You are on page 1of 10

Perencanaan dan pembuatan turbin cross flow dengan

kapasitas 38 kw untuk pengembangan sistem PLTMH


batu sanggan, Kabupaten Kampar Propinsi Riau
Penulis

Enoh, R.muh
Pembimbing: Dr. Ing. Ir. Agus Maryono

ABSTRACT : In order to increase the use of new and renewable energy, utilization of hydro power
as one of renewable energy source should be in priority as there is still big enough potential of
hydro power not put into use. Until 2008, the hydro power that has been utilized nationally is only
about 6% from 76.170 MW of hydro potential. On the other hand, the electrification level or the
generation of electricity so far is about 64% nationwide, leaving 36% of regions in Indonesia,
particularly remote places and villages outside Java, out of electricity from the state electricity
company (PLN). Thus, to trigger the growth of electrification level, the utilization of microhydro
power in areas with no electricity should be the first priority. One of remote villages which until now
is still out of PLN coverage and has the potential of hydro power that can be used for PLTMH is Batu
Sanggan village, Kampar Regency, Riau Province. In 2009, the local government made a PLTMH in
the village, whose turbine was made by the writer. Based on the activity, the writer conduct a
research or experiment in making a thesis entitles: The Designing and Manufacturing of 38 KW
Cross Flow Turbine for System Development of PLTMH Batu Sanggan, Kampar Regency, Riau
Province. The water source that will be used to build the plant comes from Sanggan river, a river
which flows around the village. The average streamflow of Sanggan river is about 380 l/sec and
88% of this amount or 336 l/sec will be used for the microhydro power. With the head of 16,5 m,
the power capacity is 38 KW which is hoped to fulfill the need of the village for electricity, with the
population of about 110 families. In general, the research activity includes the planning of turbine
main components, the making of technical drawing, the procurement of material and the turbine
construction in the workshop of FT UNP Padang, the turbine installation in the location of
microhydro power, and the testing of turbine efficiency. From turbine testing result, obtained the
flow rate which can be used up to 370 l/sec ,it is larger than flow rate as designed, where it is 336
l/sec. The obtained turbine efficiency is up to 76 %, it is larger than designed turbine efficiency,
where it is 70 %. So, the power capacity is increasing up to 44 KW, while designed capacity is 38
KW. So the experiments turbine is good enough, but required continue experiment for obtain higer
efficiency. Key words: Batu Sanggan Microhydro Power Electric Cross Flow Turbine, Capacity 38 KW
INTISARI : Dalam rangka meningkatkan penggunaan energi baru dan energi terbarukan, maka
pemanfaatan tenaga air sebagai salah satu sumber energi terbarukan harus diprioritaskan,
mengingat masih cukup besarnya potensi tenaga air yang belum dimanfaatkan. Dimana sampai
tahun 2008 tenaga air yang sudah dimanfaatkan di tingkat nasional baru sekitar 6 % saja, dari
76.170 MW potensi tenaga air yang dimiliki. Di sisi lain tingkat elektrifikasi atau perolehan tenaga
listrik di tingkat nasional sekarang baru sekitar 64%, jadi masih ada 36% lagi daerah-daerah di
Indonesia yang belum terjangkau jaringan listrik PLN. Terutama daerah-daerah terpencil pelosok
pedesaan di luar pulau Jawa. Oleh karena itu, untuk memicu pertumbuhan tingkat elektrifikasi ini,
maka pemanfaatan tenaga air yang tersedia di daerah-daerah yang belum berlistrik ini harus
diprioritaskan. Salah satu desa terpencil yang sampai sekarang belum terjangkau jaringan listrik
PLN dan memiliki potensi tenaga air yang bisa dimanfaatkan untuk PLTMH adalah Desa Batu
Sanggan, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau. Pada tahun 2009 Pemda setempat membangun PLTMH
di desa tersebut, dan penulis membantu membuat turbinnya. Kegiatan ini sekaligus penulis jadikan
suatu penelitian / eksperimen dalam pembuatan tesis: Perencanaan dan Pembuatan Tur bin Cross
Flow dengan Kapasitas 38 KW untuk Pengembangan Sistem PLTMH Batu Sanggan ,Kabupaten
Kampar, Propinsi Riau. Sumber air yang akan digunakan untuk pembangunan PLTMH ini berasal
dari Sungai Sanggan, sebuah sungai yang mengalir di pinggiran desa tersebut. Debit air yang akan
digunakan untuk PLTMH ini adalah 336 l/det ( 88 % dari debit air rata-rata Sungai Sanggan).
Dengan tinggi jatuh air efektif 16,5 m, maka kapasitas terpasang PLTMH adalah sebesar 38 KW,
yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tenaga listrik desa setempat, dengan jumlah
penduduk sekitar 110 KK Secara garis besar kegiatan penelitian ini meliputi perencanaan
komponen-komponen utama turbin, pembuatan gambar kerja, pengadaan bahan dan pembuatan
turbin di workshop FT UNP Padang, pemasangan turbin di lokasi pembangkit, dan pengujian untuk
mengetahui karakteristik /efisiensi dari turbin. Dari hasil pengujian turbin, diperoleh debit air yang
bisa digunakan mencapai 370 l/det, lebih besar dari debit yang direncanakan, yaitu 336 l/det.

Efisiensi turbin yang diperoleh juga mencapai 76%, lebih besar dari efisiensi turbin yang
direncanakan, yaitu 70%. Demikian juga kapasitas terpasang meningkat menjadi 44 KW,
sedangkan yang direncanakan adalah 38 KW. Jadi turbin hasil penelitian ini sudah cukup baik,
namun perlu penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi. Kata kunci :
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Batu Sanggan Turbin Cross Flow, Kapasitas 38 KW

Kata kunci

Pembangkit listrik tenaga mikrohidro batu sanggan turbin cross flow,Kapasitas 38 kw

Program Studi

S2 Teknik Mesin UGM

No Inventaris

c.1 (1677-H-2010)

Deskripsi

xvi, 188 p., bibl., ills., 29 cm

Bahasa

Indonesia

Jenis

Tesis

Penerbit

[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada, 2010

Lokasi

Perpustakaan Pusat UGM

File

Tulisan Lengkap dapat Dibaca di Ruang Tesis/Disertasi

Anda dapat mengecek ketersediaan versi cetak dari penelitian ini melalui petugas kami dengan
mencatat nomor inventaris di atas (apabila ada)

Ketentuan Layanan:
1.

Pemustaka diperkenankan mengkopi cover, abstrak, daftar isi, bab pendahuluan, bab
penutup/ kesimpulan, daftar pusatak

2.

Tidak diperbolehkan mengkopi Bab Tinjauan Pustaka, Bab Pembahasan dan Lampiran (data
perusahaan/ lembaga tempat penelitian)

3.

Mengisi surat pernyataan, menyertakakan FC kartu identitas yang berlaku

PLTMH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO


1. Pendahuluan
Listrik merupakan salah satu kebutuhan yang sangat berperan penting bagi
manusia di bumi, di negara Indoneesia pemasok energi listrik terbesar yaitu PLN, energi
yang dihasilkan PLN digunakan untuk kepentingan umum diantaranya untuk
perumahan-perumahan, industri, penerangan jalan atau umum, dll.
Akan tetapi peran PLN belum dapat dinikmati oleh sebagian masyarakat terutama
pada daerah yang terpencil. Sebagai contoh faktor kondisi jalan yang sulit dijangkau oleh
peralatan berat dan kondisi perumahan penduduk tersebut tidak membentuk sebuah desa
(terpencar).
Dengan pembahasan ini penulis bermaksud memberikan solusi tentang
keterbatasan jangkauan PLN untuk memasok energi listrik terhadap daerah terpencil.
Solusi yang akan penulis jelesakan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH). Perlatan yang digunakan untuk membuat PLTMH ini sangat mudah dicari,
murah, dan dapat dirancang oleh siapapun. Salah satunya menggunakan torn air
berukuran sedang, pipa paralon, dan turbin air yang tidak membutuhkan putaran yang
sangat tinggi.
2. Tujuan.
Untuk memenuhi salah satu nilai dalam mata kuliah Thermodinamika II.
Membuat PLTMH didaerah yang belum terjangkau PLN, dengan maksud membantu
masyarakat tersebut untuk dapat menikmati listrik. Dengan biaya yang relatif murah.

3. Teori
3.1 Teori Penunjang
Pengertian Mikro Hidro
Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang
menggunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya
(resources) penghasil listrik memiliki kapasitas aliran dan ketiggian tertentu dari instalasi.
Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar
energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Berdasarkan output yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air dibedakan atas:
1. Large-hydro
: lebih dari 100 MW
2. Medium-hydro
: antara 15 100 MW
3. Small-hydro
: antara 1 15 MW
4. Mini-hydro
: Daya diatas 100 kW, dibawah 1 MW

5. Micro-hydro
: Output yang dihasilkan berkisar dari 5kW sampai 100 kW;
biasanya digunakan untuk penyediaan energi bagi komunitas kecil atau masyarakat
pedesaan yang terpencil atau susah dijangkau.
6. Pico-hydro
: daya yang dikeluarkan berkisar ratusan watt sampai 5 kW
Pembangkit listrik mikrohidro adalah suatu pembangkit yang dapat menghasilkan
energi listrik sampai dengan 100 KW sedangkan untuk pembangkit listrik yang dapat
menghasilkan energi listrik sebesar 100 KW 5 MW didefinisikan sebagai pembangkit
listrik.
Secara teknis, PLMH memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi),
turbin dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan
dari ketinggian tertentu menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah instalasi, air
tersebut akan menumbuk turbin yang akan menerima energi air tersebut dan
mengubahnya menjadi energi mekanik berupa berputarnya poros turbin. Poros yang
berputar tersebut kemudian ditransmisikan ke generator dengan mengunakan kopling.
Dari generator akan dihasilkan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus
listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban).
Terdapat sebuah peningkatan kebutuhan suplai daya ke daerah-daerah pedesaan
di sejumlah negara, sebagian untuk mendukung industri-industri, dan sebagian untuk
menyediakan penerangan di malam hari. Kemampuan pemerintah yang terhalang oleh
biaya yang tinggi dari perluasan jaringan listrik, sering membuat PLMH memberikan
sebuah alternatif ekonomi ke dalam jaringan. Hal ini dikarenakan skema PLMH yang
mandiri menghemat biaya dari jaringan transmisi, dan skema perluasan jaringan sering
memerlukan biaya peralatan dan pegawai yang mahal. Skema PLMH dapat didesain dan
dibangun oleh pegawai lokal dan organisasi yang lebih kecil dengan mengikuti peraturan
yang lebih longgar dan menggunakan teknologi lokal seperti untuk pekerjaan irigasi
tradisional atau mesin-mesin buatan lokal. Pendekatan ini dikenal sebagai Pendekatan
Lokal.
Persamaan konversi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut :
Daya yang masuk = Daya yang keluar + Kehilangan (Loss)
atau
Daya yang keluar = Daya yang masuk Efisiensi konversi
Persamaan di atas biasanya digunakan untuk menggambarkan perbedaan yang
kecil. Daya yang masuk, atau total daya yang diserap oleh skema hidro, adalah daya kotor,
Pgross. Daya yang manfaatnya dikirim adalah daya bersih, Pnet. Jika efisiensi dari skema
tersebut adalah Eo, maka persamaan tersebut dapat dituliskan menjadi:

Pnet = Pgross Eo kW
Daya kotor adalah head kotor (Hgross) yang dikalikan dengan debit air (Q) dan juga
dikalikan dengan sebuah faktor g, dimana g = 9,8 m/s2, sehingga persamaan dasar dari
pembangkit listrik adalah :

Pnet = g Hgross Q Eo kW
dengan head dalam meter, dan debit air dalam meter kubik per detik dan nilai
Eomerupakan fungsi dari konstruksi sipil, penstock, turbin, generator, sistem kontrol,

jaringan, dan trafo dan dapat dinyatakan secara matematis sebagai perkalian dari
E(konstruksi sipil) E(penstock) E(turbin)Nilai tipikal dari parameter tersebut
diberikan pada tablel 1.
Tabel 1. Nilai tipikal parameter Eo
Parameter
Nilai
Keterangan
E(konstruksi
1.0 - (panjang saluran
sipil)
0.002 ~ 0.005)/ Hgross
E(penstock)
0.90 ~ 0.95
tergantung pada panjangnya
E(turbin)
0.70 ~ 0.85
tergantung pada tipe turbin
E(generator)
0.80 ~ 0.95
tergantung pada kapasistas
generator
E(sistem
0.97
kontrol)
E(jaringan)
0.90 ~ 0.98
tergantung pada panjang
jaringan
E(trafo)
0.98

E(konstruksi sipil) dan E(penstock) adalah yang biasa diperhitungkan sebagaiHead


Loss (Hloss). Dalam kasus ini, persamaan diatas diubah menjadi :

Pnet= g (Hgross-Hloss) Q (Eo E(konstruksi sipil) E(penstock ) kW


Persamaan sederhana ini menjadi inti dari semua desain pekerjaan pembangkit listrik.
Mekanisme konversi energi dalam PLMH diberikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Efisiensi energi dalam PLMH

3.2 Kontruksi PLTMH

PLMH mempunyai beberapa bagian penting yang mendukung kemampuan kerjanya.


Subsistem PLMH adalah sebagai berikut :
Saluran Pemasukan (Intake)
Terletak di bawah torn air.
Saluran Pembawa (Headrace)
Saluran ini berfungsi membawa air dari saluran pemasukan (Intake) kearah pipa pesat.
Pipa Pesat (Penstock)
Pipa ini berguna untuk membawa air jatuh ke arah mesin Turbin. Di samping itu, pipa
pesat juga mempertahankan tekanan air jatuh sehingga energi di dalam gerakan air tidak
terbuang. Air di dalam pipa pesat tidak boleh bocor karena mengakibatkan hilangnya
tekanan air.
Rumah Pembangkit (Power House)

Bagian ini berfungsi sebagai rumah tempat semua peralatan mekanik dan elektrik PLMH.
Peralatan mekanik seperti Turbin dan Generator berada dalam Rumah Pembangkit, dan
juga kontroler.
Mesin PLTMH atau Turbin
Subsistem ini berfungsi mengubah energi air menjadi energi mekanik berupa tenaga
putar/gerak. Turbin termasuk alat mekanik. Turbin dengan bantuan sabuk pemutar
memutar Generator (dinamo besar penghasil listrik) untuk mengubah tenaga putar/ gerak
menjadi listrik. Generator termasuk alat mekanik.
Panel atau Peralatan Pengontrol Listrik
Peralatan ini biasanya berbentuk kotak yang ditempel di dinding. Berisi peralatan
elektronik untuk mengatur listrik yang dihasilkan Generator. Panel termasuk alat elektrik.

Jaringan Kabel Listrik


Bagian ini berfungsi menyalurkan listrik dari rumah pembangkit ke pemakai.
3. 3 Pemilihan Turbin
Turbin air berperan untuk mengubah energi air (energi potensial, tekanan dan
energi kinetik) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Putaran poros turbin
ini akan diubah oleh generator menjadi energi listrik.
Prinsi kerja Turbin Impuls
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar dari
nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur
sudu, arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impuls).
Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena
aliran air yang keluar dari nosel tekanannya sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya.
Semua energi tinggi, tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah
menjadi energi kecepatan.
Turbin yang kita gunakan adalah tipe turbin impuls Low head power
plant. Tujuannya memfokuskan ketika air menghantam dan memutarkan turbin, selain
itu air yang tersisa pada sendok turbin dapat memberi beban pada turbin untuk membantu
putaran tersebut semakin kencang, dapat diliahat pada gambar 3 dibawah ini.

Gambar 3.
4. Cara Kerja
4.1 Prinsip kerja Mikro hidro
Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan
ketinggian tertentu. Energi tersebut dimanfaatkan untuk memutar turbin yang

1.
2.
3.
4.
5.

6.

dihubungkan dengan generator listrik. Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air


yang tidak terlalu tinggi, misalnya dengan ketingian air 2,5 m bisa dihasilkan listrik 400
W. Potensi pemanfaatan mikrohidro secara nasional diperkirakan mencapai 7.500 MW,
sedangkan yang dimanfaatkan saat ini baru sekitar 600 MW.
Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan
generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dengan ketinggian
tertentu menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah instalasi, air tersebut akan
menumbuk turbin dimana turbin akan menerima energi air tersebut dan mengubahnya
menjadi energi mekanik berupa berputarnya poros turbin. Poros yang berputar tersebut
kemudian ditransmisikan ke generator dengan mengunakan kopling. Dari generator akan
dihasilkan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik, sebelum dialirkan
ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah secara ringkas proses
Mikrohidro merubah energi aliran dan ketinggian air menjadi energi listrik.
4.2 Langkah kerja
Langkah pertama terlebih dahulu mengisi air pada torn air, dan tutup dengan rapat agar
kedap udara.
Setelah terisi penuh buka valve pada pipa penyalur, tujuannya untuk mengatur laju air
yang akan memutar turbin mini.
Turbin mini tersebut berputar, dan merubah energi air (energi potensial, tekanan dan
energi kinetik) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
Setelah air memutar turbin, lalu ditampung pada torn penampungan, tujuannya agar air
tersebut dapat bersirkulasi.
Pompa akan menyedot air yang ada di torn penampungan menuju torn air yang letaknya
berada di atas. Pompa tesebut dapat bekerja karena memanfaatkan putaran yang terjadi
pada turbin, tantunya dengan perbandingan puli tujuanya meringankan kerja turbin agar
tetap berputar.
Sistem cara kerja PLTMH ini adalah pemanfaatan sirkulasi air, tujuan sirkulasi adalah
penghematan air dan energi.

5. Hasil Kerja
5.1 Daya yang dihasilkan pada Mikro Hidro
Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada besarnya
head dan debit air. Dalam hubungan dengan reservoir air maka head adalah beda
ketinggian antara muka air pada reservoir dengan muka air keluar dari kincir air/turbin
air. Total energi yang tersedia dari suatu reservoir air adalah merupakan energi potensial
air yaitu :
E = m.g.h

dimana,
m = massa air (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = head/ketinggian air (m)
Daya tiap satuan waktu (E/t), sehingga persamaan merupakan energi diatas dapat
dinyatakan sebagai:
P = E/t = (m/t)gh
Karena (m/t) = Q maka,
P = Qgh
dimana,
P = daya (watt)
= massa jenis air (kg/m3)
Q = debit air (m3/s)
5.2 Pemanfaatan Energi
1. Energi listrik yang dihasilkan cukup untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari.
2. Dan energi yang dihasilkan dapat disimpan pada baterai/accu, untuk kapasitas kecil.
3. Membantu masyarakat untuk mandiri dalam hal ini.
5.3 Hasil Analisis
Hasil yang diinginkan pada pembahasan ini adalah 400 W dengan ketinggian torn
adalah 2,5 m.

P = Qgh
Dimana :
P = daya (watt)
= massa jenis air (kg/m3)
Q = debit air (m3/s)
h = ketinggian (m)
g = gravitasi (m/s2)
Dik :

P = 400 W
= 1000 kg/m3
g = 9,81 m/s2
h = 2,5 m
Dit : Q ?
Jawab
P = Qgh
Q = P/(gh)
= 400/(1000 . 9,81 . 2,5)
= 0,01631 m3/s
Jadi untuk menghasilkan 400 W debit air yang dibutuhkan adalah
0,01631 m3/s.

6. Kesimpulan
Tidak memerlukan bahan bakar dan sedikit perawatan, sehingga biaya untuk menjalankan
PLTMH ini rendah, dan pada banyak kasus, membawa keuntungan bagi ekonomi lokal.
Merupakan teknologi yang tahan lama dan kokoh.
Pembuatannya relatif mudah, sehingga dapat dibuat oleh setiap orang.
Hasil yang didapat adalah 400 W dan itu sesuai dengan yang diinginkan, jadi dengan
ketinggian hanya mencapai 2,5 m terbukti bahwa PLTMH ini dapat menghasilkan daya
400 W.

Daftar Pustaka
Arismunandar , W. 1997. Penggerak Mula : Turbin. Penerbit ITB : Bandung
Keller, S.: Triebwasserweg und spezifische Probleme von Hochdruckanlagen. In:
Kleinwasserkraftwerke, Projektierung und Entwurf Published by Prof. Dr. S. Radler,
University for Soil Culture, Intitute for Water Management, Vienna, 1981.
DESDM. 2005. Blue Print Kebijakan Pengelolaan Energi Nasional 2005 2025.
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia.
Susandi, A. 2005. Pengembangan Energi Rendah Emisi untuk Mitigasi Perubahan Iklim
Global.

You might also like