala klinis
Gejala klinis

Tabel 7.

infeksi saluran pernafasan atas akut.

Frekuensi

Demam

16

Otore

hubungan otitis media akut dengan

Otitis media
akut (OMA)
Iya

Tabel 4 diatas menunjukkan penderita OMA lebih

Infeksi
Iya
saluran
Pernafasa
n atas
Akut
Tidak

banyak mengalami gejala demam yaitu 80%

Count
Expected Count
Count
Expected Count

Total

dibandingkan gejala otore yatu 20 %.

Count
Expected Count

Tidak

P
Total

20

20

40

5.7

34.3

40.0

101

101

14.3

86.7

101.0

20

121

141

20.0

121.0

141.0

0,000

Tabel 5. Distribusi sampel yang menderita OMA


berdasarkan sisi telinga yang sakit.
Dari tabel 7 didapatkan hubungan yang

elinga yang sakit

Frekuensi

signifikan antara otitis media akut dengan infeksi


Persentase (%)
saluran pernafasan atas akut yaitu p=0,000
( <0,005).

Unilateral

16

80

Bilateral

20

Total

20

100

PEMBAHASAN
Tabel 2 diatas menunjukkan kejadian OMA
tertinggi terdapat pada kategori <2 tahun yaitu
50% , > 2- 6 tahun yaitu 40%, diikuti dengan >6<12 tahun yaitu 10%. Kejadian ini hampir sejalan

dengan

penelitian Mabrouk M dkk, kejadian

Tabel 4

menunjukkan penderita OMA lebih

tertinggi OMA terdapat pada kategori usia >1-<6

banyak mengalami gejala demam yaitu 80%

tahun yaitu 48,3%, diikuti dengan

<1 tahun

dibandingkan gejala otore yatu 20 %. Hal ini

sebanyak 33,3% dan yang paling rendah pada

berbeda dengan hasil hasil penelitian Tan Hong

kategori usia >6 tahun.

19

Siew di RSUP Haji Adam Malik Medan yang

Berbeda dengan hasil penelitian Pa - Chun


Wang, kasus OMA paling tinggi terdapat kategori

menunjukkan gejala klinis otore lebih banyak yaitu


84,7 % dibandingkan demam 49,4%.15

usia 3-5 tahun yaitu 158,8 per 1000 anak, diikuti


dengan 71,7 kasus per 1000 anak pada kategori
usia 0-2 tahun dan paling rendah pada kategori
usia 6-12 tahun yaitu 41,0 kasus per 1000 anak. 10
Berbeda juga dengan hasil penelitian Titisari di
Poli THT sub-bagian Otologi THT RSCM dan Poli
THT RSAB Harapan Kita menunjukkan proporsi
penderita OMA pada anak tertinggi pada usia >512 tahun yaitu 32,6%.15 Berbeda pula dengan
hasil penelitian Tan Hong Siew di RSUP Haji

Hal ini sejalan dengan penelitian Paolo M,


yang menunjukkan gejala demam ( 38)

lebih

banyak yaitu 49,9% dibandingkan otore 6 %.


Pada penelitian tersebut kejadian otore pada anak
sedikit,

namun

temuan

ini

penting

karena

dipercaya bahwa anak dengan perforasi membran


timpani secara spontan lebih parah dibandingkan
dengan anak yang tidak mengalami perforasi
membran timpani.20

Adam Malik Medan yang menunjukkan kejadian

Tabel 5 menunjukkan kejadian OMA pada satu

paling tinggi pada kategori usia >5-12 tahun yaitu

sisi telinga (unilateral) lebih tinggi yaitu 80%

32,9% diikuti dengan < 2 tahun 30,6%, >2-5

dibandingkan kejadian OMA pada kedua telinga

tahun16,5%.15

(bilateral) yaitu 20%. Hal ini sejalan dengan

Pada penelitian ini OMA lebih sering terjadi

penelitian Mabrouk M yaitu unilateral sebanyak

pada bayi dan anak-anak prasekolah. Tingginya

68,7% dibandingkan bilateral 31,3% dan sesuai

kejadian OMA pada bayi dikarenakan imunitas

pula dengan penelitian Titissari di Poli THT sub-

yang

dari

bagian Otologi THT RSCM dan Poli THT RSAB

tuba

Harapan

masih

lemah,

pertumbuhan

aktif

jaringan limfoid, dan karena ukuran

Kita

yang

menunjukkan

kejadian

eustachius yang pendek, lebar dan horizontal

tertinggi adalah unilateral 79,1%, dibandingkan

yang memudahkan penyebaran infeksi.19

bilateral hanya 20,9% serta sejalan pula dengan

Hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan


kejadian OMA sedikit lebih tinggi pada laki-laki
yaitu 55% dibandingkan pada perempuan yaitu

penelitian

Tan

Hong

Siew

yaitu

unilateral

sebanyak 81,2 % dibandingkan bilateral 18,8


%.19,15

45%. Hasil ini sejalan dengan penelitian Mabrouk

OMA bilateral dianggap lebih parah dari pada

yaitu laki-laki 56,5% dibandingkan perempuan

OMA unilateral. Dan beberapa pedoman seperti

43,5% dan pada penelitian Pa Chun Wang laki-

Belanda,

laki 67,6 kasus per 1000 anak dibandingkan

merekomendasikan pengobatan yang lebih aktif

dengan perempuan 61,2% per 1000 anak. 19,10

dan atau tindak lanjut pada OMA bilateral. Tetapi

Sejalan pula dengan penelitian Tan Hong Siew

pada penelitian Johanna M dkk tentang gejala

yaitu laki-laki 55,3% dibandingkan perempuan

dan tanda tanda otoskopi pada OMA unilateral

44,7%.15 Berbeda dengan penelitian Titisari,

dan

perempuan lebih tinggi 51,2% dibandingkan laki-

bilateral secara klinis hanya sedikit lebih parah

laki 48,8%.

15

Inggris,

bilateral

Italia

mengemukakan

dan

bahwa

Swedia

OMA

daripada OMA unilateral pada anak 6-35 bulan .

oleh karena itu peneliti menyarankan bilateralitas

tertinggi adalah terdapat riwayat ISPA 0-7 hari,

pernafasan menyebabkan silia yang terdapat


pada permukaan saluran nafas bergerak ke atas
mendorong virus ke arah faring atau dengan
suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika
refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan
epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan.
Kerusakan
mekanisme
mukosiliaris
yang
merupakan mekanisme perlindungan pada
saluran pernafasan terhadap infeksi bakteri
menyebabkan bakteri-bakteri patogen yang ada di
saluran pernafasan atas seperti Streptococcus
pneumonia,
Haemophilus
influenza
dan
Staphylococcus menyerang mukosa yang rusak
tersebut dan terjadilah peradangan.6 Infeksi virus
juga menyebabkan disfungsi tuba eustachius
yang menyebabkan tekanan telinga tengah
menjadi negatif sehingga sekret dan bakteri di
nasofaring masuk ke telinga tengah.5

yaitu 62,8%, diikuti >7-14 hari yaitu 27,9%, dan

KESIMPULAN

tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya


kriteria untuk

menilai tingkat keparahan OMA.

Sebaiknya gejala pada anak dan tanda-tanda


otoskopi juga harus dipertimbangkan.21
Tabel.6 menunjukkan semua penderita OMA
mengalami infeksi saluran pernafasan atas akut
( 100 %).
Hasil penelitian Titissari di Poli THT subbagian Otologi THT RSCM dan Poli THT RSAB
Harapan Kita menunjukkan pada pasien OMA
anak yang mempunyai riwayat ISPA, proporsi

>14 hari adalah 9,3%. Secara teori dikatakan


bahwa pencetus terjadinya OMA adalah infeksi
saluran pernafasan atas . makin sering anak
terkena infeksi saluran pernafasan atas makin
besar kemungkinan terjadinya OMA.1

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan


berkenaan dengan hubungan antara otitis media
akut dengan infeksi saluran pernafasan atas akut
di Poli THT RSUD Raden Mattaher Jambi, dapat
diambil kesimpulan beberapa yaitu :Penderita

Dari tabel 7 didapatkan hubungan yang

OMA paling tinggi terdapat pada kategori umur <2

signifikan antara otitis media akut dengan infeksi

tahun yaitu 50% , > 2- 6 tahun yaitu 40%, diikuti

saluran pernafasan atas akut yaitu p=0,000

dengan >6-<12 tahun yaitu 10% dan sedikit lebih

( <0,005). Hal ini sesuai dengan penelitian Krystal

tinggi pada jenis kelamin laki-laki yaitu 55 %

Revai dkk tentang Insiden OMA dan sinusitis

dibandingkan perempuan yaitu 45%.Gejala klinis

yang merupakan komplikasi dari infeksi saluran

yang sering ditemukan yaitu demam 80 %, otore

pernafasan atas terhadap 112 pasien yang

20 % dan kejadian OMA lebih banyak pada satu

mengalami infeksi saluran pernafasan atas (6-35

sisi telinga (unilateral) yaitu 80% dibandingkan

bulan) didapatkan 30 % dari pasien tersebut

pada kedua telinga (bilateral) yaitu 20%.Semua

mengalami OMA. Kejadian paling tinggi terdapat

penderita

pada usia 6-11 bulan dan menurun dengan

pernafasan

bertambahnya usia.13

antara otitis media akut dengan infeksi saluran

Perjalanan klinis infeksi saluran pernafasan


atas dimulai dengan berinteraksinya virus dengan
tubuh. Masuknya virus sebagai antigen ke saluran

OMA
atas

mengalami
akut

infeksi

(100%)Ada

saluran
hubungan

pernafasan atas dengan nilai p = 0,000 ( <0,005).

REFERENSI
1.

Soepardi EA, Iskandar N, Baskirudin J, Restuti RD, editor. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher.

2.

Edisi ke-7. Jakarta: FKUI ;2012


Cherpillod J. Acute otitis media in children. International journal of general medicine. (serial online) 2011 Mar ( di akses 11 juni

3.

2013) ;4; 421-23. Diunduh dari : URL : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3119584/


Guidelines & protocols advisory committee. Otitis media: acute otitis media ( aom) &otitis media with effusion(ome). (serial online)

4.

2010 Jan ( di akses 4 juni 2013) ; ( 7 layar); Diunduh dari: URL : www.bcguidelines.ca/guideline_otitis.html
Lee HJ, Park SK, Choi KY, Park SE, Chun YM, Kim KS, dkk. Korean clinical practice guideline: otitis media children. Jkms-27-835

5.

(serial online) 2012 (di akses 11 juni 2013) ; 27 : 835-848. Di unduh dari: URL: http://dx.doi.org/10.3346/jkms.2012.27.8.835
Revai K, Mamidi D, Chonmaitree T. Association of nasopharyngeal bacterial during upper respiratory tract infection and
development of acute otitis media. (serial online) 2008 jan ( diakses 20 februari 2013); 46(4) ; e34-7; diunduh dari: URL:

6.
7.
8.

http://cid.oxfordjournals.org/content/46/4/e34.short
Nurrijal. Infeksi Saluran Pernafasan Akut.2009. di Unduh dari: URL: http://nurrijal-ispabio.blogspot.com/
Kliegman RM. Ilmu kesehatan anak volume 3. Edisi ke 15: EGC
Ramakrishnan K, Sparks RA, Berryhill WE. diagnosis and treatment of otitis media : American Family Physician (serial online)

9.

2007 (diakses 10 januari 2013) : 76 (11); 1650 1653. Di Unduh dari: URL: www.aafp.org/afp/2007/1201/p1650.html
Meropol SB, Glick HA, A david. Age inconsistency in the American Academy of Pediatrics guideline for acute otitis media. (serial

online) 2008 (10 februari 2013);121:657-68. Diunduh dari: URL: http://pediatrics.aappublications.org/content/121/4/657.full.html


10. Wang PC, Chang YH, Chuang LJ, Su HF, Li CY. Incidence and recurrence of acute otitis media in Taiwan's pediatric population.
(serial online) 2011 (di akses 11 juni 2013); 66(3):395-399.Diunduh dari: URL :

http://dx.doi.org/10.1590/S1807-

59322011000300005
11. Gribben B, Salkeld LJ, Hoare S, Jones HF. The incidence of acute otitis media in New Zealand children under five years of age in
the primary care setting. (serial online) 2012 sep (di akses 11 juni 2013); 4(3); 205-14. Diunduh dari : URL :
https://www.rnzcgp.org.nz/assets/documents/Publications/JPHC/September-2012/JPHCOSPGribbenSeptember2012.pdf
12. Yonamine FK, Tuma J, Silva RFN, Soares MCM, Testa JRG. Facial paralysis associated with acute otitis media. (serial online)
2009

(diakses

maret

2014);

75(2):

228-30.

Diunduh

dari:

URL:

http://www.scielo.br/scielo.php?pid=S0034-

72992009000200011&script=sci_abstract&tlng=en.
13. Revai K, Dobbs LA, Nair S, Patel JA, Grady JJ, Chonmaitree T. incidence of acute otitis meda and sinusitis complicating upper
respiratory tract infection : the effect of age. (serial online) 2007 (di akses 20 november 2013); e1408-12. Diunduh dari: URL:
http://pediatrics.aappublications.org/content/119/6/e1408.short
14. Suheryanto R. Efektifitras Ofloxacin Tetes Telinga pada Otitis Media Purulenta Akuta Perforata di Poliklinik THT RSUD Dr Saiful
Anwar Malang: Uji Klinis, Spektrum, dan Uji Kepekaan Kuman Aerob. Cermin Dunia Kedokteran, 128: 45 46 .2000
15. Tan Hong Siew. Karakteristik penderita otitis media akut pada anak yang berobat ke instalasi rawat jalan SMF THT RSUP
H.Adam Malik Medan. Medan ; USU.2009
16. Data dari dinas kesehatan kota jambi jumlah penderita otitis media supuratif pada tahun 2011 dan 2012
17. Data Rekam medis RSUD Raden Mattaher Jambi jumlah penderita otitis media akut April 2012-April 2013
18. Rahajeng VN. Karakteristik sosiodemografis dan klinis penderita otitis media akut di poliklinik telinga, hidung, tenggorokan RSUD
Raden Mattaher Jambi periode 1 juni 2011 sampai 30 juli 2011. Jambi: FKIK UNJA; 2011
19. M Mabrouk. Risk factor and causative organism in otitis media in children. ( serial online) 2011 (diakses januari 2013) ;3(5);172181. Diunduh dari: URL: http://journals.sfu.ca/ijmbs/index.php/ijmbs/article/view/199
20. Marchisio P. Burden of acute otitis media in primary care pediatrics in Italy ; a secondary data analysis from pedianet database.
(serial online) 2012 ;12;185 : di Unduh dari :URL: http://www.biomedcentral.com/1471-2431/12/185

21. M.Johanna et al. Symptoms and otoscopic sign in bilateral and unilateral acute otitis media. (serial online) 2013. Di Unduh dari:
URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23359578

You might also like