You are on page 1of 7

Hariyono,

Jurnal PROTEIN

Produktivitas Usaha Sapi Perah Rakyat Di Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang Small-Scale Dairy Farm Productivity In Bocek- Karangploso- Malang
M. B. Hariyono Staf Pengajar Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang Jl. Veteran, Malang email: hariyonomb@yahoo.com
Abstract Background: Productivity is ratio between output with input. Dairy cattle productivity both economically and physically are important. The study was carried out in Bocek, Karangploso, Malang. The research site and the dairy farm households were chosen purposively. Methods: A survey method was carefully employed using a set of questionnaire. The collected data were then to be analyzed using a quantitative and descriptive approach to evaluate the revenue, total cost, total profit, physical and economical productivity. Result: The average annual income of dairy farm strata I was Rp.298.936,48, strata II Rp.913.574,87, strata III Rp. 1.679.694,58 per farm. The physical productivities of dairy cattle in strata I was 4,59 liter/AU, strata II 2,69 liter/AU, and strata III 2,42 liter/AU per month, and physical productivities of feed at strata I was 0,18 liter/kg TDN, strata II 0,12 liter/kg TDN, and strata III 0,08 liter/kg TDN per month. The economic productivity indicator shows that strata I was Rp. 23,81, strata II Rp. 14,73, and strata III Rp. 9,06 per month per AU, and feed economical indicator showed strata I was Rp. 0,70, strata II Rp.0,37, and strata III Rp.0,24 per month per AU. The small-scale dairy farms in Bocek were profitable, however the level of productivity remain low. It is suggested that the amount of fresh forage to be increased in the dairy ration up to 10 % and as it to the dry-matter concentrate 2 3 % of live body-weight as well. Key words: small-scale dairy farm, productivity Abstrak Latar Belakang: Produktivitas adalah perbandingan antara yang dihasilkan dengan masukan yang digunakan. Pengukuran produktivitas sapi perah dalam suatu usaha adalah penting baik ditinjau dari segi ekonomi maupun dari segi fisik. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada di desa Bocek Karangploso Malang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : pendapatan usaha, produktivitas fisik dan pakan, produktivitas ekonomi dan pakan sapi perah. Metode: yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei Pemilihan lokasi penelitian dilaksanakan secara purposive sampling. Penentuan sampel dilakukan secara stratified random sampling, Hasil: Total modal pada strata I, II dan III masing-masing sebesar Rp. 36.585.398,38, Rp. 61.526.719,70 dan Rp. 91.440.270,67. Total biaya dalam satu bulan pada strata I, II dan III masing-masing sebesar Rp. 1.581.004,70, Rp. 2.995.641,51 dan Rp. 4.155.461,67. Penerimaan/bulan pada strata I, II dan III masing-masing sebesar Rp. 1.879.941,18, Rp. 3.909.216,38, dan Rp. 5.835.156,25 per usaha ternak. Pendapatan peternak strata I, II dan III masingmasing sebesar Rp. 298.936,48, Rp. 913.574,87, Rp. 1.679.694,58 per usaha per bulan. Produktivitas fisik ransum setiap 1 ST strata I, II dan III masing-masing sebesar 0,18, 0,12, dan 0,08 liter/kg TDN/bulan. Produktivitas fisik sapi perah setiap 1 ST pada strata I, II dan III masing-masing sebesar 4,49, 2,69, dan 2,42 liter /bulan. Produktivitas ekonomi ransum pada strata I, II dan III masing-masing sebesar Rp. 0,70, Rp.0,37, dan Rp.0,24/bulan/ST. Produktivitas ekonomi sapi pada strata I, II dan III masing-masing adalah sebesar Rp. 23,81, Rp. 14,73, dan Rp. 9,06 /bulan /ST. Sebagian besar responden memperoleh keuntungan dari usaha yang dijalankan. Produktivitas fisik dan usaha masih rendah. Kata kunci : Pendapatan, produktivitas

PENDAHULUAN Penelitian dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada bulan Desember 2006 sampai Januari 2007 di desa Bocek kec. Karangploso kab.

Malang.. Responen dalam penelitian ini sebanyak 30 peternak sapi perah yang lama usahanya minimal 5 tahun. Produktivitas adalah perbandingan antara (output) yang dihasilkan dengan masukan (input)

96

Hariyono,

Jurnal PROTEIN

yang digunakan. Shobarudin, Wijaya, Atmaja dan Muhammad (1997) menambahkan dimana input bisa berupa tenaga kerja, biaya produksi dan teknologi sedangkan output berupa produk tertentu. Produktivitas adalah perbandingan antara (output) yang dihasilkan dengan masukan (input) yang digunakan. Shobarudin, Wijaya, Atmaja dan Muhammad (1997) menambahkan dimana input bisa berupa tenaga kerja, biaya produksi dan teknologi sedangkan output berupa produk tertentu. Pengukuran produktivitas sapi perah dalam suatu usaha adalah penting baik ditinjau dari segi ekonomi maupun dari segi fisik (Sitorus, Basya dan Nuraini, 1980). Mubyarto (1993) menyatakan produktivitas suatu usaha dibedakan menjadi dua yaitu produktivitas fisik dan produktivitas ekonomi. Produktivitas fisik dalam usaha ternak sapi perah diukur dari produksi rata-rata sapi laktasi dan efisienasi pakan. Produktivitas ekonomi diukur dari nilai produksi susu pernilai penyusutan sapi dan nilai efisiensi pakan (Kay, 1986). Produktivitas ekonomi ransum dihitung berdasarkan nilai produksi susu per nilai pemberian ransum untuk jangka waktu tertentu. Produktivitas ekonomi ransum adalah nilai usaha per rupiah harga ransum yang diberikan. Produktivitas ekonomi sapi diukur dari perbandingan antara nilai produktivitas fisik sapi dengan nilai penyusutan (Kusnadi, 1999). Tujuan Mengetahui pendapatan usaha sapi perah rakyat di desa Bocek kec. Karangploso kab. Malang., Mengetahui produktivitas fisik sapi perah dan pakan., Mengetahui produktivitas ekonomi sapi perah dan pakan. MATERI DAN METODE

Berdasarkan perhitungan panjang kelas, dibagi menjadi 3 strata berdasarkan jumlah kepemilikan ternak yang meliputi : 1. Strata I : 2,25 5,41 2. Strata II : 5,42 8,58 3. Strata III : 8,59 11,75 Analisis Data Analisis terhadap produktivitas usaha ternak sapi perah dilakukan penelitian terhadap aspekaspek finansial sebagai berikut: 1. Biaya Total (Bishop dan Tossaint,1979): TC = FC + VC Dimana TC = Total Cost (Biaya Total) FC = Fixed Cost (Biaya Tetap) VC = Variable Cost (Biaya Tidak Tetap) 2. Penerimaan Tossaint,1979) TR = Pq x Q Dinama TR = Total Revenue (Penerimaan Total) Pq = Price Of Quanlity (Harga Satuan) Q = Quantity (Output) 3. Pendapatan (Bishop dan Tossaint,1979) = TR TC Dimana : TR TC = Pendapatan (Rp/th) = Total Revenue (Rp/th) = Total Cost (Rp/th) Total (Bishop dan

4. Produktivitas Fisik (Kay, 1986) a. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei Pemilihan lokasi penelitian dilaksanakan secara purposive sampling (Nawawi, 1990). Penentuan sampel dilakukan secara stratified random sampling, penentuan batas distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama menurut Sudjana (2002) dengan menentukan rentang ialah data terbesar dikurangi data terkecil kemudian dibagi banyaknya kelas, panjang kelas interval diperoleh dengan rumus , Perhitungan panjang kelas adalah sebagai berikut : 11,75 2,25 Kelas Interval = = 3,17 3 Produktivitas Fisik Sapi =

Produktivt as usaha (liter/har i/farm) jumlah unit ternak


b. Persentase Peremajaan =

Jumlah Sapi Perah (ST) x 100 % Jumlah Sapi Induk (ST)


c. Angka Produktif Ratio =

Jumlah Sapi Perah Laktasi (ST) x 100 % Unit ternak Yang D iusahakan (ST)
d. Produktivitas Pakan =

Produksi Usaha (liter/har i/uster) Jumlah Pakan Yang Diberikan (kg/hari/u ster)

97

Vol. 15 No. 2 Tahun 2007

Produktivitas Usaha Sapi Perah Rakyat

5. Produktivitas Sapi (Kay, 1986)

Produksi susu rata-rata strata I sebesar 11,35 liter, strata II 12,23 liter, dan strata III sebesar a. Produktivitas Ekonomi Sapi = 14,50 liter per ST per hari. Jumlah ini terbilang cukup Produksi Usaha (liter/hari/farm) x Harga Susu (Rp/lt) baik jika dibanding dengan produksi susu sapi perah rata-rata di Jawa Timur. Maharsi (1994) Nilai Penyusutan Sapi (Rp/hari) mengatakan bahwa produksi susu sapi perah yang b. Nilai Penyusutan Sapi = dikelola koperasi di Jawa Timur rata-rata per ekor NIlai Sapi Awal (Rp) Nilai Sapi Akhir (Rp) 8,6 liter/hari.

Modal Modal tetap yang digunakan adalah modal Produksi Usaha (lt/hari/f arm) x Harga Susu (Rp/lt) tetap strata I sebesar Rp. 35.225.572,87, strata II Jumlah Pakan (kg/hari) x Harga Pakan (Rp/hari) Rp. 58.932.377,27, dan strata III Rp. 87.647.954,00 per bulan. Modal tidak tetap pada strata I mencapai Rp. 1.359.825,51, strata II Rp. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.574.343,43, dan strata III mencapai Rp. 3.792.316,67 per bulan. Pemilikan Sapi Perah Pemilikan ternak responden bervariasi antara Biaya produksi 2,25 11,75 ST (Satuan Ternak). Pemilikan ternak Biaya produksi adalah biaya-biaya yang sapi perah untuk strata I antara 2,25 5,41 ST, timbul dari penyelenggaraan proses produksi, strata II 5,42 8,58 ST, dan strata III 8,59 11,75 karena sifat-sifatnya digolongkan menjadi dua ST. macam yaitu, (Rosyidi, 1991; Makeham dan Malcolm, 1990; Siregar, 1995): Perkandangan Pada umumnya kandang berada di sekitar 1. Biaya Tetap atau fixed cost rumah tempat tinggal peternak, karena terlalu Adalah umur biaya atau pengeluaran yang besarnya kewaspadaan peternak terhadap ditanggung oleh pengelola selalu tetap, pencurian ternak dan memudahkan peternak untuk walaupun terjadi perubahan dalam usahaternak mengontrol ternaknya. Lokasi kandang responden sapi perah. berarti tidak sesuai pendapat Siregar (1995) yang menyatakan bahwa lokasi kandang tidak 2. Biaya Tidak tetap atau variabel cost berdekatan dengan pemukiman penduduk. Adalah biaya yang dikeluarkan oleh pengelola dalam usahaternak dengan adanya suatu hasil Pemberian Pakan Dan Minum atau output. Pemberian hijauan dalam bentuk kering setiap strata adalah pada strata I kolonjono 1,69 kg, Berdasarkan tabel 1. di bawah, jumlah biaya jerami 13,88 kg, total pemberian hijauan sebanyak terbesar dalam biaya tidak tetap pada setiap strata 15,57 kg, strata II kolonjono 1,76 kg, jerami 11,85 adalah biaya pakan yaitu pada strata I mencapai kg, total pemberian hijauan sebanyak 13,61 kg, dan 55,80%, strata II 66,77%, dan strata III 74,29% pada strata III kolonjono 1,77 kg, jerami 13,15 kg, dari total biaya. Biaya pakan yang paling evisien total hijauan sebanyak 14,92 kg per ST per hari. adalah peternak peda strata II. Peternak pada strata Pemberian hijauan dalam bertuk kering belum III kurang evisien tetapi masih sesuai dengan memenuhi kebutuhan pokok sapi, kurang dari 10% pendapat Siregar (1995) menyatakan bahwa : biaya dari bobot badan. Total pemberian pakan penguat pakan dapat mencapai 60 sampai 80 persen dari pada masing-masing strata adalah pada strata I seluruh biaya produksi. Peternak pada strata I sebanyak 2,45 kg, strata II sebanyak 2,54 kg, dan biaya pakan kurang dari 60% dikarenakan pada strata III sebanyak 2,43 kg per ST per hari. terbatasnya modal yang dimiliki. Biaya total strata I sebesar Rp. 1.581.004,70, strata II Rp. 2.995.641,51, dan strata III Rp. 4.155.461,67 per Pemerahan bulan. Biaya total ini diperoleh dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. c. Produktivitas Ekonomi Pakan =

Masa Produksi (hari)

98

Hariyono,

Jurnal PROTEIN

Tabel 1. Rata-Rata Biaya Total Usaha Ternak Sapi Perah Per Responden Per Bulan Strata I Strata II Strata III Jmlh (Rp) (%) Jmlh (Rp) (%) Jmlh (Rp) (%) Jenis Fixed cost 77.456,86 - Penyusutan kandang 14.955,88 4,90 99.810,61 3,33 119.791,67 2,88 - Penyusutan alat 25.398,04 0,95 24.204,54 0,81 54.166,66 1,30 - Penyusutan ternak 85.279,76 1,61 53.030,30 1,77 91.666,66 2,21 - Sewa tanah 18.089,65 5,39 194.650,00 6,50 80.454,00 1,94 - Pajak 377.764,71 1,14 29.603,64 0,99 17.066,00 0,41 - Tenaga kerja 23,89 472.636,36 15,77 553.500,00 13,32 Total FC 598.944,90 37,88 873.935,45 29,17 916.645,00 22,06 Variable cost: - Pakan (hijauan dan 882.255,88 55,80 2.000.086,36 66,77 3.087.175,00 74,29 tambahan) 13.083,33 0,83 27.051,52 0,90 40.391,67 0,97 - Kesehatan 86.720,59 5,49 94.568,18 3,16 111.250,00 2,68 - Lain-lain Total VC 982.059,80 62,12 2.121.706,06 70,83 3.238.816,67 77,94 Total FC+VC 1.581.004,70 100,00 2.995.641,51 100,00 4.155.461,67 100,00 Sumber: Data Primer Diolah (2007) Penerimaan dan Pendapatan Penerimaan dari usaha sapi perah terdiri dari penjualan susu dan penjualan pedet yang tidak digunakan sebagai peremajaan. Sumber penerimaan terbesar dan utama adalah dari penjualan susu sehingga besar kecilnya penerimaan usaha sapi perah sangat tergantung pada jumlah susu yang di produksi (Siregar, 1995).
Strata I Jumlah Total (Rp/bln) (Rp/bln) 1.434.720,59 444.117,65 1.102,94 1.879.941,18 598.944,90 982.059,81 1.581.004,71 298.936,47

Harga susu yang diterima peternak bervariasi yaitu mulai Rp. 1.850 1.950 per liter. Produksi susu rata-rata per 1 ST per hari pada strata I 11,35 liter, strata II 12,23 liter, dan pada strata III 14,50 liter.

Tabel 2. Rata-Rata Penerimaan Usaha Ternak Sapi Perah Per Responden


Keterangan Penerimaan - Susu - Pedet - Pupuk/ kotor an Biaya total - Biaya tetap - Biaya tidak tetap Pendapatan Strata II Jumlah Total (Rp/bln) (Rp/bln) 3.085.909,09 875.757,58 2.095,17 3.963.761,84 873.935,4 5 2.121.706,07 2.995.641,52 968.120,32 Strata III Jumlah Total (Rp/bln) (Rp/bln) 4.531.875,00 1.300.000,00 3.281,25 916.645,00 3.238.816,67 4.155.461,67 1.709.694,58

5.835.156,25

Sumber : Data primer diolah (2007) Berdasarkan tabel 2 maka didapatkan penerimaan rata-rata peternak yang terbesar adalah dari penjualan susu pada strata I Rp. 1.434.720,59, strata II Rp. 3.085.909,09, dan pada strata III sebesar Rp. 4.531.875,00 per usaha ternak per bulan atau pada strata I Rp. 580.720,24, strata II Rp. 678.900,00, dan pada strata III Rp. 755.312,50 per ST per bulan. Penerimaan total rata-rata dari tiap usaha ternak pada peternak strata I adalah sebesar Rp. 1.879.941,18 strata II Rp 3.909.216,38 dan pada strata III Rp. 5.835.156,25 per bulan. Total penerimaan responden dari setiap ST yang dipelihara adalah pada strata I sebesar Rp. 760.928,57, strata II Rp. 860.027,60, dan pada strata III Rp. 972.526,04.

99

Vol. 15 No. 2 Tahun 2007

Produktivitas Usaha Sapi Perah Rakyat

Pendapatan usaha adalah selisih antara penerimaan dan biaya produksi. Strata I pendapatannya sebesar Rp. 298.936,47, strata II Rp. 913.574,87, dan strata III sebesar Rp. 1.679.694,58 per bulan per usaha ternak. Produktivitas Usaha Sapi Perah Mubyarto (1993) menyatakan bahwa produktivitas usaha dibedakan menjadi produktivitas fisik dan produktivitas ekonomi. Produktivitas fisik dalam usaha ternak sapi perah diukur dari produksi rata-rata sapi laktasi dan Tabel 3. Produktivitas Fisik (ST/Hari) Produktivitas fisik Strata I Pakan 0,18 liter/kg TDN Sapi Perah 4,59 liter/ST Sumber : Data primer diolah (2007) Berdasarkan Tabel 3. menunjukkan bahwa produktivitas fisik ransum dalam satu hari pada strata I sebesar 0,18 liter/kg TDN , strata II atau 0,12 liter/kg TDN, dan strata III 0,08 liter/kg TDN. Produktivitas fisik ransum di atas mempunyai arti bahwa dari setiap kilogram TDN yang diberikan dalam ransum akan diperoleh produksi susu sebesar 0,18 liter, 0,12 liter, 0,08 liter per 1 ST. Hasil di atas menunjukkan produktivitas fisik ransum atas kandungan TDN yang ada di daerah penelitian adalah rendah, karena seharusnya setiap kilogram TDN ransum yang diberikan dapat menghasilkan susu sebesar 1,634 liter (Sutardi, 1981). Produktivitas Fisik Sapi Perah Produtivitas fisik sapi perah merupakan suatu pengukur kemampuan dari sapi perah untuk memproduksi susu selama jangka waktu tertentu (Sitorus, 1980). Hasil penelitian menunjukkan Tabel 4. Produktivitas Ekonomi (ST/Hari) Produktivitas fisik Strata I Pakan Rp. 0,70 Sapi Perah Rp. 23,81 Sumber : Data primer diolah (2007) Hasil perhitungan produktivitas ekonomi pakan dalam satu hari pada strata I adalah sabesar Rp. 0,70 per ST, strata II Rp. 0,37 per ST, dan strata III Rp. 0,24 per ST. Produktivitas ekonomi pakan di atas mempunyai arti bahwa dari setiap rupiah biaya pakan yang dikorbankan akan

efisiensi pakan. Produktivitas ekonomi diukur dari nilai produksi susu, nilai penyusutan sapi dan nilai efisiensi pakan (Kay, 1986). Produktivitas Fisik Pakan Produktivitas fisik pakan dapat ditingkatkan melalui peningkatan produksi susu dengan peningkatan kualitas pakan yang diberikan. Siregar (1995) menyatakan bahwa produksi susu dapat ditingkatkan dengan memberikan pakan sesuai dengan kebutuhan ternak khususnya pada induk laktasi. Strata II 0,12 liter/kg TDN 2,69 liter/ST Strata III 0,08 liter/kg TDN 2,42 liter/ST

bahwa produktivitas fisik sapi perah dalam satu hari pada strata I adalah 4,59 liter/ST, strata II 2,69 liter/ST, dan pada strata III 2,42 liter/ST. Kemampuan sapi perah dalam memproduksi susu menurut ukuran produksi di Jawa Timur termasuk tinggi, namun jika dilihat dari segi tatalaksana yang dilakukan pada usaha ternak responden, produksi susu yang ada masih dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kualitas pakan yang diberikan, pengendalian penyakit, perbaikan kondisi kandang dan bila memungkinkan perbaikan genetik sapi. Produktivitas Ekonomi Pakan Produktivitas ekonomi pakan adalah nilai produksi usaha per rupiah biaya pakan yang dikeluarkan. Nilai produktivitas ekonomi pakan berhubungan dengan nilai produktivitas fisik pakan.

Rp. Rp.

Strata II 0,37 14,73

Rp. Rp.

Strata III 0,24 9,06

diperoleh penerimaan sebesar Rp. 0,70; Rp. 0,37; Rp. 0,24 per ST. Strata I produktivitas ekonomi paling tinggi karena tanggungan sapi-sapi yang tidak produktif kecil. Sudono (1991), menyatakan bahwa sapi laktasi akan mampu menghasilkan pendapatan lebih besar dari biaya pakan, namun

100

Hariyono,

Jurnal PROTEIN

demikian masih banyak peternak mengalami kerugian. Penyebab kerugian tersebut adalah pada struktur pemilikan sapi yaitu tidak imbangnya sapi laktasi yang dipelihara dengan sapi yang tidak produktif, serta sapi-sapi lain yang produksinya rendah. Produktivitas Ekonomi Sapi Perah Hasil perhitungan produktivitas ekonomi sapi perah dalam satu hari pada strata I adalah sebesar Rp. 23,81 per ST, strata II Rp. 14,73 per ST, dan pada strata III Rp. 9,06 per ST. Produktivitas ekonomi sapi perah sebesar tersebut artinya dari setiap rupiah modal yang ditanamkan dalam usaha peternakan dalam bentuk sapi perah pada strata I akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 23,81 per ST, strata II Rp. 14,73 per ST, dan pada strata III Rp. 9,06 per ST. Hasil ini menunjukkan bahwa investasi yang ditanam dalam bentuk sapi perah akan memberikan keuntungan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di desa Bocek dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Hasil penelitian di dapat besarnya pendapatan yang diperoleh pada peternak strata I sebesar Rp. 298.936,48, strata II Rp. 913.574,87, strata III Rp. 1.679.694,58 per usaha per bulan. 2) Produktivitas fisik ransum setiap 1 ST pada strata I sebesar 0,18 liter/kg TDN, strata II 0,12 liter/kg TDN, dan strata III 0,08 liter/kg TDN per bulan. Produktivitas fisik sapi perah setiap 1 ST pada strata I sebesar 4,59 liter, strata II 2,69 liter, dan strata III 2,42 liter per bulan. 3) Produktivitas ekonomi ransum pada strata I sebesar Rp. 0,70, strata II Rp. 0,37, dan strata III Rp. 0,24 per bulan per ST. Produktivitas ekonomi sapi pada strata I adalah sebesar Rp. 23,81, strata II Rp. 14,73, dan pada strata III Rp. 9,06 per bulan per ST. Saran Disarankan agar peternak untuk meningkatkan produktivitas usaha dengan manajemen usaha yang lebih baik lagi, terutama pemberian pakan yang belum seimbang dan belum memenuhi kebutuhan pokok hidup sapi.

Biro Pusat Statistik. 1996. Statistik Indonesia. Jakarta Bishop, C.E. dan W.D. Toussant. 1979. Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian. Diterjemahkan oleh Wisnuaji, Harsono dan Suparnoko. Mutiara Jakarta. Kay, RD. 1986. Farm Management : Planning, Control and Implementation. Second Edition. Mc Graw-Hill International Editions. Mc Graw-Hill Book Company. Singapore. Kusnadi. 1999. Akuntansi Biaya (Tradisional dan Modern). Fakultas Ekonomi. Universitas Jendral Ahmad Yani. Bandung. Maharsi, A. 1994. Upaya peningkatan Pendapatan Peternakan Sapi Perah di Jawa Timur. Makalah Diskusi Panel. Malang. Makeham, J.P. dan Malcom, R.L. 1990. Manajemen Usaha Tani Daerah Tropis. Diterjemahkan oleh Teku Basalius B. LP3ES. Jakarta. Mubyarto. 1993. Pengantar Perusahaan. LP3ES. Jakarta. Ekonomi

Nawawi, H. 1990. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Riyanto, B. 1993. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Penerbit Gadjah Mada. Yogyakarta Shobarudin, A.T., Wijaya, D., Atmajaya. Dan Muhammad. 1997. Produktivitas Pelayanan Publik di lembaga Pemerintah Desa Studi Banding desa Ngadri dan Tumpak Kepuh di kabupaten Dati II Blitar. Fakultas Adsministrasi. Universitas Brawijaya Malang Siregar, S. 1995. Sapi Perah: Jenis, Teknik Pemeliharaan dan Analisa Usaha. Penebar Swadaya. Jakarta Sitorus, P., Basya dan Nuraini. 1980. Daya Produksi Susu Sapi Perah di daerah Bogor. Cianjur dan Sukabumi. Buletin LPP. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

101

Vol. 15 No. 2 Tahun 2007

Produktivitas Usaha Sapi Perah Rakyat

Sudjana, 2002. Metode Bandung.

Statistik.

Tarsito.

Sudono, A. 1991. Produksi Sapi Perah. Jurusan Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sutardi, T. 1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Depatemen Ilmu Makanan Ternak. Fakultas Peternakan Institut pertanian Bogor. Bogor.

102

You might also like