You are on page 1of 13

1

Judul

: Efektifitas Media Entertainment PR Hotel Borobudur Jakarta


Terhadap Tingkat Media Coverage Di Media Cetak

Oleh

: Maria Christie B.F.L.

NIM

: 44209010114

Bidang Studi : Public Relations


Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Mercu Buana

Abstract
The mass media has a powerful role to help PR practitioners to build
public awareness. Seeing the situation, Hotel Borobudur Jakarta PR practitioners
realize that good relations with fellow reporters need to be nurtured and
maintained. When making observations from October 2012 to December 2012 at
Hotel Borobudur Jakarta, researchers found something new from the PR way to
establish good relations with journalists, the entertainment media.
Media entertainment is one of the activities to establish good relations
with the mass media to provide entertainment to the mass media. For example by
getting lunch together, sending a birthday cake, and so on. In this meeting, PR and
journalists tried to abolish restrictions profession. Communications made any
form of informal, atmosphere formed as comfortable as possible.
The basis of the entertainment media is media relations. So as to assess the
success of this research activity indicators refer to a good relationship with the
reporters who disclosed by Jefkin, Rosady Ruslan and Onong Uchjana. When the
theory deduced from the three, the success of media relations for the event
publicity (media coverage). When reporters prioritize news about the PR firm
shaded, this proves the existence of a good relationship between PR and
journalists.
In this study, researchers evaluated the entertainment media activity ever
took place at Hotel Borobudur Jakarta in October-December 2012. This type of
research is quantitative. Things to researchers discovered is whether entertainment
media activities that have been organized to assist the PR creation of media
coverage in the mass media, especially in this case is the print media (newspapers
and magazines).
After researchers conducted the survey by distributing questionnaires
on-line to the 64 respondents who had attended media entertainment at Hotel
Borobudur Jakarta, found that the entertainment media has been going on for the
creation of effective media coverage in the print media. This is evidenced by the
64 respondents, 86% of them did media coverage after media entertainment.
Key words : media entertainment, media coverage, building public awareness

Pendahuluan
Suatu proses komunikasi dapat dikatakan efektif apabila memenuhi
komponen-komponen syarat komunikasi efektif. Diantaranya adalah adanya
komunikator, pesan, media, komunikan dan umpan balik dari komunikan.
Hal tersebut terjadi di dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan ini juga
dirasakan oleh seorang praktisi PR. Agar masyarakat menangkap informasi yang
ingin disampaikannya, seorang PR harus jeli dalam mengemas pesan tersebut dan
juga harus pandai dalam memilih media komunikasi.
Salah satu media yang digunakan PR untuk berkomunikasi dengan
masyarakat secara luas adalah melaui media massa. Mengingat media massa
mempunyai kekuatan untuk merubah pengetahuan individu secara massal, PR
menyadari bahwa komunikasi dengan wartawan harus dibina.
Komunikasi antara PR dengan wartawan bisa dilakukan melalui via telefon,
e-mail, ataupun bertemu langsung. Kegiatan menjalin hubungan dengan media
massa seperti ini sering disebut dengan Media Relations
Namun sebelum lebih lanjut lagi membahas adanya hubungan baik yang
tercipta antara PR dengan wartawan, hal yang menjadi sorotan paling utama
adalah saat proses komunikasi antara PR dan wartawan tersebut berlangsung.
Terciptanya hubungan baik antar PR dan wartawan adalah merupakan suatu
feedback yang diberikan wartawan kepada praktisi PR. Oleh sebab itu, orientasi
PR pertama-tama saat berkomunikasi dengan wartawan bukan kepada adanya
hubungan baik yang kemudian dapat membantu publikasi. Tetapi fokus yang
utama ada pada saat komunikasi antar PR dan wartawan itu berlangsung.
Ketika PR mengirimkan stimuli kepada wartawan, dan wartawan
menanggapi stimuli tersebut dengan memberikan feedback kepada PR, saat itulah
komunikasi telah berjalan efektif antara PR dengan pihak media massa.
Hotel Borobudur Jakarta (HBJ) adalah salah satu hotel yang rutin
berkomunikasi dengan berbagai media massa. Bentuk media relations yang paling
sering dipilih PR dari HBJ yaitu media entertainment.
Dalam pertemuan media entertainment yang PR lakukan yaitu mengentertain media, memberikan hiburan kepada media, memanjakan media,
mengapresiasi kerja media, sebagai ungkapan terima kasih atas kerja sama yang
baik selama ini. Khususnya atas setiap pemberitaan tentang perusahaan di media
massa yang dapat membangun awareness masyarakat terhadap perusahaan.
Media entertainment ini adalah salah satu bentuk stimuli yang PR tawarkan
kepada wartawan. Jika wartawan menerima stimuli tersebut, itu berarti wartawan
mau hadir dalam media entertainment tersebut. Dan ketika sudah hadir serta
merasakan seluruh stimuli yang diberikan PR saat pertemuan tersebut, kemudian

wartawan melakukan media coverage seusai media entertainment, hal ini berarti
komunikasi antara PR dengan wartawan telah berjalan efektif.
Melihat hal ini, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian
tentang media entertainment yang pernah berlangsung di Hotel Borobudur
Jakarta. Peneliti ingin mengetahui, apakah relasi yang baik, yang dibangun secara
informal mampu membantu PR melakukan publisitas mengenai pelayanan Hotel
Borobudur itu sendiri.
Kegiatan media entertainment merupakan salah satu bagian dari media
relations yang rutin dilakukan setiap bulan. Rata-rata, dalam satu bulan, Hotel
Borobudur Jakarta melakukan media entertainment sebanyak depalan kali
pertemuan. Dengan anggaran yang dikeluarkan untuk satu kali pertemuan
mencapai angka dua juta rupiah.
Berdasarkan pengamatan peneliti selama tiga bulan di Hotel Borobudur
Jakarta, sedikitnya terdapat 6 kali publisitas mengenai Hotel Borobudur Jakarta di
media cetak. Nilai berita pada satu media cetak saja bila dihitung bisa mencapai
jutaan rupiah. Dan jika dalam satu bulan terdapat minimal 6 media cetak, ini
berarti Hotel Borobudur Jakarta sebenarnya telah menghemat biaya publisitas
sebesar puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Hal inilah yang semakin mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
mengenai media entertainment di Hotel Borobudur Jakarta. Peneliti ingin melihat
seberapa efektif media entertainment yang pernah dilakukan PR Hotel Borobudur
Jakarta selama ini dalam memberikan stimuli yang baik kepada wartawan hingga
akhirnya membantu memunculkan media coverage di media cetak yang mana ini
merupakan feedback yang diberikan wartawan kepada PR.
Berdasarkan fenomena yang ada, peneliti akhirnya menemukan suatu
permasalahan yang dapat diangkat sebagai tolak ukur dari riset kali ini.
Permasalahan inilah yang kemudian mengangkat rasa ingin tahu peneliti untuk
kemudian menjawab pertanyaan Sejauhmanakah efektivitas media entertainment
PR Hotel Borobudur Jakarta terhadap tingkat media coverage di media cetak
selama periode bulanOktober 2012 hingga Desember 2012?
Tujuan utama dari penelitian ini adalah bahwa peneliti ingin mengetahui
efektivitas dari kegiatan media entertainment terhadap tingkat munculnya media
coverage tentang Hotel Borobudur Jakarta yang dilakukan wartawan di media
cetak selama bulan Oktober 2012 hingga Desember 2012.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan baru bagi
pengembangan pengetahuan kehumasan atau Public Relations di Indonesia
mengenai pentingnya suatu pembinaan hubungan baik dengan wartawan dari
berbagai media massa. Serta dapat memberikan sumbang saran bagi Hotel
Borobudur Jakarta dan perusahaan sejenis dalam mengadakan suatu kegiatan
media relations serta manfaat dari kegiatan ini.

Dalam melihat situasi ini, Peneliti mencoba mengkaitkan dengan teori


Komunikasi efektif. Yang mana dikatakan bahwa Komunikasi dikatakan efektif
apabila tercipta umpan balik dari komunikan.
Everete Rogers memberikan definisi Komunikasi sebagai berikut :
Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka 1
Dalam Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Effendy menuliskan model
komunikasi Lasswell yaitu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan Who (says)
What (in) Which Channel (to) Whom (with) What Effect atau yang berarti siapa
berkata apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa. 2
Dari teori diatas jelas dikatakan bahwa komunikasi dikatakan efektif
apabila komunikator mampu merubah sikap komunikan. Adanya feedback dari
komunikan merupakan tanda bahwa komunikan menanggapi pesan yang
disampaikan komunikator.
Dalam hal ini, media entertainment merupakan salah satu media yang PR
pilih untuk melakukan Komunikasi dengan wartawan. Saat wartawan melakukan
media coverage seusai media entertainment, itu berarti PR telah berhasil
melakukan komunikasi secara efektif.
Secara umum, Media Relations dapat didefinisikan sebagai usaha untuk
mencapai publikasi atau penyiaran maksimum atas suatu pesan atau informasi
humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak
dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. 3
Konsep publisitas yang dari bahasa Inggris Publicity. Broom menjelaskan
pengertian publisitas, yaitu :
Publicity is information from an outside source that is used by the media
because the information has news value. It is an uncontrolled the method of
placing messages in the media because the source does not pay the media
pacement.
Yang berarti bahwa Publisitas adalah informasi yang berasal dari sumber
luar yang digunakan oleh media massa karena informasi itu memiliki nilai berita.
Publisitas merupakan sebuah metode yang tidak dapat terkontrol dalam

Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosda Karya. 2002., hal
62
2
Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.
2000. hal 10
3

Frank Jefkins, Public Relations, edisi ke-5. Jakarta: Erlangga. 2000 hal 98.

penempatan pesan di media karena sumber tidak membayar, media yang memuat
berita yang mereka kirimkan.
Dalam menilai suatu hubungan baik antara PR dengan wartawan, Rosady
Ruslan menyatakan dasar hubungan baik ini apabila tercipta :
1.Saling mempercayai (antar pers dengan PR) (mutual understanding)
2.Saling memperoleh manfaat bersama (mutually symbiosis)
Onong Uchjana Effendy mendefinisikan indikator atau ukuran dari adanya
suatu hubungan yang dikatakan baik antara PR dengan media, yaitu :
1. Lancarnya kegiatan publikasi yang dilakukan organisasi
2.Press release yang dikirim kepada mereka untuk disiarkan akan
diprioritaskan
3.Penyiaran iklan akan dibantu oleh mereka agar efektif
4.Undangan press conference akan lebih diutamakan daripada undangan
dari organisasi lain
Suatu hubungan baik antar PR dengan media dapat dilihat dari pelayanan
yang tulus diberikan PR kepada media. Adanya kejujuran dan keterusterangan
antara kedua belah pihak. Dan dengan selalu mengupdate list media beserta nama
wartawannya, serta menjalin komunikasi yang baik dengan media, hubungan baik
pun akan terbina. Media pun juga tidak segan untuk menomorsatukan perusahaan
kita di atas kepentingan lain.

Metode Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan disini yaitu evaluatif kuantitatif, yaitu
mencoba melihat kembali, melakukan evaluasi di akhir untuk melihat efektivitas
kegiatan yang pernah berlangsung agar nantinya dapat menemukan suatu hal yang
khusus dari fenomena umum yang pernah terjadi.
Untuk dapat mengaudit kembali kegiatan media entertainment yang pernah
berlangsung, metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
survey.
Metode survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi
dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. 4
Dalam penelitian kali ini, media massa yang menjadi fokus penelitian
adalah media cetak (koran dan majalah), Rubrik yang tepat untuk industri hotel
adalah lifestyle dan kuliner. Oleh karena itu, wartawan yang menjadi responden
nanti adalah mereka yang biasanya mencari berita pada rubrik tersebut.
Yang dikatakan mempunyai jalinan hubungan baik disini adalah, mereka
yang rutin dikirimi press release oleh PR, mereka yang pernah secara gratis
memberitakan tentang Hotel Borobudur Jakarta, mereka yang diundang dalam
segala event hotel, dan mereka yang berada di list media entertain.
Dari seluruh kriteria yang dikatakan mempunyai hubungan baik dengan
media, dapat ditemukan jawaban bahwa total populasi wartawan dari 54 media
cetak sebanyak 129 wartawan . Dengan perincian, majalah sejumlah 33 media dan
koran sebanyak 21 media.
Untuk penelitian kali ini, sampel diambil dengan menggunakan Rumus
Yamane, dengan presisi 10% (0,1). Rumusnya sebagai berikut :

Keterangan :

= sampel minimal

= populasi

= presisi (10 % = 0,1)

= 129 orang

N1 (wartawan surat kabar)

= 49 orang

Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survey, LP3S, Yogyakarta.
1987 hal 3

N2 (wartawan majalah)

= 80 orang

Dari perhitungan di atas, didapat sampel minimal untuk wartawan surat


kabar sebanyak 22 orang dan untuk wartawan majalah sebanyak 36 orang.
Sehingga didapat sampel untuk wartawan surat kabar sejumlah 28
responden yang mewakili 12 media massa dan untuk wartawan majalah sejumlah
36 responden yang mewakilkan 16 majalah.
Dalam menentukan media massa yang layak dijadikan responden, Peneliti
melakukan penentuan sampel berdasarkan kebijakan pihak Hotel Borobudur
disebut Purposive Sampling.
Variabel

Dimensi

Indikator

Skala

Efektifitas
Media
entertainment
(ME)

1. Mutual
understanding

Keterbukaan PR
dalam penyampaian
informasi antara PR
dengan wartawan.

Skala Likert :

Kewajaran
wartawan
menanggapi isu
yang berkembang
tentang HBJ.

Sangat setuju (SS)

Segala info yang


disampaikan PR di
media
entertainment
memiliki nilai
berita bagi
wartawan

Setuju (S)

2. Kualifikasi agar
berita PR dimuat
oleh wartawan

Resiproritas
(hubungan timbal
balik antara PR
dengan
wartawan/media)

Tidak Setuju (TS)

Kualitas release
yang dikirimkan PR

Sangat Tidak
Setuju (STS)

Ketepatan PR
mengirimkan
release ke kantor
media
Release PR HBJ
menjadi prioritas
bagi wartawan

3. Pelayanan PR
kepada wartawan

Komunikasi PR
dengan wartawan
secara dua arah
Sikap ramah PR
Penampilan PR saat
interaksi dengan
wartawan

4. Frekuensi
media
entertainment

Frekuensi
menerima
undangan media
entertainment
Pelayanan PR dalam
mengingatkan
agenda media
entertainment
dengan wartawan
Tanggapan
wartawan terhadap
undangan media
entertainment
Kehadiran wartawan
dalam media
entertainment

5. Frekuensi
media coverage /
publisitas

Selalu ada berita


yang
dipublikasikan
setelah media
entertainment
Segala media
coverage adalah
hasil dari media
entertainment

Tabel 3.4. Operasionalisasi Konsep


Dalam penelitian ini, cara mengambil data adalah dengan melakukan
penyebaran kuesioner dan yang peneliti gunakan adalah kuesioner on-line.
Aplikasi yang peneliti gunakan untuk membuat kuesioner on-line adalah
menggunakan Google Drive.
Cara membuat kuesioner on-line ini adalah dengan terlebih dahulu
membuat akun di gmail (https://accounts.google.com/), sebab aplikasi tersebut ada
di Google. Setelah sign in, peneiliti mengklik di bagian Drive, lalu memilih
Create, selanjutnya pilih Form. Setelah itu peneliti menyusun seluruh daftar
pertanyaan ke dalam form tersebut. Jika seluruh pertanyaan sudah diketik dengan
lengkap dan jelas, klik pada submit, dan kemudian muncul link kuesioner untuk
dibagikan kepada responden.
Alasan memilih media on-line untuk penyebaran kuesioner dikarenakan hal
ini lebih fleksibel, mudah dan cepat untuk diisi oleh wartawan yang letaknya
tersebar di daerah Jakarta. Disamping itu, penggunaan kuesioner on-line
memudahkan peneliti dalam melakukan pendataan.
Selain melalui kuesioner, data primer juga didapat melalui wawancara
peneliti dengan Director of Communications Hotel Borobudur Jakarta yaitu Ibu
Fransiska Kansil dan dengan PR Manager Hotel Borobudur Jakarta, Ibu Meutia
Mahardhika.
Analisa data dilakukan setelah data penelitian dikumpulkan dan
ditabulasikan. Hal ini dimaksudkan untuk menekan letak skor responden yang
diperoleh terhadap pelaksanaan media entertainment. Peneliti menggunakan
rumus Quartil dalam Likert Summating Rating (LSR) . 5.

Ridwan & Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta. 2006.

10

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Berdasarkan perhitungan jawaban 64 responden kepada 15 pertanyaan,
diketahui bahwa total skor dari jawaban seluruh responden adalah 3095. Untuk
menganalisa hasil kuesioner berskala Likert guna mengetahui sejauh mana tingkat
efektifitas dari penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Quartil, dengan
ketentuan total skor data responden berada di antara :
B s/d Q1

= sangat tidak efektif

>Q1 s/d Q2

= tidak efektif

>Q2 s/d Q3

= efektif

>Q3

= sangat efektif

Oleh sebab itu, peneliti perlu menghitung nilai batas bawah (B), Q1, Q2, Q3, dan
batas atas (A).
Total skor jika semua menjawab, yaitu :
Batas Bawah (B)
jumlah responden x skor terendah x jumlah pertanyaan
B = 64 x 1 x 15 = 960
Batas Atas (A)
jumlah responden x skor tertinggi x jumlah pertanyaan
A = 64 x 4 x 15 = 3840
Range (A B) atau n = 3840 960 = 2880
Quartil I (Q1) = B + n/4= 960 + 2880/4 = 1680
Quartil II (Q2) = B + n/2= 960 + 2880/2 = 2400
Quartil III (Q3) = B + (n.3)/4= 960 + (2880.3)/4 = 3120
Berdasarkan hasil skor responden yang telah dijumlahkan, skor responden pada
penelitian ini yaitu 3095.Angka ini berada di antara Q2 dan Q3.

B
960

Q1
1680

Q2
2400

Skor total dari


responden adalah
3095

Q3
3120

A
3840

11

Total skor responden sebesar 3095, dan terletak antara Q2 dan Q3, maka
kesimpulan yang dapat diambil bahwa responden (yang dalam hal ini adalah
wartawan), memiliki sikap positif terhadap adanya kegiatan media entertainment
di Hotel Borobudur Jakarta guna meningkatkan media coverage Hotel Borobudur
Jakarta.
Dengan kata lain, wartawan sebagai orang yang menuliskan media
coverage menyetujui bahwa dengan adanya media entertainment, memudahkan
praktisi PR untuk melakukan publisitas mengenai hotel yang dinaunginya di
hadapan masyrakat luas melalui media massa.

Simpulan dan Saran


Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari survey terhadap 64 wartawan
yang pernah mengikuti media entertainment di Hotel Borobudur Jakarta, total skor
responden setelah menjawab 15 pernyataan adalah 3095. Angka ini berada di
antara titik Q2 dan Q3. Ini berarti bahwa wartawan yang dalam hal ini sebagai
objek utama penelitian memilki sikap positif terhadap kegiatan media
entertainment yang dilakukan PR Hotel Borobudur Jakarta terhadap tingkat media
coverage di media cetak.
Pada akhirnya peneliti mampu menjawab tujuan penelitian bahwa kegiatan
media entertainment yang dilakukan oleh PR Hotel Borobudur Jakarta terhadap
tingkat media coverage di media cetak selama periode Oktober Desember 2012
telah berlangsung secara efektif.
Saran Peneliti untuk penelitian berikutnya yaitu pada kali ini, peneliti telah
membuktikan efektifitas kegiatan media entertainment dalam mempengaruhi
tingkat media coverage. Untuk penelitian kedepannya, mungkin peneliti lain bisa
meneliti sejauh mana public awarness terbangun melalui media coverage.

12

DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, Oemi. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung : PT Citra
AdityaBakti. 2001.
Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Bland, Michael, Alison Theaker dan David Wragg, Effective Media Relations,
How To Get Result. New Delhi : Crest Publishing House. 2000.
Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kuantitatif, Prenada Media. Jakarta. 2005.
Cutlip, Scott dan Allen H. Centre. Effective Public Relations. New Jersey:
Prantice Hall. Inc. Englewood Cliffs.1982.
Darmastuti, Rini. Media Relations. Konsep, Strategi dan Aplikasi. Yogyakarta:
Andi.2012
Effendy, Onong Uchjana. Hubungan Masyarakat, Suatu Studi Komunikasi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1962.
Grunig, James E. Excellent in Public Relations and Communications
Management. Hillsdale. NJ:Lawrence Earlbaum. 1992.
Jefkins, F. Planned Press and Public Relations, Blackie Academic and
Professional.
---------. Public Relations Fifth Edition, disempurnakan oleh Daniel Yadin.
Jakarta: Erlangga. 2002
---------. Public Relations Third Edition (alih bahasa Aris Munandar). Jakarta:
Erlangga. 1992.
Kasali, Rhenald. Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta: Grafitti. 1994
Lingar, M Anggoro. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta : Bumi Aksara. 2001.
Morston, John E. Modern Public Relations. New York : Mc Graw-Hill.1979
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosda
Karya. 2002.
Nurjaman, Kadar dan Khaerul Umam. Komunikasi dan Public Relations.
Bandung : Pustaka Setia. 2012
Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi : Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta : PT
Asdi Mahasatya. 2009.
Ruslan, Rosady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Bandung: PT Raja
Grafindo Persada. 1997.
---------------------. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada. 1999.
--------------------, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi.Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada. 2006.
---------------------, Kiat dan Strategi Kampanye PR. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada. 2005.
---------------------, Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada. 2004.
Tri, Juwono Atmodjo. Metode Penelitian Komunikasi. Modul 2. Jakarta. 2009.
Santoso, Gempur. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Prestasi
Pustaka Publisher. 2005.

13

Sendjaja ,S. Djuarsa Sendjaja. Teori Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka.


1994
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2001
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. Metode Penelitian Survey, LP3S,
Yogyakarta. 1987.
Yoeti, Oka A. 2003. Hotel Public Relation. Jakarta: PT. Pertja
Uchjana, Onong Effendy M.A. Human relations dan Public Relations. Bandung :
Mandar Maju. 1993

You might also like