You are on page 1of 11

PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE

DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM) DAN METODE PRICE TO BOOK VALUE


RATIO (PBV RATIO) PADA SEKTOR PERBANKAN YANG TERMASUK SAHAM
LQ45 DI BEI
Ermia Fayana
Singgih Jatmiko
Email: mia.fayana@yahoo.com
Undergreduated Program, Economy Faculty, 2012
Gunadarma University

ABSTRACT
Key words: Assessment reasonable price stock, Discont Dividend Model, Price to Book Value
Ratio, investment.

This study aimed to analyze the level of stock price reasonableness when calculated
by the method of Dividend Discount Model (DDM) and the method of Price to Book Value
Ratio (PBV ratio) and then analyze whether there is a significant difference between the
results of calculation of fair share by both methods and compare the differences in results
calculation of both methods to the stock market price.
Object of this study is the banking sector companies listed in the stock LQ45 PT BNI,
PT Bank Mandiri and PT Bank DANAMON. The data used in the form of secondary data and
data that the financial statements of the company as a cash dividend. The research method
using Dividend Discount Model (DDM) and Price to Book Value Ratio (PBV ratio) as the
basis for analysis. Undervalued Stocks in a state if the intrinsic value of the stock is greater
than the market price, while the stock is in a state of Overvalued when the intrinsic value of
shares is less than the market price.
The results were a significant difference to the calculation of fair price using two
methods of research. Determined by using the DDM in a state Overvalued stocks.
Meanwhile, by using the PBV ratio Undervalued stocks are in condition. In this study the
PBV ratio better method to use based on the results of the analysis.

PENDAHULUAN
Pasar modal memiliki peranan penting guna menciptakan sebuah perekonomian yang
baik serta sebagai alternatif penghimpun dana selain sistem perbankan. Dalam pasar modal
tersedia dana dari masyarakat (investor) yang bermanfaat bagi perusahaan yang membutuhkan
dana dengan cepat tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Bagi
investor sendiri tentunya mengharapkan sebuah imbalan dari dana yang ditanamkan pada
perusahaan, imbalan yang diharapkan yaitu berupa capital gain dan dividen.
Salah satu bentuk investasi pada saat ini diantaranya dalam bentuk saham, dalam
investasi tersebut kita mengharapkan akan memperoleh keuntungan. Saham dapat didefinisikan
sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas. Dibutuhkan suatu analisis yang relevan agar investor tidak salah dalam
mengambil keputusan karna hal tersebut akan sangat merugikan. Metode Dividend Discount
Model (DDM) dan Metode Price to Book Value Ratio (PBVratio) adalah alat analisis untuk
menghitung harga wajar saham biasa, maka dengan adanya metode tersebut akan sangat berguna
bagi investor untuk meminimalisir risiko yang terjadi.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pasar Modal
Undang-Undang Pasar modal No. 15 tahun 1952 mendefinisikan pasar modal adalah
bursa bursa perdagangan di Indonesia yang didirikan untuk perdagangan uang dan efek,
termasuk semua pelelangan efek efek.
Menurut Fahmi dan Hadi (2009) Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak
khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bound) dengan tujuan dari hasil
penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat
dana perusahaan.
Saham
Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa
besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Menurut Darmawan (2006) mendefinisikan saham sebagai bukti kepemilikan atas suatu
perseroan, yang berarti juga klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.
Menurut Widoatmodjo (1996) secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda
penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.

Indeks LQ45
Indeks LQ45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan
memiliki nilai kapitalisasi yang besar. Hal itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ45
menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan
setiap enam bulan pada bulan Februari-Juli dan Agustus - Januari.
Valuasi Saham Biasa
Sebagaimana yang diketahui saham terdari dari dua jenis yaitu saham biasa dan saham
preferen, karena sifat dividennya berbeda maka cara menilai harga wajarnya pun berbeda. Salah
satu metode untuk menghitung harga wajar saham biasa diantaranya adalah dengan metode
Dividend Discount Model (DDM) dan metode Price to Book Value Ratio (PBVratio).
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah bursa
saham di Jakarta, Indonesia. Bursa Efek Jakarta merupakan salah satu bursa tempat dimana
orang memperjualbelikan efek di Indonesia. Pada 1 Desember 2007 Bursa Efek Jakarta
dan Bursa Efek Surabaya melakukan pengabungan usaha yang secara efektif mulai beroperasi
pada 1 Desember 2007 dengan nama baru Bursa Efek Indonesia (http://
http://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Jakarta).
Data Yang Digunakan
Data yang di ambil untuk penelitian ini adalah pada perusahaan jasa keuangan sektor
perbankan yang termasuk saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan terdaftar dalam dua
periode berturut-turut yaitu Februari-Juli dan Agustus-Januari pada tahun 2009-2011 yang
melakukan pembayaran dividen secara final atau tunai dan memenuhi kriteria-kriteria yang
ditetapkan oleh penulis. Adapun ketiga perusahaan tersebut adalah. PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Teknik Pengumpulan Data
Pertama Studi Pustaka yaitu Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara
study literature yaitu membaca, mengumpulkan dan menyusun referensi yang berhubungan serta
relevan dengan materi penelitian. Kedua Download yaitu Melakukan pengumpulan data berupa
laporan keuangan, dan kajian pustaka serta teori-teori lain yang dibutuhkan dengan cara
mengunjungi berbagai dari situs internet lalu mengunduh data yang diperlukan.
Alat Analisis yang Digunakan
Dividend Discount Model (DDM)
Pada penelitian ini akan digunakan constant growth model (model dividen bertumbuh
konstan) dan time horizon (jangka waktu berinvestasi pada saham) tak terhingga, dengan asumsi
perusahaan telah menempuh siklus pendewasaan (mature) dalam usahanya. Adapun untuk
mendapatkan nilai k digunakan dengan pendekatan CAPM.

Tabel 1
Rumus Dividend Discount Model (DDM)
D1
P0 =

D0 (1+g)
=

kg

k - g

Dimana :
P0 = Harga wajar saham
D1= Dividen yang diharapkan
D0= Dividend yang dibayarkan
k = Tingkat keuntungan yang diharapkan
g = Tingkat pertumbuhan dividen perusahaan
Price to Book Value Ratio (PBV ratio)
Dalam perhitungannya pertama kali adalah mencari book value per share setelah
itu kita baru dapat menghitung harga wajar saham dengan PBV ratio. Mengetahui saham
tersebut undervalued atau overvalued yaitu dengan membandingkan PBV ratio suatu
saham dengan rata-rata PBV ratio perusahaan sejenis di industri yang sama.
Tabel 2
Rumus Book Value per Share
Total Ekuitas
Book Value per Share

=
Jumlah Saham Beredar

Tabel 3
Rumus Price to Book Value Ratio

Harga Pasar Saham


PVB ratio

=
Book Value per Share

Price to book value yang dalam bentuk ratio dapat dikonversi ke bentuk rupiah
agar dapat terlihat dengan jelas saat dibandingkan terhadap harga pasar, yaitu dengan
mengkalikan PBV rata-rata ratio perusahaan industri sejenis yang telah diperoleh
dengan BVS suatu saham.
Tabel 4
Konversi ke bentuk rupiah

PBV ratio rata-rata industri X BVS (Book Value per Share) saham

Hipotesis
1. Harga pasar < Perkiraan harga wajar
2. Harga pasar > Perkiraan harga wajar
3. Harga pasar = Perkiraan harga wajar

: Undervalued (Murah)
: Overvalued (Mahal)
: Harganya wajar

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Valuasi Dengan DDM dan PBV Ratio PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Tabel 5
Keterangan

2007

2008

2009

2010

2011

DDM (Rp)

Rp 475

Rp 300

Rp 125

Rp 1000

Rp 510

Rp 1.970

Rp 680

Rp 1.980

Rp 3.875

Rp 3.800

Harga Pasar
Valuasi Saham

Overvalued

Overvalued

Overvalued

Overvalued

Overvalued

PBV (Rp)

Rp 4.894

Rp 1.919

Rp 3.608

Rp 5.985

Rp 5.754

Harga Pasar

Rp 1.970

Rp 680

Rp 1.980

Rp 3.875

Rp 3.800

Undervalued

Undervalued

Undervalued

Undervalued

Undervalued

Valuasi Saham

Hasil Valuasi Dengan DDM dan PBV Ratio PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Tabel 6
Keterangan

2007

2008

2009

2010

2011

DDM (Rp)

Rp 1.608

Rp 1.655

Rp 1.521

Rp 1.055

Rp 3.433

Harga Pasar

Rp 8.000

Rp 3.100

Rp 4.550

Rp 5.700

Rp 4.100

Overvalued

Overvalued

Overvalued

Overvalued

Overvalued

PBV (Rp)

Rp 9.167

Rp 3.982

Rp 5.423

Rp 6.088

Rp 6.370

Harga Pasar

Rp 8.000

Rp 3.100

Rp 4.550

Rp 5.700

Rp 4.100

Undervalued

Undervalued

Undervalued

Undervalued

Undervalued

Valuasi Saham

Valuasi Saham

Hasil Valuasi Dengan DDM dan PBV Ratio PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Tabel 7
Keterangan

2007

2008

2009

2010

2011

DDM (Rp)

Rp 106

Rp 586

Rp 1.215

Rp 1.130

Rp 480

Harga Pasar

Rp 3.500

Rp 2.025

Rp 4.700

Rp 6.500

Rp 6.750

Overvalued

Overvalued

Overvalued

Overvalued

Overvalued

PBV (Rp)

Rp 6.002

Rp 2.772

Rp 4.821

Rp 6.566

Rp 7.414

Harga Pasar

Rp 3.500

Rp 2.025

Rp 4.700

Rp 6.500

Rp 6.750

Undervalued

Undervalued

Undervalued

Undervalued

Undervalued

Valuasi Saham

Valuasi Saham

Hasil Perhitungan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank


Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Danamon

Tabel 8
Indeks DDM dengan Harga Pasar
DDM

Harga Pasar

Ket

2007

2008

2009

2010

2011

2007

2008

2009

2010

2011

BBNI

475

300

125

1000

510

1.970

680

1.980 3.875 3.800

BDMN 1.608 1.655 1.521 1.055 3.433

8.000

3.100 4.550 5.700 4.100

BMRI

106

586

3.500

2.025 4.700 6.500 6.750

RataRata

729

847

4,490

1,935 3,743 5,358 4,883

1.215 1.130
953

480

1,061 1,474

Tabel 9
Indeks PBV ratio dengan Harga Pasar
PBV
Ket

2011

2007

2008

2009

4.894 1.919 3.608 5.985 5.754

1.970

680

1.980 3.875 3.800

BDMN 9.167 3.982 5.423 6.088 6.370

8.000

3.100 4.550 5.700 4.100

BMRI

6.002 2.772 4.821 6.566 7.414

3.500

2.025 4.700 6.500 6.750

RataRata

6,687 2,891 4,617 6,213 6,512

4,490

1,935 3,743 5,358 4,883

BBNI

2007

2008

2009

Harga Pasar
2010

2010

2011

Tabel 10
Indeks Hasil Valuasi Seluruh Perusahaan
Keterangan

2007

2008

2009

2010

2011

DDM (Rp)

729

847

953

1,061

1,474

Harga Pasar

4,490

1,935

3,743

5,358

4,883

Valuasi
Saham

Overvalued

Overvalued

Overvalued

Overvalued

Overvalued

Selisih

-3,761

-1,088

-2,790

-4,297

-3,409

-515%

-128%

-292%

-404%

-231%

Score

PBV (Rp)

6,687

2,891

4,617

6,213

6,512

Harga Pasar

4,490

1,935

3,743

5,358

4,883

Valuasi
Saham

Undervalued

Undervalued

Undervalued

Undervalued

Undervalued

Selisih

2,197

956

874

855

1,629

32%

33%

18%

13%

25%

Score

Gambar 4.6
Grafik harga pasar, DDM dan PBV ratio seluruh perusahaan

8000
6000
DDM (Rp)

4000

Harga Pasar (Rp)

2000

PBV (Rp)

0
2007

2008

2009

2010

2011

Analisis :
Pergerakan pola saham diberikan score 0 untuk pola saham yang tidak terjadi perubahan
pada hasil valuasi atau nilai presentase dan pemberian score 1 untuk pola saham yang terjadi
perubahan pada hasil valuasi atau nilai presentase.
Berdasarkan tabel 4.35 dan gambar 4.6 hasil valuasi dari ketiga perusahaan pada tahun
2007 - 2011 menunjukan keadaan Overvalued pada metode valuasi DDM dengan garis harga
wajar menunjukan pergerakan yang sangat jauh dari harga pasar. Score 0 diberikan pada tahun
2008, 2009 dan 2011 hal tersebut karena tidak adanya perubahan pada hasil valuasi atau pun
presentase yang terjadi. Score 1 diberikan pada tahun 2007 dan 2010 karena adanya perubahan
pada persentase.
Penilaian harga wajar saham dengan metode PBV ratio pada tahun 2007 2011 adalah
Undervalue dimana pergerakan garis harga wajar pada grafik 4.6 terlihat hampir sama mengikuti
harga pasarnya. Pergerakan pola saham pada tahun 2007, 2010 dan 2011 memiliki score 0
sedangkan pada tahun 2008 dan 2009 memiliki score 1 hal tersebut dikarenakan adanya
perubahan presentase yang berkurang atau menjauh.
Berdasarkan hasil valuasi dengan kedua metode tersebut diperoleh perkiraan harga wajar
saham yang mana diketahui metode PBV ratio lebih baik untuk digunakan pada perusahaan
perbankan karena metode PBV ratio lebih fleksibel yaitu tanpa memandang adanya arus kas
seperti metode DDM. Menurut Tambunan (2007) PBV ratio adalah rasio perbandingan antara
harga pasar saham dan nilai buku per saham. Dalam hal ini nilai buku per saham didapat melalui
pembagian antara total modal dan jumlah lembar saham beredar. Sedangkan untuk penilaian
harga wajar saham dengan metode DDM, Menurut Wira (2011) Dividend Discount Model
Secara teori dapat dikatakan bahwa nilai suatu perusahaan (harga sahamnya) adalah akumulasi
seluruh uang yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen sepanjang
perusahaan berdiri, kemudian didiskontokan pada tingkat tertentu. Sangat jelas bahwa metode
DDM bergantung dari arus kas yang dibagikan yaitu dividen. Apabila dividen yang dibagikan
rendah hal tersebut akan berpengaruh pada perhitungan harga wajar saham. Metode PBV ratio
lebih fleksibel untuk digunakan karena tanpa memandang adanya arus kas.

PENUTUP
Kesimpulan
Dalam penelitian ini metode valuasi DDM dan PBV ratio memiliki hasil yang
berbanding terbalik, dimana pada tahun 2007 - 2011 metode DDM menunjukan keadaan
Overvalued sedangkan metode PBV ratio menunjukan keadaan Undervalued. Dari hasil
perhitungan yang diperleh maupun gambar grafik yang terlihat metode DDM memiliki rentang
harga wajar yang cukup jauh dengan harga pasar sedangkan metode PBV ratio memiliki rentang
yang lebih dekat dan pola pergerakan harga wajar sahamnya hampir mengikuti harga pasar.
Pola pergerakan harga wajar saham secara teoritis berdasarkan hukum permintaan dan
penawaran adalah apabila pada tahun sekarang saham berada dalam keadaan Overvalued, Maka
pada tahun berikutnya akan berada dalam keadaan Undervalued. Pada kenyataannya tidak selalu

demikian karna banyak faktor diluar fundamental perusaahaan yang memengaruhi. Seperti
pergerakan saham IHSG, keadaan sosial, keamanan dan ekonomi dalam maupun luar negeri.
Suatu penilaian harga wajar saham umumnya selalu berbeda dengan harga pasar, namun
jika perbedaannya tidak memilki rentang yang terlampau jauh kita dapat mempertimbangkan
untuk menjual atau membeli saham tersebut.
Metode valuasi DDM dapat digunakan apabila perusahaan yang sahamnya akan dibeli
membayar dividen secara tunai pada tiap tahun serta memiliki tingkat pertumbuhan yang
cenderung stabil, sedangkan metode valuasi PBV ratio tidak memiliki kriteria secara khusus
sehingga lebih mudah digunakan untuk metode valuasi pada perusahaan apapun, selain itu
dengan metode PBV ratio kita dapat mengetahui nilai buku perusahaan tersebut.
Keputusan membeli atau menjual saham dalam keadaan Overvalued
maupun
Undervalued seluruhnya berada dalam kehendak investor yang tentunya terdapat pertimbangan
tersendiri. Dalam perkiraan harga wajar saham pada penelitian ini metode PBV ratio lebih baik
untuk digunakan.
Keterbatasan Penelitian
Metode DDM sangat tergantung dari dividen yang dibagikan serta tingkat pertumbuhan
perusahaan yang cenderung stabil.
Saran
Pada penelitian selanjutkan sebaiknya menggunakan metode valuasi lain yang tidak
hanya membandingkan antara metode DDM dan metode PBV ratio. Sesungguhnya terdapat
banyak sekali metode valuasi saham yang dapat digunakan, misalnya dengan melihat dari sisi
earning per share yaitu metode PER yang diasumsikan untuk tahun yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Darmadji, Tjiptono dan Fakhrudin, Hendy M. 2006. PASAR MODAL DI INDONESIA. Jakarta:
Salemba Empat.
Darmawan Indra. 2006. Kamus Istilah Ekonomi Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
D. Susilo, Bambang. 2009. Pasar Modal Mekanisme Perdagangan Sham, Analisis Sekuritas, dan
Strategi Investasi Di Bursa Efek Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Fahmi Irham dan Hadi Yovi Lavianti. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Bandung:
Alfabeta
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Harianja, Margareth. 2007. Penilaian Kewajaran Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk.
Skripsi Manajemen, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Husnan Suad. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.

Hutapea, Ganda dan Sidabuntar, Evi. 2011. Analisis Harga Wajar Penawaran Umum Saham
Perdana PT Krakatau Steel (persero) Tbk, Jurnal Ekonomi, Vol. XXI, No.2 : 169-184.
Munawir S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Putra, I Putu Darma. 2009. Analisis Valuasi Saham Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT
Gudang Garam Tbk, Dan PT Unilever Tbk. Jurnal Akuntansi, Universitas Gunadarma,
Jakarta.
Renaldy. 2011. Penilaian Harga Wajar Saham Dengan Menggunakan Metode Dividend
Discount Model Untuk Pengambilan Keputusan Dalam Berinvestasi Saham Di Bursa
Efek Indonesia ( Studi kasus pada saham LQ45). Skripsi Akuntansi, Universitas
Gunadarma, Jakarta.
Simamora, Triyanti Fabrina. 2009. Penilaian Kewajaran Harga Saham Dengan Pendekatan
Analisis Fundamental Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Skripsi Manajemen, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius.
Tambunan, Andy Porman. 2007. Menilai Harga Wajar Saham. Jakarta : Elex Media
Komputindo.
Widoatmodjo, Sawidji. 1996. Cara Sehat Investasi Di Pasar Modal. Jakarta: Jurnalindo Akasara
Grafika.
Widodo, Eko dan Miswanto. 1998. Manajemen Keuangan 1, Jakarta: Universitas Gunadarma.
Wira Desmond. 2011. Analisis Fundamental Saham, Jakarta: Exceed.
Wijaya Toni. 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, Yogyakarta: Universitas Atma
Jaya Yogyakarta.
http://bi.go.id
http://e-bursa.com
http://finance.yahoo.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Jakarta
http://idx.co.id

You might also like