Professional Documents
Culture Documents
SURYA RIDWANNA
KETUA PELAKSANA UJI
PROFISIENSI BIDANG KLINIS JAWA
BARAT
BIDANG MUTU LSP TELAPI
DIREKTUR EKSEKUTIF LSP
PATELKI
ASESOR KOMPETENSI LSP TELAPI
ASESOR LISINSE (ISO 17024) BNSP
LEAD ASESOR AKREDITASI LAB
MEDIS (ISO 15189)
KETUA DEP. STANDARDISASI DAN
SERTIFIKASI DPP PATELKI
ANGGOTA MTKP JAWA BARAT
APAKAH HASIL
PEMERIKSAAN
KITA SUDAH
BENAR
5
ANALIS
KESEHATAN
Permintaan
Uji
Penanganan
Spesimen
Pengukuran
Analitik
Pelaporan
Hasil Uji
Interpretasi
Hasil Uji
Permintaan Uji
Uji yang tidak tepat
Penulisan tangan yg
tdk jelas
Identifikasi pasien yg
salah
Penanganan
spesimen
Pengukuran
Analitik
Pelaporan
Hasil
Interpretasi
Hasil Uji
Penanganan
Spesimen
Tabung yang salah
Permintaan
Uji
Salah mengidentifikasi
pasien
Volume tdk cukup
Pengambilan spesimen
pada waktu yg salah
Transport spesimen tdk
tepat
Pengukuran
Analitik
Pelaporan
Hasil Uji
Interpretasi
Hasil Ujin
Pengukuran
Analitik
Permintaan
Uji
Penanganan
Spesimen
Pelaporan
Hasil Uji
Interpretasi
Hasil Uji
Pelaporan Hasil
Uji
Kesalahan
Identifikasi Pasien
Permintaan
Uji
Penanganan
Spesimen
Pengukuran
Analitik
Laporan tidak
benar
Laporan tertunda
Kesalahan
penulisan
Interpretasi
Hasil Uji
Penanganan
Spesimen
Pengukuran
Analitik
Pelaporan
Hasil Uji
Kontrol
variabel
analitik
Kontrol
variabel pre
analitik
Kontrol
kualitas
analitik
dengan
menggunakan
metoda
statistik dan
control charts
Incorrect Action
Patient Harm
19
20
23
24
25
26
No QC Flag
Bad
QC Flag
Yes
False Accept
False Reject
True Reject
Yes
QC
Flag
No
True Accept
29
30
PENTING !!!
APAKAH HASIL
PEMERIKSAAN
KITA SUDAH
BENAR
32
34
35
REGULASI /
PANDUAN ?
Disarankan bahwa panduan pada
masalah QC harus dicari dari publikasi
masyarakat profesional yang relevan.
Blanko
Kontrol
Standar
Sp1
Sp2
Sp3
Sp4
Sp5
45
46
Goldschmidt Filter
Model for Validation of
Lab Test
System
Lab Error :
Administrative
Validation
Sample Validation
60% Preanalytical
Technical Validation
15%
Analytical
QC QA TQM
Patient Validation
25% Postanalytical
Clinical Validation
Poor Quality
Result
System
Sumber : Westgard, Basic Method Validation
Quality control
Internal QC
External QC
QC
QA QMS
Quality Asurance
Kit Evaluations & Monitoring, (EQAS)
Reference Testing, Quality Control Program
Strategy Development, Trouble Shooting
Training, Laboratory Networks
Personal
Accommodations and
Environment
Equipment
Measurement
Uncertainty
Reporting
etc.
Definitions
A. Quality- degree of excellence
B. Quality Control (QC)
1. Method (mathematical) used to monitor the
quality of procedures
2. Process that validates final results & quantifies
the variations of the results
C. Quality Assurance (QA)
1. Method used to guarantee quality in all areas of
patient care
2. Process of making sure standards of care are
maintained
D. Total Quality Management (TQM)
- Institutional policy to provide customer satisfaction
Quality Control
Semua
60
Manfaat QC - teknis
Mendeteksi
laboratorium meningkat
Pimpinan laboratorium lebih mudah
melakukan pengawasan
Meningkatkan kepercayaan dan moral
petugas laboratorium
63
64
65
66
67
Equipment Malfunction
Insufficient
sample
Incorrect
Sample
Analytical
(7-13%)
Pro Analytical
(46-68%)
Incorrect
Identification
Reporting of
Analysis
Sample
Condition
Sample
handling /
transport
Post Analytical
(18,5-47%)
Improver
data entry
Turn Around
Time
Sumber Kesalahan
di Laboratorium
Pre-analytic
(68%)
Patient preparation
Specimen acquisition
Speciment processing
Sample transport
Physician test order
Analytic
(13%)
Sample aliquot
Analyzer set up
Test calibration
Quality Control
Reportable test
Post-analytic
(19%)
Test report
Transmittal of report
Receipt of report
Review of test results
Action on the test
69
results
Blanko
Kontrol
Standar
Sp1
Sp2
Sp3
Sp4
Sp5
70
71
Lower Limit
TEa
Upper Limit
Target
TEa
Quality specifications for each control are defined as the target value
and the Total Error allowable (Tea) Limits
73
Perlakuan
kontrol spl pasien
Perlakuan
kontrol = spl pasien
Blanko
Tidak ada
kontrol / spl pasien
Kontrol
Standar
Sp Sp Sp Sp Sp
1 2 3 4
5
74
QC : keandalan analitik
Ketelitian (presisi) : Kedekatan nilai antara nilai-nilai
kuantitas yang diperoleh dengan mereplikasi pengukuran
kuantitas, di bawah kondisi tertentu. [ISO]
Impresisi : "Penyebaran acak dari satu set pengukuran
mereplikasi dan / atau nilai-nilai dinyatakan secara
kuantitatif dengan statistik, seperti standar deviasi atau
koefisien variasi." [CLSI] IFCC telah merekomendasikan
bahwa nilai rata-rata dan jumlah ulangan juga harus
dinyatakan, dan desain eksperimental yang dijelaskan
dalam sedemikian rupa sehingga pekerja lain dapat
mengulanginya. Hal ini sangat penting ketika istilah tertentu
yang digunakan untuk menunjukkan jenis tertentu dari
ketidaktelitian, seperti dalam-run, dalam hari, sehari-hari,
total, atau antara-laboratorium.
(http://www.westgard.com/glossary.htm)
75
Analytical System
Laboratory Result
Quality
Goal
SUMBER-SUMBER KESALAHAN :
MANUSIA
ALAT
BAHAN
HASIL
METODA
LINGKUNGAN
78
QA/TQM
KESALAHAN
NON
ANALITIS
ANALITIS
SISTEMATIK
ERROR (SE)
RANDOM
ERROR (RE)
QC
79
Persiapan pasien
Pemberian identitas pasien
Pengambilan dan penyimpanan spesimen
Transport spesimen
Clerical error :
Kesalahan penghitungan/penulisan
Pencatatan hasil
80
Analitycal Error
Random Error/kesalahan acak; variasi atau penyimpangan
yang disebabkan karena inconsistent dalam proses analisa,
biasanya dinyatakan dalam impresisi--- SD atau CV
Sebuah kesalahan yang bervariasi secara tak terduga, dalam
besarnya dan tanda, ketika sejumlah besar pengukuran dari
kuantitas yang sama dibuat di bawah kondisi yang sama
efektif.
Kesalahan acak membuat penyebaran karakteristik hasil untuk
setiap metode uji dan tidak dapat dipertanggungjawabkan
dengan menerapkan koreksi. Kesalahan acak sulit untuk
dihilangkan namun pengulangan mengurangi pengaruh
kesalahan acak.
Contoh kesalahan acak termasuk kesalahan dalam pipetting
dan perubahan dalam masa inkubasi. Kesalahan acak dapat
diminimalkan dengan pelatihan, pengawasan dan kepatuhan
terhadap prosedur operasi standar.
81
Kesalahan Acak
(Random Error)
kesalahan dalam pipetting
Kesalahan
Acak
Terkontrol
Kesalahan
Acak Tidak
Terkontrol
83
Analitycal Error
Systemic Error/kesalahan systemik; variasi atau penyimpangan
konsisten yang menyebabkan perubahan akurasi (nilai ratarata dengan nilai sebenarnya), dinyatakan dalam inakurasi--Bias
Sebuah kesalahan yang, dalam sejumlah pengukuran dari nilai
yang sama dari jumlah tertentu, tetap konstan ketika pengukuran
dilakukan dalam kondisi yang sama, atau bervariasi menurut
hukum yang pasti ketika kondisi berubah.
Kesalahan sistematis menciptakan bias karakteristik dalam hasil
tes dan dapat dipertanggungjawabkan dengan menerapkan
koreksi.
Kesalahan sistematis dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti
variasi suhu inkubasi, penyumbatan perubahan batch reagen atau
modifikasi dalam metode pengujian.
84
Kesalahan Sistematik
Data Kontrol
3.00
Standar Deviasi
2.00
1.00
0.00
1
10
11
12
-1.00
-2.00
-3.00
Tanggal
SD Data Kontrol
3.00
2.00
1.00
0.00
1
10
11
12
-1.00
-2.00
-3.00
88
SUMBER-SUMBER KESALAHAN :
MANUSIA
ALAT
BAHAN
HASIL
METODA
LINGKUNGAN
Kesalahan Acak
Kesalahan Sistematis
89
Sumber Kesalahan
di Laboratorium
Pre-analytic
(68%)
Patient preparation
Specimen acquisition
Speciment processing
Sample transport
Physician test order
Analytic
(13%)
Post-analytic
(19%)
Sample aliquot
Analyzer set up
Test calibration
Quality Control
Reportable test
Test report
Transmittal of report
Receipt of report
Review of test results
Action on the test
results
Random
error
Proportional
systematic
error
Comparative Method Result
91
Experiments
for estimating analytical errors
Type of Analytic
Error
Evaluation Experiment
Preliminary
Final
Random Error
Replication
Within run
Replication
Between runs
Constant Error
Interference
Proportional Error
Recovery
Comparation
of Method
92
AKURASI ???
SELISIH HASIL
PENGUKURAN DENGAN
NILAI SEBENARNYA
PRESISI ???
DEVIASI HASIL
PENGUKURAN BERULANG
93
94
95
INAKURASI
SE
INPRESISI
RE
Total Error
96
Akurasi OK
Presisi OK
Akurasi NO
Presisi OK
98
Akurasi OK
Presisi OK
Akurasi NO
Presisi NO
Akurasi NO
Presisi OK
Akurasi OK
Presisi NO
99
PRESISI
AKURASI
BAIK
BURUK
TV
TV
TV
TV
102
72.27
70.93
69.59
68.25
66.91
65.57
64.23
62.89
11
13
15
17
19
21
10X (B I A S)
rerata
68.2381
sd
1.338087
cv
1.960909
d%
-3,89
TV
71
Faktor = 71/68.2381
Jadi semua data dikalikan dengan faktor
103
72.27
70.93
69.59
68.25
66.91
65.57
64.23
62.89
68.2381
sd
1.338087
cv
1.960909
d%
-3.890007
TV
71
11
13
15
17
19
21
10X(B I A S)
rerata
77
75
74
73
71
70
68
67
66
71.248599
1.39712
Faktor = 71/68.2381
1.9609087
OK
9
11
0.35014
71
13
15
17
19
21
104
PRESISI
AKURASI
BAIK
BURUK
TV
TV
TV
TV
PRESISI
AKURASI
BAIK
BURUK
TV
TV
TV
TV
Kesalahan
Sistematik
Kesalahan
Acak
PRESISI
AKURASI
BAIK
BURUK
TV
TV
TV
TV
Akurasi VS Presisi
Good Precision is especially
needed for tests that are repeated
regulary on the same patient to
track treatment or disease progress
108
Untuk
keperluan
pemantauan
penatalaksanaan pasien, akan lebih baik
mempunyai ketelitian yang lebih baik dari
pada
ketepatan,
karena
hal
ini
memungkinkan
evaluasi
yang
baik
(konsisten) terhadap respon pengobatan
atau perubahan penyakit pasien
110
Zbi
TRIGK
Zbi
GOTk
Zbi
GPTk
Zbi
UREl
Zbi
KREAk
Zbi
GLUk
Zbi
KOLk
30
25
20
15
10
5
0
Zbi Auk
JUMLAH KEGAGALAN
Z SCORE
Z bi = Akurasi
Z wi = Presisi
111
JUMLAH KESALAHAN
112
Thank You
113
114