You are on page 1of 14

Definisi Teori Lokasi

1.
2.

3.
4.

Ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order)


kegiatan ekonomi;
Ilmu tentang alokasi secara geografis dari sumber
daya yang langka, serta hubungannya atau
pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam
usaha atau kegiatan lain (activity);
Ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order)
kegiatan ekonomi;
Ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari
sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya/
pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam
usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial

Sumber: www.google.com (teori lokasi, 3/3/2010

Beberapa Teori Lokasi

Theory

Land Use

Pelopor

Von Thunen/ Alonso

Industrial Location
Production Orientation
Weber/ Smith/ Isard/
Moses

Central Places
Market Areas

Spatial Competition

Christaller / Losch

Hotelling

Objectives

Weber:
Transport-cost minimizing
Thunen:
location
Optimal agricultural land Smith:
uses based on transport Profit maximization
costs to market
Moses:
Alonso:
Optimal combination of
Optimal distances of
inputs & optimal level of
residential and
production at optimal
commercial land uses
location (allowing for scale
from CBD
(dis-economies and
substitutability at any one
level of production)

Optimal market areas

Optimal Response in the


Face of Locational
Competition

Assumptions

Thunen:
Central market with

given prices
Given production

methods + costs for Weber:


any crop
Given linear production

independent of
function (no
location (uniform
substitution & no
technologies + no
economies of scale)
scale economies)
prices at markets are

Linear transport
given

cost/distance
functions
Alonso:
Mono-centric city

Christaller:
Uniform spatial

distribution of
households
Households have

homogeneous
demand functions
Transport costs

can be allocated
to invidual goods
(i.e.no multifunction trips)

Uniform spatial
distribution of (price- &
distance-inelastic)
demand; One competitor
(=spatial duopoly);
Production costs are
independent of location

Supply
Demand

Dispersed
Localized

Localized
Localized

Localized
Dispersed

Localized
Dispersed (in onedimensional space
[=line])

Theory

Land Use

Pelopor

Von Thunen/ Alonso

Industrial Location
Production Orientation
Weber/ Smith/ Isard/ Moses
Weber:
Material Index (MI)

"isotims" (Spatial isocost

lines)
Isodapane surfaces

Critical isodapane

Major Analytical
Tools

Photos

Graphic
Representation(s)
See also:

Transport Grad
ients

Supply and De
mand Graphs

Rent functions
Margin of cultivation
Alonso: Bid rent(price)
function

Central Places
Market Areas
Christaller / Losch

Smith:
Space cost curves,

Space revenue curves,

"Spatial margins of profitabili

ty"
Predoehl/Moses:
Principle of substitution

Isoquants & spatial isocost

/outlay lines.

Spatial Competition
Hotelling

Hierarchical principles
Threshold range (=spatia Can be interpreted as 2l break-even point)
person zero-sum game;
Payoff matrix; Edgeworth
Range of a good
box with reaction curves
Spatial demand curve (
"cone")

V
o
n
T
h
u
n
e
n

The Von Thunen model of agricultural land use was created by


farmer and amateur economist J.H. Von Thunen (1783-1850) in
1826 (but it wasn't translated into English until 1966).
Von Thunen's model was created before industrialization and is
based on the following limiting assumptions:
1. The city is located centrally within an "Isolated State" which is
self sufficient and has no external influences.
2. The Isolated State is surrounded by an unoccupied
wilderness.
3. The land of the State is completely flat and has no rivers or
mountains to interrupt the terrain.
4. The soil quality and climate are consistent throughout the
State.
5. Farmers in the Isolated State transport their own goods to
market via oxcart, across land, directly to the central city.
Therefore, there are no roads.
6. Farmers act to maximize profits.
7. In an Isolated State with the foregoing statements being true,
Von Thunen hypothesized that a pattern of rings around the city
would develop.There are four rings of agricultural activity
surrounding the city. Dairying and intensive farming occur in the
ring closest to the city. Since vegetables, fruit, milk and other dairy
products must get to market quickly, they would be produced close
to the city (remember, we didn't have refrigerated oxcarts!)

Von Thunen (1826) mengidentifikasi tentang perbedaan lokasi dari


berbagai kegiatan pertanian atas dasar perbedaan sewa lahan
(pertimbangan ekonomi).

Menurut Von Thunen tingkat sewa lahan adalah paling mahal di


pusat pasar dan makin rendah apabila makin jauh dari pasar.

Von Thunen menentukan hubungan sewa lahan dengan jarak ke


pasar dengan menggunakan kurva permintaan. Berdasarkan
perbandingan (selisih) antara harga jual dengan biaya produksi,
masing-masing jenis produksi memiliki kemampuan yang berbeda
untuk membayar sewa lahan. Makin tinggi kemampuannya untuk
membayar sewa lahan, makin besar kemungkinan kegiatan itu
berlokasi dekat ke pusat pasar.

Hasilnya adalah suatu pola penggunaan lahan berupa diagram


cincin. Perkembangan dari teori Von Thunen adalah selain harga
lahan tinggi di pusat kota dan akan makin menurun apabila makin
jauh dari pusat kota.

W
e
b
e
r

Weber (1909) menganalisis tentang lokasi kegiatan industri.


Menurut teori Weber pemilihan lokasi industri didasarkan
atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan bahwa
lokasi setiap industri tergantung pada total biaya
transportasi dan tenaga kerja di mana penjumlahan
keduanya harus minimum. Tempat di mana total biaya
transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik
dengan tingkat keuntungan yang maksimum. Menurut
Weber ada tiga faktor yang mempengaruhi lokasi industri,
yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan kekuatan
aglomerasi atau deaglomerasi. Dalam menjelaskan
keterkaitan biaya transportasi dan bahan baku Weber
menggunakan konsep segitiga lokasi atau locational triangle
untuk memperoleh lokasi optimum. Untuk menunjukkan
apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi bahan
baku atau pasar, Weber merumuskan indeks material (IM),
sedangkan biaya tenaga kerja sebagai salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi lokasi industri dijelaskan Weber
dengan menggunakan sebuah

Chirstaller

Teori Christaller (1933) menjelaskan bagaimana


susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan
distribusinya di dalam satu wilayah. Model
Christaller ini merupakan suatu sistem geometri, di
mana angka 3 yang diterapkan secara arbiter
memiliki peran yang sangat berarti dan model ini
disebut sistem K = 3. Model Christaller
menjelaskan model area perdagangan heksagonal
dengan menggunakan jangkauan atau luas pasar
dari setiap komoditi yang dinamakan range dan
threshold

Losch : Weber
L Teori Lokasi dari August Losch melihat persoalan

dari sisi permintaan (pasar), berbeda dengan Weber


yang melihat persoalan dari sisi penawaran
(produksi).

P Losch mengatakan bahwa lokasi penjual sangat

berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat


digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual,
konsumen makin enggan membeli karena biaya
transportasi untuk mendatangi tempat penjual
semakin mahal.

. Losch cenderung menyarankan agar lokasi produksi


berada di pasar atau di dekat pasar.

L
a
i
n
n
y
a

Menurut Isard (1956), masalah lokasi merupakan


penyeimbangan antara biaya dengan pendapatan yang
dihadapkan pada suatu situasi ketidakpastian yang
berbeda-beda.
Isard menekankan pada faktor-faktor jarak, aksesibilitas,
dan keuntungan aglomerasi sebagai hal yang utama
dalam pengambilan keputusan lokasi.
Richardson (1969) mengemukakan bahwa aktivitas
ekonomi atau perusahaan cenderung untuk berlokasi
pada pusat kegiatan sebagai usaha untuk mengurangi
ketidakpastian dalam keputusan yang diambil guna
meminimumkan risiko. Dalam hal ini, baik kenyamanan
(amenity) maupun keuntungan aglomerasi merupakan
faktor penentu lokasi yang penting, yang menjadi daya
tarik lokasi karena aglomerasi bagaimanapun juga
menghasilkan konsentrasi industri dan aktivitas lainnya.

Aksesbilitas
Salah satu faktor lokasi adalah tingkat aksesibilitas.
Tingkat aksesibilitas adalah:
tingkat kemudahan untuk mencapai suatu lokasi ditinjau
dari lokasi lain di sekitarnya.
Tingkat aksesibilitas dipengaruhi oleh:
1. Jarak
2. Kondisi sarana dan prasarana perhubungan,
3. Pemilihan jalur yang dilalui terkait dengan waktu
tempuh, tingkat keamananan dan kenyamanan.

Gravitasi

Model gravitasi merupakan model yang paling banyak


digunakan untuk melihat besarnya daya tarik dari
suatu potensi yang berada pada suatu lokasi.
Model ini sering digunakan untuk melihat kaitan
potensi suatu lokasi dan besarnya wilayah pengaruh
dari potensi tersebut. Model ini dapat digunakan untuk
menentukan lokasi yang optimal.

You might also like