You are on page 1of 8

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP SUHU TUBUH BAYI BARU

LAHIR

Ruri Yuni Astari 1, Aniyati Lisnawati 2


STIKes YPIB Majalengka

ABSTRACT

Hypothermia is one cause of mortality and morbidity in newborn. This is caused by the
fact that the baby's body surface area is larger than an adult's body surface and the rate of heat
loss even faster. One handling of heat loss (hypothermia) is by early breastfeeding initiation
(IMD). IMD gives opportunity for baby to suckle his mother early in life. One of the benefits of
IMD is to prevent heat loss (hypothermia).
The purpose of this study was to determine the effect of early breastfeeding initiation
against newborn body temperature at BPS Hj. Yayah Surlan Kuningan Sub-District and BPS
Yetti Sudiati Cilimus Sub-District Kuningan Regency in 2011. This study used a pure experiment
research design to conduct a simple experiment (Post-test Only Control Group Design). Its
population was newborns at BPS Hj. Yayah Surlan and BPS Hj. Yetti Sudiati. The number of
samples as many as 47 of each group. Which 47 infants in the intervention group and 47 infants
in the control group. This study used a simple random sampling with the criteria that the labor is
a normal birth without complications.This study used the same homogeneity of variance test.
Because the value wasobtained through the Levene test for 0.120> . The average temperature
of infants in the intervention group was 36.7 C, while the average temperature of infants in the
control group was 36.47C. The results of statistical tests of the effect of early breastfeeding
initiation on the incidence of hypothermia after the intervention obtained the value of Pvalue =
0.0001 (<0.05). It can be concluded that there was a statistically significant difference in the
average temperature of newborns who did not experience IMD, and in other words there was an
influence on the newborn temperature. It is therefore expected for the midwives to provide care
to newborn in the form of early breastfeeding initiation to prevent heat loss (hypothermia) in
newborns.
Keywords: Early Breastfeeding Initiation, Newborn Body Temperature, hypothermia

Angka Kematian Bayi saat ini cukup

PENDAHULUAN
Pembangunan

secara

umum

tinggi,

menurut

(SDKI,

2007)

Angka

diartikan sebagai upaya multi dimensi untuk

Kematian Bayi di Indonesia adalah sebesar

mencapai kualitas hidup seluruh penduduk

34/1000 Kelahiran hidup. Angka tersebut

yang lebih baik, termasuk pembangunan

sudah jauh menurun jika dibandingkan

kesehatan.

tersebut

dengan angka kematian bayi tahun 2003

dimaknakan sebagai proses yang terus

sebesar 27/1000 kelahiran hidup, namun

menerus dan progresif untuk meningkatkan

masih

derajat kesehatan masyarakat.

Development Goals (MDGs) 2015 sebesar

Pembangunan

jauh

dari

target

Millenium

Salah satu pengukuran kualitas hidup

17/1000 kelahiran hidup. Adapun hasil

manusia adalah dengan mengukur indeks

perhitungan yang dilakukan oleh Badan

pembangunan manusia (IPM). Dibentuk dari

Pusat Statistik (2007) di Provinsi Jawa Barat

tiga komponen pembangunan yang dianggap

Angka Kematian Bayi sebesar 40/1000

merupakan

kelahiran hidup (Departemen Kesehatan

komponen

yang

mendasar.

Dimana salah satu komponennya adalah

Republik Indonesia, 2008: 2).

tingkat kesehatan dengan indikator usia


harapan

hidup.

Provinsi

Jawa

Hipotermi merupakan salah satu

Barat

penyebab mortalitas dan morbiditas pada

menargetkan IPM pada tahun 2015 adalah

bayi baru lahir. Mereka rentan mengalami

sebesar 80 (Dinas Kesehatan Kabupaten

hipotermi karena luas permukaan tubuh bayi

Kuningan, 2009: 14).

lebih luas dari permukaan tubuh orang

Provinsi Jawa Barat menargetkan

dewasa dan kecepatan kehilangan panasnya

usia harapan hidup sebesar 70,9 pada Tahun

pun lebih cepat. Kehilangan panas tersebut

2012. Kabupaten Kuningan menargetkan

dikarenakan

Usia Harapan Hidup (UHH) pada tahun

memungkinkan bayi harus beradaptasi.

2012 sebesar 72 (Badan Pusat Statistik,

Dinas

suhu

lingkungan

Kesehatan

yang

Kabupaten

2010). Sedangkan usia harapan hidup

Kuningan tahun 2009, menyatakan bahwa

dipengaruhi oleh Angka Kematian Ibu

Angka

(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB),

Kuningan sebesar 37/1000 kelahiran hidup.

Angka Kematian Balita (AKABA) dan

Jumlah kematian bayi paling banyak pada

status gizi.

neonatal dini (0-6 hari) yakni sebanyak 134

Kematian

Bayi

di

Kabupaten

kasus. Penyebab kematian bayi usia 0-6 hari

di Kabupaten Kuningan adalah Berat Badan

Kulit ibu bersalin berfungsi sebagai

Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 51 kasus,

incubator, karena lebih hangat dari pada

Asfiksia 45 kasus, 38 kasus karena faktor

kulit ibu yang tidak bersalin. Secara

lain.

otomatis dapat mempengaruhi suhu bayi

(Dinas

Kesehatan

Kabupaten

Kuningan, 2009: 11). BBLR merupakan

baru

lahir

yang

rentan

mengalami

salah satu penyebab dari hipotermi. Karena

kehilangan panas. Ini berarti, dengan IMD

jaringan lemak pada subkutan yang kurang

resiko kehilangan panas (hipotermi) pada

dan sistem thermoregulasi yang belum

bayi baru lahir yang akan menimbulkan

matang.

kematian dapat dikurangi.


Salah satu penanganan kehilangan

Namun pada kenyataannya, tidak

panas (hipotermi) salah satunya dengan

semua bayi baru lahir memiliki kesempatan

melakukan inisiasi menyusu dini (IMD).

untuk melakukan IMD, bayi langsung

(IMD) merupakan gambaran bahwa inisiasi

dibungkus

menyusu dini bukan program ibu menyusui

terpisah dari sang ibu. Padahal IMD

bayi,

aktif

merupakan salah satu program yang gencar

ibu.

dianjurkan oleh pemerintah, karena banyak

tetapi

menemukan

bayi
sendiri

yang
puting

harus
susu

Program ini dilakukan dengan cara langsung

kain

hangat

dan

terkadang

manfaat yang diperoleh dari IMD.

meletakkan bayi yang baru lahir di dada

Penelitian ini akan menjadi salah

ibunya dan membiarkan bayi ini merayap

satu bukti bahwa alangkah pentingnya IMD

untuk menemukan puting susu ibu untuk

bagi kehidupan awal bayi baru lahir.

menyusu. IMD harus dilakukan langsung

Penelitian ini untuk meneliti Pengaruh

saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan

Inisiasi Menyusu Dini terhadap Suhu Tubuh

kegiatan

memandikan,

Bayi Baru Lahir di BPS Bidan Hj. Yayah

mengukur atau pemberian vitamin K dan

Surlan Kecamatan Kuningan dan Bidan Hj.

obat tetes mata. Bayi juga tidak boleh

Yetti

dibersihkan,

Kabupaten Kuningan 2011.

menimbang,

hanya

dikeringkan

kecuali

Sudiati

Kecamatan

tangannya. Proses ini harus berlangsung skin

METODE PENELITIAN

to skin antara bayi dan ibu. Biarkan bayi di

Rancangan

Cilimus

penelitian

yang

dada ibu selama satu jam bahkan sampai

digunakan adalah penelitian eksperimental

dapat menyusu sendiri.

murni

dengan

rancangan

Eksperimen

Sederhana (Posttest Only Control Group

Design). Dengan mengendalikan variabel

02

bayi baru lahir tanpa penyulit dan persalinan

kelompok intervensi

berlangsung secara normal dengan cara

02

tidak diikutsertakan dalam penelitian.


Dalam

rancangan

randomisasi,

artinya

anggota-anggota

ini

: Pengukuran/ Observasi pada

kelompok Kontrol

dilakukan

pengelompokkan

kelompok kontrol

: Pengukuran/ Observasi pada

: Perlakuan atau intervensi

(Inisiasi menyusu Dini)

dan

kelompok intervensi dilakukan berdasarkan

Populasi dalam penelitian ini adalah

acak atau random dalam hal ini adalah bayi

seluruh bayi baru lahir yang lahir di BPS

baru lahir. Kemudian dilakukan intervensi

Bidan

(X) pada kelompok intervensi dengan

Kuningan dan BPS Bidan Hj. Yetti Sudiati

melakukan inisiasi menyusu dini, setelah itu

Kecamatan Cilimus yang tidak mengalami

dilakukan pengukuran suhu (O) pada kedua

komplikasi saat lahir dengan persalinan

kelompok tersebut. Bentuk rancangan ini

April Juni 2011 sebanyak 180 orang yaitu

sebagai berikut:

90 orang di BPS Bidan Yayah Surlan dan 90

Hj.

Yayah

Surlan

Kecamatan

orang di BPS Bidan Hj. Yetti Sudiati.

02

Sampel dalam penelitian ini adalah


bayi baru lahir yang dilahirkan di BPS

02

R (Kelompok Intervensi)

Bidan Hj. Yayah Surlan dan BPS Bidan Hj.

R (Kelompok Kontrol)

Yetti Sudiati dengan

Keterangan:

minimal dibulatkan yaitu 47 responden dari

masing-masing kelompok.

: Randomisasi

jumlah sampel

HASIL PENELITIAN
1. Rata-rata Suhu Bayi Baru Lahir di BPS Bidan Hj. Yayah Surlan dan BPS Bidan Hj.
Yetti Sudiati Kabupaten Kuningan Tahun 2011

Variabel

Mean

Standar Deviasi

Standar Eror

IMD

36,70

0,23

0,03

Tidak IMD

36,47

0,27

0,40

Bahwa rata-rata suhu bayi baru lahir yang dilakukan IMD adalah sebesar 36,700C, sedangkan
rata-rata suhu bayi baru lahir yang tidak IMD sebesar 36,470C.
2. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini terhadap Suhu tubuh Bayi Baru Lahir di BPS Bidan
Hj. Yayah Surlan dan BPS Bidan Hj. Yetti Sudiati

Variabel
IMD
Non IMD

Standar Deviasi

Standar Eror

0,23

0,03

0,27

0,40

P Value

0,0001

4,467

Hasil uji statistik di dapat nilai value= 0,0001. Berarti pada alpha 0,05, value <
yang berarti bahwa secara statistic ada perbedaan yang bermakna rata-rata suhu bayi baru lahir
yang dilakukan inisiasi menyusu dini dan yang tidak dilakukan inisiasi menyusu dini dengan
kata lain ada pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap suhu bayi baru lahir di BPS Bidan Hj.
Yayah Surlan dan BPS Bidan Hj. Yetti Sudiati Kabupaten Subang Tahun 2011.

Kulit

PEMBAHASAN

ibu

memiliki

kemampuan

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-

untuk menyesuaikan suhunya dengan suhu

rata suhu bayi baru lahir pada kelompok

yang dibutuhkan bayi (thermoregulator,

intervensi adalah sebesar 36,700C sedangkan

thermal

pada kelompok kontrol sebesar 36,470C.

kedinginan, suhu kulit ibu akan meningkat

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

otomatis dua derajat untuk menghangatkan

Dr. Niels Bergman (2005) dalam buku

bayi. Jika bayi kepanasan, suhu kulit ibu

Roesli (2008: 11), kulit dada ibu yang

otomatis

melahirkan satu derajat lebih panas dari ibu

mendinginkan bayi (Roesli, 2008: 11).

synchrony).

turun

Jika

satu

bayinya

derajat

untuk

yang yang tidak melahirkan. Jika bayi

Bayi pada kelompok intervensi, yaitu

kedinginan, suhu kulit ibu otomatis naik dua

yang dilakukan IMD mempunyai rata-rata

derajat untuk menghangatkan bayi. Dada ibu

suhu

menghangatkan bayi dengan tepat selama

kelompok kontrol, yaitu bayi yang tidak

merangkak mencari payudara. Ini akan

dilakukan IMD memiliki rata-rata suhu

menurunkan kematian karena kedinginan

dibawah normal (hipotermi).

(Hypotermia).

normal.

Sedangkan

bayi

pada

Hasil penelitian ini dinyatakan tidak

kontrol bayi tidak melakukan kontak kulit

terdapat kesenjangan antara teori dan hasil

langsung dengan dada ibunya, bayi langsung

penelitian

dibungkus

ini

sehingga

IMD

terbukti

dengan

kain

sehingga

berpengaruh terhadap suhu tubuh bayi baru

kemungkinan memiliki suhu dibawah rata-

lahir.

rata

2.

Berdasarkan

hasil

uji

statistic

sehubungan dengan keterpaparan

terhadap lingkungan di sekitarnya.

menggunakan uji T didapatkan hasil bahwa

Upaya intervensi yang dilakukan

ada pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap

adalah dengan memberikan motivasi kepada

suhu bayi baru lahir di BPS Bidan Hj.

para bidan agar dapat memberikan konseling

Yayah Surlan Kecamatan Kuningan dan

kepada ibu hamil mengenai manfaat inisiasi

BPS Bidan Hj. Yetti Sudiati Kecamatan

menyusu dini yang salah satunya adalah

Cilimus Kabupaten Kuningan Tahun 2011

mencegah kehilangan panas atau hipotermi.

dengan value 0,0001 < (0,05).

SIMPULAN DAN SARAN

Menurut Rizki (2000), di Puskesmas

SIMPULAN

Pendanaran Semarang diperoleh data 5 dari

1. Rata-rata suhu tubuh bayi baru lahir yang

8 orang ibu bersalin yang tidak melakukan

dilakukan IMD sebesar 36,700C sedangkan

inisiasi menyusu dini bayinya mengalami

yang tidak dilakukan IMD yaitu sebesar

hipotermi

dengan rata-rata suhu

350C

36,470C

dengan

kata

lain

mengalami

sedangkan 3 ibu bersalin yang melakukan

hipotermi.

inisiasi

tidak

2. Ada pengaruh Inisiasi Menyusu Dini

mengalami hipotermia dengan rata-rata suhu

terhadap Suhu tubuh Bayi Baru Lahir di

menyusu

dini

bayinya

bayi baru lahir 36,5 C.

BPS Bidan Hj. Yayah Surlan Kecamatan

Menurut Roesli (2008 : 28) bayi

Kuningan dan BPS Bidan Hj. Yetti Sudiati

yang dilakukan inisiasi menyusu dini berada

Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan

dalam suhu yang aman. Karena suhu

Tahun 2011 sehingga hipotesa penelitian

payudara ibu meningkat 0,5 C dalam 2

terbukti.

menit jika bayi diletakkan di dada ibu.

SARAN

Hal ini terbukti

bahwa bayi pada

kelompok intervensi memiliki suhu yang

1. Bagi Institusi Pendidikan


Memfasilitasi

penelitian

perpustakaan

dengan

dengan

normal karena langsung kontak kulit dengan

melengkapi

buku

dada ibunya. Sedangkan pada kelompok

sumber dengan tahun terbitan terbaru,

34

sehingga wawasan mahasiswa akan lebih


luas dan berkembang ilmunya sehingga

Bachtiar, Adang; Achmad, E. Kusnidar;

dapat menghasilkan bidan yang kompeten

Haryanti, Yayuk. (2000). Metodologi

dengan ilmunya dalam meneliti asuhan

Penelitian Kesehatan. Jakarta.

kebidanan pada bayi baru lahir terutama

Fakultas Kesehatan Masyarakat

tentang pencegahan hipotermi.

Universitas Indonesia

2. Bagi Lahan penelitian


a. Hendaknya tenaga kesehatan dalam

Badan Pusat Statistik. (2010). Usia

hal ini bidan dapat meningkatkan

Harapan Hidup. Tersedia:

penatalaksaanaan kebidanaan pada

http://www.datastatistik-

bayi baru lahir sesuai dengan standar

indonesia.com. Diakses pada tanggal

pelayanan

8 Januari 2011

guna

menghindari

kematian bayi diantaranya:


b. Memberikan

konseling

dan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

penyuluhan mengenai manfaat dari

(2009). Buku Kesehatan Ibu dan

IMD terhadap suhu bayi baru lahir

Anak. Jakarta. Departemen

sehubingan

Kesehatan Republik Indonesia

dengan

pencegahan

hipotermi.
c. Memberikan

informasi

mengenai

Dewi, Vivian Nanny Lia. (2010). Asuhan

bahaya hipotermi bagi bayi baru

Neonatus Bayi dan Anak Balita.

lahir dan mengajarkan beberapa cara

Jakarta. Salemba Medika

pencegahan hipotermi.
3. Bagi Peneliti

Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan.

Diharapkan

peneliti

dapat

(2009). Profil Dinas Kesehatan

mengembangkan hasil penelitian ini

Kabupaten Kuningan. Kuningan.

tidak hanya secara teori juga dapat

Dinas Kesehatan Kabupaten

mengaplikasikannya

Kuningan

dalam

menambah

dilapangan
wawasan

dan

penetahuan mengenai pencegahan


hipotermi.
DAFTAR PUSTAKA

Hastono, Sutanto Priyo. (2001). Analisis


Data. Jakarta. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia

Rizki. (2000). Hubungan inisiasi Menyusu


Hermanto, Heri. (2010). Menyiapkan Karya

Dini terhadap Hipotermi. Tersedia:

Tulis Ilmiah. Jakarta. Trans Info

http://perpusnwu.dikti./biblio.hubung

Media.

aninisiasimenyusudiniterhadaphipote
rmi.com. Update: 21 Februari 2011.

Jaringan Nasional Pelatihan KlinikKesehatan Reproduksi. (2008). Buku


Acuan Pelatihan Klinik Asuhan
Persalinan Normal. Jakarta.

Roesli, Utami. (2007). Inisiasi Menyusu


Dini. Jakarta. Pustaka Bunda
-------------. (2008). Inisiasi Menyusu Dini

Departemen Kesehatan Republik

Plus ASI Ekslusif Cetakan I.

Indonesia

Jakarta. Pustaka Bunda

Kosim, M. Soleh. (2007). Penanganan Bayi

Saifudin, AB. (2006). Pelayanan Kesehatan

Baru Lahir Normal. Tersedia:

Maternal dan Neonatal. Jakarta.

http://www.ayumarthasari.blogspot.c

Yayasan Bina Pustaka Sarwono

om. Diakses pada tanggal 21

Prawirohardjo

Februari 2011
Suyanto; Salamah, Umi. (2009). Riset
Mitayani. (2010). Mengenal Bayi Baru

Kebidanan Metodologi dan

Lahir dan Penatalaksanaannya.

Aplikasi. Yogyakarta. Mitra

Padang. Baduose Media

Cendikia

Notoatmodjo, Soekidjo. (2002). Metodologi

Wiknjosastro, Hanifa. (2007). Ilmu

Penelitian Kesehatan. Jakarta.

Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina

Rineka Cipta

Pustaka Sarwono Prawirohardjo

--------------------------------. (2010).

Wong, Donna L. (2003). Bayi Baru Lahir.

Metodologi Penelitian Kesehatan.

Tersedia:

Jakarta. Rineka Cipta

http://www.ayumarthasari.blogspot.c
om. Diakses pada tanggal 21
Februari 2011

You might also like