You are on page 1of 51

ASFIKSIA

Definisi
Asphyxia can literally be translated from the
Greek as meaning 'absence of pulse', but is
usually the term given to deaths due to 'anoxia'
or 'hypoxia'.
Hypoxia : A condition of insufficient oxygen and
accumulating carbon dioxide in the blood and
tissues due to interference with respiration
Asphyxia results in cardiopulmonary arrest.

Asfiksia adalah suatu keadaan yang disebabkan


adanya gangguan pada proses pertukaran
udara pernafasan antara alveloli paru dengan
darah pada pembuluh kapiler; dimana dalam hal
ini eritrosit tidak dapat kebutuhan oksigen dan
karbondioksida tidak dapat dikeluarkan dan
darah ke jaringan paru

Asfiksia juga dapat digunakan untuk


menggambarkan keadaan dimana terjadi
hambatan dalam pertukaran oksigen dan
karbondioksida antara darah dan pembuluh
darah kapiler dengan sel-sel jaringan tubuh

The normal oxygen in the blood according


to the age and health of the subject.
Young and middle aged adults have
almost complete saturation of their arterial
blood with oxygen.
90 100 mmHg middle age
60 85 mmHg persons over 60

Severe fatal hypoxia occurs when oxygen


tension falls to below 40 mmHg

4 tahap Asfiksia :
Tahap dispneu
Tahap konvulsi
Tahap apneu
Tahap akhir

Tanda klasik asfiksia

Petechial haemorrhagi

Petechial Hemorrhages
Small pin-point collections of blood lying in the
skin, sclera or conjunctivae and under
thethoracic serous membranes.
A common misnomer is that they occur from
the rupture of capillaries, when they in fact
come from rupture of venules. Capillaries
would be visible to the naked eye.
Most commonly seen of the face and eyes

Significance of Petechiae
Also known as ocular Petechiae
It is important to point out that appearance of
Petechiae must be noted but not always as an
indicator to asphyxia.
Position of the body after death as well as an
enumerable amount of other factors can lead to
the appearance of Petechiae.
Typically, Petechiae are used in conjunction with
other evidence to indicated asphyxia.

Tanda klasik asfiksia

Kongesti dan edema

Congestion and edema


More non specific than Petechiae but is
also the result of obstructed venous return.
Congestion of often associated with tissue
swelling, and thus can often times be
associated with trauma.
Conditions such as pneumonia will also
lead to marked pulmonary edema.
Drug overdoses are also common causes
of raised pulmonary edema

Tanda klasik asfiksia

Sianosis

Cyanosis
Cyanosis is derived from the Greek word for
Dark Blue.
The color of blood depends on the absolute
quantity of oxyhemoglobin and reduced
hemoglobin present in the erythrocytes.
Constriction of the neck traps venous blood with
decreased oxygenated hemoglobin, which leads
to the bluish color.
Cyanosis may be overshadowed by hypostasis

Tanda klasik asfiksia

Klasifikasi hipoksia
Hipoksia hipoksik
O2 tdk dapat mencapai darah karena
kurangnya O2 yg masuk paru/pembuluh paru.
Hipoksia anemik
Darah tidak dapat menyerap O2 krn adanya
ikatan yg kuat antara CO dg Hb ( keracunan CO )
atau karena anemia berat.
Hipoksia stagnan
Karena kegagalan sirkulasi
Hipoksia histotoksik
Jaringan tidak mampu menyerap oksigen (
keracunan sianida )

Hipoksia hipoksik
Kurangnya tekanan oksigen di udara luar (sufokasi )
Obstruksi pada traktus respiratorius krn sebab
mekanik dari luar ( Strangulation, smothering ) atau
dalam ( Chocking / gagging ) maupun krn penyakit (
status asmatikus,dll )
Terbatasnya gerakan nafas di dada
Akibat tekanan mekanik (crush asphyxia, mugging),
krn kerusakan batang otak / medula spinalis,
ataupun krn obat golongan kurare.
Penyakit paru yg menghalangi pertukaran gas
antara alveoli dan kapiler ( pneumonia, edema
pulmo, ARDS, fibrosis difus dll )
Drowning

Asfiksia mekanik
Sufokasi
Strangulation : hanging, strangulation by
ligature, manual strangulation.
Smothering
Choking / gagging
Drowning
Crush asphyxia

Sufokasi

Hanging
Vagal reflex
Kompresi vena
jugularis
Kompresi arteri
carotis
Obstruksi jalan
nafas

Erotic asphyxia

Manual strangulation

Manual strangulation

Manual strangulation

Manual strangulation

Ligature strangulation

Ligature strangulation

Smothering

Choking

Crush asphyxia

TENGGELAM
Definisi :
Hidung dan mulut masuk ke dalam air, sehingga air
masuk ke dalam paru-paru.
Mekanisme :
Tidak harus seluruh tubuh masuk ke dlm air
Di kolam, sungai, laut
Di bak mandi, ember berisi air
Jumlah cairan : 2 liter (dewasa) / 40 cc (anak-anak)

Bentuk tenggelam :

1. Tipe I A ( vagal refleks )


Air menyentuh leher shg tjd vagal refleks
Tanda asfiksia ( - )
Paru tidak ada air
Meninggal cepat
2. Tipe I B ( Spasme laring )
Air masuk laring kmd laring menutup
Tanda asfiksia ( + )
Paru tidak ada air
Meninggal tidak cepat

3.

Tipe II A ( tenggelam di air tawar )


Air masuk alveoli
Kadar NaCl darah > kadar NaCl air tawar
Tjd inhibisi air ke dlm darah ----- hemodilusi, kmd
eritrosit pecah ----- Ion K keluar ---- hiperkalemi----atrium fibrilasi (kadar NaCl jantung kanan > jantung kiri)

4.

Tipe II B (tenggelam di air laut)


Air laut masuk alveoli
Kadar NaCl air di alveoli > di darah
Tjd inhibisi air dari darah ke alveoli
Darah menjadi hemokonsentrasi
Tidak ada gangguan elektrolit
Kadar NaCl Jantung kiri > kanan

Kelainan post mortem :


1. Pakaian basah
2. Kulit basah
3. Kelopak kaki / tangan keriput (washer woman
hands)
4. Lebam mayat di kepala, leher, tersebar
5. Buih halus
6. Cadaveric spasme
Pemeriksaan dalam
Trakea terdapat buih
Paru membesar
Lambung terisi air

Teknik otopsi

Trakea dibuka dengan gunting


Perhatikan mukosa trakea
Bronkus dibuka dg gunting sampai ke
cabang yang paling kecil, cari benda-benda
air.
Bila paru diiris : keluar darah campur buih
Sebab kematian :Asfiksia OK paru terisi air
Tes Konfirmasi
1. Tes asal air
2. Tes kimia darah
3. Tes diatome

Drowning may not produce extensive


findings. In fact, in 10 to 15% of cases,
intense laryngospasm may even prevent
water from entering the lungs.

In the case shown here, a child drowned in a


fresh water canal, and some of the plant
material in the water was aspirated into a
bronchus.

Sianida

Degradasi Sianida

Gas HCN merupakan racun yang sangat


toksik
Titik beku 14 C, titik didih 26,5 C
Dlm sirkulasi : sianida bebas
Sianida bebas :
Dosis rendah : CN + methHb
sianomethHb tiosianat ( dg bantuan
ensim thiosulfate cyanide sulphure
transferase ) ekskresi lewat ginjal

Dosis besar :
sianida bebas selain berikatan dengan methHB
juga ada yang akan masuk ke jaringan tubuh
Di dalam jaringan, sianida berikatan dengan
sitokrom a/a3 dan membentuk kompleks CNsitokrom oksidase-Fe3+
Kompleks ini akan menghalangi rantai transport
elektron sehingga respirasi metabolik akan
terhambat
Hal ini menyebabkan berkurangnya oksigenasi
jaringan, mencegah fosforilasi oksidasi ADP
menjadi ATP dan meningkatkan PO2 vena.

Keracunan akut sianida yang masuk per


oral dapat terjadi dalam selang satu jam
setelah menelan dosis 100 200 mg,
Inhalasi yang berakibat fatal adalah
setelah menghirup 150 200 ppm HCN.
Seseorang didiagnosis keracunan sianida
bila ditemukan kadar sianida dalam darah
dan hepar melampaui 1 g/ml, atau pada
otot lebih dari 0,63 g/ml.

Gejala dan tanda keracunan sianida diawali dengan


gangguan neurologi, termasuk nyeri kepala, mual,
muntah, kelemahan otot dan dizziness.
Perangsangan kemoreseptor di arteri karotis
menyebabkan pernapasan cepat dan dalam, serta
edema pulmonum.
Gangguan kardiovaskuler berupa hipotensi dan
takikardi. Pada dosis letal, dapat terjadi konvulsi
hipoksik, hipotensi, koma dan berakhir dengan kematian.
Pada pemeriksaan korban, warna lebam mayat
berwarna merah cerah, karena darah vena kaya akan
O2. Bau amandel akan tercium saat pemeriksaan luar
Pemeriksaan sampel yang paling tepat untuk
menentukan kadar sianida adalah pada paru, jantung,
otak dan hepar

You might also like