You are on page 1of 114

Metode SMS - Sistem Menjadi Sholeh/ah

QUANTUM
Mentoring
Panduan Keislaman untuk Remaja
oleh Ilman Naafi'an

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring
Panduan Keislaman Untuk Remaja
oleh Ilman Naafi'an

Buku yang disusun oleh tim modul bagian R & D ILNA


Learning Center merupakan salah satu karya terbaiknya.
Berisi materi mentoring dan beberapa tips khusus untuk
mentor. Mengambil judul quantum yang berarti lompatan.
Ya, tentu suatu lompatan yang lebih baik dalam kehidupan
pribadi di dunia dan di akhirat.
Mari kita doakan, semoga penulis tetap berkarya,
dimudahkan segala urusannya, dihindarkannya dari neraka
dan dimasukkannya ke surga-Nya. Amien!!!

Quantum Mentoring
2011 Ilham Publishing
All rights reserved. No parts of this work may be reproduced in any form or by any means - graphic, electronic, or
mechanical, including photocopying, recording, taping, or information storage and retrieval systems - without the
written permission of the publisher. We always give permission for Allah ways & dawah. Don't worry!
Products that are referred to in this document may be either trademarks and/or registered trademarks of the
respective owners. The publisher and the author make no claim to these trademarks.
While every precaution has been taken in the preparation of this document, the publisher and the author assume no
responsibility for errors or omissions, or for damages resulting from the use of information contained in this document
or from the use of programs and source code that may accompany it. In no event shall the publisher and the author be
liable for any loss of profit or any other commercial damage caused or alleged to have been caused directly or
indirectly by this document.
Printed: February 2011 in (Karawang -INDONESIA)

Publisher
Marwa
Managing Editor
'Irfan
Technical Editors
Fahmi
Mufidah
Cover Designer
Hazim
Team Coordinator
Mufid
Production
Ilham Publishing

Special thanks to:


Allah SWT, Rasulullah SAW, all the people who contributed to this
document, to the graphic artist who created this great product logo
on the cover page (you did a great work), to Indonesian people and
all moslems in the world.

Quantum Mentoring

Daftar Isi
Foreword

Bab I Kata Pengantar

Bab II Konsep Quantum Mentoring

1 Kegiatan Mentoring
...................................................................................................................................
Utama
5
2 Kegiatan Pendukung
................................................................................................................................... 7
3 Mentor/Murabbi
................................................................................................................................... 7
Suplemen to Mentor
.......................................................................................................................................................... 9

Bab III Ma'rifatul Islam

12

Bab IV Cinta Kepada Allah

19

Bab V Tauhidullah

22

Bab VI Makna Kata "ILAH"

27

Bab VII Ma'rifatullah

29

Bab VIII Ma'rifatulrasul

33

Bab IX Al Quran

37

Bab X Tuntutan Iman Terhadap Al Quran

40

Bab XI Urgensi Shahadatain

53

Bab XII Makna Dua Kalimat Syahadat

56

Bab XIII Konsep Diri Seorang Manusia

59

Bab XIV Sifat-sifat Manusia

61

Bab XV Citra Diri Wanita Muslimah

64

1 Mampukah Aku
...................................................................................................................................
Menjadi Wanita Sholihah?
65

Bab XVI Pentingnya Akhlak Islami

68

Bab XVII Problematika Umat

72

2011 Ilham Publishing

II

Bab XVIII Urgensi Pendidikan Dan Pembinaan Islam


Dalam Pengembangan Kepribadian Muslim

77

Bab XIX Ghozwul Fikri

84

Bab XX Ukhuwah Islamiyah

88

Bab XXI Pilar-pilar Kesempurnaan Ibadah

92

Bab XXII Islam dan Sunnatullah

95

Bab XXIII Islam dan Teknologi

101

Bab XXIV Syukur Nikmat

107

Index

2011 Ilham Publishing

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai


dengan kesanggupannya, Ia mendapat pahala (dari
kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa
(dari kejahatan) yang dikerjakannya.
(Al-Baqarah: 286)

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

I
Kata Pengantar

Quantum Mentoring

Bab 1. Kata Pengantar


Segala puji bagi Allah, Rabb yang telah menciptakan dan memelihara alam semesta,
menciptakan manusia, mengajarkannya hingga pandai berbicara. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurah bagi junjungan, tauladan dan pemimpin umat manusia,
Rasulullah Muhammad SAW.
Mentoring Module ini diterbitkan sebagai sumbangsih kami bagi pembinaan generasi
muda muslim. Perhatian kami terhadap pembinaan generasi muda merupakan hal
yang sangat penting. Hal ini merupakan misi kami, yang menjadi ciri khas organisasi
kami.
Pembinaan aqidah dan akhlaq generasi muda merupakan kunci untuk
mengembalikan posisi penting generasi muda sebagai tulang-punggung negara.
Pemuda yang memiliki aqidah yang kokoh dan akhlaq yang mulia merupakan
tumpuan harapan umat, sosok yang akan menjadi penolong bagi masyarakat,
mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya Islam.
Karena itu, disusunlah modul ini untuk membantu pihak-pihak yang memiliki
kepedulian dalam membina aqidah dan akhlaq generasi muda.
Kami ucapkan terima kasih yang tak terkira terutama kepada tim modul yang kerja
keras dan pengorbanan yang telah diberikan, semoga Allah SWT membalas amal
baik Anda dengan pahala yang berlipat ganda. Juga kepada semua pihak yang telah
masukan yang berharga bagi penyusunan buku ini. Kritik dan saran yang
membangun sangat kami butuhkan untuk meningkatkan kualitas modul ini pada
penerbitan-penerbitan berikutnya.

R&D
ILNA Learning Center

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

II
Konsep Quantum Mentoring

Quantum Mentoring

Bab 2. Konsep Quantum Mentoring


2.1

Kegiatan Mentoring Utama


* Kegiatan utama meliputi dua kegiatan yaitu :
1. kegiatan penyampaian materi mentoring
2. kegiatan studi baca tulis Al Qur'an ( SUBATA )
Kegiatan Penyampaian Materi Mentoring merupakan kegiatan utama ujung tombak dari
serangkaian bentuk kegiatan mentoring lainnya. Dikemas dalam bentuk Diskusi Interaktif
antara Mentor (pendamping atau pemandu) dengan beberapa peserta mentoring mengkaji
materi-materi yang telah disusun. Kegiatan ini dilakukan dalam satu pekan satu kali
pertemuan.
Topik Materi Mentoring itu terbagi dalam 9 materi wajib yang harus disampaikan oleh
mentor terhadap peserta mentor.

Sembilan Materi Wajib :


1. Ma'rifatul Islam
2. Ma'rifatullah
3. Ma'rifatul Rasul
4. Ma'na Syahadat'ain
5. Ma'rifatul Insan
6. Ma'rifatul Qur'an
7. Pergaulan Remaja yang Islami
8. NAPZA
9. Fiqh Ibadah

Proses selama mentoring saat diskusi interaktif meliputi :


1. Diskusi studi kasus menuju topik utama
2. Pemberian wawasan (materi pokok)
3. Pemantauan dan penugasan dari mentor
4. Kegiatan-kegiatan sebagai evaluasi secara umum

Rincian Proses
Pada proses ini, maka forum mentoring menggunakan alokasi waktu sebesar 120 menit,
dengan rincian :
1. Membaca Al Qur'an :15 menit
2. Materi utama (wawasan) : 60 menit
3. Dialog tentang materi : 30 menit
4. Evaluasi forum dan materi : 15 menit

Metode Penyampaian
Banyak metode yang dapat diterapkan dalam mentoring kelompok. Tentunya hal ini sangat
dipengaruhi oleh kemampuan dan kreativitas mentor. Oleh karenanya berbagai metode ini
akan dikupas dan dipelajari dalam Pembekalan Mentor. Beberapa metode yang bisa
2011 Ilham Publishing

Konsep Quantum Mentoring

digunakan dalam mentoring sebagai berikut :


1. Ceramah/kuliah
Merupakan usaha penyampaian materi kepada peserta yang sifatnya searah (komunikasi
satu arah).
Keuntungannya
a. Materi yang telah dipersiapkan dapat dipastikan tersampaikan
b. Metode ini lebih tepat jika waktu yang tersedia sedikit
c. Tidak banyak memerlukan fasilitas/alat bantu
Kelemahannya
a) Materi akan sulit dipahami sepenuhnya, kecuali bila digunakan alat bantu visual
b) Tidak adanya partisipasi peserta tentang topik yang dibahas
c) Akan timbul rasa bosan pada peserta (terlebih lagi jika mentornya monoton dalam
menyampaikan)
2. Diskusi
Diskusi merupakan proses pertukaran pendapat, perasaan dan pengalaman antara dua
orang atau lebih tentang topik tertentu. Metode diskusi akan sangat efektif pada kelompok
kecil karena memungkinkan setiap anggota menyumbangkan pikirannya. Dalam metode
diskusi terjadi komunikasi dua arah antara peserta dengan mentor dan antar peserta itu
sendiri.
3. Permainan peran (Role Play)
Merupakan metode latihan yang dimaksudkan untuk menempatkan seseorang pada situasi
tertentu seolah-olah menggambarkan situasi yang sebenarnya. Metode ini bagus karena
fungsi kejiwaan peserta juga diuji.
4. Studi kasus
Pada metode ini peserta dihadapkan pada suatu kasus tertentu dan diberikan informasiinformasi yang diperlukan peserta untuk menilai, mempelajari dan berusaha memecahkan
kasus tersebut.
5. Mengajukan pertanyaan
Metode ini untuk menunjang metode ceramah dan diskusi yang dilakukan. Pertanyaan bisa
juga dilakukan oleh mentor untuk mengetahui sejauh mana materi yang telah disampaikan
dapat diserap/dipahami oleh peserta.
6. Penugasan
Metode ini digunakan untuk mengetahui pemahaman peserta dan mengembangkan
kreativitas dan kemandirian peserta. Dapat dilakukan dengan memberi tugas ke peserta
untuk diselesaikan soal/masalah tersebut.
7. Permainan Kelompok (Game)
Pada metode ini peserta diminta mengerjakan suatu bentuk permainan tertentu yang
didalamnya terdapat konsep materi yang akan disampaikan.
Adapun untuk kegiatan SUBATA (Study Baca Tulis Al-qur'an) deskripsi pelaksanaannya
sebagai berikut :
Studi Baca Tulis Al-Qur'an akan dibagi dalam dua yaitu kelas A dan B. Kelas A untuk peserta
2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

mentoring yang belum bisa ataupun belum lancar baca Al-Qur'an sedangkan kelas B untuk
peserta mentoring yang belum menguasai hukum tajwid dalam membaca Al-Qur'an.
Kegiatan ini dilakukan 4 kali pertemuan, 2 minggu sekali pada saat kegiatan mentoring
utama berjalan. Kelompok pada SuBaTa sama dengan kelompok pada penyampaian materi
mentoring.

2.2

Kegiatan Pendukung
Meliputi :
1. Pembukaan Mentoring
2. Grand Opening Mentoring Lanjutan
3. Liga Mentoring
Suatu kompetisi sepakbola antar kelompok mentoring sebagai variasi proses pembinaan
jasadiyah yang dilakukan per pekan. Dilakukan secara bertahap diawali di tingkat
jurusan, tingkat fakultas, dan tingkat institut.
4. Mabit Mentoring
Suatu momen acara bisa digunakan sebagai bagian proses pembinaan bagi mente dan
juga sebagai proses syiar dengan menggunakan potensi jumlah peserta mentoring yang
besar
5. SMS Mentoring
Seminar Midst Semester Mentoring (SMS Mentoring) merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk saling mempererat ukhuwah antar mentoring satu dengan lainnya. Dilaksanakan
pada pertengahan Kegiatan Mentoring.
Bentuk SMS Mentoring
a. Seminar
b. Talk show
c. Temu tokoh
d. Bedah buku
e. dll

2.3

Mentor/Murabbi
Adalah pelaksana proses tarbiyah dengan focus kerjanya pada : pembentukan pribadi
muslim yang shalih mushlih, yang memperhatikan aspek :
Pemeliharaan
Pengembangan
Pengarahan
Pemberdayaan
PERAN MENTOR/MURABBI
Walid dalam hubungan emosional
Syaikh dalam tarbiyah ruhiyah
Ustadz dalam ifadah ilmiyah
Qaid dalam kebijakan umum
2011 Ilham Publishing

Konsep Quantum Mentoring

PERSIAPAN
Usahakan terlebih dahulu mentor mempraktekkan materi yang akan disampaikan.
Buat alokasi waktu (disesuaikan kebutuhan/kondisi).
Persiapan ruhiyah mutlak dilakukan (Muroja'ah dan Do'a).
Diharapkan mentor dapat mengembangkan materi secara kreatif (tidak hanya
berpatokan pada silabus/materi).
PELAKSANAAN
Memberitahukan tentang tujuan bahan mentoring.
Memberitahukan tentang pentingnya bahan mentoring yang akan disampaikan
Tidak menuliskan semua hal pada papan tulis, artinya hanya kata-kata inti atau katakata emas saja
Penjelasan yang diberikan harus benar-benar relevan, artinya berhubungan dengan
masalah saja.
Menghubungkan hal yang akan diterangkan dengan hal-hal yang telah diketahui oleh
peserta
Menyajikan bahan diusahakan semenarik mungkin
Aktif dalam memperkenalkan diri (agar tidak menjadi asing) ditengah mereka
Buat kesan bahwa "Mentoring itu Fun, Fresh, and Focus"
EVALUASI (Setelah Menyampaikan Materi)
Menilai peserta
Menilai proses
Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya
Kritik dan saran peserta
Penilaian umum oleh mentor
Kegiatan cepat-tepat untuk menilai penyerapan peserta terhadap materi mentoring
PENYAJIAN BAHAN
Variasi nada suara, alat dan media, gerak, posisi, berdiri dan duduk
Menyelingi uraian yang serius dengan beberapa kisah (intermezzo)
Memberi kesempatan kepada peserta untuk mengalami sesuatu yang lain atau sedikit
menarik nafas
Variasi sikap yang wajar meliputi : variasi pandangan, tangan, langkah, senyum dan
pakaian
Variasi kegiatan bila sekiranya peserta nampak lelah/bosan dengan mengadakan ice
breaking atau games untuk menyegarkan suasana mentoring
YANG

PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENTORING


Penguatan materi
Cinta kepada apa yang diajarkan
Mengetahui latar belakang peserta, menyajikan pengetahuan factual dan aktif
mengikuti perkembangan trend remaja
Berani memberikan pujian kepada peserta mentoring
Memberikan semangat pada peserta mentoring
Sikap yang harus dikembangkan dalam mentoring :
tidak menggurui

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

tidak menjadi ahli (serba tahu)


tidak berdebat
tidak diskriminatif
jangan membaca silabus pada saat yang dekat ketika anda akan memberikan materi
tersebut
gunakan kata yang jelas, sederhana, dan jangan sering mengulang kata-kata yang
sama
hindari kata-kata yang tidak baik/tidak bermanfaat

PERHATIAN BAGI MENTOR


Hindari kebiasaan-kebiasaan refleks yang anda tidak sadari saat berbicara (seperti
garuk-garuk, memainkan ballpoint, memainkan jari, memainkan ujung jilbab) karena
hal ini dapat mengganggu karena sering tidak disadari.
Usahakan ketika berbicara anda dapat melihat semua peserta, sehingga dapat
melihat respon/perhatian mereka (diharapkan jangan sering menunduk), hal ini
dilakukan agar peserta merasa diperhatikan dan mereka memperhatikan anda.

2.3.1

Suplemen to Mentor
HOW TO MAKE OUR DAKWAH SUCCESS
Bingung memulai mentoring?
Atau lupa sama materi yang akan disampaikan?
Mungkin bisa dicoba beberapa tips berikut. Walaupun cuma tausiyah ringan tapi bisa dicoba
di lapangan.
Before Action
Apa yang harus disiapkan sebelum mentoring?
Sebenarnya sudah sangat jelas bahwa mentoring bertujuan untuk mengenalkan dan
membina pelajar agar menjadi individu muslim yang berakhlak Islami, menjadi pendukung
dakwah Islam dan menjadi penyebar dakwah di sekolah dan masyarakat.
Trus gimana caranya ?
Kalau tujuan mentoring seperti itu, maka perubahan yang harus kita lakukan terhadap
peserta adalah perubahan perilaku, akhlak, dan fikrah keIslamannya. Artinya, kita harus
mempersiapkan kekuatan maknawiyah (keimanan) sebelum terjun ke medan perang tarbawi
ini. Biasakan untuk mengawali persiapan dengan tilawah agar perkataan kita diberi 'bobot'
oleh Allah SWT, karena allah yang Maha membolak-balik hati hamba-hamba-Nya. Juga
jangan lupa shalat malam sehari sebelumnya. Mudah-mudahan dengan persiapan ruhiyah
yang cukup, lidah kita tidak kelu saat memberi materi mentoring. Trus apalagi
persiapannya?
Persiapan materi.
Brothers, ingatlah bahwa seluruh ucapan kita harus bertandaskan dengan ilmu. Bobot
perkataaan kita juga akan bernilai jika didasari dengan referensi-referensi Ilahiyah dan
pemikiran para pakar-pakar dakwah. Mungkin buku Mentoring Module yang diterbitkan ILNA
2011 Ilham Publishing

Konsep Quantum Mentoring

10

dapat menjadi entri point Antum dalam memberikan materi. Tapi lebih bagus lagi kalau
referensi yang disarankan juga Antum baca. Tapi jangan lupa, jadilah mentor yang
menyenangkan, jangan terkesan mengurui.
Tips lainnya? Supaya persaudaraan kita dengan adik mentor tambah erat, sudah selayaknya
sebelum mentoring kita mengingatkan adik-adik mentor untuk datang pada saat mentoring.
Jika ternyata adik mentor beralasan tidak bisa hadir, maka pastikan alasannya syari. Dan
tetap berikan simpati yang baik sambil tetap memberikan tausiyah yang memperkokoh
ikatan persaudaraan dengannya.
At The Battle
Berikut ada beberapa tips singkat saat 'pertempuran' itu berlangsung :
1. Sambut saudaramu dengan senyuman yang tulus. Senyuman yang penuh dengan rasa
cinta fillah, kemudian ulurkan tanganmu, jabat tangannya dengan penuh kehangatan.
Jangan malu utnuk menunjukkan kehangatan ukhuwah. Kesan pertama bagi adik sangat
menentukan proses mentoring selanjutnya. Ingat saudaraku : "Tak ada kesempatan
kedua untuk memberikan kesan pertama"
2. Lakukan pembukaan (tahmid, shalawat, basmalah, tilawah).
3. Lakukan warming up (kalau memungkinkan) yaitu dengan menulis cepat harapan selama
mentoring setelah diberitahukan topik mentoring, setelah itu lakukan review hasil
menulis cepat.
4. Lakukan review materi sebelumnya, jawab pertanyaan jika ada yang bertanya.
5. Selalu ingatkan adik agar bersyukur bahwa kita dilahirkan dalam keadaan Islam, karena
orang Islam akan dijamin masuk surga, bersyukur bahwa kita dilahirkan dalam keadaan
sehat dan ingatkan bahwa beberapa implementasi dari bersyukur adalah ibadah yang
benar, menuntut ilmu dengan benar.
6. Manfaat ukhuwah Islamiyah.
7. Tanyakan bagaimana kondisi adik-adik.
8. Sampaikan materi inti.
9. Menanyakan hajat satu persatu dan didoakan bersama-sama satu persatu. Misalkan
masalah diniyah, kuliah, keluarga atau keseharian di kampus, bahkan permasalahan
remaja sekalipun (curhat).
10. Pernyataan cinta fillah. Bersalaman-berpelukan kalau perlu pernyataan cinta fillah.

Before The End of Battle


Sebelum berpisah,
Ingatkan pertemuan selanjutnya,
Tegaskan kembali janji atau kesediaan Antum untuk membantu adik mentor dalam urusan
tertentu (misalnya meminjamkan buku) dan,
Catat keadaan terakhir dirinya (ruhiyah, akademis, keluarha, dll) di catatan pribadi Antum,
supaya bisa di follow-up atau dibantu mentor lainnya.

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

III
Ma'rifatul Islam

Ma'rifatul Islam

12

Bab 3. Ma'rifatul Islam


TUJUAN
Peserta memahami pengertian diin menurut Al-Qur'an
Peserta mengetahui perbedaan dienullah dan dien ghairu dienullah
Peserta mengetahui kesempurnaan ajaran Islam sehingga berusaha mengamalkan dan
mempelajarinya

Semua agama sama saja. Itulah pernyataan yang sering kita dengar, yang dilontarkan oleh tokohtokoh tertentu dan kemudian diikuti secara latah- oleh masyarakat awam. Biasanya pernyataan itu
dilontarkan dalam rangka menurunkan tingkat 'ekstrimitas' pada kalangan penganut agama,
terutama umat islam, terhadap agamanya atau dalam rangka meneguhkan sikap toleransi pemeluk
agama lain.
RINCIAN BAHASAN
Ad-Dien Menurut Al-Qur'an
Dienullah, Dienul Islam (QS.48:28, 61:90). Yaitu diin yang dibawa oleh semua rasul dan
nabi untuk keselamatan manusia. Disebut juga dengan dienul-haq dan dienul samawi.
Dienu ghoiru dienullah, bukan dari Allah. Jumlahnya lebih dari satu (QS.48:28). Yaitu diin
hasil rekayasa pikiran manusia, biasa disebut juga agama budaya (dienul ardh)
Ciri-ciri Dienullah / Dienul Samawi
Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat
Disampaikan oleh manusia pilihan Allah, utusan itu hanya menyampaikan bukan
menciptakan
Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia
Konsep tentang Tuhannya adalah tauhid
Pokok-pokok ajarannya tidak pernah berubah dengan perubahan masyarakat
penganutnya
Kebenarannya universal dan sesuai dengan fitrah manusia
Ciri-ciri Dienul Ardh
Tumbuh dalam masyarakat
Tidak disampaikan oleh rasul Allah
Umumnya tidak memiliki kitab suci, walaupun ada sudah mengalami perubahanperubahan dalam perjalanan sejarah
Konsep Tuhannya dinamisme, animisme, politheisme, dll.
Ajarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan masyarakat penganutnya
Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi segenap manusia, masa
dan keadaan
I. Makna Islam
1. Arti Bahasa (Lughawie)
Ditinjau dari akarnya, Al Islam berasal dari kata sa-la-ma berarti selamat atau damai. Di
dalam Al Qur'an kata tersebut kemudian digunakan dengan beberapa tambahan atau
perubahan misalnya :

2011 Ilham Publishing

13

Quantum Mentoring

a.
b.
c.
d.
e.

Aslama : menyerah (QS. 3:83, 4:125)


Istaslama-taslim-mustaslimun : Penyerahan total kepada Allah (QS. 4:65, 37:26)
Saliim : bersih, suci (QS. 26:89, 37:83-84)
Salam : Kesejahteraan (QS. 39:73)
Salm : damai (QS. 47:35, 8:61)

Secara Terminologis / Istilah


Aturan Ilahi yang diberikan kepada manusia yang berakal sehat untuk kebahagiaan
hidup mereka di dunia dan akhirat
Ajaran Islam :
Sesuai fitrah manusia (QS.30:10).
Kepentingan seluruh manusia (QS.34:28)
Rahmat seluruh alam (QS.21:107)
Untuk meningkatkan kualitas hidup manusia (QS.2:179)
Sangat sempurna (QS.5:3)
Dari beberapa uraian serta hadist-hadist dapat disimpulkan bahwa Islam adalah :
a. Aqidah, yang tercermin dengan syahadatain dan rukun iman.
b. Ibadah, yang tercermin dengan shalat, zakat, puasa, haji yang disebut dengan rukun
Islam
c. Bangunan (sistem) yang tegak di atas rukun-rukun tersebut yang tercermin dengan
seluruh system hidup Islam yang mencakup sistem politik, ekonomi, social, budaya,
pendidikan, kemiliteran, akhlaq, dll.
d. Tiang-tiang penegak sebagai cara menegakkan Islam yang tercermin dengan jihad,
amar ma'ruf nahi munkar, dan hokum serta sanksi-sanksinya.
Itulah gambaran ringkas tentang Islam. Sedangkan segala hal yang bertentangan
dengan Islam disebut jahiliah, dan jahiliah inilah lawan dari Islam.
II. Karakteristik Islam
1. Rabbaniyah
Rabbaniyah berasal dari kata rabb, Islam disebut memiliki sifat rabbaniyyah karena ia
bersumber dari Rabb yakni Allah SWT. Jadi islam bukanlah hasil ciptaan Rasulullah SAW dan
bukan karya manusia manapun. Ini ditegaskan dalam Al Qur'an : "Dialah yang mengutus
Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di
atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci." (Ash-Shaff 9)
Ayat ini menegaskan bahwa nabi Muhammad SAW hanyalah pesuruh Allah SWT dan
apa yang disampaikan oleh beliau tidak lebih dari apa yang dipesankan oleh-Nya.Rasulullah
SAW tidaklah mengatakan selain dari apa yang diwahyukan oleh Allah SWT :
"Dan tidaklah ia (Muhammad) berbicara menurut hawa nafsunya. Ucapannya itu
tidah lain hanyalah wahyu yang disampaikan kepadanya". (An-Najm:3-4)
Ayat-ayat ini dengan qoth'i (tegas) membatalkan dugaan bahwa Rasulullah adalah
sumber segala informasi dan ajaran yang termuat dalam Al Qur'an. Dan tuduhan itu pernah
dilontarkan oleh orang-orang musyrik Quraisy seperti juga pernah dipopulerkan oleh
beberapa orientalis. Semakin memperkuat ketidakterlibatan Rasulullah SAW dalam
"pembuatan Al Qur'an adalah peringatan keras dari Allah SWT kepada beliau dengan firmanNya :
"Ia (Al Qur'an) adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam. Seandainya
Muhammad mengadakan (membuat-buat) sebagian perkataan (ayat) atas nama Kami,
2011 Ilham Publishing

Ma'rifatul Islam

14

niacaya akan kami siksa dia dengan kekuasaan (Kami). Kemudian Kami potong tali
jantungnya. Maka tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami) dari
pemotongan itu". (Al Haqqah : 43-47).
Di samping ayat-ayat di atas, ada banyak bukti lain yang menjadi dalil kemustahilan
Al Qur'an bersumber dari Rasulullah Saw. Diantara bukti-bukti itu adalah banyaknya ayat Al
Qur'an yang memuat isyarat-isyarat sains dan teknologi. Misalnya ayat :
"Maka barangsiapa Allah kehendaki untuk Dia beri petunjuk, Allah lapangkan
dadanya (menerima) Islam. Dan barangsiapa Allah kehendaki untuk Dia sesatkan, Allah
jadikan dadanya sesak sempit, seolah-olah ia naik ke langit." (Al An'am 125).
Ayat diatas menggambarkan bahwa orang yang naik ke langit dadanya akan sesak
sempit. Al Qur'an memang tidak menjelaskan kenapa hal itu (sesaknya dada seseorang saat
naik ke langit) bisa terjadi Masalah "mengapanya" adalah kawasan yang bisa dijangkau oleh
kemampuan manusia. Dan ternyata perkembangan ilmu pengetahuan bisa menjawabnya.
Pertanyaan kita adalah, dari manakah Rasulullah SAW mengetahui teori kehampaan udara
itu jika bukan dari pencipta angkasa.
Refleksi Robbaniyah
Sebagai ajaran yang rabbani, tentu saja Islam memancarkan sifat-sifat robbaniyah
dalam seluruh ajarannya. Berbeda dengan segala ajaran manusia atau ajaran (yang asalnya)
dari Allah tapi menjadi korban campur tangan manusia, Islam dalam setiap rinci ajarannya
menggambarkan ke-Maha Sempurnaan Allah SWT. Beberapa contoh mungkin bisa
memperkuat pernyataan di atas.
Agama Kasih Sayang
Allah SWT bersifat Ar-Rahman Ar-Rahim (Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).
Dalam setiap bagian ajaran Islam kita akan menemukan gambaran kasih sayang Allah itu.
Kasih sayang Islam itu berlaku untuk semua manusia. Muslim maupun kafir. Bahkan berlaku
pula untuk seluruh anggota alam semesta ini, baik makhluk hidup maupun benda mati. Hal
ini juga ditegaskan dengan firman Allah SWT, "Dan tidaklah Kami untus engkau
(Muhammad) melainkan menjadi rahmat bagi sekalian alam." (Al Anbiya 107).
Kasih sayang Islam ini ditunjukkan oleh antara lain ajaran-ajaran Islam berikut :
tercela orang yang menyakiti binatang meskipun ia rajin shalat, tidak sempurna keimanan
seseorang jika ada tetangganya yang tidak bisa tidur karena kelaparan, dalam
sepengatahuannya; taubat seseorang tidak diterima kecuali bila orang yang menjadi korban
kedzalimannya memaafkan dan merelakan, dan lain-lain.
Dan itu semua diperteguh dengan sikap para khalifah terhadap orang-orang non
muslim yang tercatat dalam sejarah. Umar bin Al Khattab melindungi kaum Nasrani
minoritas yang hidup dalam wilayah pemerintahannya. Sehingga mereka lebih tentram hidup
di bawah pengayoman negara Islam daripada bergabung dengan kaum seagama mereka,
bangsa Romawi.
Untuk kepentingan manusia.
Allah SWT memiliki sifat Al Ghaniy (Maha Kaya). Karena Maha Kaya, Dia tidak
membutuhkan (bantuan) makhluk-Nya. Bahkan makhluk-Nyalah yang membutuhkanNya.
"Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak membutuhkan) sekalian alam." Dengan
demikian, segala aturan yang digariskan-Nya dalam Islam pasti bukan dalam rangka
kepentinganNya tapi dalam rangka kepentingan, keuntungan, dan kebutuhan manusia. (AdzDzariyat : 56-58).
2011 Ilham Publishing

15

Quantum Mentoring

Hanya memang tidak sedikit manusia yang belum memahami hakikat ini sehingga
menuduh beberapa ajaran Islam sebagai ajaran yang kejam tidak manusiawi. Di antara
bagian ajaran Islam yang sering menjadi korban tuduhan itu adalah hukum potong tangan
bagi pencuri, rajam bagi pezina, dan qishash. Atau mungkin juga bukan karena mereka tidak
memahami nilai tinggi hukum-hukum Allah itu, melainkan bila hukum itu diterapkan mereka
akan menjadi orang-orang pertama yang menerima hukuman itu.
Sesuai dengan hajat hidup
Allah SWT memiliki sifat Al-'Alim (Maha Mengetahui). Sudah barang tentu segala aturan dan
undang-undang yang diberlakukanNya berdasarkan ilmuNya tentang seluk beluk manusia,
apa kebutuhan manusia dan apa yang paling tepat untuk mengatasi penyimpangan
manusia; hukuman atau ganjaran seperti apa yang paling cocok untuk menghentikan segala
kejahatan dan membangkitkan segala kebaikan.
2. Wasathiyyah dan Tawazun
Islam agama yang wasath (moderat) dan tawazun (seimbang). "Dan demikianlah
Kami telah menjadikan kalian umat yang adil (ditengah-tengah)." (Al Baqarah 143).
Jadi umat Islam dalam keadaan memegang agama Islam yang 'asli' adalah umat
yang paling baik dan seimbang. Artinya umat Islam bukan umat yang ekstrim atas
(ifrath, berlebihan) bukan pula 'ekstrim bawah' (tafrith, kurang dari standart). Ini
tidaklah karena agama yang mereka pegang teguh adalah agama yang wasath. Jadi,
justru ekstrimitas akan terjadi manakala umat Islam itu keluar dari ajaran Islam, baik
dengan menambah atau mempreteli agama Islam.
Wasathiyyah dan Tawazun Islam tampak dalam hal-hal berikut :
a. Bidang aqidah. Islam berdiri diantara dua kutub ekstrem yang berlawanan. Kutub
pertama menolak keyakinan adanya tuhan. Sementara yang kedua, percaya pada
banyak tuhan. Nah, islam membantah semuanya dan menetapkan hanya satu tuhan,
Allah SWT.
b. Bidang ibadah. Dalam bidnag ibadah, wasathiyyah dan tawazun Islam juga bisa
dilihat dengan jelas. Ada pemikiran yang mengarahkan umatnya pada materi dan
memandang ibada sebagai hal yang merugikan produktivitas. Berlawanan dengan
itu, ajaran yang menjurus pada konsentrasi ritual dengan mengabaikan hak-hak
duniawi. Keduanya tidak disetujui Islam, Islam memerintahkan ibadah dengan tetap
tidak mengabaikan hak-hak duniawi. Firman Allah SWT :
"dan carilah pada apa yang telah Allah berikan kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat dan janganlah engkau melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi."
(Al Qashash 77)
Wajar kalau Al Qur'an mencela orang kafir karena kecintaan mereka yeng berlebihan
terhadap harta. Sebagaimana Rasulullah SAW pun pernah mengoreksi cara ibadah
Zainab. Saat itu ia memaksakan diri untuk terus Shalat Sunnah dalam keadaan letih
hingga harus menggelantung pada seutas tali yang direntangkan antara dua tiang
mesjid.
c. Bidang akhlak. Islam membenci sifat kikir. Dan sebaliknya Islam juga tidak menyukai
orang-orang yang bersikap boros dalam hidup. Oleh karena itu ketetapan Islam
adalah :
"Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (kikir) dan
janganlah kamu kamu mengulurkannya (berlebihan) karena itu kamu menjadi tercela
2011 Ilham Publishing

Ma'rifatul Islam

16

dan menyesal."(Al Israa 29)


d. Bidang hukum. Keseimbangan Islam juga begitu jelas dalam masalah hukum. Orangorang Yahudi begitu mudahnya mengharamkan sesuatu, sesuai dengan kehendak
mereka. Berlawanan dengan itu, kaum Nasrani, mereka sungguh sangat longgar
dalam masalah ini. Tidak sedikit hal-hal yang jelas dilarang oleh Allah, namun mereka
menghalalkannya. Maka Islam hadir untuk meluruskan kedua pandangan itu.
"Menghalala segala yang baik dan mengharamkan segala yang buruk." (Al Baqarah
178).
3. Waqi'iyah Tathbiqiyyah
Karakteristik Islam berikutnya adalah Waqi'iyah tathbiqiyyah (realistisdan aplikatif).
Namun sebelum menjelaskan lebih lanjut tentang karakteristik ini, hal yang perlu diingatkan
kembali bahwa sikap dasar seorang Muslim adalah taslim (berserah diri) kepada Allah SWT.
Tiada Islam tanpa ketundukan kepada Allah SWT. (Qs. 4 : 65). Ini perlu dijelaskan agar
mengkaji tentang Waqi'iyyah dan tathbiqiyyah Islam berangkat dari sikap taat, dan bukan
sebaliknya; sikap menentang. Dan pada akhirnya, pembahasan keistimewaan Islam dari sisi
manapun, tanpa kesiapan mental untuk sami'na wa atho'na niscaya akan menjadi hal yang
kurang bermanfaat.
Bahwa Islam itu realistis dan aplikatif dirangkum penjelasannya oleh ayat berikut :
"Maka hadapkanlah wajah (diri)-mu dengan lurus kepada agama (Islam); (pegang teguhlah)
fitrah Allah itu, yang Dia telah menciptakan manusia atas dasar fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah itu tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Ar rum 30).
Jadi Allah menurunkan Aslam dan menciptakan manusia. Manusia dilahirkan dalam
keadaan fitrah. Ayat di atas bukan sekedar menyebutkan bahwa Islam itu sesuai dengan
fitrah melainkan lebih dari itu. Islam itu adalah fitrah. Jika Islam itu adalah fitrah dan
manusia diciptakan dalam keadaan fitrah, sebagaimana yang disebutkan Rasulullah SAW,
maka memang hanya Islamlah yang secara realistis membimbing manusia kepada
kebahagiaan dengan ajaran-ajarannya yang aplikatif karena memang sesuai dengan fitrah
itu.
Dengan demikian, mengisi jiwa manusia dengan selain Islam berarti di satu sisi,
mencerabut kemanusiaan manusia dan di sisi lain, ajaran itu akan mengajarkan hal-hal yang
tidak realistis dan aplikatif. Dan jika ajaran yang tidak sesuai dengan fitrah itu dipaksakan
yang akan muncul adalah penderitaan dan kehampaan hidup.
4. Syumuliyyah
Islam memiliki sifat Syumuliyyah (universal, menyeluruh). Secara ringkas Ust. Hasan
Al Banna menggambarkan keuniversalan Islam dengan, "Islam adalah risalah yang panjang
terbentang meliputi (mencakup) semua abad sepanjang zaman; terbentang luas hingga
meliputi semua cakrawala umat, dan begitu mendalam (mendetail) sehingga memuat
urusan-urusan dunia dan akhirat."
Dari berbagai dimensinya, Islam telah membuktikan diri sebagai agama yang
universal. Hal ini terlihat antara lain dalam hal-hal berikut :
Pertama, dari segi waktu. Islam adalah agama semua zaman bukan risalah yang terbatas
dengan masa tertentu. Islam berlaku hingga akhir zaman. Oleh karena itu wajar jika Al
Qur'an memberlakukan ancaman, "Dan barang siapa mencari agama selain Islam, maka
tidaklah akan diteima dirinya dan pada hari akhirat ia termausk orang-orang yang merugi."
(QS. 3 : 85).
Kedua, Islam adalah risalah bagi seluruh alam semesta. Ini berarti Islam tidak terbatas pada
2011 Ilham Publishing

17

Quantum Mentoring

umat atau bangsa tertentu, melainkan seluruh manusia bahkan seluruh makhluk yang ada di
Bumi ini terjangkau oleh Islam. "Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad)
melainkan rahmat bagi sekalian alam." (QS. 21 : 107)
Dan Ketiga, Islam adalah ajaran yang mengatur manusia dalam segala sektor kehidupan dan
semua fase kehidupan. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa kebahagiaan manusia terletak
pada kepatuhan kepada Islam secara utuh. Islam tidak hanya mengajarkan shalat, puasa,
zakat dan haji. Dengan demikian kepatuhan kepada Islam tidak bisa hanya dilihat dalam
pelaksanaan ibadah-ibadah tadi. Seseorang baru disebut Muslim paripurna manakala ia
mengislamkan diri dalam praktik-praktik politik, ekonomi, sosial, seni, budaya dan lain-lain.

DISKUSI
Bagaimana pendapatmu tentang kedua agama ini : Agama Kristen dan Agama Yahudi.
Apakah kedua agama ini termasuk dienul samawi atau bukan? Berikan alasannya !
REFERENSI
Diktat Agama IPB, Ust. Didin Hafidhuddin

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

IV
Cinta Kepada Allah

19

Quantum Mentoring

Bab 4. Cinta Kepada Allah


TUJUAN
1. Peserta memahami makna cinta kepada Allah
2. Peserta memahami konsekuensi mencintai Allah
3. Peserta memahami jalan cinta kepada Allah
METODE : Ceramah
WAKTU : 60 menit efektif
PROSES :
1. Berikan pengantar.
Cinta adalah yang sangat dikenal tidak ada yang tidak mengetahuinya tetapi
pemahaman dan pendapat orang tentangnya berbeda. Pemahaman cinta disini akan
dikembalikan kepada Islam mengartikan kata cinta itu.
Cinta berarti suka atau senang terhadap sesuatu dan akan berganti dengan kesedihan
(pada orang yang mencintai) bila sesuatu itu tidak ada padanya.
Mencintai Allah (mahabbatullah) berarti menjadikan Allah SWT sesuatu yang akan
dicintai yang akan mendatangkan ketentraman bila kita mengingat-Nya dan
mendatangkan kebahagiaan bila ia senantiasa hadir dalam kehidupan.
Buah dari mencintai-Nya adalah ibadah yang semakin dirasakan kenikmatan serta
nilainya. Mahabbatullah adalah salah satu ukuran keimanan kita kepada-Nya. Semakin
tinggi keimanan seseorang.
2. Jelaskan perbedaan cinta karena iman dan cinta karena syahwat.
Cinta imani adalah cinta yang motivasinya iman kepada Allah. Landasannya adalah fitrah
manusia sebagai hamba yang wajib beribadah kepada-Nya. Cinta imani meliputi
Hubungan seseorang dengan Allah, Rasul-Nya serta Islam sebagai satu-satunya
bimbingan yang benar. Dalam cinta imani mencintai manusia dilandasi kecintaan kepada
Allah serta membenci sesuatu karena Allah juga [QS. Al-Hujurat, 49: 7].
Lawan dari cinta imani adalah cinta syahwati. Motif cinta syahwati adalah mencintai
berdasarkan selera pribadi dimana selera setiap orang berbeda. Cinta ini diidentikkan
dengan hubungan laki-laki dan perempuan. Dalam Islam setiap keinginan untuk memiliki
sesuatu dan sesuatu itu dicintainya dikatakan sebagai cinta syahwati seperti keinginan
untuk terkenal, berkuasa dan banyak harta [baca QS 3: 14, 2:165]. Cinta imani yang
dominan akan dapat mengendalikan cinta syahwati.
3. Jelaskan bagaimana mencapai mahabbatullah
Untuk menjadi hamba Allah yang dicintai-Nya (al-mahbub) maka kita harus berusaha
menjadi hamba Allah yang mencintai-Nya (Al-Muhibb) dan meletakkan cinta kepada Allah
dan Rasul-Nya melebihi dari yang lain. Empat hal berikut yang dapat ditempuh oleh kita
dalam rangka meraih deraja t mencintai Allah dari uraian Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah.
Membaca Al-Qur'an dengan khusyu penuh penghayatan [QS. An-Nisa, 4: 82].
Ahli Al-Qur'an mendapatkan kemuliaan, "Allah akan mengangkat (kedudukan) beberapa
kaum dari Al-Qur'an ini. Dan akan meletakkan sebagian yang lain (di tempat yang lain)
[HR Muslim].
Memperbanyak ibadah sunnah
Dzikir dalam segala tingkah laku [QS. Al-Ahzab, 33: 35, 41:-42, Al-Jumu'ah, 62: 10, Ali
2011 Ilham Publishing

Cinta Kepada Allah

20

Imran, 3:110].
Mahabbatullah harus menjauhi semua sebab yang menghalangi antara kalbu dari Allah
[QS. Asy-Syu'ara, 26: 88-89].
Tiga pintu yang harus dijauhi agar ikatan hati dengan Allah tetap terjaga antara lain:
Pintu syubhat yang selalu mewariskan keragu-raguan tentang agama Allah (Al -Islam)
Pintu syahwat yang selalu mewariskan tradisi mendahulukan hawa nafsu daripada taat
dan ridha-Nya
Pintu amarah yang selahu mewariskan permusuhan di antara makhluk Allah
REFERENSI
1. Anonim. tt. Mencintai Allah, Paket BP Nurul Fikri Jakarta.
2. Musthafa, Abdul Aziz. 1999. Mahabbatullah Tangga Menuju Cinta Allah Wacana Imam
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Risalah Gusti: Surabaya.
3. Saifuddin, ASM. H. U. 1997. Manifestasi Iman. Mudzakkarah: Bandung

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

V
Tauhidullah

Tauhidullah

22

Bab 5. Tauhidullah
I. PENDAHULUAN
Sesungguhnya mengenal Allah adalah suatu azas yang berdiri di atas seluruh
kehidupan ruhiyah. Dari sini akan mengenal para Nabi, para Rosul, mengenal tugas dan
sifatnya serta hajad manusia kepada risalahnya, kitab-kitab samawi, mengenal malaikat, jin,
ruh dan hari akhir. Seorang yang mengenal Allah pasti ia tahu akan tujuan hidupnya, untuk
tujuan apa ia diciptakan di atas dunia ini, dan lantas kemana akhir hidupnya. Oleh karena itu
ia tidak akan tertipu oleh kemilauan dunia, tidak akan terpedaya oleh harta benda dunia.
Begitu sebaliknya seorang yang tak mengenal Allah, tentu akan terpedaya dan terpukau oleh
keindahan dunia, yang pada gilirannya akan dihabiskan umurnya untuk mencari dunia,
menikmatinya, layaknya seperti binatang (6:130).
Seorang dikatakan mengenal Allah, ia akan memahami bahwa sekedar percaya akan
wujud Allah (Tuhan) tidak cukup mengantarkan seseorang disebut muslim. Karena
kepercayaan akan wujud Allah ini sudah ada dengan sendirinya tertanam dalam hati
senubari setiap manusia sejak lahir. Walaupun kadang-kadang kepercayaan itu tertutupi dan
tidak dinyatakan/diucapkan, namum pada kondisi tertentu ia akan muncul tiba-tiba. Misal
dalam kondisi/keadaan gembira orang sering melupakan Allah, bahkan dengan sombongnya
mengatakan "tidak ada Tuhan", namun dalam kondisi kritis, ketika sedang diancam bahaya
maut, atau sedang berlayar di tengah lautan yang dilanda badai topan. Orang ini dengan
khusyuknya berdo'a memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (10:22-23 /
31:31-32 / 29:61). Kepercayaan akan wujud Allah tidaklah membuat seseorang menjadi
seorang Islam (muslim), karena orang dikatakan kafirpun percaya akan wujud Allah Yang
Maha Pencipta, Pemberi Rejeki, Menghidupkan, dan Maha Mematikan semua makhluknya.
Al-Qur'an sendiri menceriterakan kenyataan ini dalam peristiwa kejadian manusia dan
Syaitan (Kafir laknattulloh) (2:30-34 /7:12-18).
Dari peristiwa yang diceriterakan dalam Al-Qur'an ini dapatlah dipahami bahwa iblis
pun yang percaya akan wujud Allah Yang Maha Pencipta, Pemberi Rejeki, Menghidupkan,
dan Maha Mematikan, bahkan telah mengadakan tawar menawar dengan Allah, minta agar
hukumannya ditangguhkan. Selain nabi Muhammmad SAW, bukankah hanya iblis yang
mendapat kesempatan berdialog langsung berhadapan dengan Allah. Kesalahan Iblis
bukanlah "tidak percaya akan wujud Allah", kesalahan iblis yang fatal adalah ia telah
menyombongkan diri membanggakan asal-usul (keturunan)-nya. Yang menyebabkan ia
menolak untuk taat pada perintah Allah. Juga digolongkan kesombongan bila diantara
manusia yang merasa lebih hebat/mulia dari orang lain hanya karena keturunan, misal
mengaku keturunan bangsawan (dengan panggilan raden, tengku dll) atau mengaku
keturunan dari Rosul Alloh (dengan panggilan Sayid).
Termasuk manusia yang mewarisi/terjangkit sifat Iblis, bila menganggap dirinya
super. Yang dengan sikap seperti itu ia dalam mengatur tatanan masyarakat, pola, sistem,
asas, falsafah, dan idiologi hidup menurut tatanan aturan selain buatan Allah. Sikap
sombong telah menyebabkan iblis kufur kepada Allah, iblis enggan mematuhi perintah Allah.
Hal ini akan menimpah manusia jika ia mewarisi sikap iblis.
Hal yang paling utama didalam hubungan mahkluk dengan Allah ialah kepatuhan
yang bulat hanya kepada-Nya. Inilah intisari sesungguhnya dari ajaran Islam, yaitu
mentauhidkan atau mengesakan Allah, yang berarti meletakkan Allah dan semua perintahperintah-Nya diatas segala-galanya, terutama di atas kepentingan-kepentingan pribadi. Oleh
karena itu mentauhidkan Allah jauh lebih sukar dari sekedar mempercayai akan wujud Allah.
2011 Ilham Publishing

23

Quantum Mentoring

Mentauhidkan Allah membutuhkan suatu perjuangan dan pengorbanan yang berat.


III. PENGERTIAN TAUHIDULLAH
Ulama' membagi tauhidulloh menjadi tiga pembahasan yaitu, tauhid Rububiyah,
tauhid Uluhiyah, dan tauhid Asma' dan sifat.
1. Tauhid Rububiyah
Dalam Al-qur'an banyak dijelaskan Af'al Allah berkaitan dengan Rububiyah yang
meliputi:
- Maha Pencipta (21:33 / 7:54 / 25:2)
- Maha Pemberi Rejeki (51:58 / 30:40 / 11:6)
- Maha Menghidupkan (36:12)
- Maha Mematikan (39:42 / 3:105 / 27:85)
Keyakinan bahwa Alloh itu Esa dalam penciptaan, pemberi rejeki dan penguasa
makhluk-Nya (menghidupkan dan mematikan) disebut tauhid rububiyah. Namun kenyakinan
seperti ini tidak cukup sampai disini, sebab keyakinan seperti ini belum bisa membedakan
antara muslim dan kafir. Pada hakekatnya orang-orang musyrik jahiliyah juga menyakini
tauhid rububiyah ini (10:31 / 31:25).
Ternyata orang musyrik itupun meyakini rububiyatulloh, bahkan mereka bersumpah
menggunakan kata-kata Wallahi, Billahi, dan Tallahi. Mereka juga berdo'a dengan menyebut
Alloh. Sebelum berangkat menuju Badar, Abu Jahal dan kaum musyrik Mekkah mencium
dinding Ka'bah sembari berdo'a " Ya, Allah tolonglah yang tertinggi diantara dua pasukan ini
dan yang termulia diantara dua golongan ini " (8:32).
Demikianlah orang musyrik memiliki keyakinan rububiyatulloh. Maka jika diantara
manusia yang mengaku muslim hanya mempunyai keyakinan seperti ini, maka ia tak ada
bedanya dengan iblis atau paling ringan sama dengan kaum musyrik Mekkah. Oleh karena
itu, untuk menjadi seorang muslim yang benar disamping meyakini Rububiyatulloh harus
pula meyakini Uluhiyatullah.
2. Tauhid Uluhiyah
Dengan sifat Rububiyah-Nya Allah berhak menentukan apa saja untuk makhluk-Nya.
Sedangkan Uluhiyatullah adalah kenyakinan bahwa Allah SWT satu-satunya Illah yang
berhak :
- Diibadahi/disembah (20:14 / 16:36)
- Ditaati aturan-Nya (4:80 / 3:32 / 33:36)
- Memutuskan perkara/hakim (6:62 / 4:65 / 2:85 / 6:57)
- Diminta pertolongan/Wali (2:257 / 5:55)
- Ditakuti
- Diletakkan harapan
Yang dengan tauhid inilah para Rasul diutus, karena tauhid inilah darah para
syuhada' ditumpahkan dan nyawa orang-orang sholeh dibunuh dalam menegakkan kalimat
Allah. Demikianlah keyakinan uluhiyah Allah akan membawa manusia pada kedudukan
sebagai orang mu'min, yang akan tunduk dan sujud kepada Allah Ta'ala dalam seluruh
dimensi kehidupannya. Allah-lah satu-satunya yang ia sembah, ia cintai, ia takuti, ia taati, ia
ikuti semua peraturan hukum-Nya dan ia tinggalkan larangan-Nya. Selanjutnya bagi orang
yang sudah tertana keyakinan Rububiyatullah dan Uluhiyatullah dalam hati, akan
memandang dan benar-benar memahami bahwa orang yang menolak "Hukum Allah" adalah
kafir, fasik dan dholim (5:44, 45, 47). Dan termasuk dalam perbuatan kekufuran bertahkim
2011 Ilham Publishing

Tauhidullah

24

kepada selain Allah dengan rela dan patuh (6:65,60) pada aturan selain Allah. Seorang
raja/pemimpin bisa menjadi toghut, ketika ia bertindak sewenang-wenang dan membuat
aturan hukum sendiri. Baik itu dari hasil putusan pribadi atau hasil kesepakatan kumpulan
manusia, untuk ditaati oleh rakyatnya. Fir'aun adalah tipologi raja/pemimpin seperti tersebut
diatas baik dijaman nabi Musa atau pada jaman kita ini.
3. Tauhid Asma' dan Sifat
Pengertiannya adalah menetapkan bahwa Allah 'Azza wa Jalla mempunyai namanama yang bagus dan sifat-sifat yang tinggi dan luhur, seperti yang disebut dalam Kitabullah
dan sunnah yang shahih. Nama-nama ini, ditetapkan sebagaimana adanya tanpa
memalingkannya, tanpa menta'wilkannya, tanpa menyerupakannya, tanpa meniadakannya,
dan tanpa menggambarkannya.
"Allah, Yang Maha Pemurah, Yang Bersemayam di atas Arsy ". (20:5)
" Tangan Allah diatas tangan mereka " (48:10).
Maka kita menetapkan bahwa Allah mempunyai sifat yang namanya "Bersemayam,
Tangan". Tidak boleh menanyakan bagaimana semayam Allah, bentuk tangan Allah itu
seperti apa? Karena akal manusia terbatas jangkauannya, ilmu kita tidak meliputi dzat Allah,
maka harus menerima nash-nash itu apa adanya, sebagaimana orang-orang salaf
menjalankannya. Mereka mengetahui makna "Istiwaa(bersemayam), Nuzuluul(turun)", akan
tetapi bila mereka ditanya dengan kata " Bagaimana?", maka mereka menjawab seperti apa
yang menjadi jawaban Imam Malik kepada orang yang menanyakan "Bagaimana Allah Yang
Maha Pemurah itu bersemanyam di atas Arsy?" Beliau berkata : "Bersemayam itu ma'lum
(dimengerti), bagaimana cara bersemayam-Nya itu majhul (tidak diketahui) mengimaninya
wajib dan menanyakannya itu bid'ah." Kita juga tidak mengatakan bahwa "tangan-Nya"
adalah "kekuasaan-Nya", atau Turunnya-Nya Allah adalah Rahmat-Nya menapak dilangit
dunia. Ini namanya ta'wil, sedangkan ta'wil itu merupakan kategori ta'til/peniadaan, baik itu
jauh maupun dekat.
Kita tidak mampu mengagungkan Allah SWT, lebih dari pengagungan Allah kepada
diri-Nya sendiri. Kita tidak mampu mengagungkan Allah SWT, lebih dari pengagungan
Rasulullah SAW kepada-Nya. Kita tidak mampu menggelari Allah dengan nama-nama yang
lebih baik dari nama-nama yang datang dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jika kita hendak
lari dari Tasybih dan Tamsil (penyamaan dan penyerupaan) lalu mengatakan : "Tangan Allah
adalah inayah-Nya atau kekuasaan-Nya", maka seakan-akan kita menyangkah bahwa kita
dapat mensucikan /menjauhkan Allah 'Azza wa Jalla, dari hal-hal yang tidak baik, lebih dari
penyucian Nabi SAW atas diri-Nya dan lebih dari penyucian Allah atas diri-Nya sendiri. Dan
ini, demi kebenaran, adalah kedustaan yang nyata dan kesesatan yang jauh.
Oleh karenanya, dasar-dasar tentang asma dan sifat Allah ini harus menancap betul
dalam sanubari, harus kuat dan kokoh, karena ia merupakan bagian dari iman yang tidak
terpisahkan. Dan ini adalah kunci dari agama ini.
IV. KESIMPULAN
Dengan pemahaman diatas maka pasti dalam hidup seorang mu'min, akan
mengkufuri, tidak akan taat, tidak mengakui kepemimpinan, dan tak akan bertahkim pada
thogut. Lantas akan menetapkan dalam hidupnya untuk beriman kepada Alloh, akan
menyelaraskan apa yang dilakukannya/diperbuatnya dengan kehendak dan aturan-Nya. Ia
akan menjahui thogut (16:36 /39:17) dan menetapkan untuk beribadah hanya kepada Alloh
(98:5), sementara itu tidak ada lagi ke-syirikan dalam hidupnya (satu sisi memakai aturan
Alloh disisi lain memakai aturan toghut) dan menjadikan tujuan hidupnya hanya untuk Alloh.
2011 Ilham Publishing

25

Quantum Mentoring

Serta akan menetapkan dan memahami sifat dan asma' Allah sebagaimana kaum salaf
memahaminya.
Jika dirinci maka kalimat tauhid itu mengandung makna : Tiada pencipta selain Alloh,
tiada pemimpin kecuali Allah, tiada hakim kecuali Allah, tiada tujuan kecuali Allah, dan tiada
sesembahan kecuali Allah.
Amat penting kita merenungkan kembali tulisan Abu Hasan Ali Hasani An Nadwi
dalam bukunya Maa Dzaa Khasiral Al Alam bi Inhithath al Muslimin, bahwa " dunia akan
rusak dilanda kebobrokan moral dan kebiadaban ketika ummat mengalami kemunduran. Dan
tidak ada sebab yang lebih utama dari kemunduran ummat Islam itu selain dari tidak
tertanamnya jiwa tauhid dalam diri muslim. Tidak dipahaminya makna Laa Ilaaha Illalllah
dengan benar itulah yang membuat kaum muslimim hilang kewibawaannya". Wallahu A'lam.
Reference:
1. Tarbiyah Jihadiyah, Asy-Syahid Asy-Syaikh Abdullah Azzam
2. Meniti Jalan Islam, Fs PAI-Js UGM
3. Tauhid, Dr. Imaduddin

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

VI
Makna Kata "ILAH"

27

Quantum Mentoring

Bab 6. Makna Kata "ILAH"


TUJUAN :
1. Peserta dapat mengetahui makna kata "ilah"
2. Peserta meyakini Allah sebagai satu-satunya ilah
METODE : Ceramah
WAKTU : 45 menit efektif
PROSES
1. Berikan pengantar.
Ilah, sebagaimana tercantum dalam kalimat tauhid "La ilaha illa Allah", adalah sesuatu yang
harus dihilangkan secara total untuk kemudian dimunculkan Allah saja sebagai satu-satunya
ilah. Karena itu, penting sekali untuk memahami apa yang dimaksud sebagai ilah agar kita
dapat menghilangkan semua ilah selain Allah.
2. Berikan penjelasan materi.
Al-Ilah mengandung arti :
- (sakana ilaihi) merasa tenang dengannya (10 : 7)
- (istijaara bihi) tempat meminta pertolongan (12 : 6)
- (ittaja ilaihi bisyauqin) kecenderungan kepada sesuatu dengan amat sangat
- (wuli'a bihi) sesuatu yang diidolakan sekali
- yang dicintai (3 : 125, 9 : 24)
- yang diharapkan (33 : 21)

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS. Al Maidah 5:3)

REFERENSI
1. Abdulrahim, Muhammad 'Imaduddin. 1990. Kuliah Tawhid. Hal. 52 60. YAASIN:
Bandung
2. Sabiq, Sayyid. 1995. Aqidah Islam
3. Deedat, Ahmad. 1994. Allah Dalam Yahudi, Masehi, Islam. Hal. 21 24. Gema Insani
Press: Jakarta

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

VII
Ma'rifatullah

29

Quantum Mentoring

Bab 7. Ma'rifatullah
TUJUAN
Peserta memahami makna dan maksud dari ma'rifatullah
Peserta mengetahui manfaat dan pentingnya ma'rifatullah
Peserta mengetahui jalan-jalan untuk mengenal Allah
Peserta mengetahui hal-hal yang menghalangi ma'rifatullah

RINCIAN BAHASAN
Makna Ma'rifatullah
Ma'rifatullah berasal dari kata ma'rifah dan Allah. Ma'rifah artinya mengetahui, mengenal.
Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda
kebesaran-Nya (ayat-ayat-Nya).
Pentingnya Mengenal Allah
Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu tujuan hidupnya, tujuan mengapa ia
diciptakan (QS.52:56) dan tidak tertipu oleh dunia. Sebaliknya orang yang tidak
mengenal Allah akan menjalani hidupnya untuk dunia saja (QS.47:12).
Ma'rifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus dipahami manusia (QS.6:122).
Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya. Ma'rifatullah
adalah ilmu yang tertinggi, sebab jika dipahami akan memberikan keyakinan mendalam.
Memahami ma'rifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan
kepada cahaya hidayah yang terang (QS.6:122).
Berilmu dengan ma'rifatullah sangat penting, karena :
a. Berhubungan dengan subjeknya, yaitu Allah
b. Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan
ketakwaan, yang dengannya akan diperoleh keberuntungan dan kemenangan.
Islam Untuk Mengenal Allah
1. Lewat Akal
Ayat Kauniyah / ayat Allah di alam ini :
1. Fenomena terjadinya alam. Setiap sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakan,
begitu pula alam semesta ini, tentu ada yang menciptakan (QS.52:35).
2. Fenomena kehendak yang tinggi. Bila kita perhatikan alam ini, kita akan menemukan
bahwa alam ini tersusun dengan rapinya. Hal ini menunjukan bahwa di sana pasti
ada kehendak yang agung yang bersumber dari Sang Pencipta Yang Maha Pintar dan
Bijaksana (QS.67:3). Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian
siang dan malam terdapat ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang berakal
(QS.3:190).
3. Fenomena kehidupan (QS.24:45). Kehidupan berbagai makhluk di atas bumi ini
menunjukkan bahwa ada zat yang menciptakan, membentuk, menentukan rizkinya
dan meniup ruh kehidupan pada dirinya (QS.29:20, 21:30). Bagaimanapun pintarnya
manusia, tak akan sanggup menciptakan seekor lalat pun (QS.22:73-74, 46:4).
4. Fenomena petunjuk dan ilham (QS.20:50). Ketika mempelajari alam semesta ini kita
akan melihat suatu petunjuk yang sempurna, dari yang sekecil-kecilnya sampai yang
2011 Ilham Publishing

Ma'rifatullah

30

sebesar-besarnya. Dari sebuah akar tumbuhan yang mencari air ke dasar bumi,
hingga perjalanan tata surya ini menunjukkan bahwa ada zat yang memberi hidayah
(petunjuk) dan Al-Qur'an menerangkan bahwa ia adalah Allah Yang Menciptakan lalu
memberi hidayah.
5. Fenomena pengabulan do'a (QS.6:63). Hal yang logis bila seseorang ketika
menghadapi bahaya pasti menghadap Allah dan berdo'a, walaupun ia orang yang
kafir / musyrik (QS.17:67, 10:22-23, 6:63-64).
Ayat Qur'aniyah / ayat Allah di dalam Al-Qur'an :
1. Keindahan Al-Qur'an (QS.2:23)
2. Pemberitahuan tentang umat yang lampau (QS.9:70)
3. Pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (QS.30:1-3, 8:7, 24:55)

2. Lewat memahami Asma'ul Husna


1. Allah sebagai Al-Khaliq (QS.40:62)
2. Allah sebagai Pemberi Rizqi (QS.35:3, 11:6)
3. Allah sebagai Pemilik (QS.2:284)
4. Dan lain-lain (QS.59:22-24)
Hal-hal yang menghalangi Ma'rifatullah
Kesombongan (QS.7:146, 25:21). Sebagaimana lazimnya orang yang sombong yang
tidak mau mengenal sesamanya, begitu pula manusia yang sombong terhadap Rabbnya,
yang enggan berhubungan dengan-Nya.
Zalim (QS.4:153). Perbuatan zalim yang besar, menyebabkan Allah mengunci hati
manusia. Padahal lewat hati inilah Allah memberikan hidayah-Nya. Sedangkan awal
hidayah seseorang ialah mengenal hakikat-Nya lagi.
Bersandar pada panca indera (QS.2:55). Mereka tidak beriman kepada Allah dengan
dalih tidak bisa melihat Allah, padahal banyak sesuatu yang tidak bisa mereka lihat, tapi
mereka yakin keberadaannya, seperti gaya gravitasi bumi, arus listrik, akal pikiran, dsb.
Dusta (QS.7:176). Lazimnya seorang yang dusta, yang tidak sama antara hati dan
ucapannya,perbuatannya. Begitu pula manusia yang berdusta terhadap Allah.
Sebenarnya hati mengakui keberadaan Allah, namun hawa nafsunya menolak dan
mengajaknya berdusta.
Membatalkan janji dengan Allah (QS.2:26-27)
Lalai (QS.21:1-3)
Banyak berbuat maksiat. Satu perbuatan maksiat bagaikan satu titik noda hitam yang
mengotori hati manusia. Bila manusia banyak berbuat maksiat sedangkan ia tidak
bertaubat, niscaya hati tersebut akan tertutup noda-noda hitam hingga menghalangi
masuknya hidayah Allah.
Ragu-ragu (QS.6:109-10)
Semua sifat di atas merupakan bibit-bibit kekafiran kepada Allah yang harus dibersihkan
dari hati. Sebab, kekafiranlah yang menyebabkan Allah mengunci mati, menutup mata
dan telinga manusia serta menyiksa mereka di neraka (QS.2:6-7).
DISKUSI
Perhatikanlah susunan tubuhmu. Jelaskanlah kekuasaan Allah yang kamu temui pada
tubuhmu!
REFERENSI
2011 Ilham Publishing

31

Quantum Mentoring

Said Hawa, Allah Jalla Jalaluhu


Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim 1

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

VIII
Ma'rifatulrasul

33

Quantum Mentoring

Bab 8. Ma'rifatulrasul
TUJUAN
Peserta memahami makna risalah dan Rasul
Peserta memahami kewajiban beriman kepada Rasul
Peserta mengetahui tugas para Rasul
Peserta mengetahui sifat-sifat Rasul

GAMES
A. Judul

: Games Ilmu

B. Skema/gambar :

C. Media dan Bahan :


1. Sebuah naskah pembahasan
2. Serangkaian petunjuk
3. Tiga lembar kertas bujursangkar per orang atau kelompok
4. Sebuah gunting atau cutter
D. Langkah-langkah :
Instruksi
Peserta diminta membuat sejumlah lubang (minimal 6) yang berjarak sama antara satu
lubang dengan lubang lainnya, juga jarak setiap lubang dari titik pusatnya.
Tahap 1
Mentor memberikan instruksi di atas tanpa memberikan keterangan tambahan
Tahap 2
Mentor memberikan instruksi dan keterangan tambahan secara lisan sbb:
1. Lipat kertas 2x sehingga membentuk bujursangkar
2. Lipat bagian kertas yang ujungnya bersatu sehingga menutupi 2/3 bagiannya
3. Lipat juga 1/3 bagiannya
4. Lipat lagi kertas dengan bagian yang sama sampai saling menutupi
5. Lubangi bagian yang ujungnya bersatu menggunakan gunting atau cutter
6. Lihat, apakah didapatkan lubang-lubang sesuai instruksi
E. Hikmah
1. Pentingnya Rasul sebagai penyampai dan penjelas risalah Islam sekaligus
mencontohkan bagaimana Islam diterapkan dalam keseharian
2. Rasul sebagai utusan Allah harus kita kenal dan kita taati agar segala aspek kehidupan
2011 Ilham Publishing

Ma'rifatulrasul

34

kita menjadi ibadah

RINCIAN BAHASAN
Makna Risalah dan Rasul
Risalah : sesuatu yang diwahyukan Allah SWT berupa prinsip hidup, moral, ibadah,
aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan di dunia dan
akhirat
Rasul : Seorang laki-laki (QS.21:7) yang diberi wahyu oleh Allah SWT yang berkewajiban
untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia
Pentingnya Iman Kepada Rasul
Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman. Seseorang tidak dianggap muslim
dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah mengutus para rasul yang menyampaikan
hakikat yang sebenarnya dari agama Islam, yaitu Tauhidullah.
Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada seluruh rasul,
dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya (QS.2:285).
Tugas Para Rasul
1. Menyampaikan (tabligh) (QS.5:67, 33:39). Yang disampaikan mereka berupa :
Ma'rifatullah (QS.6:102) (Mengenal hakikat Allah)
Tauhidullah (QS.21:25) (Mengesakan Allah)
Basyir wa Nadzir (QS.6:48) (Memberi kabar gembira dan peringatan)
2. Mendidik dan membimbing (QS.62:2)
Memperbaiki jiwa dan membersihkan serta meluruskan dari hawa nafsu dan sifatsifat tercela (QS.62:2)
Meluruskan aqidah serta fiqrah yang menyimpang dari Islam (QS.2:213)
Memimpin umat dengan menjalankan metode Robbani (QS.38:26)
Sifat-Sifat Para Rasul
1. Mereka adalah manusia (QS.17:93-94, 18:110). Mereka memerlukan makan, minum
(QS.25:20), beristri (QS.13:38), ditimpa sakit (QS.2:83-84)
2. Ma'shum (terjaga dari kesalahan) (QS.3:161, 53:1-4). Semua Rasul adalah ma'shum,
tidak pernah salah dalam menyampaikan risalah dari Allah. Yang dimaksud ma'shum di
sini adalah mereka tidak pernah meninggalkan kewajiban, tidak mengerjakan hal-hal
yang haram, dan tidak berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam
(QS.3:161, 53:1-4)
3. Sebagai suri tauladan (QS.33:21, 6:89-90)
Teladan dalam kesabaran dan menanggung penderitaan dalam memperjuangkan
Islam (QS.6:34)
Teladan dalam ketabahan memegang prinsip
Teladan dalam saling mencintai dan persaudaraan muslim (QS.59:9)
Teladan dalam setiap akhlak mulia (QS.33;21, 68:4)
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (QS Al Ahzab 33:21)

2011 Ilham Publishing

35

Quantum Mentoring

REFERENSI
Kelompok Studi Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim, hal. 60-71
Al-Asyqor, Dr. Umar Sulaiman, Para Rasul dan Risalahnya, Pustaka Mantiq

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

IX
Al Quran

37

Quantum Mentoring

Bab 9. Al Quran
TUJUAN
Peserta mengetahui definisi Al-Qur'an secara bahasa dan istilah
Peseta mengetahui nama-nama dan karakteristik Al-Qur'an
Peserta memahami fungsi Al-Qur'an dan akhlak terhadapnya
Peserta termotivasi untuk membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur'an

RINCIAN BAHASAN
Definisi Al-Qur'an
Secara bahasa berarti "Bacaan"
Secara istilah ialah : "Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya merupakan ibadah"
Nama-nama Al-Qur'an
Al-Qur'an / Bacaan (QS.7 : 9)
Al-Kitab / Buku (QS.21 : 10)
Al-Furqon / Pembeda (QS.25 : 1)
Adz-Dzikir / Pengingat (QS.15 : 9)
An-Nur / Cahaya (QS.4 : 174)
Karakteristik Al-Qur'an
Diturunkan bukan untuk menyusahkan manusia (QS.20 : 2)
Bacaan yang teramat mulia dan terpelihara (QS.56 : 77-78)
Tidak seorang pun yang dapat menandingi keindahan dan keagungan Al-Qur'an (QS.2 :
23, 17 : 88)
Tersusun secara terperinci dan rapi (QS.11 : 1)
Mudah difahami dan diambil pelajaran (QS. 54 : 17, 34)
Fungsi Al-Qur'an
Pengganti kedudukkan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan Allah SWT
Tuntunan serta hukum untuk menjalani kehidupan
Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat terdahulu
Sebagai mukjizat Rasulullah SAW
Akhlak Terpuji terhadap Al-Qur'an
Membaca ta'awudz sebelum membaca Al-Qur'an (QS. 16 : 98)
Membaca Al-Qur'an secara tartil / perlahan-lahan (QS. 73 : 4)
Lapang dada menerima Al-Qur'an (QS.7 :2)
Mendengarkan baik-baik pembacaan Al-Qur'an (QS.7 : 204)
Bergetar hatinya dan bertambah imannya (QS.8 : 2-4)
Akhlak tercela terhadap Al-Qur'an
Menyombongkan diri dan berpaling (QS.31 : 7)
Menertawakan peringatan ini (QS.53 : 59-62)
2011 Ilham Publishing

Al Quran

38

Tidak memperhatikan Al-Qur'an (QS.47 : 24)


Keunggulan Al-Qur'an
* Al-Qur'an adalah mukjizat yang abadi (QS.4 : 174)
Allah menghendaki agar Al-Qur'an berlaku secara umum (mencangkup permasalahan) dan
bersifat universal. Maka disusun dan dikumpulkan Al-Qur'an itu dengan sistematis yang
memperlihatkan universalitas dan kekekalannya dan dijauhkan dari susunan yang bersifat
temporer, yang hanya memperlihatkan urgensi suatu masa saja, yaitu ketika
diturunkannya Al-Qur'an.
* Keunggulan Al-Qur'an secara ilmiah
Pemikiran modern dalam berbagai bidang disiplin ilmu dewasa ini telah menetapkan bahwa
Al-Qur'an merupakkan kitab ilmiah yang menghimpun segala disiplin ilmu dan filsafah.
Ilmu itu datang dari Allah SWT sebagai tanda kemuliaan dan ketinggian ilmu-Nya (QS.96 :
1-5)
* Jaminan Kemurnian Al-Qur'an
Allah sendiri yang menjamin kemurnian Al-Qur'an (QS.6 : 115,15 : 9)
* Al-Qur'an bersifat umum dan universal
Umum
: mencakup seluruh bidang / permasalahan manusia (QS.6 : 38)
Universal
: berlaku selamanya dan untuk seluruh kaum (QS.25 : 1)
REFERENSI
Paket BP NF, Keunggulan Al-Qur'an
Ibnu Qoyyim, Mahabbatullah
Manna Khalil al-Qaththan, Studi ilmu-ilmu Al-Qur'an, hal 18

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

X
Tuntutan Iman Terhadap Al Quran

Tuntutan Iman Terhadap Al Quran

40

Bab 10.Tuntutan Iman Terhadap Al Quran


I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
- Peserta memahami cara berinteraksi dengan Al Qur'an
- Peserta mengetahui hubungan Al Qur'an dengan sains modern
- Peserta memahami fungsi Al Qur'an
- Peserta memahami kewajiban seorang muslim terhadap Al-Qur'an
- Peserta mengetahui pengaruh Al-Qur'an terhadap kehidupan seorang muslim
II. PENDAHULUAN
Dan sekiranya Kami menurunkan Al Qur-an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu
akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaanperumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir. (59:21)
Setiap orang merindukan cinta dan kasih sayang. Bila cinta datang menyapa, maka
akan terbetik rasa memiliki yang sangat mendalam. Pautan dua hati melahirkan rasa rindu
dan suka. Bila ia berjumpa maka hatinya akan bahagia, bila keduanya berpisah maka sedih
dan duka lara yang akan dirasakannya. Perpisahan adalah pertemuan yang tertunda. Maka
hubungan surat biasanya merupakan jalan bertemunya hati.
Seorang gadis mengunci dirinya di kamar. Ia asyik membaca sesuatu. Diatas
pembaringan ia mengamati untaian kata dalam secarik kertas dengan penuh ceria.
Sebentar-bentar dari bibirnya tersungging senyuman. Itulah pertama kali dia mendapatkan
surat cinta dari kekasihnya yang ada di luar negeri. Betapa senang hatinya, betapa gembira
jiwanya. Kerinduan yang lama terpendam kini agak terobati dengan kedatangan surat itu.
Berbahagiakah gadis itu? Atau hanya sekedar senang?
Bila cinta pada seseorang manusia dapat menyenangkan manusia sedemikian rupa
seperti gambaran diatas, maka bagaimanakah cinta dan kasih sayang Allah?
Dapatkah cinta dari lawan jenis memenuhi kebutuhan kita terhadap kasih sayang?
Tidak, cinta manusia hanyalah cinta yang sifatnya sementara. Tidak kekal abadi dan akan
lenyap ditelan masa. Kebahagiaan gadis itupun bersifat semu... Bayangkan, bila nanti sudah
bertemu, ternyata pemuda itu hanya pandai merangkaikan kata-kata diatas kertas. Sifat dan
perbuatannya kasar, kelakuannya memuakkan.
Manusia merindukan cinta abadi dan sejati ...Cinta tulus ikhlas. Apakah cinta yang
dirindukan seorang muslim atau muslimah? Cinta yang paling utama adalah cinta Allah Yang
Maha Pencipta. Dialah yang memberikan kasih sayangnya kepada orang-orang yang beriman
dengan tanpa pamrih, tanpa mengharapkan balasan apa-apa.
Mungkin timbul pertanyaan : Bagaimanakah Allah menyayangi manusia?
Jawabnya : Pada dasarnya, Allah Yang Pengasih Lagi Maha Penyayang mencintai seluruh
manusia tanpa pandang bulu. Kasih Allah kepada manusia terrealisir dengan diberikan-Nya
berbagai nikmat yang tiada terkira banyaknya. Fisik kita adalah nikmat Allah, makanan dan
minuman kita adalah nikmat Allah, kesehatan kita adalah nikmat. Allah bahkan setiap tarikan
nafas dan detak jantung kita adalah nikmat Allah pula.
Ditempatkannya kita di bumi dengan berbagai fasilitas juga nikmat. Segala potensi
alam dan kekayaannya diperuntukkan Allah bagi manusia. Kemudian Allah menjadikan akal
dan kecerdasan sebagai nikmat. Dengan akal manusia diberi ilham oleh Allah untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka produksi dari pengembangan
teknologi membuat manusia hidup semakin nikmat. Pendeknya, nikmat atau tanda kasih
sayang Allah sangat banyak, tidak terhingga! (14:34)
2011 Ilham Publishing

41

Quantum Mentoring

Itulah nikmat Allah yang disebarkan-Nya secara merata kepada manusia, tanpa
apakah dia muslim atau kafir. Sayangnya, banyak manusia lalai berterima kasih dan
menggunakan nikmat itu untuk hal-hal yang dikehendaki Allah. Padahal semua pemberian
Allah ini bersifat sementara karena akan berakhir bila mereka mengalami kematian.
Dalam nikmat yang banyak itu, ada satu nikmat yang utama. Nikmat inilah yang
akan mengantarkan kita pada nikmat yang abadi dan kekal. Itulah hidayah atau bimbingan
Allah. Berbeda dengan nikmat lain yang diberikan kepada semua orang, nikmat hidayah ini
hanya diberikan kepada orang-orang yang dipilih-Nya. Lantas siapakah orang-orang yang
dipilih Allah untuk memperoleh nikmat hidayah?
Selain dari para nabi dan rasul, diantara umat manusia pun ada yang memperoleh
nikmat hidayah sebagai karunia Allah. Mereka adalah pengikut para rasul, utusan Allah. Saat
sekarang, Al Quranul Kariim merupakan nilmat hidayah yang tiada taranya. Inilah mukjizat
abadi yang diberikan kepada Rasulullah Muhammad SAW agar beliau senantiasa dapat
memimpin umatnya. Umat Islam yang memperoleh hidayah ini adalah mereka yang dalam
hidupnya selalu menghiasi dirinya dengan sifat-sifat:
1. Ikhlas, yaitu hidup bertauhid, tidak mensyarikatkan Allah baik dalam hati, lidah maupun
perbuatan. Orang yang ikhlas adalah mereka yang senantiasa mencari ridha Allah saja
dalam setiap langkah hidupnya. Al Quran merupakan "rumus-rumus menuju kerhidaan
Allah" atau "rambu-rambu jalan menuju syurga ". (5:16)
2. Mengimani dan mencintai Allah dengan sebenar-benarnya. Iman yang didasari cinta
kapada Allah tidak akan bertepuk sebelah tangan. Allah akan membuat dia dekat dengan
diri-Nya. Jalannya tentu saja dengan memberikan hidayah dalam hatinya. (2:165 /
64:11).
3. Berjihad, yaitu mengamalkan semua kehendak Allah. Atau bersungguh-sungguh dalam
mencari keridhaan Allah itu. (29:69).
4. Sabar, yaitu tidak pernah putus asa, mengeluh atau berhenti karena ada suatu halangan.
Terus dengan mewujudkan upaya mencari ridha Allah setiap langkah kehidupan. Duka
cita yang menimpa tidak akan melemahkan, kesenangan yang diperoleh tidak membuat
lupa daratan, itulah sabar menghadapi berbagai situasi. (2:157)
Dari itu, mana mungkin orang yang tujuan hidupnya bersenang-senang, bergelimang
dalam dosa atau enggan mentaati Allah akan mendapat hidayah Al Quran. Bimbingan Allah
tidak datang begitu saja tanpa usaha kita. Mereka yang tidak mendapat hidayah itu
disebabkan kerena kelalaiannya sendiri!
Cobalah renungkan, berapa banyaknya manusia yang enggan meraih kasih sayang
Allah ini. Kedua matanya tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah,
kedua telinganya tidak dipakai untuk mendengarkan ayat-ayat Allah, mereka mempunyai
hati dan akal, tetapi malas berpikir! Mereka tidak berupaya menghidupkan iman dalam
jiwanya. Mereka asyik bergumul dengan cinta antara sesama manusia yang rendah dan
melalaikan.
Maka petunjuk Allah pun enggan mampir dihatinya. Padahal, tanpa bimbingan dan
hidayah Allah, manusia menjadi sesat. Ia tidak menemukan jalan menuju ridha-Nya.
Hidupnya akan ngelantur, bertentangan dengan fitrah kemanusiaan dan fitrah dirinya
sendiri. Ia pun akan menjadi orang yang dibenci oleh alam semesta dan Pencipta dirinya.
Alangkah hina hidup tanpa petunjuk! Sekali lagi Allah hanya akan memberikan hidayah-Nya
kepada yang bermotivasi ikhlas, mencari keridhaan Allah, bersabar dan berusaha sungguhsungguh kearah itu!
Dengan Al Quran, Allah senantiasa memimpin dan membimbing hamba-hamba-Nya
yang beriman dengan penuh kasih sayang. Kitabullah mengelus-ngelus jiwa mereka,
2011 Ilham Publishing

Tuntutan Iman Terhadap Al Quran

42

membuka mata hati mereka untuk melihat kebenaran, membisiki mereka tentang makna
kahidupan dengan penuh mesra, menghibur sekaligus memberikan jalan keluar bagi setiap
persoalan hidupnya.
Maka berbahagialah orang yang mencintai Al Quran. Ia akan hidup dalam petunjuk
dan naungan kasih sayang Allah. Kitabullah bagaikan surat cinta Allah yang ditujukan bagi
hamba-hamba-Nya yang beriman. Siapa yang membacanya, ia akan merasakan kelezatan
iman yang tiada tara, kenikmatan perbincangan dengan Allah. Kelezatan audiensi dengan
Rabb - Pencipta, Pemilik, Pemelihaara semesta alam. (8:2)
III. BACAAN YANG MULIA DAN ILMU YANG BERGUNA
Apakah Al Quran itu? Secara bahasa Al Quran berasal dari kata qa-ra-a artinya
"Bacaan". Kata Al Quran berbentuk masdhar dengan arti isiim maf'ul yaitu "maqru" (yang
dibaca). Didalam Al Quran itu sendiri Allah menggunakan kata qa-ra-a dalam membaca
ketika Dia menjelaskan kepada Rasul-Nya. (75:17-18).
Secara syariat, Kitabullah ini didefinisikan para ulama sebagai "Kalam Allah yang
merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW
diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya merupakan ibadah".
Tidak semua kalam Allah merupakan Al Quran. Hanya yang diwahyukan kepada
Rasulullah dan diriwayatkan secara mutawatir saja yang Al Quran. Juga tidak semua wahyu
Allah kepada Rasulullah Al Quran, sebab ada hadits qudsi yang redaksinya dari Rasulullah
sendiri. Adapun Kitabullah, sebagaimana definisi diatas, sama sekali tidak kemasukan
perkataan manusia. Kitab suci Al Quran adalah mukjizat Rasulullah SAW dan membacanya
merupakan ibadah. Sabda Rasulullah," Barangsiapa yang membasa satu huruf dari
Kitabullah ini maka baginya satu pahala dan kebaikan yang sepuluh kali lipatnya. Aku tidak
katakan aliif-lam-mim satu huruf tetapi alif satu huruf, laam satu huruf dan mim satu huruf."
(HR. Tirmidzi)
Ayat Al Quran yang pertama turun merupakan perintah membaca," Iqra'
bismirabbikal ladzii khlaq" (bacalah dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan).
Memang Al Quran diberikan kepada kita untuk senantiasa dibaca dan dibaca. (96:1-5).
Iqra' (bacalah)!! Renungkanlah, betapa canggihnya perintah ini ! Siapa pun di dunia
ini mengetahui bahwa membaca adalah kunci ilmu pengetahuan dan pembuka jalan bagi
peningkatan ilmu. Membaca dilakukan dengan menyatukan simbol-simbol (ayat-ayat)
bacaan, huruf, kata dan kalimat sehingga membentuk pengertian. Buku-buku yang kita baca
adalah kumpulan simbol- simbol bacaan ini. Al Quran juga dipenuhi simbol-simbol Allah.
Tetapi simbol disini bukan sekedar huruf yang dirangkai menjadi kata atau kalimat. Dibalik
setiap ungkapan Al Quran terkandung untaian hikmah Ilahiyah yang tinggi. Siapakah yang
ingin memperolehnya?
Apakah yang dibaca? Yang dibaca adalah semua ciptaan Allah (seluruh makhlukNya). Maka perintah membaca Al Quran mengandung dua pengertian sekaligus.
Pertama, membaca alam semesta sebagai ayat-ayat Allah al-kauniyah yang tersebar di alam
semesta.
Kedua, membaca Kitabullah yaitu ayat-ayat Allah al-qauliyah, sebagai bimbingan dalam
membaca alam semesta tersebut.
Ketika membaca Al Quran kita menemukan kesatupaduan antara ayat-ayat Allah
dalam firman-firman-Nya dengan ayat-ayat Allah yang bertebaran di alam semesta.
Bukankah seluruh isi alam ini merupakan ciptaan dan milik Allah. Bukankah Kitabullah itu
juga merupakan wahyu Allah yang tiada diragukan lagi kebenarannya!
Membaca fenomena alam semesta adalah jalan mencapai ilmu pengatahuan. Bila
2011 Ilham Publishing

43

Quantum Mentoring

membaca ini ditafsirkan lebih dalam maka ia berarti menyelidiki, menganalisa, bahkan
sampai melakukan eksperimen terhadap atau ayat-ayat kauniyah itu. Allah Yang Maha
Pencipta memberi ilmu melalui cara ini," Dia mengajar manusia dengan peranaraan pena
(tulis baca).
Tetapi hakikat ilmu hanya bisa ditemukan bila alam semesta dibaca dengan Nama
Allah Yang Maha Menciptakan. Melalui Kitabullah akan terungkap karunia dan kasih sayang
Allah yang Maha Pemurah, Yang maha memberi dengan tanpa perhitungan. Bacalah! Dan
Rabbmu Yang Maha Pemurah. Pemberian Allah semakin sempurna dengan dibukakan-Nya
ilmu pengetahuan dan teknologi... Rahmat dan kasih sayang Allah menjadi berkembang dan
semakin banyak." Dia mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya". Maka nikmat Allah
yang manakah yang dapat kita dustakan?
Kesatupaduan Al Quran dengan fenomena alam (ilmu pengetahuan) ini membuat
para pembaca Kitabullah semakin yakin akan kebenaran firman-firman Allah. Ia merasa Allah
semakin dekat, memberi kenikmatan berupa hidayah yang sempurna, membukakan hakikat
ilmu yang dipelajarinya dari alam semesta dan mencurahkan kasih sayangnya ke dalam jiwa.
IV. AL QURAN DAN SAINS MODERN
Sains merupakan salah satu bidang manusia yang menjadi nikmat Allah yang besar
bagi kita. Dengan izin Allah sains itu manusia dapat membuat berbagai fasilitas yang
memberikan kemudahan dalam hidupnya. Karena Kitabullah berasal dari Allah yang
menjadikan sains ini sebagai nikmat-Nya, maka ia pun banyak menyinggung masalah sains.
Hebatnya, apa yang diungkapkan Al Quran tentang ilmu pengatahuan modern baru
dapat terungkap pada masa kita sekarang ini setelah orang-orang menggunakan alat-alat
canggih dalam berbagai keperluan ilmiah semisal: mikroskop, pesawat ruang angkasa,
satelit komunikasi, kapal selam dll. (41: 53)
Dalam bagian ini, kita lihat bagaimana Kitabullah menjelaskan beberapa hal yang
baru dapat dicernakan pengertiannya setelah berkembangnya sains modern.
1. Tak seorang pun ahli ilmu pengetahuan mengira bahwa langit, bintang dan planet itu
dasarnya adalah kabut (dukkhaan) setelah alat-alat ilmiah modern berkembang pesat.
Para peneliti menyaksikan sisa-sisa kabut yang hingga kini selalu membentuk bintang
gemintang. (41: 11)
Para pakar sains modern kini menemukan bahwa bintang gemintang di langit senantiasa
diciptakan dan gugusan bintang-bintang ini satu sama lain saling berjauhan. Dengan
demikian dapat diketahui selalu dalam perluasan. (51: 47)
2. Para pakar ilmu astronomi pada saat ini telah menemukan bahwa rembulan (dulunya)
menyala kemudian padam dan sinarnya sirna. Cahaya yang keluar dari rembulan di
malam hari hanyalah pantulan dari lampu (Siraj) lain, yaitu matahari. (17: 12).
Para ahli tafsir mengatakan," Tanda bagi malam hari adalah rembulan sedangkan tanda
bagi siang hari adalah matahari". ibnu Abbas berkata," Rembulan bersinar seperti halnya
matahari". Para ahli tafsir mengatakan bahwa," Lalu Kami hapuskan tanda malam"
berarti Kami sirnakan sinarnya.
Kemudian Allah menyebutkan bulan dan pelitanya. (25: 61)
Dari sini Allah menyatakan bahwa matahari bersinar, sehingga dikatakan "pelita/lampu".
Jika bulan bersinar tentu pula Allah akan berkata "dua lampu" (as sirojain) dan bukannya
"satu lampu"( assiroj).
3. Dahulu orang-orang beranggapan orang yang naik keatas merasa sesak nafas karena
udara buruk yang tidak sehat. Tetapi manakala manusia berhasil membuat pesawat ruang
angkasa super canggih dan ia mampu naik kelangit. Maka diketahuilah bahwa orang naik
2011 Ilham Publishing

Tuntutan Iman Terhadap Al Quran

44

ke langit dadanya terasa sesak, bahkan amat sesak, dikarenakan udara (oksigen)
berkurang tatkala manusia tubuhnya naik. (6:125)
4. Para pakar botani menemukan bahwa dalam semua jenis tumbuhan, terdapat jenis jantan
dan betina atau berpasangan. Tak seorang pun sebelumnya mengetahui kenyataan ini,
kecuali dari apa yang diungkapkan Kitabullah. (36:36)
5. Para dokter kini menemukan bahwa pusat rasa adanya di kulit. Urat syaraf yang terluka
bakar dan merasakan sakitnya luka tersebut hanya di lapisan kulit saja. Karena itu orang
disuntik merasa sakit di bagian kulit. Setelah jarum suntik masuk menembus daging tidak
terasa lagi sakitnya. Ini secara tidak langsung juga dijelaskan Al Quran. (4:56)
Setelah mengkaji beberapa contoh hubungan Kitabullah dengan sains modern,
pahamlah kita bahwa Al Quran benar-benar suatu mukjizat yang tiada bandingnya. Mereka
yang mempunyai hati nurani akan merasa takjub dengan keagungannya. (7:52)
Dari itu, tidak mengherankan bila Al Quran merupakan Kitab yang dibela dengan
tumpahan darah para syuhada Islam sepanjang kurun. Orisinalitas dan keutuhannya
senantiasa dipelihara dengan garansi Allah. Setiap huruf katanya merupakan nilai mutiara
hikmah yang tak habis-habisnya dikaji dan dibahas. Setiap kalimat dan ayat-ayatnya
merupakan petunjuk operasional kehidupan mereka yang memilih syurga. Cobalah cari
sebuah buku yang lebih tua usianya dari Al Quran, yang sering dibaca dan tidak ada
perubahan dalam isi maupun susunan katanya.
Al Quran adalah Kitab yang menggetarkan hati orang-orang yang beriman dan
beramal soleh. Setiap membacanya bertambahlah iman dalam hati mereka. Al Quran
membuat para pencintanya menjadi manusia bernilai dan berkualitas tinggi, menjadikan
suatu bangsa yang tadinya lemah tertindas mampu memimpin dan menguasai dunia.
(21:10)
V. TUJUH FUNGSI AL QURAN
Bila Al Quran selaras dengan ilmu pengetahuan, apakah berarti Kitab ini merupakan
buku ilmiah?
Tidak, fungsi Al Quran yang utama bukan menjadi Kitab Ilmu Pengetahuan, tetapi sebagai
petunjuk (Hudan). Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, manusia dipersilahkan
menalar dan mengembangkan sendiri. Sedangkan Al Quran hanya memberikan rangsangan
agar manusia senantiasa menggunakan akalnya serta fenomena melihat alam yang menjadi
sumber inspirasi bagi mereka.
Bagi muslim atau muslimah, Kitabullah adalah bimbingan hidup yang paripurna. Ia
tidak hanya menunjuki jalan yang mesti ditempuh dalam mengarungi lautan kehidupan,
memberikan obor dalam kepekatan zaman, tetapi juga menjadi hiburan di sepanjang jalan.
Dalam suatu doa, Rasulullah menjelaskan kapada kita bahwa Kitabullah adalah
petunjuk hidup setiap muslim. Renungkanlah doa Rasulullah berukit ini,
Ya Allah rahmatilah aku dengan Al Quran
Jadikanlah dia itu pemimpin, cahaya, petunjuk dan tanda kasih sayang(Mu) bagiku
Ya Allah ingatkanlah aku sesuatu yang aku lupa darinya
Dan ajarkanlah aku segala yang aku belum ketahui daripadanya.
Rizkikanlah kepadaku untuk selalu membacanya baik diwaktu malam maupun siang
Jadikanlah dia argumen bagiku, wahai Rabb semesta alam
Inilah doa yang unik dan istimewa yang diajarkan Rasulullah SAW kepada umatnya.
Doa ini dapat kita baca seusai membaca Al Quran dengan harapan Allah mengabulkan
permohonan kita yang terkandung di dalamnya. Dari doa ini kita memahami bahwa
2011 Ilham Publishing

45

Quantum Mentoring

Kitabullah Al Quran mengandung fungsi,


1. Pemimpin (Imam).
Kitabullah bagaikan perintah harian yang datang dari Raja Alam Semesta, Allah Azza
wa Jalla. Kepemimpinan Allah sangat dominan pada orang-orang yang beriman karena ia
selalu berinteraksi dengan Al Quran. Ia mengetahui bagaimana Allah mengatur hidupnya:
menyuruh, melarang, menganjurkan, menghibur dirinya melalui Kitabullah. Dari Kitab ini
mereka menemukan kepastian apa yang harus diperbuatnya dalam kegiatan sehari-hari baik
bagi kehidupan individu maupun dalam masyarakat. (17:71-72)
2. Cahaya (Nuur)
Yaitu cahaya yang menerangi kegelapan hidup. Hidup tanpa cahaya pastilah berada
dalam gelap gulita, tidak mengenal kebenaran, tidak mengenal Allah dan kekuasannya
sehingga seperti orang buta yang tidak tahu jalan. Meraba-raba tak tahu arah dan tujuan.
Dengan Kitab ini Allah menjadikan hidup ditaburi cahaya iman. Al Quran menerangi jalan
yang harus ditempuh sehingga kita tidak akan sesat atau keliru jalan. (42:52)
3. Petunjuk (Al Huda)
Yaitu bumbingan Allah yang terus menerus menunjuki jalan kebenaran dan lurus. Ia
memberikan rambu-rambu yang harus dilalui sepanjang jalan dan memberikan pedomannya
agar tidak sesat. Dengan petunjuk ini orang beriman akan mampu membedakan mana yang
haq dan mana yang bathil, yang benar dengan yang salah, yang baik dengan yang buruk. Ia
tidak akan terperosok pada kebhatilan dengan meninggalkan kebenaran. Jalan yang dilalui
dalam hidupnya akan pasti, tiada keraguan atau syubhat, seluruhnya serba jelas. (2:185)
4. Kasih Sayang Allah (Rahmah)
Kitabullah adalah tanda (simbol) dari cinta Ilaahi kepada hamba-Nya yang beriman.
Karena cinta-Nya dibimbinglah orang-orang yang mukmin itu mengenal kebesaran dan
kemuliaan-Nya, mengenal hakikat hidup dunia dan akherat. Tatkala dibaca, terasalah
resapan kasih sayang Allah yang sangat besar. Kasih sayang dari Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, yang dirasakan di dunia ini dan yang dijanjikan-Nya di akherat. (16:89)
5. Pengingat (Adz Dzikru)
Kitabullah ini bernama juga "Adz Dzikru". Al Quran adalah metoda Ilahi untuk mengingatkan manusia pada hukum dan undang-undang-Nya, menyadarkan manusia akan adanya
hari berbangkit dan pembalasan. Tilawah (membaca) Al Quran adalah dzikir yang lebih
utama daripada menyebut-nyebut nama Allah. Melaksanakan Kitabullah ini adalah
melakukan dzikir dalam bentuk amal. Disamping itu, membaca Al Quran dengan berulangulang menggairahkan manusia untuk balajar dan bekerja guna mencapai kebahagiaan hari
akherat.(54:17, 22, 40)
6. Penerangan (Hidayat)
Yaitu penerangan kepada manusia tentang berbagai rahasia kehidupan serta misteri
ghaib yang menjadi pertanyaan di benaknya. Kitabullah menerangkan hakikat hidup, hakikat
ketuhanan (Rububiyah), hakikat penghambaan, hakikat manusia dll yang sangat bermanfaat
bagi manusia. Semua yang diterangkan Kitabullah merupakan ilmu sejati yang membuat
manusia hidup tentram dan bahagia. (3:138)

2011 Ilham Publishing

Tuntutan Iman Terhadap Al Quran

46

7. Argumentasi (Hujjah) atau Bukti (Burhan)


Al Quran penuh berisi argumentasi yang akurat untuk mematahkan segala bentuk
logika kekufuran yang dimiliki orang-orang kafir. Setalah memahami Kitabullah, tidak ada
satu jalanpun untuk mengingkari kebenaran atau menyimpang daripadanya. Kitabullah ini
juga akan menjadi bukti di hari kiamat nanti terhadap perjalanan hidup mu'min. (11:17)
Sebenarnya, fungsi Al Quran lebih banyak lagi. Kitabullah tidak hanya menjadi
hidayah dan bimbingan bagi orang-orang yang beriman. Ia pun bisa menjadi obat (syifa)
bagi penyakit- penyakit hati, penghibur dikala duka dan penghapus segala kesedihan. Siapa
yang membacanya akan merasakan sentuhan dan belaian kasih sayang Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. Karena itu, Rasulullah mengajarkan doa memohon agar
Kitab ini menjadi hiburan bagi orang yang beriman. Doa itu begitu mesra, khusyu' dan
tawadlu.
Inilah doa beliau yang wajib kita hafalkan dan amalkan.
Ya Allah, aku ini hamba-Mu anak dari hamba-Mu, anak hamba-Mu
Ubun-ubunku berada di dalam genggaman-Mu
Berlaku atasku hukum-hukum-Mu
dan adil bagiku keputusan-Mu
Aku memohon kepadamu dengan setiap Nama-Mu
yang Engkau namakan diri-Mu dengannya
atau nama yang Engkau turunkan di dalam Kitab Suci-Mu
atau nama yang Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara hamba-Mu
atau nama yang Engkau sembunyikan dalam ilmu ghaib di sisi-Mu...
Agar Engkau menjadikan Al Quran yang agung itu bunga hatiku
cahaya mataku
penghapus duka laraku
penghilang kekawatiran dan kedukacitaan
VI. KENIKMATAN INTERAKSI DENGAN AL QURAN
Untuk memperoleh kemuliaan melalui Al Quran, seorang muslim hendaknya menjadi
pencinta Kitabullah. Dengan mencintainya, hati akan senantiasa lekat dan selalu ingin
berhubungan dengannya. Para pencinta Al Quran adalah mereka yang selalu membaca
Kitabullah dalam hidupnya baik di berbagai kesempatan. Hatinya telah tertambat untuk
mentadabburkan dan memahami kendungan maknanya. (2:121)
Membaca Kitabullah dengan bacaan yang sebenarnya maksudnya membaca sesuai
hukum-hukum tajwid, metadabburkan (mengkaji) isinya, serta mengamalkan kandungannya.
Inilah bentuk interaksi yang sebenarnya dengan Kitabullah.
Al Quran sendiri menyatakan bahwa umat terdahulu, khususnya Rasulullah dan para
sahabat, begitu mendalam cintanya pada Al Quran Mereka senantiasa menerima bimbingan
Kitabullah dan menangis tatkala menerima peringatan Allah. (17:107-109)
An Nawawy dalam Al Quran meriwayatkan sabda Rasulullah," Bacalah Al Quran dan
menangislah, jika kamu tidak dapat menangis paksakanlah untuk menangis."
Dalam hadits lain disebutkan," Sesungguhnya Al Quran diturunkan dalam
keheningan, maka menangislah dikala membacanya, bila tidak dapat, maka berpura-puralah
(berusaha) menangis."
Para pencinta Al Quran membaca Kitabullah ini dengan penghayatan yang sangat
tinggi. Diantara mereka bahkan banyak yang menghafalkan seluruh isinya. Rasulullah SAW
sering menangis ketika menerima wahyu Allah. Ayat yang beliau peroleh dihafalkan dan
diulang-ulang dalam sholat bagaikan memperoleh harta yang sangat mahal herganya.
2011 Ilham Publishing

47

Quantum Mentoring

Setalah itu beliau menyampaikannya kepada masyarakat.


Suatu ketika Rasulullah bangun untuk sholat malam, Aisyah, istri beliau melihat hal
ini. Beliau berkata kepada Aisyah," Biarlah, aku akan melakukan ibadat dan audensi dengan
Rabbku." Lebih sepertiga malam Rasulullah melakukan sholat dengan membaca Al Quran.
Suara beliau syahdu dan merdu, diselingi isak tangis.
Dekat waktu shubuh datanglah Bilal untuk melakukan adzan. Ia melihat Rasulullah
tengah bersujud dan menangis, janggut beliau basah, bumi tempatnya bersujud pun basah.
Setelah Rasulullah usai shalat itu, Bilal bertanya," Apakah yang menyedihkan engkau ya
Rasulullah? Bukankan Allah telah menghapus dosa-dosamu baik yang terdahulu maupun
yang kemudian!"
Rasulullah menjawab," Bagaimana engkau ini Bilal. Bagaimana aku tidak menangis,
pada malam ini Allah telah menurunkan ayat ini kepadaku". (3:190,191,)
Kemudian Rasulullah berkata," Celakalah yang membaca ayat ini kemudian ia tidak
mentadabburkan isinya".
Karena cintanya pada Kitabullah, Rasulullah SAW sendiri senang mendengar bacaan
Al Quran dari para sahabatnya. Beliau meminta Abdullah bin Mas'ud yang suaranya merdu
untuk membaca dihadapannya. Tentu saja Abdullah merasa risih. "Bukankah Kitabullah
turun kepadamu ya Rasulullah?", tanya Abdullah.
Rasulullah menjawab," Aku senang mendengar bacaan Al Quran dari selainku". lantas
Abdullah pun membaca Kitab itu secara tartil. Suara merdunya masuk ke sanubari, dari surat
Al Baqarah berpindah berpindah ke surat Ali Imran kemudian memasuki surat An Nisa'.
Sampai ayat ke-41 Abdullah mendengar isak tangis Rasulullah menggemuruh. Rasulullah
berkata," Cukup...cukup". Rupanya beliau sangat terharu dengan tanggung jawab yang
telah Allah bebankan diatas pundak beliau. (4: 41)
Para sahabat Nabi sangat terkenal dengan kecintaan mereka terhadap Kitabullah.
Siang malam tiada waktu yang terlewatkan tanpa membaca Al Quran. Mereka hapalkan di
luar kepala, sedangkan yang lemah hapalannya menggantungkan mushaf dalam lembaranlembaran kulit hewan atau pelepah pohon kurma di lehernya. Mereka membaca berulangulang ayat-ayat tertentu sambil menangis karena takut ancaman siksaan Allah. Pribadipribadi sahabat memang sangat lekat dengan Kitabullah. Suatu malam, ketika sedang
melakukan ronda, khalifah Umar bin Khattab ra mendengar seseorang membacakan ayatayat Al Quran. (52:1-7).
Ketika terdengar ayat ini, beliau bergumam," Sungguh inilah sumpah yang benar,
demi Rabb (Pemilik, Pemelihara, Penguasa) ka'bah...", setelah itu beliau terjatuh pingsan.
Salah seorang sahabat yang sempat menyaksikan, lalu mengangkat dan membawa beliau ke
rumahnya. Setelah kejadian itu khalifah sakit beberapa hari. Umar bin Khattab r.a. memang
terkenal dengan penghayatannya yang sangat dalam terhadap Kitabullah. Beliau masuk
Islam setelah mendengar lima ayat permulaan Surat Thaha.
Sahabat Utsman bin Affan r.a. dikenal sebagai pengumpul mushaf Al Quran. Beliau
sangat mencintai Kitabullah, sehingga membaca dan mentadabburkannya merupakan
kegiatan paling pokok dalam hidupnya. Utsman bin Affan mencapai syahid terbunuh ketika
beliau menjadi Khalifah III. Saat itu beliau dalam keadaan membaca Kitabullah sehingga
mushfah ditangan beliau terpecik darah. Mushaf itu sampai kini masih ada tersimpan di
Musium Turki, sebagai salah satu bukti kekuasaan Allah.
Penghayatan ini bukan hanya dilakukan Nabi dan para sahabatnya, tetapi oleh para
penguasa Islam. Khalifah Umar bin Abdul Aziz tergolong cucu Umar bin Khattab. Dalam
menjalankan pemerintahannya, khalifah ini selalu mengutip Kitabullah ketika berbicara.
Beliau tidak mau meninggalkan Kitabullah dalam setiap urusan yang dihadapinya. Salah satu
2011 Ilham Publishing

Tuntutan Iman Terhadap Al Quran

48

kebiasaannya, seusai isya' kemudian qiyamul lail sampai shubuh. Bila sampai membaca ayat
(37:22-24).
Beliau selalu mengulang ayat," waqifuuhum innahum mas'uuluun" (Dan tahanlah
mereka karena sesungguhnya mereka akan ditanya) dengan menangis dan menunjukkan
penyesalan. Sholat ini dilakukan sampai menjelang adzan shubuh.
Imam Hasan Al Basri, salah satu ulama tabiin suatu ketika membaca Surat Al A'raaf
dengan tartil dan syahdu. Ketika sampai sepertiga ayat, tiba-tiba beliau pingsan. Setelah
siuman, sahabat-sahabatnya menanyakan mengapa beliau pingsan. Imam Hasan Al Basri
berkata dengan penuh kerendahan hati," Saya tadi membaca Surat Al A'Raaf sampai ayat
50.
Dari itu, para ulama Islam sepanjang kurun telah mereguk kenikmatan berinteraksi
dengan Kitabullah dalam hidup mereka. Imam Akhdory penyusun kitab Jauhar Al Maknun
berkata tentang hal ini," Maka oleh karena itu, mata hati para ulama dapat melihat mukjizat
Al Quran degan terang, dan dalil yang jelas. Dengan pandangan bathinnya itu para ulama
dapat menyaksikan sumber cahaya (ilmu Allah) dan segala sesuatu yang tercakup
didalamnya. Terdiri dari bermacam-macam rahasia ilmu. Hati mereka merasa gembira,
terpesona dan asyik dalam menyelami makna Al Quran, bagaikan melihat taman yang indah
dan permai. Maka mereka mencurahkan pemikirannya dan perhatiannya pada Al Quran yang
ilmunya bagaikan danau yang luas."
Didalam muqaddimah Tafsir Fi Zhilalil Quran (Dibawah naungan Al Quran), yang
disusun Sayyid Qutb menulis," Hidup di bawah naungan Al Quran merupakan suatu nikmat.
Yaitu nikmat yang tidak dapat dirasakan kecuali oleh mereka yang merasakannya dan
menjadikan sebagai pedoman hidup"
VII. PENGARUH AL QURAN
Kitabullah Al Quran telah memberi pengaruh yang sangat hebat pada dunia ini.
Sejarah mengakui keunggulan dan keutamaan Al Quran dibanding dengan kitab-kitab lain
atau pun buku-buku karangan manusia. Saat ini, inilah kitab yang dibaca lebih dari satu
seperempat milyar manusia setiap hari, tanpa bosan-bosan. Mereka membacanya dengan
penuh khusyu dan tawadlu, dengan harapan mendapat pahala dan keridhaan Penguasa
alam semesta. Sungguh ajaib, karena Kitab ini telah berusia lebih dari 14 abad, tanpa
perubahan dan penyimpangan.
Inilah perkataan yang difirmankan Allah kepada Jibril, wahyu Allah yang dibawa Jibril
kepada Rasulullah, yang dibacakan beliau kepada para sahabatnya, yang dibaca berulangulang dan dihafalkan oleh milyaran manusia yang pernah hidup didunia dan mengaku
muslim! Tidak ada perubahan redaksi meskipun hanya satu huruf...
Kitab ini telah menjadikan manusia yang berpribadi lemah menjadi kuat, manusia
yang akhlaknya bobrok menjadi mulia. Bahkan suatu bangsa yang tadinya rendah menjadi
tinggi dan berwibawa. Keberadaan umat Islam di seluruh dunia beserta sejarah panjang
mereka merupakan bukti nyata tentang keagungan Kitabullah ini. Benarlah sabda
Rasulullah," Sesungguhnya Allah mengangkat dengan Al Quran ini suatu Bangsa dan
merendahkan bangsa yang lain). (HR Muslim)
Untuk menunjukkan kedahsyatan pengaruh Al Quran ini, Allah menyatakan
(13:31,59:21).
Getaran yang ditimbulkan Kitabullah bukan hanya pada Kitabullah bukan hanya pada
manusia tetapi pada seluruh makhluk Allah, yang hidup maupun yang mati. Bila gunung saja
sudah tunduk terpecah belah ketika menerima Kitabullah ini, maka bagaimanakah jika
manusia yang menerimanya! Tidakkah mereka merenungkan!
2011 Ilham Publishing

49

Quantum Mentoring

Muhammad bin Abdullah SAW dengan membawa Al Quran diutus untuk merubah
kondisi umat manusia. Perubahan ini bukan hanya berlangsung di Jazirah Arab saja, tetapi
berlangsung di seluruh dunia. Bukan hanya di abad ke tujuh dimana beliau hidup, tetapi
berlangsung terus hingga akhir masa.
Rasulullah sendiri berhasil membentuk suatu generasi yang menjadi pangkal dari
perubahan umat manusia, itulah generasi sahabat beliau ra. Nabi membentuk suatu generasi
perubah (jailut taghyir) yang belum pernah dimunculkan sejarah, baik sebelum maupun
sesudahnya. Generasi ini dibangun oleh bimbingan wahyu Allah yang terhimpun dalam
Kitabullah, Al Quran. Itulah generasi Qurani, generasi yang mentalitasnya merupakan
mentalitas Robbaniyah yang terjadi pada generasi pertama pengikut dakwah Nabi ini
dilukiskan oleh Al Quran dengan perumpamaan, (6:122)
Para sahabat yang menerima bimbingan Al Quran dan Sunnah, tadinya merupakan
orang-orang yang terbelakang baik dalam ilmu, teknologi maupun kebudayaan. Keberhalaan
membuat mereka bagaikan hidup dalam gelap gulita. Tetapi dalam jangka waktu 23 tahun,
Rasulullah berhasil mencabut jahiliyyah dari akar-akarnya, membentuk suatu peradaban
manusia di muka bumi.
Untuk menggambarkan pengaruh Kitabullah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad,
baiklah kita dengarkan Ja'far bin Abdul Mutholib, salah seorang sahabat Nabi, melukiskannya
dihadapan Najasy raja Habasyah,
"Paduka dahulu kami memang bangsa yang bodoh. Kami menyembah berhala,
memakan bangkai, berzina, mengerjakan segala perbuatan keji, saling bermusuhan,
memutuskan hubungan persaudaraan, berlaku buruk terhadap tetangga dan yang kuat
menindas yang lemah...Begitulah keadaan kami dahulu, sebelum Allah mengutus Rasul-Nya
kepada kami. Kemudian Allah mengutus seorang Rasul kepada kami, orang yang kami kenal
asal keturunannya, kesungguhan tutur katanya, kejujuran dan kesucian hidupnya yang tidak
sedikitpun ternoda...Dia mengajak kami supaya memeluk agama Allah, mengesakan Allah
dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun juga...dan supaya meninggalkan aturan
hidup kami yang lama, yaitu tradisi nenek moyang kami yang menyembah batu dan berhala.
Bahkan dia memerintahkan kami supaya selalu berbicara benar, senantiasa menunaikan
amanat, memelihara persaudaraan, berlaku baik terhadap tetangga, menjauhkan diri dari
segala perbuatan haram dan pertumpahan darah, melarang kami berbuat jahat, berdusta
dan makan harta milik anak yatim...Ia memerintahkan kami supaya menyembah Allah
semata tanpa menyekutukan-Nya, melakukan shalat, zakat dan puasa.
Lebih jauh Ja'far menerangkan,"...Kami kemudian beriman kepadanya, membenarkan
semua tutur katanya, menjauhi apa yang diharamkan olehnya dan menghalalkan apa yang
dihalalkan bagi kami..."
Itulah pengaruh Al Quran terhadap para sahabat Nabi sehingga memunculkan
perubahan total yang belum pernah dikenal oleh sejarah. Setelah perubahan ini para
sahabat Nabi melesat bagaikan anak panah yang keluar daru busurnya. Mereka menjadi
guru dunia di bidang peradaban, moralitas, ilmu pengetahuan, teknologi dsb. Setelah para
sahabat berkiprah dan meninggalkan warisan sejarah yang teramat luhur untuk diteladani,
maka perjuangan mereka dilanjutkan oleh tabiin. Selanjutnya oleh tabiit tabiin dan
seterusnya...
Kaum muslimin menghancurkan kepongahan imperium Romawi dan Persia.
Memancangkan panji Islam sehingga hampir mencapai empat perlima bagian bumi. Al Quran
menghancurkan kajahiliaan di berbagai pelosok dunia. Dimana Al Quran hadir dan
membentuk suatu umat dakwah disitu berhala-berhala tumbang, konsepsi nenek moyang
dirobek-robek dan kejahatan dibumihanguskan.
2011 Ilham Publishing

Tuntutan Iman Terhadap Al Quran

50

Kaum muslimin muncul sebagai umat pertengahan (ummatan washotan) dan


memimpin dunia di bidang keruhanian dan peradaban. Lembaran sejarah Islam
menunjukkan bahwa umat ini tetap bertahan 14 abad lamanya di tengah-tengah jatuh
bangunnya sistem-sistem jahiliyah. Umat ini akan tetap ada dengan menyimpan kekayaan
khasanah budayanya sepanjang Kitabullah tetap mereka tegakkan. Al Quran akan terus
menerus menghasilkan umat yang terbaik sepanjang ia dijadikan pedoman hidup dan
manhaj (konsep) asasi dalam perjuangan kaum muslimin.
VIII. KEWAJIBAN KITA TERHADAP AL QURAN
Setiap muslim yang bertaqwa menyadari sepenuhnya apa yang menjadi
kewajibannya terhadap hidayah Allah ini. Kewajiban itu dilaksanakan dengan penuh cinta
dan ridha tanpa sara keberatan maupun keraguan. Ia senantiasa bersedia meluangkan
waktu, mencurahkan pemikiran dan tenaganya.
1. Membaca Al Quran
Kitabullah ini, membacanya merupakan ibadah. Allah memberikan pahala untk setiap
huruf yang dibaca dengan kabaikan (hasanat). Membaca kitabullah merupakan ibadah yang
paling utama dari seluruh rangkaian ibadah yang ada. Membaca Al Quran menjadi inti dan
kewajiban di dalam melaksanakan sholat, menjadi kebiasaan yang disunnahkan di siang
maupun malam. (35:29 / 10:61)
Rasulullah tidak bosan-bosannya mengingatkan kaum muslimin agar senantiasa
membaca Al Quran. Banyak hadits Rasulullah memerintahkan umat ini selalu membaca
Kitabullah atau belajar membacanya dengan makhroj yang baik dan ilmu tajwid yang benar.
Misalnya rangsangan Rasulullah berikut ini,
"Orang yang membaca Al Quran dan ia mahir membacanya bersama dengan safarotil kiro,il
baroroh (malaikat yang mulia) dan orang membaca Al Quran tetapi ia terbata-bata dalam
lafalnya dan tertahan-tahan maka dia mendapat dua pahala". (HR. Mutafaq alaihi)
Dikatakan kepada para pencinta Al Quran di hari akhirat,"Bacalah dan naiklah (derajatmu di
syurga) dan tartilkanlah sebagaimana engkau mentartilkan Quran di dunia. Karena
sesungguhnya kedudukanmu berada pada akhir ayat yang engkau baca".(HR. Abu Daud dan
At Tirmidzi)
Tidak boleh hasad (iri dengki) kecuali kepada dua unsur, seseorang yang diberi Allah
Al Quran kemudian dibacanya baik pagi maupun malam hari dan seseorang yang
diberi Allah rezeki kemudian diinfakkannya siang maupun malam. (HR. Mutafaq
alaihi)
2. Mentadabburkan Isi Al Quran
Metadabburkan artinya mengkaji dan mempelajari kendungan hikmah yang Allah
ajarkan didalamnya. Membaca saja belum cukup, karena mungkin orang membaca tetapi
tidak memahami kandungan isinya. Karena itu harus dilakukan pengkajian dan pendalaman
isinya melalui tadabur. Hikmah Al Quran tidak akan pernah habis digali dan sangat
bermanfaat bagi orang-orang yang mengimaninya. Inilah perintah Allah. (47:24 / 38:29)
3. Mengamalkan Isi Kitabullah
Yaitu melaksanakan apa yang diperintahkan Allah didalamnya serta menjauhi apa
saja yang dilarang Allah. Karena amal itu merupakan asas diberikannya pahala (jaza-u) oleh
Allah. (9:105) Tak ada satu pun dari ketiga kewajiban ini yang boleh ditinggalkan, semua
wajib dilakukan. Setiap saat Al Quran mesti membimbing kita. Sikap lalai dan cuek terhadap
2011 Ilham Publishing

51

Quantum Mentoring

Al Quran merupakan dosa dan perbuatan yang dibenci oleh Allah.


Kita sangat prihatin, karena dalam kenyataan banyak juga kaum muslimin yang lalai
dari Al Quran. Mereka hanya mengagungkan fisiknya tetapi isi dan kandungannya
ditinggalkan. Al Quran hanya dibaca bila ada kematian atau selamatan. Tidak ada upaya
untuk mengkaji isinya secara mendalam. Ada lagi orang yang merubah fungsi Kitabullah ini.
Ia dijadikan alat untuk mencari kesenangan kehidupan dan bukan pedoman hidup. Al Quran
dinyanyikan dan diperlombakan, demi meraih gelar juara dan kemasyhuran, tetapi hukum
dan undang-undangnya ditinggalkan.
Karena itu, tidak ada jalan lain yang lebih utama selain senantiasa membaca,
mentadabburkan, mengajarkan dan mengamalkan. Bukankah Rasulullah bersabda,
"Sebaik-baik kamu adalah orang-orang yang mempelajari dan mengajarkan Al Quran). (HR.
Bukhari & Muslim)
Bila ketiga kewajiban ini dilaksanakan, maka mukmin atau mukminah akan
merasakan kenikmatan hidup bersama Al Quran. Kemiknmatan yang tidak mungkin
dirasakan oleh orang yang tidak mengimani Kitabullah ini. Hanya dengan menjadikan
Kitabullah sebagai petunjuk jalan, manusia akan selamat di dunia maupun akhirat. Al Quran
akan menjadi suatu hujjah (argumen) dihadapan pengadilan Allah. Ia akan memberi syafaat
kepadanya, sebagaimana sabda Rasulullah,
"Bacalah Al Quran karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya
di hari Kiamat. (HR Bukhari & Muslim)
Reference:
Materi BP LBKB Manarul Ilmi Surabaya
Materi Mentoring ITS

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

XI
Urgensi Shahadatain

53

Quantum Mentoring

Bab 11.Urgensi Shahadatain


TUJUAN
1. Peserta memahami urgensi syahadatain dalam kehidupannya.
2. Peserta termotivasi untuk memelihara dan melaksanakan kandungan syahadatain dalam
kehidupannya.
METODE : Ceramah dan diskusi
WAKTU : 60 menit efektif
PROSES
1. Berikan penjelasan tentang urgensi syahadatain dalam kehidupan seseorang.
Merupakan gerbang awal pertanda keislaman seseorang (25:23)
Seseorang non Muslim yang ingin masuk Islam, maka langkah pertama yang harus ia
lakukan adalah mengucapkan"Dua kalimat syahadat"karena syahadatain merupakan
suatu pernyataan dirinya terbebas dari segala penghambaan selain penghambaan
kepada Allah SWT. Dan sekaligus pernyataan penyerahan dirinya kepada Allah SWT.
Inilah kalimat yang akan membawa seseorang kepada keselamatan (Islam) dan juga
kepada kenikmatan abadi.
Merupakan inti / pokok ajaran Islam
Segala macam ibadah, akhlaq, dan syari`at Islam mengacu kepada kalimat ini. Ketika
seorang muslim melaksanakan ibadah kepada Allah, pada hakikatnya ia sedang
merealisasikan janji dan sumpahnya kepada Allah yang tertuang dalam kalimat ini.
Minhaj perubahan
Kalimat syahadat memberikan pemahaman kepada kita tentang bagaimana melakukan
sebuah perubahan yang menyeluruh dalam hidup kita. Yaitu, bahwa kita harus
meniadakan segala bentuk ilah dalam diri kita, baru kemudian kita munculkan Allah
sebagai satu-satunya ilah yang patut disembah. Minhaj ini berlaku untuk mengadakan
perubahan pada hati, pikiran, dan amal perbuatan.
Hakikat da'wah para rasul (21:25)
Para nabi dan rasul sejak Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad SAW pada hakikatnya
menyampaikan satu aqidah La ilaha illa Allah, walaupun dengan syari'at yang berbedabeda.
Merupakan pembeda seorang muslim dan kafir
Kalimat syahadat membedakan seorang muslim dengan seorang non muslim dalam
status maupun balasan yang akan diterimanya dari sisi Allah SWT. Allah akan membalas
setiap amal seorang muslim dengan kenikmatan di dunia dan di akhirat, sedangkan
orang-orang kafir mendapat kesempitan hidup di dunia dan akhirat.
2. Berikan motivasi kepada peserta untuk menghayati kembali syahadahnya.
Sesungguhnya syahadah adalah pilihan, bukan paksaan (2:256), bukan karena orang tua
kita beragama Islam. Syahadah menuntut konsekuensi; realisasi syahadah adalah ujian
keimanan (33:23) dan syahadah dapat gugur, bukan inisialisasi untuk selamanya.
Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini (Al Quran) kepada
2011 Ilham Publishing

Urgensi Shahadatain

mereka agar mereka mendapat pelajaran (QS. Al Qashash 28:51)

2011 Ilham Publishing

54

Quantum Mentoring

Bab

XII
Makna Dua Kalimat Syahadat

Makna Dua Kalimat Syahadat

56

Bab 12.Makna Dua Kalimat Syahadat


TUJUAN :
1) Peserta memahami makna kalimat dua kalimat syahadat
2) Peserta terdorong untuk merealisasikan kandungan kalimat syahadat dalam
kehidupan.
METODE : Ceramah dan diskusi
WAKTU : 60 menit efektif.
PROSES :
Berikan penjelasan materi.
1. Makna Asyhadu
Secara bahasa Asyhadu berarti saya bersyahadah. Dalam bahasa Arab kata ini berbentuk fi'il
mudhari' atau setara dengan Present Continous Tense dalam bahasa Inggris. Hal ini
menunjukkan suatu aktivitas yang sedang berlangsung dan belum selesai.
Kata asyhadu memiliki tiga makna :
1. Al-I'lanu (pernyataan) QS 3 : 64
2. Al-Wa'du (janji) QS 7:172
3. Al-Qosam (sumpah)
2. Makna Syahadatain
Syahadatain berarti dua kalimah syahadah. Dua kalimah syahadah yang dimaksud adalah
syahadah uluhiyah dan syahadah risalah.
Syahadah Uluhiyah
Pengakuan loyalitas terhadap Allah sebagai satu-satunya supremasi yang boleh
disembah dan ditaati (QS 76:30)
Syahadah Risalah
Pengakuan terhadap Muhammad SAW sebagai hamba dan utusannya serta menjadikan
beliau sebagai uswah dalam setiap aspek kehidupan (QS 21:107, 33:21, 68:4)
3. Perwujudan Syahadatain
1. Mahabbah (Cinta). Memberikan cinta yang pertama dan utama kepada Allah kemudian
kepada Rasulullah (QS 2:165, 9:24)
2. Ridla. Memiliki sikap ridla di dalam dirinya. ridla terhadap Allah dan Rasul-Nya, ridla
dengan segala keputusan Allah dan rasul -Nya. Ridla lahir batin, tanpa ada sedikit pun rasa
tidak puas dihatinya (QS 4;65). Cinta dan ridla diwujudkan dengan ketaatan kepada Allah
dan Rasul-Nya (QS 3:31, 4:80)

REFERENSI :
1. Bagaimana Menyentuh Hati, Abbas As-Siisiy
2. Anatomi Masyarakat Islam, Dr. Yusuf Al-Qaradlawi
3. Pokok-Pokok Ajaran Islam, Drs. Miftah Faridl
2011 Ilham Publishing

57

Quantum Mentoring

4. Bercinta dan Bersaudara Karena Allah, Ustadz Husni Adham Jarror

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

XIII
Konsep Diri Seorang Manusia

59

Quantum Mentoring

Bab 13.Konsep Diri Seorang Manusia


TUJUAN
1. Peserta memahami hakikat penciptaan manusia
2. Peserta memahami kedudukan manusia di dunia
3. Peserta memahami tujuan penciptaan manusia
METODE : Ceramah dan tanya jawab
WAKTU : 60 menit efektif
PROSES
1. Berikan penjelasan tentang hakikat penciptaan manusia. Asal kejadian manusia :
(1) Dari tanah (turob, 3:59), tanah liat (lazib, 37:11), tanah kering dan lumpur hitam
(shalshaal,15:28), saripati tanah (23:12).
(2) Dari air yang hina (32:7-8), dari air yang dipancarkan (86:6-7), dari nuthfah (36:77).
Jelaskan bahwa dari ayat-ayat Al-Qur'an tersebut Allah mengingatkan manusia tentang asal
kejadiannya (Adam) yaitu dari tanah dengan berbagai unsurnya, dan keturunannya
diciptakan dari saripati tanah berupa air mani yang hina, sehingga sepantasnya manusia
menyembah Allah yang telah menciptakannya dengan penuh ketawadhuan.
2. Berikan penjelasan tentang kedudukan (tugas) manusia di dunia.
(1) Sebagai hamba Allah. Tugas utama diciptakannya manusia adalah sebagai hamba Allah
yang menjadikan Allah sebagai satu-satunya Rabb yang disembah dan sebagai prioritas
utama cinta kita.
(2) Sebagai khalifah di bumi. Kedudukan manusia sebagai wakil Allah di bumi untuk
mewujudkan eksistensi Allah di bumi dengan memberi kontribusi mengatur bumi
berdasarkan syari'at yang ditetapkan Allah (2:30, 6:65, 33:72), memanfaatkan kekayaan
bumi dengan ketentuan Allah (11:61) dan berlaku adil demi kemaslahatan dan kebaikan
(57:25, 38:26).
3. Berikan penjelasan tentang tujuan penciptaan manusia.
Dalam QS 51:56 disebutkan bahwa manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah
SWT. Segala aspek kehidupan seorang hamba Allah seharusnya dilakukan dalam rangka
persembahannya kepada Allah SWT dengan niat hanya untuk mencapai keridhaan-Nya.
REFERENSI : KSI Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

XIV
Sifat-sifat Manusia

61

Quantum Mentoring

Bab 14.Sifat-sifat Manusia


TUJUAN
1. Peserta memahami sifat-sifat dasar manusia
2. Peserta memahami bagaimana mengelola sifat-sifat dirinya
METODE : Game, ceramah dan diskusi
WAKTU : 75 menit efektif.
PROSES
1. Berikan penjelasan tentang keadaan manusia ketika diciptakan oleh Allah SWT.
Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang sempurna. Dari sisi jasmani manusia
dikatakan sebagai makhluk yang paling baik bentuknya (95:4), namun kebaikan secara fisik
tersebut bisa jatuh ke tingkat yang paling rendah ketika rohaninya tidak ditata dengan baik
(95:5).
2. Berikan penjelasan bahwa pada dasarnya manusia memenuhi karakter berikut :
(1) Sanggup memegang amanah kepemimpinan di muka bumi (33:72).
(2) Memiliki fitrah yang telah ditetapkan Allah (30:30).
(3) Memiliki kecenderungan bertauhid (7:172).
(4) Bertanggung jawab atas segala aktivitasnya (17:36).
Jelaskan juga bahwa manusia juga memiliki beberapa sifat jasmani maupun rohani berikut :
(1) Lemah (4:28)
(2) Pembantah (36:77)
(3) Keluh-kesah, kikir (70:19-21)
(4) Tergesa-gesa (17:11)
(5) Zhalim, bodoh, keras hati (33:72)
(6) Melampaui batas (10:12)
(7) Fitrah, hanif, cenderung pada kebaikan (30:30)
(8) Merdeka (91:8, 2:256)
(9) Bebas memilih (18:29)
3. Lakukan game"Bagaimana orang lain melihat saya". Langkah-langkah :
(1) Minta peserta menyiapkan satu lembar kertas, beri nama di bagian atas.
(2) Setiap peserta menyerahkan kertasnya kepada teman di sebelah kanannya.
(3) Pada kertas yang dipegangnya sekarang, setiap peserta menuliskan apa yang
dinilainya terhadap orang yang memiliki kertas tersebut.
(4) Setiap peserta menyerahkan kertas yang dipegangnya kepada teman di sebelah
kanannya. Demikian terus hingga setiap peserta memegang kembali kertas miliknya.
(5) Minta peserta untuk membaca dan merenungi apa yang telah ditulis temantemannya mengenai dirinya.
Jelaskan bahwa sifat-sifat yang ada dalam diri manusia tersebut baik yang buruk maupun
yang baik merupakan modal awal kita untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh
Allah sebagai pemimpin di muka bumi. Berikan pemahaman kepada peserta bahwa sifat-sifat
2011 Ilham Publishing

Sifat-sifat Manusia

yang negatif harus diminimalkan, sedangkan sifat-sifat positif harus dimaksimalkan.


Diskusikan dengan peserta masalah-masalah yang sering dihadapi dan bagaimana
pemecahannya.
Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini
bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak
membantah. (QS Al Kahfi 18:54)
REFERENSI : KSI Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim

2011 Ilham Publishing

62

Quantum Mentoring

Bab

XV
Citra Diri Wanita Muslimah

Citra Diri Wanita Muslimah

64

Bab 15.Citra Diri Wanita Muslimah


TUJUAN
1. Peserta menyadari fitrah kewanitaannya
2. Peserta menjadikan para Sahabiyah sebagai qudwah.
METODE

: Ceramah

WAKTU

: 60 menit efektif

PROSES
1. Jelaskan bahwa wanita diciptakan Allah sebagai mahluk yang unik, sebagaimana Allah
menciptakan pria. Adapun secara detail karakteristik wanita adalah sebagai berikut :
a) Hakikat penciptaan yang berbeda dengan pria menjadkan dzahirnya maupun
karakternya antara pria dan wanita jelas berbeda.
b) Wanita diciptakan sebagai mahluk yang indah
Beberapa pandangan lain tentang wanita :
? Abad XVII dalam UUD Prancis pasal 217 : Seorang wanita apabila telah menikah tidak
memiliki hak untuk bertindak terhadap hak miliknya sendiri.
? Abad XIX para filosof menyerang pedas pada Fenelon (1651-1715) yang berkeinginan
memberikan sedikit hak pada kaum wanita, dikatakan bahwa Fenelon hendak memberi
hak pada para wanita melebihi porsinya".
? Socrates (399-479) mengatakan bahwa kaum wanita tidak pernah memiliki persiapan
intelektual, karenanya mereka hanya pantas sebagai pengurus rumah tangga dan asuhmengasuh.
? Abad Industrialisasi, saat ini wanita dijadikan objek bisnis.
? Kaum feminin yang kemudian salah mengartikan atau mendefinisikan tentang emansipasi
yang akhirnya merngeluarkan wanita sendiri dari kodratnya, dengan ide perlindungan
aborsi, free sex, dll.
2. Jelaskan pandangan Islam tentang kaum wanita.
a. Wanita mempunyai kedudukan yang sama dengan pria di hadapan Allah, karena di
mata Allah yang dinilai dari setiap hamba hanya ketakwaannya semata.
b. Melindungi keindahan wanita dengan adanya perangkat aturan yang melindungi
kehormatan wanita, misalnya aturan menutup aurat, tidak berikhtilat, dll
c. Penghormatan terhadap wanita :
J Wanita adalah tiang negara
J Surga dibawah telapak kaki ibu, dll
Perang pemikiran yang melanda ummat Islam di berbagai belahan dunia, telah
menghancurkan berbagai sendi akhlaq ummat Islam, juga akhlaq para wanitanya. Padahal
jelas sekali apabila tiang negara tidak kokoh lagi itulah awal dari kehancuran negara itu.
Propaganda itu antara lain:
- Menyebarkan propaganda kemajuan wanita dalam bentuk emansipasi, feminisme, meniti
karier yang tidak proporsional, dll
- Menyebarkan pameran aurat yang mengikis perlahan rasa malu kaum wanita, serta
ikhtilat yang akan merendahkan wanita itu sendiri
2011 Ilham Publishing

65

Quantum Mentoring

- Menyebarkan propaganda bahwa Islam mengekang kaum wanitanya.


3. Jelaskan beberapa karakteristik wanita Qur'ani.
a. Teguh pendirian dalam menjaga aqidahnya. Dalam Qur'an surat At Tahrim ayat 6
Allah memberi gambaran tentang wanita yang baik serta wanita yang buruk. Wanita
yang baik hendaknya tetap berpegang teguh terhadap keyakinannya.
b. Terjaga akhlaqnya serta sifat-sifat kewanitaannya.
c. Sehat akan dan jasadnya.
REFERENSI
1. Muhammad Muttawali Sya'rawi, Wanita dalam Al Qur'an
2. Banan Thantowi, Peran Wanita Muslimah dalam Gerakan Islam
3. Sayyid Qutb, Umar Tilmisani, Surat Terbuka Untuk Para Wanita.

15.1

Mampukah Aku Menjadi Wanita Sholihah?


The beauty of a woman is not in the clothes she wears, the figure that she carries,or the way she
combs her hair.
The beauty of a woman must be seen in her eyes, because that is the doorway to her heart, the place
where love resides.
The beauty of a woman is not in a facial mole,
But true beauty in a woman is reflected in her soul.
It is the caring that she lovingly gives, the passion that she shows and the beauty of a woman.
With passing years only grows!
Mampukah aku menjadi seperti Siti Khatijah?
Agung cintanya pada Allah dan Rasulullah
Hartanya diperjuangkan ke jalan fisabilillah

Penawar hati kekasih Allah


Susah dan senang rela bersama...
Dapatkah ku didik jiwa seperti Siti Aishah?
Isteri Rasulullah yang bijak
Pendorong kesusahan dan penderitaan
Tiada sukar untuk dilaksanakan...
Mengalir air mataku
Melihat pegorbanan puteri solehah Siti Fatimah
Akur dalam setiap perintah
Taat dengan ayahnya, yang sentiasa berjuang
Tiada memiliki harta dunia
Layaklah dia sebagai wanita penghulu syurga...
2011 Ilham Publishing

Citra Diri Wanita Muslimah

Ketika aku marah


Inginku intip serpihan sabar
Dari catatan hidup Siti Sarah....
Tabah jiwaku
Setabah umi Nabi Ismail
Mengendong bayinya yang masih merah
Mencari air penghilang dahaga
Diterik padang pasir merak
Ditinggalkan suami akur tanpa bantah
Pengharapannya hanya pada Allah
Itulah wanita Siti Hajar....
Mampukah aku menjadi wanita solehah?
Mati dalam keunggulan iman
Bersinar indah, harum tersebar
Bagai wanginya pusara Masyitah....

2011 Ilham Publishing

66

Quantum Mentoring

Bab

XVI
Pentingnya Akhlak Islami

Pentingnya Akhlak Islami

68

Bab 16.Pentingnya Akhlak Islami


TUJUAN
Peserta memahami makna akhlak
Peserta mengetahui sumber akhlak Islam
Peserta mengetahui faktor-faktor pembentuk akhlak
Peserta memahami pentingnya akhlak Islami
Peserta mengetahui cara membentuk akhlak mulia
RINCIAN BAHASAN
Definisi Akhlak
Allah adalah Khalik yang menciptakan segala sesuatu di luar diri-Nya. Sedangkan
segala sesuatu yang diciptakan-Nya disebut makhluk. Manusia dan segala sesuatu yang
menyertainya adalah juga makhluk. Sekarang akhlak. Apakah akhlak itu? Jawabannya
mudah : Akhlak ialah semua tingkah laku dan gerak-gerik makhluk dan yang dimaksud
makhluk di sini (telah dipersempit) ialah manusia (hanya menyangkut tingkah laku manusia
saja).
Sumber Akhlak Islam
Akhlak yang benar akan terbentuk bila sumbernya benar. Sumber akhlak bagi
seorang muslim adalah al-Qur'an dan as-Sunnah. Sehingga ukuran baik atau buruk, patut
atau tidak secara utuh diukur dengan al-Qur'an dan as-Sunnah. Sedangkan tradisi
merupakan pelengkap selama hal itu tidak bertentangan dengan apa yang telah digariskan
oleh Allah dan Rasul-Nya. Menjadikan al-Qur'an dan as-Sunnah sebagai sumber akhlak
merupakan suatu kewajaran bahkan keharusan. Sebab keduanya berasal dari Allah dan olehNya manusia diciptakan. Pasti ada kesesuaian antara manusia sebagai makhluk dengan
sistem norma yang datang dari Allah SWT.
Faktor-faktor Pembentuk Akhlak
1. Al-Wiratsiyyah (Genetik)
Misalnya: seseorang yang berasal dari daerah Sumatera Utara cenderung berbicara
"keras", tetapi hal ini bukan melegitimasi seorang muslim untuk berbicara keras atau
kasar karena Islam dapat memperhalus dan memperbaikinya.
2. An-Nafsiyyah (Psikologis)
Faktor ini berasal dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga (misalnya ibu dan ayah)
tempat seseorang tumbuh dan berkembang sejak lahir. Semua anak dilahirkan dalam
keadaan fitrah, orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi
(Hadits).
Seseorang yang lahir dalam keluarga yang orangtuanya bercerai akan berbeda dengan
keluarga yang orangtuanya lengkap.
3. Syari'ah Ijtima'iyyah (Sosial)
Faktor lingkungan tempat seseorang mengaktualisasikan nilai-nilai yang ada pada dirinya
berpengaruh pula dalam pembentukan akhlak seseorang.
4. Al-Qiyam (Nilai Islami)
Nilai Islami akan membentuk akhlak Islami.Akhlak Islami ialah seperangkat
tindakan/gaya hidup yang terpuji yang merupakan refleksi nilai-nilai Islam yang diyakini
dengan motivasi semata-mata mencari keridhaan Allah.
2011 Ilham Publishing

69

Quantum Mentoring

Pentingnya Akhlak Islami


Akhlak ialah salah satu faktor yang menentukan derajat keislaman dan keimanan
seseorang. Akhlak yang baik adalah cerminan baiknya aqidah dan syariah yang diyakini
seseorang. Buruknya akhlak merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang
terhadap aqidah dan syariah. "Paling sempurna orang mukmin imannya adalah yang
paling luhur aqidahnya."(HR.Tirmidi). "Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu
sedikitpun bukan dari Islam dan sesungguhnya sebaik-baik manusia keislamannya adalah
yang paling baik akhlaknya."(HR.Thabrani, Ahmad dan Abu Ya'la)
Akhlak adalah buah ibadah
"Sesungguhnya shalat itu mencegah orang melakukan perbuatan keji dan munkar" (QS.
29:45)
Keluhuran akhlak merupakan amal terberat hamba di akhirat
"Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi
keluhuran akhlaknya" (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi)
Akhlak merupakan lambang kualitas seorang manusia, masyarakat, umat karena itulah
akhlak pulalah yang menentukan eksistensi seorang muslim sebagai makhluk Allah SWT.
"Sesungguhnya termasuk insan pilihan di antara kalian adalah yang terbaik
akhlaknya"(Muttafaq 'alaih).
Cara Mencapai Akhlak Mulia
1. Menjadikan iman sebagai pondasi dan sumber
Iman artinya percaya yaitu percaya bahwa Allah selalu melihat segala perbuatan
manusia. Bila melakukan perbuatan baik, balasannya akan menyenangkan. Bila
perbuatan jahat maka balasan pedih siap menanti. Hal ini akan melibatkan iman kepada
Hari Akhir. Akhlak yang baik akan dibalas dengan syurga dan kenikmatannya (QS. 55:1237). Begitu pula dengan akhlak yang buruk akan disiksa di neraka (QS. 22:19-22).
2. Pendekatan secara langsung
Artinya melaui al-Qur'an.Sebagai seorang muslim harus menerima al-Qur'an secara
mutlak dan menyeluruh. Jadi, apapun yang tertera di dalamnya wajib diikuti. Misalnya,
al-Qur'an melarang untuk saling berburuk sangka (QS. 49:12), menyuruh memenuhi janji
(QS. 23:8), dsb.
3. Pendekatan tidak secara langsung
Yaitu dengan upaya mempelajari pengalaman masa lalu, yakni agar kejadian-kejadian
malapetaka yang telah terjadi tak akan terulangi lagi di masa kini dan yang akan datang.
Dari hal di atas, intinya adalah latihan dan kesungguhan. Latihan artinya berusaha
mengulang-ulang perbuatan yang akan dijadikan kebiasaan. Kemudian bersungguh-sungguh
berkaitan dengan motivasi. Motivasi yang terbaik dan paling potensial adalah karena ingin
memenuhi perintah Allah dan takut siksa-Nya.
DISKUSI
1. Bagaimana menurutmu bila ada orang yang mengatakan bahwa ada pacaran Islami.
Apakah pacaran Islami sesuai dengan akhlak Islam?
2. Diskusikan dengan peserta mengapa banyak muslim yang akhlaqnya sangat tidak islami,
padahal mereka mengerjakan shalat, shaum, dan ibadah-ibadah lain..
REFERENSI
Ziyad Abbas (ed.), Pilihan Hadits Politik, Ekonomi dan sosial, Pustaka Panjimas
Dr. Muhammad Ali Hasyimi, Apakah Anda Berkepribadian Muslim?,hal 24-28, GIP
2011 Ilham Publishing

Pentingnya Akhlak Islami

Muna Hadad Yakan, Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak, hal. 38-40, GIP
Isnet "Urgensi Akhlak 1"
Materi Diskusi Mentoring KARISMA, Akhlak

2011 Ilham Publishing

70

Quantum Mentoring

Bab

XVII
Problematika Umat

Problematika Umat

72

Bab 17.Problematika Umat


TUJUAN
Peserta mengetahui potensi-potensi yang dimiliki umat Islam
Peserta mengetahui sebab-sebab kemunduran Islam
Peserta mengetahui solusi dari problematika umat Islam
RINCIAN BAHASAN
Sesungguhnya umat Islam memiliki potensi besar yang pada umumnya tidak dimiliki oleh
sistem lain yang ada. Potensi-potensi tersebut diantaranya adalah potensi syari'ah/peraturan
yang lengkap, mencakup seluruh aspek kehidupan. Syari'ah ini tertuang dalam Al Qur'an dan
As Sunnah. Sabda Rasulullah SAW:
"Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara. Kalian tak akan pernah tersesat selama kalian
berpegang teguh kepada keduanya, (yaitu) Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya." (Al Hadits)
Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya bahwa al Qur'an adalah hudan (petunjuk) bagi
hamba-hambanya yang bertaqwa (QS. 2:2), bahkan untuk seluruh umat manusia (QS.
2:185). Maka Allah pula yang menjaga kemurnian dan keaslian Al Qur'an dari waktu ke
waktu. Berbeda dengan kitab-kitab suci lain yang telah mengalami kontaminasi oleh
sentuhan tangan manusia sehingga sebagian isinya tidak asli lagi, Al Qur'an yang kita lihat
saat ini adalah sama persis dengan ketika wahyu itu diterima oleh Rasulullah SAW. Firman
Allah:
"Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benarbenar memeliharanya." (QS. 15:9)
Potensi kedua yang dimiliki umat Islam adalah karunia Allah berupa kekayaan alam yang
hampir sebagian besar (65%) berada di negeri-negeri muslim. Tugas umat Islam pulalah
untuk mengoptimalkan pemanfaatannya bagi kemaslahatan umat manusia dan alam
semesta. Tentu saja hal ini membutuhkan perangkat teknologi dan keunggulan sumber daya
manusia. Cadangan minyak bumi pun sebanyak 65% berada di negeri-negeri muslim.
Selain itu umat Islam memiliki potensi dalam jumlah jiwanya. Sebagian besar penduduk
dunia adalah muslim. Tantangan bagi kita tentu saja umat Islam tidak hanya unggul dari
segi kuantitas, namun terlebih penting lagi adalah kualitasnya.
Umat Islam juga telah mendapatkan jaminan kemenangan dari Allah SWT sebagaimana
firman-Nya:
"Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar
Dia memenangkannya di atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik benci." (QS.
61:9)
Pertolongan Allah pun amat dekat bagi orang-orang yang beriman (QS. 2:214), namun
tentu saja semua itu kembali kepada kita. Allah pasti akan memberikan kemenangan itu bila
memang kita telah layak/pantas untuk memperolehnya.
Termasuk salah satu potensi yang dimiliki umat islam adalah sejarah islam yang penuh
dengan kejayaan, yaitu sejak masa Rasulullah bersama para sahabat, sampai berabad-abad
setelahnya. Hal ini seharusnya membangkitkan optimisme pada diri kita. Apa yang dahulu
mereka miliki, yaitu Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah, masih kita miliki sampai sekarang.
Namun sudahkah kita memiliki kedalaman pemahaman yang sama dengan mereka?
Kemunduran yang saat ini terjadi pada umat Islam tentu ada penyebabnya. Faktor-faktor
penyebab ini pada dasarnya dapat dibedakan atas faktor internal (dari dalam tubuh umat
Islam sendiri) dan faktor eksternal (dari luar umat Islam).
2011 Ilham Publishing

73

Quantum Mentoring

Faktor internal diantaranya adalah:


Jauhnya umat Islam dari Al Qur'an dan As Sunnah.
Dalam QS. 25:30 Allah berfirman:
"Berkatalah Rasul: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang
tidak diacuhkan."
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimakumullah menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
orang-orang yang mengacuhkan Al Qur'an ini ada 3 kemungkinan:
Ia tidak membaca Al Qur'an.
Seorang muslim yang tidak membaca Al Qur'an padahal ia bisa membacanya dan jika ia
tidak bisa membaca Al Qur'an lantas ia tidak berusaha untuk menjadi bisa, maka ia
termasuk ke dalam golongan orang-orang yang acuh terhadap Al Qur'an.
Ia membaca Al Qur'an namun tidak mentadabburinya.
Seorang muslim yang membaca Al Qur'an seharusnya mengalami peningkatan keimanan,
yaitu bila ia tidak asal membaca saja. Firman Allah:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya,
bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal."
(QS. 8:2)
Ia membaca dan mentadabburi Al Qur'an namun tidak mengamalkannya.
Seorang muslim baru dikatakan benar keimanannya terhadap Al Qur'an bila ia
membacanya secara kontinyu, mentadabburinya sehingga bertambah pemahaman dan
keyakinannya akan kebenaran Al Qur'an dan mengamalkan dengan sekuat tenaga apaapa yang telah dibacanya.
Salah satu penyebab kemunduran umat Islam adalah akibat mereka mempelajari Islam
hanya karena mereka mengikuti. Sehingga pemahaman yang adapun sekedar pemahaman
ikut-ikutan (taqlid buta), bukan pemahaman yang berlandaskan ilmu pengetahuan. Padahal
firman Allah:
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya." (QS.17:36)
Terpecah belah karena ada perbedaan masalah furu' seperti masalah fiqh madzhab, masalah
jama'ah dan sebagainya, sampai merusak hubungan ukhuwah islamiyah. Tentu saja umat
yang terpecah belah akan lebih mudah dikalahkan oleh musuh-musuh Islam. Sudah saatnya
bagi umat Islam untuk memperkuat kesatuan hati dan tali ukhuwah. Firman Allah:
"dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu
membelanjakan semua(kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat
mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.
Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. 8:63)
Adanya perasaan rendah diri dan tidak tsiqoh pada Islam.
Di antara umat Islam saat ini banyak yang tidak memiliki izzah Islam, merasa enggan untuk
menunjukkan identitas keislamannya. Perasaan ini timbul karena melihat kondisi faktual
umat yang saat ini cenderung berada "di bawah". Padahal perasaan semacam ini tidak boleh
menghinggapi seorang muslim, karena kondisi umat saat ini justru disebabkan karena umat
Islam jauh dari pemahaman Islam yamg benar.
Bila kita belajar dari sejarah, maka akan tampak bahwa masa-masa kegemilangan umat
2011 Ilham Publishing

Problematika Umat

74

Islam terjadi pada masa dimana mereka benar-benar menegakkan bangunan Islam pada
dirinya dan masyarakat. Ketika itu Islam tampil sebagai peradaban, tidak ada yang menutupi
cahayanya, sesuai dengan sabda Rasulullah:
"Al-Islamu ya'lu wa laa yu'la 'alaihi." (Islam itu tinggi dan tidak ada yang menandingi
ketinggiannya).
Izzah Islam harus bangkit pada diri tiap-tiap umat Islam, karena orang yang paling
derajatnya di muka bumi ini sesungguhnya adalah orang-orang yang beriman. Firman Allah:
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman."
(QS.3:139)
Adanya gejala taqlid dengan semua yang datang dari barat.
Ketika seorang muslim tak lagi memiliki izzah dengan keislamannya, maka mudah saja
baginya untuk berkiblat pada sesuatu yang lain, yang datang dari luar Islam atau orang kafir
sekalipun.
Tertinggal dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Padahal Islam merupakan agama yang menjungjung tinggi ilmu pengetahuan. Bahkan Allah
SWT mengangkat derajat orang-orang yang berilmu dalam firman-Nya QS.58:11. Rasulullah
SAW bersabda:
"Keutamaan seorang 'alim (ahli ilmu) atas seorang 'abid (ahli ibadah) seperti keutamaanku
atas orang yang paling rendah derajatnya." (HR. At Tirmidzi)
"Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju surga...." (HR. Muslim, Ibnu Hibban dan Al Hakim)
Islam telah pula melahirkan para ilmuwan besar dalam sejarah, seperti Ibnu Sina (Avicenna),
Ibnu Rusyd (Averroes), Al Khawarizmi dan lain-lain.
Disamping faktor internal, terdapat pula faktor eksternal yang menjadi sebab
mundurnya umat Islam, yaitu adanya ghazwul fikri (perang pemikiran) dan harakatul irtidad
(gerakan pemurtadan) dari musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam dan umatnya.
Maha Benar Allah dengan firman-Nya:
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti
agama mereka..." (QS.2:120)
Solusi apakah yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan problematika umat Islam saat
ini? Diantaranya adalah:
Umat Islam harus menerapkan syari'at Islam dalam seluruh aspek kehidupan
Mendidik generasi Islam dengan manhaj pendidikan yang syamil (sempurna) dan
mutakamil (menyeluruh)
Menyiapkan kekuatan semaksimal mungkin untuk menghadapi musuh (QS.8:60)
Dengan perjuangan dan pengorbanan total.
DISKUSI
1. Cobalah kamu diskusikan dengan teman-teman, sampai sejauh manakah peranan kamu
sebagai siswa dalam menyelesaikan problematika umat Islam saat ini?
2. Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan
sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah
kamu memahaminya? (QS Al An'aam 6:32)

2011 Ilham Publishing

75

Quantum Mentoring

REFERENSI
Panduan aktifis Harokah, Pustaka Al Ummah
Nabil bin Abdurrahman, Rencana penghapusan Islam dan pembantaian Kaum Muslimin di
abad modern.

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

XVIII

si Pendidikan Dan Pembinaan Islam Dalam Pengembangan Kep

77

Quantum Mentoring

Bab 18.Urgensi Pendidikan Dan Pembinaan Islam Dalam


Pengembangan Kepribadian Muslim
I. TUJUAN ISTRUKSIONAL UMUM
- Peserta memahami dan meyakini perlunya pendidikan dan pembinaan untuk
mengembangkan kepribadiannya
- Peserta memahami bahwa pendidikan modern yang berkembang sekarang ini telah
mengalami pergeseran nilai sehingga tidak mampu lagi mengemban perannya
bahkan mungkin akan meruntuhkannya.
- Peserta memahami bahwa pendidikan yang mampu membawa ummat pada maslahat
adalah pendidikan dan pembinaan Islam dengan segala karakteristiknya yang sesuai
dengan pendidikan dan pembinaan Rasulullah SAW.
II. PENDAHULUAN
Salah satu keutamaan Al-Islam bagi umat manusia adalah adanya sistem yang
paripurna dan konsisten di dalam membina mental, melahirkan generasi, membina umat dan
budaya, serta memberlakukan prinsip-prinsip kemuliaaan dan peradaban. Semua itu
dimaksudkan untuk merubah manusia dari kegelapan syirik, kebodohan, kesesatan dan
kekacauan menuju cahaya tauhid, ilmu, hidayah dan kemantapan.
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.
Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalanjalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari
gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seidzin-Nya menunjuki mereka
ke jalan yang lurus . (5:1516)
Kesempurnaan sistem Islam tersebut terlihat pula dalam sistem pendidikan
Rasulullah dalam mendidik para shahabat yang telah menghasilkan generasi yang tak ada
duanya. Generasi yang disebut-sebut sebagai generasi terbaik yang pernah muncul di muka
bumi ini. Tak ada yang mampu menandinginya baik sebelum dan sesudah generasi shahabat
tersebut.
Namun bukan berarti sepeninggal Rasulullah, kita tak akan merasakan dan tak
mampu melaksanakan pendidikan Islam. Sebab beliau telah meninggalkan dua kurikulum
yang dapat kita pakai acuan dalam mendidik manusia yakni Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Pendidkan Islam bertujuan menumbuhkan keseimbangan pada kepribadian manusia,
sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam adalah perwujudan penyerahan mutlak kepada
Allah, pada tingkat individual, masyarakat dan kemanusiaan pada umumnya. Oleh karena itu
Islam memandang, kegiatan pendidikan merupakan satu-kesatuan integral yang melibatkan
seluruh aspek kehidupan manusia. Ia harus berjalan harmoni dan seimbang serta menjadi
tanggung jawab manusia secara keseluruhan dalam melahirkan kehidupan yang sehat,
bersih dan benar (Islam).
III. KONSEP-KONSEP ISLAM DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT MODERN
Islam bermula dari pendidikan dan puncak keberhasilannya juga berupa
berkembangnya pendidikan. Di dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah,
bertebaran istilah yang merupakan unsur esensi bagi pendidikan: iqro',Rabb, insaan, 'allama,
dan qalam. Istilah Rabb menjadi sumber dalam aspek pendidikan Islam, sehingga
pendidikan yang dilahirkan oleh ajaran Islam adalah pendidikan yang mengacu kepada
kebenaran Allah, Rabb semesta alam (Tarbiyah Rabbaniyah).
2011 Ilham Publishing

Urgensi Pendidikan Dan Pembinaan Islam Dalam Pengembangan Kepribadian Muslim

78

Inilah konsep dasar pendidikan Islam yang terus-menerus disosialisasikan Rasulullah


SAW dengan berbagai aspek yang menunjangnya. Dan konsep ini pulalah yang seharusnya
melandasi setiap proses pendidikan di dunia kaum muslimin hingga detik ini.
Bagaimanakah sistem pendidikan masyarakat modern kini? Tak dapat dipungkiri
bahwa pendidikan masyarakat modern kini jauh dari hakekat pendidikan Islam. Pendidikan
modern memang melibatkan sarana-sarana yang hebat dan canggih namun bukan berarti
tanpa kelemahan. Tidak dipungkiri kemajuan manusia di bidang iptek melonjak jauh. Hampir
disemua lini tersentuh teknologi mutakhir. Namun dari pendidikan modern ini kita tidak
menemukan kesempurnaan akhlak dan ruhani. Fenomena-fenomena yang kita temukan
adalah penindasan antar manusia dan merosotnya moral
Tampaknya, tujuan pendidikan modern adalah tercapainya tujuan material yang
berkembang menjadi rasa cinta terhadap pekerjaan dan produksi dengan mengesampingkan
nilai-nilai dan norma-norma kemasyarakatan. Sehingga sekolah-sekolah modern telah
mengalami kemerosotan mutu pada setiap skala dalam dua dimensi, yaitu dimensi syar'iyyah
dan dimensi ilmiyah paedagogis.
Artinya, sekolah-sekolah itu bukan sekedar tidak islami tapi juga tidak mampu berfungsi
sebagai salah satu sarana pendidikan.
Karena problem serius inilah umat Islam perlu segera mengembalikan orientasi
sistem pendidikannya, yaitu pendidikan dan pembinaan Islam yang dilaksanakan dalam
konteks kehidupan modern. Untuk mengatur kembali iptek dan menggunakannya bagi
manfaat manusia dan kehidupan secara luas, dan yang lebih penting lagi, untuk
mengembalikan penghambaan manusia hanya kepada Allah semata.
IV. PENDIDIKAN ISLAM DALAM PEMBINAAN MUSLIM
1. Pengertian
Secara bahasa, pendidikan yang dalam bahasa arabnya tarbiyah berasal dari tiga
pengertian kata (
) yang artinya ` memperbaiki sesuatu dan meluruskannya `.
Dari fi'il (
) kata (
) ditujukan kepada Allah SWT yang artinya `Tuhan
segala sesuatu, raja dan pemiliknya`, Tuhan yang ditaati, Tuhan yang memperbaiki.
Pengarang tafsir Al Baidhawi dalam menafsirkan firman Allah yang terdapat dalam surat Al
Fatihah (
) mengatakan, " Asalnya, Ar Rabb merupakan masdar yang bermakna
tarbiyah, yaitu menyampaikan sesuatu sampai menuju titik kesempurnaan sedikit demi
sedikit."
Dari uraian di atas, kita dapat menyebutkan beberapa pengertian dari pendidikan dan
pembinaan Islam.
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih sensibilitas individu sedemikian
rupa, sehingga dalam perilaku mereka terhadap kehidupan, langkah-langkah dan keputusan
begitu pula pendekatan mereka terhadap semua ilmu pengetahuan diatur oleh nilai-nilai
etika Islam yang sangat dalam dirasakan.
Dengan pendidikan Islam itu mereka akan terlatih dan secara mental sangat
berdisiplin sehingga mereka ingin memiliki pengetahuan bukan saja untuk memuaskan rasa
ingin tahu intelektual atau hanya manfaat kebendaan yang bersifat duniawi, tetapi juga
untuk tumbuh sebagi makhluk yang rasional, berbudi dan menghasilkan kesejahteraan
spiritual, moral dan fisik keluarga mereka, masyarakat dan umat manusia.
Pendidikan Islam yang memiliki tujuan besar dan universal ini, bukan berlangsung
temporal, tapi dilakukan secara berkesinambungan. Artinya tahapan-tahapannya sejalan
dengan kehidupan, tidak berhenti pada batas-batas tertentu, terhitung sampai dunia ini
2011 Ilham Publishing

79

Quantum Mentoring

berakhir.
Pendidikan yang memiliki makna demikian ini adalah menjadi tujuan terpenting
dalam kehidupan, baik secara individu maupun keseluruhan. Kita telah memahami, sasaran
pendidikan dan pembinaan ini adalah kemaslahatan umat. Dengan demikian asas yang
paling hakiki dari sebuah pendidikan adalah mencapai keridhaan Allah SWT, seperti
termaktub dalam firman Allah :
" Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah, dan
kenabian, lalu ia berkata kepada manusia, `hendaklah kamu menjadi penyembahpenyembahku, bukan penyembah Allah.` Akan tetapi (dia berkata), `Hendaklah kamu
menjadi orang-orang Robbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan
kamu tetap mempelajarinya".(3: 79).
2. Karakteristik Sistem Pendidikan Islam
Pendidikan Islam sebagai satu mata rantai dari Syariat Islam, memiliki ciri khusus
yang sama dengan kekhususan Al Islam sendiri, yaitu syamil-kamil-mutakamil (sistem yang
integral-sempurna-dan menyempurnakan). Integralitas sistem pendidikan Islam ini secara
garis besar mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, yang secara garis besar adalah :
a. Pendidikan Keimanan (aqidah)
Yang dimaksud dengan pendidikan iman adalah mengikat individu dengan dasardasar iman, rukun Islam dan dasar-dasar syari'ah Islamiyah. Metode pendidikan ini adalah
menumbuhkan pemahaman terhadap dasar-dasar keimanan dan ajaran Islam yang
bersandarkan pada wasiat-wasiat Rasulullah saw. dan petunjuknya.
b. Pendidikan Moral (Akhlaq)
Maksud pendidikan moral adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral dan
keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh individu sejak
masa analisa hingga ia menjadi seorang mukallaf, pemuda yang mengarungi lautan
kehidupan.
Tidak diragukan lagi bahwa keutamaan-keutamaan moral, perangai dan tabiat
merupakan salah satu buah iman yang mendalam, dan perkembangan religius yang benar.
c. Pendidikan Fisik
Pendidikan Islam sangat memperhatikan fisik tiap-tiap muslim. Apabila kita bicara
tentang fisik dalam pendidikan, yang dimaksud bukan hanya otot-ototnya, panca inderanya
dan kelenjar-kelenjarnya, tetapi juga potensi energik yang muncul dari fisik dan terungkap
melalui perasaan.
Islam mendidik umatnya dengan memberikan rangsangan yang baik sebagaimana
dalam sabda Rasulullah saw. : " Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai daripada
mukmin yang lemah." Islam juga mengajarkan aturan -aturan yang sehat dalam makan,
minum, dan tidur. Mendidik untuk menjaga kesehatannya, dengan selalu menganjurkan olah
raga dan menjauhkan diri dari penyebab-penyebab kelemahan.
d. Pendidikan intelektual
Maksud pendidikan intelektual adalah pembentukan dan pembinaan berpikir individu
dengan segala sesuatu yang bermanfaat, ilmu pengetahuan, hukum, peradaban ilmiah dan
modernisme serta kesadaran berpikir dan berbudaya. dengan demikian ilmu, rasio dan
peradaban individu tersebut benar-benar dapat dibina.
Akal adalah kekuatan manusia yang paling besar dan merupakan pemberian Allah
yang paling berharga. Dan al-Qur'an memberikan perhatian yang sangat besar terhadap
perkembangan akal ini. Al-Qur'an mendidik akal dengan begitu banyak ayat-ayat alam
semesta untuk jadi bahan perenungan. Tapi bukan perenungan itu yang menjadi tujuannya,
2011 Ilham Publishing

Urgensi Pendidikan Dan Pembinaan Islam Dalam Pengembangan Kepribadian Muslim

80

melainkan mendidik akal agar cermat, cerdas dan akurat dalam berpikir dan bersikap serta
menempuh jalan hidup. (67:4 / 35:40 / 53:28 / 17:36)
e. Pendidikan Psikhis
Maksud pendidikan psikhis adalah mendidik individu supaya bersikap berani, berterus
terang, merasa sempurna, suka berbuat baik terhadap orang lain, menahan diri ketika
marah dan senang kepada seluruh bentuk keutamaan psikhis dan moral secara keseluruhan.
Tujuan pendidikan ini adalah membentuk, menyempurnakan dan menyeimbangkan
kepribadian individu, sehingga mampu melaksanakan kewajiban-kewajibannya dengan baik
dan sempurna.
f. Pendidikan Sosial
Maksud pendidikan sosial adalah mendidik individu agar terbiasa menjalankan adabadab sosial yang baik dan dasar-dasar psikhis yang mulia dan bersumber pada aqidah
Islamiyah yang abadi dan perasaan keimanan yang mendalam, agar di dalam masyarakat
nanti ia bisa tampil dengan pergaulan dan adab yang baik, keseimbangan akal yang matang
dan tindakan yang bijaksana.
g. Pendidikan seksual
Yang dimaksud pendidikan seksual adalah upaya pengajaran, penyadaran dan
penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kepada individu, sejak ia
mengerti masalah-masalah yang berkenaan dengan seks, naluri dan perkawinan. Sehingga,
jika anak tumbuh menjadi seorang pemuda, dia dapat memahami masalah yang dihalalkan
dan yang diharamkan. Bahkan mampu menerapkan tingkah laku Islami sebagai akhlak,
kebiasaan, dan tidak akan mengikuti syahwat dan cara-cara hedonisme.
Diantara pendidikan ini adalah mendidik adab-adab meminta idzin, adab
memandang, keharusan menghindarkan diri dari rangsangan-rangsangan seksual,
mengajarkan tentang hukum-hukum pada masa pubertas dan masa baligh, perkawinan dan
hubungan seksual, isti'far (mensucikan diri) bagi orang yang belum mampu menikah, dll.
Selain syamil, pendidikan Islam juga memiliki keistimewaan lain yaitu: Berdimensi
manusiawi dengan paket pembinaan yang bertahap dan tawazun (penuh keseimbangan
dalam segala sisi kehidupannya) selain juga terus mengikuti perkembangan zaman serta
tetap menjaga orisinalitasnya.
Itulah garis besar karakteristik pendidikan Islam yang keberlangsungannya sangat
bergantung pada manusia pelaksananya, perangkat serta keistiqomahan seluruh masyarakat
dalam merealisir konsep pendidikan itu pada tujuan yang benar. Yakni upaya sungguhsungguh (jihad) menciptakan masyarakat yang seluruh aktifitas ritual, sosial, intelektual, dan
fisikalnya tunduk kepada tata aturan Maha pencipta alam semesta.
3. Pendidikan Islam dimasa Rasulullah
Segera setelah hijrah Rasulullah memberikan prioritas utama pada pendidikan umat
Islam. Pusat pendidikan Islam pertama `As-Sufah`, didirikan sebagai pusat pendidikan di
salah satu ruangan dalam rumah yang bergandengan dengan rumah nabi. Pendidikan
tersebut secara keseluruhan berada di bawah pengawasan beliau. Tujuan utamanya adalah
mensucikan hati dan menerangi jiwa, sehingga mereka dapat meningkatkan diri dari tingkat
iman ke tingkat ihsan (penyerahan diri secara total).
Kadang-kadang Nabi menyuruh para sahabatnya menemui utusan-utusan yang
datang dari berbagai suku. Pengiriman guru ke wilayah-wilayah yang berdekatan merupakan
ciri khas kebijaksanaan pendidikan Nabi.
Pada zaman Nabi terdapat 9 buah masjid di Madinah. Setiap Masjid juga berfungsi
sebagai sekolah, yang kadang-kadang diadakan kuliah malam. Kuliah ini diikuti oleh banyak
2011 Ilham Publishing

81

Quantum Mentoring

siswa, lebih dari 70 orang. Selain itu Nabi juga mengajarkan spesialisasi. Mereka yang ingin
belajar Al-Quran harus pergi kepada orang-orang tertentu, dan mereka yang ingin
mendalami tajwid atau syariah harus belajar kepada orang-orang lain yang mendalam benar
pengetahuannya tentang bidang studi tersebut.
Pendidikan bagi kaum wanita juga tak kalah pentingnya. Nabi menyediakan satu hari
khusus untuk memberikan kuliah-kuliah kepada kaum wanita. Nabi juga mengajarkan
bagaimana cara memanah, berenang, dan meramu obat-obatan, mengajarkan astronomi,
geneologi dan fonetika praktis yang diperlukan untuk membaca Alquran.
Satu hal yang perlu dicatat, meskipun perhatian dipusatkan kepada Al Quran dan Ilmu-ilmu
keislaman, namun pengajaran semua bidang studi yang dinilai membantu pengembangan
kepribadian setiap individu atau masyarakat secara sehat dimasukkan sebagai bagian atau
paket dalam sistem pendidikan Islam kala itu. Pendidikan untuk anak laki-laki dan
perempuan juga sama-sama diutamakan. Orang-orang dewasa diberi tanggung jawab untuk
mengajar yang muda, baik mengenai agama maupun pengalamannya. Hal ini mendorong
berdirinya beberapa buah sekolah dan lembaga pendidikan.
Jadi dengan kepemimpinan Nabi yang dinamik itu, tujuan akhir dalam hidup manusia
bukan saja ditunjukkan, tetapi juga diterjemahkan dalam kegiatan praktis, suatu sistem dan
organisasi untuk mencapai tujuan itupun dibentuk.
Begitulah cara Nabi mendidik ummatnya, sederhana namun mengena. Dibalik
kesederhanaan itu kita melihat suatu kompleksitas yakni suatu kebersamaan dalam mendidik
manusia. Tak hanya aspek ruhiyah atau fikriyah saja, tapi ilmu praktis kehidupan serta
jasadiyah turut diperhatikan .
Tidak mengherankan jika anak-anak dan wanita pada zaman Rasulullah tumbuh
menjadi manusia yang berani. Mereka mengerti kapan bersuara dan kapan berdiam diri.
Pribadi-pribadi yang tertarbiyah oleh tangan Rasulullah tumbuh menjadi pribadi yang sehat,
tahu persoalan ummat sekaligus ahli dalam bidang yang diminati.
Mereka juga terkenal sebagai manusia-manusia kuat, sanggup menempuh perjalanan
panjang serta mampu berjihad dalam waktu yang relatif lama.
Pendek kata hampir semua sisi kebutuhan manusia dipenuhi oleh pendidikan Rasulullah,
sehingga mereka tumbuh menjadi insan kamil ( manusia sempurna).
Sebagai bukti keberhasilan pembinaan Rasulullah adalah ungkapan Sayyid Quthb
sebagai berikut, "Muhammad saw. telah menang pada hari beliau menjadikan para
shahabatnya sebagai gambaran-gambaran hidup dari keimanannya yang memakan makanan
dan berjalan di pasar-pasar, pada hari beliau membuat tiap kepala di antara mereka sebagai
Al-Qur'an yang hidup merayap di permukaan bumi, pada hari beliau menciptakan tiap
individu diantara mereka sebagai contoh yang menjelma bagi Islam, yang dapat dilihat oleh
manusia, sehingga mereka benar-benar dapat melihat Islam. Muhammad saw. telah berhasil
merubah gagasan-gagasan yang termuat dalam Al-Qur'an menjadi manusia-manusia yang
dapat disentuh oleh tangan dan dapat dilihat oleh mata".
"Muhammad bin Abdillah saw. dalam posisi menang ketika berhasil
menginternalisasikan Al-Islam, merubah keimanan manusia kepada Islam sampai pada
tingkah laku dan mencetak puluhan, ratusan dan ribuan naskah mushhaf. Bukan sekedar
mencetak dengan tinta diatas lembaran-lembaran kertas, tetapi mencetak dengan cahaya di
atas kepingan-kepingan hati untuk bergaul dengan manusia, mengambil dari mereka,
memberi dan berkata kepada mereka dengan ihwal sesuai dengan maksud Al-Islam yang
dibawa oleh Rasulullah dari sisi Allah SWT."
Apakah dunia mengetahui ada orang yang lebih mulia, terhormat, pengasih,
penyayang, agung, luhur atau lebih pandai dari mereka ?!
2011 Ilham Publishing

Urgensi Pendidikan Dan Pembinaan Islam Dalam Pengembangan Kepribadian Muslim

82

Cukuplah bagi mereka untuk dikatakan sebagai orang-orang mulia dan agung,
apabila Al-Qur'anul Karim telah mengatakan tentang hak mereka. (48:29 / 59:9 / 33:23)
Sekarang tinggal kita, mampukah menyerap hakikat pembinaan Rasulullah dan
mengejawantahkan dalam kondisi kekinian? Alhamdulillah, Hayya 'alal jihad.
Reference:
1. Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, DR.Abdullah Nasih Ulwan.
2. Materi Mentoring ITS

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

XIX
Ghozwul Fikri

Ghozwul Fikri

84

Bab 19.Ghozwul Fikri


TUJUAN
Peserta memahami makna dan hakikat Ghozwul Fikri
Peserta memahami sarana, metode dan hasil-hasil dari Ghozwul Fikri
PETUNJUK/ATURAN PERMAINAN
Games 1
Membedakan dua benda yang amat berlainan (misalnya kapur dan tissue)
Langkah 1
Para mad'u harus menyebutkan dengan cepat setiap benda yang diangkat oleh mentor
(dilakukan beberapa kali)
Langkah 2
Sekarang benda ditukar namanya. Jika kapur diangkat, peserta harus menyebtnya
sebagai tissue, begitu pula sebaliknya. Pada awalnya peserta akan mengalami kesulitan
karena belum terbiasa. Tapi lama kelamaan akan terbiasa.
Hikmah
Itulah Ghozwul Fikri. Pada awalnya nilai-nilai keislaman itu sudah jelas dan pasti. Tetapi
musuh Islam berusaha menghilangkan nilai keislaman dari umat Islam secara perlahanlahan.
Maka disodorkanlah pada muslimin nilai yang tidak islami. Mula-mula umat Islam tidak
menerimanya (tidak terasa) tapi lama kelamaan karena usaha mereka yang terus
menerus ditambah umat Islam yang malas mengkaji Al Qur'an dan Sunnah, maka umat
Islam akan larut dan tenggelam dengan nilai-nilai non Islam tersebut. Bahkan nilai-nilai
yang menyimpang dengan Islam sudah dianggap biasa. Dan sebaliknya ketika
disodorkan nilai-nilai Islam mereka tidak mau menerima Islam dan menjauh, seperti
yang terjadi sekarang ini.
Games 2
Al Qur'an ditengah karpet
Langkah 1
Al Qur'an diletakkan di tengah-tengah karpet yang lebar.
Peserta diperintahkan untuk mengambil Al Qur'an tadi tanpa menyentuh karpet
(sulit/tidak bisa)
Langkah 2
Peserta diberitahu cara untuk mencapai Al Qur'an tanpa harus menginjak karpet, yaitu
dengan cara menggulung karpet sampai tengah dan dapat mengambil Al Qur'an.
Hikmah
Usaha musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam tidak lagi dengan menginjakinjak kaum muslimin melainkan dengan mengambil jiwa Al qur'an dalam jiwa mereka
dengan cara perlahan-lahan dan mebuai serta tahap demi tahap tanpa disadari umat
Islam.
RINCIAN BAHASAN
Sebuah ilustrasi
Suatu ketika di Perang Salib, seorang petinggi kaum Palangis (pasukan kristen)
2011 Ilham Publishing

85

Quantum Mentoring

tertangkap oleh pejuang-pejuangpenegak agama Allah dan ditawan. Sang petinggi ini
diperlakukan sangat baik selama ditawan. Ada satu hal yang membuatnya berfikir. Setiap
malam ia memperhatikan sang penjaga berlinangan air mata saat membaca kitab
sucinya. Ia tak habis fikir bagaimana seorang yang begitu perkasa di siang hari di medan
tempur dapat menangis sedemikian rupa di malam hari ketika membaca Al Qur'an.
Akhirnya ia sampai kepada suatu kesimpulan bahwa disitulah letak kekuatan kaum
Muslimin. Selama beberapa pertempuran fisik mereka tidak berhasil mengalahkan kaum
muslimin, ternyata ada suatu sumber kekuatan yang sangat dahsyat yang memberikan
motivasi yang begitu kuat bagi kaum Muslimin. Ia lalu mengirim surat kepada
pasukannya yang mengabarkan bahwa jika ingin mengalahkan kaum Muslimin tidak
dapat secara fisik tetapi mereka harus dijauhkan terlebih dahulu dari kitab sucinya. Dan
memang kemenangan mereka setelah umat Islam mulai jauh dari Al Qur'an.
Sementara itu tujuh abad kemudian, Samuel Zuaimir ketua Asosiasi Agen Yahudi pada
sebuah konferensi di Yerussalem dalam pidatonya mengatakan........ tujuan misi yang
telah diperjuangkan bangsa Yahudi dengan mengirim saudara ke negara-negara Islam,
bukanlah mengharapkan kaum Muslimin beralih ke agama Yahudi......... Tetapi tugasmu
adalah mengeluarkan mereka dari Islam dan tidak berpikir mempertahankan agama Allah
atau berdialog dengan-Nya.

Pengertian Ghozwul Fikri


Secara bahasa
Ghozwul fikri terdiri dari dua kata : ghozwah dan fikr. Ghozwah berarti serangan,
serbuan atau invasi. Fikr berarti pemikiran. Serangan atau serbuan di sini berbeda
dengan serangan dan serbuan dalam qital (perang).
Secara istilah
Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran ummat Islam guna merubah apa
yang ada di dalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar
karena telah tercampur aduk dengan hal-hal tak islami.
Sasaran GF
Berusaha memasukkan yang sudah kosong islamnya ke dalam agama kafir. QS.2:217,
Menjauhkan umat Islam dari Dien (agama)-nya. (QS.17:73, 5:49)
Agar umat Islam mengikuti agama kafir (QS.2:120)
Memadamkan cahaya (agama) Allah. (QS.61:8, 9:32)
Metode GF
Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas
Tasykik (pendangkalan/peragu-raguan)
Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan dan pendangkalan kaum muslimin
terhadap agamanya.
Tasywih (pencemaran/pelecehan)
Upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam
dengan menggambarkan Islam secara buruk.
Tadhlil (penyesatan)
Upaya orang kafir menyesatkan umat mulai ari cara yang halus sampai cara yang kasar.
Taghrib (pembaratan/westernisasi)
Gerakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam, mendorong kaum muslimin agar
2011 Ilham Publishing

Ghozwul Fikri

86

mau menerima seluruh pemikiran dan perilaku barat.

Menyerang Islam dari dalam


Penyebaran faham sekulerisme
Berusaha memisahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Penyebaran faham nasionalisme.
Nasionalisme membunuh ruh ukhuwah islamiyah yang merupakan azas kekuatan umat
Islam.
"Bukan dari golonganku orang yang mengajak pada ashobiyah dan bukan golonganku
orang yang berperang atas dasar ashobiyah dan bukan dari golonganku orang yang mati
karena ashobiyah".
Pengrusakan akhlak umat Islam terutama para pemudanya.

Sarana GF
Mass Media: cetak dan elektronika
Hasil GF
Umat Islam menyimpang dari Al Qur'an dan As Sunnah QS.25:30
Minder dan rendah diri QS.3:139
Ikut-ikutan QS.17:36
Terpecah-belah QS.30:32
DISKUSI
Memasuki era globalisasi ini, dunia semakin terasa kecil dengan perkembangan teknologi
informasi. Semua informasi terasa tak terbendung. Orang dapat mengetahui apa saja yang
diinginkannya di negara manapun. Teknologi internet memungkinkan hal tersebut. Tetapi
apakah semua informasi ini benar atau baik.
1. Bagaimana pengaruh internet terhadap generasi muda?
2. Bagaimana menanggulangi pengaruh negatifnya?
3. Bagaimana pengaruh media massa (cetak dan elektronik) terhadap gaya hidup dan
perilaku generasi muda?
REFERENSI
Materi mentoring tahun 94/95
Daud Rasyid, M.A, Al-Ghazwu Al-Fikri dalam sorotan Islam.
Prof. Abdul Rahman H. Habanakah, Metode merusak akhlak dari Barat.
Abu Ridho, Pengantar memahami Al-Ghazwu Al- Fikri
Prof. DR. Abdulkarim Yunus Al-Khatib,dkk. Membendung Sikap Anti Islam.
DR.Darouza, Mengungkap tentang Yahudi

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

XX
Ukhuwah Islamiyah

Ukhuwah Islamiyah

88

Bab 20.Ukhuwah Islamiyah


Sasaran : - Menanamkan konsep ukhuwah dalam Islam
- Menyadari pentingnya arti ukhuwah bagi seorang Muslim
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu adalah bersaudara, karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat." (QS. Al Hujurat : 10).
Pengertian Ukhuwah Islamiyyah
A. Pengertian Ukhuwah Islamiyyah
Menurut Imam Hasan Al Banna, ukhuwah Islamiyyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu
sama lain dengan ikatan aqidah. Aqidah merupakan pengikat yang paling kokoh dan paling
tinggi nilainya. Islam memandang semua bentuk ikatan persaudaraan selainnya adalah
persaudaraan jahiliyyah yang rendah nilainya. (QS. At Taubah : 24).
Adapun bentuk ikatan persaudaraan selain ikatan aqidah antara lain :
a. Ikatan keturunan (orang tua anak)
b. Ikatan kekeluargaan, perkawinan (suami-istri)
c. Ikatan kesukuan, kebangsaan, nasionalisme.
d. Ikatan kepentingan (material)
e. Dsb.
Sifat ukhuwah islamiyyah adalah abadi dan universal (menyeluruh), sedangkan bentuk
persaudaraan selainnya bersifat sangat temporer (terbatas pada tempat dan waktu tertentu
saja).
B. Urgensi Ukhuwah Islamiyyah
Ukhuwah Islamiyyah merupakan faktor utama penegak persatuan, sedangkan persatuan
merupakan salah satu basis kekuatan Islam dalam membangun umatnya, setelah kekuatan
aqidah. Menurut Hasan Al Banna, dalam upaya membangun umat Islam untuk meraih
kembali kejayaannya, diperlukan basis-basis kekuatan yang meliputi kekuatan aqidah,
kekuatan persatuan, dan kekuatan saran. Kekuatan persatuan hanya dapat diwujudkan
melalui pembinaan ukhuwah Islamiyyah yang berlandaskan pada iman yang kokoh, yang
dengannya umat Islam akan dapat menggunakan seluruh potensi kekuatan sarana yang ada
untuk berjuang meraih kejayaannya kembali. (QS. Ali Imran : 110, 139), (QS. Al Anfal : 60)
Hakekat Ukhuwah Islamiyyah dan Aspek-Aspeknya
A. Hakekat Ukhuwah Islamiyyah adalah :
a) Merupakan arahan Rabbani (QS. Al. Anfal : 63)
b) Merupakan cermin kekuatan iman (QS. Al Hujuraat : 10)
c) Merupakan rahmat Allah (QS. Ali Imran : 103)
B. Aspek-aspek Ukhuwah Islamiyyah
1. Ukhuwah membantu pelaksanaan ketaatan kepada Allah. Sabda Rasulullah Saw :
"Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan pada dirinya, ia berikan kepadanya teman
yang shaleh. Kalau yang satu lupa, yang lain mengingatkannya dan kalau ingat, ia
membantunya. Umar bin Khattab pernah mengatakan "Carilah kawan-kawan yang jujur,
hiduplah dalam pelukannya karena mereka itu merupakan penghias di kala senang dan
2011 Ilham Publishing

89

Quantum Mentoring

bekal di kala susah.


2. Ukhuwah adalah solidaritas kejiwaan, kepekaan dalam memenuhi kebutuhan
saudaranya, serta berusaha untuk menutupinya.
Sabda Rasulullah SAW : "Bahwa seseorang di antara kalian berjalan bersama saudaranya
untuk menutupi kebutuhannya, lebih utama dari I'tikafnya selama dua bulan di masjidku
ini." (HR. Bukhari).
3. Ukhuwah adalah solidaritas material.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menghilangkan kesulitan dunia dari
saudaranya, niscaya Allah akan menghilangkan daripadanya kesulitan hari kiamat.
Barangsiapa memberikan kemudahan kepada orang yang kesulitan, niscaya Allah
menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hambaNya
selama ia menolong saudaranya." (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, dan An Nasa')
1. Ukhuwah adalah tanggung jawab sosial yang mencakup kewajiban yang paling
sederhana sampai kewajiban yang paling besar. Sabda Rasulullah SAW : "Hak
seorang muslim pada muslim lainnya ada enam : jika kamu bertemu dengannya
ucapkan salam. Jika dia mengundangmu penuhilah undangan itu. Jika ia meminta
nasehat, nasehatilah ia. Jika ia bersin lalu memuji Allah, do'akanlah. Jika ia sakit,
tengoklah ia. Dan jika ia meninggal dunia, maka antarkanlah (ke kuburan)." (HR.
Muslim).
2. Ukhuwah adalah keakraban, kecintaan, dan bahu membahu. Sabda Rasulullah SAW :
"Janganlah kalian saling memutuskan tali persaudaraan, janganlah kalian saling
membelakangi, janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling
mendengki. Tidak halal bagi seorang Muslim memusuhi saudaranya lebih dari tiga
hari." (HR. Malik, Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi).
3. Ukhuwah adalah ghiroh (kecemburuan) dan kesetiaan
Sabda Rasulullah SAW : "Barangsiapa yang memelihara kehormatan saudaranya,
niscaya Allah memelihara wajahnya dari api neraka pada hari kiamat." (HR. Tirmidzi)
Untuk mewujudkan ukhuwah islamiyyah yang kokoh, diperlukan isyarat-isyarat sebagai
berikut :
1. Ikhlas karena Allah semata
2. Terdiri dari mukmin dan muttaqin
3. Iltizam (komitmen, terikat penuh) dengan manhaj (sistem ajaran) Islam
4. Ditegakkan atas saling nasehat karena Allah
5. Adanya rasa kesetiaan (loyalitas) baik dalam keadaan susah maupun senang.
Cara mempercepat ukhuwah islamiyyah
1. Memberitahukan kecintaan kita kepada yang kita cintai
2. Memohon dido'akan ketika berpisah
3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa
4. Berjabat tangan bila berjumpa. Dalam hal ini tidak berlaku antara laki-laki dan wanita
non muhrim
5. Sering bersilaturrahmi (mengunjungi saudara).
6. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan : seperti : saat
kelahiran anak, datang dari bepergian, datang dari menunaikan ibadah, setelah
shalat id, saat walimatul urusy, dsb.
7. Memberikan hadian pada waktu-waktu tertentu.
8. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
9. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya.
2011 Ilham Publishing

Ukhuwah Islamiyah

90

Adapun hak ukhuwah yang harus dipenuhi dalam pandangan Islam , meliputi hak umum dan
hak khusus sbb :
A. Hak Umum :
1. Mengucapkan salam dan menjawab salam
2. Menengok yang sakit
3. Mengiringi jenazah
4. Memenuhi undangan
5. Mendo'akan yang bersin
6. Benar dalam bersumpah
7. Menolong yang didzalimi
8. Membantu yang sedang dalam kesulitan dan berusaha melepaskan kesulitannya
9. Menutupi aib saudaranya
10. Menjauhkan diri dari sikap yang menyakiti saudaranya, seperti : dengki, benci, dzalim
dan sombong
B. Hak Khusus
Hak khusus merupakan hak saudara muslim yang dipilih atas dasar kemurnian pilihan, dari
saudara muslim yang terbaik.
Pilihan ini diambil untuk dirinya, agar menjadi penolongnya tatkala menghadapi kesulitan,
menjadi tempat bertanya di kala dia mengalami ujian hidup, menjadi penyimpan rahasia,
menjadi rujukan dalam bermusyawarah, menjadi cermin dalam nasihat, menjadi penghibur
dalam keadaan duka, dan menjadi teman baik dalam saat bergembira.
Adapun hak-hak khusus yang harus dipenuhi adalah :
1. Mencakup seluruh hak-hak umum
2. Boleh memakan makanan di rumah sahabat terdekat tanpa izinnya
3. Haram tidak bertegur sapa karena persoalan pribadi lebih dari tiga hari
4. Meningkatkan interaksi ukhuwah dalam segala hal sampai pada tingkatan
mementingkan saudaranya daripada dirinya sendiri.
5. Saling menutupi aib dan menghindari ghibah (mengumpat).
DISKUSI
1. Gali dan diskusikan dengan peserta masalah-masalah, kasus-kasus, atau hal lain yang
berhubungan dengan penerapan ukhuwah Islamiyah (misalnya : kerja sama waktu
ulangan, apakah itu termasuk ukhuwah?)

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

XXI
Pilar-pilar Kesempurnaan Ibadah

Pilar-pilar Kesempurnaan Ibadah

92

Bab 21.Pilar-pilar Kesempurnaan Ibadah


Sasaran : Memahami unsur-unsur penting dalam kesempurnaan ibadah

Sebagai seorang muslim kita tidak hanya dituntut untuk melaksanakan ibadah secara lahir saja,
akan tetapi yang penting adalah bagaimana agar kita dapat menghadirkan hati dan senantiasa
merasakan pengawasan Allah dalam menjalani hidup ini.
Makna Ibadah
Di dalam Islam, ibadah merupakan puncak ketundukan dan pengakuan atas
keagungan dzat yang diibadahi. Ibadah merupakan tangga penghubung antara Al Khaliq
dengan makhluk-Nya. Ibadah juga memiliki dampak yang amat besar pada diri manusia
dalam berinteraksi dengan sesama makhlukNya. Dalam hal ini sama saja Rukun Islam (yaitu
shalat, shaum, zakat, dan haji) dengan seluruh ibadah lainnya yang dilakukan manusia yang
ditujukan untuk mencapai ridhoNya dan melaksanakan syariatNya.
Logika Islam menghendaki agar seluruh kehidupan merupakan pengabdian (ibadah)
dan ketaatan. Dan itulah yang dimaksud dengan firman Allah :
"Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu. Aku tidak menginginkan rezeki dari mereka. Dan Aku tidak menginginkan mereka
memberi makan kepadaKu. Sesunguhnya Allah dialah pemberi rezki yang memiliki kekuatan
yang kokoh." (Adz-dzariyat : 56)
Dan firmannya : "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan Semesta Alam." (Al An'am :162)
Syarat Diterimanya Ibadah
1. Benar keyakinannya (beriman/mukmin); dengan kemauan yang kuat dan tidak raguragu. Orang kafir dan orang yang imannya diliputi keraguan, amalnya tidak
diperhitungkan sebagai ibadah kepada Allah.
2. Ikhlas Lillahi Ta'ala (QS. 98 : 5)
3. Mengikuti syariat Allah dan RasulNya. "Barangsiapa beramal dengan suatu amalan yang
tidak ada perintahnya dari kami (Allah dan Rasulullah), maka amalan tersebut tertolak."
(HR. Muslim)
Pilar-Pilar Kesempurnaan Ibadah
1. Menjadikan ibadah kita hidup dan bersambung dengan Al Ma'bud (Allah). Dan ini
merupakan taraf ihsan dalam ibadah. Rasulullah pernah ditanya tentang ihsan, beliau
menjawab : "Engkau beribadah kepada Allah (dengan sikap) seolah-olah engkau
melihatNya. Maka jika engkau tidak dapat melihatNya sesungguhnya Allah melihatmu.:
(Bukhari dan Muslim)
2. Menjadikan ibadah kita khusyu' sehingga kita dapat merasakan hangatnya hubungan dan
mesranya kekhusyu'an. Siti Aisyah mengatakan : "Adalah Rasulullah SAW (biasa)
berbicara dengan kami dan kami berbicara dengan beliau. Tapi apabila datang waktu
shalat, seolah-olah beliau tidak mengenal kami dan kami tidak mengenal beliau."
(Diriwayatkan oleh Al azdy)
3. Beribadah dengan hati yang hadhir (penuh kesadaran) dan menjauhkan pemikiran
tentang kesibukan dunia dan problematikan yang terjadi di sekitar kita. Ada orang yang
mengatakan : "Shalat itu akhirat. Jika engkau memasuki (shalat) maka engkau keluar
2011 Ilham Publishing

93

Quantum Mentoring

4.

5.

6.

7.

dari dunia."
Tidak pernah putus asa dan kenyang dalam beribadah. Kita harus terus mendekatkan
diri kepada Allah dengan ibadah-ibadah nafilah, sesuai dengan firman Allah SWT dalam
hadist qudsy :
Barangsiapa yang memusuhi wali (kekasih-Ku), maka Aku telah mengumumkan perang
terhadapnya. Dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu dengan suatu
perbuatan yang lebih Aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku fardhukan kepadanya.
Dan seorang hambaKu terus-menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan ibadah-ibadah
nafilah sehingga Aku mencintainya. Maka jika Aku mencintainya, Akulah pendengarannya
yang dengannya ia mendengar, akulah penglihatannya yang dengannya ia melihat,
Akulah tangannya yang dengannya ia memukul; dan akulah kakinya yang dengannya ia
berjalan. Kalau ia meminta kepadaKu, niscaya Aku beri dan jika ia meminta perlindungan
kepadaKu niscaya akan aku lindungi." (Muslim)
Memelihara qiyaamullail dan melatih diri agar terbiasa melakukannya, karena
qiyaamullail merupakan salah satu pembangkit iman yang paling kuat. Maha benar Allah
ketika berfirman :
"Sesungguhnya bangun di waktu malam itu lebih besar pengaruhnya dan bacaan di
waktu itu lebih berkesan." (Al Muzzammil : 6).
Qs. Adz-Dzariyat : 17-18; QS. As Sajadah : 16
Mempunyai waktu khusus untuk mengkaji dan merenungkan Al Qur'an terutama di
waktu subuh, karena Allah berfirman dalam QS Al Israa' : 78 yang berbunyi
"sesungguhnya bacaan Al Qur'an di waktu subuh itu disaksikan (oleh para Malaikat)".
Menjadikan do'a sebagai mi'roj kepada Allah dalam setiap urusan kehidupan, karena do'a
itu sumsum ibadah. Dan harus memelihara do'a yang matsur. Allah SWT berfirman :
"Berdo'alah kepadaKu, niscaya Aku mengabulkan untuk kalian." (Ghofir : 60)

"Niat untuk selalu tampak indah dan menarik adalah suatu kewajaran, namun Allah Maha Mengetahui
apa-apa yang melintas di hati kita, apabila niat kita tergelincir ke dalam kemaksiatan dan kesia-siaan
bisa jadi Allah akan memberikan jalan terbukanya bencana bagi kita, oleh karenanya bersungguhsungguhlah berniat hanya untuk menggapai ridha Allah."

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

XXII
Islam dan Sunnatullah

95

Quantum Mentoring

Bab 22.Islam dan Sunnatullah


(MATERI SEMINAR KECIL/ KLASIKAL)
I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
- Memahami pengertian sunatullah
- Mampu menyebutkan ciri dan sifat dari sunatullah
- Memehami hubungan antara manusia dengan sunatullah
- Memahami bahwa manusia mempunyai kemampuan memilih sehingga manusia yang
selamat/bahagia adalah yang patuh dan tunduk pada hukum Allah ( al-Islam)
II. PENGERTIAN SUNATULLAH
Alam ialah apa saja yang bukan Allah. Yang ada itu hanya dua, yaitu alam dan Allah.
Alam ialah yang diciptakan (makhluk), sedangkan Allah ialah Pencipta (Khalik). Maka dalam
Al-Qur'an Allah bergelar "Rabbul 'alamien" artinya Tuhan Alam Semesta. Dalam
menerangkan alam semesta, selain kata "alamien". Qur'an sering juga menggunakan kalimat
"assamaawaat wal ardh", artinya semua langit dan bumi.
Alam semesta itu telah diciptakan Allah menurut hukum-hukum pasti,obyektif dan
tetap. Yang dalam bahasa ilmu disebut hukum alam, dan dalam Islam disebut sunatullah.
Sebagaimana alam semesta demikian pula seluruh isinya termasuk manusia telah
terikat dan berada dalam suatu hukum serba tetap.Umpamanya, di antara alam semesta
ialah sistem tata surya kita, yang mempunyai 9 buah planet penting, 1500 buah planet kecilkecil dan 28 buah satelit (bulan-bulan); seluruhnya terikat dan berada dalam suatu hukum
serba tetap, dalam hukum rotasi atau hukum revolusi dari setiap benda-benda langit itu.
Demikian pula pada isi alam ini dari berbagai jenis benda; padat,gas dan cair. Air
umpamanya, terikat dalam hukum H2O berarti air terikat dari 2 atom H (Hidrogen) dan 1
atom O(Oksigen). Tiap-tiap benda yang mempunyai massa tunduk pada hukum gravitasi
(gaya berat) yang disebut juga hukum Newton.
Manusia sendiri seutuhnya takluk pada hukum pertumbuhan dan perubahan.
Semenjak ia satu sel dan embrio dalam rahim, kemudian lahir menjadi bayi, menjadi kanakkanak,tumbuh menjadi remaja, selanjutnya menjadi tua dan akhirnya mati menjadi tanah di
perut bumi.
Hukum-hukum serta tetap yang mengatur alam itu sesungguhnya adalah hukum
Allah, istilahnya sunatullah.
Firman Allah SWT :
"Dan Allah telah menciptakan tiap-tiap sesuatu, lalu diterapkannya pada hukum-hukumnya."
(25:2)
III. SUNATULLAH CIRI DAN SIFAT-SIFATNYA
Hukum Allah pada makhluknya ada dua macam, yang tertulis dan tidak tertulis.
Hukum Allah yang tertulis ialah yang diwahyukan-Nya kepada Nabi dan Rasul yang
terhimpun menjadi kitab suci, yang terakhir ialah Al-Qur'an. Ciri khas hukum Allah ini ialah
reaksi waktunya (time response) lebih panjang mungkin lebih panjang dari usia manusia,
dan tidak dapat diketahui dengan jalan eksperimen menurut persyaratan ilmu. Umpamanya
orang yang beriman, yang beribadah dan yang bertakwa, dijanjikan kehidupan yang
baik,kesejahteraan dan kebahagiaan.
Sebaliknya orang yang aniaya, yang munafik, yang kafir dan semisalnya, diancam
2011 Ilham Publishing

Islam dan Sunnatullah

96

hukuman kehinaan dan kebinasaan. Hukum Allah pasti berlaku, yaitu kebaikan atas mereka
yang taat kepada Allah dan kehinaan atas mereka yang durhaka pada Allah. Hukum Allah ini
diwahyukan (ditulis) karena mungkin reaksi waktunya lebih panjang dari umur manusia,
sehingga tidak dapat dibuktikan dengan jalan eksperimen. ciri khas lainnya dari hukum Allah
ialah melibatkan manusia.
Hukum Allah yang tidak tertulis, ciri khasnya ialah reaksi waktu (time response)-nya
lebih pendek, lebih pendek dari usia manusia, dapat dilakukan peneitian dan eksperimen,
selain itu ia dapat melibatkan manusia. Umpamanya titik didih air ialah 100 C. Kalau ada air
1 liter dimasak di atas kompor 10 sumbu, kira-kira membutuhkan waktu untuk mendidih 10
menit. Yang 10 menit itulah yang disebut reaksi waktu, jauh lebih pendek dari usia manusia,
sehingga titik didih air dapat diketahui dengan mengukur suhu air itu ketika mendidih. Maka
semua hukum Allah yang reaksi waktunya pendek dan tidak melibatkan manusia seperti
hukumnya titik didih air, titik cair baja, hukum gravitasi, dan sebagainya tidak diwahyukan
Allah dalam Al-Qur'an. Hikmahnya agar manusia menggunakan anugrah Allah yang bernama
akal, mengadakan pengembangan ilmu dan teknologi. Dan sekiranya Allah mewahyukan
hukum-hukum-Nya itu, tentulah manusia menjadi bodoh, dan seberapa tebalnya kitab yang
menghimpun hukum-hukum tersebut ?
Sunatullah itu sifatnya ada tiga. Pertama pasti (exact) , kedua obyektif, ketiga tetap
dan tidak berubah.
Yang dimaksud pasti, ialah hukum itu mesti berlaku, tidak boleh tidak. Orang yang
berbuat kebajikan beramar ma'ruf dan bernahi munkar pasti mendapat pahala dan buah dari
amalnya itu.Demikian pula orang yang berbuat kejahatan dan dosa, pasti akan mendapat
hukuman bila tidak bertobat. Yang demikian lebih mudah dibuktikan pada benda-benda
lainnya, bahwa jika angkat sebuah batu kemudian kita lepas maka pasti batu itu akan jatuh
ia tidak mungkin melayang-layang, hukum Allah (gravitasi) pasti berlaku padanya :
"Sesungguhnya Kami (Allah) telah menciptakan segala sesuatu dengan ketentuan yang
pasti" (QS Al-Qamar : 49)
Yang dimaksud obyektif, ialah hukum itu berlaku kepada apa dan siapa saja . Semua
batu yang diangkat kemudian dilepas, sekalipun ia adalah batu Ka'bah, jatuh juga. Tidak ada
batu yang berada di luar hukum gravitasi itu. Berhasil atau gagalnya suatu pembangunan
gedung tergantung pada hukum-hukum dan teknik-teknik bangunan. Sekalipun ia adalah
bangunan mesjid, kalau tidak menuruti hukum-hukum dan teknik-teknik bangunan, pasti
runtuh atau rusak. Sebaliknya walaupun bangunan itu markas komunis tapi menuruti
hukum-hukum bangunan akan bertahan dan kuat. Hukum Allah sifatnya obyektif.
"Dan tidak satupun benda melainkan perbendaharaannya ada pada sisi Kami, dan Kami tidak
turunkan dia (benda) melainkan dengan hukum obyektif tertentu." (QS Al-Hijr :21)
Yang dimaksud tetap, ialah hukum Allah itu tidak pernah berubah sejak penciptaan
alam semesta ini, dan tidak akan berubah sampai hancurnya alam ini (kiamat besar). Sejak
diciptakan air itu, ia mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah tidak pernah sebaliknya.
Dalam keadaan biasa titik didih air tidak pernah dalam suhu 10 C, tapi selalu dalam suhu
100 C.
Sebelum Newton lahir, setiap batu yang diangkat lalu dilepaskan tidak pernah
melayang-layang, tapi jatuh. Hukum gaya berat itu adalah hukum Allah yang pertama kali
dipopulerkan oleh Newton.
"Yang demikian adalah sunatullah yang telah berlaku sejak dahulu, dan kamu sekali-kali
tidak akan menemukan perubahan bagi sunatullah itu."
(QS Al-Fath : 23)
Tentang ayat-ayat Qur'an yang menerangkan sunatullah ini dapat diperiksa
2011 Ilham Publishing

97

Quantum Mentoring

selanjutnya pada : Al-Isra :77, Al-Ahzab : 62, dan Al-Ahzab : 38.


Allah selalu mendorong bahkan memerintahkan manusia untuk mengadakan
penelitian terhadap alam semesta dengan sisinya, memikirkan betapa Allah SWT telah
menciptakannya.
"Katakanlah perhatikanlah seluruh apa yang ada di langit dan di bumi." (QS Yunus :101)
"Apakah mereka tidak menyelidiki kerajaan langit dan bumi, serta segala sesuatu yang
diciptakan Allah ?" (QS Al-A'raf : 185)
Allah menegaskan . bahwa segala yang telah diciptakan-Nya itu berjalan secara
teratur, tidak terdapat suatu kekacauan dan cacat.
"Anda tidak akan menjumpai dalam ciptaan Allah itu sebuah kekacauan, maka lihatlah sekali
lagi, kau temukan padanya suatu yang cacat ?" (QS Al-Mulk :3)
Hukum Allah yang serba tetap dan teratur, pasti dan obyektif itu, perlu diberi suatu
catatan. Bahwa adakalanya Allah memberikan suatu hal yang menyimpang dari hukumhukum Allah sendiri menurut penilaian manusia, yang tujuannya untuk memperlihatkan
kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada manusia agar manusia beriman sepenuhnya. Hal
itupun terjadi pada saat-saat yang perlu dan tertentu, hanya terhadap Nabi-nabi saja untuk
menjadi mukjizat bagi mereka. Misalnya hukum Allah pada api, bahwa api itu membakar,
tapi Nabi Ibrahim AS yang dibakar oleh raja Namrud, api tidak membakar. Demikian pula
Nabi Isa AS, waktu masih bayi telah dapat berbicara, tapi untuk membuktikan bahwa ibunya
,Maryam, tidak berbuat serong seperti tuduhan orang-orang Yahudi. Ketika itu NabI Isa AS
dapat berbicara sebentar saja, kemudian normal kembali dan proses selanjutnya berjalan
sebagaimana biasa menurut hukum perubahan bayi. Begitu pula Ibrahim AS sesudah
memperlihatkan mukjizatnya dan selamat, tidaklah jasmaniahnya tetap kebal terhadap api,
ia kembali lagi sebagaimana tubuh manusia biasa. Haruslah diketahui bahwa mukjizat yang
ada pada para Nabi dan Rasul adalah sunatullah juga.
IV. MANUSIA DAN SUNATULLAH
Oleh karena alam semesta dengan seluruh isinya taat , patuh dan tunduk kepada
Allah, maka menurut tata bahasa dan secara literal Al-Qur'an, seluruh alam ini adalah islam
atau "muslim".
"Apakah mereka mencari agama lain selain agama Allah (Islam), padahal apa yang
ada di langit dan di bumi menyerahkan diri (muslim) kepada-Nya, baik dengan suka
maupun dengan terpaksa dan kepada Allah mereka dikembalikan." (QS Ali Imran :
83)
Kata "aslama" dalam ayat ini berarti menyerahkan diri, patuh, tunduk dan sujud,
sehingga alam semesta disebut muslim, adalah sesuai dengan firman Allah :
"Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi baik dengan
kemauan sendiri mapun terpaksa, (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan
petang hari." (QS Ar-Ra'd : 13)
Manusia sebagai bagian dari alam semesta terdiri dari dua unsur; jasmaniah dan
rohaniah.
Unsur jasmaniah saja, manusia mendapati dirinya, raga dan batang tubuhnya
sepenuhnya tinduk dan taat kepada hukum-hukum seba tetap, pasti dan obyektif;
jasmaniahnya tunduk kepada sunatullah. Sebab semua orang, apakah ia beragama Hindu,
Kristen dan sebagainya takluk kepada gaya berat (gravitasi) dan hukum pertumbuhan
manusia. Maka betapapun atheisnya seseorang umpamanya sebagai manusia seluruhnya, ia
adalah muslim, walaupun hanya raga atau batang tubuhnya saja.
Akan tetapi karena manusia itu adalah resultante dari dua komponen, jasmaniah dan
2011 Ilham Publishing

Islam dan Sunnatullah

98

rohaniah, dimana manusia sebagi makhluk yang utuh itu dikaruniakan Allah suatu daya pilih
(ikhtiar) padanya. Maka ada hukum Allah secara khusus untuk manusia itu, suatu hukum
yang berbeda dengan alam lainnya yang tidak mempunyai unsur rohani, yang tidak memiliki
daya pilih atau free will.
Hukum Allah yang khusus untuk manusia itu ialah hukum Syari'ah. Barang siapa yang
patuh dan tunduk pada syari'ah, ia adalah seorang muslim, pemeluk agama Allah ummat
Nabi Muhammad SAW. Kepadanya dijanjikan keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan
di dunia dan di akherat kelak.
Manusia yang utuh itu dalam menghadapi hukum syari'ah, Allah memberinya daya
pilih ikhtiar atau free-will. Tidak seperti unsur jasmaniah itu dan seluruh benda di alam
semesta ini, patuh dan taat secara sukarela atau terpaksa kepada sunatullah, dalam bahasa
ilmu disebut hukum alam. Maka dalam penciptaan manusia ada yang menguraikannya dalam
dua macam, hukum yang berlaku pada manusia itu; unsur jasmaniahnya patuh pada hukum
alam dan pada kehidupan rohaniahnya diatur oleh syari'ah.
Kepatuhan alam semesta kepada sunatullah, termasuk manusia adalah untuk
kesejahteraannya. Umpamanya alam dan manusia ini tidak lagi diatur oleh hukum gaya
berat (gravitasi), tentu alam ini menjadi kacau, mungkin sudah kiamati untuk kesejahteraan
jasmani dan tubuh manusia haruslah sesuai dengan aturan-aturan atau hukum-hukum
kesehatan. Maka untuk kesejahteraan atau kebahagiaan manusia seutuhnya, ia harus
melaksanakan hukum syari'ah itu.
Demikianlah gambaran manusia mengenai posisinya dalam alam semesta (universe) ini.
Apabila kepatuhan alam semesta dan manusia terhada sunatullah untuk tujuan
kesejahteraannya, maka sebaliknya pelanggaran terhadap sunatullah membawa kerugian
dan kebinasaan. Bagi alam fisik saja akibat itu akan diterima secara langsung atau dalam
waktu singkat. Sebuah gelas yang kadar kempuannya maksimum 100 C, bila ia menerima
cairan yang panasnya 150 C, pasti pecah. Demikian pula jasmani kita , bila tidak memenuhi
aturan-aturan dan hukum-hukum kesehatan, menjadi sakit; dan bila bagian-bagian dalam
jasmani tiak bekerja lagi menurut ketentuannya, umpamanya darah berhenti mengalir,
jantung mogok dan sebagainya maka jasmani ini binasa, mati!
Oleh karena itu, pelanggaran manusia atau penolakannya terdadap hukum-hukum
syari'ah mengandung resiko dosa dan kafir. Artinya ia menolak Islam ini sebagai jalan Ilahi
adalah suatu kekafiran besar. Atau melakukan penyelewengan-penyelewengan dalam jalan
Ilahi adalah perbuatan dosa. Orang-orang kafir dan orang yang berdosa, baik orang
perorang maupun secara bersama, diancam dengan sangat suatu siksaan yang pedih , di
dunia dan akhirat. Manusia sebagai makhluk yang mempunyai unsur rohani dan daya pilih
(ikhtiar - free will), berbeda dengan alam jasmaniah saja, ia tidak langsung menerima
hukumannya, reaksi waktunya cukup panjang. Pelanggaran manusia terhadap hukum Allah
pasti mendapat azab dari Allah di dunia ini atau nanti di akhirat kelak, atau di kedua-duanya.
Kecuali apabila dalam waktu yang terentang antara kekafiran/dosa sampai sebelum mati,
sempat menerima Islam dan bertobat dengan segala persyaratannya, maka seseorang akan
ditempatkan Allah dalam barisan manusia yang memperoleh ampunan-Nya, kesejahteraan
dan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
"Dan sesungguhnya Aku Pengampun (dosa) orang yang bertobat dan beriman serta
beramal baik, kemudian terpimpin." (QS Thaaha : 82)
"Kecuali mereka yang bertobat dan berbuat kebaikan serta kebenaran, maka orang-orang itu
Aku akan ampunkan mereka, karena Allah-lah Pengampun, Penyayang. Sesungguhnya
mereka yang tidak beriman, lantas mati, padahal mereka tetap sebagai orang-orang kafir,
maka adalah atas mereka laknat Alllah, para malaikat dan manusia semuanya. Mereka akan
2011 Ilham Publishing

99

Quantum Mentoring

kekal dalam neraka itu, dan tidak akan diringankan azab dari mereka, dan tidak akan
diperdulikan mereka." (QS Al-Baqarah : 160 - 162)
Referensi:
1. Panduan Studi Dhuha, Masjid Al Falah Surabaya
2. Materi Mentoring ITS

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

XXIII
Islam dan Teknologi

101

Quantum Mentoring

Bab 23.Islam dan Teknologi


(MATERI SEMINAR KECIL/ KLASIKAL)

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


- Mahasiswa dapat membedakan pengertian ilmu dalam Al-Qur'an dan dalam
pengertian sains kontemporer;
- Mahasiswa dapat menjelaskan perkembangan IPTEK dan lahirnya sekularisme dan
akibatnya;
- Mahasiswa dapat menjelaskan landasan apa untuk mengembangkan IPTEK;
- Mahasiswa dapat menyatakan bagaimana bersikap dalam mempelajari IPTEK.
II. PERGESERAN PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN
Kata pengetahuan adalah kosa kata bahasa Indonesia dari kata dasar tahu, atau kata
dasar jadian mengetahui. Kata teknologi diambil dari kata Inggris technology yang diambil
dari kosa kata bahasa latin teknos dan logos. Teknologi kurang lebih berarti ilmu tentang
teknik, sementara teknik berarti seni membuat atau meningkatkan nilai tambah atas proses
atau barang.
Adapun IPTEK merupakan akronim (singkatan) gado-gado dari kata ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kata ilmu berasal dari kosa kata al-Qur'an 'ilm, jamaknya 'ulum.
Dari kata ini dapat diturunkan kata 'aliim yang berarti orang yang berilmu dan kata 'ulama,
yaitu kumpulan para 'aliim. Kata alam juga berasal dari akar kata yang sama. Sesuai dengan
pernyataan Al-Qur'an, ilmu merupakan rangkaian informasi dari Allah -'allama al qur'an,
'allamahu al bayan-yang juga mencakup informasi astronomi dan biologi -wa syamsu wa al
qamaru bihusban, wa an najmu wa as syajaru yasjudan, dst.-.
Manusia dilahirkan tanpa mengetahui apapun -la ta'lamuuna syai-an. Ia datang ke
dunia sebagai makhluk asing, atau lebih tepatnya buta pengetahuan. Panca inderanya
menangkap gejala-gejala alam, namun tanpa pengetahuan, gejala tadi tidak dapat
dipahaminya. Seakan-akan, gejala alam yang hadir didepannya hanyalah sebuah mosaik
tanpa makna, bagaikan batu bata berserakan tanpa guna.
Ibunya-lah yang pertama memberi pelajaran. Adapun Adam, sebagai makhluk
manusia sosiologis (berbudaya) yang pertama, diajar langsung oleh Allah swt. Perhatikan
Wa 'allama aadama al asmaa'a kullaha- yang memperkenalkan nama-nama benda di
sekitarnya. Nama-nama itu merupakan konsep primitif yang mengabstraksikanbenda-benda
dan terekam (melalui bunyi ataupun tulisan) dalam ingatan. Dengan nama-nama itu,
manusia mampu mengasosiasikan benda dengan gagasan yang ada dalam ingatannya.
Inilah potensi utama manusia -wa ja'ala lakum as sam'a wa al abshar wa al af-idah- supaya
kita syukuri - la'allakum tasykuruun.
Konsep berikutnya adalah susunan nama, tepatnya susunan kata, yang biasa disebut
frasa. Konsep berikutnya yang lebih kompleks disebut, beturut-turut, kalimat, paragraph,
bab, buku, dan akhirnya seluruh khasanah pengetahuan. Khasanah pengetahuan itu berarti
juga bahasanya. Khasanah pengetahuan yang tersusun secara sistematik disebut ilmu.
Demikianlah ilmu sebagai kumpulan kalimat-kalimat yang mengandung pengertianpengertian tertentu (-ini berarti pula bahwa penguasaan bahasa merupakan prasyarat bagi
pengembangan ilmu-).
Susunan pengetahuan ini kemudian membentuk kesadaran manusia. Susunan
2011 Ilham Publishing

Islam dan Teknologi

102

pengetahuan yang keliru akan menyesatkan kesadaran manusia, sehingga manusia tidak
tahu diri, menyalahgunakan diri dan lingkungannya, dan gilirannya mengembangkan potensi
perusakan di atas permukaan bumi ini. Sebaliknya, dengan ilmu itu manusia tidak lagi
merasa terlalu asing dengan alam di sekitarnya, ia mulai -sedikit demi sedikit- mengenalinya
dan mengembangkan budaya-nya.
Susunan pengetahuan manusia sebagaimana tersirat dalam khasanah
ilmupengetahuan ummat manusia, sesungguhnya dapat dikelompokkan berdasarkan pijakan
epistemologi ilmu pengetahuan (cara memperoleh pengetahuan). Hal ini disebabkan karena
pijakan epistemologi menentukan kesahihan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan
pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Sepanjang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, telah terjadi pergeseran
epistimologi yang ditandai oleh, diantaranya, pergeseran pengertian ilmu. Saat ini,
pengertian ilmu didefinisikan secara berbeda oleh sains kontemporer dari apa yang telah
dinyatakan oleh al-Qur'an. Sains kontemporer mendefinisikan ilmu sebagai organized body
of knowledge supported by facts, organisasi pengetahuan yang disusun atas dasar fakta:
rasional & empiris. Ini berarti bahwa ilmu difahami sebagai hasil karya manusia sematamata. Pergeseran ini terjadi karena perubahan paradigma (atau grand theory) yang menjadi
landasan pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
III. PERKEMBANGAN IPTEK & KELAHIRAN SEKULARISME
Pengembangan iptek dapat dipahami dengan memperhatikan apa yang selama ini oleh
masyarakat ilmiah disebut sebagai metode ilmiah. Metode ilmiah hanya berlaku untuk masa
normal -menurut Thomas Kuhn-. Masa normal ditandai oleh kemapanan paradigma, atau
grandtheory tertentu. Hingga pada saat itu (selama masa normal), semua gejala alam dapat
dijelaskan -atau akan terpecahkan kemudian oleh sebuah teori- dengan merujuk pada grand
theory tersebut. Artinya, grand theory tersebut menjadi asumsi dasar bagi teori-teori tadi.
Kemapanan paradigma ini berakhir pada saat grand theory ini tidak dapat lagi
menjelaskan gejala-gejala baru secara memuaskan. Selanjutnya timbul masa krisis. Masa
krisis ini berakhir saat ditemukannya grand theory atau paradigma baru yang dapat
menjelaskan gejala tadi secara lebih memuaskan. Ini disebut sebagai pergeseran paradigma.
Contoh klasik pergeseran paradigma ini terjadi pada mekanika newtonian yang digantikan
oleh mekanika kuantum (einsteinian). Pergeseran paradigma ini oleh Kuhn dianggap sebagai
sebuah revolusi. Melalui cara inilah iptek modern berkembang. Kelemahan mendasar pada
iptek modern adalah ketidaktuntasan khasanah ilmu yang dipakainya dan metode atau cara
pemerolehan pengetahuannya. Khasanah ilmu sebagai karya umat manusia dikembangkan
oleh berbagai bangsa dengan bahasa yang berbeda-beda dalam kurun waktu yang berbeda
pula. Perkembangan iptek memiliki sejarah tersendiri. Perkembangan iptek terpenting terjadi
saat ummat Islam menjadi ujung tombak peradaban manusia, merentang sejak sekitar abad
VII sampai kurang lebihabad ke XIV (selama 700 tahun). Pada saat itu Qur'an menjadi
bagian penting khasanah ilmu umat manusia. Pada saat keruntuhan peradaban Islam yang
kemudian diikuti oleh zaman renaissance, qur'an tidak lagi diakui sebagai bagian khasanah
ilmu ummat manusia.
Kemudian, iptek berkembang di Eropa dengan semangat anti gereja, dikembangkan
secara naturalistik aristotelian. Ilmu didefinsikan sebagai pengetahuan hasil karya manusia
semata-mata. Hal ini memuncak dengan berkembangnya aliran pemikiran eksistesialisme
yang memproklamirkan kematian Tuhan dan kelahiran manusia superman yang tahu segalagalanya. Ini merupakan sebagian penjelasan atas terjadinya kehancuran ekosistem kita
dewasa ini, yaitu eksploitasi alam oleh manusia-manusia yang menganggap dirinya super.
2011 Ilham Publishing

103

Quantum Mentoring

Akibat proklamasi kematian Tuhan ini, manusia merasa menjadi satu-satunya subyek
yang dapat memperlakukan alam sepenuhnya sebagai obyek. Pengetahuan manusia modern
-baca Barat- tentang alam berkembang sangat pesat, sementara pengetahuannya tentang
Tuhan menjadi sangat sedikit.
Sayang sekali, kemunduran dunia Islam diikuti oleh timbulnya cara berpikir idealisme
platonian. Berbeda dengan Barat, pengetahuan ummat Islam tentang Tuhan menjadi
berlebihan, sementara pengetahuannya tentang alam menjadi sedikit sekali. Pada gilirannya
memicu suburnya khurofat, tahayul dst.
Dengan dua cara berpikir itulah, ummat manusia mengalami sekulerisasi, yaitu
pemisahan antara dunia dan akhirat, ilmu umum dan ilmu agama, dsb. Cara pandang
naturalistik telah menjerumuskan manusia kepada penghambaan terhadap benda
(materialisme), sementara cara pandang idealisme telah menjerumuskan manusia pada
penghambaan terhadap sesama manusia -paus, kyai, pendeta dan penguasa-.
IV. LANDASAN PENGEMBANGAN IPTEK
Landasan pengembangan iptek dapat dibangun dengan memperhatikan tiga
pertanyaan berikut :
1. Obyek apa sajakah yang dapat dikaji sebagai iptek ?
2. Untuk apakah iptek itu, atau apa motif pengembangan iptek ?
3. Bagaimanakah cara pemerolehan pengetahuan yang obyektif ?
Jelas, bahwa tiga pertanyaan ini tidak mungkin dijawab oleh iptek itu sendiri.
Pertanyaan pertama menyangkut pijakan ontologi iptek, sementara pertanyaan kedua
menyangkut pijakan aksiologinya, dan pertanyaan ketiga menyangkut pijakan
epistemologinya.
Pertanyaan terpenting yang harus dijawabmanusia tentu saja tentang siapa dirinya
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat. Pertanyaan ini oleh sains modern telah
lama diremehkan. Dan sebagai obyek/disiplin ilmu pengetahuan, ilmu tentang manusia (atau
sebutlah ilmu sosial) termasuk yang tertinggal dari segi percepatannya. Ini semata-mata
disebabkan karena eksistensi manusia sendiri merupakan pemberian, bukan hasil
keputusannya sendiri.
Bilapun pertanyaan pertama dapat dijawab, maka tujuan pengembangan iptek pada
dasarnya adalah untuk meningkatkan kualitas eksistensinya sendiri. -Uskun anta wa zaujuka
al jannah !-. Namun demikian, tolok ukur apakah yang paling relevan untuk mengukur
kualitas eksistensi manusia ? Al-Qur'an mengatakan bahwa tolok ukur ini adalah taqwa -inna
akramakum 'inda Allahi atqaakum-, sementara taqwa ditentukan oleh iman - al muttaqiin :
alladziina yu'minuuna bi al ghaib, wa yuqiimuuna as sholaah wa min maa razaqnaahum
yunfiquun-.
Motif-motif pengembangan iptek di luar konteks peningkatan iman telah terbukti
mengakibatkan kerusakan lingkungan alam, sosial dan psikologis ummat manusia
sebagaimana terlihat dalam krisis global yang menjadi persoalan manusia modern di ujung
abad 20 ini. Problem kerusakan alam yang telah di-list pada Konferensi Bumi di Brasil 1994;
problem kriminalitas, pelacuran dan distabilitas sosial dunia modern; serta penyakit psikomat
dan alienasi (keterasingan jiwa)masyarakat urba adalah contoh-contoh aktual atas proses
kerusakan atau kerusakan itu sendiri.
Al-Qur'an telah mengajukan pijakan epistemologis-nya sendiri. Cara pandang alQur'an menempatkan manusia sebagai wakil subyek -mutawakkil-, sementara Allah sebagai
sumber ilmu adalah subyek -wakil- dan alam semesta sebagai wahana ibadah yang selalu
dimulai dengan bismillah dan diakhiri dengan alhamdulillah.
2011 Ilham Publishing

Islam dan Teknologi

104

Pengembangan teknologi -sebagai sebuah sistem kemampuan membuat barang,


proses atau melakukan sesuatu secara profesional-mensyaratkan penguasaan ilmu
pengetahuan yang kokoh. Bila syarat ini tidak dipenuhi, maka yang terjadi adalah
konsumerisme teknologi. Ini mengantar kita pada ketergantungan teknologi. Akankah
ummat Islam mengidap penyakit konsumerisme terus-menerus? Inilah yang harus dijawab
oleh generasi muslim sekarang.
V. PENGEMBANGAN IPTEK DALAM KONTEKS AMAL ISLAMI
Sebagai seorang mahasiswa muslim yang akan memasuki situasi dengan proble yang
demikian sulit, mensyaratkan kesiapan kita secara sungguh-sunguh. Persiapan inilah yang
pada gilirannya melahirkan kekuatan untuk bergerak, beramal dalam hidup ini sesuai dengan
tugas masing-masing dalam mengabdi kepada Allah dan membangun peradabanummat
manusia sesuai dengan petunjuk dari-Nya.
Aspek teknologi tidak otomatis lebih baik dari aspek lain dalam perdaban ini, atau
sebaliknya. Kesadaran kita untuk beramal secara Islami harus diletakkan di atas kesadaran
akan kesatupaduan berbagai aspek hidup dan kesadaran akan pentingnya menghadirkan
seluruh aspek hidup tersebut menjadi bentuk nyata ajaran Islam. Ini berarti, kesibukan kita
belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi haruslah berada dalam
konteks tugas hidup sesuai dengan ajarana Islam.
Hanya dengan demikianlah keterjebakan kita pada sekularisme dapat dihindari, dan
kekuatan (izzah) kaum muslimin bangkit kembali.
Petiklah hikmah peristiwa sejarah ini di abad kedua Hijriah ini. Adalah Pangeran
Retfeil dari Sajistan membangkang untuk membayar al-kharaj (sejenis pajak kepala) kepada
para petugas yang dikirim oleh dinasti Ummayyah. Akibat pembangkangan itu, Dinasti
Umayyahpun menyerbu wilayah itu, namun sang pangeran belum berhasil ditundukkan.
Kemudian pada masa pemerintahan Yazid bin Abdul Malik, sekali lagi dinasti Umayyah ini
mengirimkan delegasinya untuk meminta agar pangeran tersebut bersedia membayar alkharaj. Dan ketika delegasi itu telah menghadap, pangeran itu bertanya kepadanya :
+ "Di mana orang-orang yang dulu pernah menaklukan kami ? Mereka adalah orangorang yang kempes perutnya karena lapar, memakai terombah usang dengan tanda di dahi
bekas sujud?"
- "Mereka telah tiada", jawab delegasi itu
+"Anda sekalian memang jauh lebih gagah dibandingkan mereka, tetapi mereka jauh
lebih memenuhi janji ketimbang anda, dan jauh lebih hebat".
Sejarah mencatat bahwa pangeran ini tetap membangkang membayar al-kharaj dan
dia tak pernah tunduk barang sekejap-pun kepada pemerintahan Islam sepanjang masa
pemerintahannya.
Dalam kisah yang lain, setelah balatara Islam tiba di lembah Yordan dan pasukan
Abu 'Ubaidah tiba di Fahl, penduduk Nasrani di negeri itu menulis surat kepada tentara
muslim, mengatakan : " Hai kaum muslimin, kalian lebih kami sukai dari pada orang-orang
Romawi kendatipun mereka itu seagama dengan kami. Kalian lebih jujur terhadap kami dan
kalian lebih ramah, tidak zalim kepada kami dan lebih baik memberi perlindungan kepada
kami. Mereka (orang-orang Romawi) merusak urusan kami dan merampas rumah-rumah
kami". Penduduk Aleppo menutup pintu gerbang kota mereka untuk menahan masukknya
pasukan Heraclius dan memberitahu kaum muslimin bahwa perlindungan dan keadilannya
lebih mereka sukai dari pada kezaliman dan kesewenang-wenangan orang-orang Romawi.
Demikianlah perasaan penduduk negeri-negeri Syam dalam menghadapi peperangan yang
berkobar dari tahun 633 hingga tahun 639 M, yaitu peperangan dimana pasukan muslim
2011 Ilham Publishing

105

Quantum Mentoring

berhasil mengusir balatentara Romawi dari negeri-negeri itu secara berangsur-angsur.


Dua kisah di atas adalah cuplikan kecil dari serangkaian peristiwa besar dalam
sejarah Islam. Retfiel adalah seorang yang memusuhi Islam dan musuh kaum Muslimin,
berdasarkan pengamatannya dan yang ia alami telah mengemukakan kalimat yang sangat
tepat dalam menggambarkan hjakekat kekuatan Islam. Pangeran ini menjelaskan bahwa
hakekat kekuatan utama bukan semata-mata terletak pada besarnya angkatan bersenjata
dan canggih teknologi perang atau pengerahan personil secara besar-besaran, tetapi
utamanya terletak pada kekuatan ruhiah dan ketinggian akhlak dan konsistensi mereka
kepada ajaran al-Islam.
Kekuatan inilah tidak hanya telah mampu mendobrak pintu dunia tanpa sarana
material yang hebat tetapi juga telah dapat merebut hati dari orang-orang yang mendiami
wilayah yang sangat luas. Kekuatan ini telah sirna pada masa dinasti Umayyah, sebaliknya
pada masa sebelumnya balatentara muslin dibawah pimpinan Abu 'Ubaidah penuh vitalitas
dengan kekuatan ruhiah dan akhlak yang mulia. Sementara apa penghujung abad 20 ini kita
menyaksikan negara adi daya Uni Soviet yang memiliki teknologi canggih luar angkasa
terkemuka di dunia ambruk berkeping-keping, justru dari kekuatan internal-nya sendiri.
Ini berarti tugas kita untuk belajar dan pengembangan IPTEK sebagai wasail al
hayah haruslah tetap berada dalam ajaran al-Qur'an sebagai minhaj a-hayah. Dengan
semangat demikian, seorang muslim akan semakin giat dalam belajar, bekerja dan berjuang,
sebab sekecil apapun pekerjaan itu ada nilainya tersendiri.
Wallahu a'lam.

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

Bab

XXIV
Syukur Nikmat

107

Quantum Mentoring

Bab 24.Syukur Nikmat


TUJUAN
1. Peserta mengetahui syukur dan urgensinya
2. Peserta mengetahui landasan dan cara bersyukur
METODE : Ceramah
WAKTU : 45 menit efektif
PROSES
1. Berikan pengantar.
Penahkah Anda berjalan-jalan di perbukitan melihat kesamping kiri lembah dan pesawahan
yang menguning siap panen, di sebelah kanan tebing terjal dengan pepohonan bebas. Atau
berdiri di tepi pantai sepi menatap laut seolah tanpa batas. Alangkah indahnya ciptaan-Nya.
Siapa yang telah memberi anugerah yang begitu beragam dan melimpah: Udara, air, tanah,
hasil pertanian, ternak, bahan tambang, dan lainnya. Semua kenikmatan itu tidak dapat
dihitung yang menunjukkan bahwa Allah Maha kaya dan memiliki keagungan. Dan jika kamu
menghitung-hitung nikmat Allah niscaya kamu tidak dapat menghitungnya [QS. An-Nahl, 16:
18]. Nikmat yang diberikan Allah tidak hanya harta kekayaan materi tetapi juga kepuasan,
ketentraman hati, kebahagiaan, kesehatan, waktu luang termasuk kenikmatan [QS. AsySyura, 42 : 36]. Semua kenikmatan diperuntukkan bagi manusia [QS. Ibrahim, 14: 32-34].
2. Jelaskan materi secara lengkap.
J Makna syukur.
Secara bahasa 'syukur' berarti sesuatu yang menunjukkan kebaikan dan penyebarannya
(Kamus Al-Muhidh, hal. 537). Menurut istilah 'syukur' adalah memberikan pujian kepada
yang memberi kenikmatan dengan sesuatu yang telah diberikan kepada kita berupa
perbuatan ma'ruf dalam pengertian tunduk dan berserah diri kepada-Nya. [Mukhtashor
Minhajul Qashidin, 277]

J Kedudukan dan urgensi syukur


o Syukur merupakan wasiat Allah yang pertama bagi manusia setelah mampu berfikir,
Allah memerintahkan untuk bersyukur kepada-Nya dan kepada kedua orangtua [QS.
Luqman, 31: 14].
o Allah SWT meridhai orang-orang yang bersyukur [QS. Az-Zumar, 39: 7].
o Para nabi Allah alaihimussalam adalah hamba-hamba Allah yang pandai mensyukuri
nikmat [QS. An-Nahl, 16: 120-121, Al-Isyra, 17:3, An-Naml, 27: 19, Saba, 34: 13].
o Syukur akan menambah datangnya kenikmatan [QS. Ibrahim,14:7].
o Dan Allah mencela orang-orang yang mengkufuri nikmat-Nya [QS. Al-Baqarah, 2:152,
An-Nahl,16:83].

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar Rahman)
2011 Ilham Publishing

108

Sesungguhnya yang paling saya takuti


atasmu ialah :
syirik kecil, yaitu Riya
(beribadah bukan karena Allah semata,
tapi untuk dilihat orang)
(HR. Ahmad)

2011 Ilham Publishing

Quantum Mentoring

2011 Ilham Publishing

You might also like