Professional Documents
Culture Documents
Agoes Soehardjono MD
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang
Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145, e-mail. agoes-s@indo.net.id.
ABSTRACT
The problem of life time of concrete structural represent matter which still need furthermore research. Existing
formula still show wide scatter and the effect of repeated load to assumed not yet satisfactored. In addition only few
articles on journals has explored the subject. This research aimed to evaluate and compare the methods of calculating
the maximum crack width between EC 2 and ACI 318-02 codes. The research to be done to reinforced concrete plates.
The fracture mechanics method, the model mathematic method, and the experiment result used to analyse maximum crack
width (wmax). The fracture mechanics method from Carpinteri used to analyse the initial crack depth and the fatigue crack
growth rate on structural beam of reinforced concrete. To analyse the fatigue crack growth rate is used to Paris formula.
The result showed that at 10 Hz load frequency, steel stress ratio, reinforcement ratio and repeated load do affect the
maximum crack width until the bond fatigue limit state by three linear model includes : (i) w = wo, (ii) w = A.e B.fs / fy . ( N
– C.fs / fy – D ) + wo , and (iii) w = wf = (E.fs / fy + F). wo , where wo is the initial crack width and A, B, C, D, E, and F
are dimensionless coefficients that depend on the reinforcement ratio.
daerah tekan
M M
h
P P c a
OAs
Δδ b batang tulangan
ΔL → 0
(a) elemen (b) potongan
Berdasarkan hasil eksperimen, Baluch, et.al., a. kedalaman retak adalah fungsi yang tergantung
(1999), mengusulkan nilai konstanta material beton beban berulang dan faktor intensitas tegangan
A = 7,71 . 10 – 25 dan m = 3,12 untuk laju perambatan
lelah da/dN dalam (m.cycle -1 ) dan ΔKI dalam ( N.m a = f (N, ΔKI) dari Pers.(14)
– 3/2
).
Untuk beton bertulang yang merupakan material b. selang faktor intensitas tegangan adalah fungsi
komposit unidireksional, karena rasio modulus n dan yang tergantung pada tegangan baja dan
rasio tulangan ρ merupakan parameter penting maka konstanta material
peneliti mengusulkan suatu koreksi A menjadi :
3 ,12 ΔKI = f (k, Y, Δfs) dari Pers.(16) dan (17)
A= 1 7,71. 10 - 25 (15)
1 n .
c. lebar retak maksimum adalah fungsi yang
tergantung pada kedalaman retak
1. Selang faktor intensitas tegangan (Carpinteri atau
Persamaan (11)) adalah : w max = f (a) dari Pers. (13)
600
6 D - 16
detector
UTM ESH testing digital control
P
strain gage (a)
strain meter
crack detector
200
/ 1N 0 ) .
3 ,0 0 M M
s (m
A C I 318
3
R a s io w / fm
- 3
2 ,0 0
1 ,0 0
0 ,0 0
0 ,0 0 0 0 0 ,0 0 2 0 0 ,0 0 4 0 0 ,0 0 6 0 0 ,0 0 8 0 0 ,0 1 0 0
R a s io T u la n g a n p ( )
Gambar 4. Hubungan lebar retak vs. tegangan baja variasi rasio tulangan
Pembebanan Berulang
B e n d a U ji B 3
fs /fy = 0 , 5 0 ; f = 1 0 H z ; r 3 = 0 ,0 0 4 7
L e b a r R e ta k w ( m m ) .
0 ,2 0
0 ,1 5
0 ,1 0 a n a lis is k o m p o s it
a n a lis is C a r p in te r i
e k s p e r im e n
0 ,0 5
0 1 0 .0 0 0 2 0 .0 0 0 3 0 .0 0 0 4 0 .0 0 0
S ik lu s B e b a n N ( x )
Gambar 5. Hubungan lebar retak vs. siklus beban (analisis dan eksperimen)
Pada pelat beton bertulang akibat beban antara baja dan beton akibat beban berulang
berulang, lebar retak hasil analisis bila material menyebabkan tegangan slip dan lebar retak
diasumsi komposit meningkat dan berperilaku secara meningkat sampai mendekati nilai tetap yang
geometrik, sedangkan menurut analisis Carpinteri selanjutnya semua kekuatan ditahan oleh tulangan
berperilaku secara eksponen seperti pada Gambar 5. baja. Kondisi ini menyatakan bahwa kekuatan dari
Menurut peneliti perilaku lebar retak hasil lekatan telah mencapai lelah atau hilang.
eksperimen merupakan gabungan antara kedua Perilaku lebar retak w vs. siklus beban N diatas
proses peningkatan lebar retak yaitu peningkatan dapat digambarkan ke dalam model tri – linier ( tri
lebar retak : (1) akibat peningkatan tegangan tarik linear model ) seperti pada Gambar 6 dan 7.
beton komposit, (2) akibat peningkatan tegangan slip Rumusan lebar retak pada beban berulang
antara baja dan beton. Nilai lebar retak relatif tetap dengan variasi tegangan baja fs, rasio tulangan ρ, dan
seperti pada lebar retak awal (wo) sampai pada siklus frekuensi beban f adalah sebagai berikut :
beban tertentu (No), kemudian meningkat secara
linier positif, dan kemudian berubah menuju nilai 1. Tahap awal : 1 < N ≤ No
tetap sampai pada siklus beban tertentu (Nf), ini w = wo (20.a)
merupakan indikator bahwa beton telah mencapai 2. Tahap peningkatan : No < N < Nf
lebar retak lelah (wf). Berkurangnya kekuatan lekat
Analisis Carpinteri
Analisis komposit
Lebar retak w
wf
Usulan model
wo
w1 Eksperimen
No Nf Siklus beban N
wf
w
w = wf
Lebar retak
w
( wf wo )
w= ( N-No ) + wo
( Nf No )
wo
w1
w = wo
No N Nf Siklus beban N
Pengaruh Frekuensi
Pa d a fs /fy = 0,50 d a n p 6 = 0,0088
0,24
L e b a r R e ta k w ( m m ).
0,20
0,16
0,12
0,08 f = 5 Hz
f = 10 Hz
f = 15 Hz
0,04
f = 30 Hz
f = 55 Hz
0,00
0 20.000 40.000 60.000
Silklu s Be b a n N ( x )
0,14
L e b a r R e ta k w ( m m ). 0,12
0,10
0,08 p1 = 0,0023
0,06 p2 = 0,0035
p3 = 0,0047
0,04 p4 = 0,0059
p5 = 0,0070
0,02
p6 = 0,0088
0,00
0 20.000 40.000 60.000
Silklu s Be b a n N ( x )
0,12
0,08
fs / fy = 0,30
0,04 fs / fy = 0,40
fs / fy = 0,44
fs / fy = 0,50
0,00
0 20.000 40.000 60.000
S ilklu s B e b a n N ( x )
ρ A B C D E F G H
-7 - 16
0,0023 10. 10 2,50 - 9.510 6.900 6. 10 1,296 10,17 0,02
0,0035 8. 10 - 7 2,86 - 11.380 8.500 6. 10 - 16 1,296 9,96 0,40
0,0047 5. 10 - 7 3,22 - 13.251 10.100 6. 10 - 16 1,296 9,74 0,77
0,0059 3. 10 - 7 3,58 - 15.121 11.700 6. 10 - 16 1,296 9,53 1,15
0,0070 2. 10 - 7 3,82 - 15.121 12.700 6. 10 - 16 1,296 7,80 2,48
0,0088 1. 10 - 7 4,04 - 15.121 13.700 6. 10 - 16 1,296 7,14 2,62
0,35
ρ4 = 0,0059 & f = 10 Hz fs/fy = 0,50
Crack width w ( mm ).
0,25
0,20
0,15
0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0
Life time U (months )