You are on page 1of 9

Kajian Gangguan Interbus Transformer 1 500/150 kV di Gardu

Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Krian


1

M Nur Hasan,

Ahmad Hermawan , 3 Irwan Heryanto/Eryk

Teknik Elektro, Sistem Kelistrikan, Politeknik Negeri Malang


Email : m.nurhasan91@gmail.com
Abstract
System 500 kV power transmission system is very vital. To maintain continuity of electrical power required a
reliable protection system, protection function is to localize the disorder so only disturbed areas are freed from the
power circuit and should also consider the level of safety for equipment, power stability and human safety protection
system must meet requirements, it shoul be Fast, Safe / stable, sensitive, reliable and selective so that if an interruption
occurs then the protection will work in accordance with its function as a safety. This final adjustment is a calculation
and analysis of relay protection coordination of distribution transformers of 500 MVA at 500 kV substation Krian, so
that the results of the calculations and the correct settings in the event of disruption expected protection relay will work
in accordance with the protection function itself. After calculating the importance of the speed differential relay
reaction is instant and if the differential relay can not detect any disturbance line to line then over current relay (OCR)
which will beck up in a time interval of 0.38 seconds, and if there are disturbances to ground the line restriched earth
faulth (REF) that will work and if restriched earth faulth (REF) did not detect interference line to ground the ground
faulth relay (GFR) which will beck up in a time interval of 0.716 seconds.
Keywords: coordination, basic current, working time between relays
Abstrak
Sistem transmisi tenaga listrik 500 kV adalah sistem yang sangat vital. Untuk menjaga
kelangsungan tenaga listrik diperlukan sistem proteksi yang handal, Fungsi proteksi adalah
untuk melokalisir gangguan jadi hanya daerah yang terganggu saja yang dibebaskan dari
rangkaian tenaga listrik dan juga harus mempertimbangkan tingkat keamanan terhadap
peralatan, stabilitas tenaga listrik dan juga keamanan terhadap manusia Sistem proteksi harus
memenuhi persyaratan yaitu Cepat, Aman / stabil, Peka, Andal dan Selektip sehingga apabila
terjadi gangguan maka proteksi akan bekerja sesuai dengan fungsinya sebagai pengaman.
Tugas Akhir ini merupakan perhitungan dan analisis penyetelan koordinasi rele proteksi
transformator distribusi 500 MVA di gardu induk 500 kV Krian, sehingga dari hasil perhitungan
dan setting yang benar diharapkan apabila terjadi gangguan rele proteksi akan bekerja secara
baik sesuai dengan fungsi proteksi itu sendiri. Setelah dilakukan perhitungan maka didapat
kecepatan reaksi relai differensial adalah instant dan apabila relai differensial tidak bisa
mendeteksi adanya gangguan line to line maka relai over current relay (OCR) yang akan
membeck up dalam selang waktu 0,38 detik dan jika ada gangguannya line to ground maka
restriched earth faulth (REF) yang akan bekerja dan apabila restriched earth faulth (REF) tidak
mendeteksi gangguan line to ground maka ground faulth relay (GFR) yang akan membeck up
dalam selang waktu 0,716 detik.
Kata kunci : koordinasi,basic arus,waktu kerja relai
1. PENDAHULUAN)

internal dari IBT kemudian mentrigger


bushing
tersier
sehingga
menjadikan
bushing tersier pecah dan keluarlah minyak
dari bushing yang kemudian minyak
tersebut merambat ke body IBT. Karena
saat itu suhu pada body IBT sangat tinggi
maka terjadilah kebakaran. (Anonim2,,2013)

Terbakarnya Transformator (IBT-2) di


Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET)
Cawang yang berkapasitas 500 MVA,
kemungkinan disebabkan oleh banyak
faktor dan tidak terjadi begitu saja, akan
tetapi merupakan akumulasi dari pola
operasi yang telah berlangsung lama,
diantaranya adalah pola pembebanan yang
tinggi. Dan penyebab terbakarnya IBT 500
MVA Cawang adalah adanya gangguan

Karena pembebanan yang terjadi


pada Gardu Induk Ekstra Tinggi (GITET)
Krian pernah mencapai 93.71 % dari total
kapasitasnya yang dapat dilihat dari data

monitor GITET Krian pada 24 Oktober 2013.


Dari data tersebut diketahui bahwa beban
tertinggi Gardu Induk Ekstra Tinggi (GITET)
Krian pada 24 oktober 2013 pada waktu
beban puncak yaitu pukul
10.00 WIB
sebesar 468,55 MVA padahal menurut
standart
IEC
76
bahwa
standart
pembebanan transformator daya suhu kerja
30 C adalah sebesar 92% dari total
kapasitasnya dan juga keadaan peralatan
dan setting proteksi haruslah selalu
diperhatikan. untuk perhitungan short
circuit manual menggunakan metode
komponen simetri dan assimeri. Untuk
mengetahui bagaimanakah gangguan yang
mungkin
terjadi
serta
mengetahui
bagaimanakah jika setting yang diterapkan
mengacu pada perhitungan manual dari itu
semua bisa dilihat bagaimanakah kondisi
koordinasi relai relai yang terpasang yang
meliputi differential relay, ground fault relay,
restriched earth faulth (REF) dan over current relay
(OCR). Untuk merencanakan sistem proteksi yang
handal dalam mendeteksi gangguan yang mungkin
terjadi. Untuk penerapan hasil kajian yang telah
dilakukan maka penulis hanya menerapkan simulasinya
di software.
2.

Hubung singkat ini melibatkan ketiga fasa .


Arus hubung singkat tiga fasa (Isc 3) diberikan oleh
persamaan berikut : (Stevenson, 1984;)
Ia1 = Ia2 = Ia0
Isc pu =

(2)

E
X1

(3)

2.2.2.2 Hubung Singkat Dua Fasa


Hubung singkat ini melibatkan antar 2 fasa.
Arus hubung singkat dua fasa (Isc2) diberikan oleh
persamaan berikut : (Stevenson, 1984;)
Ia1 = - Ia2 , Ia0 = 0
Isc pu =

(4)

E
X 1+ X 2

(5)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.. Gangguan Beban Lebih

2.2.2.3 Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah

Gangguan ini sebenamya bukan gangguan


murni, tetapi bila dibiarkan terus menerus berlangsung
dapat merusak peralatan listrik yang dialiri arus
terebut. Pada saat gangguan ini terjadi arus yang
mengalir melebihi dari kapasitas peralatan listrik dan
pengaman yang terpasang. Besarnya arus beban lebih
dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
(Stevenson, 1984;)

Hubung singkat ini melibatkan antar 2 fasa


dengan tanah. Arus hubung singkat dua fasa (Isc 1)
diberikan oleh persamaan berikut : (Stevenson,
1984;)Ia1 = Ia2 = Ia0
(6)

FLA =

S
3 V

Isc pu =

E
X 1+ X 2 + X 0

(7)

2.2.2.4 Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah


(1)

Hubung singkat ini melibatkan antar 1 fasa


dengan tanah. Arus hubung singkat dua fasa (Isc 0)
diberikan oleh persamaan berikut : (Stevenson, 1984;)

2.2.2. Gangguan Hubung Singkat


Va1 = Va2 = Va0 dimana Va1 = E - Ia1 X1
Gangguan hubung singkat dapat terjadi dua
fasa, tiga fasa, satu fasa ke tanah, dua fasa ke tanah,
atau 3 fasa ke tanah. Gangguan hubung singkat ini
sendiri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu
gangguan hubung singkat simetri dan gangguan
hubung singkat tak simetri (asimetri)..
2.2.2.1 Hubung Singkat Tiga Fasa (simetri)

Ia1 =

E
X2 X
X 1+
X 2+ X 0

(8)

Ia2 =

V a2
V a0
=
X2
X0

(9)

2.10

ihs LL
Iset

0,021

2.3. Perhitungan Impedansi


1). Perhitungan Impedansi Transformator
Td =

(Anonim1,2009;)
Xt = Zt x

MVA b
S

(10)

(16)

2). Perhitungan Impedansi Penghantar

3)

(Anonim1,2009;)
Zsutet =

(11)

(12)

b. Urutan Negatif
(13)

c. Urutan Nol
Td =

(14)

2.3 Relai Arus Lebih (Overcurrent Relay)

ihs 1 fasa
Iset

0,021

x t set (19 )

3) Setting waktu kerja aktual

Pada dasarnya rele arus lebih berfungsi sebagai


pengaman gangguan hubung singkat, tetapi dalam
beberapa hal dapat berfungsi sebagai pengaman beban
lebih. Fungsi rele ini disamping sebagai pengaman
utama untuk seksi yang diamankan juga berfungsi
sebagai pengaman cadangan pada seksi berikutnya.

T=

(20 )

Pada aplikasinya praktis dilapangan untuk


besarnya nilai pengaturan over current
relay adalah (Anonim1,2009;)

ihs 1 fasa
Iset

0,14

x td

2.5 Relai Differential

1) Setting Arus
Is = 1,2 x In

K = 1,5

Rele gangguan tanah adalah rele yang


digunakan untuk mengamankan antara fasa dengan
tanah. Gangguan satu fasa ketanah dan dua fasa
ketanah dapat diamankan dengan rele gangguan tanah
atau ground fault relay. Dalam settring nilai pick-up
dari ground faulth relay digunakan nilai sebesar (PT.
Pln, 2009;).
1) Setting arus kerja
Iset = Ir x Inr x CT
(18 )
2) Setting waktu kerja

a. Urutan Positif

Z = ZG(-) + (Zp x p)
1(4)

xK

2.4 Relai Ground Faulth (GFR)

(Anonim1,2009;)

Z = ZG(-) + (Zp x p)
(13)

500
Xt x CT 500

(17)

3). Perhitungan Impedansi di Setiap Asumsi Titik


Gangguan

Z = ZG(+) + (Zp x P)
12

Setting arus moment


Is mom =

Xsutet
Zb 500

x t set

Relai jenis ini sering dipakai pada


transformator. Rele ini digunakan untuk
melindungi dari gangguan antar belitan,
misal gangguan fase-fase. Rele diferensial
tidak tanggap terhadap gangguan eksternal
dan beban lebih, tetapi rele ini tanggap
terhadap gangguan antar fase internal.
Pada aplikasi dilapangan besar setting dari
relai ini adalah (Anonim1,2009;)

(15)

2) Setting waktu

Cara
transformator

menghitung

arus

auxulury

IACT = In x ratio CT
1) Cara
menentukan
transformator
Tap ACT =
2)

(21)
TAP

auxulury

ISCTP
IACTSP

(22)
Cara
menentukan
gangguan
I1 =

3.1. Diagram Alir Peyelesaian Secara Umum

ISC
CT

arus

x TAPACT

(23)
4)
setting relai

Cara

menghitung arus

Id = (0,2 0,3 x In)

(24)

5) Cara menghitung sloope


Sloope = (25 - 30 %)

Gambar 1. Diagram alir penyelesaian secara umum

(25)

Penelitian dari kajian gangguan pada interbus


transformator 1 di GITET Krian ini di mulai dengan
melakukan observasi ke perusahaan GITET Krian
untuk pengambilan data-data yang lengkap sebagai
penunjang mengenai tugas akhir ini . data yang dapat
di peroleh dari melakukan observasi adalah data
lapangan dan beberapa textbook maupun jurnal-jurnal
yang berkaitan dengan tugas akhir ini. Melakukan
perhitungan arus hubung singkat secara manual pada
lokasi yang telah diasumsikan terjadi gangguan hubung
serta melakukan perhitungan untuk setting relay
proteksi transformator.

6) Cara
menghitung
arus
gangguan eksternal
IG = I1 - I2
(26)
7) Cara
menghitung
arus
gangguan internal
IG = I1 + I2
(27)
2.6 Restriched Earth Faulth (REF)
Rele gangguan tanah adalah rele yang digunakan untuk
mengamankan antara fasa dengan tanah. Gangguan
satu fasa ketanah dan dua fasa ketanah yang berada
didiket titik netral transformator yang tidak bisa
dideteksi oleh relai differnsial (Anonim1,2009;)
Setting Tegangan Kerja
Vrn = (Rctn + (2 x

ihs
(28)
CTn 500

RLn))

Memodelkan sigle line dari GITET Krian


secara manual. Langkah selanjutnya adalah membuat
single line diagram GITET Krian pada software
Electrical Transient Analyzer Program (ETAP) 7.5
Serta memasukkan seluruh komponen dan parameter
parameter yang ada. Melakukan simulasi hubung
singkat pada lokasi yang ditentukan untuk
mendapatkan arus hubung singkat gangguan antar fasa
maupun gangguan fasa dengan tanah dibandingkan
dengan perhitungan manual. kemudian dilanjutkan
dengan menganalisa kurva koordinasi relay proteksi
pada setiap lokasi yang dikoordinasikan menggunakan
ETAP Star protective Device Coordination pada
software ETAP 7.5.

Faktor pengali APP malang 1,5 - 3


1) Setting Arus Kerja
Untuk arus kerja minimum
Iop = (Isett + n. I mag )
Iset = 0,1 x Inr
2.6.
Menghitung
Transformator
P = V x I Cos Phi
3.

(29)

Analisa ini digunakan untuk untuk


mengetahui apakah perhitungan koordinasi secara
manual ketika disimulasikan pada ETAP 7.5. sudah
baik atau belum.jika belum dilakukan perhitungan dan
setting ulang kemudian disimulasikan lagi. Kegiatan
selanjutnya adalah pengambilan kesimpulan atas
keseluruhan hasil perhitungan maupun hasil simulasi
dan dilanjutkan dengan pembuatan laporan tugas akhir.

(30)
Daya

Keluaran
(31)

METODOLOGI

4.

PEMBAHASAN DAN ANALISA

4.1 Analisa Gangguan

1.
2.
3.
4.

Adanya gangguan pada transformator adalah hal


yang tidak dapat dihindari. Proteksi pada
transformatorr mutlak harus dipenuhi, mengingat
transformator adalah peralatan listrik yang mahal.
Besarnya arus hubung singkat harus dihitung sehingga
dapat menentukan dan memilih rating dari peralatan
pengaman.
Gangguan
yang
dianalisis
pada
transformator antara lain :
Gangguan 3 fasa
Gangguan 2 fasa
Gangguan 2 fasa ke tanah
Gangguan 1 fasa ke tanah
4.1.1.
Hasil Perhitungan Impedansi
Total
Dalam
pembahasan
sebelumnya dengan menggunakan
persamaan 2.10 dan 2.11 telah
dijabarkan perhitungan dari besar
impedansi setiap komponen. Dari
hasil
perhitungan
tersebut,akan
disajikan tabel data impedansi
total,yang
fungsinya
untuk
memudahkan
pembacaan
besar
impedansi di setiap titik. Sehingga
untuk
besar
impedansi
setiap
komponen yang akan digunakan
dalam perhitungan urutan impedansi
dapat dilihat pada tabel di bawah
ini ;

Gambar 2. Letak Titik Gangguan


Sumber : Asumsi Gangguan
1) TITIK GANGGUAN
Sedangkan untuk besarnya urutan
impedansi di titik F2 dengan jarak 100%
dari SUTET yaitu 0,02 km,dapat dihitung
dengan perhitungan 2.13 dan 2.14
hasinya sebagai berikut ini :

Tabel 2 Perhitungan Impedansi Total


Data
Impedan
si

Simbo
l

Z1 (pu)

Z2
(pu)

Z0
(pu)

Sumber
bus 500
kv

ZG

0,0009
133861

0,000
8031
29

0,00
0676
0759

Sutet
500 Kv

Zsutet

0,0001
126

0,000
1126

0,00
0112
6

Belitan
primer

Ztp

0,012

0,012

0,01
2

Belitan
sekunde
r

Zts

0,013

0,013

0,01
3

Belitan
tersier

Ztt

0,045

0,045

0,04
5

Tabel 3. Ururan Impedansi Titik Gangguan


Jrk
%

Pnjg
(km)

Z1(P
U)

Z2
(PU)

Z0
(PU)

F
2

100

0,02

0,005
156

0,000
805

0,006
28

F
3

0,000
2

0,031
8

0,025
8

0,228

F
4

100

0,02

0,034

0,002
7

0,065
6

4.3.1 Perhitungan Arus Short Circuit di


Titik Gangguan
Dengan menggunakan persamaan
2.6, 2.8, 2.10, 2.12. dapat dihitung nilai
arus hubung singkat di sisi 500 kV
sebesar :
Tabel 4. Tabel Arus Hubung
Singkat

Jenis
gangguan

3L

L-L

L-G

L-L-G

Simulasi (kA)

23,

20,3

9,4

20,6

Perhitungan
(kA)

22,
9

20,3
2

9,1
9

Maka
gerbang
logika
yang
menunjukkan
kerja
dari
relai
defferensial adalah sebagai berikut :

20,66

Sumber : Hasil simulasi ETAP 7.5


dan perhitungan
Dari hasil perhitungan dan simulasi di
sisi 150 Kv di atas dapat diketahui nilai arus
hubung singkat sebagai berikut :

Gambar 3. Diagram Logika Kerja Relai


Differensial Gangguan Eksternal

Tabel 5. Tabel Arus Hubung


Singkat
Jenis gangguan 3 L
L-L
L-G L-L-G
Simulasi (kA)

10,
6

9,1

10,
4

10,5

Perhitungan
(kA)

11,
3

10,
4

10,
5

10,5

Relai differensial akan bekerja jika nilai IOP


> I set
1) Gangguan Internal
I (pu) = 193,9
I500 = 22389,6 A
I150 = 74632 A
Dengan menggunakan persamaan
26 didapatkan hasil
I 1 = 35,8 A
I 2 = 38,8 A
Maka Id = 35,8 +38,8 = 74,6 A
Dan operasi gangguannya sebagai
berikut
Iop = 22,38 A
Maka
gerbang
logika
yang
menunjukkan
kerja
dari
relai
defferensial adalah sebagai berikut :

Sumber : Hasil simulasi ETAP 7.5


dan perhitungan.
4.5. Differensial Relai
Rele differensial merupakan rele utama
bagi pengaman transformator, sehingga
rele ini tidak bisa dijadikan rele cadangan.
Karena rele ini merupakan rele utama
sehingga setting waktu yang digunakan
yaitu instan (instantaneous).
Dengan menggunakan persamaan 21,22
dan 23 maka didapat hasil perhitungan :
TAP

ACT P

= 1,6 A, TAP

ACT S

Gambar 4. Diagram Logika Kerja Relai


Differensial Gangguan Internal
Pada waktu terjadi gangguan di
daerah
pengamanan,maka
arus
sekunder
transformator
yang
mengalir
pada
relai
saling
menjumlahkan (lebih besar dari nilai
setting) (Anonim3,2013)
4.6Over Current Relay

= 1,3 A

Untuk setting relai differensial ini diambil


30%
karena
diperoleh
dari
tolernsi
kesalahan ACT 10% kesalahan CT 10%
kesalahan tap ACT 4% arus eksitasi 1% dan
faktor keamanan 5% maka besar arus
settingnya adalah
Isett = 30% x Inr = 30% x 1 = 0,3 A

Rele over current adalah rele yang bisa


digunakan sebagai rele utama maupun rele
cadangan, tergantung pada gangguan
yang terjadi pada sistem. Jika gangguan
yang terjadi di dalam daerah yang
diamankan differential relay, maka over
current relay berfungsi sebagai rele
cadangan (beck up). Jika gangguan yang
terjadi di luar daerah yang diamankan rele
differensial, maka rele over current bekerja
sebagai rele utama.

Analisa Skenario Gangguan


1) Gangguan eksternal
I (pu) = 198,4
I500 = 22966,9 A
I150 = 76364 A
Dengan menggunakan persamaan
25
maka
didapatkan
hasil
perhitunghan
I 1 = 39,7 A
I 2 = 39,7 A
Maka Id = 39,7 39,7 = 0 A
Dan operasi gangguannya sebagai
berikut
Iop = slope (%) x Id = 30 % x 0 = 0 A

4.6.1.
CT 500
1000

OCR Sisi 500 kV


:

1000/1

1) Setting arus
Dengan menggunakan persamaan
15
maka
didapatkan
hasil
perhitungan sebesar :
Ip = 692,8 A
Is = 0,69
Sehingga yang dipilih adalah tap
0,69 A
Iset = 690 A

4.8.1. REF Primer


Restriched earth fault adalah relay
yang mengamankan transformator dari
gangguan ku paran yang tidak bisa di
proteksi oleh OCR ataupun relai differensial
dengan
sempurnakhususnya
gangguan
belitan transformator yang berada didekat
titik netral.
1) Setting Tegangan Kerja

2) Seting waktu kerja


Dengan menggunakan persamaan
16
maka
didapatkan
hasil
perhitungan sebesar :

Dengan menggunakan persamaan


28 maka didapatkan hasil perhitungan
sebesar : Vrn = 52,8

Td = 0,39 SI

Faktor pengali APP malang 1,5 3 , V set =


79,2 Volt

3) Setting arus momment


Dengan menggunakan persamaan
17
maka
didapatkan
hasil
perhitungan sebesar :
IR mom = 6,25
Sehingga dipilih Tap 6,5
Ismom = 9,05
Sehingga dipilih arus moment = 9
Im = 6210 A
Dari perhitungan diatas bisa
disimpulkan bahwa jika terjadi
gangguan dan besar arus gangguan
melebihi 6210 A maka CB akan trip
seketika (instant)

2) Setting arus kerja


Dengan menggunakan persamaan
29 maka didapatkan hasil perhitungan
sebesar : Iset = 0, 1 A
3)

Arus kerja minimum

Dengan menggunakan persamaan


30 maka didapatkan hasil perhitungan
sebesar : Iop = 0,13 A
Tingkat

sensitifitas

4.7 Ground fault relay


4.7.1 GFR Primer
Merk
CT 500

pengaman

dari relai menjadi s =( Iop x100 %

: BBC

(s)

0,13
x 100 = 13 %
0,1

: 1000/1 = 1000
4.8. Analisa Koordinasi

1) Setting arus kerja


Dengan menggunakan persamaan
18
maka
didapatkan
hasil
perhitungan sebesar Iset = 280 A
2) Seting waktu kerja
Dengan menggunakan persamaan
19
maka
didapatkan
hasil
perhitungan sebesar Td = 0,62 SI
3) Setting waktu kerja aktual
Dengan menggunakan persamaan
20
maka
didapatkan
hasil
perhitungan sebesar :
T = 1,2 detik
Berdasarkan perhitungan diatas arus
setting yang didapatkan adalah 280
A atau arus setting relai 0,28 A maka
jika terjadi gangguan fasa tanah
melebihi settingan maka relai akan
memerintahkan CB untuk trip dalam
waktu 1,2 detik

Dalam bekerja, relai memerintahkan


CB/PMT untuk trip sehingga gangguan
dapat dilokalisir. Didalam sistem Interbus
transformator ada 2 buah PMT. yaitu PMT
500 Kv dan PMT sisi 150 Kv. Setiap relai
memiliki perintah yang berbeda dalam
melokalisir gangguan,yaitu PMT mana yang
paling tepat untuk melokalisir gangguan,
sehingga gangguan tidak meluas dan
bagaian yang terlokalisir semakin sempit,
sehingga rugi yang ditimbulkan oleh
pemadaman semakin sedikit
4.8.1 Koordinasi relai berdasarkan titik
gangguan
Tabel 6. Tabel Kerja Relai

4.8 Restriched earth faulth (REF)

2
fasa

1
fasa

(kA)

(kA)

F1

20,32

9,6

OCR/GFR
primer

F2

19,3

9,4

Diff,
primer

F3

11,12

10,7

Diff,REF
Sekunder

150
kV

F4

10,4

10,5

OCR/GFR
sekunder

150
kV

1) Koordinasi relai
OCR primer

Relai

PMT
trip

500
kV
REF

500
kV

differensial dengan

Gambar 6.. Kurva Koordinasi Relai


REF dengan GFR

Dari grafik dibawah saat dilihat bahwa relai


differensial akan memerintahkan PMT untuk
trip saat terjadi gangguan fasa-fasa dalam
waktu instant dan apabila relai differensial
gagal mendeteksi gangguan ini maka relai
OCR pada sisi primer akan bekerja
(membeck up) arus gangguan dengan
waktu kerja 0,38 detik

Dari grafik diatas saat dilihat


bahwa relai REF akan memerintahkan PMT
untuk trip saat terjadi gangguan fasa-tanah
dan apabila relai REF gagal mendeteksi
gangguan ini maka relai GFR pada sisi
primer akan bekerja (membeck up) arus
gangguan dengan waktu kerja 0716 detik.
4.9 Analisa Dmpak Gangguan Terhadap
Sistem
Setelah dihitung menggunakan persamaan
31 maka dihasilkan Besarnya daya yang
hilang sebesar 400 MW
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Hasil analisis perhitungan terhadap proteksi
yang telah diterapkan terjadi beberapa
perbedaan setting yang sangat signifikan yang
kedepannnya bisa dijadikan sebagai refrensi
jika kedepannya akan dilakukan resetting
ulang.
2. Koordinasi relai yang baru di
simulasikan menggunakan software
ETAP
7.5.
pada
saat
terjadi
gangguan line to line over current
relai akan mem beck up differensial
selang waktu 0,38 detik. Dan juga
saat gangguan
line to ground
ground faulth relay akan membeck
up restriched earth faulth selang
waktu 0,716 detik..
3. Dampak yang ditimbulkan jika terjadi
gangguan pada interbus transformator adalah
berkurangnya supply sistem 500/150 kV jawa
bali sebesar 400 MW pada keadaan nominal.

Gambar 5. Kurva Koordinasi Relai


Differensial dan OCR di F2
2) Koordinasi relai REF dengan GFR primer

Elmore Walter A., Protective Relaying Theory and


Aplications, Marcel Dekker, Inc., New York,
2004
5.2 Saran
Hewitson Les, Practical Power Systems Protection,
2004

Ada beberapa hal yang harus dijadikan


saran terhadap hasil skripsi ini agar
bahasan yang di bahas di dalamnya bisa
dikembangkan :
1. Perlu
dilakukan
simulasi
mengguanakan
software
lainnya
untuk
menambah
perbandingan
setting guna mendapat settingan
yang lebih baik.
2. Hasil kajian ini dapat dijadikan
refrensi oleh pihak PLN jika akan
dilakukan resetting.

Horowitz, Stanley H. dan Phadke, Arun G., Power


System Relaying 3 Edition, John Wiley &
Sons Ltd, England, 2008. Rd
Mason C. Russell, The Art and Science of Protective
Relaying, General Electric
Sleva Anthony F., Protective Relay Principles, 2009
T. Davies, Protection of Industrial Power System
Second Edition, 2006

DAFTAR PUSTAKA
Anonim1, 2009,Perhitungan Setting Relai Proteksi
Trafo Tenaga ,PT Pln (Persero)

Yudianto,Hendri.. Kajian sistem Proteksi


Transformator Daya di Gardu Induk
WaruLaporan Akhir. Politeknik Negeri
Malang. Indonesia, 2006

Anonim2. www.pln.co.id, 2013

Stevenson, D. William Power SystemAnalysis,1984

Anonim , PT PLN P3B APB Jatim, 2013


3

You might also like