Professional Documents
Culture Documents
Games Mentoring Islam PDF
Games Mentoring Islam PDF
Games Mentoring
Islam
Kumpulan Aplikasi Games
dalam Kegiatan Mentoring
Islam
oleh Aiman Ghalib
Publisher
Asad
Managing Editor
Gavin
Technical Editors
Basil
Na'amah
Cover Designer
Zufar
Team Coordinator
Haidar
Production
Garuda Publishing
Daftar Isi
Foreword
Bab I Pendahuluan
1 Bagaimana menggunakan
...................................................................................................................................
games dalam Mentoring Islam?
6
Langkah 1. Tentukan
..........................................................................................................................................................
Game yang Tepat.
6
Langkah 2. Persiapan
..........................................................................................................................................................
Matang
7
Langkah 3. Perkenalan
..........................................................................................................................................................
yang Antusias
8
Langkah 4. Membagi
..........................................................................................................................................................
Kelompok
8
Langkah 5. Anda
..........................................................................................................................................................
Sebagai Fasilitator: Perhatikan Jalannya Games
9
Langkah 6. Pengambilan
..........................................................................................................................................................
Hikmah
10
Langkah 7. Merayakannya
.......................................................................................................................................................... 11
Langkah 8. Evaluasi
..........................................................................................................................................................
Perbaikan
11
Daftar Ceklist..........................................................................................................................................................
Yang Dapat Membantu Anda Mempersiapkan Game
12
14
18
21
24
27
30
33
Bab X Kerja
36
Bab XI Doa
39
41
45
49
52
55
1 Worksheet ................................................................................................................................... 56
2011 Garuda Publishing
II
59
61
64
67
71
75
1 Lembar 1
................................................................................................................................... 76
2 Lembar 2
................................................................................................................................... 77
3 Lembar 3
................................................................................................................................... 78
80
83
86
1 Worksheet ................................................................................................................................... 88
90
93
96
99
101
104
108
111
114
116
III
Index
117
Foreword
Bab
I
Pendahuluan
Pendahuluan
Bab 1. Pendahuluan
Alhamdulillah. Tiada daya upaya kecuali dari Allah saja. Salam dan shalawat kepada Nabi
junjungan kita, teladan dalam kehidupan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para
sehabat dan generasi penerusnya sampai akhir zaman. Saya ucapkan salam bahagia kepada
anda pembaca dan penggemar aplikasi game dalam pembelajaran. Selamat bergabung dalam
barisan mentor dengan metode accellerated learning. Suatu metode yang menekankan pada
slogan "Learning by doing and Learn how to learn". Learning by doing berarti setiap mentee
terlibat dalam kegiatan dan mengambil pelajaran dari setiap game. Learn how to learn berarti
setiap orang (mentor dan mentee) berniat meningkatkan kualitas dirinya dalam setiap game.
Jadi terbayang ya setiap mentor dan mentee itu berorientasi belajar dan bermotivasi
prestasi demi ridho Ilahi.
Buku ini tidak sekedar saya susun begitu saja, tetapi ada semacam pemikiran untuk tampil
lebih fokus dan mudah dimengerti. Sehingga ada penambahan suplemen materi pada beberapa
game untuk membantu mentor lebih memahami tujuan game yang akan dilakukan. Gamegame dalam buku ini mencakup beberapa kelompok tema, yaitu Aqidah, Konsep Diri, Sikap,
Komunikasi, Doa, Pemain Tim, Berpikir, Pengambilan Keputusan, Belajar dan Mengajar.
Selanjutnya, untuk mempermudah anda menggunakan game dalam buku ini saya berikan cara
jitu bagaimana menggunakan games.
Akhirulkalam, untuk segala kekurangan dan kelebihannya, saya mohon maaf.
Karawang, Februari 2011
Aiman Ghalib
Bab
II
Penggunaan Games dalam Mentoring Islam
kita hanya menyerap pelajaran 10% saja, ditambah dengan melihat bertambah pula
tingkat penyerapannya, apalagi dengan mengalami (pengalaman). Game melibatkan
banyak indera kita untuk menyerap suatu pelajaran, tentu lebih banyak pelajaran yang
didapatkan.
Ciri-ciri game (dalam buku Games for Islamic Mentoring) adalah sebagai berikut:
1. Singkat. Tidak membutuhkan waktu yang panjang sehingga memakan waktu satu jam
lebih.
2. Membutuhkan sedikit biaya.
3. Partisipatif. Melibatkan mentee dalam kegiatannya.
4. Menggunakan alat bantu yang sederhana seperti spidol, alat-alat tulis, kertas koran
atau korek api.
5. Resiko gagal rendah karena permainan sangat bertumpu pada mentor sebagai wasit.
Sehingga kepandaian mentor dalam menyajikan game sangat penting.
6. Adaptasi yang mudah akan modifikasi dan penyesuaian pada tujuan.
7. Tujuan game itu bersifat mikro atau lebih spesifik (single focus) dari materi umum
yang disajikan.
2.1
2.1.1
3.
4.
5.
6.
Bila jawabanmu adalah (1) game ini cocok dengan materi yang akan anda sampaikan, (2)
gamenya cukup menyenangkan dan (3) mudah dilakukan, (4) waktunya cukup, (5) tidak
antipati, (6) anda paham gamenya dan antusias melakukannya, maka anda telah menemukan
game yang tepat.
2.1.2
4.
5.
6.
7.
8.
memperkirakan berapa lama waktunya menurut versi anda? Versi waktu dalam buku
belum tentu sesuai dengan versi dari waktu anda, karena pengaruh faktor kecepatan
fasilitator dalam membawakan game dan kemampuan mentee dalam memahami setiap
langkah game.
Apakah anda dapat memperkirakan masalah yang mungkin terjadi ketika game akan
dilangsungkan? Apa rencana tindakan anda dalam menghadapi kemungkinan masalah
itu?
Apakah anda sudah mempersiapkan pertanyaan hikmah dan komentarnya?
Apakah anda sudah merencanakan untuk membagi mentee menjadi beberapa
kelompok? Bila kehadiran mentee hanya setengah, apa rencana anda? Apa metode
pengelompokkan anda? Ingat dalam game, kita mengharapkan mentee menjadi bagian
dari kelompok mentoring.
Apakah anda akan memberikan hadiah? Bila Ya. Apa dan berapa banyak hadiahnya?
Memberikan hadiah kepada mentee dari keberhasilan game akan memberikan rasa
menyenangkan dan mendorong untuk memperkuat hubungan antara anda dan mentee.
Pertanyaan terakhir, apakah anda senantiasa menanamkan dalam diri anda niat ikhlas
beribadah kepada Allah dalam aktivitas ini? Keikhlasan adalah salah satu dasar
amalan penting kita.
Bila anda sudah mempersiapkan dari semua pertanyaan di atas, anda berarti siap untuk
langkah selanjutnya.
2.1.3
2.1.4
akan dilangsungkan. Kami sarankan, untuk game yang waktunya singkat, pembagian
kelompok cukup 2 s.d. 4 orang per kelompok. Untuk game yang waktunya lebih lama dan
kompleks dapat dibagi 5 s.d 7 orang per kelompok. Bila mentee berjumlah sekitar 12 orang,
kita dapat bagi menjadi 3 s.d. 4 kelompok dengan anggota 3 s.d. 4 orang per kelompok.
Karena bila 12 mentee itu kita bagi dua kelompok dengan 6 orang per kelompok saja, maka
akan timbul masalah persepsi "Kelompok Menang dan Kalah" dalam game. Tentu saja
persepsi ini kurang kondusif bagi pembelajaran.
Pembagian kelompok yang hanya berdasarkan kedekatan tempat duduk, kami rasa itu hanya
mempererat sesuatu yang sudah terjalin erat. Karena mentee biasanya duduk berdekatan
dengan mentee yang lebih dikenalnya. Kita perlu mencoba mentee untuk bekerja dengan
mentee lain yang dirasa kurang dikenalnya, karena bisa jadi perilakunya akan berbeda bila
dibandingkan ia berkelompok dengan yang sudah dikenalnya. Dan ini baik bagi pembelajaran
sosial mentee. Nah, bagaimana pembagian kelompok yang kreatif, ada cara-cara yang dapat
anda lakukan diantaranya:
1. Permen aneka rasa. Pembagian kelompok ini berdasarkan persamaan permen yang
didapat mentee. Permen sudah diatur kelompoknya dengan jumlah mentee. Bila 4
kelompok, berarti 4 jenis permen berbeda. Setiap mentee mengambil permen dalam
kantong dengan mata tertutup. Yang akhirnya, kita mendapatkan 4 kelompok mentee.
2. Tanggal lahir. Setiap mentee menyebutkan tanggal lahirnya dan mentor mencatatnya
berdasarkan deret waktu. Bila anda perlu 4 orang per kelompok, maka 4 orang pertama
dari list itu menjadi kelompok pertama. 4 orang selanjutnya menjadi kelompok kedua,
dan seterusnya.
3. Angka berulang. Pembagian kelompok berdasarkan angka yang sama disebutkan
mentee. Misalnya kita mau membagi mentee menjadi 3 kelompok, maka kita meminta
mentee untuk berhitung mulai dari 1 s.d. 3. Mentee pertama menyahut satu, mentee
kedua menyahut dua, mentee ketiga menyahut tiga, mentee keempat menyahut satu,
mentee kelima menyahut dua, dan seterusnya. Nah mentee yang menyahut satu
menjadi kelompok satu, mentee yang menyahut dua menjadi kelompok dua, dan
seterusnya.
2.1.5
10
tujuan awalnya.
5. Tugas penting lainnya, adalah memastikan alat dan bahan yang diperlukan dalam
permainan tersedia dengan baik. Antusias mentee dalam game dapat menurun garagara kekurangan alat permainan.
6. Terakhir, tugas anda adalah menjaga waktu yang berjalan dalam game. Bila rencana
waktunya 15 menit, maka siapkan 15 menit.
2.1.6
11
diambil contoh, maka beri penghargaan dalam bentuk tepuk tangan dll, dan tunjuklah
orangnya atau kelompoknya.
Selanjutnya, mentee harus dapat kita ajak menuju kata "AHA" adalah suatu bentuk
pelajaran baru yang terhubung begitu saja dalam benak mentee. OYA bener juga kata
kakak mentor ini. Biasanya mentee menganggukkan kepalanya berkali-kali. Tanda dia
mendapatkan pelajaran.
2.1.7
Langkah 7. Merayakannya
Sesi pengambilan hikmah telah usai, sekarang saatnya kita meranyakan kesuksesan permainan
ini. Bila hasil permainan ada yang menang, maka saatnya perayaan pemenang. Bila kita punya
anggaran untuk pemenang, maka berikanlah dengan meriah. Yeee.
Tapi bila anda tidak ada anggaran cukup besar atau modal cekak, jangan khawatir. Sebuah
permen pun tak masalah. Pakailah daya kreatif anda untuk dapat tetap memberikan
penghargaan tanpa mengurangi esensi games tersebut. Saran dan ide yang dapat membantu di
antaranya:
1. Selembar kertas sertifikat yang dapat anda buat di komputer dan di cetak printer dalam
waktu singkat (persiapkan sebelum games)
2. Kupon gratis belanja atau makan di kafe.
3. Stiker lucu, gaul dan islami.
4. Kaset Nasyid, MP3, VCD, dan DVD Islami
2.1.8
12
selanjutnya, peralatan tersedia dengan lengkap dan siap digunakan. Anda juga harus secara
kontinu memperbaiki dan meningkatkan kualitas setiap favorit game anda. Suatu game yang
efektif akan kehilangan keindahannya bila anda tidak melakukan perubahan dari waktu ke
waktu.
Akhirnya, sekarang tarik nafas anda dalam-dalam. Tegakkan punggung anda! Mempersiapkan
dan melaksanakan aktivitas game itu memerlukan energi tubuh yang tidak sedikit, namun
hasilnya WOW sungguh bernilai. Ingat sekali lagi, ini hanyalah sebuah permainan kecil,
sedangkan permainan sesungguhnya adalah kehidupan ini. Jadi, bersungguh-sungguhlah.
Allahu Akbar!
2.1.9
Apa tujuan dari game ini? Apakah berhubungan dengan materi yang akan anda berikan
sekarang?
Apakah gamenya menyenangkan?
Apakah game ini mudah dilakukan pada grup mentoring kali ini?
Apakah waktunya cukup untuk dilakukan, sejak penjelasan permainan sampai pengambilan
hikmah?
Apakah game ini dapat menimbulkan rasa antipati setiap orang?
Apakah kamu paham gamenya dan antusias menyampaikannya pada mentee?
Apakah anda sudah membaca beberapa kali game yang akan anda lakukan dan paham setiap
langkahnya?
Apakah anda sudah menyiapkan alat dan bahannya?
Apakah anda sudah melakukan latihan untuk game tersebut sehingga anda dapat memperkirakan
berapa lama waktunya menurut versi anda?
Apakah anda dapat memperkirakan masalah yang mungkin terjadi ketika game akan
dilangsungkan? Apa rencana tindakan anda dalam menghadapi kemungkinan masalah itu?
Apakah anda sudah mempersiapkan pertanyaan hikmah dan komentarnya?
Apakah anda sudah merencanakan untuk membagi mentee menjadi beberapa kelompok? Bila
kehadiran mentee hanya setengah, apa rencana anda? Apa metode pengelompokkannya?
Apakah anda akan memberikan hadiah? Bila Ya. Apa dan berapa banyak hadiahnya?
Apakah anda sudah menentukan kapan dan bagaimana anda memulai game?
Apakah anda paham seberapa jauh keterlibatan anda dalam game?
Apakah anda sudah menyiapkan alat waktunya (jam atau stop watch)?
Bab
III
Dari Mana Datangnya Lintah?
14
15
16
Bab
IV
Kenalan Yuk!
18
Kenalan Yuk!
19
dan yang terzalimi." Dikatakan, "Ya Rasulullah, menolong orang yang dizalimi itu dapat kami
pahami, namun bagaimana bisa kami menolong orang yang zalim?" Beliau bersabda, "Cegah
dan laranglah dia dari berbuat zalim; begitulah menolongnya" (HR Ahmad).
Rasulullah SAW bersabda, "Orang muslim itu saudara bagi orang muslim lainnya. Dia tidak
menzaliminya dan tidak pula membiarkannya dizalimi". Rasulullah SAW bersabda, "Dan
Allah akan selalu siap menolong seorang hamba selama hamba itu selalu siap menolong
saudaranya".
Dari Nu'man Ibnu Basyir berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan orangorang mukmin di dalam cinta mencintai, kasih mengasihi, dan berlemah lembut ibarat satu
tubuh bila sebagian anggota menderita sakit niscaya dirasakan oleh seluruh anggota tubuh
dengan tidak bisa tidur dan demam" (HR Bukhari Muslim).
Bab
V
Teman Baru
Teman Baru
21
22
silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu"(An Nisaa' 4: 1).
Dalam firman-Nya yang lain:" menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling mengenal " (Al Hujuraat 49: 13).
Demikianlah, Allah Ta'ala telah menjelaskan kepada kita rahasia penciptaan manusia yang
beragam kulit, bahasa, tradisi dan alamnya. Semuanya tidak dalam rangka manusia saling
bermusuhan dan menumpahkan darah. Tetapi untuk saling mengenal, saling membutuhkan
dan saling mengunjungi. Rasulullah SAW sendiri tidak pernah berupaya merubah nama suku
sahabatnya; seperti suku Auz dengan Kazraj, meskipun kedua suku tersebut pernah terlibat
peperangan yang lama. Rasulullah SAW tidak merubah kedua nama suku itu, yang
dihilangkan bukan namanya, tetapi sikap permusuhan di antara keduanya dan diganti dengan
sikap persaudaraan. Demikian pula antara shahabat Muhajirin dan Anshar serta shahabat
lainnya. Dan dengan begitu, kehidupan menjadi indah dan menggairahkan.
(by Anonim)
Bab
VI
Sisi Muliamu
24
Sisi Muliamu
25
dapat aku jadikan bekal kecuali kecintaanku kepada Allah dan Rasul-Nya." Lalu Rasulullah
bersabda: "Engkau bersama orang yang engkau cintai." Selanjutnya sahabat Anas berkata:
"Kami belum pernah merasakan arti kebahagiaan yang luar biasa kecuali ketika mendengar
sabda Rasulullah: "Engkau bersama orang yang engkau cintai." Lalu sahabat Anas berkata
pula: "Aku sangat mencintai Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar bin Khathab, dengan harapan
diriku bisa bersama mereka (di dalam surga)." (HR. Bukhari dan Muslim).
Bab
VII
Khusus Untukmu
Khusus Untukmu
27
28
munafik hingga dia mau meninggalkan sifat tersebut. Empat perkara tersebut adalah: Bila
dipercaya khianat, bila berbicara bohong, bila berjanji mengingkari, serta bila berdebat
licik." (HR. Bukhari dan Muslim).
Bab
VIII
Menyatu Dengan Teman
30
31
Bab
IX
Curah Pikiran Kelompok
33
34
1.
2.
3.
4.
Agar tidak kehilangan energi kreativitas, hentikan beberapa hal berikut ini :
1. Merasa sudah tahu segalanya. Hal ini menutup kemungkinan untuk alternatif lain.
Penampilan serba tahu dapat menyingkirkan kita dari proses belajar.
2. Menjadi cemas dan takut salah. Perhatian terfokus pada hal yang dicemaskan atau
ditakuti sehingga energi kita bergerak di tempat yang tidak tepat
3. Mengandalkan inisiatif teman. Ketergantungan pada orang lain menghilangkan
semangat dan gairah ketegangan dalam mengambil resiko dari amanah yang kita
emban. Biasanya terjadi dalam kepanitian, organisasi atau kerja kelompok.
4. Memiliki ide tunggal/favorit
5. Menjadikan setiap tugas sebagai beban. Ketika kesenangan dan gairah hilang, tugas
menjadi berat. Nikmati setiap tugas sebagai suatu kesempatan atau bahkan kebutuhan
untuk mengembangkan diri.
6. Mudah menyerah
Bab
X
Kerja
36
Bab 10.Kerja
Tujuan
Mentee memahami tujuan hidupnya dalam bekerja di dunia ini dan bekerja dengan etos
Islami.
Langkah-langkah
Sampaikan secara ringkas mengenai urgensi bekerja dalam Islam.
Tunjukkan tabel dibawah ini pada setiap mentee di papan tulis. Minta agar mereka
membuatnya di kertas masing-masing dan mengisinya.
Upah/Hadiah
Pemberi
Kerja
..........
PENCIPTA
..........
..........
ORANG TUA
..........
..........
INSTITUSI
..........
..........
SAHABAT
..........
Upah / hadiah adalah segala hal yang diberikan oleh pemberi. Kerja adalah kewajiban
kita dalam membalas segala upah / hadiah yang telah diberikan oleh pemberi.
Berilah waktu bagi mentee untuk mengisinya. Lalu bahaslah hasil pengisian itu.
Pertanyaan Hikmah
1. Apa saja upah atau hadiah dari Pencipta kita? Lalu apa kerja kita?
2. Apa saja upah atau hadiah dari orang tua kita? Apa kerja kita?
3. Apa saja upah atau hadiah dari institute atau sekolah kita? Apa kerja kita?
4. Apa saja upah atau hadiah dari sahabat kita? Apa kerja kita?
5. Diantara kerja yang perlu kita lakukan diatas, manakah yang harus mendapatkan
prioritas utama? Lalu prioritas kedua? Prioritas ketiga? Prioritas keempat?
6. Jadi sudah terbayangkah kalian apa saja kerja kita di dunia ini? Dan untuk apa kita
bekerja? QS At Taubah 9: 105 & Saba' 34: 13
Alat dan bahan: Materi "Etos Kerja dalam Islam"
Waktu: 15 menit
Suplemen Materi
Etos Kerja Dalam Islam
"Tidaklah seorang di antara kamu makan suatu makanan lebih baik daripada memakan dari
hasil keringatnya sendiri". [HR. Baihaqi]
Seseorang dikatakan profesional jika ia memiliki keahlian dan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Semakin baik dan sempurna hasil pekerjaan yang dilakukannya,
2011 Garuda Publishing
Kerja
37
kita akan sepakat mengatakan itulah profesional sejati. Disamping itu, ciri dari seorang
profesional adalah adanya etos kerja yang tinggi dan selalu bersemangat dalam bekerja. Etos
kerja inilah yang membuat seseorang mampu bekerja dengan baik dan optimal.
Dalam Islam, etos kerja (himmatul 'amal) merupakan bagian yang amat penting dan mendasar.
Dimana Islam mendorong setiap manusia untuk selalu bekerja keras serta bersungguhsungguh mencurahkan tenaga dan kemampuannya dalam bekerja. Coba perhatikan hadits
berikut ini:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala senang melihat hamba-Nya bersusah payah (kelelahan) dalam
mencari rezeki yang halal." [HR. Ad-Dailami]
Begitu besarnya penghargaan Islam terhadap kesungguhan bekerja ini, hingga Islam (Allah
swt) menempatkannya dalam kategori ibadah. Artinya, aktivitas kerja dalam pandangan Allah
(Islam) merupakan bagian dari ibadah yang akan mendapatkan bukan saja keuntungan
material, tetapi juga pahala dari sisi Allah swt. Bahkan dalam beberapa hadits dikatakan,
bahwa bekerja dengan sungguh-sungguh dapat menghapuskan dosa yang tidak bisa dihapus
oleh aktivitas ibadah ritual sekalipun.
"Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya keterampilan kedua
tangannya pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni." [HR. Ahmad]
"Sesungguhnya, di antara perbuatan dosa ada dosa yang tidak bisa terhapus (ditebus) oleh
pahala shalat, sedekah (zakat), ataupun haji, namun hanya dapat ditebus dengan kesusahan
dalam mencari nafkah penghidupan." [HR. Tabrani]
Tentu sebagai muslim kita tidak akan berpikir ini hanyalah basa-basi Allah kepada hambaNya agar semangat bekerja. Tetapi inilah kemurahan dan bentuk penghargaan serta perhatian
Nya atas kesungguhan manusia dalam menjalani kehidupan di dunia, yang dalam paham
meterialis dan sekuler tidak akan pernah di temui. Itulah hal mendasar yang membedakan
konsep etos kerja dalam Islam dengan etos kerja dalam paham sekuler.
Bab
XI
Doa
Doa
39
Bab 11.Doa
Tujuan
Mentee memahami pentingnya doa dan syarat-syarat dikabulkannya doa.
Langkah-langkah
1. Mentor meminta mentee untuk membuat daftar segala keinginannya. Daftar ini dibuat
di kertas selembar.
2. Beri waktu mentee untuk mengerjakannya.
3. Mentee menentukan satu keinginannya yang paling penting dari daftar itu.
Pertanyaan Hikmah
1. Menurut pendapatmu, apakah keinginanmu itu akan terwujud? Mengapa?
2. Selain bekerja keras, siapa yang dapat mewujudkan keinginanmu itu? Mengapa?
3. Apa syarat doa dikabulkan? Bagaimana cara berdoa yang dikabulkan?
Alat dan Bahan: Selembar kertas setiap mentee.
Waktu: 10 menit
Suplemen Materi
Meminta kepada Allah adalah keperluan setiap kita. Begitupun, perhatian Allah
kepada pentingnya meminta, jauh lebih besar ketimbang perhatian manusia sendiri
akan perlunya meminta kepada-Nya. Padahal yang perlu itu kita manusia; sedangkan
Allah tidak memerlukan sesuatu pun dari kita. Padahal yang punya banyak kekurangan
itu kita manusia, sedangkan Allah Maha Sempurna. Padahal, yang miskin itu kita
manusia, sedang Allah Maha Kaya Raya.
Maha Suci Allah. Sungguh, Allah Maha Memberi. Kita disuruh-Nya meminta, Dia
yang berjanji akan memberi. Lalu mengancam mereka yang tidak meminta dengan
neraka jahannam. Maha Suci Allah. Di dalam Al Quran dijelaskan, "Dan Rabbmu
berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyobongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk
neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS. Al Mukmin:60). Menurut pada
ulama, termasuk menyombongkan diri adalah tidak mau berdoa meminta kepada
Allah.
Di dalam hadist shahih Rasulullah menjelaskan, "Tidaklah seorang hamba meminta
kepada Allah permintaan yang di dalamnya tidak ada dosa, tidak juga pemutusan
silaturahmi, kecuali Allah pasti akan memberinya salah satu dari tiga hal. Akan
dikabulkan permintaan itu di dunia. Atau akan disimpankan untuknya di akhirat, atau
dia dijauhkan dari kejahatan senilai dengan apa yang ia minta." Para sahabat berkata,
"Kalau begitu kita banyak-banyak meminta wahai Rasulullah." Rasulullah menjawab,
"Allah (memiliki) lebih banyak". (Sumber: Tarbawi Edisi 157 Th. 8/Jumadil Akhir
1428 H/ Hal. 9-10)
Bab
XII
Ikhlas Berdoa
Ikhlas Berdoa
41
42
1. Dari kisah di atas, apa unsur-unsur dikabulkannya doa? (cara, waktu, niat, dll)
2. Seberapa penting nilai keikhlasan dalam berdoa? Mengapa?
Alat dan Bahan: Lembar Diskusi secukupnya.
Waktu: 15 menit
Suplemen Materi
Secara bahasa ikhlas berasal dari kata khalasha yang berarti bersih/murni. Sedangkan
niat berarti al-qoshdu artinya, maksud atau tujuan. Ikhlassunniyah berarti
membersihkan maksud dan motivasi kepada Allah dari maksud dan niat lain. Hanya
mengkhususkan Allah azza wajalla sebagai tujuan dalam berbuat. Allah telah
memerintahkan kita untuk ikhlas dalam beramal dan beribadah kepadanya seperti yang
tercantum dalam QS.98:5; 7:29; 18:110.
Pentingnya Ikhlassunniyah
1. Merupakan ruhnya amal karena seperti badan yang tidak ada ruhnya, maka tanpa
ikhlas amal; sebagus apapun tidak ada artinya.
2. Salah satu syarat diterimanya amal. "Allah azza wajalla tidak menerima amal kecuali
apabila dilaksanakan dengan ikhlas dalam mencari keridhoannya semata" (HR. Abu
Daud dan Nasai)
3. Syarat diterimanya amal atau perbuatan: (1) Bersungguh-sungguh dalam
melaksanakannya. (2) Ikhlas dalam berniat. (3) Sesuai dengan syariat Islam (Al-Qur'an
dan Sunnah).
4. Penentu nilai/kualitas suatu amal (QS.4:125), "Sesungguhnya segala amal perbuatan
tergantung pada niat, dan bahwasanya bagi tiap-tiap orang apa yang ia niatkan.
Maka barangsiapa hijrah menuju ridho Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu
kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa berhijrah kepada dunia (harta atau
kemegahan dunia) atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka
hijrahnya itu ke arah yang ditujunya."(HR.Bukhari- Muslim)
5. Mendatangkan berkah dan pahala dari Allah (QS.2:262; 4:145-146).
Cara-cara untuk menumbuhkan niat yang ikhlas
1. Mengetahui arti keikhlasan dan urgensinya dalam beramal
2. Menambah pengetahuan tentang Allah swt dan hari kiamat. Dengan mengetahui ilmu
tentang-Nya, maka seseoang mengenal Allah swt dengan sebenar-benarnya tentulah
tidak akan berani berbuat syirik (menyekutukan Allah dengan selain-Nya di dalam
niatnya). Ia juga akan mempertimbangkan amal-amalnya dan balasannya nanti di
akhirat.
3. Memperbanyak membaca/berinteraksi dengan Al-Qur'an, karena Al-Quran adalah
penyembuh dari segala penyakit dalam dada (QS.10:57) termasuk penyakit riya, ujub,
dan sum'ah.
4. Memperbanyak amal-amal rahasia, sehingga kita terbiasa untuk beramal karena Allah
semata tanpa diketahui orang lain.
5. Menghindari atau mengurangi saling memuji berlebihan atau sanjungan, karena
dengan sanjungan terkadang orang jadi lalai hatinya dan menjadi sombong.
2011 Garuda Publishing
Ikhlas Berdoa
43
6. Berdoa, dengan tujuan agar selalu diberi keikhlasan dan dijauhi dari syirik. Doa yang
dicontohkan oleh Rasulullah saw: "Allahumma innii a'udzubika annusyrikabika syaian
a'lamuhu wa astaghfiruka lima laa a'lamuhu." (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu
dari syirik kepada-Mu dalam perbuatan yang aku lakukan dan aku memohon ampun
kepada-Mu terhadap apa yang tidak aku ketahui.)
Bab
XIII
Ayo Berhitung
Ayo Berhitung
45
46
kekhawatiran yang diajukan para malaikat. Itulah ilmu tentang segala sesuatu yang dengan
ilmu itulah beliau menandingi para malaikat.
Selanjutnya
Rasulullah Saw, dalam gerak dakwahnya, sangat memperhatikan kualitas keimanan
para sahabat. Karena itu beliau mendidik generasi garda pertamanya dengan terarah dan penuh
disiplin. Hasilnya, mereka menjadi pribadi-pribadi unik, berkualitas dan tangguh. Mereka
mampu memikul beban perjuangan yang penuh resiko dan kendala, hingga mampu
menggerakkan gerakan pada sasarannya. Mereka adalah orang-orang yang kuat keyakinannya,
teguh pendiriannya, jelas persepsinya, memiliki izzah terhadap keimanannya, sabar, tawakkal,
istiqomah dan jujur.
Karena sifat-sifat unggul itulah, Islam berkembang dan terus berkembang, memiliki
suatu peradaban paling tangguh sepanjang sejarah, pemikiran yang dihormati dan diikuti, dan
khilafah islamiyah yang mampu melahirkan tokoh-tokoh pembaharu.
Ya, kuncinya adalah iman dan ilmu, yang terus dipupuk melalui suatu pembinaan yang
terus menerus. Karena 'Amal Islami membutuhkan pendukung-pendukung yang ikhlas, cerdas,
berkepribadian, kharismatik dan berwibawa.
Sisi-sisi keutamaan ilmu dan para pencari ilmu
Sisi-sisi keutamaan Ilmu antara lain :
Hikmah adalah ilmu (2:269)
Ilmu adalah nikmat Allah yang paling mulia (4:113)
Ilmu adalah karunia Allah (lihat kisah penciptaan Nabi Adam as mulai 2:31)
Ayat pertama yang diperintahkan
Ilmu termasuk tanda-tanda iman (Dua sifat yang tidak pernah bertemu pada orang
munafiq; diam dengan baik dan memahami agama. -HR At-Tirmidzi)
Ilmu adalah cahaya dan kehidupan (6:122)
Ilmu adalah penguasa atas segala sesuatu (4:69-70)
Ilmu adalah pemimpin amal perbuatan (18:110)
Ilmu adalah jalan terdekat kepada Zat Teragung.
Ilmu adalah jalan keselamatan.
Dan masih banyak sekali yang lainnya
Sedangkan keutamaan2 para pencari ilmu diantaranya :
Allah SWT memberikan kesaksian-Nya kepada orang berilmu (3:18)
Terlihatnya kebenaran oleh orang-orang berilmu (34:6)
Ahl-zikr adalah orang-orang berilmu (16:43)
Keimanan orang-orang berilmu (17:106-108)
Orang-orang berilmu adalah yang paling takut kepada Allah (41:28)
Keridhaan para Malaikat kepada para pencari ilmu (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
Perlindungan Allah kepada para pencari ilmu (HR Ibnu Hibban)
Sibuk dengan ilmu termasuk beribadah
Dll
Ayo Berhitung
47
Bab
XIV
Keutamaan Ilmu
Keutamaan Ilmu
49
50
Ulama (orang yang mengetahui tentang kebesaran dan kekuasaan Allah) kian berilmu
kian takut kepada Allah (QS. 35 : 28)
Ilmu memberi petunjuk kepada iman (QS. 30:36, 58:11, 22:54, 34:6)
Ilmu adalah penuntun amal (QS. 47 : 19)
Amal tanpa ilmu akan tertolak (QS 5 :27) dan seperti orang yang melakukan
perjalanan tanpa penunjuk jalan.
Bab
XV
Cara Belajar
52
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Pertanyaan Hikmah
1. Situasi mana yang paling baik?
2. Kalau kamu ingin membenahi cara belajarmu, bagaimanakah bentuk yang diinginkan?
3. Bagaimana caramu memperbaiki metode belajar saat ini?
Alat dan Bahan: Waktu: 15 menit
2011 Garuda Publishing
Cara Belajar
53
Suplemen Materi
Belajar Tentang Belajar
Belajar sangat berbeda jauh dengan tahu/mengetahui karena belajar adalah proses perubahan
sikap sedangkan pada tahu/mengetahui belum ada perubahan sikap. Belajar adalah proses
menemukan pengetahuan baru dan bersifat permanen (Andreas Harefa). Belajar merupakan
suatu bentuk perubahan yang bersifat permanen. Perubahan dari satu titik ke titik yang lebih
baik. Yang tadinya belum bisa, dengan belajar akhirnya anda bisa melakukannya. Yang
tadinya belum bisa mengendari sepeda, akhirnya dengan belajar anda bisa mengendarainya.
Jenis-jenis Belajar:
1. Belajar tentang; menyangkut pengetahuan. Contoh: Belajar tentang Fisika.
2. Belajar dengan; berhubungan dengan keterampilan. Contoh: Belajar dengan
Komputer.
3. Belajar menjadi; berhubungan dengan kebiasaan. Contoh: Belajar menjadi Pilot.
Tahapan pembelajar:
1. Data
: bahan untuk di pelajari
2. Informasi
: hubungan antar data atau informasi
3. Pengetahuan : menghubungkan yang dipelajari dengan kejadian lain
4. Pencerahan : revolusi
5. Internalisasi : menjadi diri apa yang diyakini
6. Kebijaksanaan : menjadikan segala sesuatu sebagai belajar
Kewajiban Menjadi Kebutuhan
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dipenuhi. Kebutuhan adalah keperluan mendasar,
kadang tidak penting tapi tanpa sesuatu itu hal-hal lain tidak dapat dipenuhi. Jadikanlah
belajar sebagai kebutuhan.
Bab
XVI
Ulangannya Batal
Ulangannya Batal
55
56
16.1
Worksheet
ULANGANNYA BATAL...!
Ketika minggu tenang tiba, Anisa murid kelas satu SMA negeri, sudah berniat akan
menggunakan waktu seminggu itu dengan sebaik-baiknya. Hari Senin menghafal Biologi, hari
Selasa menghafal B. Inggris, Rabu latihan Matematika dan seterusnya. Anisa sudah membuat
jadwal belajar dan menempelnya di meja belajar. Hari ini, Anisa berniat akan belajar dengan
sungguh-sungguh. pagi-pagi sehabis sholat Subuh, ia ikut Bapak lari-lari kecil keliling
komplek. Selesai sarapan, ia bantu-bantu Ibu merapikan rumah. Jam setengah tujuh pagi
Anisa mandi. Pagi ini ia berniat belajar agak pagi, karena ia pernah dengar belajar pagi-pagi
sangat baik. Udara, badan dan otak masih segar, jadi pelajaran akan mudah masuk. Teori itu
akan ia buktikan hari ini !
Sebelum mulai belajar, ia rapikan dulu meja belajarnya yang mirip kapal pecah itu.
Bukankah salah satu cara agar bisa berkonsentrasi ketika belajar adalah suasana nyaman,
bersih dan rapi di meja belajar? Hari ini teori itu juga akan dibuktikannya! Setelah selesai,
Anisa duduk dan mulai membaca buku Biologinya di meja belajar yang telah ia atur
sedemikian rupa. Pokoknya nyaman. Tiba-tiba ia membayangkan betapa nikmatnya belajar
sambil ditemani musik. Segera diambilnya radio dan mulai memilih lagu yang pas untuk
menemaninya belajar. Setelah itu Anisa duduk dan membuka bukunya lagi. Dua menit
berlalu, tiba-tiba ia ingat masih punya biskuit simpanan. "Pasti enak nih, menghafal Biologi
sambil ngemil..." Anisa bangkit lagi dari duduknya, mengambil biskuit lapis vanila
kesukannya. Lalu duduk lagi,dan mulai membuka lagi bukunya. Anisa kembali mengikuti
irama lagu mulut bersenandung ikut menyanyi. tangan kanan memegang biskuit. Tiba-tiba
lagi, "Haus...ambil minum dulu ah..." Anisa bangkit lagi, ke dapur mengambil sebotol air
dingin dan gelasnya. "Biar enggak mondar-mandir...," begitu batinnya. Dan Anisa mulai
membuka buku lagi untuk kesekian kali, menekuni buku dihadapannya sambil diiringi musik,
air dingin dan sambil ngemil. Dua menit kemudian, ia ingat belum mencuci kaos kaki barunya
yang kotor. "Daripada ditunda-tunda besok, mumpung ingat..." untuk kesekian kalinya Anisa
bangkit lagi dari kubur...eh bangkunya. Sepuluh menit dihabiskan untuk mencuci dan
menjemur kaos kakinya. Setelah itu untuk kesekian kalinya lagi, Anisa duduk dan menekuni
buku Biologi-nya yang sudah penuh remah biskuit. Kelihatannya kali ini Anisa sudah bisa
berkonsentrasi pada bukunya, duduknya pun tampak mulai tenang. Semenit...dua menit
berlalu, sepuluh menit pun lewat. Sudah dua halaman yang ia baca. "Sambil tiduran
ah...duduk terus capek" Anisa membawa bukunya ke tempat tidur. Sebenarnya sudah sejak
tadi bau bantal menggoda hidungnya.Konsentrasinya pun mulai goyah karena tak sengaja ia
melihat banta-bantal empuk di tempat tidurnya melambai-lambai minta dihampiri. Diambilnya
bantal untuk ganjal tangan, Anisa belajar sambil tengkurap. Duh santainya...?! Dua
menit...lima menit... capek juga tangannya mengganjal badan, sekarang ganti kepalanya yang
diganjal dengan bantal, dan kembali membentangkan buku Biologi yang sejak tad halaman 7
melulu. Sepuluh menit, lima belas menit, tujuh belas menit kemudian... "Anisa! Katanya mau
ulangan, bukannya belajar eeeh...malah tidur! seru Ibu melihat anak gadisnya sedang lelap
ketiduran sambil memeluk buku Biologinya. Anisa tetap lelap. Tampaknya ia tidak
mendengar teriakan Ibu membangunkannya. Ia sedang mimpi, ulangan umum enggak jadi.
Horee...!
Dikutip dari : Sakinah 07/Th. II, 12 Februari 1999.
Ulangannya Batal
57
Bab
XVII
KIASTREVITA
KIASTREVITA
59
Bab 17.KIASTREVITA
Tujuan
Mentee memahami makna kreativitas.
Langkah-langkah
Tuliskan KIASTREVITA di selembar kertas dan tunjukkan kepada mentee.
Mentee diminta menemukan kata apa yang dimaksud dari huruf yang acak tersebut.
Setelah mereka menemukan menjawabnya. Mentee diminta menyebutkan apa yang
pertama kali terlintas di pikirannya ketika mendengar kata "KREATIVITAS" dan
jelaskan makna kreativitas secara singkat
Pertanyaan Hikmah
1. Apa yang pertama kali terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata
"KREATIVITAS"?
2. Apakah yang dimaksud dengan kreativitas?
Alat dan Bahan: Selembat kertas atau papan tulis, spidol dan alat tulis.
Waktu: 5 menit
Suplemen Materi
Setiap orang dimungkinkan untuk menjadi kreatif karena kreativitas dapat dilatih dan
dikembangkan. Konsep kreatif setiap orang bisa saja berbeda tergantung dari sudut mana
suatu permasalahan dipandang dan bagaimana kualitas cara pandangnya.
Orang kreatif memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan tanda-tanda atau hal-hal yang
terlihat disekitarnya dan menghubungkan dengan masalahnya. Kreativitas membantu kita
untuk bersikap antusias menghadapi kehidupan.
Produktivitas dalam menghasilkan ide-ide baru berbanding lurus dengan pemanfaatan waktu
dan pengembangan potensi diri. "Sebagian dari baiknya ke-Islaman seseorang ialah
meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya" (HR. Tirmidzi - Hasan)
Makna Kreativitas
MORGAN (Psikolog): Respon yang tidak umum/tidak biasa tetapi sesuai untuk setiap
keadaan dan memiliki relevansi dengan pemecahan masalah. Contoh :
Tanya: Mengapa sapi memakai bel kecil di lehernya???
Jawab: Karena klaksonnya rusak!! Ha..ha..ha..
Bel berfungsi memberi tanda, begitupula dengan klakson. Klakson merupakan jawaban yang
relevan untuk permasalahan tersebut
TOM WUJEC (Praktisi)
Kemampuan melihat suatu masalah dengan cara lain. Contoh: Ketika anda sedang terburuburu menuju kantor dengan kendaraan angkot. Pas di lampu merah, angkot anda berhenti.
Bagaimana perasaan anda? Mungkin akan kesal, karena anda harus segera di kantor. Namun
tidakkah anda menemukan ada yang senang dengan lampu merah itu? Ya, dialah pengamen
jalanan.
2011 Garuda Publishing
Bab
XVIII
Bergembira Dengan Kreativitas
61
62
Bab
XIX
Apa yang Kamu Lihat?
64
65
Bab
XX
Belah Kreatif
Belah Kreatif
67
Berilah pertanyaan, "Bagilah kotak ini menjadi delapan bagian yang sama!"
Persilahkan mentee untuk menjawabnya.
Jawabannya biasanya sebagai berikut:
Berilah pertanyaan, "Bagilah kotak ini menjadi tujuh bagian yang sama!"
Biasanya mentee bingung untuk mencari jawabannya. Beri waktu ( 5 menit) bagi mereka
untuk memikirkan solusinya.
Kalau mereka menyerah, tunjukkan alternatif jawabannya sebagai berikut:
atau
Pertanyaan Hikmah
1. Apakah ada kesulitan dalam menjawab pertanyaan pertama?
2011 Garuda Publishing
68
2. Apakah ada kesulitan dalam menemukan jawaban pertanyaan kedua? Mengapa? Telah
ada pengkondisian awal dari bagaimana menemukan jawabannya (pertanyaan dan
jawaban pertama). Artinya "katak dalam tempurung" atau "belalang dalam kotak".
Kemampuannya terbentur oleh "batas" yang ia buat sendiri, yang salah satu faktor
pencetusnya adalah dari pengkondisian lingkungan.
3. Apa itu kreatif? (dengarkan jawaban mentee terlebih dahulu). Kreatif adalah melihat
hal yang sama dengan cara yang berbeda. Kita tidak terkungkung dalam kotak saja,
kita perlu "out of the box" dalam melihat alternatif solusi yang ada. Contoh tokoh
kreatif: Nabi Ibrahim AS dengan menghancurkan patung-patung kecuali patung
terbesar (QS 21: 51-70), Pemuda Kahfi dengan usaha penyelamatan aqidahnya (QS
18:13-22), Nabi Sulaiman AS dengan Ratu Bilqis (QS 27: 15-44), dan Nabi
Muhammad SAW dalam keseluruhan kisah hidupnya.
Alat dan Bahan: Papan tulis atau whiteboard, dan kapur tulis atau spidol.
Waktu: 10 menit
Suplemen Materi
Kreatifitas: Proses menghasilkan sesuatu yang 'baru', bisa berbentuk gagasan atau
obyek dalam suatu bentuk/susunan.
Pola Berpikir
Kreatif
Analitis
Kerja
otak
kiri
Logis
Jawaba
n unik
dan dan
sedikit
Konver
gen
Vertika
l
Dapat
diramal
kan
Belah Kreatif
1.
2.
3.
4.
5.
6.
69
Bab
XXI
Kue Tart
Kue Tart
71
72
Kue Tart
73
kecerdasan sebagai bahan baku, potenisal biologis, yang dapat dipandang dalam bentuk murni
hanya dalam individu yang dalam arti teknis, aneh. Dalam hampir setiap orang lain
kecerdasan bekerja bersama untuk mengatasi masalah, untuk menghasilkan berbagai jenis
bentuk akhir budaya profesi, kegemaran dan hal-hal yang serupa. Ini adalah teori saya
mengenai kecerdasan majemuk dalam bentuk singkat.
Bab
XXII
Who Am I ?
Who Am I ?
75
Bab 22.Who Am I ?
Tujuan
Mentee memahami dirinya dengan baik dengan memperhatikan pendapat orang lain dan diri
sendiri.
Langkah-langkah
Tahap ke-1: Mentee diminta menuliskan gambaran tentang dirinya di lembar It's My
Self selama 5-10 menit. Setelah selesai sisihkan lembar tersebut.
Tahap ke-2: Bagikan plastik/amplop kepada setiap mentee, kemudian mentee diminta
mengeluarkan potongan kertas dari dalam plastik/amplop dan menuliskan namanya
sendiri di pojok kiri atas amplop. Mentee diminta memberikan plastik/amplop kepada
rekan disebelah kanannya. Rekan yang mendapatkan amplop tersebut diminta untuk
memikirkan dan menuliskan hal-hal yang diminta pada lembar My Friend berkaitan
dengan nama yang tercantum pada plastik/amplop tersebut. Masukkan lembar tersebut
ke dalam plastik/amplop, lalu berikan kepada rekan di sebelah kanan. Begitu
seterusnya sampai setiap mentee menerima amplop yang bertuliskan namanya sendiri.
Mentee boleh membuka amplop tadi setelah mendapat aba-aba dari mentor.
Catatan: Mentee dilarang keras melihat isi amplop yang bukan miliknya. Jika
menggunakan plastik lembar My Friend dilipat 2. Efektivitas permainan ini ditunjang
oleh pengenalan yang baik antar mentee.
Pertanyaan Hikmah
1. Setelah membandingkan pendapatmu dan pendapat kawanmu mengenai
dirimu, bagaimana perasaan kalian?
2. Apakah setelah membandingkan hal itu, mempengaruhi kalian dalam mengisi
That's Me? Jelaskan!
3. Mengapa kita harus menanyakan keadaan pribadi kita pada orang lain,
sedangkan kita lebih tahu keadaan pribadi sendiri? Konsep diri yang kuat
harus memiliki korelasi yang kuat dengan pendapat orang lain terhadap kita.
4. Apa urgensi mengenal diri?
Alat dan Bahan :
Plastik/amplop untuk setiap mentee
Lembar My Friend sebanyak jumlah mentee untuk setiap mentee
Worksheet Know Your Self
Waktu: 30 menit
76
Suplemen Materi
Urgensi Pengenalan Diri
Mengenali dan memahami diri sendiri sangat bermanfaat untuk memberikan ketenangan
memberikan rasa penerimaan, menyangkut penerimaan dalam kehidupan sosial.
Mengembangkan segi-segi positif dan mengurangi segi-segi negatif pribadi, baik yang
potensial maupun yang sudah aktual. Menyadari kebaikan dan keunggulan pribadi yang
dimiliki selama ini, tetapi sering luput dari perhatian. Pengenalan diri dapat dilakukan dengan
metode solo training (tahap ke-1) dan group training (tahap ke-2).
Pengenalan diri melalui metode group training memerlukan suasana diskusi kelompok yang
memungkinkan mentee merasa aman dan nyaman untuk mengungkapkan diri dan
memberikan umpan balik sehingga dia mendapatkan gambaran yang lebih luas dan lebih
mendalam tentang dirinya. Dalam kegiatan ini sering muncul kesadaran terhadap aspek-aspek
pribadi yang sebelumnya kurang disadari atau tidak disadari sama sekali. Melalui metode ini
pula mentee dapat mengembangkan relasi yang lebih akrab dengan orang lain.
Berislam Dalam "Keterbatasan" Yang Kita Miliki
"Bertakwalah kepada Allah menurut ukuran kemampuanmu." (At-Taghabun : 16). Allah
memahami betul bahwa setiap diri kita memiliki keterbatasan dan dalam keterbatasan itulah
kita berislam sehingga "Allah tidak membebani seseorang sesuai kesanggupannya." (Al
Baqaraah : 286). Hanya saja untuk konteks ibadah mahdhah yang sifatnya fardhu 'ain dan
sudah ditetapkan waktu serta kapasitasnya, manusia memang sanggup melakukannya karena
Allah tentu sudah mengukur kemampuan manusia Pengenalan diri memungkinkan kita untuk
memposisikan diri secara tepat dalam berbagai situasi kehidupan dan menentukan fokus-fokus
nilai Islam yang akan diperkuat. Perintah dalam Islam itu begitu banyak, tidak semua perintah
itu bisa kita lakukan dengan sempurna. Karena itulah di surga disediakan banyak pintu.
Rasulullah saw pernah mengatakan, ketika berbincang dengan Abu Bakar, "Sesungguhnya di
surga itu disediakan banyak pintu, dan setiap orang ada yang memasuku pintu shalat,
shaum,..lalu Abu Bakar bertanya, "Adakah orang yang masuk melalui seluruh pintu ?"
Rasulullah saw menjawab, "Ada, dan aku berharap engkaulah salah satunya.".
22.1
Lembar 1
IT'S MY SELF !!
Emosi
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
Pikiran
____________________________________
____________________________________
____________________________________
2011 Garuda Publishing
Who Am I ?
____________________________________
____________________________________
Karakter
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
Fisik
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
------------------------------------------------------
22.2
Lembar 2
THAT'S ME....!
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
2011 Garuda Publishing
77
78
____________________________________
____________________________________
____________________________________
____________________________________
------------------------------------------------------
22.3
Lembar 3
MY FRIEND
Menurutmu, bagaimana keadaan emosi saya sehari-hari,?
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Menurutmu, apa yang selalu saya pikirkan,?
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Menurutmu, apa yang menjadi sifat karakter saya?
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Menurutmu, bagaimana keadaan fisik saya?
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
_____________________________________
Bab
XXIII
Bagaimana Orang Lain Melihat Saya
80
81
harga diri yang rendah. Sedangkan ciri konsep diri yang positif adalah pengetahuan yang luas
dan bermacam-macam tentang diri, pengharapan yang realistis dan harga diri yang tinggi.
Konsep Diri dan Tujuan Hidup
Konsep diri manusia muslim adalah kesadaran yang mempertemukan antara kehendakkehendak Allah dengan kehendak-kehendaknya sebagai manusia; antara model manusia
muslim yang ideal dan universal dengan kapasitas dirinya yang nyata dan unik; antara nilainilai Islam yang komprehensif dan integral dengan keunikan-keunikan pribadinya sebagai
individu; antara ruang aksi dan kreasi yang disediakan Islam dengan kemampuan pribadinya
untuk beraksi dan berkreasi; dan antara idealisme Islam dengan realitas kemampuan
pribadinya.
Sebagai manusia beragama, sebenarnya visi, misi, dan jalan hidup serta prinsip-prinsip dan
nilai-nilai yang membentuknya merupakan sesuatu yang telah ditetapkan Allah SWT, dan
karenanya bersifat Given. Tujuan hidup kita adalah beribadah kepada Allah SWT, dalam
artinya yang seluas-luasnya adalah: mendapatkan ridho dan surga-Nya.
Ketika seorang muslim telah memahami tujuan hidupnya, maka ia akan melakukan
internalisasi dalam pembentukan konsep dirinya dengan menyesuaikannya dengan tujuan
hidupnya.
Bab
XXIV
Menentukan Tujuan
Menentukan Tujuan
83
84
dalam rangka pencapaian tujuan, baik itu hambatan yang datangnya dari lingkungan keluarga,
masyarakat maupun pemerintah. Setelah betul-betul diperhitungkan segala hambatan dan
rintangan yang akan dihadapi, seseorang yang menetapkan tujuan dengan baik akan berusaha
untuk mencari bantuan, ataupun pertolongan dari siapapun juga dalam rangka pencapaian
tujuannya. Dan bilamana tujuan yang telah ditetapkan oleh seseorang adalah sangat berarti
bagi diri pribadi maka kalau seandainya tujuan itu dapat dicapai, dapat dimiliki, timbul
perasaan positif seperti gembira, puas, bangga,besar hati sebagai luapan pribadi atas hasil
yang dicapainya. Sebaliknya bilamana gagal dalam pencapaian tujuan, tidak berhasil
memiliki, maka timbul perasaan negatif seperti kecewa, frustasi, patah hati, patah semangat
sebagai curahan perasaan pribadi.
Persyaratan utama dalam penetapan tujuan
Tujuan yang ditetapkan mempunyai pengertian yang jelas dan spesifik/khas
Tujuan harus sangat berarti bagi diri pribadi dan benar-benar diinginkan
Tujuan yang ditetapkan dengan memperhitungkan resiko yang wajar (normal)
Tujuan yang ditetapkan harus dapat diukur
Tujuan yang ditetapkan ada ikatannya dengan waktu
Tujuan harus realistis
(By Anonim)
Bab
XXV
Kenali Diri dalam Berkomunikasi
86
Alat dan Bahan: OHP/ Papan tulis, spidol, lembar isian "Kenali Diri dalam Berkomunikasi"
(terlampir).
Waktu: 20 menit
Suplemen Materi
Dr. Eli Ginzberg beserta timnya melakukan penelitian yang melibatkan 342 subyek
penelitian, yaitu mahasiswa yang berhasil mendapatkan bea siswa dari Colombia
University dalam berbagai disiplin ilmu. Dr. Ginzberg dan timnya meneliti seberapa
sukses 342 mahasiswa itu dalam hidup mereka, lima belas tahun setelah mereka
menyelesaikan studi mereka di Colombia University.
Penelitian itu menemukan satu hasil yang mencengangkan. Mereka yang lulus dengan
mendapat penghargaan atas prestasi akademiknya (cum laude atau summa cum laude)
dan berhasil masuk dalam Phi Beta Kappa, ternyata lebih cenderung berprestasi biasabiasa dalam kehidupan mereka. Sebaliknya ada banyak orang yang prestasi
akademiknya biasa-biasa saja, namun prestasi hidupnya sukses luar biasa.
Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa tidak ada hubungan langsung antara prestasi
akademik dan kesuksesan hidup. Jadi, sebenarnya prestasi akademik bukan merupakan
jaminan kesuksesan hidup. Lalu faktor apa yang menjadi kunci kesuksesan hidup manusia?
2011 Garuda Publishing
87
Para pakar menyatakan bahwa kunci kesuksesan hidup adalah konsep diri positif. Konsep diri
memainkan peran sangat besar dalam membentuk kesuksesan hidup seseorang.
Berdasarkan pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah persepsi
seseorang tentang dirinya, pengakuan akan kemampuan, keyakinan, peran dan statusnya
dalam kehidupan, serta penilaian atas dirinya. Konsep diri akan mempengaruhi prilaku
seseorang. Jika seseorang memiliki konsep diri positif, maka ia akan memiliki persepsi yang
positif tentang dirinya dan kemudian akan menghasilkan tindakan yang positif.
Seberapapun besarnya potensi yang dimiliki seseorang, jika ia tidak menyadari dan meyakini
potensi yang dimilikinya, maka potensi tersebut tidak akan meledak menjadi sebuah karya
besar.
Manusia belum mampu menyingkap semua tabir pertanyaan tentang kebesaran Allah
yang ada pada diri manusia. Tetapi yang diperlukan ialah bagaimana ia mampu menggali dan
memunculkan potensi dirinya yang positif yang seringkali tertutup oleh konsep dirinya yang ia
sendiri tidak ketahui dan sadari.
Untuk mendapatkan potensi diri, seseorang harus menjabarkan konsep diri secara luas.
Konsep diri dibagi dalam 3 katagori, yaitu : (1) aku diri, (2) aku sosial dan (3) aku
ideal.
1. AKU DIRI: Aku seperti yang aku pahami
Merupakan pemahaman subjektif kita tentang kondisi obyektif diri kita. Ada
pemahaman yang terbentuk secara tidak sadar, tetapi setiap kita mengetahui bahwa kita itu
seperti yang kita pahami.
2. AKU SOSIAL: Aku seperti yang dipahami oleh orang lain yang ada disekitar aku.
Anda dapat lihat bahwa anak-anak yang tumbuh dalam dunia yang sering
menyanjungnya memiliki konsep diri yang berbeda dengan anak-anak yang tumbuh dalam
lingkungan yang selalu mengkritiknya.
3. AKU IDEAL: Aku yang aku inginkan / kondisi akhir yang diinginkan bagi diri.
Pertemuan antara ketiga unsur tersebut akan membangun suatu susunan kesadaran
internal yang kuat tentang diri, lingkungan, dan misi hidup kita. Ketiga unsur ini harus
dipandang secara proporsional dan objektif. Sebab, jika salah satu unsur tersebut
mendominasi unsur yang lain, maka akan terbangun sebuah konsep diri yang split, atau tidak
utuh.
Misalnya, jika "Aku Diri" seseorang mendominasi "aku" lainnya, maka ia akan
memiliki rasa percaya diri yang tinggi yang cenderung kepada keangkuhan, sikap realistis
yang cenderung pragmatis, sikap tertutup terhadap orang lain, narsisme, dan mungkin sangat
mandiri, tetapi tidak mampu bekerja sama. Jika yang dominan adalah "Aku Sosial", maka
seseorang akan kehilangan jati dirinya yang asli, sangat tergantung kepada dukungan
lingkungan, tidak bisa mandiri, biasanya minder, dikendalikan secara eksternal oleh
lingkungannya, dan bisa bekerja sama, tetapi tidak bisa berpengaruh. Adapun jika yang
dominan adalah "Aku Ideal", maka seseorang akan cenderung menjadi Pemimpi, tidak
realistis, biasanya bersemangat, tetapi juga tidak berdaya, retoris, tetapi tidak punya rencana
aksi yang riil. Optimis, tetapi tidak produktif, dan bisa bekerja sama, tetapi tidak punya bidang
kontribusi yang jelas. Oleh karena itulah, ketiga unsur tersebut harus berkembang secara
seimbang.
2011 Garuda Publishing
88
25.1
Worksheet
Lembar isian "Kenali Diri dalam Berkomunikasi"
Bagaimana Biasanya
Dirimu Berekspresi?
Jika kamu merasa bosan
mengikuti suatu kegiatan
Dengan Lisan
Dengan Tulisan
Dengan Sikap
3. Manakah diantara ketiga cara mengekspresikan diri di atas yang menurutmu paling
efektif? Mengapa?
Bab
XXVI
Komunikata
90
Bab 26.Komunikata
Tujuan:
Mentee dapat mengembangkan keterampilannya untuk tukar-menukar informasi secara
efektif.
Langkah-langkah:
Mentee dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari
(minimal) 4 orang.
Setiap kelompok memilih pemimpinnya, dialah yang akan menjadi orang pertama
yang menerima informasi dari mentor.
Permainan dimulai dari kelompok pertama sampai terakhir. Selagi permainan
dilakukan kelompok lain menonton dan memberi penilaian.
Mentor memberikan satu kata kepada pemimpin kelompok (PK).
PK diminta mendeskripsikan kata tersebut kepada orang kedua.
Orang kedua diminta menebak kata yang dimaksud, kemudian orang kedua
mendeskripsikan kata itu kepada orang ketiga, begitu seterusnya sampai orang yang
terakhir dengan syarat tidak boleh menggunakan kata-kata yang sudah digunakan oleh
orang sebelumnya. Jika hal itu dilakukan maka kelompok tersebut kalah.
Pertanyaan Hikmah
1. Kelompok manakah yang gagal? Mengapa gagal?
2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kegagalan permainan? Penjelasan faktorfaktor yang mempengaruhi ketidakefektifan komunikasi dan simulasi
3. Kelompok manakah yang berhasil? Bagaimana caranya agar berhasil?
4. Faktor-faktor apa saja agar permainan itu berhasil? Kriteria komunikasi yang efektif
Alat dan Bahan: Waktu: 20 menit
Suplemen Materi
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakefektifan Komunikasi:
1. Faktor intrapersonal, yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri komunikator dan komunikan
Persepsi
Prasangka
2. Faktor interpersonal, yaitu faktor yang ada dalam hubungan antar pribadi
Iklim hubungan
Kepercayaan
Kredibilitas
3. Faktor teknis, ialah hal-hal yang berkaitan dengan unsur penunjang komunikasi.
Bahasa dan makna, karena efek yang ditimbulkannya dalam penerimaan pesan,
pilihlah kata-kata dengan hati-hati. Kata-kata dapat memicu sikap defensif, ofensif
atau dapat menjadi pengaruh yang positif.
2011 Garuda Publishing
Komunikata
91
Bab
XXVII
Berbicara Tanpa Melihat
93
94
4. Tanda-tanda/isyarat/kode
Masalah komunikasi:
1. Terputusnya jaringan komunikasi:
Hanya ingin mendengar apa yang ingin didengar.
Mengabaikan informasi-informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
Pengamatan yang berbeda.
2. Distorsi pesan dari sumber
Pengamatan yang berbeda
Tanda-tanda nonverbal yang tidak sesuai
Pengaruh perasaan yang dominan
3. Pendistorsian pesan oleh penerima
Suatu kata dapat mengandung arti yang berbeda
4. Faktor eksternal
Noise, hambatan, gangguan pada manusia
Berbeda pengalaman
Pendidikan
Budaya
Agama
Kondisi (fisik/psikis)
Intelegensi-daya tangkap
Kedudukan/status
Pemecahan hambatan-hambatan komunikasi antar pribadi :
1. Pekalah terhadap dunia penerima
2. Sadarilah makna-makna simbolis
3. Gunakanlah komunikasi tatap muka (usahakan)
4. Gunakanlah bahasa yang sederhana dan terarah
5. Gunakanlah pengulangan dalam jumlah yang tepat
6. Gunakanlah umpan balik
Bab
XXVIII
Pesan Gambar
96
Pesan Gambar
97
memiliki kesulitan dalam mengekspresikan diri dalam berkomunikasi. Oleh karena itu bila
ada pemberi informasi yang memiliki perbedaan lisan dengan perilaku, maka kesimpulan yang
dapat diambil adalah informasi yang diberikannya bersifat ragu-ragu.
Seseorang yang suka berbohong sehingga ia dikenal sebagai si pembohong, maka informasi
yang diberikannya harus dicek lagi. Seorang yang jujur sehingga dikenal sebagai orang yang
jujur, maka informasi yang diberikannya kemungkinan besar adalah benar.
Bab
XXIX
Bertengkar dengan Teman
99
Bab
XXX
Ceritakan Pengalamanmu
Ceritakan Pengalamanmu
101
102
sih..?!", "Gitu ya?!", "kedengarannya boleh juga.". Biasanya lawan bicara kita akan
menyadari dan kemudian meninggalkan kita karena merasa tidak cukup penting untuk
didengarkan.
3. Mendengarkan secara selektif. Gaya ini adalah ketika kita tidak benar-benar memperhatikan
isi dari apa yang ingin disampaikan orang lain, kita hanya memilih dan kemudian berkomentar
tentang hal yang kita pilih itu. Misalnya ketika teman kita ingin bercerita tentang cita-citanya
menjadi dokter yang terhambat karena biaya, dengan gaya selektif kita mungkin akan
berkomentar "Ohjadi dokter itu memang pekerjaan yang mulia, kakak saya juga seorang
dokter dan sekarang ia sedang melakukan PTT di Ujung Pandang.". Kira-kira apa
yang terjadi?. Kita mungkin bukan hanya kehilangan inti dari pembicaraan tapi
mungkin kita tidak akan pernah memiliki hubungan yang dekat dengan siapapun jika kita
pertahankan gaya ini.
4. Mendengarkan yang terpusat pada diri sendiri, Bukannya kita mencoba menyelami
perasaan orang lain dan memandang dengan cara mereka memandang, gaya ini biasanya
memandang sesuatu dengan "kacamata" kita. Biasanya gaya ini dimulai dengan "Saya dulu
pernah mengalami hal itu, dan yang saya lakukan adalah ini.ini..dan ini..", atau "Hal
itu belum seberapa, Saya pernah mengalami yang lebih buruk dari itu". Gaya ini
biasanya diawali dengan kesibukan pikiran kita tentang diri kita ketika orang lain berbicara,
kita sibuk menyiapkan 'feedback - kalau saya' sehingga kita melewatkan waktu mendengar
lebih banyak.
5. Menasihati, Gaya ini menjadikan kita seperti seorang yang memberikan nasihat
berdasarkan pengalamannya sendiri, tanpa mendengar lebih banyak.
Ahmad dan Ath-Thabrany mentakhrij dalam sebuah hadits yang panjang, dari Sammak, dia
berkata, "Aku pernah bertanya kepada Jabis bin Samurah, "Apakah engkau pernah kumpulkumpul bersama Rasulullah?"
"Ya, dan beliau lebih banyak diam tak bicara," jawabnya.
Sahabat Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Barangsiapa
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau berdiam diri.
Barangsiapa beriman kepada Allah dan akhir, hendaklah memuliakan tetangga. Dan barang
siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tamu." (HR. Bukhari dan
Muslim).
Dalam riwayat Ahmad, dari Aisyah, dia berkata, "Perkataan Nabi SAW terinci, yang bisa
dipahami siapa pun, dan tidak berantai secara terus-menerus". Abu Daud juga
meriwayatkannya.
Bab
XXXI
Memikirkan Keputusan
104
Memikirkan Keputusan
URGEN
TIDAK URGEN
Kuadran I
Kuadran II
105
PENTING
- Krisis
- Masalah yg mendesak
- Dead-line
Kuadran III
- Preventif
- Pengembangan hubungan
- Melihat peluang
Kuadran IV
TIDAK PENTING
- Interupsi
- Pertemuan
- Urusan mendesak
Sumber Informasi:
Data sejarah; meliputi informasi yang berkaitan dengan kegiatan, hasil, masalah dan
penyelesaiannya pada masa lalu.
Data perencanaan; membandingkan hasil dengan tujuan yang seharusnya dicapai.
Data kritik; termasuk anggota tim dan pihak lain.
Data perbandingan; bandingkan dengan pihak lain yang menghadapi masalah yang sama.
Proses Pengambilan Keputusan:
Langkah dalam pengambilan keputusan:
- Susun daftar alternatif.
- Kumpulkan informasi yang relevan.
- Nilailah kegunaan dari setiap alternatif yang timbul.
- Buat keputusan dengan memilih satu alternatif.
Analisa keputusan
- Dipengaruhi faktor masa depan.
- Mempertimbangkan dampak.
- Analisa kuantitatif.
Pendekatan sistem
- Temukan masalah sebelum menyelesaikannya.
- Menentukan alasan dalam membuat pilihan dan rintangan yang mungkin dihadapi.
Proses yang kreatif (know-how)
- Kejenuhan karena terlalu terbiasa.
- Menganalisa dan mempertentangkan ide dari berbagai sudut.
- Inkubasi (gunakan insting dan feeling).
- Sesuaikan ide dengan kebutuhan.
106
31.1
Worksheet
Keputusan-keputusan Pribadiku
No
Penting/Kurang
Penting
Apakah ada
dampaknya
dengan masa
depanku?
Ada/Tidak Ada
Bab
XXXII
Memiliki Keputusan
108
Memiliki Keputusan
109
akan melakukan sesuatu hal yang membuat keputusan yang efektif dan bertanggungjawab,
lalu siapa atau apa yang dapat menjadi penghalang dalam proses pengambilan keputusan itu.
Sangat penting untuk membangun dari awal suatu komitmen atau tanggungjawab untuk
bertindak dalam keputusan tersebut. Dalam rangka pelaksanaan, tidak ada keputusan yang
diambil, kecuali telah ada orang yang bertanggungjawab untuk melaksanakannya dalam
langkah-langkah tertentu.
Bab
XXXIII
Suit Game
Suit Game
111
Setiap kali suit bersama, pemenang berhak digendong oleh yang kalah menuju garis
batas yang menang. Tapi yang kalah, mengendong yang menang bila pemain yang
kalah itu tertangkap oleh pemain yang menang. Pemain yang kalah, lolos dari
tangkapan bila telah berada di luar garis batas.
112
Bab
XXXIV
Guru Favorit
114
Bab
XXXV
Daftar Pustaka
116
_______. 1986. Leadership Skill You Never Outgrow, Leadership Project Book II:
Individual Skill for Older Members. Illinois: Urbana-Champaign.
_______. 2004. Suplemen Games Mentoring Islam. Bogor: Tim Mentoring SMAN 6 Bogor.
[Anonim]. Mentoring Agama Islam. http://id.wikipedia.org/wiki/Mentoring_Agama_ Islam.
[20 Oktober 2008]
Altalib, Hisham. 1996. Panduan Latihan Bagi Juru Dakwah. Jakarta: Media Dakwah.
Diklat HRD TPPN. 2008. Materi Keterampilan TEKAD Training Kader Terpadu. Jakarta:
DPP PK Sejahtera.
Hardian, Novi; dan Tim ILNA Learning Center. 2003. Super Mentoring: Panduan Keislaman
untuk Remaja. Bandung: PT Syaamil Cipta Media.
Ruswandi, Muhammad; dan Tim ILNA Learning Center. 2005. Games For Islamic
Mentoring. Bandung: PT Syaamil Cipta Media.
Ruswandi, Muhammad; dan Adeyasa, Rama. 2007. Manajemen Mentoring. Bandung: PT
Syaamil Cipta Media.
Sarbana, Baban; dan Diana, Dina. 2002. AMPUH: Menjadi Cerdas Tanpa Batas. Jakarta:
Elexmediakomputindo
Smith, Arlette Miller. 2003. Mentoring Handbook 2003-2004. USA: St John Fisher College.
Tapp, Linda. 2006. Seven Keys To Using Games in Safety Training. NJ USA: Ennismore
Publishing.
Tim Modul Pelatihan LP2I Bandung. 2001. Panduan Pembinaan Generasi Muda. Bandung:
Lembaga Pengembangan Potensi Insani (LP2I).
Tim Penyusun Panduan Kegiatan Mentoring MAISMANDA. 2005. Risalah Pembinaan
Da'wah Sekolah. Medan: MAISMANDA.
Yuwono, Taufik; Fakhrudin; dan Putra, Andra Prima. 2006. Pembinaan Agama Melalui
Kelompok Sebaya (Mentoring) Untuk Menurunkan Angka Tawuran Pelajar
SMA/SMK (Studi Kasus: Pelaksanaan Mentoring Agama Islam di DKI Jakarta).
Surabaya: PKMI ITS.
Index
Index
-GGambar 64
Goal Setting 83
-A-
-H-
Antusias 8, 59
Aqidah 14
Hubungan Khusus
-BBekerja 36
Belajar 45, 49, 52, 55
Belajar Efektif 52
Bercerita dan Mendengarkan 101
Berdoa dengan Ikhlassunniyah 41
Bergaul dengan Teman Baru 21
Berhitung 45
Berilmu 49
Berpikir 59, 61, 64, 67, 71
Berteman 30
Bertengkar 99
Brainstorming 33
-CCara Pendekatan
21
-DDaftar Pertanyaan
Doa 39, 41
12
-E-
-F-
-IIdeal 86
Ilmu Allah 14
Imajinasi 83
-KKejujuran 96
Keputusan Kelompok 111
Keputusan Sendiri 104
Keutamaan Ilmu 49
Komunikasi 90, 93, 96, 99, 101
Komunikasi - Sumber Pertengkaran 99
Komunikasi - Verbal dan Nonverbal 93
Komunikasi dan Ekspresi Diri 86
Komunikasi Efektif 90
Komunikasi Non Verbal 96
Konsep Diri 75, 80, 83, 86
Konsep Diri Positif 80
Kreatif - Berimajinasi 64
Kreativitas - Berimajinasi 61
Kreativitas - Menyelesaikan Masalah 67
Kreativitas - Pengertian 59
-M-
Eksistensi Diri 14
Etos Kerja 36
Evaluasi 11, 108
Faktor-Faktor Konsentrasi
Fasilitator 9
Fokus 55
27
55
117
118
Mentoring 5
Metode Belajar
52
-NNiat Ikhlas
41
-PPelajaran 10
Pembagian Kelompok 8
Pendapat 75
Pengambilan Keputusan 104, 108, 111
Pengertian Mentoring 5
Pengertian Pengambilan Keputusan 104
Penggunaan Game 6
Pentingnya Berilmu 45
Percaya Diri 24
Persiapan 7
Problem Solving 67, 71
-SSaling Mengenal 18
Selebrating 11
Sikap 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36
Sikap Sosial - Bergaul 27, 30
Sikap Sosial - Taaruf 18
Sinergi 111
Skill Mengajar 114
Syarat - syarat Doa 39
75
119