You are on page 1of 10

49

Program Diklat Entrepreneurship


Dr. Jamisten Situmorang
Widyaiswara P4TK BMTI Bandung, ...............................................

ABSTRACT

Coping with climate change people in Indonesia are required to possess the characteristics,
spirits, and habits of entrepreneurs, and yet to obtain such a goal, the participants are not
enough merely taught how to become entrepreneurs. The entrepreneurship training
program is selected to develop the characteristics, spirits and habits of entrepreneurs
within the personality of students. Regarding the matter, this article centers around the
question of how effective this training program to develop characteristics, spirits, and
habits of entrepreneurs. The objective of the entrepreurship training program are to
develop the characteristics, spirits and habits of entrepreneurs within the personality of the
participants. In order to achieve the goal, concept, methods, material learning and
strategies has been developped. In general, the stages of this training program include (a)
survey, namely identifying the entrepreneurship profiles of partisipants and the problems
their face, (b) the findings of the survey are used as the basis for ensuring its validity in
assessing the effectiveness of the training program in developing the characteristics, spirits
and habits of entrepreneurs within the personality of paticipants. This training program
bears both practical and theoretical implications for the development of patisipant’s
entrepreneurship. The practical implication includes the needs for arousing the intention of
the tutors to improve their performances in order to improve the quality of training, and
the needs for taking necessary measures to socialize the entrepreneurship program to
become one of the alternatives. The theoretical implication is that the effectiveness of
training may be achieved if there is a process of developing the characteristics, spirits, and
habits of entrepreneurs within the personality of the participans, and if the program is
implemented, and if it is facilitated with a series of structured measures, and if it is suited
to the needs of the participants.

Keyword: Entrepreneurship Training Programme

1. Dasar Pemikiran keuntungan dari setiap peluang yang ada.


Kondisi tersebut akan melibatkan pelaku
Menyongsong berlakunya Asia Free bisnis di Indonesia dan akan mempengaruhi
Trade Area (AFTA) dan Asia Free Labour pola, struktur ketenagakerjaan. Salah satu
Area (AFLA), di mana bangsa-bangsa di pengaruh adalah tuntutan standarisasi dan
Asia bebas dan terbuka, bersaing menjadi sertifikasi tenaga kerja. Konsekuensi lain
pelaku usaha dan berusaha mengambil akan mengakibatkan peluang kerja
50 DiSainTek Vol. 01, No. 01 Desember 2007

Indonesia semakin kecil karena pakaian di sungai di depan rumah yang telah
diperebutkan oleh tenaga kerja asing. menggunakan satelit. Negara menghadirkan
Terjadi kesenjangan antara tenaga kerja kasar (blue-collar jobs)
masyarakat miskin dan kaya, yang kaya sementara anak-anak muda di negeri
semakin kaya, sementara yang miskin sulit tersebut mencari pelatihan profesional yang
bergerak dari kemiskinan, tidak mampu tidak ada di masyarakat tersebut. Investasi
mengakses pendidikan yang layak. Ada dalam pendidikan kejuruan sering tidak
sejumlah anggota masyarakat yang realistis, banyak peserta sekolah kejuruan
dimarginalisasi (Avis, 1997; King, 1993). Di drop out atau selesai pendidikan menjadi
beberapa negara, penghasilan pekerja pengganggur alias tidak produktif.
wanita jauh lebih kecil bila dibandingkan Globalisasi ekonomi telah
dengan laki-laki, Itu sebabnya sering menimbulkan perpindahan pembuatan
diekspresikan dalam masyarakat tertentu produk dan pelayanan baru yang dikenal
agar mendapatkan persamaan hak untuk dengan istilah no boundaries (tanpa batas)
bekerja dan persamaan hak dalam yang menimbulkan budaya baru, yang
penghasilan di negara berkembang (Jackson, berbeda dengan budaya tradisional. Tidak
1989). jarang terjadi, perubahan yang muncul
Di beberapa negara, prestise dan dalam masyarakat hanya karena hendak
status masuk perguruan tinggi tetap dicari mengakomodasi pendatang baru dalam
oleh peserta dan orang tua, oleh sebab itu dunia bisnis. Adaptasi terhadap ekonomi
tidak banyak orang yang mau masuk sekolah global menimbulkan perubahan yang
kejuruan, sementara di negara lain seperti signifikan dalam dunia bisnis, yang
Jerman, hal tersebut tidak terjadi (minat berdampak pada masyarakat sekitarnya.
masuk sekolah kejuruan tetap tinggi). Misalnya pertambahan wanita dalam pasar
Sekolah Kejuruan dianggap lebih rendah, kerja menyebabkan perubahan dalam
menjadi pilihan kedua, konsekuensinya interaksi gender dalam dunia kerja terutama
orang yang memiliki kemampuan tinggi peran gender dalam budaya tradisional.
cenderung memilih sekolah umum. Sekarang ini, wanita mampu menghasilkan
Sementara sistem pendidikan diarahkan uang, memiliki kebebasan ekonomi yang
menyiapkan tamatannya menjadi lebih bila dibandingkan sebelumnya, bahkan
mahapeserta akan tetapi tamatan tersebut wanita memiliki kestabilan pekerjaan bila
mayoritas cenderung menginginkan bekeja dibandingkan laki-laki dan ini merubah
setelah tamat (Heinz, Kelle, Witzel & Zinn, hubungan di antara pria dan wanita. Tentu
1998; King, 1993; Morris, 1996). saja ini bisa menimbulkan ketegangan,
Di beberapa negara terjadi paling tidak pada awal-awal
pertentangan budaya tradisional dengan apa perkembangannya di masyarakat tersebut.
yang menjadi prioritas masyarakat dunia
Internasional. Masyarakat masih mencuci
Program Diklat Entrepreneurship 51

2. Tujuan Diklat mengatakan: “Successful new ventures are


as much the result of a driving entrepreneur
Apakah entrepreneurship merupakan with an abundance of luck and timing. The
bakat yang dibawa sejak lakhir atau dapat literature suggest that, on balance, it is
ditumbuhkembangkan atau dipelajari? Jika desirable to come from two learned,
entrepreneurship merupakan bakat yang successful entreprenerial parents, it is also
dibawa sejak lakhir, maka intervensi melalui beneficial to gain work experience and get
pendidikan dan pelatihan untuk mendidik adequate education. This scenario will
seseorang menjadi entreprenur tidak akan substantially enhance the probability of
signifikan. Mengikuti asumsi ini, success. So, many factors are unrelated to
pembentukan seseorang menjadi genetics and support the counter paradigm
entrepreneur diartikan sebagai that “entrepreneurs are often made, not
pengembangan potensi yang telah ada. born”. Sedangkan pandangan yang sedikit
Berbeda dengan pandangan di atas, sebagian berbeda dikemukakan Colombo Plan Staff
orang mengartikan bahwa sifat, jiwa dan College For Technician Education, Manila
kebiasaan entrepreneurship diartikan (1998: 15) mengatakan bahwa entrepreneur
sebagai hasil pendidikan, pengalaman atau dapat dibentuk melalui pendidikan. “We
pelatihan, dapat dikatakan, bahwa tidak ada can create entrepreneurs and self employed
satu orang pun yang begitu lakhir ke dunia through the educational process. We must
ini telah memiliki sifat entrepreneurship. produce free thinking individuals, willing to
Mengikuti salah satu pandangan tersebut, take risk, capable of identifying and
tentu saja akan mempengaruhi penentuan developing business opportunities,
langkah-langkah yang ditempuh dalam especially within their skill or discipline,
mengembangkan sifat entrepreneurship. who are comfortable in making or adapting
Penulis sendiri cenderung mengikuti to change”. Program ini bertujuan
pandangan yang mengemukakan, bahwa mengembangkan entrepreneurship dengan
entrepreneurship dapat dibentuk, memberikan kesadaran tentang
dikembangkan melalui berbagai bentuk entrepreneurship, self-assessment, informasi
pendidikan dan pelatihan. Memperdebatkan tentang berwirausaha, keterampilan dalam
tentang kemungkinan mengembangkan mengambil keputusan dan bagaimana
profil seseorang menjadi entrepreneur sama survive dalam berwirausaha. Sifat, perilaku,
dengan mengingkari pendidikan itu sendiri. kebiasaan berwirausaha, profil atau
karakater entrepreneur adalah keterampilan
Ada kemungkinan orang melihat, psikologis yang dapat dilatihkan,
bahwa keberhasilan entrepreneur didukung dikembangkan melalui pendidikan dan
keluarga, tetapi bukan semata-mata pelatihan, bukan dibawa sejak lakhir.
disebabkan karena faktor genetika. Thomas Thomas N. Garavan dan Barra
N. Garavan dan Barra O’Cinneide (2000:1) O’Cinneide (2000:2) mengatakan:
52 DiSainTek Vol. 01, No. 01 Desember 2007

“The debate on whether entrepreneurs can • Di dalam usaha untuk mencapai suatu
be taught still rears its head from time to tujuan muncul situasi dan persoalan
time. Not everyone has what it take to be an secara reguler (misalnya harus mengatasi
entrepreneur but, then, our society does not masalah, merealisasikan tujuan pribadi),
need everyone to be an entrepreneur. While seorang individu harus mampu memberi
many of the aspects of entrepreneurship can respon dalam arti kompeten dan
be taught, it also requires a certain flair or terampil.
attitude towards taking risk. There is, and • Situasi dan persoalan menimbulkan
always will be, a role for the gut feeling in tuntutan yang berlawanan, misalnya
the entrepreneurship, and indeed that is kebutuhan mengatasi masalah,
what may mark out a successful kebutuhan untuk mengkomunikasikan
entrepreneur from the unsuccessful one. sesuatu, kebutuhan untuk rileks atau
That said, however, there is clearly a major santai, kebutuhan untuk berinterkasi
role and need for entrepreneurship dengan orang lain).
education and diklat.” • Tuntutan yang berlawanan
Lebih lanjut dikemukakan Thomas membutuhkan keterampilan dan
N. Garavan dan Barra O’Cinneide (2000:2) kapasitas yang berbeda (misalnya,
bahwa tujuan dari pendidikan keterampilan berkomunikasi,
entrepreneurship adalah mengembangkan keterampilan hidup bersosial,
sikap. “The major objectives of entreprise keterampilan mengatasi persoalan) untuk
education are to develop entreprising people memberi resolusi. Kehidupan adalah
and inculcate an attitude of attitude of self kurikulum yang tersembunyi (Life is
reliance using appropiate learning process. “hidden curriculum”).
Entrepreneurship education and diklat • Kemampuan individu sangat bervariasi
programmes are aimed directly at dalam menerapkan keterampilan yang
stimulating entrepreneurship which may be berbeda, setiap individu mempunyai
defined as independent small business rentang kemampuan, walaupun itu
ownership or the development of merupakan hasil dari kondisi tertentu,
opportunity-seeking managers within (misalnya genetik, psikologis,
companies.” lingkungan /masalah belajar, individu
Menurut William O’Donohue dan dapat menetapkan tingkat keberhasilan
Leonard Krasner (1995) ada beberapa sesuai dengan potensi yang dimiliki).
keterampilan psikologis yang dapat • Beberapa individu dalam waktu dan
dilatihkan. Meminjam istilah yang situasi tertentu tidak mampu atau tidak
digunakan oleh Goldstein (1982) dan memiliki keterampilan untuk memenuhi
Goldstein bersama Krasner (1987) atau mencapai sesuatu tuntutan.
pengertian diklat keterampilan psikolgis • Ketika situasi menuntut keterampilan
dihubungkan dengan pengertian berikut ini: individu, tetapi terjadi berbagai
Program Diklat Entrepreneurship 53

hambatan untuk mencapai sukses,


seperti frustrasi, depresi, gangguan Berdasarkan pengertian di atas dapat
psikologis lainnya. disimpulkan bahwa, tujuan diklat
• Individu mendapatkan keuntungan dari entrepreneurship adalah meningkatkan
pengalaman pendidikan “harkat kemanusiaan”, agar peserta
(psychoeducation), di mana memiliki sifat, jiwa dan kebiasaan
keterampilan yang dimiliki dapat entrepreneurship atau menjadi entrepreneur
mengatasi penurunan performa yang sejati (bukan hanya sekedar memiliki
terjadi. pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
entrpreneurship). Berbeda dengan diklat
William O’Donohue dan Leonard pada umumnya yang merumuskan tujuan
Krasner (1992) dalam bukunya Handbook of berdasarkan standar kompetensi yang harus
Psychological Skills mengemukakan ada 10 dikuasai sesuai dengan ilmu pengetahuan
keterampilan dasar di dalam diklat dan keterampilan dalam body of knowledge
keterampilan psikologis, yaitu; 1) relaxation sebagai mata tataran. Dalam diklat
skills diklat, 2) social skills in children, 3) entrepreneurship yang menjadi tujuan utama
adult social skills, 4) assertion skills diklat, adalah menanamkan “kompetensi” sikap,
5) cognitive skills diklat, 6) problem jiwa dan kebiasaan entrepreneurship bagi
solving skills, 7) self-appraisal skills, 8) peserta. Sikap, jiwa dan kebiasaan
academic skills, 9) parenting skills, dan 10) entrepreneurship adalah “kecenderungan
sexual interaction skills. bertindak, berbuat atau bertingkah laku
Untuk mengembangkan dalam kehidupan sehari-hari seperti yang
entrepreneurship bagi peserta, dalam dilakukan entrepreneur sejati, yang selalu
pengertian bahwa entrepreneurship adalah berbuat hal-hal yang inovatif, berani
salah satu bentuk keterampilan psikologis mengambil resiko, mempunyai percaya diri
dan keterampilan sosial maka dipilih metoda serta berorientasi ke depan. Entrepreneur
atau tehnik pemecahan masalah (problem sejati berupaya mensejahterakan orang lain,
solving). Alasan utama mengapa memilih tidak semata-mata mementingkan diri
pemecahan masalah adalah berdasarkan sendiri. Sikap, jiwa dan kebiasaan
asumsi bahwa kehidupan manusia dapat entrepreneuship kemungkinan tumbuh dan
dipandang sebagai serangkaian pemecahan berkembang berdasarkan pengalaman atau
masalah dan pengambilan keputusan. Hanya masalah yang dihadapi dalam kenyataan
dengan pengambilan keputusan yang hidup sehari-hari atau mungkin karena yang
rasional individu dapat menunjukkan bersangkutan “ditakdirkan” untuk itu dengan
perannya (“take charge”) dalam kehidupan membawa bakat, potensi sebagai
ini. Berikut ini diuraikan metoda pemecahan entrepreneur. Kesulitan yang dihadapi
masalah menurut William O’Donohue dan dalam merumuskan tujuan diklat adalah,
James Noll (1992 :144-160) bagaimana menanamkan atau membangun
54 DiSainTek Vol. 01, No. 01 Desember 2007

sikap, jiwa dan kebiasaan entrepreneurship Materi dan Tujuan Diklat


dalam waktu singkat? Seandainya sifat, jiwa Entrepreneurship
entrepreneurship tersebut merupakan bakat
yang dibawa sejak lakhir, maka bagaimana TOPIK/MATERI TUJUAN

diklat dapat menanamkan hal tersebut bagi Rasa Percaya Diri Meningkatkan rasa
mereka yang tidak berbakat? Seperti halnya percaya pada kemampuan
yang dimiliki peserta,
diklat pada umumnya, waktu diklat Mengurangi
entrepreneurship relatif singkat, biasanya ketergantungan pada orang
lain dalam mengambil
hanya dua minggu atau 12 hari setara keputusan,
dengan 100 jam pelajaran. Apa yang dapat Menyakinkan bahwa
setiap peserta otonom,
dicapai dalam penanaman sikap, jiwa dan independen dalam
kebiasaan entrepreneurship selama dua bertindak,
Meningkatkan
minggu? Apalagi kalau pembentukan sikap kemampuan mengambil
keputusan sendiri,
dan kebiasaan (habit forming) diprediksi Meningkatkan rasa yakin
membutuhkan waktu yang lama. Dengan untuk berhasil di
kemudian hari (optimis)
berbagai kendala tersebut, yang dapat Kemauan Menanamkan kebiasaan:
dilakukan dalam diklat entrepreneurship Pekerja keras
Pantang menyerah
adalah model-model dan simulasi tindakan Rajin, getol
atau pengalaman nyata yang dikaitkan Bertabiat keras
Senang kepada orang yang
dengan konsep teori yang melandasinya. biasa bekerja keras
Uraian tujuan dan materi diklat dapat dilihat
Orientasi Hasil Menanamkan pola pikir:
pada bagan 1. berorientasi pada prestasi
kerja keras untuk berhasil
semangat, energik dan
3. Materi Diklat inisiatif tinggi dalam
mengerjakan setiap tugas
Materi diklat dikaitkan dengan tujuan yang
Kemampuan Meningkatkan kemampuan
hendak dicapai, yaitu menanamkan sikap, Mengambil peserta dalam:
jiwa dan kebiasaan entrepreneurship bagi Resiko memperhitungkan resiko
menerima kegagalan
peserta. Oleh sebab itu materi diklat tidak suka terhadap tantangan
bersifat teori atau konsep akan tetapi lebih sikap realistis terhadap
resiko
menekankan aksi konkrit, pengalaman
actual. Misalnya setelah mengobservasi Kepemimpinan Meningkatkan Kemampuan
berkomunikasi peserta dalam hal:
kegiatan nyata di pasar tradisional baru keberterimaan oleh orang
diskusi bagaimana meningkatkan rasa lain
ketepatan respons terhadap
percaya diri dan mengambil keputusan serta sugesti dan kritik
mengidentifikasi resiko-resiko yang akan kepedulian pada orang lain
kemampuan
muncul dari setiap alternative. mengembangkan diri
orang lain.
Program Diklat Entrepreneurship 55

TOPIK/MATERI TUJUAN analisis, berupa pengenalan terhadap


Kreativitas Meningkatkan melalui latihan masalah yang dihadapi peserta, (2) sintesis
agar peserta : atau penyimpulan dari analisis data pada
memiliki inisiatif dalam
berbagai situasi langkah pertama, berupa pengenalan dan
berani untuk berbeda perumusan masalah dalam bidang jiwa,
dengan orang lain (berani
tampil beda) sikap entrepreneurship, (3) diagnosis,
memiliki banyak gagasan mencari akar penyebab permasalahan yang
yang original yang bisa
digunakan untuk kegiatan dihadapi peserta, (4) diklat dan penumbuhan
entrepreneurship sikap positif terhadap entrepreneurship dan
Orientasi Masa Menanamkan pola pikir (mind (5) peneguhan.
Depan set) peserta agar terbiasa: Diklat sebagai kegiatan
melakukan tinjauan ke
masa depan pengembangan sifat, jiwa dan kebiasaan
pandangan dan visi
tentang masa depan
entrepreneurship. Dapat dilakukan dalam
setelah tamat SMK bentuk kelompok maupun individual.
rencana di masa depan
setelah tamat SMK
Sedapat mungkin, pengajar membantu
peserta mengembangkan sendiri sifat, jiwa
dan kebiasaan entrepreneurship dengan
Bagan 1. Materi dan Tujuan Diklat
mendorong peserta tersebut untuk mencapai
Entrepreneurship
target atau tujuan diklat seperti yang
diuraikan dalam setiap topik.
Diklat mengikuti prinsip Life skills
4. Metode “Pembelajaran” helping yang berkaitan dengan belajar
Diklat entrepreneurship (Corsini, 1989, p 5). “ may be learning
diselenggarakan dalam bentuk atau setting something new or relearning something one
individual dan/atau kelompok, sesuai has forgotten; it may be learning how to
dengan permasalahan yang dihadapi peserta learn or it may be unlearning;
yang diperoleh dari hasil analisis paradoxically, it may even be learning what
permasalahan yang dialami peserta baik one already knows”. Prinsip ini sangat erat
yang berkaitan dengan kemampuan, potensi, kaitannya dengan prinsip yang berkembang
bakat minat untuk berwirausaha, di masyarakat Indonesia, yaitu “hampir
kemampuan dasar maupun harapan peserta, semua orang tua berusaha membantu anak-
yang biasanya diidentifikasi sebelum peserta anaknya mengembangkan keterampilan agar
mengikuti kegiatan diklat. Bagi individu hidup mereka lebih bahagia kelak di
yang membutuhkan dapat diberikan dalam kemudian hari”.
bentuk “diklat” pribadi dengan pakar Diklat entrepreneurship, mengikuti
entrepreneurship. langkah-langkah proses seperti yang
Diklat entrepreneurship digunakan dalam life skills, yang
diselenggarakan dalam empat tahap: (1) dikemukakan oleh Nelson-Jones (1995).
56 DiSainTek Vol. 01, No. 01 Desember 2007

Proses tersebut diawali dengan: 1) membina entrepreneurship sangat banyak


hubungan yang bersifat mendukung mengandalkan keterlibatan dan partisipasi
(supportive relationship) antara pengajar peserta dalam pengambilan keputusan.
dengan peserta, 2) memberikan contoh- Kalaupun pengajar hendak merumuskan
contoh dan konsekuensi dari suatu kembali tujuan diklat bagi peserta,
keputusan (learning from examples and hendaknya yang dilakukan adalah
consequences), 3) mengajar dan membantu peserta tersebut merumuskan
membiasakan mengajar dirinya sendiri sendiri dan memilih perlakuan (treatment)
(instruction and self-instruction), 4) yang direkomendasikan oleh pengajar.
memberikan iformasi dan kesempatan Metode diklat dikembangkan dari
(information and opportunity) dan 5) DASIE: 5 tahapan membantu peserta dalam
memberdayakan rasa percaya diri dan rasa mengembangkan sifat, jiwa dan kebiasaan
kuatir yang dimiliki peserta ( axiety and entrepreneurship. Model ini merupakan
confidence). kerangka kerja atau panduan bagi pengajar
Diklat entrepreneurship berpusat dalam membantu mengembangkan dan
pada peserta, dalam hal ini, sedapat mungkin meningkatkan sifat , jiwa dan kebiasaan
pengajar berkolaborasi dengan peserta, entrepreneurship peserta. DASIE
terutama dalam menetapkan tujuan, memilih sebenarnya bukan hanya model lima tahap
intervensi, menetapkan agenda pertemuan dalam mengatasi masalah. Model ini dapat
(sesi) dan mengevaluasi perkembangan. digunakan dalam mengembangkan atau
Pengajar membutuhkan latihan yang baik meningkatkan pribadi sesuai dengan tujuan
dan keterampilan yang bersifat membantu yang hendak dicapai. Metode ini diambil
(helping relationship skills) dalam dan dimodifikasi dari Model Lifeskills yang
mengembangkan sifat entrepreneurship. dikemukakan Nelson-Jones (1995 : 30),
Dalam proses memberi bantuan DASIE adalah singkatan dari kata :

D DEVELOP the relationship, identify and clarify problem(s)


A ASSESS problem (s) and redefine in intrepreneurship terms
S STATE working goals and plan interventions
I INTERVENE to develop self-intrepreneurship skills
E END and consolidate self-intrepreneurship skills

Langkah-langkah metode DASIE yang dimodifikasi digambarkan sebagai berikut:


Program Diklat Entrepreneurship 57

Tahap 1  Tahap 2  Tahap 3 


Merumuskan
Mengembangkan hubungan pengembangan sifat, jiwa Menetapkan tujuan dan
yang bersifat membantu dan kebiasaan rencana kegiatan diklat
dengan peserta entrepreneurship peserta

Tahap 4  Tahap 5 
Kegiatan untuk
mengembangkan self- Akhir dan konsolidasi self-
intrepreneurships intrepreneurships

[6] Hisrich, Robert, D. & Peters, Michael,


REFERENSI P. (1992). Entrepreneurship. Tokyo :
Toppan Company, Ltd.
[1] Davis K, (1981). Human Behavior at [7] Wickham, Philip, A. (1998). Strategic
Work, Tata Mc Graw-Hill Publishing, Entrepreneurship. London : Pitman
Co, New Delhi. Publishing.
[2] Wickham Philip A. (1998). Strategic [8] William, Borgen, and Hiebert, Bryan.
Entrepreneurship. London : Pitman (2002). Technical and Vocational
Publishing. Education and Diklat in the 21st
[3] Colombo Plan Staff College fo Century: New Roles and Challenges
Technician Education, (1988). for Guidance and Counselling. Paris
Entrepreneurship Development. : United Nations Educational,
New Delhi: Tata McGraw-Hill Scientific and Cultural Organization.
Publishing Company Limited. [9] Garavan T.N. dan Cinneide, B.O.
[4] Donohue, W.O. dan Krasner, L. (Eds) (2000). Entrepreneurship Education
(1995). Handbook of Psychological and Diklat Programmes: A Review
and Evaluation – Part 1. [Online].
Skills Diklat: Clinical Techniques
and Applications. Boston: Allyn and Tersedia: http://www.
Bacon. Entrepreneur.dk/entrprsmp.htm [8
[5] Foley, M. (1999). Traits and Skills of Januari 2000]
[10] Sedgwick, H. (2000). Are You Cut
Successful Internet Entrepreneurs
[Online].Tersedia:http://www. Out to be a Successful
ealconsulting.com/management/traits. Entrepreneur?: Eight Personality
html [31 Traits Are Typical of Winners
[Online]. Tersedia: http://www.
58 DiSainTek Vol. 01, No. 01 Desember 2007

nveoclockciub.com/articles/1994/08-
94-entrepreneur.htm [28 November
2000]

You might also like