You are on page 1of 23
MESIN BUBUT KONVENSIONAL Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin Bubut. Prinsip dasamya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda silindris atau bubut rata + Dengan benda kerja yang berputar * Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool) * Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja ‘A. PENGERTIAN Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda Kerja dan menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses produksi yang dipakai untuk membentuk benda kerja yang berbentuk silindris. Pada prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai_perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan pada benda kerja yang berputar. B. FUNGSI Fungsi utama mesin bubut konvensional adalah untuk membuat/memproduksi benda- benda berpenampang silindris, misalnya poros lurus, poros bertingkat (step shaft), poros tirus (cone shaft), poros beralur (groove shaft), poros berulir (screw thread) dan berbagai bentuk bidang permukaan silindris lainnya_misalnya anak buah catur (raja, ratu, pion dil) C. JENIS MESIN BUBUT 1. Mesin Bubut Ringan Mesin bubut ringan dapat diletakan di atas meja, dan mudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan, Benda kerjanya berdimensi kecil (mini). Jenis ini umumnya digunakan untuk membubut benda-benda kecil dan_biasanya dipergunakan untuk industri rumah tangga (home industri). Panjangnya mesin umumnya tidak lebih dari 1200 mm, dan karena bebannya ringan dapat diangkat oleh satu orang Gambar 1. Mesin Bubut Ringan 2. Mesin Bubut Sedang Jenis mesin bubut sedang dapat membubut diameter benda kerja sampai dengan 200 mm dan panjang sampai dengan 100 mm cocok untuk industri kecil atau bengkel-bengkel perawatan dan pembuatan Komponen. Umumnya digunakan pada dunia pendidikan atau pusat pelatihan, karena harganya terjangkau dan mudah dioperasikan. 3. Gambar 2. Mesin bubut sedang Mesin Bubut Standar Jenis mesin bubut mesin bubut standar disebut sebagai mesin bubut standar karena di samping memiliki Komponen seperti pada mesin ringan dan sedang juga telah dilengkapi berbagai kelengkapan tambahan yaitu keran pendingin, lampu kerja, bak penampung beram dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan darurat Gambar 3. Mesin bubut standar D. BAGIAN-BAGIAN UTAMA Gambar 4. Mesin bubut dengan bagian-bagian utamanya Keterangan: 1 Head stock 12 2 Knob pengatur kecepatan putaran 13 3 Handle pengatur putaran 14 4 Chuck 15 5 Benda kerja 16 6 Pahat (tool) 7 7 Tool post dan eretan atas 18 8 Eretan lintang 19 9 Bed Mesin 20 10 Senter jalan 24 11 Tail stock Pengunci bare! Lead screw Feeding shaft Roda pemutar/penggerak eretan memanjang Rem mesin Main swich Coolant motor switch Tabel Mesin Pengatur arah feeding shaft Handle lead screw |. Sumbu Utama (Main Spindle) ‘Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle merupakan suatu sumbu utama mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam), plat pembawa, kolet, senter tetap dan lain- lain, Gambar 5.Sumbu Utama dan Cekam 2. Meja Mesin (bed) Meja mesin bubut berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu pembubutan. Bentuk alas ini bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu. Gambar 6. Meja Mesin Eretan (carriage) Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak melintang alas mesin dan eretan atas (top carriage), yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di atas eretan melintang Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan yang besamya dapat diatur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutamya. Gambar 7. Eretan |. _Kepala Lepas (tail stock) Kepala lepas digunakan untuk dudukan senter putar sebagai pendukung benda kerja pada saat sebagai menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas mesin, porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai bor untuk dijepit. Tinggi kepala lepas sama dengan tinggi senter tetap. Gambar 8. Kepala Lepas Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa Tuas pengatur kecepatan (A) pada gambar, digunakan untuk mengatur kecepatan poros transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pillhan kecepatan yaitu kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk pengerjaan benda-benda berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan pengasaran, ulir, alur, mengkartel dan pemotongan (cut off). Gambar 9. Tuas Pengatur Kecepatan 6. Pelat tabel Pelat table B adalah table besarnya kecepatan yang ditempel pada mesin bubut yang menyatakan besaran perubahan antara hubungan roda-roda gigi di dalam kotak roda gigi ataupun terhadap roda pulley di dalam kepala tetap (head stock). 7. Tuas pembalik transporter dan Sumbu Pembawa Tuas pembalik putaran (C ) digunakan untuk membalikkan arah putaran sumbu utama, hal ini diperlukan bilamana hendak melakukan pengerjaan penguliran, pengkartelan, ataupun membubut permukaan. Gambar 10. Tuas Pembalik 8. Tabel Kecepatan Sumbu Utama Plat tabel kecepatan sumbu utama, menunjukkan angka-angka besaran pembubutan, dudukan bor tangkai tirus dan cekam kecepatan sumbu utama yang dapat dipilin sesuai dengan pekerjaan pembubutan. Gambar 11, Plat tabel kecepatan sumbu tama 9. Tuas-Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama Tuas pengatur kecepatan sumbu utama berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran mesin sesuai hasil dari perhitungan atau pembacaan dari tabel putaran. Gambar 12. Tuas pengatur kecepatan sumbu wtama 10. Penjepit Pahat (Tools Post) Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang bentuknya ada beberapa macam. Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus, Gambar 13. Penjepit pahat 11. Eretan Atas Eretan atas berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus berfungsi_ untuk mengatur besaran majunya pahat pada proses pembubutan uli, alur, tirus, champer (pingul) dan lain-lain yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm, Gambar 14. Bretan atas 12. Keran pendingin Keran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin (collant) kepada benda kerja yang sedang dibubut dengan tujuan untuk mendinginkan pahat pada waktu penyayatan sehingga dapat menjaga pahat tetap tajam dan panjang umumya. Hasil bubutannyapun halus. Gambar 15, Keran pendingin 13. Roda Pemutar Roda pemutar yang terdapat pada kepala lepas digunakan untuk menggerakkan poros kepala lepas maju ataupun mundur. Berapa panjang yang ditempuh ketika maju atau mundur dapat diukur dengan membaca cincin berskala (dial) yang ada pada roda pemutar tersebut Pergerakkan ini diperlukan ketika hendak melakukan pengeboran untuk mengetahui atau mengukur seberapa dalam mata bor harus dimasukkan. 14, Transporter dan Sumbu pembawa Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat atau trapesium yang biasanya memiliki kisar 6 mm, digunakan untuk membawa eretan pada waktu kerja otomatis, misalnya waktu membubut ulir, alur dan atau pekerjaan pembubutan lainnya. Sedangkan sumbu pembawa atau poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan. —s Gambar 16. Poros transporter dan Sumbu pembawa 15. Tuas Penghubung Tuas penghubung sebagaimana digunakan untuk menghubungkan roda gigi yang terdapat pada eretan dengan poros transpoter sehingga eretan akan dapat berjalan secara otomatis sepanjang alas mesin. Tuas penghubung ini mempunyai dua kedudukan. Kedudukan di atas berarti membalik arah gerak putaran (arah putaran berlawanan jarum jam) dan posisi ke bawah berarti gerak putaran searah jarum jam. 16. Eretan Lintang Eretan lintang sebagaimana ditunjukkan pada berfungsi untuk menggerakkan pahat melintang alas mesin atau arah ke depan atau ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakanan benda kerja. Pada roda eretan ini juga terdapat dial pengukur untuk mengetahui berapa panjang langkah gerakan maju atau mundumya pahat. Ukuran mesin bubut ditentukan oleh panjangnya jarak antara ujung senter kepala lepas dan ujung senter kepala tetap. Misalnya tinggi mesin bubut 200 mm, berarti mesin tersebut hanya mampu menjalankan eretan meiintangnya sepanjang 200 mm atau mampu melakukan pembubutan maksimum benda kerja yang memiliki radius 200 mm (berdiameter 400 mm). G aS IB Gambar 17. Dimensi Utama Mesin Bubwt F, PARAMETER YANG DAPAT DIATUR PADA MESIN BUBUT Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar spindel (speed), gerak makan (feed) dan kedalaman potong (depth of cut). Faktor yang lain seperti bahan benda kerja dan jenis pahat sebenamya juga memiliki pengaruh yang cukup beser, tetapi tiga parameter di atas adalah bagian yang bisa diatur oleh operator langsung pada Mesin Bubut. 1. Kecepatan putar, n (speed), selalu dihubungkan dengan sumbu utama (spindel) dan benda kerja. Kecepatan putar dinotasikan sebagai putaran per menit (rotations per minute, rpm). Akan tetapi yang diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan potong (cutting speed atau v) atau kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat/keliling benda kerja. Secara sederhana kecepatan potong dapat digambarkan sebagai kelling benda kerja dikalikan dengan kecepatan putar atau ain Dimana v = kecepatan potong (m/menit) 1000 d = diameter benda kerja (mm) utaran benda kerja (putaran/menit) Dengan demikian kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja. Selain kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja faktor bahan benda kerja dan bahan pahat sangat menentukan harga kecepatan potong. Pada dasamya pada waktu proses bubut kecepatan potong ditentukan berdasarkan bahan benda kerja dan pahat. Harga kecepatan potong sudah tertentu, misalnya untuk benda kerja Mild Steel dengan pahat dari HSS, kecepatan potongnya antara 20 sampai 30 m/menit 2. Gerak makan, f (feed), adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja berputar satu kali, sehingga satuan f adalah mm/putaran. Gerak makan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan terutama kehalusan permukaan yang diinginkan. Gerak makan biasanya ditentukan dalam hubungannya dengan kedalaman potong a. Gerak akan tersebut berharga sekitar 1/3 sampai 1/20 a, atau sesuai dengan kehalusan permukaan yang dikehendaki js a ‘ bs Gambar 18. Gerak maken (f) dan kedalaman potong (a) 3. Kedalaman potong a (depth of cut), adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong Ketika pahat memotong sedalam a, maka diameter benda kerja akan berkurang 2a, karena bagian permukaan benda kerja yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari benda kerja yang berputar. Beberapa proses pemesinan selain proses bubut pada Mesin Bubut dapat juga dilakukan proses pemesinan yang lain, yaity bubut dalam (internal turning), proses pembuatan lubang dengan mata bor (drilling), proses memperbesar lubang (boring), pembuatan ulir (thread cutting), dan pembuatan alur (grooving/parting-off). Proses tersebut dilakukan di Mesin Bubut dengan bantuan/tambahan peralatan lain agar proses pemesinan bisa dilakukan. hal Saal il “Cantu 6 Proses pemesinan yang dapat dekukan pada Mesin Bubut (a) pambubutan pinggut(chamterng(b) porbubutan aur (artng-ff (6) pembubutan ue reading) (2) pamubutan tubang ‘Goria, (3) pembuatanlubang(ariing, dan pombuatan are ‘urn G. ALAT PERLENGKAPAN MESIN BUBUT Yang dimaksud dengan alat potong adalah alatipisau yang digunakan untuk menyayat produk/benda kerja. Dalam pekerjaan pembubutan salah satu alat potong yang sering digunakan adalah pahat bubut. Jenis bahan pahat bubut yang banyak digunakan di industri-industri dan bengkel-bengkel antara lain baja karbon, HSS, karbida, diamond dan ceramik. 1. Pahat Bubut Hal yang sangat penting diperhatikan adalah bagaimana alat potong dapat menyayat dengan baik, dan untuk dapat menyayat dengan baik alat potong diperlukan adanya sudut aj, sudut bebas dan sudut tatal sesuai ketentuan, yang semua Ini disebut dengan istilah geometris alat potong Sesuai dengan bahan dan bentuk pisau, geometris alat potong untuk penggunaan setiap jenis logam berbeda. tabel 1 menunjukkan penggunaan sudut tatal dan sudut bebas pahat bubut. f 4 Gambar 20. Geometri pahat bubut Tabet 1, Penggunaan Sudut Tatal dan Sudut Bebas Pahat Bubut + suas baba, 4 Bute bash, as a al el gle 7 Sudue penbuang. 6 = Sudut potong. ‘Themeplaste. 1. Pahat bubut rata kanan Pahat bubut rata kanan memilki sudut baji 80° dan sudut-sudut bebas lainnya, pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi cekam |: : ceusstan Sf} pe ee po Gambar 21. Pahat bubut rata kanan Pahat bubut rata kiri Pahat bubut rata kiri memilki sudut baji 55° dan sudut-sudut bebas lainnya, pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata memaniang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi kepala lepas. ebb Le wr er mente te Gambar 22 Pahat bubut rata kiri ¢. Pahat bubut muka Pahat bubut muka memilki sudut baji 55° dan sudut-sudut bebas lainnya, pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata permukaan benda kerja (facing) yang pemakanannya dapat dimulai dari luar benda kerja ke arah mendekat titik senter dan juga dapat dimulai dari titik senter ke arah luar benda kerja tergantung arah putaran mesinnya woe 1 Gambar 23, Pahat bubut muka d. Pahat bubut ulir Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang akan dibuat, sudut puncak 55° adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort. Sedangkan untuk pembuatan ulir jenis metrik sudut puncak pahat ulimya dibuat 60° OD Ss Gambar 24, Pahat bubut ulir metrik ‘Sudut potong dan sudut baji merupakan sudut yang dipersaratkan untuk memudahkan pemotongan benda kerja, sudut bebas adalah sudut untuk membebaskan pahat dari bergesekan terhadap benda kerja dan sudut tatal adalah sudut untuk memberi jalan tatal yang terpotong. e. Penggunaan Pahat Bubut Luar ‘Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa salahsatu alat potong yang sering digunakan pada proses pembubutan adalah pahat bubut. Bentuk, jenis dan bahan pahat ada bermacam- macam yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Prosesnya adalah benda kerja yang akan dibubut bergerak berputar sedangkan pahatnya bergerak memanjang, ‘meiintang atau menyudut tergantung pada hasil pembubutan yang diinginkan. Gambar 48 adalah menunjukan macam-macam pahat bubut dan penggunaannya. td} Jo} fo} Jol fo] Jo] Jel tm} Ja Gambar 48. Jenis jonis pahat bubut dan kegunaannya Keterangan: 8. pahat kr, b. Pahat potong., ¢. Pahat kanan., d. Pahat rata., e pahat radius. f. pahat alur., g Panat ulir, h, Pahat muka., |. Pahat kasar f. Pahat bubut dalam Selain pahat bubut luar, pada proses pembubutan juga sering menggunaken pahat bubut dalam. Pahat jenis ini digunakan untuk membubut bagian dalam atau memperbesar lubang yang sebelumnya telah dikerjakan dengan mata bor. Bentuknya juga bermacam- macam dapat berupa pahat potong, pahat alur ataupun pahat ulir, ada yang diikat pada tangkai pahat Bentuk ada yang khusus sehingga tidak diperlukan tangkai pahat. Contoh pemakaian pahat bubut dalam ketika memperbesar lubang dan membubut rata bagian dalam Gambar 25, Pahet bubut dalam Gambar 26. Contoh pembubutan dalam g. Pahat potong Pahat potong adalah jenis pahat potong yang menggunakan tangkai digunakan untuk memotong benda kerja. Gambar 27, Pahat Potong h. Pahat bentuk Pahat bentuk digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja, bentuknya sangat banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang dikehendaki operatomya. (Gambar 62 a,b dan c) adalah jenis-jenis pahat berbentuk radius, fon Gambar 28, Pahat bentuk o 10 Pahat keras Pahat keras yaitu pahat yang terbuat dari logam keras yang mengandung bahan karbon tinggi yang dipadu dengan bahan-bahan lainnya, seperti Cemented Carbid, Tungsten, Wide dan lain-lain Pahat jenis ini tahan terhadap suhu kerja sampai dengan kurang lebih 1000” C, sehingga tahan aus/gesekan tetapi getas/rapuh dan dalam pengoperasiannya tidak harus menggunakan pendingin, sehingga cocok untuk mengerjakan baja, besi tuang, dan jenis baja lainnya dengan pemakanan yang tebal namun tidak boleh mendapat tekanan yang besar. Di pasaran pahat jenis ini ada yang berbentuk segi tiga, segi empat dan lain-lain yang pengikatan dalam tangkainya dengan cara dipateri keras (brassing) atau dijepit menggunakan tangkai dan baut khusus. Gambar 29, Pahat keras 2. Alat Pencekaman Benda Kerja Cekam adalah alat pemegang benda kerja dalam proses pembubutan. Macam-macam cekam: a. Cekam rahang tiga (otomatis) Rahang-rahang dapat berputar bersama-sama, sehingga akam mempercepat proses pembubutan. Cekam rahang tida digunakan untuk mencakam benda-benda yang silindris. Gambar 30. cekam rahang tiga b. cekam rahang empat (disetel secara manual) cekam rahang empat mempunyai empat rahanag yang dapat diatur secara bebas dan rahangnya dapat dibolak balik. Digunakan untuk menjepit benda yang silindiris maupun bentuk benda yang tidak teratur dan segi empat. Gambar 31. cekam rahang empat . cekam magnit cekam magnit untuk menjepit benda-benda yang bentuknya tidak beraturan atau tipis d. cekam rata u 3. Senter Alat ini untuk memegang tik sumbu dari kedua ujung benda kerja, dimana kedua ujung benda kerja dibor runcing sedikit untuk menempatkan ujung senter tersebut, dimana senter ini memungkinkan pengerjaan membubut tirus maupun lurus. a. Senter mati (tetap) totag} b. Senter jalan Bor senter Bor senter digunakan untuk membuat lubang senter diujung benda kerja sebagai tempat kedudukan senter putar atau tetap yang kedalamannnya disesuaikan dengan kebutuhan yaitu sekitar 1/3 + 2/3 dari panjang bagian yang tirus pada bor senter tersebut. Pembuatan lubang senter pada benda kerja diperlukan apabila memilki ukuran yang relatif panjang atau untuk mengawali pekerjaan pengeboran. Gambar . Bor senter 4. Pembawa Alat ini dipasang bersama-sama plat pembawa dengan maksud untuk untuk membawa serta benda kerja supaya ikut berputar seirama sumbu mesin. ia a eed 5. Penyangga (Kacamata) 2 Alat ini digunakan untuk pengerjaan batang bulat yang panjang, untuk menyangga benda kerja supaya tidak melengkung ke bawah, sehingga tetap lurus segaris sumbu. Macamnya ada dua, yakni penyangga tetap dan penyangga jalan. a. Penyangga jalan 6. Kartel Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur kecil pada permukaan benda kerja, agar tidak licin yang biasanya terdapat pada batang-batang penarik atau pemutar yang dipegang dengan tangan. Hasil pengkartelan ada yang belah ketupat, dan ada yang lurus tergantung gigi kartelnya. Jenis gigi Kartel dapat dilihat pada Gambar 55, Gambar . Kartel H. BENTUK TATAL HASIL BUBUTAN Untuk pengerjaan dengan bubuthasil tatal yang di hasilkan akan berbeda dengan hasil dari pengerjaan frais. Untuk bubut hal ini sangat di pengaruhi dari 1. Bentuk pahat dan susutnya 3. Kecepatan putar 2. Tebal pemakanan 4, Jenis material Fey Jenis-jenis dari tatal adalah sbb: \ : 1. Bentuk Pita 2. Bentuk tidak teratur 3. Bentuk Spiral Panjang out @ @ A > é m OO es 4. Bentuk Spiral pendek 5. Bentuk Seperti Obat Nyamuk 8. Bentuk Melingkar Pendek agada aos Bentuk tatal yang panjang di hasil dari material aluminium BS dan jenis plastik. Bentuk tatal serpihan dan kecil dari material Ao Ss besi tuang dan kuningan. Bentuk tatal yang Melingkar atau spiral dari material mild steel dan stavak. 7. Serpihan kecil Tanda-tanda pahat bubut yang tumpul sewaktu digunakan untuk membubut. 1, Hasil sayatan pahat kasar, tatalnya bubuk, meskipun penyayatan-nya tipis. 2. Berbunyi menggerit, berasap, bekas sayatannya mengkilat karena mata pemotong pahat sudah berbentuk bidang sehingga pahat tidak lagi menyayat melainkan bergesek. 3. Kalau digerakkan dengan tangan terasa berat dan pahat bergetar. |. PROSES MEMBUBUT 4, Proses Membubut Lurus Proses membubut lurus adalah menyayat benda kerja dengan gerak pahat sejajar dengan sumbu benda kerja. Perencanaan proses penyayatan benda kerja dilakukan dengan cara menentukan arah gerakan pahat , kemudian menghitung elemen dasar proses bubut. “4 ‘Gambar rencana pencekaman, penyayatan, dan lintasan pahat 2. Perencanaan Proses Membubut Tirus Benda kerja berbentuk tirus (taper) dihasilkan pada proses bubut apabila gerakan pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Cara membuat benda tirus ada beberapa macam a. Dengan memitingkan eretan atas pada sudut tertentu, gerakan pahat (pemakanan) dilakukan secara manual (memutar handleeretan atas) b. Pengerjaan dengan cara ini memakan waktu cukup lama, karena gerakan pahat kembali relatif lama (ulir eretan atas kisamya lebih kecil dari pada uli transportir), ¢. Dengan alat bantu tirus (taper attachment), pembuatan tirus dengan alat ini adalah untuk benda yang memiliki sudut tirus relatit kecil (sudut sampai dengan +9°). Pembuatan tirus lebih cepat karena gerakan pemakanan (feedit ue dam dengan ‘njnan lo ano Contes 624 Prose membubu tus uae dengan Bantuan lt Bata ru (aperatachinend d. Dengan menggeser kepala lepas (tail stock), dengan cara ini proses pembubutan tirus dilakukan sama dengan proses membubut lurus dengan bantuan dua senter. Benda kerja tirus terbentuk Karena sumbu kepala lepas tidak sejajar dengan sumbu kepala tetap (Gambar 6.25.). Untuk cara ini sebaiknya hanya untuk sudut tirus yang sangat kecil, karena apabila sudut tirus besar bisa merusak senter jalan yang dipasang pada kepala lepas. 1 1 ‘Canbar25.Bagian kepata lepas yang bss digeser, dan pembubutan ‘tus dengan kepatalepae yang sigeser Perhitungan pergeseran kepala lepas pada pembubutan tirus dijelaskan dengan gambar dan rumus berikut. Gambar 6 26. Gambar benda kerja tirus dan notasi yang digunakan, Pergeseran kepala lepas (x) pada gambar di atas dapat dihitung dengan rumus Dimana = D Bea, d= diameter minor (terkecil) (mm) liameter mayor (terbesar) (mm) x 21 = panjang bagian tirus (mm) L = panjang benda kerja seluruhnya (mm) Penentuan pahat, perhitungan elemen pemesinan, dan penentuan langkah kerja/jalannya pahat untuk pembuatan benda kerja tirus sama dengan perencanaan proses bubut lurus. Perbedaannya ada pada perhitungan waktu pemesinan untuk pembuatan tirus dengan cara menggeser sudut eretan atas. Hal ini terjadi karena gerakan pahat dilakukan secara manual sehingga rumus waktu pemesinan (tc) tidak dapat digunakan. Perencanaan Proses Membubut Ulir Proses pembuatan ulir bisa dilakukan pada Mesin Bubut. Pada Mesin Bubut konvensional (manual) proses pembuatan ulir kurang efisien, karena pengulangan pemotongan harus dikendalikan secara manual, sehingga proses pembubutan lama dan hasilnya kurang presisi Dengan Mesin Bubut yang dikendalikan CNC proses pembubutan ulir menjadi sangat efisien dan efektif, Karena sangat memungkinkan membuat ulir dengan kisar (pitch) yang sangat bervariasi dalam waktu relatif cepat dan hasilnya presisi. amr 62 Namanambagin ule Ulir segi tiga tersebut bisa berupa ulir tunggal atau ulir ganda. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi tiga ini adalah pahat ulir yang sudut ujung pahatnya sama dengan sudut ulir atau setengah sudut ulir. Untuk ulir Metris sudut ulir adalah 60°, sedangkan ulir Whitwoth sudut ulir 55°. Identifikasi ulir biasanya ditentukan berdasarkan diameter mayor dan kisar ulir (Tabel 16 6.6.). Misalnya ulir M5x0,8 berarti ulir metris dengan diameter mayor 5 mm dan kisar (pitch) 0,8 mm. Selain ulir Metris pada Mesin Bubut bisa juga dibuat ulir Whitworth (sudut ulir 55°). Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumiah ulir tiap inchi (Tabel 6.7.). Misalnya untuk ulir Whitwoth 3/8” jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisamya 0,0625"). Ulir ini isanya digunakan untuk membuat yada pipa (mencegah kebocoran fluida). see | Mr [aac] oon, | St Tra aa ane a_[ ater ae ten a aa—[ pea hee [oa smote eee ar ie te Se eae = eae a ote ie 1167 Dimenst ule Whitworth Selain ulir segi tiga, pada Mesin Bubut bisa juga dibuat ulir segi empat. Ulir segi empat ini biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi utama dari ulir segi empat pada dasarnya sama dengan ulir segi tiga yaitu : diameter mayor, diameter minor, kisar (pitch), dan sudut helix. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi empat adalah pahat yang dibentuk (diasah) menyesuaikan bentuk alur ulir segi empat dengan pertimbangan sudut helix ulir. Pahat ini biasanya dibuat dari HSS atau pahat sisipan dari bahan karbida . AL ne Gambar 6 28, Ulir segi empat. 7 a, Pahat Ulir Pada proses pembuatan ulir dengan menggunakan Mesin Bubut manual pertama-tama yang harus diperhatikan adalah sudut pahat. Pada gambar ditunjukkan bentuk pahat ulir metris dan alat untuk mengecek besarmya sudut tersebut (60°). Pahat ulir pada gambar tersebut adalah pahat ulir luar dan pahat ulir dalam. Selain pahat terbuat dari HSS pahat ulir yang berupa sisipan ada yang terbuat dari bahan karbida. Ganbar 629. Pahat uli metris dan mal ulir untuk uli uar dan ulir dalam. Beherom ‘Gambar 630, Proses pembuatan uli uar dengan pahatsisipan. Setelah pahat dipilih, kemudian dilakukan setting posisi pahat terhadap benda kerja. Settingini dilakukan terutama untuk mengecek posisi ujung pahat bubut terhadap sumbu, = (Gamar 631, Setting pahat bubut untuk proses pembuatan uli luar Setelah itu dicek posisi pahat terhadap permukaan benda kerja, supaya diperoleh sudut ulir yang simetris terhadap sumbu yang tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Parameter pemesinan untuk proses bubut ulir berbeda dengan bubut rata. Hal tersebut terjadi karena pada proses pembuatan ulir harga gerak makan (f) adalah kisar (pitch) ulir tersebut, sehingga putaran spindel tidak terlalu tinggi (secara kasar sekitar setengah dari putaran spindel untuk proses bubut rata). Perbandingan harga kecepatan potong untuk proses bubut rata (stright tuming) dan proses bubut ult (threading) . Perencanaan Proses Membubut Alur Alur (grooving) pada benda kerja dibuat dengan tujuan untuk memberi kelonggaran ketika memasangkan dua buah elemen mesin, membuat baut dapat bergerak penuh, dan memberi jarak bebas pada proses gerinda terhadap suatu poros. Dimensi alur ditentukan berdasarkan dimensi benda kerja dan fungsi dari alur tersebut. Bentuk alur ada tiga macam yaitu kotak, melingkar, dan V. Untuk bentuk-bentuk alur tersebut pahat yang digunakan diasah dengan mesin gerinda disesuaikan dengan bentuk alur yang akan dibuat. Kecepatan potong yang 18 digunakan ketika membuat alur sebaiknya setengah dari kecepatan potong bubut rata. Hal tersebut dilakukan karena bidang potong proses pengaluran relatif lebar. Alur bisa dibuat pada beberapa bagian benda kerja baik di bidang memanjang maupun pada bidang melintangnya, dengan menggunakan pahat kanan maupun pahat kir ‘Alur untuk (a) pasangan poros dan lubang.s) ut agar penuh, (} Jorak bebes proses penggerndaan pores. Proses yang identik dengan pembuatan alur adalah proses pemotongan benda kerja (parting). Proses pemotongan ini dilakukan ketika benda kerja selesai dikerjakan dengan bahan asal benda kerja yang relatif panjang. i a A OA sone 99 = amtar ie roses pemotongan benda hea (parting. 5. Perencanaan Proses Membubut/Membuat Kartel Kartel (knurling) adalah proses membuat injakan ke permukaan benda kerja berbentuk berlian (diamond) atau garis Iurus beraturan untuk memperbaiki penampilan atau memudahkan dalam pemegangan. Bentuk injakan kartel ada dalam berbagai ukuran yaitu kasar (14 pitch), medium (21 pitch), dan halus (33 pitch) Gambars-&:Bantuk dan kisarinjokan Karel Fe) Pembuatan injakan kartel dimulai dengan mengidentifikasi lokasi_ dan panjang bagian yang akan dikartel, kemudian mengatur mesin untuk proses kartel. Putaran spindel diatur pada kecepatan rendah (antara 60- 80 rpm) dan gerak makan medium (sebaiknya 0,2 sampai 0,4 mm per putaran spindel). Pahat kartel harus dipasang pada tempat pahat dengan sumbu dari kepalanya setinggi sumbu Mesin Bubut, dan permukaannya paralel dengan permukaan benda kerja. Harus dijaga bahwa rol pahat kartel dapat bergerak bebas dan pada kondisi pemotongan yang bagus, kemudian pada roda pahat yang Kontak dengan benda kerja harus diberi pelumas. ‘Agar supaya tekanan awal pada pahat kartel menjadi kecil, sebaiknya ujung benda kerja dibuat pinggul (chamfer) dan kontak awal untuk penyetelan hanya setengah dari lebar pahat kartel. Dengan cara demikian awal penyayatan menjadi lembut. Kemudian pahat ditarik mundur dan dibawa ke luar benda kerja ‘Gambar 6-9. Benda Kerja dibuat menyudut pada ujungnya agar tekanan pada pahat karte! menjadi kecil dan penyayatannya lembut. Setelah semua diatur, maka spindel Mesin Bubut kemudian diputar, dan pahat kartel didekatkan ke benda kerja menyentuh benda sekitar 2 mm, kemudian gerak makan dijalankan otomatis. Setelah benda kerja berputar beberapa kali (misalnya 20 kali), kemudian Mesin Bubut dihentikan. Hasil proses kartel dicek apakah hasilnya bagus atau ada bekas injakan yang ganda, Apabila hasilnya sudah bagus, maka mesin dijalankan lagi. Apabila hasilnya masih ada bekas injakan ganda, maka sebaiknya benda kerja dibubut rata lagi, kemudian diatur untuk membuat kartel lagi. Selama proses penyayatan kartel, gerak makan pahat tidak boleh dinentikan jika spindel masih berputar, Karena di permukaan benda kerja akan muncul ring/cincin. Apabila ingin menghentikan proses, misalnya untuk memeriksa hasil, maka mesin dihentikan dengan menginjak rem. J. PEKERJAAN MEMBUBUT ‘mambubut datar Pe ‘mambubut Wuar 20 K, PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN PROSES BUBUT put/men Gambar 6 11. Gambar skematis proses bubut, Keterangan Benda Kerja : do= diameter mula (mm) dm= diameter akhir (mm) = panjang pemotongan (mm) Pahat Xr= sudut potong utama/sudut masuk Mesin Bubut a = kedalaman potong (mm) f= gerak makan (mm/putaran) = putaran poros utama (putaran/menit) 1, Kecepatan Potong (V) a Di zd. aimenit imana 1000 v = kecepatan potong (m/menit) d= diameter (mm) n= kecepatan putaran mesin (rpm) 2. Kecepatan pemakanan (Sm) Sm=s21 .... mmimenit Dimana $s = pemakanan (mm/putaran) 3. Waktu Pemotongan (Tc) L Dimana Te=—...... menit Sm L= panjang benda yang dipotong (mm) 4, Volume Geram Terpotong (Q ) Q=sin ‘cm? /menit Dimana t = kedalaman pemotongan(mm) 5. Kedalaman Pemotongan (t ) (D,-D,) Dimana at mm D, = diamater awal (mm) D2 = diameter akhir (mm) 2 REFERENCES work shop Technolgy by Hajra choudry ‘Advances in Manufacturing Technology C.J Thomas DeGarmo: E.P. DeGarmo et al, Materials and Processes in Manufacturing, Wiley, 2003 Franklin W Olin, 2005. Engine Lathe Introduction. College of Engineering ‘Sumariyanto, 2007. Bubut Dasar, Malang: PPPPGT Malang Daryanto. 1987. Mesin Perkakas Bengkel, PPPGT/VEDC Malang Widarto, 2008. Teknik Pemesinan Jilid 1 : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta 22 TES FORMATIF Jelaskan apa yang dimaksud dengan proses bubut? Jelaskan prinsip kerja mesin bubut? ‘Sebutkan den jelaskan jenis-jenis mesin bubut? ‘Apa yang dimaksud dengan sumbu utama? Jelaskan ! Apa yang dimaksud dengan eretan? Jelaskan ! ‘Apa yang dimaksud dengan tool post? Jelaskan ! ‘Sebutkan dan jelaskan macam-macam Cekam / Chuck! SPNBaRONS ‘Apa yang dimaksud dengan gerak makan? Jelaskan | 9. Apa yang dimaksud dengan kedalaman potong ? 10. Gambarkan geometri pahat bubut ! 11, Sebutkan jenis-jenis pahat bubut dan kegunaannya | 12, Perhatikan gambar dibawah ini. Hitunglah pergeseran kepala lepas untuk membubut tirus! gs 8 8 8 8 ia 180 A l. 200 ! 13, Sebuah baja lunak berdiameter 30mm akan dibubut dengan kecepatan potong 25m/menit. Hitunglah putaran mesinnya ! 14, Untuk membubut suatu baja. Diketahui putaran mesin 278,6 mimenit dan kecepatan potong benda tersebut 35m/menit. Berapakah diameter baja tersebut ? 15, Sebuah benda dari aluminium dengan diameter 80mm akan dibubut halus, bila kaecepatan potong 80 m/menit, berapah putaran mesinnya ? 23

You might also like