Professional Documents
Culture Documents
CITATIONS
READS
3,121
7 authors, including:
Elin Yulinah Sukandar
Bandung Institute of Technology
76 PUBLICATIONS 166 CITATIONS
SEE PROFILE
Endang Kumolosasi
National University of Malaysia
28 PUBLICATIONS 44 CITATIONS
SEE PROFILE
Abstrak
Telah diuji aktivitas antidiabetes ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) dengan
metode toleransi glukosa pada tikus dan pada mencit diabetes imbasan-aloksan. Uji toleransi glukosa pada tikus menunjukkan penurunan kadar glukosa serum 30, 60 dan 90 menit
setelah pemberian ekstrak pada dosis 500 mg/kg bb, masing-masing sebesar 37,0%, 27,4%,
dan 25,4%; dan pada dosis 1000 mg/kg masing-masing sebesar 28,8%, 19,6% dan 21,8%.
Uji pada mencit diabetes imbasan-aloksan menunjukkan pada hari keempat setelah pemberian ekstrak pada dosis 500 dan 1000 mg/kg bb kadar glukosa serum menurun masingmasing sebesar 62,1% dan 74,1%, yang berbeda secara bermakna dibandingkan dengan
kelompok kontrol (p < 0,05).
Kata kunci: ekstrak etanol, buah mengkudu, Morinda citrifolia L., toleransi glukosa,
aloksan diabetogen
Abstract
Antidiabetic activity of ethanol extract of mengkudu (Morinda citrifolia L.) fruit had been
examined by glucose tolerance method on rats and on aloxan-induced diabetic mice. In the
glucose tolerance test on rats, 30, 60, and 90 minutes after administration of the extract at
a dose of 500 mg/kg bw, serum glucose concentration decreased by 37.0%, 27.4%, and
25.4%, respectively; and at a dose of 1000 mg/kg, serum glucose concentration decreased
by 28.8%, 19.6%, and 21.8%. While on the aloxan induced mice at the fourth day after
administration of the extract at doses of 500 and 1000 mg/kg bw, serum glucose concentration at the fourth day decreased by 62.1% and 74.1%, respectively, being significantly
different to that of control group (p<0.05).
Key words: ethanol extract, mengkudu fruit, Morinda citrifolia L., glucose tolerance,
diabetogenic aloxan
Pendahuluan
Mengkudu atau Morinda citrifolia (Rubiaceae) merupakan tumbuhan liar yang
banyak tumbuh di tepi pantai di seluruh nusantara. Kulit akarnya digunakan untuk
bahan pewarna batik; daunnya digunakan sebagai obat sakit perut, sesak nafas,
Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No. 2, 2004 - 43
disentri dan luka, serta untuk mengurangi sakit setelah melahirkan; sari buahnya
oleh masyarakat digunakan untuk memperlancar pengeluaran air seni serta mengobati sakit kuning, sedangkan campuran buah yang digiling ditambah cuka digunakan untuk mengobati limpa yang bengkak, penyakit hati, batuk serta untuk membersihkan luka [1,2]. Beberapa publikasi menyatakan bahwa buah mengkudu
berkhasiat untuk mengobati aterosklerosis, diabetes, tekanan darah tinggi, radang
tenggorokan, batuk, serta mencegah penyerapan lemak dan melancarkan air seni
[3].
Diabetes melitus adalah suatu penyakit hiperglikemia yang bercirikan kekurangan
insulin secara mutlak atau penurunan kepekaan sel terhadap insulin. The American
Diabetic Association membedakan diabetes melitus menjadi diabetes jenis-1 untuk
kekurangan insulin yang mutlak, diabetes jenis-2 yang bercirikan resistensi insulin
dan kekurangan sekresi insulin, diabetes jenis-3 yang disebabkan oleh gangguan
endokrin dan diabetes jenis-4 yaitu diabetes gestasional [4].
Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antidiabetes ekstrak buah
mengkudu dengan metode toleransi glukosa dan diabetes imbasan-aloksan.
Percobaan
Bahan
Ekstrak etanol kering buah mengkudu, glukosa, glibenklamid, aloksan, kit uji
glukosa (Human), glukotest (Roche), air suling, etanol 70%.
Alat,
Alat timbang tikus dan mencit, alat suntik oral tikus dan mencit, spektrofotometer
(Clinicon 4010 Mannheim GMBH), tabung sampel mikro, sentrifuge, mikropipet,
mixer.
Hewan percobaan
Tikus putih jantan galur Wistar dari Laboratorium Perhewanan Departemen
Farmasi ITB, mencit jantan Balb/c dengan berat badan 22 - 35 g dari PT Biofarma
Bandung.
Metode percobaan
Pembuatan ekstrak kering dan sediaan uji
Irisan buah mengkudu yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etanol 95%.
kemudian ekstraknya dikisatkan dengan alat penguap vakum putar. Sediaan uji
dibuat dengan mensuspensikan ekstrak kering dalam air suling untuk mendapatkan
dosis 500 dan 1000 mg/kg bb.
44 Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No. 2, 2004
0
120,1 15,3
131,0 18,8
128,2 6,4
164,6 36,1
120
67,9 23,7
62,2 6,9
79,1 8,1
84,4 16,8
Tabel 2: Kenaikan kadar rata-rata glukosa serum terhadap menit ke 0 (%) tikus terhadap
kadar awal
Kelompok
perlakuan
Kontrol
M500
M1000
GB 0.9
Keterangan
0
95,3 22,9
382,8 35,2
387,3 39,6
334,0 100,6
334,0 82,3
8
106,3 19,4
351,8 31,3
350,7 34,8
269,4 134,8
314,4 77,8
Kontrol
80
M500
60
M1000
40
GB 0.9
20
0
-20
30
60
90
120
-40
-60
Menit ke-
Menit ke
Ekstrak buah mengkudu pada dosis 500 dan 1000 mg/kg bb memperlihatkan efek
penurunan kadar glukosa serum tikus mulai pada menit ke-30 sampai menit ke-90
(Tabel 2). Persentase penurunan relatif kadar glukosa serum pada dosis 500 dan
1000 mg/kg bb terhadap kelompok kontrol pada menit ke-30, 60 dan 90 (masingmasing 37,0%, 27,4%, 25,4% untuk dosis 500 mg/kg bb dan 28,8%, 19,6%, 21,8%
untuk dosis 1000 mg/kg bb). Penurunan terbesar terjadi pada pemberian ekstrak
buah mengkudu pada dosis 500 mg/kg bb menit ke-30 yaitu sebesar 37,0%. Namun
penurunan kadar glukosa serum tikus pada pemberian ekstrak buah mengkudu
tidak bermakna secara statistik. Hal ini dapat disebabkan oleh besarnya standar
deviasi data.
Pada penelitian antidiabetes ekstrak buah mengkudu dengan metode induksi
aloksan, semua kelompok mencit yang disuntik dengan aloksan secara intravena
memperlihatkan peningkatan kadar glukosa (hiperglikemia) 250 306% dibandingkan dengan kelompok normal (Tabel 3). Pada hari pertama pemberian ekstrak
buah mengkudu (pemberian tunggal), kadar glukosa serum mencit menunjukkan
penurunan namun tidak bermakna secara statistik (Tabel 3 dan Gambar 2). Pada
hari keempat pemberian ekstrak buah mengkudu (pemberian berulang) pada dosis
500 dan 1000 mg/kg bobot badan, kadar glukosa serum mencit menunjukkan
penurunan dari kadar awal 62,07% pada dosis 500 mg/kg bb dan 74,13% pada
dosis 1000 mg/kg bb, dan ini berbeda secara bermakna dibandingkan dengan
kelompok kontrol (p < 0.05). Bila dibandingkan dengan kelompok normal, kadar
glukosa serum mencit pada pemberian ekstrak buah mengkudu pada dosis 500 dan
1000 mg/kg bobot badan (pada hari keempat) tidak menunjukkan perbedaan yang
bermakna (Tabel 3 dan Gambar 2). Penurunan kadar glukosa serum mencit pada
pemberian ekstrak buah mengkudu pada dosis 500 mg/kg bb tidak menunjukkan
perbedaan bermakna dibandingkan dengan yang diberi dosis 1000 mg/kg bb. Pada
hari kedelapan (setelah perlakuan dihentikan), terjadi peningkatan kadar glukosa
serum semua kelompok perlakuan.
Pada pemberian pembanding (glibenklamid 0.9 mg/kg bb), kadar glukosa serum
mencit tidak menunjukkan penurunan yang berarti dibandingkan dengan kontrol
(Tabel 3 dan Gambar 2). Hal ini disebabkan glibenklamid tidak bekerja memperbaiki sel pankreas- yang rusak akibat imbasan aloksan, tetapi menstimulasi pelepasan insulin dari sel pankreas- [7,8]. Berdasarkan data tersebut diduga mekanisme
kerja ekstrak buah mengkudu dalam menurunkan kadar glukosa serum mencit
berbeda dengan glibenklamid.
Kesimpulan
Ekstrak buah mengkudu menurunkan kadar glukosa serum tikus pada model
toleransi glukosa, namun tidak bermakna secara statistik. Pada uji dengan mencit
48 Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No. 2, 2004
Ucapan terimakasih
Penelitian ini merupakan bagian kerjasama penelitian antara Departemen Farmasi
FMIPA-ITB dan PT. Rinjaya Cagar Sakti. Tim peneliti mengucapkan terimakasih
atas dukungan biaya dari PT. Rinjaya Cagar Sakti.
Daftar Pustaka
1. Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, vol.3, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta, , 1795-1799.
2. Ogata, Y., 1986, Medicinal Herb Index in Indonesia, 2nd ed., PT. Eisai Indonesia,
Tokyo, 276.
3. Arianto, Y., 2002, Khasiat Buah Mengkudu, PT. Dian Rakyat, Jakarta, 101-102.
4. Corwin, E.J., 2000, Handbook of Pathophysiology, 2nd ed., Lippincott, New York,
573.
5. Kelompok Kerja Ilmiah, 1993, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia
dan Pengujian Klinik, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica,
Jakarta, 15-17.
6. Hayes, A.W., Principles and Methods of Toxicology, 4th ed., Taylor & Francis,
Boston, 1408-1409.
7. Goodman Gilman, A., Hardman, J. G., and Limbird, L. E. (Eds.), 2001, Goodman
& Gilmans the Pharmacological Basis of Therapeutics, 10th ed., McGraw-Hill,
New York, 1701.
8. Harvey, R.A., Champe, P.C., 1992, Lippincotts Illustrated Reviews: Pharmacology, Lippincott-Raven, New York, 260.