SCM/Logistics

Operation Planning

SCM Operation Planning

Senator Nur Bahagi@

Operation Planning Method

Traditional

MRP/DRP
SCM Operation Planning
Senator Nur Bahagi@

JIT

Operation Planning Cycle

Sales Target
Operation Target
Operation Schedule
Inventori

Warehouse
Operation Plan
Execution of Operation
Evaluation

SCM Operation Planning

Senator Nur Bahagi@

Transport

Operation Planning System

Input : Sales Target

Output : Operation Schedule
Method: Traditional, MRP or JIT
Performance Criteria: QCDFS

SCM Operation Planning

Senator Nur Bahagi@

Traditional
Push Method
Statistical and Optimization
Partial Approach
Flexible

SCM Operation Planning

Senator Nur Bahagi@

JIT
Pull Method
Time Phasing
Elimination Waste Approach
Integrated Approach
Cultural Based

SCM Operation Planning

Senator Nur Bahagi@

JIT Philosophy

Elimination
of Waste

Respect for
People

Continuous
Improvement

SCM Operation Planning

Senator Nur Bahagi@

Focus on
Customer

Perencanaan Operasi JIT

Permintaan

Redam Ketidak
Pastian

Rencana Operasi
Tahunan
Rencana Operasi
Kwartalan
Rencana Operasi
Bulanan
Rencana Operasi
Mingguan/Harian
Cycle Time

Smoothing

MRP/DRP
Pull Method
Time Phasing
Logical Approach
Integrated Approach
Information Based
SCM Operation Planning
Senator Nur Bahagi@

Manufacturing
ManufacturingResource
Resource Planning
Planning
(MRP)
(MRP)
Basic Philosophy

Dinamic Change

Optimasi

Certainty
MRP I : Material
MRP II : Manufacturing

MRP
Diperlukan untuk pengelolaan barang yang
sifatnya saling bergantung (dependent).
MPR tidak saja merupakan sistem
pengendalian material tetapi juga merupakan
sistem produksi dalam artian yang lebih luas.
Berupa mekanisme yang secara logika sangat
mudah tapi membutuhkan persyaratan sistem
informasi yang baik.

(Computer Oriented Approach)

SCM Operation Planning
Senator Nur Bahagi@

MRP System

Input
JIP
Product Structure
Inv. Status
Schedule

Mechanism

Out-Put

Netting
Lotting
Offsetting

POR Material
POR Process
Revised

Exploding

Cancel Order

SCM Operation Planning

Senator Nur Bahagi@

Keluaran Dan Masukan PKM

Komponen

JIP

input
Status
Persediaa
n

Struktur
Produk

Proses

PKM
Output

Proses PKM
Netting
Lotting
Offsetting
Exploding

Rencana
Rencana
Pembelian
Pembelian

Penjadualan
Penjadualan
ulang
ulang

Pembatalan
Pembatalan
Pesanan
Pesanan

Rencana
Rencana
Proses
Proses

Ya
Tidak

Proses PKM
Masukan PKM
JIP

Ada
Perubahan
?

Struktur Produk
Status Persediaan

Netting
Perhitungan
Kebutuhan Bersih

Exploding

Tidak
Pelaksanaan
PKM

Ya

Level
terakhir
?

Lotting
Penentuan
Ukuran Pemasaran

Offsetting
Penentuan waktu
pemesanan barang

Netting
Perioda

Asal

Keb. Kotor

50

75

90

100

35

100

Inv.On
Order
Persediaan
(on
Keb.
hand)
Bersih
Ren. Pesan

120

85

10

-80 -180 -215 -315

80

100

35

100

80

100

35

100

15

Lotting
Fix Order Quantity

Economic Order Quantity

Lot for Lot
Fix Period Requirement
Last Unit Cost
Part Period Balancing
Wagner Within Method

Exploding
Produk A1

Perioda
Kebutuhan Kotor
Inv. On Order
Persediaan (On hand)
Keb. Bersih
Ren. Pesan

Produk A2

Perioda
Kebutuhan Kotor
Inv. On Order
Persediaan (On hand)
Keb. Bersih
Ren. Pesan

Asal

50

Asal

100
-

1
100
150
30

2
80
70
35

3
100
130
30
100

4
35
-65
35
100

5
100
-165
100
-

6
-165
-

1
100
-

2
160
100
40
160

3
200
-160
160
70

4
70
-230
70
200

5
200
-430
200
-

6
-430
100
-

SCM Operation Planning

Senator Nur Bahagi@

DRP
Digunakan untuk merencanakan aliran produk dari
pabrik ke konsumen
Input:
Permintaan Konsumen
Struktur Saluran Distribusi
Status Inventori

Out Put:
Rencana Pasokan
POR

Proses:

Netting
Lotting
Offsetting
Merging

SCM Operation Planning

Senator Nur Bahagi@

Keluaran Dan Masukan DRP

Permintaan

input
Status

Struktur

Persediaan

Distribusi

Proses

DRP
Output

Proses DRP
Netting
Lotting
Offsetting
Merging

Rencana
Rencana
Pasokan
Pasokan

Penjadualan
Penjadualan
ulang
ulang

Pembatalan
Pembatalan
Pesanan
Pesanan

Rencana
Rencana
Pesan
Pesan

Proses DRP
Ya
Tidak

Masukan DRP
Permintaan

Ada
Perubahan
?

Struktur Distribusi
Status Persediaan

Netting
Perhitungan
Kebutuhan Bersih

Merging

Tidak
Pelaksanaan
DRP

Ya

Pemasok
Akhir
?

Lotting
Penentuan
Ukuran Pemasaran

Offsetting
Penentuan waktu
pemesanan barang

Contoh
Saluran
Distribusi

Demand:

A 100 unit/perioda
B 200 unit/perioda

C 150 unit/perioda
D 250 unit/perioda

Status Inventori

IOH
IOO
Lead Time

A
150
100

B
300
200

C
250
150

D
300
250

G1
100
300

G2
500
400

SCM Operation Planning

Senator Nur Bahagi@

P
500
- (datang pada periode 2)
1

Agen A
Gross Demand
IOO
IOH
Net Requirement
POR

Agen B
Gross Demand
IOO
IOH
Net Requirement
POR

Gudang G1
Gross Demand
IOO
IOH
Net Requirement
POR

1
100

150

50
50

1
200

300

100
-

1
50

100

50
150

2
100
100
50
100

3
100

4
100

5
100

6
100

-50
50
100

-150
100
100

-250
100

-350
100

2
200
200
100
100

3
200

4
200

5
200

6
200

-100
100
200

-300
200
200

-500
200
200

-700
200

3
300

4
300

5
200

6
300*

-150
150
200

-450
300
300

-650
200

-950
300

2
200
300
150
300

SCM Operation Planning

Senator Nur Bahagi@

Agen C
Gross Demand
IOO
IOH
Net Requirement
POR

Agen D
Gross Demand
IOO
IOH
Net Requirement
POR

Gudang G2
Gross Demand
IOO
IOH
Net Requirement
POR

1
150

250

100
50

1
250

300

50
-

1
50

500

450
-

2
150
150
100
150

3
150

4
150

5
150

6
150

-50
50
150

-200
150
150

-350
150

-500
150

2
250
250
50
50

3
250

4
250

5
250

6
250

-200
50
250

-450
250
250

-700
250
250

-950
250

3
400

4
400

5
250

6
500*

250
250

-150
150
500

-400
250

-900
500

2
200
400
650
150

SCM Operation Planning

Senator Nur Bahagi@

Pabrik
Gross Demand
IOO
IOH
Net Requirement
POR

1
150

2
450

3
450

4
800

5
500*

6
500*

500

350
150

-150
150
450

-600
450
800

-1400
800
500

-1900
500
500

-2400
500

SCM Operation Planning

Senator Nur Bahagi@