Professional Documents
Culture Documents
Quantum Mentoring: Panduan Keislaman Untuk Remaja
Quantum Mentoring: Panduan Keislaman Untuk Remaja
QUANTUM
Mentoring
Panduan Keislaman untuk Remaja
oleh Ilman Naafi'an
Quantum Mentoring
Panduan Keislaman Untuk Remaja
oleh Ilman Naafi'an
Quantum Mentoring
2011 Ilham Publishing
All rights reserved. No parts of this work may be reproduced in any form or by any means - graphic, electronic, or
mechanical, including photocopying, recording, taping, or information storage and retrieval systems - without the
written permission of the publisher. We always give permission for Allah ways & dawah. Don't worry!
Products that are referred to in this document may be either trademarks and/or registered trademarks of the
respective owners. The publisher and the author make no claim to these trademarks.
While every precaution has been taken in the preparation of this document, the publisher and the author assume no
responsibility for errors or omissions, or for damages resulting from the use of information contained in this document
or from the use of programs and source code that may accompany it. In no event shall the publisher and the author be
liable for any loss of profit or any other commercial damage caused or alleged to have been caused directly or
indirectly by this document.
Printed: February 2011 in (Karawang -INDONESIA)
Publisher
Marwa
Managing Editor
'Irfan
Technical Editors
Fahmi
Mufidah
Cover Designer
Hazim
Team Coordinator
Mufid
Production
Ilham Publishing
Quantum Mentoring
Daftar Isi
Foreword
1 Kegiatan Mentoring
...................................................................................................................................
Utama
5
2 Kegiatan Pendukung
................................................................................................................................... 7
3 Mentor/Murabbi
................................................................................................................................... 7
Suplemen to Mentor
.......................................................................................................................................................... 9
12
19
Bab V Tauhidullah
22
27
29
33
Bab IX Al Quran
37
40
53
56
59
61
64
1 Mampukah Aku
...................................................................................................................................
Menjadi Wanita Sholihah?
65
68
72
II
77
84
88
92
95
101
107
Index
Quantum Mentoring
Bab
I
Kata Pengantar
Quantum Mentoring
R&D
ILNA Learning Center
Quantum Mentoring
Bab
II
Konsep Quantum Mentoring
Quantum Mentoring
Rincian Proses
Pada proses ini, maka forum mentoring menggunakan alokasi waktu sebesar 120 menit,
dengan rincian :
1. Membaca Al Qur'an :15 menit
2. Materi utama (wawasan) : 60 menit
3. Dialog tentang materi : 30 menit
4. Evaluasi forum dan materi : 15 menit
Metode Penyampaian
Banyak metode yang dapat diterapkan dalam mentoring kelompok. Tentunya hal ini sangat
dipengaruhi oleh kemampuan dan kreativitas mentor. Oleh karenanya berbagai metode ini
akan dikupas dan dipelajari dalam Pembekalan Mentor. Beberapa metode yang bisa
2011 Ilham Publishing
Quantum Mentoring
mentoring yang belum bisa ataupun belum lancar baca Al-Qur'an sedangkan kelas B untuk
peserta mentoring yang belum menguasai hukum tajwid dalam membaca Al-Qur'an.
Kegiatan ini dilakukan 4 kali pertemuan, 2 minggu sekali pada saat kegiatan mentoring
utama berjalan. Kelompok pada SuBaTa sama dengan kelompok pada penyampaian materi
mentoring.
2.2
Kegiatan Pendukung
Meliputi :
1. Pembukaan Mentoring
2. Grand Opening Mentoring Lanjutan
3. Liga Mentoring
Suatu kompetisi sepakbola antar kelompok mentoring sebagai variasi proses pembinaan
jasadiyah yang dilakukan per pekan. Dilakukan secara bertahap diawali di tingkat
jurusan, tingkat fakultas, dan tingkat institut.
4. Mabit Mentoring
Suatu momen acara bisa digunakan sebagai bagian proses pembinaan bagi mente dan
juga sebagai proses syiar dengan menggunakan potensi jumlah peserta mentoring yang
besar
5. SMS Mentoring
Seminar Midst Semester Mentoring (SMS Mentoring) merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk saling mempererat ukhuwah antar mentoring satu dengan lainnya. Dilaksanakan
pada pertengahan Kegiatan Mentoring.
Bentuk SMS Mentoring
a. Seminar
b. Talk show
c. Temu tokoh
d. Bedah buku
e. dll
2.3
Mentor/Murabbi
Adalah pelaksana proses tarbiyah dengan focus kerjanya pada : pembentukan pribadi
muslim yang shalih mushlih, yang memperhatikan aspek :
Pemeliharaan
Pengembangan
Pengarahan
Pemberdayaan
PERAN MENTOR/MURABBI
Walid dalam hubungan emosional
Syaikh dalam tarbiyah ruhiyah
Ustadz dalam ifadah ilmiyah
Qaid dalam kebijakan umum
2011 Ilham Publishing
PERSIAPAN
Usahakan terlebih dahulu mentor mempraktekkan materi yang akan disampaikan.
Buat alokasi waktu (disesuaikan kebutuhan/kondisi).
Persiapan ruhiyah mutlak dilakukan (Muroja'ah dan Do'a).
Diharapkan mentor dapat mengembangkan materi secara kreatif (tidak hanya
berpatokan pada silabus/materi).
PELAKSANAAN
Memberitahukan tentang tujuan bahan mentoring.
Memberitahukan tentang pentingnya bahan mentoring yang akan disampaikan
Tidak menuliskan semua hal pada papan tulis, artinya hanya kata-kata inti atau katakata emas saja
Penjelasan yang diberikan harus benar-benar relevan, artinya berhubungan dengan
masalah saja.
Menghubungkan hal yang akan diterangkan dengan hal-hal yang telah diketahui oleh
peserta
Menyajikan bahan diusahakan semenarik mungkin
Aktif dalam memperkenalkan diri (agar tidak menjadi asing) ditengah mereka
Buat kesan bahwa "Mentoring itu Fun, Fresh, and Focus"
EVALUASI (Setelah Menyampaikan Materi)
Menilai peserta
Menilai proses
Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya
Kritik dan saran peserta
Penilaian umum oleh mentor
Kegiatan cepat-tepat untuk menilai penyerapan peserta terhadap materi mentoring
PENYAJIAN BAHAN
Variasi nada suara, alat dan media, gerak, posisi, berdiri dan duduk
Menyelingi uraian yang serius dengan beberapa kisah (intermezzo)
Memberi kesempatan kepada peserta untuk mengalami sesuatu yang lain atau sedikit
menarik nafas
Variasi sikap yang wajar meliputi : variasi pandangan, tangan, langkah, senyum dan
pakaian
Variasi kegiatan bila sekiranya peserta nampak lelah/bosan dengan mengadakan ice
breaking atau games untuk menyegarkan suasana mentoring
YANG
Quantum Mentoring
2.3.1
Suplemen to Mentor
HOW TO MAKE OUR DAKWAH SUCCESS
Bingung memulai mentoring?
Atau lupa sama materi yang akan disampaikan?
Mungkin bisa dicoba beberapa tips berikut. Walaupun cuma tausiyah ringan tapi bisa dicoba
di lapangan.
Before Action
Apa yang harus disiapkan sebelum mentoring?
Sebenarnya sudah sangat jelas bahwa mentoring bertujuan untuk mengenalkan dan
membina pelajar agar menjadi individu muslim yang berakhlak Islami, menjadi pendukung
dakwah Islam dan menjadi penyebar dakwah di sekolah dan masyarakat.
Trus gimana caranya ?
Kalau tujuan mentoring seperti itu, maka perubahan yang harus kita lakukan terhadap
peserta adalah perubahan perilaku, akhlak, dan fikrah keIslamannya. Artinya, kita harus
mempersiapkan kekuatan maknawiyah (keimanan) sebelum terjun ke medan perang tarbawi
ini. Biasakan untuk mengawali persiapan dengan tilawah agar perkataan kita diberi 'bobot'
oleh Allah SWT, karena allah yang Maha membolak-balik hati hamba-hamba-Nya. Juga
jangan lupa shalat malam sehari sebelumnya. Mudah-mudahan dengan persiapan ruhiyah
yang cukup, lidah kita tidak kelu saat memberi materi mentoring. Trus apalagi
persiapannya?
Persiapan materi.
Brothers, ingatlah bahwa seluruh ucapan kita harus bertandaskan dengan ilmu. Bobot
perkataaan kita juga akan bernilai jika didasari dengan referensi-referensi Ilahiyah dan
pemikiran para pakar-pakar dakwah. Mungkin buku Mentoring Module yang diterbitkan ILNA
2011 Ilham Publishing
10
dapat menjadi entri point Antum dalam memberikan materi. Tapi lebih bagus lagi kalau
referensi yang disarankan juga Antum baca. Tapi jangan lupa, jadilah mentor yang
menyenangkan, jangan terkesan mengurui.
Tips lainnya? Supaya persaudaraan kita dengan adik mentor tambah erat, sudah selayaknya
sebelum mentoring kita mengingatkan adik-adik mentor untuk datang pada saat mentoring.
Jika ternyata adik mentor beralasan tidak bisa hadir, maka pastikan alasannya syari. Dan
tetap berikan simpati yang baik sambil tetap memberikan tausiyah yang memperkokoh
ikatan persaudaraan dengannya.
At The Battle
Berikut ada beberapa tips singkat saat 'pertempuran' itu berlangsung :
1. Sambut saudaramu dengan senyuman yang tulus. Senyuman yang penuh dengan rasa
cinta fillah, kemudian ulurkan tanganmu, jabat tangannya dengan penuh kehangatan.
Jangan malu utnuk menunjukkan kehangatan ukhuwah. Kesan pertama bagi adik sangat
menentukan proses mentoring selanjutnya. Ingat saudaraku : "Tak ada kesempatan
kedua untuk memberikan kesan pertama"
2. Lakukan pembukaan (tahmid, shalawat, basmalah, tilawah).
3. Lakukan warming up (kalau memungkinkan) yaitu dengan menulis cepat harapan selama
mentoring setelah diberitahukan topik mentoring, setelah itu lakukan review hasil
menulis cepat.
4. Lakukan review materi sebelumnya, jawab pertanyaan jika ada yang bertanya.
5. Selalu ingatkan adik agar bersyukur bahwa kita dilahirkan dalam keadaan Islam, karena
orang Islam akan dijamin masuk surga, bersyukur bahwa kita dilahirkan dalam keadaan
sehat dan ingatkan bahwa beberapa implementasi dari bersyukur adalah ibadah yang
benar, menuntut ilmu dengan benar.
6. Manfaat ukhuwah Islamiyah.
7. Tanyakan bagaimana kondisi adik-adik.
8. Sampaikan materi inti.
9. Menanyakan hajat satu persatu dan didoakan bersama-sama satu persatu. Misalkan
masalah diniyah, kuliah, keluarga atau keseharian di kampus, bahkan permasalahan
remaja sekalipun (curhat).
10. Pernyataan cinta fillah. Bersalaman-berpelukan kalau perlu pernyataan cinta fillah.
Quantum Mentoring
Bab
III
Ma'rifatul Islam
Ma'rifatul Islam
12
Semua agama sama saja. Itulah pernyataan yang sering kita dengar, yang dilontarkan oleh tokohtokoh tertentu dan kemudian diikuti secara latah- oleh masyarakat awam. Biasanya pernyataan itu
dilontarkan dalam rangka menurunkan tingkat 'ekstrimitas' pada kalangan penganut agama,
terutama umat islam, terhadap agamanya atau dalam rangka meneguhkan sikap toleransi pemeluk
agama lain.
RINCIAN BAHASAN
Ad-Dien Menurut Al-Qur'an
Dienullah, Dienul Islam (QS.48:28, 61:90). Yaitu diin yang dibawa oleh semua rasul dan
nabi untuk keselamatan manusia. Disebut juga dengan dienul-haq dan dienul samawi.
Dienu ghoiru dienullah, bukan dari Allah. Jumlahnya lebih dari satu (QS.48:28). Yaitu diin
hasil rekayasa pikiran manusia, biasa disebut juga agama budaya (dienul ardh)
Ciri-ciri Dienullah / Dienul Samawi
Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat
Disampaikan oleh manusia pilihan Allah, utusan itu hanya menyampaikan bukan
menciptakan
Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia
Konsep tentang Tuhannya adalah tauhid
Pokok-pokok ajarannya tidak pernah berubah dengan perubahan masyarakat
penganutnya
Kebenarannya universal dan sesuai dengan fitrah manusia
Ciri-ciri Dienul Ardh
Tumbuh dalam masyarakat
Tidak disampaikan oleh rasul Allah
Umumnya tidak memiliki kitab suci, walaupun ada sudah mengalami perubahanperubahan dalam perjalanan sejarah
Konsep Tuhannya dinamisme, animisme, politheisme, dll.
Ajarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan masyarakat penganutnya
Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi segenap manusia, masa
dan keadaan
I. Makna Islam
1. Arti Bahasa (Lughawie)
Ditinjau dari akarnya, Al Islam berasal dari kata sa-la-ma berarti selamat atau damai. Di
dalam Al Qur'an kata tersebut kemudian digunakan dengan beberapa tambahan atau
perubahan misalnya :
13
Quantum Mentoring
a.
b.
c.
d.
e.
Ma'rifatul Islam
14
niacaya akan kami siksa dia dengan kekuasaan (Kami). Kemudian Kami potong tali
jantungnya. Maka tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami) dari
pemotongan itu". (Al Haqqah : 43-47).
Di samping ayat-ayat di atas, ada banyak bukti lain yang menjadi dalil kemustahilan
Al Qur'an bersumber dari Rasulullah Saw. Diantara bukti-bukti itu adalah banyaknya ayat Al
Qur'an yang memuat isyarat-isyarat sains dan teknologi. Misalnya ayat :
"Maka barangsiapa Allah kehendaki untuk Dia beri petunjuk, Allah lapangkan
dadanya (menerima) Islam. Dan barangsiapa Allah kehendaki untuk Dia sesatkan, Allah
jadikan dadanya sesak sempit, seolah-olah ia naik ke langit." (Al An'am 125).
Ayat diatas menggambarkan bahwa orang yang naik ke langit dadanya akan sesak
sempit. Al Qur'an memang tidak menjelaskan kenapa hal itu (sesaknya dada seseorang saat
naik ke langit) bisa terjadi Masalah "mengapanya" adalah kawasan yang bisa dijangkau oleh
kemampuan manusia. Dan ternyata perkembangan ilmu pengetahuan bisa menjawabnya.
Pertanyaan kita adalah, dari manakah Rasulullah SAW mengetahui teori kehampaan udara
itu jika bukan dari pencipta angkasa.
Refleksi Robbaniyah
Sebagai ajaran yang rabbani, tentu saja Islam memancarkan sifat-sifat robbaniyah
dalam seluruh ajarannya. Berbeda dengan segala ajaran manusia atau ajaran (yang asalnya)
dari Allah tapi menjadi korban campur tangan manusia, Islam dalam setiap rinci ajarannya
menggambarkan ke-Maha Sempurnaan Allah SWT. Beberapa contoh mungkin bisa
memperkuat pernyataan di atas.
Agama Kasih Sayang
Allah SWT bersifat Ar-Rahman Ar-Rahim (Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).
Dalam setiap bagian ajaran Islam kita akan menemukan gambaran kasih sayang Allah itu.
Kasih sayang Islam itu berlaku untuk semua manusia. Muslim maupun kafir. Bahkan berlaku
pula untuk seluruh anggota alam semesta ini, baik makhluk hidup maupun benda mati. Hal
ini juga ditegaskan dengan firman Allah SWT, "Dan tidaklah Kami untus engkau
(Muhammad) melainkan menjadi rahmat bagi sekalian alam." (Al Anbiya 107).
Kasih sayang Islam ini ditunjukkan oleh antara lain ajaran-ajaran Islam berikut :
tercela orang yang menyakiti binatang meskipun ia rajin shalat, tidak sempurna keimanan
seseorang jika ada tetangganya yang tidak bisa tidur karena kelaparan, dalam
sepengatahuannya; taubat seseorang tidak diterima kecuali bila orang yang menjadi korban
kedzalimannya memaafkan dan merelakan, dan lain-lain.
Dan itu semua diperteguh dengan sikap para khalifah terhadap orang-orang non
muslim yang tercatat dalam sejarah. Umar bin Al Khattab melindungi kaum Nasrani
minoritas yang hidup dalam wilayah pemerintahannya. Sehingga mereka lebih tentram hidup
di bawah pengayoman negara Islam daripada bergabung dengan kaum seagama mereka,
bangsa Romawi.
Untuk kepentingan manusia.
Allah SWT memiliki sifat Al Ghaniy (Maha Kaya). Karena Maha Kaya, Dia tidak
membutuhkan (bantuan) makhluk-Nya. Bahkan makhluk-Nyalah yang membutuhkanNya.
"Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak membutuhkan) sekalian alam." Dengan
demikian, segala aturan yang digariskan-Nya dalam Islam pasti bukan dalam rangka
kepentinganNya tapi dalam rangka kepentingan, keuntungan, dan kebutuhan manusia. (AdzDzariyat : 56-58).
2011 Ilham Publishing
15
Quantum Mentoring
Hanya memang tidak sedikit manusia yang belum memahami hakikat ini sehingga
menuduh beberapa ajaran Islam sebagai ajaran yang kejam tidak manusiawi. Di antara
bagian ajaran Islam yang sering menjadi korban tuduhan itu adalah hukum potong tangan
bagi pencuri, rajam bagi pezina, dan qishash. Atau mungkin juga bukan karena mereka tidak
memahami nilai tinggi hukum-hukum Allah itu, melainkan bila hukum itu diterapkan mereka
akan menjadi orang-orang pertama yang menerima hukuman itu.
Sesuai dengan hajat hidup
Allah SWT memiliki sifat Al-'Alim (Maha Mengetahui). Sudah barang tentu segala aturan dan
undang-undang yang diberlakukanNya berdasarkan ilmuNya tentang seluk beluk manusia,
apa kebutuhan manusia dan apa yang paling tepat untuk mengatasi penyimpangan
manusia; hukuman atau ganjaran seperti apa yang paling cocok untuk menghentikan segala
kejahatan dan membangkitkan segala kebaikan.
2. Wasathiyyah dan Tawazun
Islam agama yang wasath (moderat) dan tawazun (seimbang). "Dan demikianlah
Kami telah menjadikan kalian umat yang adil (ditengah-tengah)." (Al Baqarah 143).
Jadi umat Islam dalam keadaan memegang agama Islam yang 'asli' adalah umat
yang paling baik dan seimbang. Artinya umat Islam bukan umat yang ekstrim atas
(ifrath, berlebihan) bukan pula 'ekstrim bawah' (tafrith, kurang dari standart). Ini
tidaklah karena agama yang mereka pegang teguh adalah agama yang wasath. Jadi,
justru ekstrimitas akan terjadi manakala umat Islam itu keluar dari ajaran Islam, baik
dengan menambah atau mempreteli agama Islam.
Wasathiyyah dan Tawazun Islam tampak dalam hal-hal berikut :
a. Bidang aqidah. Islam berdiri diantara dua kutub ekstrem yang berlawanan. Kutub
pertama menolak keyakinan adanya tuhan. Sementara yang kedua, percaya pada
banyak tuhan. Nah, islam membantah semuanya dan menetapkan hanya satu tuhan,
Allah SWT.
b. Bidang ibadah. Dalam bidnag ibadah, wasathiyyah dan tawazun Islam juga bisa
dilihat dengan jelas. Ada pemikiran yang mengarahkan umatnya pada materi dan
memandang ibada sebagai hal yang merugikan produktivitas. Berlawanan dengan
itu, ajaran yang menjurus pada konsentrasi ritual dengan mengabaikan hak-hak
duniawi. Keduanya tidak disetujui Islam, Islam memerintahkan ibadah dengan tetap
tidak mengabaikan hak-hak duniawi. Firman Allah SWT :
"dan carilah pada apa yang telah Allah berikan kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat dan janganlah engkau melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi."
(Al Qashash 77)
Wajar kalau Al Qur'an mencela orang kafir karena kecintaan mereka yeng berlebihan
terhadap harta. Sebagaimana Rasulullah SAW pun pernah mengoreksi cara ibadah
Zainab. Saat itu ia memaksakan diri untuk terus Shalat Sunnah dalam keadaan letih
hingga harus menggelantung pada seutas tali yang direntangkan antara dua tiang
mesjid.
c. Bidang akhlak. Islam membenci sifat kikir. Dan sebaliknya Islam juga tidak menyukai
orang-orang yang bersikap boros dalam hidup. Oleh karena itu ketetapan Islam
adalah :
"Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (kikir) dan
janganlah kamu kamu mengulurkannya (berlebihan) karena itu kamu menjadi tercela
2011 Ilham Publishing
Ma'rifatul Islam
16
17
Quantum Mentoring
umat atau bangsa tertentu, melainkan seluruh manusia bahkan seluruh makhluk yang ada di
Bumi ini terjangkau oleh Islam. "Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad)
melainkan rahmat bagi sekalian alam." (QS. 21 : 107)
Dan Ketiga, Islam adalah ajaran yang mengatur manusia dalam segala sektor kehidupan dan
semua fase kehidupan. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa kebahagiaan manusia terletak
pada kepatuhan kepada Islam secara utuh. Islam tidak hanya mengajarkan shalat, puasa,
zakat dan haji. Dengan demikian kepatuhan kepada Islam tidak bisa hanya dilihat dalam
pelaksanaan ibadah-ibadah tadi. Seseorang baru disebut Muslim paripurna manakala ia
mengislamkan diri dalam praktik-praktik politik, ekonomi, sosial, seni, budaya dan lain-lain.
DISKUSI
Bagaimana pendapatmu tentang kedua agama ini : Agama Kristen dan Agama Yahudi.
Apakah kedua agama ini termasuk dienul samawi atau bukan? Berikan alasannya !
REFERENSI
Diktat Agama IPB, Ust. Didin Hafidhuddin
Quantum Mentoring
Bab
IV
Cinta Kepada Allah
19
Quantum Mentoring
20
Imran, 3:110].
Mahabbatullah harus menjauhi semua sebab yang menghalangi antara kalbu dari Allah
[QS. Asy-Syu'ara, 26: 88-89].
Tiga pintu yang harus dijauhi agar ikatan hati dengan Allah tetap terjaga antara lain:
Pintu syubhat yang selalu mewariskan keragu-raguan tentang agama Allah (Al -Islam)
Pintu syahwat yang selalu mewariskan tradisi mendahulukan hawa nafsu daripada taat
dan ridha-Nya
Pintu amarah yang selahu mewariskan permusuhan di antara makhluk Allah
REFERENSI
1. Anonim. tt. Mencintai Allah, Paket BP Nurul Fikri Jakarta.
2. Musthafa, Abdul Aziz. 1999. Mahabbatullah Tangga Menuju Cinta Allah Wacana Imam
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Risalah Gusti: Surabaya.
3. Saifuddin, ASM. H. U. 1997. Manifestasi Iman. Mudzakkarah: Bandung
Quantum Mentoring
Bab
V
Tauhidullah
Tauhidullah
22
Bab 5. Tauhidullah
I. PENDAHULUAN
Sesungguhnya mengenal Allah adalah suatu azas yang berdiri di atas seluruh
kehidupan ruhiyah. Dari sini akan mengenal para Nabi, para Rosul, mengenal tugas dan
sifatnya serta hajad manusia kepada risalahnya, kitab-kitab samawi, mengenal malaikat, jin,
ruh dan hari akhir. Seorang yang mengenal Allah pasti ia tahu akan tujuan hidupnya, untuk
tujuan apa ia diciptakan di atas dunia ini, dan lantas kemana akhir hidupnya. Oleh karena itu
ia tidak akan tertipu oleh kemilauan dunia, tidak akan terpedaya oleh harta benda dunia.
Begitu sebaliknya seorang yang tak mengenal Allah, tentu akan terpedaya dan terpukau oleh
keindahan dunia, yang pada gilirannya akan dihabiskan umurnya untuk mencari dunia,
menikmatinya, layaknya seperti binatang (6:130).
Seorang dikatakan mengenal Allah, ia akan memahami bahwa sekedar percaya akan
wujud Allah (Tuhan) tidak cukup mengantarkan seseorang disebut muslim. Karena
kepercayaan akan wujud Allah ini sudah ada dengan sendirinya tertanam dalam hati
senubari setiap manusia sejak lahir. Walaupun kadang-kadang kepercayaan itu tertutupi dan
tidak dinyatakan/diucapkan, namum pada kondisi tertentu ia akan muncul tiba-tiba. Misal
dalam kondisi/keadaan gembira orang sering melupakan Allah, bahkan dengan sombongnya
mengatakan "tidak ada Tuhan", namun dalam kondisi kritis, ketika sedang diancam bahaya
maut, atau sedang berlayar di tengah lautan yang dilanda badai topan. Orang ini dengan
khusyuknya berdo'a memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (10:22-23 /
31:31-32 / 29:61). Kepercayaan akan wujud Allah tidaklah membuat seseorang menjadi
seorang Islam (muslim), karena orang dikatakan kafirpun percaya akan wujud Allah Yang
Maha Pencipta, Pemberi Rejeki, Menghidupkan, dan Maha Mematikan semua makhluknya.
Al-Qur'an sendiri menceriterakan kenyataan ini dalam peristiwa kejadian manusia dan
Syaitan (Kafir laknattulloh) (2:30-34 /7:12-18).
Dari peristiwa yang diceriterakan dalam Al-Qur'an ini dapatlah dipahami bahwa iblis
pun yang percaya akan wujud Allah Yang Maha Pencipta, Pemberi Rejeki, Menghidupkan,
dan Maha Mematikan, bahkan telah mengadakan tawar menawar dengan Allah, minta agar
hukumannya ditangguhkan. Selain nabi Muhammmad SAW, bukankah hanya iblis yang
mendapat kesempatan berdialog langsung berhadapan dengan Allah. Kesalahan Iblis
bukanlah "tidak percaya akan wujud Allah", kesalahan iblis yang fatal adalah ia telah
menyombongkan diri membanggakan asal-usul (keturunan)-nya. Yang menyebabkan ia
menolak untuk taat pada perintah Allah. Juga digolongkan kesombongan bila diantara
manusia yang merasa lebih hebat/mulia dari orang lain hanya karena keturunan, misal
mengaku keturunan bangsawan (dengan panggilan raden, tengku dll) atau mengaku
keturunan dari Rosul Alloh (dengan panggilan Sayid).
Termasuk manusia yang mewarisi/terjangkit sifat Iblis, bila menganggap dirinya
super. Yang dengan sikap seperti itu ia dalam mengatur tatanan masyarakat, pola, sistem,
asas, falsafah, dan idiologi hidup menurut tatanan aturan selain buatan Allah. Sikap
sombong telah menyebabkan iblis kufur kepada Allah, iblis enggan mematuhi perintah Allah.
Hal ini akan menimpah manusia jika ia mewarisi sikap iblis.
Hal yang paling utama didalam hubungan mahkluk dengan Allah ialah kepatuhan
yang bulat hanya kepada-Nya. Inilah intisari sesungguhnya dari ajaran Islam, yaitu
mentauhidkan atau mengesakan Allah, yang berarti meletakkan Allah dan semua perintahperintah-Nya diatas segala-galanya, terutama di atas kepentingan-kepentingan pribadi. Oleh
karena itu mentauhidkan Allah jauh lebih sukar dari sekedar mempercayai akan wujud Allah.
2011 Ilham Publishing
23
Quantum Mentoring
Tauhidullah
24
kepada selain Allah dengan rela dan patuh (6:65,60) pada aturan selain Allah. Seorang
raja/pemimpin bisa menjadi toghut, ketika ia bertindak sewenang-wenang dan membuat
aturan hukum sendiri. Baik itu dari hasil putusan pribadi atau hasil kesepakatan kumpulan
manusia, untuk ditaati oleh rakyatnya. Fir'aun adalah tipologi raja/pemimpin seperti tersebut
diatas baik dijaman nabi Musa atau pada jaman kita ini.
3. Tauhid Asma' dan Sifat
Pengertiannya adalah menetapkan bahwa Allah 'Azza wa Jalla mempunyai namanama yang bagus dan sifat-sifat yang tinggi dan luhur, seperti yang disebut dalam Kitabullah
dan sunnah yang shahih. Nama-nama ini, ditetapkan sebagaimana adanya tanpa
memalingkannya, tanpa menta'wilkannya, tanpa menyerupakannya, tanpa meniadakannya,
dan tanpa menggambarkannya.
"Allah, Yang Maha Pemurah, Yang Bersemayam di atas Arsy ". (20:5)
" Tangan Allah diatas tangan mereka " (48:10).
Maka kita menetapkan bahwa Allah mempunyai sifat yang namanya "Bersemayam,
Tangan". Tidak boleh menanyakan bagaimana semayam Allah, bentuk tangan Allah itu
seperti apa? Karena akal manusia terbatas jangkauannya, ilmu kita tidak meliputi dzat Allah,
maka harus menerima nash-nash itu apa adanya, sebagaimana orang-orang salaf
menjalankannya. Mereka mengetahui makna "Istiwaa(bersemayam), Nuzuluul(turun)", akan
tetapi bila mereka ditanya dengan kata " Bagaimana?", maka mereka menjawab seperti apa
yang menjadi jawaban Imam Malik kepada orang yang menanyakan "Bagaimana Allah Yang
Maha Pemurah itu bersemanyam di atas Arsy?" Beliau berkata : "Bersemayam itu ma'lum
(dimengerti), bagaimana cara bersemayam-Nya itu majhul (tidak diketahui) mengimaninya
wajib dan menanyakannya itu bid'ah." Kita juga tidak mengatakan bahwa "tangan-Nya"
adalah "kekuasaan-Nya", atau Turunnya-Nya Allah adalah Rahmat-Nya menapak dilangit
dunia. Ini namanya ta'wil, sedangkan ta'wil itu merupakan kategori ta'til/peniadaan, baik itu
jauh maupun dekat.
Kita tidak mampu mengagungkan Allah SWT, lebih dari pengagungan Allah kepada
diri-Nya sendiri. Kita tidak mampu mengagungkan Allah SWT, lebih dari pengagungan
Rasulullah SAW kepada-Nya. Kita tidak mampu menggelari Allah dengan nama-nama yang
lebih baik dari nama-nama yang datang dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jika kita hendak
lari dari Tasybih dan Tamsil (penyamaan dan penyerupaan) lalu mengatakan : "Tangan Allah
adalah inayah-Nya atau kekuasaan-Nya", maka seakan-akan kita menyangkah bahwa kita
dapat mensucikan /menjauhkan Allah 'Azza wa Jalla, dari hal-hal yang tidak baik, lebih dari
penyucian Nabi SAW atas diri-Nya dan lebih dari penyucian Allah atas diri-Nya sendiri. Dan
ini, demi kebenaran, adalah kedustaan yang nyata dan kesesatan yang jauh.
Oleh karenanya, dasar-dasar tentang asma dan sifat Allah ini harus menancap betul
dalam sanubari, harus kuat dan kokoh, karena ia merupakan bagian dari iman yang tidak
terpisahkan. Dan ini adalah kunci dari agama ini.
IV. KESIMPULAN
Dengan pemahaman diatas maka pasti dalam hidup seorang mu'min, akan
mengkufuri, tidak akan taat, tidak mengakui kepemimpinan, dan tak akan bertahkim pada
thogut. Lantas akan menetapkan dalam hidupnya untuk beriman kepada Alloh, akan
menyelaraskan apa yang dilakukannya/diperbuatnya dengan kehendak dan aturan-Nya. Ia
akan menjahui thogut (16:36 /39:17) dan menetapkan untuk beribadah hanya kepada Alloh
(98:5), sementara itu tidak ada lagi ke-syirikan dalam hidupnya (satu sisi memakai aturan
Alloh disisi lain memakai aturan toghut) dan menjadikan tujuan hidupnya hanya untuk Alloh.
2011 Ilham Publishing
25
Quantum Mentoring
Serta akan menetapkan dan memahami sifat dan asma' Allah sebagaimana kaum salaf
memahaminya.
Jika dirinci maka kalimat tauhid itu mengandung makna : Tiada pencipta selain Alloh,
tiada pemimpin kecuali Allah, tiada hakim kecuali Allah, tiada tujuan kecuali Allah, dan tiada
sesembahan kecuali Allah.
Amat penting kita merenungkan kembali tulisan Abu Hasan Ali Hasani An Nadwi
dalam bukunya Maa Dzaa Khasiral Al Alam bi Inhithath al Muslimin, bahwa " dunia akan
rusak dilanda kebobrokan moral dan kebiadaban ketika ummat mengalami kemunduran. Dan
tidak ada sebab yang lebih utama dari kemunduran ummat Islam itu selain dari tidak
tertanamnya jiwa tauhid dalam diri muslim. Tidak dipahaminya makna Laa Ilaaha Illalllah
dengan benar itulah yang membuat kaum muslimim hilang kewibawaannya". Wallahu A'lam.
Reference:
1. Tarbiyah Jihadiyah, Asy-Syahid Asy-Syaikh Abdullah Azzam
2. Meniti Jalan Islam, Fs PAI-Js UGM
3. Tauhid, Dr. Imaduddin
Quantum Mentoring
Bab
VI
Makna Kata "ILAH"
27
Quantum Mentoring
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS. Al Maidah 5:3)
REFERENSI
1. Abdulrahim, Muhammad 'Imaduddin. 1990. Kuliah Tawhid. Hal. 52 60. YAASIN:
Bandung
2. Sabiq, Sayyid. 1995. Aqidah Islam
3. Deedat, Ahmad. 1994. Allah Dalam Yahudi, Masehi, Islam. Hal. 21 24. Gema Insani
Press: Jakarta
Quantum Mentoring
Bab
VII
Ma'rifatullah
29
Quantum Mentoring
Bab 7. Ma'rifatullah
TUJUAN
Peserta memahami makna dan maksud dari ma'rifatullah
Peserta mengetahui manfaat dan pentingnya ma'rifatullah
Peserta mengetahui jalan-jalan untuk mengenal Allah
Peserta mengetahui hal-hal yang menghalangi ma'rifatullah
RINCIAN BAHASAN
Makna Ma'rifatullah
Ma'rifatullah berasal dari kata ma'rifah dan Allah. Ma'rifah artinya mengetahui, mengenal.
Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda
kebesaran-Nya (ayat-ayat-Nya).
Pentingnya Mengenal Allah
Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu tujuan hidupnya, tujuan mengapa ia
diciptakan (QS.52:56) dan tidak tertipu oleh dunia. Sebaliknya orang yang tidak
mengenal Allah akan menjalani hidupnya untuk dunia saja (QS.47:12).
Ma'rifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus dipahami manusia (QS.6:122).
Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya. Ma'rifatullah
adalah ilmu yang tertinggi, sebab jika dipahami akan memberikan keyakinan mendalam.
Memahami ma'rifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan
kepada cahaya hidayah yang terang (QS.6:122).
Berilmu dengan ma'rifatullah sangat penting, karena :
a. Berhubungan dengan subjeknya, yaitu Allah
b. Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan
ketakwaan, yang dengannya akan diperoleh keberuntungan dan kemenangan.
Islam Untuk Mengenal Allah
1. Lewat Akal
Ayat Kauniyah / ayat Allah di alam ini :
1. Fenomena terjadinya alam. Setiap sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakan,
begitu pula alam semesta ini, tentu ada yang menciptakan (QS.52:35).
2. Fenomena kehendak yang tinggi. Bila kita perhatikan alam ini, kita akan menemukan
bahwa alam ini tersusun dengan rapinya. Hal ini menunjukan bahwa di sana pasti
ada kehendak yang agung yang bersumber dari Sang Pencipta Yang Maha Pintar dan
Bijaksana (QS.67:3). Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian
siang dan malam terdapat ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang berakal
(QS.3:190).
3. Fenomena kehidupan (QS.24:45). Kehidupan berbagai makhluk di atas bumi ini
menunjukkan bahwa ada zat yang menciptakan, membentuk, menentukan rizkinya
dan meniup ruh kehidupan pada dirinya (QS.29:20, 21:30). Bagaimanapun pintarnya
manusia, tak akan sanggup menciptakan seekor lalat pun (QS.22:73-74, 46:4).
4. Fenomena petunjuk dan ilham (QS.20:50). Ketika mempelajari alam semesta ini kita
akan melihat suatu petunjuk yang sempurna, dari yang sekecil-kecilnya sampai yang
2011 Ilham Publishing
Ma'rifatullah
30
sebesar-besarnya. Dari sebuah akar tumbuhan yang mencari air ke dasar bumi,
hingga perjalanan tata surya ini menunjukkan bahwa ada zat yang memberi hidayah
(petunjuk) dan Al-Qur'an menerangkan bahwa ia adalah Allah Yang Menciptakan lalu
memberi hidayah.
5. Fenomena pengabulan do'a (QS.6:63). Hal yang logis bila seseorang ketika
menghadapi bahaya pasti menghadap Allah dan berdo'a, walaupun ia orang yang
kafir / musyrik (QS.17:67, 10:22-23, 6:63-64).
Ayat Qur'aniyah / ayat Allah di dalam Al-Qur'an :
1. Keindahan Al-Qur'an (QS.2:23)
2. Pemberitahuan tentang umat yang lampau (QS.9:70)
3. Pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (QS.30:1-3, 8:7, 24:55)
31
Quantum Mentoring
Quantum Mentoring
Bab
VIII
Ma'rifatulrasul
33
Quantum Mentoring
Bab 8. Ma'rifatulrasul
TUJUAN
Peserta memahami makna risalah dan Rasul
Peserta memahami kewajiban beriman kepada Rasul
Peserta mengetahui tugas para Rasul
Peserta mengetahui sifat-sifat Rasul
GAMES
A. Judul
: Games Ilmu
B. Skema/gambar :
Ma'rifatulrasul
34
RINCIAN BAHASAN
Makna Risalah dan Rasul
Risalah : sesuatu yang diwahyukan Allah SWT berupa prinsip hidup, moral, ibadah,
aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan di dunia dan
akhirat
Rasul : Seorang laki-laki (QS.21:7) yang diberi wahyu oleh Allah SWT yang berkewajiban
untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia
Pentingnya Iman Kepada Rasul
Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman. Seseorang tidak dianggap muslim
dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah mengutus para rasul yang menyampaikan
hakikat yang sebenarnya dari agama Islam, yaitu Tauhidullah.
Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada seluruh rasul,
dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya (QS.2:285).
Tugas Para Rasul
1. Menyampaikan (tabligh) (QS.5:67, 33:39). Yang disampaikan mereka berupa :
Ma'rifatullah (QS.6:102) (Mengenal hakikat Allah)
Tauhidullah (QS.21:25) (Mengesakan Allah)
Basyir wa Nadzir (QS.6:48) (Memberi kabar gembira dan peringatan)
2. Mendidik dan membimbing (QS.62:2)
Memperbaiki jiwa dan membersihkan serta meluruskan dari hawa nafsu dan sifatsifat tercela (QS.62:2)
Meluruskan aqidah serta fiqrah yang menyimpang dari Islam (QS.2:213)
Memimpin umat dengan menjalankan metode Robbani (QS.38:26)
Sifat-Sifat Para Rasul
1. Mereka adalah manusia (QS.17:93-94, 18:110). Mereka memerlukan makan, minum
(QS.25:20), beristri (QS.13:38), ditimpa sakit (QS.2:83-84)
2. Ma'shum (terjaga dari kesalahan) (QS.3:161, 53:1-4). Semua Rasul adalah ma'shum,
tidak pernah salah dalam menyampaikan risalah dari Allah. Yang dimaksud ma'shum di
sini adalah mereka tidak pernah meninggalkan kewajiban, tidak mengerjakan hal-hal
yang haram, dan tidak berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam
(QS.3:161, 53:1-4)
3. Sebagai suri tauladan (QS.33:21, 6:89-90)
Teladan dalam kesabaran dan menanggung penderitaan dalam memperjuangkan
Islam (QS.6:34)
Teladan dalam ketabahan memegang prinsip
Teladan dalam saling mencintai dan persaudaraan muslim (QS.59:9)
Teladan dalam setiap akhlak mulia (QS.33;21, 68:4)
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (QS Al Ahzab 33:21)
35
Quantum Mentoring
REFERENSI
Kelompok Studi Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim, hal. 60-71
Al-Asyqor, Dr. Umar Sulaiman, Para Rasul dan Risalahnya, Pustaka Mantiq
Quantum Mentoring
Bab
IX
Al Quran
37
Quantum Mentoring
Bab 9. Al Quran
TUJUAN
Peserta mengetahui definisi Al-Qur'an secara bahasa dan istilah
Peseta mengetahui nama-nama dan karakteristik Al-Qur'an
Peserta memahami fungsi Al-Qur'an dan akhlak terhadapnya
Peserta termotivasi untuk membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur'an
RINCIAN BAHASAN
Definisi Al-Qur'an
Secara bahasa berarti "Bacaan"
Secara istilah ialah : "Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya merupakan ibadah"
Nama-nama Al-Qur'an
Al-Qur'an / Bacaan (QS.7 : 9)
Al-Kitab / Buku (QS.21 : 10)
Al-Furqon / Pembeda (QS.25 : 1)
Adz-Dzikir / Pengingat (QS.15 : 9)
An-Nur / Cahaya (QS.4 : 174)
Karakteristik Al-Qur'an
Diturunkan bukan untuk menyusahkan manusia (QS.20 : 2)
Bacaan yang teramat mulia dan terpelihara (QS.56 : 77-78)
Tidak seorang pun yang dapat menandingi keindahan dan keagungan Al-Qur'an (QS.2 :
23, 17 : 88)
Tersusun secara terperinci dan rapi (QS.11 : 1)
Mudah difahami dan diambil pelajaran (QS. 54 : 17, 34)
Fungsi Al-Qur'an
Pengganti kedudukkan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan Allah SWT
Tuntunan serta hukum untuk menjalani kehidupan
Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat terdahulu
Sebagai mukjizat Rasulullah SAW
Akhlak Terpuji terhadap Al-Qur'an
Membaca ta'awudz sebelum membaca Al-Qur'an (QS. 16 : 98)
Membaca Al-Qur'an secara tartil / perlahan-lahan (QS. 73 : 4)
Lapang dada menerima Al-Qur'an (QS.7 :2)
Mendengarkan baik-baik pembacaan Al-Qur'an (QS.7 : 204)
Bergetar hatinya dan bertambah imannya (QS.8 : 2-4)
Akhlak tercela terhadap Al-Qur'an
Menyombongkan diri dan berpaling (QS.31 : 7)
Menertawakan peringatan ini (QS.53 : 59-62)
2011 Ilham Publishing
Al Quran
38
Quantum Mentoring
Bab
X
Tuntutan Iman Terhadap Al Quran
40
41
Quantum Mentoring
Itulah nikmat Allah yang disebarkan-Nya secara merata kepada manusia, tanpa
apakah dia muslim atau kafir. Sayangnya, banyak manusia lalai berterima kasih dan
menggunakan nikmat itu untuk hal-hal yang dikehendaki Allah. Padahal semua pemberian
Allah ini bersifat sementara karena akan berakhir bila mereka mengalami kematian.
Dalam nikmat yang banyak itu, ada satu nikmat yang utama. Nikmat inilah yang
akan mengantarkan kita pada nikmat yang abadi dan kekal. Itulah hidayah atau bimbingan
Allah. Berbeda dengan nikmat lain yang diberikan kepada semua orang, nikmat hidayah ini
hanya diberikan kepada orang-orang yang dipilih-Nya. Lantas siapakah orang-orang yang
dipilih Allah untuk memperoleh nikmat hidayah?
Selain dari para nabi dan rasul, diantara umat manusia pun ada yang memperoleh
nikmat hidayah sebagai karunia Allah. Mereka adalah pengikut para rasul, utusan Allah. Saat
sekarang, Al Quranul Kariim merupakan nilmat hidayah yang tiada taranya. Inilah mukjizat
abadi yang diberikan kepada Rasulullah Muhammad SAW agar beliau senantiasa dapat
memimpin umatnya. Umat Islam yang memperoleh hidayah ini adalah mereka yang dalam
hidupnya selalu menghiasi dirinya dengan sifat-sifat:
1. Ikhlas, yaitu hidup bertauhid, tidak mensyarikatkan Allah baik dalam hati, lidah maupun
perbuatan. Orang yang ikhlas adalah mereka yang senantiasa mencari ridha Allah saja
dalam setiap langkah hidupnya. Al Quran merupakan "rumus-rumus menuju kerhidaan
Allah" atau "rambu-rambu jalan menuju syurga ". (5:16)
2. Mengimani dan mencintai Allah dengan sebenar-benarnya. Iman yang didasari cinta
kapada Allah tidak akan bertepuk sebelah tangan. Allah akan membuat dia dekat dengan
diri-Nya. Jalannya tentu saja dengan memberikan hidayah dalam hatinya. (2:165 /
64:11).
3. Berjihad, yaitu mengamalkan semua kehendak Allah. Atau bersungguh-sungguh dalam
mencari keridhaan Allah itu. (29:69).
4. Sabar, yaitu tidak pernah putus asa, mengeluh atau berhenti karena ada suatu halangan.
Terus dengan mewujudkan upaya mencari ridha Allah setiap langkah kehidupan. Duka
cita yang menimpa tidak akan melemahkan, kesenangan yang diperoleh tidak membuat
lupa daratan, itulah sabar menghadapi berbagai situasi. (2:157)
Dari itu, mana mungkin orang yang tujuan hidupnya bersenang-senang, bergelimang
dalam dosa atau enggan mentaati Allah akan mendapat hidayah Al Quran. Bimbingan Allah
tidak datang begitu saja tanpa usaha kita. Mereka yang tidak mendapat hidayah itu
disebabkan kerena kelalaiannya sendiri!
Cobalah renungkan, berapa banyaknya manusia yang enggan meraih kasih sayang
Allah ini. Kedua matanya tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah,
kedua telinganya tidak dipakai untuk mendengarkan ayat-ayat Allah, mereka mempunyai
hati dan akal, tetapi malas berpikir! Mereka tidak berupaya menghidupkan iman dalam
jiwanya. Mereka asyik bergumul dengan cinta antara sesama manusia yang rendah dan
melalaikan.
Maka petunjuk Allah pun enggan mampir dihatinya. Padahal, tanpa bimbingan dan
hidayah Allah, manusia menjadi sesat. Ia tidak menemukan jalan menuju ridha-Nya.
Hidupnya akan ngelantur, bertentangan dengan fitrah kemanusiaan dan fitrah dirinya
sendiri. Ia pun akan menjadi orang yang dibenci oleh alam semesta dan Pencipta dirinya.
Alangkah hina hidup tanpa petunjuk! Sekali lagi Allah hanya akan memberikan hidayah-Nya
kepada yang bermotivasi ikhlas, mencari keridhaan Allah, bersabar dan berusaha sungguhsungguh kearah itu!
Dengan Al Quran, Allah senantiasa memimpin dan membimbing hamba-hamba-Nya
yang beriman dengan penuh kasih sayang. Kitabullah mengelus-ngelus jiwa mereka,
2011 Ilham Publishing
42
membuka mata hati mereka untuk melihat kebenaran, membisiki mereka tentang makna
kahidupan dengan penuh mesra, menghibur sekaligus memberikan jalan keluar bagi setiap
persoalan hidupnya.
Maka berbahagialah orang yang mencintai Al Quran. Ia akan hidup dalam petunjuk
dan naungan kasih sayang Allah. Kitabullah bagaikan surat cinta Allah yang ditujukan bagi
hamba-hamba-Nya yang beriman. Siapa yang membacanya, ia akan merasakan kelezatan
iman yang tiada tara, kenikmatan perbincangan dengan Allah. Kelezatan audiensi dengan
Rabb - Pencipta, Pemilik, Pemelihaara semesta alam. (8:2)
III. BACAAN YANG MULIA DAN ILMU YANG BERGUNA
Apakah Al Quran itu? Secara bahasa Al Quran berasal dari kata qa-ra-a artinya
"Bacaan". Kata Al Quran berbentuk masdhar dengan arti isiim maf'ul yaitu "maqru" (yang
dibaca). Didalam Al Quran itu sendiri Allah menggunakan kata qa-ra-a dalam membaca
ketika Dia menjelaskan kepada Rasul-Nya. (75:17-18).
Secara syariat, Kitabullah ini didefinisikan para ulama sebagai "Kalam Allah yang
merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW
diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya merupakan ibadah".
Tidak semua kalam Allah merupakan Al Quran. Hanya yang diwahyukan kepada
Rasulullah dan diriwayatkan secara mutawatir saja yang Al Quran. Juga tidak semua wahyu
Allah kepada Rasulullah Al Quran, sebab ada hadits qudsi yang redaksinya dari Rasulullah
sendiri. Adapun Kitabullah, sebagaimana definisi diatas, sama sekali tidak kemasukan
perkataan manusia. Kitab suci Al Quran adalah mukjizat Rasulullah SAW dan membacanya
merupakan ibadah. Sabda Rasulullah," Barangsiapa yang membasa satu huruf dari
Kitabullah ini maka baginya satu pahala dan kebaikan yang sepuluh kali lipatnya. Aku tidak
katakan aliif-lam-mim satu huruf tetapi alif satu huruf, laam satu huruf dan mim satu huruf."
(HR. Tirmidzi)
Ayat Al Quran yang pertama turun merupakan perintah membaca," Iqra'
bismirabbikal ladzii khlaq" (bacalah dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan).
Memang Al Quran diberikan kepada kita untuk senantiasa dibaca dan dibaca. (96:1-5).
Iqra' (bacalah)!! Renungkanlah, betapa canggihnya perintah ini ! Siapa pun di dunia
ini mengetahui bahwa membaca adalah kunci ilmu pengetahuan dan pembuka jalan bagi
peningkatan ilmu. Membaca dilakukan dengan menyatukan simbol-simbol (ayat-ayat)
bacaan, huruf, kata dan kalimat sehingga membentuk pengertian. Buku-buku yang kita baca
adalah kumpulan simbol- simbol bacaan ini. Al Quran juga dipenuhi simbol-simbol Allah.
Tetapi simbol disini bukan sekedar huruf yang dirangkai menjadi kata atau kalimat. Dibalik
setiap ungkapan Al Quran terkandung untaian hikmah Ilahiyah yang tinggi. Siapakah yang
ingin memperolehnya?
Apakah yang dibaca? Yang dibaca adalah semua ciptaan Allah (seluruh makhlukNya). Maka perintah membaca Al Quran mengandung dua pengertian sekaligus.
Pertama, membaca alam semesta sebagai ayat-ayat Allah al-kauniyah yang tersebar di alam
semesta.
Kedua, membaca Kitabullah yaitu ayat-ayat Allah al-qauliyah, sebagai bimbingan dalam
membaca alam semesta tersebut.
Ketika membaca Al Quran kita menemukan kesatupaduan antara ayat-ayat Allah
dalam firman-firman-Nya dengan ayat-ayat Allah yang bertebaran di alam semesta.
Bukankah seluruh isi alam ini merupakan ciptaan dan milik Allah. Bukankah Kitabullah itu
juga merupakan wahyu Allah yang tiada diragukan lagi kebenarannya!
Membaca fenomena alam semesta adalah jalan mencapai ilmu pengatahuan. Bila
2011 Ilham Publishing
43
Quantum Mentoring
membaca ini ditafsirkan lebih dalam maka ia berarti menyelidiki, menganalisa, bahkan
sampai melakukan eksperimen terhadap atau ayat-ayat kauniyah itu. Allah Yang Maha
Pencipta memberi ilmu melalui cara ini," Dia mengajar manusia dengan peranaraan pena
(tulis baca).
Tetapi hakikat ilmu hanya bisa ditemukan bila alam semesta dibaca dengan Nama
Allah Yang Maha Menciptakan. Melalui Kitabullah akan terungkap karunia dan kasih sayang
Allah yang Maha Pemurah, Yang maha memberi dengan tanpa perhitungan. Bacalah! Dan
Rabbmu Yang Maha Pemurah. Pemberian Allah semakin sempurna dengan dibukakan-Nya
ilmu pengetahuan dan teknologi... Rahmat dan kasih sayang Allah menjadi berkembang dan
semakin banyak." Dia mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya". Maka nikmat Allah
yang manakah yang dapat kita dustakan?
Kesatupaduan Al Quran dengan fenomena alam (ilmu pengetahuan) ini membuat
para pembaca Kitabullah semakin yakin akan kebenaran firman-firman Allah. Ia merasa Allah
semakin dekat, memberi kenikmatan berupa hidayah yang sempurna, membukakan hakikat
ilmu yang dipelajarinya dari alam semesta dan mencurahkan kasih sayangnya ke dalam jiwa.
IV. AL QURAN DAN SAINS MODERN
Sains merupakan salah satu bidang manusia yang menjadi nikmat Allah yang besar
bagi kita. Dengan izin Allah sains itu manusia dapat membuat berbagai fasilitas yang
memberikan kemudahan dalam hidupnya. Karena Kitabullah berasal dari Allah yang
menjadikan sains ini sebagai nikmat-Nya, maka ia pun banyak menyinggung masalah sains.
Hebatnya, apa yang diungkapkan Al Quran tentang ilmu pengatahuan modern baru
dapat terungkap pada masa kita sekarang ini setelah orang-orang menggunakan alat-alat
canggih dalam berbagai keperluan ilmiah semisal: mikroskop, pesawat ruang angkasa,
satelit komunikasi, kapal selam dll. (41: 53)
Dalam bagian ini, kita lihat bagaimana Kitabullah menjelaskan beberapa hal yang
baru dapat dicernakan pengertiannya setelah berkembangnya sains modern.
1. Tak seorang pun ahli ilmu pengetahuan mengira bahwa langit, bintang dan planet itu
dasarnya adalah kabut (dukkhaan) setelah alat-alat ilmiah modern berkembang pesat.
Para peneliti menyaksikan sisa-sisa kabut yang hingga kini selalu membentuk bintang
gemintang. (41: 11)
Para pakar sains modern kini menemukan bahwa bintang gemintang di langit senantiasa
diciptakan dan gugusan bintang-bintang ini satu sama lain saling berjauhan. Dengan
demikian dapat diketahui selalu dalam perluasan. (51: 47)
2. Para pakar ilmu astronomi pada saat ini telah menemukan bahwa rembulan (dulunya)
menyala kemudian padam dan sinarnya sirna. Cahaya yang keluar dari rembulan di
malam hari hanyalah pantulan dari lampu (Siraj) lain, yaitu matahari. (17: 12).
Para ahli tafsir mengatakan," Tanda bagi malam hari adalah rembulan sedangkan tanda
bagi siang hari adalah matahari". ibnu Abbas berkata," Rembulan bersinar seperti halnya
matahari". Para ahli tafsir mengatakan bahwa," Lalu Kami hapuskan tanda malam"
berarti Kami sirnakan sinarnya.
Kemudian Allah menyebutkan bulan dan pelitanya. (25: 61)
Dari sini Allah menyatakan bahwa matahari bersinar, sehingga dikatakan "pelita/lampu".
Jika bulan bersinar tentu pula Allah akan berkata "dua lampu" (as sirojain) dan bukannya
"satu lampu"( assiroj).
3. Dahulu orang-orang beranggapan orang yang naik keatas merasa sesak nafas karena
udara buruk yang tidak sehat. Tetapi manakala manusia berhasil membuat pesawat ruang
angkasa super canggih dan ia mampu naik kelangit. Maka diketahuilah bahwa orang naik
2011 Ilham Publishing
44
ke langit dadanya terasa sesak, bahkan amat sesak, dikarenakan udara (oksigen)
berkurang tatkala manusia tubuhnya naik. (6:125)
4. Para pakar botani menemukan bahwa dalam semua jenis tumbuhan, terdapat jenis jantan
dan betina atau berpasangan. Tak seorang pun sebelumnya mengetahui kenyataan ini,
kecuali dari apa yang diungkapkan Kitabullah. (36:36)
5. Para dokter kini menemukan bahwa pusat rasa adanya di kulit. Urat syaraf yang terluka
bakar dan merasakan sakitnya luka tersebut hanya di lapisan kulit saja. Karena itu orang
disuntik merasa sakit di bagian kulit. Setelah jarum suntik masuk menembus daging tidak
terasa lagi sakitnya. Ini secara tidak langsung juga dijelaskan Al Quran. (4:56)
Setelah mengkaji beberapa contoh hubungan Kitabullah dengan sains modern,
pahamlah kita bahwa Al Quran benar-benar suatu mukjizat yang tiada bandingnya. Mereka
yang mempunyai hati nurani akan merasa takjub dengan keagungannya. (7:52)
Dari itu, tidak mengherankan bila Al Quran merupakan Kitab yang dibela dengan
tumpahan darah para syuhada Islam sepanjang kurun. Orisinalitas dan keutuhannya
senantiasa dipelihara dengan garansi Allah. Setiap huruf katanya merupakan nilai mutiara
hikmah yang tak habis-habisnya dikaji dan dibahas. Setiap kalimat dan ayat-ayatnya
merupakan petunjuk operasional kehidupan mereka yang memilih syurga. Cobalah cari
sebuah buku yang lebih tua usianya dari Al Quran, yang sering dibaca dan tidak ada
perubahan dalam isi maupun susunan katanya.
Al Quran adalah Kitab yang menggetarkan hati orang-orang yang beriman dan
beramal soleh. Setiap membacanya bertambahlah iman dalam hati mereka. Al Quran
membuat para pencintanya menjadi manusia bernilai dan berkualitas tinggi, menjadikan
suatu bangsa yang tadinya lemah tertindas mampu memimpin dan menguasai dunia.
(21:10)
V. TUJUH FUNGSI AL QURAN
Bila Al Quran selaras dengan ilmu pengetahuan, apakah berarti Kitab ini merupakan
buku ilmiah?
Tidak, fungsi Al Quran yang utama bukan menjadi Kitab Ilmu Pengetahuan, tetapi sebagai
petunjuk (Hudan). Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, manusia dipersilahkan
menalar dan mengembangkan sendiri. Sedangkan Al Quran hanya memberikan rangsangan
agar manusia senantiasa menggunakan akalnya serta fenomena melihat alam yang menjadi
sumber inspirasi bagi mereka.
Bagi muslim atau muslimah, Kitabullah adalah bimbingan hidup yang paripurna. Ia
tidak hanya menunjuki jalan yang mesti ditempuh dalam mengarungi lautan kehidupan,
memberikan obor dalam kepekatan zaman, tetapi juga menjadi hiburan di sepanjang jalan.
Dalam suatu doa, Rasulullah menjelaskan kapada kita bahwa Kitabullah adalah
petunjuk hidup setiap muslim. Renungkanlah doa Rasulullah berukit ini,
Ya Allah rahmatilah aku dengan Al Quran
Jadikanlah dia itu pemimpin, cahaya, petunjuk dan tanda kasih sayang(Mu) bagiku
Ya Allah ingatkanlah aku sesuatu yang aku lupa darinya
Dan ajarkanlah aku segala yang aku belum ketahui daripadanya.
Rizkikanlah kepadaku untuk selalu membacanya baik diwaktu malam maupun siang
Jadikanlah dia argumen bagiku, wahai Rabb semesta alam
Inilah doa yang unik dan istimewa yang diajarkan Rasulullah SAW kepada umatnya.
Doa ini dapat kita baca seusai membaca Al Quran dengan harapan Allah mengabulkan
permohonan kita yang terkandung di dalamnya. Dari doa ini kita memahami bahwa
2011 Ilham Publishing
45
Quantum Mentoring
46
47
Quantum Mentoring
48
kebiasaannya, seusai isya' kemudian qiyamul lail sampai shubuh. Bila sampai membaca ayat
(37:22-24).
Beliau selalu mengulang ayat," waqifuuhum innahum mas'uuluun" (Dan tahanlah
mereka karena sesungguhnya mereka akan ditanya) dengan menangis dan menunjukkan
penyesalan. Sholat ini dilakukan sampai menjelang adzan shubuh.
Imam Hasan Al Basri, salah satu ulama tabiin suatu ketika membaca Surat Al A'raaf
dengan tartil dan syahdu. Ketika sampai sepertiga ayat, tiba-tiba beliau pingsan. Setelah
siuman, sahabat-sahabatnya menanyakan mengapa beliau pingsan. Imam Hasan Al Basri
berkata dengan penuh kerendahan hati," Saya tadi membaca Surat Al A'Raaf sampai ayat
50.
Dari itu, para ulama Islam sepanjang kurun telah mereguk kenikmatan berinteraksi
dengan Kitabullah dalam hidup mereka. Imam Akhdory penyusun kitab Jauhar Al Maknun
berkata tentang hal ini," Maka oleh karena itu, mata hati para ulama dapat melihat mukjizat
Al Quran degan terang, dan dalil yang jelas. Dengan pandangan bathinnya itu para ulama
dapat menyaksikan sumber cahaya (ilmu Allah) dan segala sesuatu yang tercakup
didalamnya. Terdiri dari bermacam-macam rahasia ilmu. Hati mereka merasa gembira,
terpesona dan asyik dalam menyelami makna Al Quran, bagaikan melihat taman yang indah
dan permai. Maka mereka mencurahkan pemikirannya dan perhatiannya pada Al Quran yang
ilmunya bagaikan danau yang luas."
Didalam muqaddimah Tafsir Fi Zhilalil Quran (Dibawah naungan Al Quran), yang
disusun Sayyid Qutb menulis," Hidup di bawah naungan Al Quran merupakan suatu nikmat.
Yaitu nikmat yang tidak dapat dirasakan kecuali oleh mereka yang merasakannya dan
menjadikan sebagai pedoman hidup"
VII. PENGARUH AL QURAN
Kitabullah Al Quran telah memberi pengaruh yang sangat hebat pada dunia ini.
Sejarah mengakui keunggulan dan keutamaan Al Quran dibanding dengan kitab-kitab lain
atau pun buku-buku karangan manusia. Saat ini, inilah kitab yang dibaca lebih dari satu
seperempat milyar manusia setiap hari, tanpa bosan-bosan. Mereka membacanya dengan
penuh khusyu dan tawadlu, dengan harapan mendapat pahala dan keridhaan Penguasa
alam semesta. Sungguh ajaib, karena Kitab ini telah berusia lebih dari 14 abad, tanpa
perubahan dan penyimpangan.
Inilah perkataan yang difirmankan Allah kepada Jibril, wahyu Allah yang dibawa Jibril
kepada Rasulullah, yang dibacakan beliau kepada para sahabatnya, yang dibaca berulangulang dan dihafalkan oleh milyaran manusia yang pernah hidup didunia dan mengaku
muslim! Tidak ada perubahan redaksi meskipun hanya satu huruf...
Kitab ini telah menjadikan manusia yang berpribadi lemah menjadi kuat, manusia
yang akhlaknya bobrok menjadi mulia. Bahkan suatu bangsa yang tadinya rendah menjadi
tinggi dan berwibawa. Keberadaan umat Islam di seluruh dunia beserta sejarah panjang
mereka merupakan bukti nyata tentang keagungan Kitabullah ini. Benarlah sabda
Rasulullah," Sesungguhnya Allah mengangkat dengan Al Quran ini suatu Bangsa dan
merendahkan bangsa yang lain). (HR Muslim)
Untuk menunjukkan kedahsyatan pengaruh Al Quran ini, Allah menyatakan
(13:31,59:21).
Getaran yang ditimbulkan Kitabullah bukan hanya pada Kitabullah bukan hanya pada
manusia tetapi pada seluruh makhluk Allah, yang hidup maupun yang mati. Bila gunung saja
sudah tunduk terpecah belah ketika menerima Kitabullah ini, maka bagaimanakah jika
manusia yang menerimanya! Tidakkah mereka merenungkan!
2011 Ilham Publishing
49
Quantum Mentoring
Muhammad bin Abdullah SAW dengan membawa Al Quran diutus untuk merubah
kondisi umat manusia. Perubahan ini bukan hanya berlangsung di Jazirah Arab saja, tetapi
berlangsung di seluruh dunia. Bukan hanya di abad ke tujuh dimana beliau hidup, tetapi
berlangsung terus hingga akhir masa.
Rasulullah sendiri berhasil membentuk suatu generasi yang menjadi pangkal dari
perubahan umat manusia, itulah generasi sahabat beliau ra. Nabi membentuk suatu generasi
perubah (jailut taghyir) yang belum pernah dimunculkan sejarah, baik sebelum maupun
sesudahnya. Generasi ini dibangun oleh bimbingan wahyu Allah yang terhimpun dalam
Kitabullah, Al Quran. Itulah generasi Qurani, generasi yang mentalitasnya merupakan
mentalitas Robbaniyah yang terjadi pada generasi pertama pengikut dakwah Nabi ini
dilukiskan oleh Al Quran dengan perumpamaan, (6:122)
Para sahabat yang menerima bimbingan Al Quran dan Sunnah, tadinya merupakan
orang-orang yang terbelakang baik dalam ilmu, teknologi maupun kebudayaan. Keberhalaan
membuat mereka bagaikan hidup dalam gelap gulita. Tetapi dalam jangka waktu 23 tahun,
Rasulullah berhasil mencabut jahiliyyah dari akar-akarnya, membentuk suatu peradaban
manusia di muka bumi.
Untuk menggambarkan pengaruh Kitabullah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad,
baiklah kita dengarkan Ja'far bin Abdul Mutholib, salah seorang sahabat Nabi, melukiskannya
dihadapan Najasy raja Habasyah,
"Paduka dahulu kami memang bangsa yang bodoh. Kami menyembah berhala,
memakan bangkai, berzina, mengerjakan segala perbuatan keji, saling bermusuhan,
memutuskan hubungan persaudaraan, berlaku buruk terhadap tetangga dan yang kuat
menindas yang lemah...Begitulah keadaan kami dahulu, sebelum Allah mengutus Rasul-Nya
kepada kami. Kemudian Allah mengutus seorang Rasul kepada kami, orang yang kami kenal
asal keturunannya, kesungguhan tutur katanya, kejujuran dan kesucian hidupnya yang tidak
sedikitpun ternoda...Dia mengajak kami supaya memeluk agama Allah, mengesakan Allah
dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun juga...dan supaya meninggalkan aturan
hidup kami yang lama, yaitu tradisi nenek moyang kami yang menyembah batu dan berhala.
Bahkan dia memerintahkan kami supaya selalu berbicara benar, senantiasa menunaikan
amanat, memelihara persaudaraan, berlaku baik terhadap tetangga, menjauhkan diri dari
segala perbuatan haram dan pertumpahan darah, melarang kami berbuat jahat, berdusta
dan makan harta milik anak yatim...Ia memerintahkan kami supaya menyembah Allah
semata tanpa menyekutukan-Nya, melakukan shalat, zakat dan puasa.
Lebih jauh Ja'far menerangkan,"...Kami kemudian beriman kepadanya, membenarkan
semua tutur katanya, menjauhi apa yang diharamkan olehnya dan menghalalkan apa yang
dihalalkan bagi kami..."
Itulah pengaruh Al Quran terhadap para sahabat Nabi sehingga memunculkan
perubahan total yang belum pernah dikenal oleh sejarah. Setelah perubahan ini para
sahabat Nabi melesat bagaikan anak panah yang keluar daru busurnya. Mereka menjadi
guru dunia di bidang peradaban, moralitas, ilmu pengetahuan, teknologi dsb. Setelah para
sahabat berkiprah dan meninggalkan warisan sejarah yang teramat luhur untuk diteladani,
maka perjuangan mereka dilanjutkan oleh tabiin. Selanjutnya oleh tabiit tabiin dan
seterusnya...
Kaum muslimin menghancurkan kepongahan imperium Romawi dan Persia.
Memancangkan panji Islam sehingga hampir mencapai empat perlima bagian bumi. Al Quran
menghancurkan kajahiliaan di berbagai pelosok dunia. Dimana Al Quran hadir dan
membentuk suatu umat dakwah disitu berhala-berhala tumbang, konsepsi nenek moyang
dirobek-robek dan kejahatan dibumihanguskan.
2011 Ilham Publishing
50
51
Quantum Mentoring
Quantum Mentoring
Bab
XI
Urgensi Shahadatain
53
Quantum Mentoring
Urgensi Shahadatain
54
Quantum Mentoring
Bab
XII
Makna Dua Kalimat Syahadat
56
REFERENSI :
1. Bagaimana Menyentuh Hati, Abbas As-Siisiy
2. Anatomi Masyarakat Islam, Dr. Yusuf Al-Qaradlawi
3. Pokok-Pokok Ajaran Islam, Drs. Miftah Faridl
2011 Ilham Publishing
57
Quantum Mentoring
Quantum Mentoring
Bab
XIII
Konsep Diri Seorang Manusia
59
Quantum Mentoring
Quantum Mentoring
Bab
XIV
Sifat-sifat Manusia
61
Quantum Mentoring
Sifat-sifat Manusia
62
Quantum Mentoring
Bab
XV
Citra Diri Wanita Muslimah
64
: Ceramah
WAKTU
: 60 menit efektif
PROSES
1. Jelaskan bahwa wanita diciptakan Allah sebagai mahluk yang unik, sebagaimana Allah
menciptakan pria. Adapun secara detail karakteristik wanita adalah sebagai berikut :
a) Hakikat penciptaan yang berbeda dengan pria menjadkan dzahirnya maupun
karakternya antara pria dan wanita jelas berbeda.
b) Wanita diciptakan sebagai mahluk yang indah
Beberapa pandangan lain tentang wanita :
? Abad XVII dalam UUD Prancis pasal 217 : Seorang wanita apabila telah menikah tidak
memiliki hak untuk bertindak terhadap hak miliknya sendiri.
? Abad XIX para filosof menyerang pedas pada Fenelon (1651-1715) yang berkeinginan
memberikan sedikit hak pada kaum wanita, dikatakan bahwa Fenelon hendak memberi
hak pada para wanita melebihi porsinya".
? Socrates (399-479) mengatakan bahwa kaum wanita tidak pernah memiliki persiapan
intelektual, karenanya mereka hanya pantas sebagai pengurus rumah tangga dan asuhmengasuh.
? Abad Industrialisasi, saat ini wanita dijadikan objek bisnis.
? Kaum feminin yang kemudian salah mengartikan atau mendefinisikan tentang emansipasi
yang akhirnya merngeluarkan wanita sendiri dari kodratnya, dengan ide perlindungan
aborsi, free sex, dll.
2. Jelaskan pandangan Islam tentang kaum wanita.
a. Wanita mempunyai kedudukan yang sama dengan pria di hadapan Allah, karena di
mata Allah yang dinilai dari setiap hamba hanya ketakwaannya semata.
b. Melindungi keindahan wanita dengan adanya perangkat aturan yang melindungi
kehormatan wanita, misalnya aturan menutup aurat, tidak berikhtilat, dll
c. Penghormatan terhadap wanita :
J Wanita adalah tiang negara
J Surga dibawah telapak kaki ibu, dll
Perang pemikiran yang melanda ummat Islam di berbagai belahan dunia, telah
menghancurkan berbagai sendi akhlaq ummat Islam, juga akhlaq para wanitanya. Padahal
jelas sekali apabila tiang negara tidak kokoh lagi itulah awal dari kehancuran negara itu.
Propaganda itu antara lain:
- Menyebarkan propaganda kemajuan wanita dalam bentuk emansipasi, feminisme, meniti
karier yang tidak proporsional, dll
- Menyebarkan pameran aurat yang mengikis perlahan rasa malu kaum wanita, serta
ikhtilat yang akan merendahkan wanita itu sendiri
2011 Ilham Publishing
65
Quantum Mentoring
15.1
66
Quantum Mentoring
Bab
XVI
Pentingnya Akhlak Islami
68
69
Quantum Mentoring
Muna Hadad Yakan, Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak, hal. 38-40, GIP
Isnet "Urgensi Akhlak 1"
Materi Diskusi Mentoring KARISMA, Akhlak
70
Quantum Mentoring
Bab
XVII
Problematika Umat
Problematika Umat
72
73
Quantum Mentoring
Problematika Umat
74
Islam terjadi pada masa dimana mereka benar-benar menegakkan bangunan Islam pada
dirinya dan masyarakat. Ketika itu Islam tampil sebagai peradaban, tidak ada yang menutupi
cahayanya, sesuai dengan sabda Rasulullah:
"Al-Islamu ya'lu wa laa yu'la 'alaihi." (Islam itu tinggi dan tidak ada yang menandingi
ketinggiannya).
Izzah Islam harus bangkit pada diri tiap-tiap umat Islam, karena orang yang paling
derajatnya di muka bumi ini sesungguhnya adalah orang-orang yang beriman. Firman Allah:
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman."
(QS.3:139)
Adanya gejala taqlid dengan semua yang datang dari barat.
Ketika seorang muslim tak lagi memiliki izzah dengan keislamannya, maka mudah saja
baginya untuk berkiblat pada sesuatu yang lain, yang datang dari luar Islam atau orang kafir
sekalipun.
Tertinggal dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Padahal Islam merupakan agama yang menjungjung tinggi ilmu pengetahuan. Bahkan Allah
SWT mengangkat derajat orang-orang yang berilmu dalam firman-Nya QS.58:11. Rasulullah
SAW bersabda:
"Keutamaan seorang 'alim (ahli ilmu) atas seorang 'abid (ahli ibadah) seperti keutamaanku
atas orang yang paling rendah derajatnya." (HR. At Tirmidzi)
"Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju surga...." (HR. Muslim, Ibnu Hibban dan Al Hakim)
Islam telah pula melahirkan para ilmuwan besar dalam sejarah, seperti Ibnu Sina (Avicenna),
Ibnu Rusyd (Averroes), Al Khawarizmi dan lain-lain.
Disamping faktor internal, terdapat pula faktor eksternal yang menjadi sebab
mundurnya umat Islam, yaitu adanya ghazwul fikri (perang pemikiran) dan harakatul irtidad
(gerakan pemurtadan) dari musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam dan umatnya.
Maha Benar Allah dengan firman-Nya:
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti
agama mereka..." (QS.2:120)
Solusi apakah yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan problematika umat Islam saat
ini? Diantaranya adalah:
Umat Islam harus menerapkan syari'at Islam dalam seluruh aspek kehidupan
Mendidik generasi Islam dengan manhaj pendidikan yang syamil (sempurna) dan
mutakamil (menyeluruh)
Menyiapkan kekuatan semaksimal mungkin untuk menghadapi musuh (QS.8:60)
Dengan perjuangan dan pengorbanan total.
DISKUSI
1. Cobalah kamu diskusikan dengan teman-teman, sampai sejauh manakah peranan kamu
sebagai siswa dalam menyelesaikan problematika umat Islam saat ini?
2. Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan
sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah
kamu memahaminya? (QS Al An'aam 6:32)
75
Quantum Mentoring
REFERENSI
Panduan aktifis Harokah, Pustaka Al Ummah
Nabil bin Abdurrahman, Rencana penghapusan Islam dan pembantaian Kaum Muslimin di
abad modern.
Quantum Mentoring
Bab
XVIII
77
Quantum Mentoring
78
79
Quantum Mentoring
berakhir.
Pendidikan yang memiliki makna demikian ini adalah menjadi tujuan terpenting
dalam kehidupan, baik secara individu maupun keseluruhan. Kita telah memahami, sasaran
pendidikan dan pembinaan ini adalah kemaslahatan umat. Dengan demikian asas yang
paling hakiki dari sebuah pendidikan adalah mencapai keridhaan Allah SWT, seperti
termaktub dalam firman Allah :
" Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah, dan
kenabian, lalu ia berkata kepada manusia, `hendaklah kamu menjadi penyembahpenyembahku, bukan penyembah Allah.` Akan tetapi (dia berkata), `Hendaklah kamu
menjadi orang-orang Robbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan
kamu tetap mempelajarinya".(3: 79).
2. Karakteristik Sistem Pendidikan Islam
Pendidikan Islam sebagai satu mata rantai dari Syariat Islam, memiliki ciri khusus
yang sama dengan kekhususan Al Islam sendiri, yaitu syamil-kamil-mutakamil (sistem yang
integral-sempurna-dan menyempurnakan). Integralitas sistem pendidikan Islam ini secara
garis besar mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, yang secara garis besar adalah :
a. Pendidikan Keimanan (aqidah)
Yang dimaksud dengan pendidikan iman adalah mengikat individu dengan dasardasar iman, rukun Islam dan dasar-dasar syari'ah Islamiyah. Metode pendidikan ini adalah
menumbuhkan pemahaman terhadap dasar-dasar keimanan dan ajaran Islam yang
bersandarkan pada wasiat-wasiat Rasulullah saw. dan petunjuknya.
b. Pendidikan Moral (Akhlaq)
Maksud pendidikan moral adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral dan
keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh individu sejak
masa analisa hingga ia menjadi seorang mukallaf, pemuda yang mengarungi lautan
kehidupan.
Tidak diragukan lagi bahwa keutamaan-keutamaan moral, perangai dan tabiat
merupakan salah satu buah iman yang mendalam, dan perkembangan religius yang benar.
c. Pendidikan Fisik
Pendidikan Islam sangat memperhatikan fisik tiap-tiap muslim. Apabila kita bicara
tentang fisik dalam pendidikan, yang dimaksud bukan hanya otot-ototnya, panca inderanya
dan kelenjar-kelenjarnya, tetapi juga potensi energik yang muncul dari fisik dan terungkap
melalui perasaan.
Islam mendidik umatnya dengan memberikan rangsangan yang baik sebagaimana
dalam sabda Rasulullah saw. : " Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai daripada
mukmin yang lemah." Islam juga mengajarkan aturan -aturan yang sehat dalam makan,
minum, dan tidur. Mendidik untuk menjaga kesehatannya, dengan selalu menganjurkan olah
raga dan menjauhkan diri dari penyebab-penyebab kelemahan.
d. Pendidikan intelektual
Maksud pendidikan intelektual adalah pembentukan dan pembinaan berpikir individu
dengan segala sesuatu yang bermanfaat, ilmu pengetahuan, hukum, peradaban ilmiah dan
modernisme serta kesadaran berpikir dan berbudaya. dengan demikian ilmu, rasio dan
peradaban individu tersebut benar-benar dapat dibina.
Akal adalah kekuatan manusia yang paling besar dan merupakan pemberian Allah
yang paling berharga. Dan al-Qur'an memberikan perhatian yang sangat besar terhadap
perkembangan akal ini. Al-Qur'an mendidik akal dengan begitu banyak ayat-ayat alam
semesta untuk jadi bahan perenungan. Tapi bukan perenungan itu yang menjadi tujuannya,
2011 Ilham Publishing
80
melainkan mendidik akal agar cermat, cerdas dan akurat dalam berpikir dan bersikap serta
menempuh jalan hidup. (67:4 / 35:40 / 53:28 / 17:36)
e. Pendidikan Psikhis
Maksud pendidikan psikhis adalah mendidik individu supaya bersikap berani, berterus
terang, merasa sempurna, suka berbuat baik terhadap orang lain, menahan diri ketika
marah dan senang kepada seluruh bentuk keutamaan psikhis dan moral secara keseluruhan.
Tujuan pendidikan ini adalah membentuk, menyempurnakan dan menyeimbangkan
kepribadian individu, sehingga mampu melaksanakan kewajiban-kewajibannya dengan baik
dan sempurna.
f. Pendidikan Sosial
Maksud pendidikan sosial adalah mendidik individu agar terbiasa menjalankan adabadab sosial yang baik dan dasar-dasar psikhis yang mulia dan bersumber pada aqidah
Islamiyah yang abadi dan perasaan keimanan yang mendalam, agar di dalam masyarakat
nanti ia bisa tampil dengan pergaulan dan adab yang baik, keseimbangan akal yang matang
dan tindakan yang bijaksana.
g. Pendidikan seksual
Yang dimaksud pendidikan seksual adalah upaya pengajaran, penyadaran dan
penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kepada individu, sejak ia
mengerti masalah-masalah yang berkenaan dengan seks, naluri dan perkawinan. Sehingga,
jika anak tumbuh menjadi seorang pemuda, dia dapat memahami masalah yang dihalalkan
dan yang diharamkan. Bahkan mampu menerapkan tingkah laku Islami sebagai akhlak,
kebiasaan, dan tidak akan mengikuti syahwat dan cara-cara hedonisme.
Diantara pendidikan ini adalah mendidik adab-adab meminta idzin, adab
memandang, keharusan menghindarkan diri dari rangsangan-rangsangan seksual,
mengajarkan tentang hukum-hukum pada masa pubertas dan masa baligh, perkawinan dan
hubungan seksual, isti'far (mensucikan diri) bagi orang yang belum mampu menikah, dll.
Selain syamil, pendidikan Islam juga memiliki keistimewaan lain yaitu: Berdimensi
manusiawi dengan paket pembinaan yang bertahap dan tawazun (penuh keseimbangan
dalam segala sisi kehidupannya) selain juga terus mengikuti perkembangan zaman serta
tetap menjaga orisinalitasnya.
Itulah garis besar karakteristik pendidikan Islam yang keberlangsungannya sangat
bergantung pada manusia pelaksananya, perangkat serta keistiqomahan seluruh masyarakat
dalam merealisir konsep pendidikan itu pada tujuan yang benar. Yakni upaya sungguhsungguh (jihad) menciptakan masyarakat yang seluruh aktifitas ritual, sosial, intelektual, dan
fisikalnya tunduk kepada tata aturan Maha pencipta alam semesta.
3. Pendidikan Islam dimasa Rasulullah
Segera setelah hijrah Rasulullah memberikan prioritas utama pada pendidikan umat
Islam. Pusat pendidikan Islam pertama `As-Sufah`, didirikan sebagai pusat pendidikan di
salah satu ruangan dalam rumah yang bergandengan dengan rumah nabi. Pendidikan
tersebut secara keseluruhan berada di bawah pengawasan beliau. Tujuan utamanya adalah
mensucikan hati dan menerangi jiwa, sehingga mereka dapat meningkatkan diri dari tingkat
iman ke tingkat ihsan (penyerahan diri secara total).
Kadang-kadang Nabi menyuruh para sahabatnya menemui utusan-utusan yang
datang dari berbagai suku. Pengiriman guru ke wilayah-wilayah yang berdekatan merupakan
ciri khas kebijaksanaan pendidikan Nabi.
Pada zaman Nabi terdapat 9 buah masjid di Madinah. Setiap Masjid juga berfungsi
sebagai sekolah, yang kadang-kadang diadakan kuliah malam. Kuliah ini diikuti oleh banyak
2011 Ilham Publishing
81
Quantum Mentoring
siswa, lebih dari 70 orang. Selain itu Nabi juga mengajarkan spesialisasi. Mereka yang ingin
belajar Al-Quran harus pergi kepada orang-orang tertentu, dan mereka yang ingin
mendalami tajwid atau syariah harus belajar kepada orang-orang lain yang mendalam benar
pengetahuannya tentang bidang studi tersebut.
Pendidikan bagi kaum wanita juga tak kalah pentingnya. Nabi menyediakan satu hari
khusus untuk memberikan kuliah-kuliah kepada kaum wanita. Nabi juga mengajarkan
bagaimana cara memanah, berenang, dan meramu obat-obatan, mengajarkan astronomi,
geneologi dan fonetika praktis yang diperlukan untuk membaca Alquran.
Satu hal yang perlu dicatat, meskipun perhatian dipusatkan kepada Al Quran dan Ilmu-ilmu
keislaman, namun pengajaran semua bidang studi yang dinilai membantu pengembangan
kepribadian setiap individu atau masyarakat secara sehat dimasukkan sebagai bagian atau
paket dalam sistem pendidikan Islam kala itu. Pendidikan untuk anak laki-laki dan
perempuan juga sama-sama diutamakan. Orang-orang dewasa diberi tanggung jawab untuk
mengajar yang muda, baik mengenai agama maupun pengalamannya. Hal ini mendorong
berdirinya beberapa buah sekolah dan lembaga pendidikan.
Jadi dengan kepemimpinan Nabi yang dinamik itu, tujuan akhir dalam hidup manusia
bukan saja ditunjukkan, tetapi juga diterjemahkan dalam kegiatan praktis, suatu sistem dan
organisasi untuk mencapai tujuan itupun dibentuk.
Begitulah cara Nabi mendidik ummatnya, sederhana namun mengena. Dibalik
kesederhanaan itu kita melihat suatu kompleksitas yakni suatu kebersamaan dalam mendidik
manusia. Tak hanya aspek ruhiyah atau fikriyah saja, tapi ilmu praktis kehidupan serta
jasadiyah turut diperhatikan .
Tidak mengherankan jika anak-anak dan wanita pada zaman Rasulullah tumbuh
menjadi manusia yang berani. Mereka mengerti kapan bersuara dan kapan berdiam diri.
Pribadi-pribadi yang tertarbiyah oleh tangan Rasulullah tumbuh menjadi pribadi yang sehat,
tahu persoalan ummat sekaligus ahli dalam bidang yang diminati.
Mereka juga terkenal sebagai manusia-manusia kuat, sanggup menempuh perjalanan
panjang serta mampu berjihad dalam waktu yang relatif lama.
Pendek kata hampir semua sisi kebutuhan manusia dipenuhi oleh pendidikan Rasulullah,
sehingga mereka tumbuh menjadi insan kamil ( manusia sempurna).
Sebagai bukti keberhasilan pembinaan Rasulullah adalah ungkapan Sayyid Quthb
sebagai berikut, "Muhammad saw. telah menang pada hari beliau menjadikan para
shahabatnya sebagai gambaran-gambaran hidup dari keimanannya yang memakan makanan
dan berjalan di pasar-pasar, pada hari beliau membuat tiap kepala di antara mereka sebagai
Al-Qur'an yang hidup merayap di permukaan bumi, pada hari beliau menciptakan tiap
individu diantara mereka sebagai contoh yang menjelma bagi Islam, yang dapat dilihat oleh
manusia, sehingga mereka benar-benar dapat melihat Islam. Muhammad saw. telah berhasil
merubah gagasan-gagasan yang termuat dalam Al-Qur'an menjadi manusia-manusia yang
dapat disentuh oleh tangan dan dapat dilihat oleh mata".
"Muhammad bin Abdillah saw. dalam posisi menang ketika berhasil
menginternalisasikan Al-Islam, merubah keimanan manusia kepada Islam sampai pada
tingkah laku dan mencetak puluhan, ratusan dan ribuan naskah mushhaf. Bukan sekedar
mencetak dengan tinta diatas lembaran-lembaran kertas, tetapi mencetak dengan cahaya di
atas kepingan-kepingan hati untuk bergaul dengan manusia, mengambil dari mereka,
memberi dan berkata kepada mereka dengan ihwal sesuai dengan maksud Al-Islam yang
dibawa oleh Rasulullah dari sisi Allah SWT."
Apakah dunia mengetahui ada orang yang lebih mulia, terhormat, pengasih,
penyayang, agung, luhur atau lebih pandai dari mereka ?!
2011 Ilham Publishing
82
Cukuplah bagi mereka untuk dikatakan sebagai orang-orang mulia dan agung,
apabila Al-Qur'anul Karim telah mengatakan tentang hak mereka. (48:29 / 59:9 / 33:23)
Sekarang tinggal kita, mampukah menyerap hakikat pembinaan Rasulullah dan
mengejawantahkan dalam kondisi kekinian? Alhamdulillah, Hayya 'alal jihad.
Reference:
1. Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, DR.Abdullah Nasih Ulwan.
2. Materi Mentoring ITS
Quantum Mentoring
Bab
XIX
Ghozwul Fikri
Ghozwul Fikri
84
85
Quantum Mentoring
tertangkap oleh pejuang-pejuangpenegak agama Allah dan ditawan. Sang petinggi ini
diperlakukan sangat baik selama ditawan. Ada satu hal yang membuatnya berfikir. Setiap
malam ia memperhatikan sang penjaga berlinangan air mata saat membaca kitab
sucinya. Ia tak habis fikir bagaimana seorang yang begitu perkasa di siang hari di medan
tempur dapat menangis sedemikian rupa di malam hari ketika membaca Al Qur'an.
Akhirnya ia sampai kepada suatu kesimpulan bahwa disitulah letak kekuatan kaum
Muslimin. Selama beberapa pertempuran fisik mereka tidak berhasil mengalahkan kaum
muslimin, ternyata ada suatu sumber kekuatan yang sangat dahsyat yang memberikan
motivasi yang begitu kuat bagi kaum Muslimin. Ia lalu mengirim surat kepada
pasukannya yang mengabarkan bahwa jika ingin mengalahkan kaum Muslimin tidak
dapat secara fisik tetapi mereka harus dijauhkan terlebih dahulu dari kitab sucinya. Dan
memang kemenangan mereka setelah umat Islam mulai jauh dari Al Qur'an.
Sementara itu tujuh abad kemudian, Samuel Zuaimir ketua Asosiasi Agen Yahudi pada
sebuah konferensi di Yerussalem dalam pidatonya mengatakan........ tujuan misi yang
telah diperjuangkan bangsa Yahudi dengan mengirim saudara ke negara-negara Islam,
bukanlah mengharapkan kaum Muslimin beralih ke agama Yahudi......... Tetapi tugasmu
adalah mengeluarkan mereka dari Islam dan tidak berpikir mempertahankan agama Allah
atau berdialog dengan-Nya.
Ghozwul Fikri
86
Sarana GF
Mass Media: cetak dan elektronika
Hasil GF
Umat Islam menyimpang dari Al Qur'an dan As Sunnah QS.25:30
Minder dan rendah diri QS.3:139
Ikut-ikutan QS.17:36
Terpecah-belah QS.30:32
DISKUSI
Memasuki era globalisasi ini, dunia semakin terasa kecil dengan perkembangan teknologi
informasi. Semua informasi terasa tak terbendung. Orang dapat mengetahui apa saja yang
diinginkannya di negara manapun. Teknologi internet memungkinkan hal tersebut. Tetapi
apakah semua informasi ini benar atau baik.
1. Bagaimana pengaruh internet terhadap generasi muda?
2. Bagaimana menanggulangi pengaruh negatifnya?
3. Bagaimana pengaruh media massa (cetak dan elektronik) terhadap gaya hidup dan
perilaku generasi muda?
REFERENSI
Materi mentoring tahun 94/95
Daud Rasyid, M.A, Al-Ghazwu Al-Fikri dalam sorotan Islam.
Prof. Abdul Rahman H. Habanakah, Metode merusak akhlak dari Barat.
Abu Ridho, Pengantar memahami Al-Ghazwu Al- Fikri
Prof. DR. Abdulkarim Yunus Al-Khatib,dkk. Membendung Sikap Anti Islam.
DR.Darouza, Mengungkap tentang Yahudi
Quantum Mentoring
Bab
XX
Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah Islamiyah
88
89
Quantum Mentoring
Ukhuwah Islamiyah
90
Adapun hak ukhuwah yang harus dipenuhi dalam pandangan Islam , meliputi hak umum dan
hak khusus sbb :
A. Hak Umum :
1. Mengucapkan salam dan menjawab salam
2. Menengok yang sakit
3. Mengiringi jenazah
4. Memenuhi undangan
5. Mendo'akan yang bersin
6. Benar dalam bersumpah
7. Menolong yang didzalimi
8. Membantu yang sedang dalam kesulitan dan berusaha melepaskan kesulitannya
9. Menutupi aib saudaranya
10. Menjauhkan diri dari sikap yang menyakiti saudaranya, seperti : dengki, benci, dzalim
dan sombong
B. Hak Khusus
Hak khusus merupakan hak saudara muslim yang dipilih atas dasar kemurnian pilihan, dari
saudara muslim yang terbaik.
Pilihan ini diambil untuk dirinya, agar menjadi penolongnya tatkala menghadapi kesulitan,
menjadi tempat bertanya di kala dia mengalami ujian hidup, menjadi penyimpan rahasia,
menjadi rujukan dalam bermusyawarah, menjadi cermin dalam nasihat, menjadi penghibur
dalam keadaan duka, dan menjadi teman baik dalam saat bergembira.
Adapun hak-hak khusus yang harus dipenuhi adalah :
1. Mencakup seluruh hak-hak umum
2. Boleh memakan makanan di rumah sahabat terdekat tanpa izinnya
3. Haram tidak bertegur sapa karena persoalan pribadi lebih dari tiga hari
4. Meningkatkan interaksi ukhuwah dalam segala hal sampai pada tingkatan
mementingkan saudaranya daripada dirinya sendiri.
5. Saling menutupi aib dan menghindari ghibah (mengumpat).
DISKUSI
1. Gali dan diskusikan dengan peserta masalah-masalah, kasus-kasus, atau hal lain yang
berhubungan dengan penerapan ukhuwah Islamiyah (misalnya : kerja sama waktu
ulangan, apakah itu termasuk ukhuwah?)
Quantum Mentoring
Bab
XXI
Pilar-pilar Kesempurnaan Ibadah
92
Sebagai seorang muslim kita tidak hanya dituntut untuk melaksanakan ibadah secara lahir saja,
akan tetapi yang penting adalah bagaimana agar kita dapat menghadirkan hati dan senantiasa
merasakan pengawasan Allah dalam menjalani hidup ini.
Makna Ibadah
Di dalam Islam, ibadah merupakan puncak ketundukan dan pengakuan atas
keagungan dzat yang diibadahi. Ibadah merupakan tangga penghubung antara Al Khaliq
dengan makhluk-Nya. Ibadah juga memiliki dampak yang amat besar pada diri manusia
dalam berinteraksi dengan sesama makhlukNya. Dalam hal ini sama saja Rukun Islam (yaitu
shalat, shaum, zakat, dan haji) dengan seluruh ibadah lainnya yang dilakukan manusia yang
ditujukan untuk mencapai ridhoNya dan melaksanakan syariatNya.
Logika Islam menghendaki agar seluruh kehidupan merupakan pengabdian (ibadah)
dan ketaatan. Dan itulah yang dimaksud dengan firman Allah :
"Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu. Aku tidak menginginkan rezeki dari mereka. Dan Aku tidak menginginkan mereka
memberi makan kepadaKu. Sesunguhnya Allah dialah pemberi rezki yang memiliki kekuatan
yang kokoh." (Adz-dzariyat : 56)
Dan firmannya : "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan Semesta Alam." (Al An'am :162)
Syarat Diterimanya Ibadah
1. Benar keyakinannya (beriman/mukmin); dengan kemauan yang kuat dan tidak raguragu. Orang kafir dan orang yang imannya diliputi keraguan, amalnya tidak
diperhitungkan sebagai ibadah kepada Allah.
2. Ikhlas Lillahi Ta'ala (QS. 98 : 5)
3. Mengikuti syariat Allah dan RasulNya. "Barangsiapa beramal dengan suatu amalan yang
tidak ada perintahnya dari kami (Allah dan Rasulullah), maka amalan tersebut tertolak."
(HR. Muslim)
Pilar-Pilar Kesempurnaan Ibadah
1. Menjadikan ibadah kita hidup dan bersambung dengan Al Ma'bud (Allah). Dan ini
merupakan taraf ihsan dalam ibadah. Rasulullah pernah ditanya tentang ihsan, beliau
menjawab : "Engkau beribadah kepada Allah (dengan sikap) seolah-olah engkau
melihatNya. Maka jika engkau tidak dapat melihatNya sesungguhnya Allah melihatmu.:
(Bukhari dan Muslim)
2. Menjadikan ibadah kita khusyu' sehingga kita dapat merasakan hangatnya hubungan dan
mesranya kekhusyu'an. Siti Aisyah mengatakan : "Adalah Rasulullah SAW (biasa)
berbicara dengan kami dan kami berbicara dengan beliau. Tapi apabila datang waktu
shalat, seolah-olah beliau tidak mengenal kami dan kami tidak mengenal beliau."
(Diriwayatkan oleh Al azdy)
3. Beribadah dengan hati yang hadhir (penuh kesadaran) dan menjauhkan pemikiran
tentang kesibukan dunia dan problematikan yang terjadi di sekitar kita. Ada orang yang
mengatakan : "Shalat itu akhirat. Jika engkau memasuki (shalat) maka engkau keluar
2011 Ilham Publishing
93
Quantum Mentoring
4.
5.
6.
7.
dari dunia."
Tidak pernah putus asa dan kenyang dalam beribadah. Kita harus terus mendekatkan
diri kepada Allah dengan ibadah-ibadah nafilah, sesuai dengan firman Allah SWT dalam
hadist qudsy :
Barangsiapa yang memusuhi wali (kekasih-Ku), maka Aku telah mengumumkan perang
terhadapnya. Dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu dengan suatu
perbuatan yang lebih Aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku fardhukan kepadanya.
Dan seorang hambaKu terus-menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan ibadah-ibadah
nafilah sehingga Aku mencintainya. Maka jika Aku mencintainya, Akulah pendengarannya
yang dengannya ia mendengar, akulah penglihatannya yang dengannya ia melihat,
Akulah tangannya yang dengannya ia memukul; dan akulah kakinya yang dengannya ia
berjalan. Kalau ia meminta kepadaKu, niscaya Aku beri dan jika ia meminta perlindungan
kepadaKu niscaya akan aku lindungi." (Muslim)
Memelihara qiyaamullail dan melatih diri agar terbiasa melakukannya, karena
qiyaamullail merupakan salah satu pembangkit iman yang paling kuat. Maha benar Allah
ketika berfirman :
"Sesungguhnya bangun di waktu malam itu lebih besar pengaruhnya dan bacaan di
waktu itu lebih berkesan." (Al Muzzammil : 6).
Qs. Adz-Dzariyat : 17-18; QS. As Sajadah : 16
Mempunyai waktu khusus untuk mengkaji dan merenungkan Al Qur'an terutama di
waktu subuh, karena Allah berfirman dalam QS Al Israa' : 78 yang berbunyi
"sesungguhnya bacaan Al Qur'an di waktu subuh itu disaksikan (oleh para Malaikat)".
Menjadikan do'a sebagai mi'roj kepada Allah dalam setiap urusan kehidupan, karena do'a
itu sumsum ibadah. Dan harus memelihara do'a yang matsur. Allah SWT berfirman :
"Berdo'alah kepadaKu, niscaya Aku mengabulkan untuk kalian." (Ghofir : 60)
"Niat untuk selalu tampak indah dan menarik adalah suatu kewajaran, namun Allah Maha Mengetahui
apa-apa yang melintas di hati kita, apabila niat kita tergelincir ke dalam kemaksiatan dan kesia-siaan
bisa jadi Allah akan memberikan jalan terbukanya bencana bagi kita, oleh karenanya bersungguhsungguhlah berniat hanya untuk menggapai ridha Allah."
Quantum Mentoring
Bab
XXII
Islam dan Sunnatullah
95
Quantum Mentoring
96
hukuman kehinaan dan kebinasaan. Hukum Allah pasti berlaku, yaitu kebaikan atas mereka
yang taat kepada Allah dan kehinaan atas mereka yang durhaka pada Allah. Hukum Allah ini
diwahyukan (ditulis) karena mungkin reaksi waktunya lebih panjang dari umur manusia,
sehingga tidak dapat dibuktikan dengan jalan eksperimen. ciri khas lainnya dari hukum Allah
ialah melibatkan manusia.
Hukum Allah yang tidak tertulis, ciri khasnya ialah reaksi waktu (time response)-nya
lebih pendek, lebih pendek dari usia manusia, dapat dilakukan peneitian dan eksperimen,
selain itu ia dapat melibatkan manusia. Umpamanya titik didih air ialah 100 C. Kalau ada air
1 liter dimasak di atas kompor 10 sumbu, kira-kira membutuhkan waktu untuk mendidih 10
menit. Yang 10 menit itulah yang disebut reaksi waktu, jauh lebih pendek dari usia manusia,
sehingga titik didih air dapat diketahui dengan mengukur suhu air itu ketika mendidih. Maka
semua hukum Allah yang reaksi waktunya pendek dan tidak melibatkan manusia seperti
hukumnya titik didih air, titik cair baja, hukum gravitasi, dan sebagainya tidak diwahyukan
Allah dalam Al-Qur'an. Hikmahnya agar manusia menggunakan anugrah Allah yang bernama
akal, mengadakan pengembangan ilmu dan teknologi. Dan sekiranya Allah mewahyukan
hukum-hukum-Nya itu, tentulah manusia menjadi bodoh, dan seberapa tebalnya kitab yang
menghimpun hukum-hukum tersebut ?
Sunatullah itu sifatnya ada tiga. Pertama pasti (exact) , kedua obyektif, ketiga tetap
dan tidak berubah.
Yang dimaksud pasti, ialah hukum itu mesti berlaku, tidak boleh tidak. Orang yang
berbuat kebajikan beramar ma'ruf dan bernahi munkar pasti mendapat pahala dan buah dari
amalnya itu.Demikian pula orang yang berbuat kejahatan dan dosa, pasti akan mendapat
hukuman bila tidak bertobat. Yang demikian lebih mudah dibuktikan pada benda-benda
lainnya, bahwa jika angkat sebuah batu kemudian kita lepas maka pasti batu itu akan jatuh
ia tidak mungkin melayang-layang, hukum Allah (gravitasi) pasti berlaku padanya :
"Sesungguhnya Kami (Allah) telah menciptakan segala sesuatu dengan ketentuan yang
pasti" (QS Al-Qamar : 49)
Yang dimaksud obyektif, ialah hukum itu berlaku kepada apa dan siapa saja . Semua
batu yang diangkat kemudian dilepas, sekalipun ia adalah batu Ka'bah, jatuh juga. Tidak ada
batu yang berada di luar hukum gravitasi itu. Berhasil atau gagalnya suatu pembangunan
gedung tergantung pada hukum-hukum dan teknik-teknik bangunan. Sekalipun ia adalah
bangunan mesjid, kalau tidak menuruti hukum-hukum dan teknik-teknik bangunan, pasti
runtuh atau rusak. Sebaliknya walaupun bangunan itu markas komunis tapi menuruti
hukum-hukum bangunan akan bertahan dan kuat. Hukum Allah sifatnya obyektif.
"Dan tidak satupun benda melainkan perbendaharaannya ada pada sisi Kami, dan Kami tidak
turunkan dia (benda) melainkan dengan hukum obyektif tertentu." (QS Al-Hijr :21)
Yang dimaksud tetap, ialah hukum Allah itu tidak pernah berubah sejak penciptaan
alam semesta ini, dan tidak akan berubah sampai hancurnya alam ini (kiamat besar). Sejak
diciptakan air itu, ia mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah tidak pernah sebaliknya.
Dalam keadaan biasa titik didih air tidak pernah dalam suhu 10 C, tapi selalu dalam suhu
100 C.
Sebelum Newton lahir, setiap batu yang diangkat lalu dilepaskan tidak pernah
melayang-layang, tapi jatuh. Hukum gaya berat itu adalah hukum Allah yang pertama kali
dipopulerkan oleh Newton.
"Yang demikian adalah sunatullah yang telah berlaku sejak dahulu, dan kamu sekali-kali
tidak akan menemukan perubahan bagi sunatullah itu."
(QS Al-Fath : 23)
Tentang ayat-ayat Qur'an yang menerangkan sunatullah ini dapat diperiksa
2011 Ilham Publishing
97
Quantum Mentoring
98
rohaniah, dimana manusia sebagi makhluk yang utuh itu dikaruniakan Allah suatu daya pilih
(ikhtiar) padanya. Maka ada hukum Allah secara khusus untuk manusia itu, suatu hukum
yang berbeda dengan alam lainnya yang tidak mempunyai unsur rohani, yang tidak memiliki
daya pilih atau free will.
Hukum Allah yang khusus untuk manusia itu ialah hukum Syari'ah. Barang siapa yang
patuh dan tunduk pada syari'ah, ia adalah seorang muslim, pemeluk agama Allah ummat
Nabi Muhammad SAW. Kepadanya dijanjikan keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan
di dunia dan di akherat kelak.
Manusia yang utuh itu dalam menghadapi hukum syari'ah, Allah memberinya daya
pilih ikhtiar atau free-will. Tidak seperti unsur jasmaniah itu dan seluruh benda di alam
semesta ini, patuh dan taat secara sukarela atau terpaksa kepada sunatullah, dalam bahasa
ilmu disebut hukum alam. Maka dalam penciptaan manusia ada yang menguraikannya dalam
dua macam, hukum yang berlaku pada manusia itu; unsur jasmaniahnya patuh pada hukum
alam dan pada kehidupan rohaniahnya diatur oleh syari'ah.
Kepatuhan alam semesta kepada sunatullah, termasuk manusia adalah untuk
kesejahteraannya. Umpamanya alam dan manusia ini tidak lagi diatur oleh hukum gaya
berat (gravitasi), tentu alam ini menjadi kacau, mungkin sudah kiamati untuk kesejahteraan
jasmani dan tubuh manusia haruslah sesuai dengan aturan-aturan atau hukum-hukum
kesehatan. Maka untuk kesejahteraan atau kebahagiaan manusia seutuhnya, ia harus
melaksanakan hukum syari'ah itu.
Demikianlah gambaran manusia mengenai posisinya dalam alam semesta (universe) ini.
Apabila kepatuhan alam semesta dan manusia terhada sunatullah untuk tujuan
kesejahteraannya, maka sebaliknya pelanggaran terhadap sunatullah membawa kerugian
dan kebinasaan. Bagi alam fisik saja akibat itu akan diterima secara langsung atau dalam
waktu singkat. Sebuah gelas yang kadar kempuannya maksimum 100 C, bila ia menerima
cairan yang panasnya 150 C, pasti pecah. Demikian pula jasmani kita , bila tidak memenuhi
aturan-aturan dan hukum-hukum kesehatan, menjadi sakit; dan bila bagian-bagian dalam
jasmani tiak bekerja lagi menurut ketentuannya, umpamanya darah berhenti mengalir,
jantung mogok dan sebagainya maka jasmani ini binasa, mati!
Oleh karena itu, pelanggaran manusia atau penolakannya terdadap hukum-hukum
syari'ah mengandung resiko dosa dan kafir. Artinya ia menolak Islam ini sebagai jalan Ilahi
adalah suatu kekafiran besar. Atau melakukan penyelewengan-penyelewengan dalam jalan
Ilahi adalah perbuatan dosa. Orang-orang kafir dan orang yang berdosa, baik orang
perorang maupun secara bersama, diancam dengan sangat suatu siksaan yang pedih , di
dunia dan akhirat. Manusia sebagai makhluk yang mempunyai unsur rohani dan daya pilih
(ikhtiar - free will), berbeda dengan alam jasmaniah saja, ia tidak langsung menerima
hukumannya, reaksi waktunya cukup panjang. Pelanggaran manusia terhadap hukum Allah
pasti mendapat azab dari Allah di dunia ini atau nanti di akhirat kelak, atau di kedua-duanya.
Kecuali apabila dalam waktu yang terentang antara kekafiran/dosa sampai sebelum mati,
sempat menerima Islam dan bertobat dengan segala persyaratannya, maka seseorang akan
ditempatkan Allah dalam barisan manusia yang memperoleh ampunan-Nya, kesejahteraan
dan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
"Dan sesungguhnya Aku Pengampun (dosa) orang yang bertobat dan beriman serta
beramal baik, kemudian terpimpin." (QS Thaaha : 82)
"Kecuali mereka yang bertobat dan berbuat kebaikan serta kebenaran, maka orang-orang itu
Aku akan ampunkan mereka, karena Allah-lah Pengampun, Penyayang. Sesungguhnya
mereka yang tidak beriman, lantas mati, padahal mereka tetap sebagai orang-orang kafir,
maka adalah atas mereka laknat Alllah, para malaikat dan manusia semuanya. Mereka akan
2011 Ilham Publishing
99
Quantum Mentoring
kekal dalam neraka itu, dan tidak akan diringankan azab dari mereka, dan tidak akan
diperdulikan mereka." (QS Al-Baqarah : 160 - 162)
Referensi:
1. Panduan Studi Dhuha, Masjid Al Falah Surabaya
2. Materi Mentoring ITS
Quantum Mentoring
Bab
XXIII
Islam dan Teknologi
101
Quantum Mentoring
102
pengetahuan yang keliru akan menyesatkan kesadaran manusia, sehingga manusia tidak
tahu diri, menyalahgunakan diri dan lingkungannya, dan gilirannya mengembangkan potensi
perusakan di atas permukaan bumi ini. Sebaliknya, dengan ilmu itu manusia tidak lagi
merasa terlalu asing dengan alam di sekitarnya, ia mulai -sedikit demi sedikit- mengenalinya
dan mengembangkan budaya-nya.
Susunan pengetahuan manusia sebagaimana tersirat dalam khasanah
ilmupengetahuan ummat manusia, sesungguhnya dapat dikelompokkan berdasarkan pijakan
epistemologi ilmu pengetahuan (cara memperoleh pengetahuan). Hal ini disebabkan karena
pijakan epistemologi menentukan kesahihan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan
pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Sepanjang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, telah terjadi pergeseran
epistimologi yang ditandai oleh, diantaranya, pergeseran pengertian ilmu. Saat ini,
pengertian ilmu didefinisikan secara berbeda oleh sains kontemporer dari apa yang telah
dinyatakan oleh al-Qur'an. Sains kontemporer mendefinisikan ilmu sebagai organized body
of knowledge supported by facts, organisasi pengetahuan yang disusun atas dasar fakta:
rasional & empiris. Ini berarti bahwa ilmu difahami sebagai hasil karya manusia sematamata. Pergeseran ini terjadi karena perubahan paradigma (atau grand theory) yang menjadi
landasan pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
III. PERKEMBANGAN IPTEK & KELAHIRAN SEKULARISME
Pengembangan iptek dapat dipahami dengan memperhatikan apa yang selama ini oleh
masyarakat ilmiah disebut sebagai metode ilmiah. Metode ilmiah hanya berlaku untuk masa
normal -menurut Thomas Kuhn-. Masa normal ditandai oleh kemapanan paradigma, atau
grandtheory tertentu. Hingga pada saat itu (selama masa normal), semua gejala alam dapat
dijelaskan -atau akan terpecahkan kemudian oleh sebuah teori- dengan merujuk pada grand
theory tersebut. Artinya, grand theory tersebut menjadi asumsi dasar bagi teori-teori tadi.
Kemapanan paradigma ini berakhir pada saat grand theory ini tidak dapat lagi
menjelaskan gejala-gejala baru secara memuaskan. Selanjutnya timbul masa krisis. Masa
krisis ini berakhir saat ditemukannya grand theory atau paradigma baru yang dapat
menjelaskan gejala tadi secara lebih memuaskan. Ini disebut sebagai pergeseran paradigma.
Contoh klasik pergeseran paradigma ini terjadi pada mekanika newtonian yang digantikan
oleh mekanika kuantum (einsteinian). Pergeseran paradigma ini oleh Kuhn dianggap sebagai
sebuah revolusi. Melalui cara inilah iptek modern berkembang. Kelemahan mendasar pada
iptek modern adalah ketidaktuntasan khasanah ilmu yang dipakainya dan metode atau cara
pemerolehan pengetahuannya. Khasanah ilmu sebagai karya umat manusia dikembangkan
oleh berbagai bangsa dengan bahasa yang berbeda-beda dalam kurun waktu yang berbeda
pula. Perkembangan iptek memiliki sejarah tersendiri. Perkembangan iptek terpenting terjadi
saat ummat Islam menjadi ujung tombak peradaban manusia, merentang sejak sekitar abad
VII sampai kurang lebihabad ke XIV (selama 700 tahun). Pada saat itu Qur'an menjadi
bagian penting khasanah ilmu umat manusia. Pada saat keruntuhan peradaban Islam yang
kemudian diikuti oleh zaman renaissance, qur'an tidak lagi diakui sebagai bagian khasanah
ilmu ummat manusia.
Kemudian, iptek berkembang di Eropa dengan semangat anti gereja, dikembangkan
secara naturalistik aristotelian. Ilmu didefinsikan sebagai pengetahuan hasil karya manusia
semata-mata. Hal ini memuncak dengan berkembangnya aliran pemikiran eksistesialisme
yang memproklamirkan kematian Tuhan dan kelahiran manusia superman yang tahu segalagalanya. Ini merupakan sebagian penjelasan atas terjadinya kehancuran ekosistem kita
dewasa ini, yaitu eksploitasi alam oleh manusia-manusia yang menganggap dirinya super.
2011 Ilham Publishing
103
Quantum Mentoring
Akibat proklamasi kematian Tuhan ini, manusia merasa menjadi satu-satunya subyek
yang dapat memperlakukan alam sepenuhnya sebagai obyek. Pengetahuan manusia modern
-baca Barat- tentang alam berkembang sangat pesat, sementara pengetahuannya tentang
Tuhan menjadi sangat sedikit.
Sayang sekali, kemunduran dunia Islam diikuti oleh timbulnya cara berpikir idealisme
platonian. Berbeda dengan Barat, pengetahuan ummat Islam tentang Tuhan menjadi
berlebihan, sementara pengetahuannya tentang alam menjadi sedikit sekali. Pada gilirannya
memicu suburnya khurofat, tahayul dst.
Dengan dua cara berpikir itulah, ummat manusia mengalami sekulerisasi, yaitu
pemisahan antara dunia dan akhirat, ilmu umum dan ilmu agama, dsb. Cara pandang
naturalistik telah menjerumuskan manusia kepada penghambaan terhadap benda
(materialisme), sementara cara pandang idealisme telah menjerumuskan manusia pada
penghambaan terhadap sesama manusia -paus, kyai, pendeta dan penguasa-.
IV. LANDASAN PENGEMBANGAN IPTEK
Landasan pengembangan iptek dapat dibangun dengan memperhatikan tiga
pertanyaan berikut :
1. Obyek apa sajakah yang dapat dikaji sebagai iptek ?
2. Untuk apakah iptek itu, atau apa motif pengembangan iptek ?
3. Bagaimanakah cara pemerolehan pengetahuan yang obyektif ?
Jelas, bahwa tiga pertanyaan ini tidak mungkin dijawab oleh iptek itu sendiri.
Pertanyaan pertama menyangkut pijakan ontologi iptek, sementara pertanyaan kedua
menyangkut pijakan aksiologinya, dan pertanyaan ketiga menyangkut pijakan
epistemologinya.
Pertanyaan terpenting yang harus dijawabmanusia tentu saja tentang siapa dirinya
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat. Pertanyaan ini oleh sains modern telah
lama diremehkan. Dan sebagai obyek/disiplin ilmu pengetahuan, ilmu tentang manusia (atau
sebutlah ilmu sosial) termasuk yang tertinggal dari segi percepatannya. Ini semata-mata
disebabkan karena eksistensi manusia sendiri merupakan pemberian, bukan hasil
keputusannya sendiri.
Bilapun pertanyaan pertama dapat dijawab, maka tujuan pengembangan iptek pada
dasarnya adalah untuk meningkatkan kualitas eksistensinya sendiri. -Uskun anta wa zaujuka
al jannah !-. Namun demikian, tolok ukur apakah yang paling relevan untuk mengukur
kualitas eksistensi manusia ? Al-Qur'an mengatakan bahwa tolok ukur ini adalah taqwa -inna
akramakum 'inda Allahi atqaakum-, sementara taqwa ditentukan oleh iman - al muttaqiin :
alladziina yu'minuuna bi al ghaib, wa yuqiimuuna as sholaah wa min maa razaqnaahum
yunfiquun-.
Motif-motif pengembangan iptek di luar konteks peningkatan iman telah terbukti
mengakibatkan kerusakan lingkungan alam, sosial dan psikologis ummat manusia
sebagaimana terlihat dalam krisis global yang menjadi persoalan manusia modern di ujung
abad 20 ini. Problem kerusakan alam yang telah di-list pada Konferensi Bumi di Brasil 1994;
problem kriminalitas, pelacuran dan distabilitas sosial dunia modern; serta penyakit psikomat
dan alienasi (keterasingan jiwa)masyarakat urba adalah contoh-contoh aktual atas proses
kerusakan atau kerusakan itu sendiri.
Al-Qur'an telah mengajukan pijakan epistemologis-nya sendiri. Cara pandang alQur'an menempatkan manusia sebagai wakil subyek -mutawakkil-, sementara Allah sebagai
sumber ilmu adalah subyek -wakil- dan alam semesta sebagai wahana ibadah yang selalu
dimulai dengan bismillah dan diakhiri dengan alhamdulillah.
2011 Ilham Publishing
104
105
Quantum Mentoring
Quantum Mentoring
Bab
XXIV
Syukur Nikmat
107
Quantum Mentoring
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar Rahman)
2011 Ilham Publishing
108
Quantum Mentoring