You are on page 1of 2

Khutbah Jum'at: Akhir Ramadhan















:
Maasyiral muslimin, jamaah sholat Jumah rahimakumullah.
Marilah kita senantiasa meningkatkan nilai ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wataala dengan
segala upaya dan usaha yang sungguh-sungguh, agar kita benar-benar menjadi bagian dari golongan
al muttaqin.
Maasyiral muslimin, rohimakumullah.
Tak terasa bulan Ramadlan tahun 1431 hampir berakhir tanpa banyak umat Islam merasa
kehilangan dan sedih, karena memang biasanya pengakuan tentang pentingnya sesuatu itu
kebanyakan baru muncul pada saat sesuatu itu telah tiada. Ketika sesuatu itu telah berpisah dari
kita, biasanya baru terasa ada perasaan kehilangan. Begitu juga halnya dengan nilai pentingnya
bulan Ramadlan. Pada saat bulan mulia ini datang, tiada yang ditonjolkan kecuali perasaan biasabiasa saja. Rasa penyesalan dan kehilangan baru muncul manakala Ramadlan telah purna.
Karena saking penting dan berharganya bulan Ramadlan ini, para malaikat, bumi dan langit
menangis ketika bulan Ramadlan akan berakhir.
.

( )





Ketika tiba akhir malam Ramadlan, langit, bumi dan malaikat menangis karena adanya musibah
yang menimpa umat Nabi Muhammad. (Sahabat) bertanya, Musibah apakah wahai Rasulullah?
Nabi menjawab, Berpisah dengan bulan Ramadlan, sebab pada bulan ini doa dikabulkan dan
shadaqah diterima.

Maasyiral muslimin, rohimakumullah.


Yang patut disayangkan ternyata sebagian besar masyarakat kita menunjukkan sikap biasa-biasa
saja bahkan masa bodoh terhadap hadirnya bulan mulia ini. Hal ini dapat terbaca dari begitu
banyaknya masyarakat yang dengan terang-terangan menampakkan keengganannya dalam
melakukan ibadah puasa. Mereka bebas makan, minum dan merokok di depan banyak orang tanpa
merasa sedikit pun merasa risih, malu dan berdosa
Nuansa bulan Ramadlan pun makin kurang maknanya oleh keragaman acara di televisi. Memang,
harus diakui dalam bulan Ramadlan sajian televisi-televisi tentang keislaman relatif meningkat
dibanding bulan-bulan biasa, tetapi hal itu bukanlah sesuatu yang menggembirakan, sebab sejatinya
program televisi itu semata-mata hanya mengejar keuntungan. Hal ini dapat dibuktikan, ketika
Ramadlan berlalu, maka berakhir pula tayangan-tayangan keislaman seperti itu. Bahkan para artis
yang pada bulan Ramadlan tampil sangat religi dengan menutup auratnya, seusai Ramadlan mereka
hampir pasti akan kembali ke habitat aslinya, tampil buka-bukaan lagi. Pemandangan seperti ini
tentu sangat menyesatkan dan membahayakan terhadap jiwa dan aqidah para generasi muda Islam.
Mereka bisa saja salah memahami bahwa ternyata ketaqwaan itu hanya ada di bulan Ramadlan saja,
orang wajib menutup aurat hanya ketika ada acara-acara keislaman, di luar itu mereka bebas
melakukan apa saja. Sebagai bagian dari umat Islam kita tentu harus berupaya untuk mencegah

agar keadaan seperti gambaran tadi yang sekarang lagi menjangkiti masyarakat secara luas ini tidak
semakin merajalela. Dan kami mengajak kepada semuanya khususnya diri saya pribadi, marilah sisa
Ramadlan yang tinggal sesaat ini betul-betul dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Maasyiral muslimin rahimakumullah.
Bagi yang dapat melaksanakan ibadah puasa dan serangkaian ibadah-ibadah lainnya di bulan ini
tentu harus bersyukur kepada Allah SWT, dengan harapan semoga serangkaian ibadah yang
dilakukan pada bulan suci ini merupakan proses untuk menjadikannya sebagai manusia yang
bertaqwa, sesuai dengan apa yang difirmankan oleh Allah SWT:


Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al Baqarah;183).
Seperti halnya tanah yang bisa bernilai harganya manakala ia telah diproses melalui sebuah
pembakaran sehingga menjadi genting atau perkakas rumah tangga lainnya. Tak ubahnya pula
dengan besi yang bisa berubah mahal harganya ketika melewati proses pembakaran sehingga
berubah menjadi mobil, motor atau produk-produk berharga lainnya. Atau sama halnya dengan ulat
berbulu yang asalnya menjijikkan, namun setelah melewati proses bertafakkur dalam kepompong
selama 36 hari dia bisa berubah menjadi kupu-kupu yang sangat menarik, berwarna-warni, terbang
kian kemari.
Maasyiral muslimin rahimakumullah.
Salah satu bentuk ekspresi syukur atas pelaksanaan ibadah di bulan Ramadlan adalah tidak
terjadinya kemandekan amal setelahnya karena memang bulan Ramadlan memiliki keterkaitan erat
dengan bulan Syawal. Hal ini bisa dibuktikan antara lain dengan anjuran menyusuli puasa
Ramadlan dengan puasa enam hari di bulan Syawal. Artinya selepas bulan Ramadlan sebisa
mungkin amal seseorang justru harus lebih ditingkatkan. Jika bulan Ramadlan merupakan bulan
pembakaran, maka bulan Syawal nanti adalah bulan peningkatan amal sebagaimana makna
harfiyahnya masing-masing.
Keterputusan amal bersamaan berlalunya bulan Ramadlan harus benar-benar dihindari. Sebaikbaiknya amal adalah amal yang sambung-menyambung, susul-menyusul dan tidak berhenti di
tengah jalan begitu menganggap selesai, hingga datang saat kematian. Allah SWT. berfirman:


Maka

apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), maka lanjutkanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan lain). (QS. Alamnashrah:7).
Rasulullah SAW bersabda:

Sebaik-baiknya amal bagi Allah SWT adalah begitu selesai (sampai tujuan) segera berangkat lagi.



.

You might also like