Professional Documents
Culture Documents
house hold application induction motor, code A, motor efficiency 80%, motor RPM 750, power
factor 0.8 and overload relay of starter is put before motor.
If Motor Capacity is less than 30 KW than Motor Starting Torque is 3xMotor Full Load
Current or 2X Motor Full Load Current.
Min.
1
3.15
3.55
4
4.5
5
2.6
6.3
7.1
8
9
10
11.2
12.5
14
16
Max.
3.14
3.54
3.99
4.49
4.99
2.59
6.29
7.09
7.99
8.99
9.99
11.19
12.49
13.99
15.99
17.99
T
18
19.99
U
20
22.39
V
22.4
As per above chart Minimum Locked Rotor Current = 1000x5x1/1.732415 = 7 Amp
Maximum Locked Rotor Current = 1000x5x3.14/1.732415 = 22 Amp.
Motor Full Load Current (Phase) = Motor Full Load Current (Line)/1.732
1. Size of Fuse
Fuse as per NEC 430-52
Type of Motor
Time Delay Fuse
Non-Time Delay Fuse
Single Phase
300%
175%
3 Phase
300%
175%
Synchronous
300%
175%
Wound Rotor
150%
150%
Direct Current
150%
150%
Maximum Size of Time Delay Fuse = 300% x Full Load Line Current.
Maximum Size of Time Delay Fuse = 300%x6 = 19 Amp.
Maximum Size of Non Time Delay Fuse = 1.75% x Full Load Line Current.
Instantaneous Trip
Inverse Time
Single Phase
800%
250%
3 Phase
800%
250%
Synchronous
800%
250%
Wound Rotor
800%
150%
Direct Current
200%
150%
Maximum Size of Instantaneous Trip Circuit Breaker = 800% x Full Load Line
Current.
Maximum Size of Instantaneous Trip Circuit Breaker = 800%x6 = 52 Amp.
Maximum Size of Inverse Trip Circuit Breaker = 250% x Full Load Line Current.
Contactor
AC1
AC2
AC3
AC4
AC5a
AC5b
AC6a
Making Cap
1.5
4
10
12
3
1.5
12
AC6b
AC7a
AC7b
AC8a
AC8b
AC12
AC13
AC14
AC15
12
1.5
8
6
6
6
10
6
10
portal.com/sizing-the-dol-motor-starter-parts-contactor-fuse-cb-thermal-overloadrelay )
Karakteristik waktu pemutusan yang bergantung dari perbandingan antara arus yang
melalui elemen lebur dan arus nominal pelebur.
I : arus yang melalui elemen lebur
In : arus nominal pelebur
t : waktu pemutusan
c. Bentuk dan konstruksi pelebur
Bentuk dan konstruksi dari pelebur banyak macamnya.entuk dan konstruksi dari pelebur banyak
macamnya. Perbedaan tersebut di karenakan :
a. kemampuan arus nominalnya
b. penggunaannya
Pelebur-pelebur dalam pemakaian praktis antara lain seperti:
1). Pengaman lebur sekrup
Kemampuan pengaman pengaman lebur ini terbatas yaitu antara 6 sampai 100 Ampere.
Untuk memudahkan mengetahui besarnya harga arus nominal masing-masing pelebur dapat
dilihat pada sebelah luar patron yang diberi warna yang berbeda-bada untuk setiap harga
nominalnya, Lihat tabel.
Pada saat tersebut medium/gas pemadaman akan memadsamkan seluruh busur dengan sempurna.
Media/gas pemadaman yang digunakan,antara lain basic acid, minyak vakum. Pelebur ini
menggunakan elemen lebur yang relatif pendek untuk merasakan adanya arus lebih dan saat
dimulainya pembusur apian (arching) yang diperlukan untuk pemutusan. Pelebur yang termasuk
jenis ini ialah explusion fuse, vacum fuse, oil fuse, cut out.
Explusion fuse dalam pemadaman akan melepas gas serta akan menimbulkan suara ledakan
pada waktuy pemutusan sehingga membantu orang yang mendengarnya bahwa fuse link telah
putus. Sehingga pelebur ini lebih sesuai untuk penggunaan luar/tempat terbuka.
2). Pelebur pergeseran nol arus
Pelebur arus ini dalam waktu singkat yang dapat mengubah faktor daya yang rendah menjadi
lebih tinggi dalam rangkaian, sehingga menggeser titk Arus =0 mendekati titik tegengan =0.
b. Karakteristik pelebur
Karakteristik dari pelebur tegangan tinggi adalah lamanya waktu pemutusan bergantung dari
besarnya arus yang mengalir pada peleburnya. Untuk Explusion fuse ada 2 tipe yaitu tipe K
dan tipe T. perbedaan kurva antara kedua tipe didasarkan pada speed ratio, yaitu
perbandingan antar arus leleh minimum pada 0,1 detik dan arus leleh minimum pada 300 atau
600 detik. Untuk fuse link tipe K (tipe lambat) speed ratio= 6-8. untuk fuse link tipe T (tipe
lambat) speed ratio 10-13.
Berdasarkan bentuk fisiknya maka pelebur dapat dibedakan menjadi:
a. Rumah sekring
Gambar 1.1 memperlihatkan sebuah rumah sekring untuk memasang dalam kotak
pengaman lebur. Jenis ini dilengkapi dengan terminal netral (terminal nol).
Menurut ayat 630 B17 hantaran suplainya harus dihubungkan dengan kontak alas rumah
sekring. Kalau hantaran suplai ini juga harus dihuungkan dengan rumah sekring lain, harus
digunakan rumah sekring dengan dua terminal pada kontak alasnya. Sebab menurut ayat 741 A5
sub a satu terminal hanya boleh digunakan untuk satu kawat saja.
b.Tudung sekring
Tudung sekring memiliki sebuah bumbung berulir jenis E 33, E27 atau E 16. tudung
sekring juga memiliki sebuah jendela kaca kecil (lihat gambar).
Kaca ini dapat dilepas untuk keperluan pengukuran. Setelah pengukurannya selesai
kacanya harus dipasang kembali. Sebab kaca ini dimaksudkan untuk menutupi patron leburnya
yang bertegangan. Selain itu, kalau patronnya tidak diberi tutup kaca, dan terjadi hubungan
singkat, dapat timbul lidah api yang menjilat keluar.
Diameter luar dari bumbung berulir jenis E33, E27 dan E16 masing masing sama
dengan 33, 27 dan 16 mm. tudung sekring dengan ulir jenis jenis tersebut masing masing
disebut jenis K III, K II dan K I.
Tudung sekring jenis K III digunakan untuk patron dari 25 A sampai dengan 63 A. jenis
K II digunakan untuk patron 2 A sampai dengan 25 A. jenis K I juga digunakan untuk 2 A sampai
dengan 25 A, tetapi jarang dipakai.
c. Pengepas patron
Pengepas patron memiliki lubang pas dengan diameter yang berbeda beda, tergantung
pada arus nominalnya. Setiap pengepas patron diberi kode warna untuk menandai arus
nominalnya. Juga patron leburnya diberi kode warna yang sama. Jadi patron lebur dan pengepas
patron dengan arus nominal yang sama memiliki warna kode yang sama.
d. Patron lebur
Patron lebur memiliki kawat lebur dari perak dengan campuran beberapa logam lain,
antara lain timbal, seng dan tembaga. Untuk kawat lebur digunakan perak, karena logam
ini hamper tidak mengoksid, dan daya hantarnya tinggi. Jadi diameter kawat leburnya
bisa sekecil mungkin, sehingga kalau kawatnya menjadi lebur, tidak akan timbul banyak
uap. Kemungkinan terjadinya ledakan juga lebih kecil. Selain kawat lebur, dalam patron
lebur juga terdapat kawat isyarat dari kawat kawat tahanan. Kawat isyarat ini di
hubungkan paralel dengan kawat lebur. Karena tahanannya besar, arus yang mengalir
dalam kawat isyarat hanya kecil. Pada ujung kawat isyarat terdapat sebuah piringan kecil
berwarna berfungsi sebagai isyarat. Piringan isyarat ini menekan sebuah pegas kecil.
Kalau kawat leburnya putus karena arus yang terlalu besar, kawat isyaratnya juga akan
segera putus. Karena itu piringan isyaratnya akan lepas, sehingga dapat diketahui bahwa
kawat
leburnya
telah
putus.
Dalam patron lebur juga terdapat pasir. Pasir ini dimaksudkan untuk memadamkan latu
yang timbil kalau kawat leburnya putus. Dan juga untuk meningkatkan penyaluran
panasnya.
Diameter luar dari ujung patron lebur berbeda beda, tergantung pada arus nominalnya.
Makin tinggi arus nominalnya, makin besar diameter ujung patronnya. Karena itu sebuah
patron hanya dapat digunakan untuk pengepas patron yang arus nominalnya sama (jadi
warna kodenya sama) atau yang arus nominalnya lebih tinggi, tetapi tidak sebaliknya.
(sumber http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/08/pengaman-listrik-fusepelebur.html)
Thermal Over Load Relay (TOR) adalah suatu pengaman beban lebih menurut
PUIL 2000 bagian 5.5.4.1 yaitu proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk
melindungi motor dan perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan
berlebihan sebagai akibat beban lebih atau sebagai akibat motor tak dapat di asut.
Relay ini dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama 2,4,6 sebelum ke
beban (motor listrik). Gunanya untuk mengamankan motor listrik atau member
perlindungan kepada motor listrik dari kerusakan akibat beban lebih.
Arus yang terlalu besar yang timbul pada beban motor listrik akan mengalir pada
belitan Motor listrik yang dapat menyebabkan kerusakan dan terbakar nya belitan
motor listrik untuk menghindari hal itu dipasang termal beban lebih pada alat
pengontrol.Prinsip kerja termal bebanlebih berdasarkan panas (temperature) yang
ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen eleman pemanas bimetal.
Dan sifatnya pelengkungan bimetal akibat panas yang di timbulkan, bimetal akan
menggerakkan kontak-kontak mekanis pemutus rangkaian listrik (Kontak 95-96
membuka).
TOR bekerja berdasarkan prinsip pemuaian dan benda bimetal. Apabila benda
terkena arus yang tinggi, maka benda akan memui sehingga akan melengkung dan
memutuskan arus .Arus yang berlebih akan menimbulkan panas, sehingga dapat
membengkokkan benda bimetal.
Untuk mengatur besarnya arus maksimum yang dapat melewati TOR, dapat
diatur dengan memutar penentu arus dengan menggunakan obeng sampai didapat
harga yang diinginkan.
Motor induksi dengan daya besar diatas 50 kW berkerja dengan arus nominal
diatas 100 A. pemasangan Thermal Overload Relay tidak bisa langsung dengan
circuit breaker tetapi, melewati alat transformator arus besar CT. Rasio arus primer
trafo arus CT dipilih 100 A /5 A sehingga Thermal Overload Relay cukup dengan
rating sebesar 5 A saja. Jika terjadi beban lebih arus primer CT meningkat diatas
100 A, arus sekunder CT akan meningakat juga dan mengerjakan Thermal Overload
Relay bekerja, sistem mekanik akan memutuskan circuit breaker.
Thermal Overlod adalah alat pengaman rangkaian dari arus lebihh yang
diakibatkan beban yang terlalu besar dengan jalan memutuskan rangkaian ketika
arus yang melebihi setting melewatinya.Thermal Overload berfungsi untuk
memproteksi rangkaian listrik dan komponen listik dari kerusakan karena terjadinya
beban lebih.Seperti halnya sekring(fuse) thermal overload ada yang bekerja cepat
dan ada yang lambat.Misalkan pada rangkaian motor menggunakan thermal
overload yang bekerja lambat, sebab waktu motor start arus dapat mencapai 6 kali
nominal, sehingga apabila di gunakan pengaman yang bekerja cepat, maka
pengamannya akan putus setiap motor dijalankan Pengaman beban lebih ini bisa di
pasang langsung dengan kontaktornya maupun terpisah sehingga sangat fleksibel
untuk pemasangannya di dalam panel.Thermal Overload ada yang menggunakan
bimetal dan ada yang meggunakan sistem elektronika.
bekerja dengan system differensial (tidak langsung trip pada kahasus terjadinya
hilang fasa), namun apabila dibutuhkan untuk trip segera saat kehilanggan satu
fasa maka perlu diperlukan tambahan alat proteksi lain.
Thermal overload yang bekerja dengan pemutus bimetal akan bekerja sesuai
dengan arus yang mengalir, arus yang mengalir akan menyebabkan panas, semakin
besar perubahan arus maka semakin tinggi kenaikan temperature yang
menyebabkan terjadinya pembengkokan, dan akan terjadi pemutusan arus,
sehingga rangkaian akan terputus. Jenis pemutus bimetal ada jenis satu fasa dan
ada jenis tiga fasa, tiap fasa terdiri atas bimetal yang terpisah tetapi saling
terhubung, berguna untuk memutuskan semua phasa apabila terjadi kelebihan
beban. Pemutus bimetal satu fasa biasa digunakan untuk pengaman beban lebih
pada rangkaian dengan daya kecil.
http://sikasatmata.blogspot.com/2013/05/thermal-overload-relay-tor.html
Thermal Over Load Relay (TOLR) adalah suatu pengaman beban lebih menurut PUIL 2000
bagian 5.5.4.1 yaitu proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi motor dan
perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih atau
sebagai akibat motor tak dapat diasut.
Relay ini dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama 2, 4, 6 sebelum ke beban
(motor listrik). Gunanya untuk mengamankan motor listrik atau memberi perlindungan kepada
motor listrik dari kerusakan akibat beban lebih.
Beberapa penyebab terjadinya beban lebih antara lain:
1) Arus start yang tertalu besar atau motor listrik berhenti secara mendadak
NH Fuse umumnya dipasang pada PHB trafo listrik yang berfungsi sebagai pemutus
atau pengaman terhadap arus lebih. Cara menghitung berapa Ampere NH Fuse
yang harus dipasang adalah sebagai berikut:
I= P/Vx1.73
I = Arus (A)
P = Daya (VA)
V = Tegangan (Volt) = 400 volt tegangan TR
Contohnya: jika trafo yang terpasang 100 KVA = 100.000 VA, maka NH Fuse yang
terpasang adalah:
I = 100.000/400x1.73
I = 144.5 A
Karena tidak ada NH Fuse dengan ukuran 144.5 A, maka NH Fuse yang dipasang
adalah 160A.
http://materiallistrik.blogspot.com/2014/06/gambar-ukuran-dan-cara-menghitungatau.html
Fuse/Pengaman Lebur merupakan salah satu komponen proteksi / pelindung terhadap sistem
kerja suatu rangkaian kontrol Operasi Motor Listrik 3 phase dari kemungkinan terjadinya
lonjakan arus beban lebih yang diakibatkan oleh kesalahan beban atau kesalahan instalasi.
Sebagai gambaran dalam menentukan batas teknis / besaran Fuse, Setting Thermal Over Load
Relay dan Penampang Kabel dapat dilihat pada tabel berikut.
Keterangan :
Besaran-besaran yang ada pada tabel tersebut di atas adalah untuk motor listrik sangkar
(squirel cage) 380 V, 50 Hz, 3 phase
In
It
= Arus Termik (ampere), yaitu arus yang mengalir melalui Thermal Over Load Relay
In = It
It = In/3
Fuse Minimum
Harga-harga fuse minimum, adalah harga minimum yang harus dipenuhi untuk pengamanan
kerja motor listrik
Harga ini sesuai dengan British Standard untuk kondisi-kondisi sebagai berikut :
Start Langsung (DOL), arus start maksimum 6 kali arus nominal (waktu start
maksimum 5 detik)
Start Star-Delta, memiliki arus start maksimum 2 kali arus nominal (waktu
start maksimum 15 detik)
Fuse Medium
Pada beberapa mesin, harga fuse minimum tersebut di atas terlalu kecil. Untuk Digester, Screw
Conveyor, Blowe-blower kecil, Press Cake Cpnveyor dan sebagainya dapat dipakai harga fuse
yang lebih besar yaitu fuse medium.
Fuse Maksimum
Untuk mesin-mesin dengan waktu start sangat lama seperti Sludge Separator, Purifier, Blowerblower besar dan sebagainya, dapat digunakan harga fuse maksium.
Setting Thermal Overload Relay
Setting T-OL Relay antara 100 106% x It dapat dipakai untuk kebanyakan
mesin yang memakai fuse antara minimum dan medium
Setting T-OL Relay antara 106 115% x It dapat dipakai untuk kebanyakan
mesin yang memakai fuse antara medium dan maksimum.
https://rendemen.wordpress.com/2011/11/29/fuse-pengaman-lebur/