You are on page 1of 8

MAKALAH

PERKULIAHAN PANCASILA TENTANG


KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT BERAGAMA DIINDONESIA
Nama : Catriana Mega Septia
NIM : 11.01.2967
PROGRAM STUDI D3 TI
TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM
YOGYAKARTA
Nama Dosen : Irton, SE., M. Si

Abstraction
The harmony of member of member by religious is yearn of every people. All of member by religious
want harmonious and peaces on the society life and citizen life all at once at doing act ofdevotion
which based by first sila, that is Ketuhanan yang Maha Esa.
Often we meet on the daily life on our circle often meet some defferent suggestion between the
member of a religius comunity with other. That often appear a disagreement with other relligion. But
on the base of Indonesian state (Pancasila) arrange that every citizen must be alive harmonius with
other religion like writeln on the first moral principle says Ketuhanan yang Maha Esa. Like what
we describe on this working paper which we give title Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama di
Indonesia.
Methode which we use in this research that is with methode or nearly historitical, sociological, and
juridical. Methode historitical is methode according the history of harmonious another relligion
betweeen the member of a relligius comunity in Indonesia. The relation between the harmonious with
other the member of a relligius comunity on this working paper with historitical like this, methode
sociological is science which studied the society, behaviour society, and behaviour social of people
with inspect behaviour of comunity which building of them and juridical is methode which studying a
problem which relation with the law on that state.
This research producted had relation with a harmonisously between the member of a relligius
comunity that is a place of a humanisious of relligion life, the happen why the humanisious of the
member of a relligius comunity is broken the broken of difference of the member of a relligius
comunity what happen difference between the member of a relligius comunity and government.

A. Latar Belakang
Sering kita jumpai dalam kehidupan sehari hari dilingkungan kita sering terjadi adanya perbedaan
pendapat antara pemeluk agama satu dengan yang lain. Hal tersebut sering menimbulkan perselisihan
antar agama. Padahal dalam landasan negara republik indonesia (pancasila) sudah diatur setiap warga
negara untuk hidup rukun antar pemeluk agama lain seperti yang tertulis dalam sila pertama yang
berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Negara indonesia akhir akhir ini sering terjadi teror, kejadian itu menimbulkan perpecahan antar
umat beragama karena teror tersebut dilakukan kebanyakan oleh umat islam kepada pemeluk agama
lain. Hal tersebut memicu permusuhan dan lebih parahnya terjadi perang antar agama. Sebenarnya
hal tersebut tidak akan terjadi jika dalam suatu negara masyarakatnya saling mengerti antara pemeluk
agama yang satu dengan yang lain dan saling menghormati.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah yang berjudul Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama di Indonesia ada beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Kenapa terjadi perpecahan kerukunan hidup antar umat beragama!
2. Bagaimana terjadinya perselisihan antara kerukunan interen umat beragama!
3. Bagaimana terjadinya perselisihan antar umat beragama dan pemerintah!
C. Pendekatan
a. Pendekatan Historis
Pendekatan historis atau sering disebut juga dengan pendekatan menurut sejarah kerukunan hidup
antar umat beragama di Indonesia. Kaitanya antara kerukunan hidup antar umat beragama dalam
makalah ini dengan kehidupan sejarah sebagai berikut.
"Rukun" dari Bahasa Arab "ruknun" artinya asas-asas atau dasar, seperti rukun Islam. Rukun dalam
arti adjektiva adalah baik atau damai. Kerukunan hidup umat beragama artinya hidup dalam suasana
damai, tidak bertengkar, walaupun berbeda agama. Kerukunan umat beragama adalah program
pemerintah meliputi semua agama, semua warga negara RI.
Pada tahun 1967 diadakan musyawarah antar umat beragama, Presiden Soeharto dalam musyawarah
tersebut menyatakan antara lain: "Pemerintah tidak akan menghalangi penyebaran suatu agama,
dengan syarat penyebaran tersebut ditujukan bagi mereka yang belum beragama di Indonesia.
Kepada semua pemuka

agama dan masyarakat agar melakukan jiwa toleransi terhadap sesama umat beragama".Pada tahun
1972 dilaksanakan dialog antar umat beragama. Dialog tersebut adalah suatu forum percakapan antar
tokoh-tokoh agama, pemuka masyarakat dan pemerintah.
b. Pendekatan Sosiologis
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti
ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang
berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak
definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang
masyarakat.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama,
dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku
sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu,
sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah
dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Kelompok tersebut mencakup keluarga,
suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, dansosial.
c. Pendekatan Yuridis
Mempelajari Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, ajaran tentang nilai-nilai budaya dan
pandangan hidup bangsa Indonesia adalah kewajiban moral seluruh warga negara Indonesia.
Pancasila yang benar dan sah (otentik) adalah yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Hal itu ditegaskan melalui Instruksi Presiden RI No.12 Tahun 1968,
tanggal 13 April 1968. Penegasan tersebut diperlukan untuk menghindari tata urutan atau rumusan
sistematik yang berbeda, yang dapat menimbulkan kerancuan pendapat tentang isi Pancasila yang
benar dan sesungguhnya.
Dalam rangka mempelajari Pancasila, Laboratorium Pancasila IKIP Malang (1986:9-14)
menyarankan dua pendekatan yang semestinya dilakukan untuk memperoleh pemahaman secara utuh
dan menyeluruh mengenai Pancasila. Pendekatan tersebut adalah pendekatan yuridis-konstitusional
dan pendekatan komprehensif.

Pendekatan yuridis-konstitusional diperlukan guna meningkatkan kesadaran akan peranan Pancasila


sebagai sumber dari segala sumber hukum, dan karenanya mengikat seluruh bangsa dan negara
Indonesia untuk melaksanakannya. Pelaksanaan Pancasila mengandaikan tumbuh dan
berkembangnya pengertian, penghayatan dan pengamalannya dalam keseharian hidup kita secara
individual maupun sosial selaku warga negara Indonesia.
D. Pembahasan
a. Wadah kerukunan kehidupan beragama.
Pada awalnya wadah tersebut diberi nama Konsultasi Antar Umat Beragama, kemudian berubah
menjadi Musyawarah Antar Umat Beragama. Ada tiga kerukunan umat beragama, yaitu sebagai
berikut:
1. Kerukunan antar umat beragama.
2. Kerukunan intern umat beragama.
3. Kerukunan umat beragama dengan pemerintah.
Usaha memelihara kesinambungan pembangunan nasional dilakukan antara lain:
1. Menumbuhkan kesadaran beragama.
2. Menumbuhkan kesadaran rasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap Pancasila dan UUD
1945.
3. Menanamkan kesadaran untuk saling memahami kepentingan agama masing-masing.
4. Mencapai masyarakat Pancasila yang agamis dan masyarakat beragama Pancasialis.
Usaha tersebut pada prinsipnya:
a. Tidak mencampuradukan aqidah dengan bukan aqidah.
b. Pertumbuhan dan kesemarakan tidak menimbulkan perbenturan.
c. Yang dirukunkan adalah warga negara yang berbeda agama, bukan aqidah dan ajaran agama.
b. Kenapa terjadi perpecahan kerukunan hidup antar umat beragama!
Terjadinya perpecahan kerukunan hidup antar umat beragama dikarenakan ada beberapa hal yang
tidak terlaksana di Indonesia ini antara lain:

a. Manusia Indonesia satu bangsa, hidup dalam satu negara, satu ideologi Pancasila. Ini sebagai titik
tolak pembangunan yang tidak tercapai didalam kehidupan masyarakat Indonesia.
b. Berbeda suku, adat dan agama saling memperkokoh persatuan ini sering terjadi perbedaan dan
perpecah belahan sehingga timbul suatu perselisihan.
c. Kerukunan menjamin stabilitas sosial sebagai syarat mutlak pembangunan tetapi dikalangan
masyarakat kita stabilitas ini tidak terlaksana di dalam pemerintahan sekarang ini sehingga antara
masyarakat kecil dan kalangan masyarakat atas saling berselisih .
d. Ketidak rukunan menimbulkan bentrok dan perang agama, mengancam kelangsungan hidup
bangsa dan negara.
e. Kebebasan beragama merupakan beban dan tanggungjawab untuk memelihara ketentraman
masyarakat tetapi di indonesia sering terjadi suatu paksaan dalam hal memeluk agama.
c. Bagaimana terjadinya perselisihan kerukunan intern umat beragama!
Terjadinya perselisihan kerukunan intern umat beragama ini karena ada dua hal yang sering
diabaikan oleh para pemeluk agama yang ada di Indonesia diantaranya sebagai berikut:
a. Pertentangan di antara pemuka agama yang bersifat pribadi jangan mengakibatkan perpecahan di
antara pengikutnya.
b. Persoalan intern umat beragama dapat diselesaikan dengan semangat kerukunan atau tenggang
rasa dan kekeluargaan.
Jika dua hal tersebut terlaksana maka kerukunan hidup intern umat beragama akan berjalan dengan
rukun dan tidak timbul perselisihan antar umat beragama yang menimbulkan teror-teror seperti yang
terjadi sekarang ini. Hal ini juga diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan sebagai
berikut:
a. Keputusan Menteri Agama No.70 tahun 1978 tentang pensyiaran agama sebagai rule of game bagi
pensyiaran dan pengembangan agama untuk menciptakan kerukunan hidup antar umat beragama.
b. Pemerintah memberi perintah pedoman dan melindungi kebebasan memeluk agama dan
melakukan ibadah menurut agamanya masing-masing.

c. Keputusan Bersama Mendagri dan Menag No.l tahun 1979 tentang tata cara pelaksanaan
pensyiaran agama dan bantuan luar negeri bagi lembaga keagamaan di Indonesia.
d. Bagaimana terjadinya perselisihan antar umat beragama dan pemerintah!
Seharusnya antara umat beragama dengan pemerintah harus saling mengisi antara satu dengan yang
lain. Tetapi di negara ini hal-hal berikut ini sering diabaikan sehingga terjadi salah paham antara
umat beragama dengan pemerintah.
a. Semua pihak menyadari kedudukannya masing-masing sebagai komponen orde baru dalam
menegakkan kehidupan berbangsa dan bernegara.
b. Antara pemerintah dengan umat beragama ditemukan apa yang saling diharapkan untuk
dilaksanakan.
c. Pemerintah mengharapkan tiga prioritas, umat beragama, diharapkan partisipasi aktif dan positif
dalam:
1) Pemantapan ideologi Pancasila;
2) Pemantapan stabilitas dan ketahanan nasional;
3) Suksesnya pembangunan nasional;
4) Pelaksanaan tiga kerukunan harus simultan.
Pembinaan tiga kerukunan tersebut harus simultan dan menyeluruh sebab hakikat ketiga bentuk itu
saling berkaitan.
E. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Makalah yang berjudul kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia menggunakan metode
historis, sosiologis dan yuridis. Penelitian ini menghasilkan suatu hasil yang berkaitan dengan
kerukunan hidup antar umat beragama yaitu wadah kerukunan kehidupan beragama, terjadinya
perpecahan kerukunan hidup antar umat beragama, terjadinya perselisihan kerukunan intern umat
beragama dan terjadinya perselisihan antar umat beragama dan pemerintah.
B. Saran
Penelitian ini bermaksud untuk membina kerukunan hidup antar umat yang ada di indonesia agar
dinegara ini tidak terjadi suatu perpecahan maupun perselisihan. Adapun saran yang lain semoga
berguna untuk orang lain.

REFERENSI
William D Perdue. 1986. Sociological Theory: Explanation, Paradigm, and Ideology.
Palo Alto, CA: Mayfield Publishing Company. Hlm. 20
Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Hlm.
5
James. M. Henslin, 2002. Essential of Sociology: A Down to Earth Approach Fourth
Edition. Boston: Allyn and Bacon. Hlm 10
Pitirim Sorokin. 1928. Contemporary Sociological Theories. New York: Harper. Hlm.
25
Randall Collins. 1974. Conflict Sociology: Toward an Explanatory Science. New York:
Academic Press. Hlm. 19
George Ritzer. 1992. Sociological Theory. New York: Mc Graw-Hill. Hlm. 28
Ocw.gunadarma.ac.id

You might also like