Professional Documents
Culture Documents
discussions, stats, and author profiles for this publication at: http://www.researchgate.net/publication/233988794
DOWNLOADS
VIEWS
8,554
435
1 AUTHOR:
Abi Sofyan Ghifari
University of Indonesia
4 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Sains-Teknologi-Kesehatan
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2011
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Air merupakan materi yang paling esensial bagi manusia, selain udara.
Tanpa adanya air, manusia mustahil untuk hidup. Sedikit berbeda dengan udara
yang selalu dimurnikan oleh alam dan sedikit bantuan manusia, air tidaklah
demikian (Ahuja, S., 2009:1). Saat ini masalah pemenuhan kebutuhan air bersih
dan air layak minum penduduk dunia semakin nyata. Meningkatnya berbagai
aktivitas manusia seperti kegiatan industri, pertambangan, teknologi komunikasi
dan transportasi ternyata membawa berbagai dampak lain yang merugikan. Salah
satu dampak yang merugikan bagi lingkungan dan bagi manusia sendiri adalah
pencemaran lingkungan akuatik oleh logam berat. Lingkungan akuatik yang
dimaksud di sini adalah lingkungan yang mengandung materi abiotik berupa air
semisal ekosistem air, maupun sumber air.
Kebutuhan penduduk dunia yang semakin meningkat akan air semakin
terancam oleh polusi logam berat pada sumber air. Meskipun bumi ini sekitar
75% ditutupi oleh air, hanya 3% yang layak untuk diminum dan hanya 0.06%
yang mudah diakses. Saat ini sekitar 80 negara di dunia, termasuk Indonesia
menghadapi kesulitan memenuhi kebutuhan air warganya dan sekitar 1.2 miliar
orang meminum air yang tidak bersih. Pada tahun 2025, PBB memproyeksikan
2.7 miliar orang akan menghadapi kekurangan ketersediaan air bersih (Ahuja, S.,
2009:2). Salah satu faktor yang menyebabkan masalah ketersediaan air ini adalah
polusi logam berat. Kenyataan ini tentunya menjadi tantangan yang sangat serius
bagi masa depan apabila tidak ada langkah yang tepat untuk mengatasinya.
Limbah logam berat di lingkungan akuatik sangat membahayakan
keberlangsungan lingkungan tersebut maupun organisme yang terlibat, termasuk
manusia. Logam berat berbahaya bagi manusia karena dapat mengakibatkan efek
biotoksik pada manusia yang kemudian menimbulkan penyakit akut maupun
kronis. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)
menemukan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari keberadaan logam
berat di rantai makanan, meski dalam konsentrasi yang sangat kecil. Bahkan
Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (United States Environment
Protection Agency/ USEPA) mengklasifikasikan beberapa logam berat ke dalam
daftar Top 20 Hazardous Substance Priority List yang mereka rilis. Logam
berat tersebut antara lain raksa pada peringkat 6, kadmium pada peringkat 7,
kromium peringkat 8, dan nikel di peringkat 13. Sedangkan posisi pertama
ditempati oleh arsenik sebagai substansi yang paling berbahaya (Srivastava, S., &
P. Goyal., 2010:2). Jelas limbah logam berat di lingkungan akuatik sangat
mengancam keberlangsungan lingkungan dan organisme.
Di sisi lain, Indonesia yang merupakan salah satu penghasil dan
pengonsumsi beras/padi (Oryza sativa L.) terbesar di dunia juga mengalami
ancaman serius dari melimpahnya produk sampingan beras yaitu sekam padi.
Salah satu sisi yang menggembirakan sekaligus menarik untuk diulas adalah
bahwa limbah sekam padi dapat dimanfaatkan sebagai biosorben untuk menyerap
ion logam berat di lingkungan akuatik melalui teknologi biosorpsi. Teknologi
biosorpsi merupakan salah satu metode yang paling murah dan efektif untuk
mengurangi kadar logam berat di lingkungan air dibandingkan dengan metode
lainnya. Inovasi teknologi biosorpsi yang menggunakan biosorben dari limbah
sekam padi diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan
akuatik yang tercemar oleh limbah logam berat.
TUJUAN PENULISAN
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah studi
pustaka. Studi dilakukan dengan membaca dan mengambil data dan fakta yang
diperlukan dari berbagai sumber ilmiah, jurnal dan buku yang berkaitan terutama
menyangkut keberlangsungan lingkungan akuatik, ketersediaan air bersih, efek
biotoksik yang ditimbulkan logam berat, teknologi biosorpsi yang digunakan pada
pengolahan limbah logam berat, serta pemanfaatan limbah sekam padi sebagai
biosorben logam berat. Penulisan karya tulis dilakukan dengan menganalisis dan
menyintesis seluruh data dan fakta dari referensi yang dibutuhkan serta
mengaitkannya
dengan
ide
dan
pemikiran
penulis.
Kemudian
penulis
PEMBAHASAN
Dampak Limbah Logam Berat di Lingkungan Perairan
Istilah logam berat merujuk pada elemen/unsur logam atau metaloid yang
memiliki massa jenis atau densitas yang tinggi dan biasanya bersifat sangat toksik
meski pada konsentrasi sangat rendah. Namun karakteristik yang sesungguhnya
membedakan logam berat dengan kelompok unsur lainnya adalah sifat kimianya,
termasuk aktivitasnya di dalam tubuh manusia. Meskipun beberapa logam berat
dibutuhkan oleh tubuh manusia sebagai mikronutrien, pada kadar lebih tinggi
dapat menyebabkan efek biotoksik pada manusia. Logam berat meliputi tembaga
(cuprum/Cu), timbal (plumbum/Pb), kadmium (Cd), seng (zinc/Zn), raksa
(hydragyrum/Hg), arsenik (As), perak (argentum/Ag), kromium (Cr), besi
(ferrum/Fe), dan kelompok logam platina (Pt) (Duruibe, J.O dkk. 2007:1).
Logam berat merupakan penyusun utama pada kerak bumi yang tidak
dapat didegradasi maupun dihancurkan (Duruibe, J.O dkk. 2007:2). Keberadaaan
logam berat di lingkungan perairan tidak lepas dari berbagai aktivitas manusia.
Pertambangan, industri, produksi energi, serta alat komunikasi dan transportasi
kapasitas pengikatan logam serta selektivitas yang tinggi dapat digunakan untuk
biosorpsi skala besar untuk mengeliminasi limbah logam berat dari lingkungan air
(Karthikeyan, dkk., 2007:1). Biomassa merupakan bagian tumbuhan mati yang
mengandung polimer tertentu. Biomassa memiliki struktur berpori dan gugus
fungsional tertentu yang memungkinkan ion logam dapat terabsorpsi dan terikat di
dalam matriks biomassa. Gugus fungsional tersebut antara lain
karboksil,
Persentase (%)
Selulosa
32,12
Hemiselulosa
22,48
Lignin
22,34
Abu mineral
13,87
Air
7,86
Bahan lain
2,33
93,19
K2O
3,84
MgO
0,87
Al2O3
0,78
CaO
0,74
Fe2O3
0,58
Nilai
0,79
1,48
Kelembaban (%)
5,98
48,81
40 200
320,9
0,15
0,53
medium larutan (Kumar, P.S., 2010:2). Kandungan selulosa dalam sekam padi
inilah yang membuatnya berpotensi dimanfaatkan sebagai biosorben logam berat
dari medium air. Biosorben sekam padi mudah diregenerasi dan karena jumlahnya
yang melimpah regenerasi biosorben ini terkadang tidak diperlukan (Kumar, P.S.,
2010:8).
Gambar 1. Rangkaian kolom absorpsi logam berat (Sharma, N. & Singh, J.,
2008:2)
Melalui studi ini didapatkan hasil bahwa absorpsi kation Zn2+ oleh
biosorben sekam padi dipengaruhi oleh konsentrasi awal kation, pH, temperatur,
waktu kontak, laju aliran serta ukuran partikel. Absorpsi maksimum biosorben
sekam padi terhadap kation logam Zn2+ adalah 85% pada konsentrasi Zn2+ 200
mg/L, 75% pada 250 mg/L, dan menurun menjadi 66% pada konsentrasi 300
mg/L (Sharma, N. & Singh, J., 2008:6). Pada studi lainnya didapat bahwa
absorpsi kation Cd2+ oleh biosorben sekam padi mencapai 98.92% pada
konsentrasi Cd2+ sebesar 20 mg/L dan turun menjadi 68.72% pada 100 mg/L
(Kumar, P.S., 2010:4).
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Ahuja, S. 2009. Overview, dalam Satinder Ahuja (ed), Handbook of
Water Quality and Purity 1st edition. New York: Academic Press.
Ashraf, M.A., M.J. Maah., & Ismail Yussof. 2010. Study of Banana Peel
(Musa sapientum) as a Cationic Biosorbent, American-Eurasian J. Agric. &
Environ. Sci., 8(1): 07-17, hlm: 1-11.
Cossich, E.S., C.R.G. Tavares, & T.M.K. Ravagnani. 2002. Biosorption
of Chromium (III) by Sargassum sp. Biomass, EJB Electronic Journal of
Biotechnology, Vol.5 No.2, hlm: 1-8.
Duruibe, J.O., Ogwuegbu, M.O.C., & Egwurugwu, J.N. 2007. Heavy
Metal Pollution and Human Biotoxic Effects, International Journal of Physical
Sciences, Vol. 2 (5), pp. 112-118, hlm: 1-7.
Kaewsarn, P., W. Saikaew, & S. Wongcharee. 2008. Dried Biosorbent
Derived from Banana Peel: A Potential Biosorbent for Removal of Cadmium Ions
from Aqueous Solution, The 18h Thailand Chemical Engineering and Applied
Chemistry Conference October 20-21,2008, hlm: 1-7.
Karthikeyan, S., R. Balasubramanian, & C.S.P. Iyer. 2007. Evaluation of
the Marine Algae Ulva fasciata and Sargassum sp. for the Biosorption of Cu(II)
from Aqueous Solutions, Bioresources Technology 98 (2007) 452-455, hlm: 1-4.